• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN RANCANGAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA UNTUK GURU TK DI GUGUS ARJUNA KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN RANCANGAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA UNTUK GURU TK DI GUGUS ARJUNA KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putu Kartika Dewi1, Gusti Ayu Mahayukti1, Made Vina Arie Paramita2,I Nyoman Budayana1

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang

menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN RANCANGAN

AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA UNTUK GURU TK DI GUGUS

ARJUNA KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG

1Jurusan Matematika FMIPA UNDIKSHA; 2Jurusan Pendidikan Dasar FIP UNDIKSHA Email: kartika.dewi@undiksha.ac.id

Mathematics should be taught from an early age. Therefore, kindergarten teachers must be equipped with the competence to teach mathematics to early childhood by playing while learning. This community service aimed to provide training and supervision in designing mathematics learning activities for kindergarten teachers in the Gugus Arjuna, Dawan District, Klungkung Regency. Training and supervising were given to 25 kindergarten teachers which lasted for 4 days, namely 22 and 29 August and 5 and 7 September 2020. Based on observations and questionnaires, it was found that: (1) after attending this training the teacher received new enlightenment and enthusiasm in designing mathematics learning activities for early childhood. This material is very useful for teachers in carrying out learning, motivating and giving to foster a sense of joy for their students, (2) after got a supervision, they become more proficient in designing mathematics learning activities, (3) This training activity is considered very useful and necessary for teachers. They wish this kind of activity is continues.

Keywords: mathematics learning activities, kindergarten, training and supervision

Matematika sebaiknya dibelajarkan sejak usia dini. Oleh karena itu, guru-guru TK harus dibekali kompetensi untuk membelajarkan matematika pada anak usia dini dengan cara bermain sambil belajar. Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan rancangan aktivitas belajar matematika bagi guru TK di gugus Arjuna Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung. Pelatihan dan pendampingan diberikan kepada 25 orang guru TK yang berlangsung selama 4 hari, yaitu 22 dan 29 Agustus serta 5 dan 7 September 2020. Berdasarkan observasi dan angket, didapat bahwa: (1) setelah mengikuti pelatihan ini guru mendapatkan pencerahan dan semangat baru dalam merancang aktivitas belajar matematika untuk anak usia dini. Materi ini sangat bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, memotivasi dan memberi menumbuhkan rasa senang bagi siswanya, (2) setelah mengikuti pendampingan guru semakin mahir dalam membuat rancangan aktivitas belajar matematika, (3) Kegiatan pelatihan ini dipandang sangat bermangfaat dan diperlukan bagi guru-guru dan mereka berkeinginan kegiatan semacam ini berlangsung secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

(2)

komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Matematika berasal dari kata mathema yang berarti bernalar. Kemampuan bernalar anak seharusnya dirangsang dari usia sedini mungkin. Pembelajaran matematika pada usia dini tidak ditekankan pada kemampuan menghitung, namun lebih pada kemampuan berpikir. Oleh karena itu, anak usia dini di TK tidak diajarkan matematika secara konvensional dengan metode latihan soal, diperlukan suatu aktivitas belajar yang dapat merangsang proses berpikir.

Kehidupan kita sehari-hari sangat erat kaitannya dengan matematika, contohnya saat kita akan pergi ke sekolah, agar tidak terlambat sampai sekolah, kita perlu memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, baik dari segi persiapan (bangun, mandi, dansarapan) maupun perjalanan (berapa jarak yang ditempuh, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan). Contoh lainnya saat kita berbelanja, menghitung harga barang belanjaan maupun jumlah barang yang dibeli. Banyak hal lainnya dalam kehidupan sehari-hari yang tentu berkaitan dengan matematika.

Matematika untuk anak usia dini bukan berarti mengajarkan anak untuk mempelajari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan lain-lain. Namun, tujuan utama pembelajaran matematika untuk anak adalah untuk menstimulasi kemampuan berpikir (logika) anak agar memiliki kesiapan dalam belajar matematika pada tahap selanjutnya. Dengan demikian anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk mampu memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari (Rachmawati, 2008; Clement &Sarama, 2005).

Matematika untuk anak usia dini hendaknya disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak. Pada anak usia dini termasuk dalam tahapan praoprasional (Santrock, 2007), dimana pada tahapan praoprasional ini anak mulai menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas

dibandingkan dengan tahap sensori motor. Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia mereka dengan kata-kata, bayangan dan gambar-gambar (Suyanto, 2005). Dengan demikian, pembelajaran matematika yang diberikan untuk anak harus bersifat konkret (dengan benda atau gambar), menyenangkan, dan bermakna.

Aktivitas belajar matematika untuk anak usia dini sebaiknya tidak dilaksanakan secara konvensional melalui latihan soal, namun seharusnya dilaksanakan sebagai aktivitas fisik motorik yang menyenangkan. Selain itu, pembelajaran matematika dengan aktivitas belajar yang menyenangkan inipun dapat melatih fisik motorik anak, kecerdasan emosi, serta kemampuan anak dalam berkolaborasi. Kemampuan bernalar yang dirangsang dari sejak dini akan mendukung kemampuan matematika anak pada pendidikan selanjutnya, yaitu sekolah dasar, menengah, dan tinggi. Beberapa kemampuan matematis yang dilatih sejak usia dini adalah kemampuan spasial, mengenali pola dan bilangan. Kemampuan dasar ini merupakan landasan materi matematika seperti geometri, aljabar, dan kalkulus.

Untuk dapat menyelenggarakan aktivitas belajar matematika yang menyenangkan dan bermakna bagi anak usia dini, guru TK dituntut untuk kreatif dan inovatif. Untuk meningkatkan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik, guru harus terus belajar dan memperbaharui pengetahuan serta keterampilan. Hal tersebut juga disadari oleh guru-guru TK di Gugus Arjuna, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Gugus Arjuna Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung membawahi 5 TK, yaitu TK Guna Bakti, yaitu TK Kumara Sari, TK Taman Sari, TK Kembang Sari, dan TK Giri Kumara. Guru-guru TK di gugus Arjuna terdiri dari PNS dan juga guru tidak tetap yayasan. Selama ini pembelajaran matematika matematika di TK secara umum dilaksanakan secara konvensional dengan latihan soal. Aktivitas belajar seperti ini hanya dapat melatih anak

(3)

untuk dapat berhitung. Padahal, kemampuan matematis yang harus dirangsang sejak dini adalah kemampuan anak untuk berpikir. Aktivitas belajar dengan latihan soal, cenderung membuat siswa bosan. Apalagi dengan latihan soal, siswa akan merasa terbebani jika melakukan kesalahan. Padahal, dasar-dasar kemampuan matematis anak sangat diperlukan untuk dapat mempelajari matematika di tingkat selanjutnya, yaitu sekolah dasar, sekolah menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk itu diperlukan penyegaran terhadap kompetensi guru dalam merancang aktivitas pembelajaran matematika yang menyenangkan bagi anak didik.

Penyegaran kompetensi guru TK dapat dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan rancangan aktivitas belajar matematika yang diberikan oleh pakar. Oleh karena itu, ketua Gugus Arjuna Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung bekerja sama dengan pelaksana untuk menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan pembuatan rancangan aktivitas belajar matematika untuk guru TK di Gugus Arjuna, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.

METODE

Metode dan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

1. Informasi, tanya jawab, dan diskusi

Dalam pengabdian ini, kegiatan diawali dengan penyampaian informasi yang berkaitan dengan teori perkembangan anak usia dini dan aktivitas belajar matematika untuk anak usia dini kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi.

2. Praktek

Peserta merancang aktivitas belajar matematika yang ingin dibelajarkan kepada anak didik. Rancangan aktivitas belajar tersebut selain mampu membelajarkan anak didik juga dapat melatih motorik anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan “Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Rancangan Aktivitas Belajar Matematika untuk Guru TK di Gugus Arjuna Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung” berlangsung sesuai rencana dan guru sangat antusias selama mengikuti pelatihan, dan respon mereka juga sangat positif. Salah satu rancangan aktivitas belajar matematika yang dibuat oleh guru Ni Nyoman Rusmini dari TK Guna Bakti Sampalan Klod disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Rancangan Aktivitas Belajar Matematika

Pada rancangan aktivitas belajar pada gambar 1, guru membelajarkan siswa mengenai konsep angka sebagai lambang bilangan. Bilangan yang dibelajarkan adalah bilangan asli sebagai kardinalitas dari suatu objek, dalam hal ini daun kering. Guru memanfaatkan gelas plastik bekas minuman serta sampah daun-daun kering yang ada di sekolah. Siswa secara bergantian diminta untuk memasukkan sejumlah daun kering ke dalam gelas plastik

(4)

sesuai dengan angka yang tertulis pada gelas plastik tersebut.

Pada aktivitas belajar tersebut, selain belajar mengenai konsep bilangan, siswa juga dibelajarkan untuk tidak membuang gelas plastik bekas sembarangan dan menjaga kerapian dan kebersihan sekolah dengan mengumpulkan sampah daun kering yang berguguran di halaman sekolah. Hal ini sesuai dengan kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini, bahwa pembelajaran hendaknya diselenggarakan melalui pembelajaran terpadu atau pembelajaran tematik (Nasional, 2007). Contoh rancangan aktivitas belajar matematika lainnya adalah aktivitas belajar matematika sambil belajar menggambar dan melipat (aktivitas seni) yang dirancang oleh Ni Wayan Sriani dari TK Taman Santhi Kumara. Rancangan aktivitas belajar tersebut disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Rancangan Aktivitas Belajar Matematika

Pada rancangan aktivitas belajar pada gambar 2, guru membelajarkan siswa mengenai urutan bilangan melalui aktivitas seni yaitu menggambar dan melipat. Guru mengajak siswa untuk menggambar sebuah pohon apel,

melipat kertas menjadi buah apel, menuliskan angka pada buah apel, dan menempel buah apel dengan urutan sesuai pada angka pada buah tersebut. Integrasi kegiatan seni dalam proses pembelajaran merupakan hal penting sebab aktivitas seni dapat membantu siswa untuk berkembang dalam berbagai aspek (Huliyah, 2017).

Kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan ranangan aktivitas belajar matematika ini dirasakan sangat besar manfaatnya bagi peserta. Hal ini didukung oleh jawaban peserta terhadap angket yang diberikan pada akhir pelatihan. Rata-rata skor angket peserta adalah 43,28. Skor ini berada dalam katagori sangat tinggi.

Kegiatan ini juga dipandang perlu dan penting oleh peserta. Hal ini terlihat dari keantusiaan dan ketekunan peserta saat pemaparan materi dari narasumber, keaktifan peserta dalam tanya jawab dan dalam pembuatan rancangan aktivitas belajar matematika.

Berdasarkan hasil observasi dan respon peserta terhadap angket yang disebarkan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kegiatan PkM ini dapat dikatakan berhasil, karena banyak guru yang diundang sesuai dengan yang ditargetkan, demikian juga pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu guru senior yang sangat antusias dan mereka berharap kegiatan ini bisa kontinu dan berkesinambungan.

Dari hasil pendampingan juga menunjukkan antusias guru untuk membuat rancangan aktivitas belajar matematika untuk anak usia

dini. Diharapkan guru dapat

mengimplementasi-kan rancangan belajar matematika ini saat pembelajaran tatap muka kembali untuk diterapkan.

(5)

SIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat dibuat dari kegiatan ini adalah (1) setelah mengikuti pelatihan ini guru mendapatkan pencerahan dan semangat baru dalam merancang aktivitas belajar matematika untuk anak usia dini. Materi ini sangat bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, memotivasi dan memberi menumbuhkan rasa senang bagi siswanya; (2) setelah mengikuti pendampingan guru semakin mahir dalam membuat rancangan aktivitas belajar matematika; dan (3) kegiatan pelatihan ini dipandang sangat bermangfaat dan diperlukan bagi guru-guru dan mereka berkeinginan kegiatan semacam ini berlangsung secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

DAFTAR RUJUKAN

Clements &Sarama. (2005). MathPlay: How

Young ChildrenApproach Math.

ScholasticEarly Childhood Today: EC. Huliyah, M. (2017). Pengembangan Daya Seni

Pada Anak Usia Dini. aṣ-ṣibyān: Jurnal

Pendidikan Anak Usia Dini, 1(02), 149-164.

Nasional, P. K. P. (2007). Kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini. Jakarta: Derpartemen pendidikan nasional.

Rachmawati. Y. (2008). Bahan ajar diklat pendidikan anak usia dini; Matematika

untuk anak usia

dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Anak Usia Dini.

Santrock. 2007. PerkembanganAnak, Child development, eleventh edition, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Suyanto, Slamet. (2005). Dasar-Dasar

Pendidikan Anak Usia Dini.

Gambar

Gambar 1. Rancangan Aktivitas Belajar  Matematika
Gambar 2. Rancangan Aktivitas Belajar  Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Secara sederhana, imunostimulan merupakan suatu substan yang merangsang atau meningkatkan sistem imun dengan berinteraksi secara langsung dengan sel-sel yang

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi

Berdasarkan nilai pKa suatu senyawa seorang pharmacist dapat mengatur pH larutan yang akan dibuatnya untuk menjamin kelarutan maksimum senyawa tersebut di dalam air.. (bentuk

Dari data hasil penelitian akan dapat diamati pengaruh variasi suhu umpan dan tekanan pada sisi permeat pada setiap parameter yang diuji,yang hasilnya akan digunakan

Adapun peserta yang kurang lebih berjumlah 24 orang berasal dari 12 propinsi (Sumatera Utara, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Riau, Kalimantan Timur, Papua, Jawa Tengah, DIY, Bali,

(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan melaksanakan penyusunan

Terdapat banyak Universitas Negeri dan Swasta di kota Malang, yang menjadi salah satu pilihan bagi calon mahasiswa baik didalam lingkup Malang, maupun dari luar Malang, hingga

Kemudian untuk mengatasi kecanduan game online siswa X tersebut  maka  usaha  bimbingan  konseling  di  SMP  Pawiyatan  Surabaya  adalah  dengan  menggunakan