• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disiplin Ilmu Hukum Tata Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Disiplin Ilmu Hukum Tata Negara"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM TATA NEGARA

(2)

Pokok Bahasan:

Kedudukan HTN dalam Ilmu HukumPeristilahan, Defnisi, dan Objek HTNPembedaan Sifat Keilmuan HTN

Hubungan HTN dan Ilmu Lain

Disiplin Ilmu

(3)

HTN adalah salah satu cabang ilmu hukum

yang secara khusus mengkaji persoalan

kenegaraan dalam pengertian luas melalui

perspektif hukum

HTN termasuk dalam keluarga ilmu hukum

kenegaraan (

staatslehre

)

HTN masuk dalam ranah hukum publik

(4)

HTN merupakan disiplin ilmu yang

mempunyai nilai teoretis, yaitu untuk menjelaskan seluk-beluk persoalan kenegaraan.

HTN sebetulnya juga mempunyai nilai

praktis, yaitu khususnya berkaitan dengan keberadaan peradilan konstitusi dan

kebutuhan legal drafting

(5)

Peristilahan HTN

Ada beragam istilah untuk menyebut HTNRagam peristilahan HTN sebagai akibat

perbedaan bahasa dan perbedaan fokus ruang lingkup pembahasan HTN

Para pakar HTN memiliki preferensi pilihan istilah untuk menyebut HTN

(6)

Droit Constitutionnel bahasa PerancisDiritto Constitutionale bahasa Italia

Staatsrecht bahasa Belanda dan Jerman Verfassungsrecht bahasa Jerman

sebagai lawan istilah verwaltungsrecht (hukum administrasi negara)

Constitutional law bahasa Inggris

(7)

Staatsrecht (Hukum Negara) dalam bahasa

Belanda memiliki 2 pengertian, yaitu staatsrecht in ruimere zin (HTN dalam arti luas) dan

staatsrecht in engere zin (HTN dalam arti sempit)

Staatsrecht in engere zin (HTN dalam arti sempit)

biasanya dipahami sebagai HTN (verfassungsrecht)

Staatsrecht in ruimere zin (HTN dalam arti luas)

meliputi HTN (verfassungsrecht) dalam arti sempit dan Hukum Adminstrasi Negara

(verwaltungsrecht)

(8)

Verfassungslehre bahasa Jerman dinilai sebagai

istilah yang lebih tepat untuk menyebut HTN sebagai ilmu/teori konstitusi.

Prof. Dr. Djokosoetono lebih menyukai penggunaan

istilah Verfassungslehre karena membahas konstitusi secara luas  tidak hanya terbatas pada aspek

hukumnya

Verfassungsrecht dinilai sebagai istilah yang tepat

untuk menyebut HTN dalam arti positif  yaitu HTN yang berlaku saat ini pada suatu negara.

Verfassungslehre lebih luas daripada verfassungsrecht

(9)

Perlu pula diperhatikan perbedaan penggunaan istilah staatsrecht dan staatslehre dalam studi tentang ilmu negara

Staatsrecht hanya terbatas membahas negara dari aspek hukumnya

Staatslehre membahas persoalan negara dalam arti luas

Hans Kelsen dan Herman Heller memilih menggunakan istilah staatslehre

HTN membahas persoalan negara dari aspek

staatsrecht dan staatslehre

(10)

Nama lain Hukum Tata Negara yang juga biasa dipakai

yaitu :

Hukum Negara

Hukum TatanegaraHukum Konstitusi

Di Indonesia istilah Hukum Tata Negara lebih populer

dipakai.

Menurut Prof. Dr. Sri Soemantri, istilah hukum tata negara

(11)

Istilah Hukum Konstitusi dipakai sebagai identik dengan HTN Hukum konstitusi terjemahan dari constitutioneelrecht, droit

constitutionalle, grondwettelijk recht, law of constitution, constitutional law.

Istilah HTN dianggap lebih luas cakupan pengertiannya

daripada istilah Hukum Konstitusi

Istilah Hukum Konstitusi dianggap hanya terbatas

membahas undang-undang dasar  istilah HTN tidak hanya terbatas pada undang-undang dasar

Prof. Dr. Bagir Manan membedakan isitilah Konstitusi (UUD)

dengan Hukum Konstitusi (Hukum Tata Negara).

(12)

Hukum Tata Negara merupakan gabung dari 3

kosakata, yaitu Hukum, Tata, dan Negara.

Istilah Hukum Tata Negara menunjukkan ruang

lingkup pembahasannya yaitu mengenai urusan penataan negara dalam sudut pandang hukum.

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Tata Negara

berarti sistem penataan negara, yang berisi ketentuan mengenai struktur kenegaraan dan substansi norma kenegaraan

(13)

Jika menimbang ruang lingkup pembahasan

dalam HTN, maka istilah yang mungkin lebih tepat adalah Hukum Negara.

Istilah Hukum Negara dapat menampung

pembahasan dalam istilah HTN (tentang organ dan struktur negara) dan pembahasan dalam Hukum Konstitusi (tentang UUD, konstitusi, dan konstitusionalisme).

(14)

Defnisi HTN

Ada banyak defnisi tentang HTN yang dikemukakan

oleh para pakar HTN.

Beragam defnisi HTN muncul karena :

perbedaan tentang apa dianggap penting untuk merumuskan arti HTN

perbedaan lingkungan dan dan pandang hidup

perbedaan sistem hukum yang berlaku

perbedaan sejarah hukum

(15)

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim mengumpulkan

10 defnisi HTN dari para pakar, yaitu :

Christian van Vollenhoven,

Paul Scholten

van der Pot

J.H.A. Logemann

van Apeldoorn

Wade dan Phillips

Paton George Whitecross

A.V. Dicey

Maurice Duverger

Kusumadi Pudjosewojo

(16)

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menyimpulkan bahwa hampir semua defnisi tersebut

membicarakan tentang organisasi negara dan alat-alat perlengkapan negara, susunan, wewenang dan hubungannya satu dengan yang lainnya.

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim mengajukan

defnisi HTN “sebagai sekumpulan peraturan hukum yang mengatur organisasi dari pada negara,

hubungan antar alat perlengkapan negara dalam

garis vertikal dan horizontal, serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya”.

(17)

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie juga mengumpulkan 15 defnisi HTN, 1o defnisi HTN sebagaimana telah dikumpulkan oleh Moh. Kusnardi dan Harmaily

Ibrahim, dan kemudian ia menambahkan 5 defnisi HTN lain yaitu dari :

 Mac-Iver

 Michael T. Molan

 O. Hood Phillips, Paul Jackson, dan Patricia Leopold

 A.W. Bradley dan K.D. Ewing

 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim.

(18)

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie menyimpulkan bahwa rumusan-rumusan defnisi HTN dari para pakar tersebut

menunjukkan bahwa :

HTN adalah salah satu cabang ilmu hukum, yaitu hukum

kenegaraan yang masuk dalam domain hukum publik

HTN tidak hanya mencakup kajian mengenai organ

negara, fungsi dan mekanisme hubungan antar organ

negara, tetapi juga mencakup soal mekanisme hubungan antara organ-organ negara dengan warga negara

(19)

HTN tidak hanya merupakan hukum (recht) atau

hanya sebagai norma hukum tertulis (wet), tetapi juga adalah teori (lehre), sehingga arti HTN

mencakup hukum konstitusi (verfassungsrecht) dan sekaligus teori konstitusi (verfassungslehre)

HTN dalam arti luas mencakup baik hukum yang

mempelajari negara dalam keadaan daiam (staat in rust) maupun yang mempelajari negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging)

(20)

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, dalam

pengertian HTN harus pula dimasukkan

aspek konstitusi sebagai objek kajian pokok

dalam HTN

Konstitusi adalah pusat perhatian yang

sangat penting dari ilmu HTN atau hukum

konstitusi

(21)

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mengajukan defnisi HTN berikut:

“ Ilmu HTN dapat dirumuskan sebagai cabang ilmu hukum yang mempelajari prinsip-prinsip dan norma-norma hukum yang

tertuang secara tertulis ataupun yang hidup dalam kenyataan praktik kenegaraan berkenaan dengan

(i) konstitusi yang berisi kesepakatan kolektif suatu komunitas rakyat mengenai cita-cita untuk hidup bersama dalam suatu negara,

(ii) institusi-institusi kekuasaan negara beserta fungsi-fungsinya,

(iii)mekanisme hubungan antar institusi itu, serta

(iv)prinsip-prinsip hubungan antara institusi kekuasaan negara dengan warga negara”.

(22)

Objek HTN

Objek HTN yaitu negara, khusunya mengkaji aspek hukum yang membentuk dan dibentuk oleh

organisasi negara

HTN lebih mengutamakan norma hukum konstitusi yang umumnya terdapat dalam naskah

undang-undang dasar, sehingga konstitusi merupakan objek HTN

(23)

1. HTN Formil dan HTN Materiel

Pembedaan ini bertolak dari pendapat J.H.A.

Logemann yang membedakan istilah formeel stelselmatigheid (HTN) dan materieele

stelselmatigheid (asas-asas HTN)

HTN formil yaitu berhubungan dengan bentuk atau

pelembagaan dari HTN  lembaga-lembaga negara

HTN materiel yaitu berkaitan dengan isi atau asas

dari HTN  isi konstitusi

(24)

2. HTN Umum dan HTN Positif

HTN Umum membahas asas-asas dan prinsip-prinsip HTN yang berlaku umum  HTN Positif hanya membahas HTN yang

berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu yang masih berlaku pada saat sekarang  misal : HTN Indonesia

(25)

3. HTN Statis dan HTN Dinamis

HTN Statis yaitu mempelajari perihal negara yang berada dalam keadaan diam/statis 

biasa disebut sebagai HTN dalam arti sempit  HTN Dinamis mempelajari perihal negara

dalam keadaan bergerak  biasa disebut

sebagai HTN dalam arti luas  biasa disebut juga sebagai HAN

(26)

Dilihat dari ruang lingkup studi dan objek

studi HTN, hubungan terdekat HTN yaitu

terutama dengan Hukum Administrasi

Negara, Ilmu Negara, dan Ilmu Politik.

Namun tidak tertutup kemungkinan HTN

terbangun hubungan dengan ilmu-ilmu

lain.

(27)

1. Hubungan HTN dan Ilmu Negara

Ilmu negara menyelidik asas-asas pokok dan

pengertian-pengertian pokok tentang negara

Ilmu negara tidak memiliki nilai praktis, tetapi bernilai

teoretis-ilmiah yang bermanfaat bagi HTN

Ilmu negara merupakan ilmu pengetahuan pengantar

untuk mempelajari HTN

Saat mempelajari HTN, tidak perlu lagi mempelajari

pengetahuan dasar tentang negara yang telah dibahas oleh ilmu negara.

(28)

2. Hubungan HTN dan Ilmu Politik

Menurut Prof. Barents, HTN diumpamakan sebagai kerangka

tubuh dan Ilmu Politik diumpamakan sebagai daging yang membalutnya

HTN memerlukan Ilmu Politik untuk memahami apa yang ada

dibalik daging yang membalut kerangka tulang belulang

Ilmu Politik mempelajari gejala kekuasaan yang berlangsung

dalam kehidupan masyarakat

Hukum adalah produk keputusan politik, begitu pula aspek

normatif-regulatif dari HTN adalah produk keputusan politik

Keputusan politik banyak mempengaruhi HTN

(29)

3. Hubungan HTN dan HAN

Ada yang berpendapat antara HTN dan HAN terdapat

perbedaan prinsipil keilmuan baik mengenai sistematika maupun isinya.

Ada juga yang berpendapat antara HTN dan HAN tidak

terdapat perbedaan prinsipil, melainkan hanya perbedaan pembagian kerja untuk manfaat praktisnya saja  HAN adalah HTN dalam arti luas

HTN membutuhkan HAN untuk memahami aspek teknis

dari penerapan HTN  pelaksanaan tugas dan fungsi organ-organ negara oleh para pejabat negara.

(30)

4. HTN dan Hukum Internasional Publik

HTN dan Hukum Internasional Publik sama-sama membahas tentang organisasi negara

HTN hanya mempelajari negara dari struktur internalnya, sedangkan Hukum Internasioanal Publik mempelajari hubungan-hubungan hukum antarnegara secara eksternal

Hukum Internasional Publik berguna bagi HTN untuk memahami aspek eksternal dari negara.

(31)

Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid

I (Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MKRI: Jakarta, 2006).

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (PSHTN FH UI: Jakarta, Cetakan Kelima, 1983).

Sri Soemantri M, Prosedur dan Sistem Perubahan

Konstitusi Sebelum dan Sesudah Perubahan UUD 1945 (PT Alumni: Bandung, Edisi Khusus, cetakan pertama, 2006)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam arti luas, konstitusi adalah keseluruhan sistem pemerintahan dari suatu negara (the whole system of government of a country) berupa kumpulan aturan

Ilmu hukum positif (ius constitutum); mempelajari suatu hukum yang sedang berlaku pada suatu negara tertentu yang menyelidiki apakah pangkal peninjauannya dan

 Traktat atau perjanjian dapat menjadi sumber hukum formil dari HTN sepanjang ia menentukan segi hukum ketatanegaraan yang hidup bagi negara masing-masing yang terikat di

Pancasila dalam peraturan Negara , diartikan bahwa arti dan kedudukan yang ditafsirkan daripada Pancasila dengan memasukannya dalam UUD 1945 yaitu tidak dibentuknya

Undang-undang berlaku bagi orang yang ada, baik di dalam suatu wilayah negara maupun di luar negaranya (asas personalitas, misalnya dalam Pasal 5 KUHP apabila di negara

Hukum dalam arti sempit atau formil tertulis, berupa undang-undang dan peraturan lainnya yang dibuat oleh penguasa atau badan legislatif suatu negara.. Hukum dalam arti luas

1) Silakan Anda baca kembali materi mengenai Penggunaan Tata Negara lebih sering digunakan daripada Hukum Tata Negara. 2) Coba Anda cermati kembali yang menjadi objek

Hukum obyektif yaitu hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu, hukum ini hanya menyebut peraturan hukum saja yang mengatur