HUKUM TATA NEGARA
Pokok Bahasan:
Pengertian Sumber Hukum Bentuk Sumber Hukum
Sumber Hukum Tata Negara
Dalam disiplin ilmu hukum biasa dikenal istilah sumber hukum
Setiap bidang hukum punya sumber hukum sendiri, temasuk juga HTN
Pemahaman tentang sumber hukum akan memberikan petunjuk tentang bagaimana dan di mana hukum itu berada
Pengertian sumber hukum dipahami secara berbeda sesuai dengan sudut pandang
masing-masing orang
Perbedaan disiplin ilmu, sistem hukum, tradisi hukum, pengalaman sejarah, dan preferensi fokus pembahasan dapat
berakibat munculnya perbedaan tentang pengertian sumber hukum
Menurut Paton George Whitecross, pengertian sumber hukum memiliki banyak arti dan sering menimbulkan kesalahan pemahaman
Hans Kelsen berpendapat, istilah sumber
hukum bersifat fguratif (kiasan) dan ambigu (mendua)
Van Apeldoorn mengatakan, istilah sumber
hukum kadang dipakai dalam konteks sejarah, konteks flsafat, dan konteks sosial
Sumber hukum tempat dari mana suatu nilai atau norma tertentu berasal
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, sumber hukum dapat juga menunjuk pada
pengertian “tempat asal ditariknya suatu kaedah hukum yang bersifat umum untuk dipakai sebagai peralatan dalam menilai suatu peristiwa atau kaidah hukum yang bersifat konkrit”
Bagi Hans Kelsen, sumber hukum memiliki
beberapa pengertian:
1. Sebagai metode menciptakan hukum kebiasaan (customary) & UU (statutory)
2. Sebagai cara untuk memvalidasi hukum hukum yang lebih tinggi sebagai sumber hukum bagi
norma hukum yang lebih rendah
3. Terkait dengan aspek non-juridis (misal: norma
moral, etika, prinsip politik, doktrin para ahli) yang dapat mempengaruhi pembentukan suatu norma hukum
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo memberikan
pengertian sumber hukum sebagai berikut:
1. Sebagai asas hukum, yang merupakan permulaan
hukum
2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi
bahan-bahan pada hukum yang sekarang berlaku
3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan
berlaku secara formal
4. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum 5. Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang
menimbulkan hukum
E. Utrecht membagi sumber hukum menjadi dua:
1. Sumber hukum formal
Sumber hukum yang dikenal dari bentuknya
Tempat formal dalam bentuk tertulis dari mana suatu kaedah hukum diambil
Hukum dibuat oleh lembaga yang berwewenang
Hukum kemudian berlaku umum, diketahui dan ditaati
2. Sumber hukum materiil
Sumber hukum yang dikenal dari isi hukum
Tempat dari mana norma itu berasal, baik yang berbentuk tertulis ataupun yang tidak tertulis
Sumber hukum yang menentukan isi hukum
Para sarjana hukum umumnya lebih mengutamakan sumber hukum formal
Sumber hukum materiil menempati posisi
sekunder, dirujuk hanya bila diperlukan ketika tidak terdapat pada sumber hukum formal
Prof. Jimly Asshiddiqie menyebut 4 bentuk sumber hukum formal, yaitu: regeling,
contract/treaty, vonnis, dan beschikking
Dilihat dari aspek HTN Positif, sumber HTN dapat berbeda
antara negara yang satu dengan yang lain
Perbedaan sumber HTN antarnegara dapat berbeda dalam
bentuk sumber HTN dan isi dari sumber HTN tersebut
Sumber HTN di negara sistem hukum common law
mungkin berbeda dengan sistem hukum civil law
Sumber HTN di negara yang menggunakan konstitusi
tertulis mungkin berbeda dengan negara yang menggunakan konstitusi tidak tertulis
Menurut Prof. Jimly Asshiddiqie, dalam HTN umumnya yang diakui sebagai sumber
hukum adalah:
1. UUD dan peraturan perundang-undangan
tertulis.
2. Yurisprudensi peradilan
3. Konvensi ketatanegaraan
4. Hukum internasional
5. Doktrin ilmu HTN tertentu
Secara lebih spesifk, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie membagi sumber HTN menjadi 7 macam, yaitu:
1. Nilai-nilai konstitusi yang tidak tertulis
2. UUD, baik pembukaannya maupun pasal-pasalnya 3. Peraturan perundang-undangan tertulis
4. Yurisprudensi peradilan 5. Konvensi ketatanegaraan
6. Doktrin ilmu hukum yang telah menjadi ius comminis opinio doctorum
7. Hukum internasional yang telah diratifkasi atau telah
berlaku sebagai hukum kebiasaan internasional
Berdasarkan pengalaman ketatanegaraan
Inggris, John Alder membedakan sumber HTN dalam 7 macam bentuk, yaitu:
1. The basic principle
2. General political and moral values
3. Strict law (i) The laws enforced through the
courts; (ii) The law and custom of Parliament
4. Conventions of the Constitution
5. Political practices
6. The rules of the political parties
7. International law
A.V. Dicey membedakan pengertian constitutional law
menjadi 2 unsur, yaitu the law of the constitution dan
the conventions of the constitution
Kedua unsur itu sebagai sumber HTN di Inggris
1. The law of the constitution
Historic documents dokumen sejarah (misal: Magna Charta 1215, Bill of rights 1689)
Legislative/parliamentary acts UU yang dibuat parlemen Judicial decisions putusan pengadilan
Principles and rules of common law sudah diterima sebagai hukum meskipun tidak dalam bentuk peraturan tertulis;
2. The conventions of the constitution
Habits kebiasaan
Traditions tradisi
Customs adat-istiadat
Practices and usages praktik dan cara
MPR pernah membuat Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan yang secara eksplisit menyebut apa yang
menjadi sumber hukum Indonesia
Ketetapan MPR ini menunjukkan bahwa telah pernah ada upaya ketatanegaraan untuk mempertegas apa yang dimaksud dengan sumber hukum Indonesia
Pasal 1 Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan menentukan bahwa :
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan
bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan;
2. Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis
dan sumber hukum tidak tertulis;
3. Sumber hukum dasar nasional adalah (i)
Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 dan (ii) batang tubuh UUD 1945.
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mencatat beberapa hal yang menjadi sumber HTN Indonesia
1. Sumber Materiel dan Formil
Pancasila sebagai sumber materiel UUD 1945 sebagai sumber formil
2. Peraturan Dasar dan Norma Dasar
UUD 1945 gerund norm menurut stuffenbau theorie
dari Hans Kelsen
Pancasila staasfundamental norms menurut
3. Peraturan Perundang-Undangan
Berisi norma-norma hukum yang mengikat untuk
umum, baik yang ditetapkan oleh legislator maupun oleh regulator atau lembaga-lembaga pelaksana UU untuk mendapatkan kewenangan delegasi dari UU untuk menetapkan peraturan-peraturan tertentu menurut peraturan yang berlaku
Semua produk hukum tertulis yang berisi norma yang bersifat mengatur (regeling) dinamakan peraturan
perundang-undanga
Pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan menentukan bentuk-jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan yaitu;
1. UUD NRI Tahunj 1945 2. Ketetapan MPR
3. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU 4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Termasuk juga peraturan yang dibuat oleh lembaga tinggi
4. Konvensi Ketatanegaraan
Konvensi ketatanegaraan umumnya merupakan praktik ketatanegaraan yang dasar hukumnya tidak diatur dalam peraturan tertulis
Konvensi ketatanegaraan kadang dituangkan dalam bentuk tertulis, sehingga punya kekuatan hukum mengikat dan
memaksa
Konvensi ketatanegaraan mempunyai kekuatan yang sama dengan UU, karena diterima dan dijalankan, meskipun
hakim di pengadilan tidak terikat olehnya.
Konvensi ketatanegaraan tidak harus merupakan kebiasaan ketatanegaraan yang dilakukan secara berulang sehingga diterima dan ditaati dalam praktik ketatanegaraan.
5. Traktat (Perjanjian)
Traktat atau perjanjian biasa dikenal dalam bidang hukum internasional
Traktat atau perjanjian dapat menjadi sumber hukum formil dari HTN sepanjang ia menentukan segi hukum ketatanegaraan yang hidup bagi negara masing-masing yang terikat di dalamnya
Bentuk traktat dapat tertulis atau sekadar dengan pertukaran nota atau surat-surat belaka
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara, Jilid I (Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MKRI: Jakarta, 2006).
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar
Hukum Tata Negara Indonesia (PSHTN FH UI: Jakarta, Cetakan Kelima, 1983).
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia (PT. RajaGrafndo Persada: Jakarta, 2005).