• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah hukum tata negara

N/A
N/A
Stiev Ontorael (210211010282)

Academic year: 2023

Membagikan "Makalah hukum tata negara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“ HUKUM TATA NEGARA ’’

Disusun oleh :

Nama : Critina Cici Pangau NIM: 2274201003

Universitas Pembangun Indonesia Fakultas Hukum

2023

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa sang Pengatur Alam Semesta, yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya berhasil menyusun makalah Hukum Tata Negara dengan baik untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Tata Negara. Meskipun saya sangat berharap agar makalah ini tidak memiliki

kekurangan, tetapi saya menyadari bahwa pengetahuan saya sangatlah terbatas, sehingga saya tetap mengharapkan masukan serta kritik dan saran yang

membangun sehingga tujuan makalah ini juga bisa tercapai.

Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca walau pun saya sadar masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Terimakasih kepada semuanya, semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan yang maha esa.

Manado, 4 juli 2023

(3)

DAFTAR ISI

Cover

Kata pengantar Daftar isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan Makalah

BAB II Pembahasan

A. Negara sebagai Objek Ilmu Pengetahuan B. Ilmu Hukum Tata Negara

C. Keluarga Ilmu Hukum Tata Negara

D. Objek dan Lingkup Kajian Hukum Tata negara E. Sejarah konstitusi

BAB III Penutup

A. Kesimpulan B. Saran

Daftar Pustaka

(4)

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang

Ada sebab yang mendorong saya menulis makalah ini adalah budaya baca di kalangan masyarakat kita sangatlah lemah, dan demikian pula budaya menulis juga sangat terbatas, apalagi untuk menjadi penulis. Menjadi penulis yang baik saja pun sekarang ini belum dapat dijadikan andalan untuk hidup. Karena tidak ada orang yang mampu hidup hanya mengandalkan kemampuan menulis.

Dan perkembangan ketatanegaraan Indonesia sendiri sesudah terjadinya reformasi nasional sejak 1998 yang kemudian diikuti oleh terjadinya Perubahan UUD 1945 secara sangat mendasar sebanyak empat kali, yaitu pada 1999, 2000, 2001, dan 2002, telah mengubah secara dasar pula ketatanegaraan Indonesia di masa yang akan datang. Oleh, karena itu, diperlukan gambaran prespektif – prespektif baru, tidak saja di dunia teori, tetapi juga di bidang hukum positif yang sekarang berlaku.

Hukum Tata Negara positif hanya berkisar pada norma – norma hukum dasar yang berlaku di satu negara, sedangkan hukum tata negara umum mempelajari juga fenomena hukum tata negara pada umunya. Hukum Tata Negara positif hanya mempelajari hukum yang berlaku di Indonesia saja dewasi ini.

Namun, Hukum Tata Negara Umum mempelajari gejala – gejala ilmiah hukum tata negara pada umunya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Tata Negara ?

2. Bagaimana Hubungan Hukum Tata Negara dengan cabang ilmu lainnya ? 3. Bagaimana sejarah konstitusi sebagai objek kajian hukum tata negara ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Dalam menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Tata Negara. Saya menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam makalah ini tetapi setidak nya makalah ini juga bisa di jadikan refrensi bagi pembacanya. Hanya saja, jika makalah ini dibaca tanpa dilengkapi buku refrensi lainnya dirasa masih kurang cukup

(5)

BAB II Pembahasan

A. Negara Sebagai Objek Ilmu Pengetahuan

Negara merupakan gejala kehidupan umat manusia di sepanjang sejarah umat manusia. Konsep negara berkembang mulai dari bentuknya yang paling sederhana sampai yang paling kompleks di zaman sekarang. Sebagai bentuk organisasi kehidupan bersama dalam masyarakat, negara selalu menjadi pusat perhatian dan objek kajian bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan umat manusia. Banyak cabang ilmu pengetahuan yang menjadikan negara sebagai objek kajiannya. Misalnya, ilmu politik, ilmu negara, ilmu hukum kenegaraan, ilmu Hukum Tata Negara, Hukum Adminitrasi Negara, dan ilmu Adminitrasi Pemerintahan.

B. Ilmu Hukum Tata Negara 1. Peristilahan

ilmu Hukum Tata Negara merupakan salah satu cabang ilmu hukum yang secara khusus mengkaji persoalan hukum dalam konteks kenegaraan. Kita memasuki bidang hukum tata negara, menurut Wirjono Prodjodikoro, apabila kita membahas norma – norma hukum yang mengatur hubungan antara subyek hukum orang atau bukan orang dengan sekelompok orang atau badan hukum yang berwujud negara atau bagian dari negara.

Istilah “ Hukum Tata negara ’’ dapat dianggap identik dengan pengertian

“ Hukum Konstitusi ’’. Di antara para ahli hukum, ada pula yang berusaha membedakan kedua istilah ini dengan menganggap bahwa istilah Hukum tata negara itu lebih luas cangkupan pengertiannya dari pada istilah Hukum Konstitusi. Hukum Konstitusi dianggap lebih sempit karena hanya membahas hukum dalam prespektif teks undang – undang dasar, sedangkan Hukum Tata Negara tidak hanya terbatas pada undang – undang dasar.

Hanya saja, yang dibahas dalam Hukum Tata Negara atau Hukum Konstitusi itu sendiri itu sendiri hanya terbatas pada hal – hal yang berkenaan dengan aspek hukumnya saja. Oleh karena itu, lingkup bahasannya lebih sempit daripada Teori Konstitusi sebagaimana yang dianjurkan untuk dipakai oleh Prof.

Mr. Djokosoetono.

(6)

2. Definisi Hukum Tata Negara

Di antara para ahli hukum, dapat dikatakan tidak terdapat rumusan yang sama tentang definisi hukum dan demikian pula dengan definisi hukum tata negara sebagai hukum dan sebagai cabang ilmu pengetahuan hukum. Perbedaan – perbedaan itu sebagian disebabkan oleh faktor – faktor perbedaan pandangan di antara para ahli hukum itu sendiri, dan sebagian lagi dapat disebabkan oleh perbedaan sistem yang dianut oleh negara yang dijadikan, objek penelitian oleh sarjana hukum itu masing – masing. Misalnya, di negara – negara yang menganut tradisi common law tentu berbeda dengan apa yang dipraktikkan di lingkungan negara – negara yang menganut tradisi civil law.

3. Hukum Tata Negara Formal dan Materiil

J.H.A Logemann, dalam bukunya Staatsrecht, membedakan antara hukum tata negara formil dan materiil. Istilah yang pertama adalah hukum tata negara, sedangkan yang kedua adalah asas – asas hukum tata negara. Perbedaan keduanya seakan – akan adalah perbedaan antara bentuk dan sisi. Seperti halnya undang – undang, menurut Djokosoetono, konstitusi yang menjadi objek kajian hukum tata negara materiil dan formil juga mempunyai tiga arti, yaitu dalam arti materiil, dalam arti formal, dan dalam arti naskah terdokumentasi.

4. Hukum Tata Negara Umum dan Hukum Tata Negara Positif

Hukum Tata Negara juga dapat dibedakan antara Hukum Tata Negara Umum dan Hukum Tata Negara Positif. Hukum Tata Negara Umum membahas asas – asas, prinsip – prinsip yang berlaku umum, sedangkan Hukum Tata Negara Positif hanya membahas hukum tata negara yang berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu, sesuai dengan pengertian hukum positif.

Misalnya, hukum tata negara Indonesia, hukum tata negara Inggris, atau pun hukum tata negara Amerika Serikat yang dewasi ini berlaku di masing – masing negara yang bersangkutan, adalah yang merupakan hukum tata negara positif. Sementara itu, prinsip – prinsip teoritis yang berlaku umum atau universal di seluruh negara tersebut adalah merupakan materi kajian Hukum Tata Negara Umum atau disebut sebagai Hukum Tata Negara saja.

Kadang – kadang dalan istilah Hukum Tata Negara Indonesia juga tercakup 2 pengertian, yaitu (i) hukum tata negara positif yang sedang berlaku di Indonesia dewasa ini, dan (ii) berbagai kajian mengenai hukum tata negara indonesia di masa lalu yang akan datang, meskipun belum ataupun tidak berlaku lagi sebagai norma hukum positif. Oleh karena itu, kita dapat membedakan pula antara Hukum Tata Negara sebagai Hukum Positif. Jika hal ini ditambahkan kepada kedua unsur bentuk dan isi seperti dikemukakan di atas, Hukum Tata Negara yang kita bahas di sini dapat dibedakan dalam tiga aspek, yaitu :

(7)

a. Hukum Tata Negara umum yang berisi asas – asas hukum yang bersifat universal;

b. Hukum Tata Negara yang berisi asas – asas yang berkembang dalam teori dan praktik di suatu negara tertentu, seperti misalnya Indonesia;

c. Hukum Tata Negara Positif yang berlaku di Indonesia yang mengkaji mengenai Hukum Positif di bidang ketatanegaraan di Indonesia.

C. Keluarga Ilmu Hukum Tata Negara

1. Keluarga Ilmu Hukum Kenegaraan pada Umumnya

Ilmu Hukum Tata Negara termasuk keluarga ilmu hukum kenegaraan.

Seperti dikemukakan di atas, staatslehre atau theorie der staat dapat dibagi dua, yaitu staatslehre in ruimere zin atau atau teori negara dalam arti luas dan staatslehre in engere zin atau teori negara dalam arti sempit. Staatlehre dalam arti sempit itulah yang dapat diidentikkan dengan staatsrecht yang dapat dibagi dua, masing – masing dalam arti luas dan sempit.

2. Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik serta Ilmu Sosial Lainnya

Ilmu Hukum Tata Negara di umpamakan oleh Barent seagai kerangka tulang belulangnya, sedangkan ilmu politik ibarat daging – daging yang melekat di sekitarnya. Oleh sabab itu, untuk mempelajari hukum tata negara, terlebih dahulu kita memerlukan ilmu politik, sebagai pengantar untuk mengetahui apa yang ada di balik daging – daging di sekitar kerangka. Dalam hal ini, negara sebagai objek studi hukum studi hukum tata negara dan ilmu politik juga dapat diibaratkan sebagai tubuh manusia yang terdiri atas daging dan tulang.

Karena eratnya antara hukum dan negara di satu pihak dengan masyarakat pada umumnya, studi tentang gejala kemasyarakatan itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga menghasilan ilmu sosial pada umunya. Ilmu yang menyelidiki gejala –gejala kemasyarakatan pada umunya disebut sosiologi, dan yang mengkhususkan kajiannya mengenai gejala kekukasaan disebut ilmu politik, dan demikian pula dengan cabang – cabang ilmu sosial lainnya. Bahkan, di berbagai perguruan tinggi, dibentuk progam – progam studi ilmu sosial dan politik yang berdiri sendiri di progam studi ilmu hukum yang sudah berkembang sejak sebelumnya.

3. Hukum Tata Negara dan Ilmu Negara

Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas – asas pokok dan pengertian pokok mengenai negara dan hukum tata negara. Oleh karena itu, ilmu negara merupakan ilmu pengantar untuk mempelajari ilmu

(8)

Hukum Tata Negara, Ilmu Hukum Adminitrasi Negara, dan juga Ilmu Hukum Internasional Publik. Kedudukannya dapat di bandingkan dengan mata kuliah pengantar ilmu hukum yang mengantar mahasiswa untuk mempelajari ilmu hukum publik dan hukum privat. Mahasiswa Fakultas Hukum diwajibkan mengambil mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum dan Ilmu Negara lebih dahulu sebelum mengikuti perkuliahan Hukum Tata Negara dan Hukum Adminitrasi Negara sebab dalam perkuliahan Hukum Tata Negara, tidak akan di bahas lagi mengenai teori asal mula terbentuknya negara, apa tujuan orang bernegara, dan lain sebagainya, yang sudah dibahas secara tuntas dalam Ilmu Negara.

4. Hukum Tata Negara dan Hukum Adminitrasi Negara

Di berbagai negara, kedua cabang ilmu hukum ini sering kali disebutkan secara bersama – sama secara berangkai. Namun demikian, keduanya tetap dapat dibedakan antara satu sama lain. Dalam arti luas, Hukum Tata Negara itu sendiri memang mencakup juga pengertian hukum tata negara dalam arti sempit dan hukum adminitrasi negara. Bagi mereka yang menyetujui pendapat Oppenhim, perbedaan di antara keduanya dikaitkan dengan perbedaan antara objek negara yang dikaji, yaitu negara dalam keadaan diam atau dalam keadaan bergerak. Akan tetapi, hukum tata negara di samping mempelajari aspek statisnya, juga mempelajari aspek dinamis dari negara.

D. Objek dan Lingkup Kajian Hukum Tata Negara

Obyek kajian ilmu hukum tata negara adalah negara berserta isinya.

Dimana negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya obyeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara.

Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara sebagai organisasi, yaitu:

1. Bentuk Negara (Kesatuan atau Federasi) 2. Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik)

3. Sistem Pemerintahan (Presidentil, Parlementer, Monarki absolute) 4. Corak Pemerintahan (Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, Demokrasi) 5. Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara (Desentralisasi, meliputi

jumlah,dasar, cara dan hubungan antara pusat dan daerah) 6. Garis-garis besar tentang organisasi pelaksana (peradilan,

pemerintahan,perundangan)

7. Wilayah Negara (darat, laut, udara)

(9)

8. Hubungan antara rakyat dengan Negara (abdi Negara, hak dan kewajiban rakyat sebagai perorangan/golongan, cara-cara pelaksanaan hak dan menjamin hak dan sebagainya)

9. Cara-cara rakyat menjalankan hak-hak ketatanegaraan (hak politik, sistem perwakilan, Pemilihan Umum, referendum, sistem

kepartaian/penyampaian pendapat secara tertulis dan lisan)

10.Dasar Negara (arti Pancasila, hubungan Pancasila dengan kaidah-kaidah hukum, hubungan Pancasila dengan cara hidup mengatur masyarakat, sosial, ekonomi, budaya dan berbagai paham yang ada dalam masyarakat) 11.Ciri-ciri lahir dan kepribadian Negara (Lagu Kebangsaan, Bahasa

Nasional, Lambang, Bendera, dan sebagainya)

E. Sejarah Konstitusi Sebagai Objek Kajian Hukum Tata Negara

Konstitusi sudah lama dikenal sejak zaman Yunani, pada masa itu pemahaman tentang “konstitusi” hanyalah merupakan suatu kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-mata. Sejalan dengan perjalanan waktu, pada masa Kekaisaran Roma pengertian konstitusi (constitutionnes) mengalami perubahan makna; ia merupakan suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para kaisar, pernyataan dan pendapat ahli hukum, negarawan, serta adat kebiasaan setempat selain undang-undang. Adanya konstitusi Roma berpengaruh cukup besar sampai Abad Pertengahan memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham Demokrasi Perwakilan dan Nasionalisme. Dua paham ini merupakan cikal bakal muncul paham kostitusionalisme modern.

Selanjutnya pada abad VII (zaman klasik) lahirlah Piagam Madinah atau Konstitusi Madinah. Piagam Madinah yang dibentuk pada awal masa klasik Islam (622 M) merupakan aturan pokok tata kehidupan bersama di Madinah yang di huni oleh bermacam kelompok dan golongan: Yahudi, Kristen, Islam, dan lainnya. Konstitusi Madinah berisikan tentang hak bebas berkeyakinan, kebebasan berpendapat, kewajiban dalam hidup kemasyarakatan, dan mengatur kepentingan umum dalam kehidupan sosial yang majemuk. Konstitusi Madinah merupakan satu bentuk konstitusi pertama di dunia yang memuat materi sebagaimana layaknya konstitusi modern.

Pada paruh kedua abad XVII, kaum bangsawan Inggris menang dalam revolusi istana, mengakhiri absolutisme kekuasaan raja dan menggantikannya dengan parlemen sebagai pemegang kedaulatan, akhir revolusi pada tahun 1776 Inggris menetapkan konstitusi sebagai dasar negara yang berdaulat.

Konstitusi dalam model tertulis di pelopori oleh Amerika, kemudian diikuti oleh berbagai negara di eropa. Konstitusi sebagai UUD atau sering disebut

“Konstitusi Modern” muncul bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi perwakilan, demokrasi perwakilan muncul sebagai pemenuh kebutuhan rakyat akan lembaga perwakilan (legislatif) . Lembaga ini dibutuhkan sebagai pembuat UU untuk mengurangi dan membatasi dominasi para raja, alasan inilah

(10)

menempatkan konstitusi tertulis sebagai hukum dasar yang posisinya lebih tinggi daripada raja.

BAB III Penutup

A.Kesimpulan

Hukum Tata Negara adalah mata kuliah wajib perguan tinggi di Fakultas Hukum. Obyek kajian ilmu hukum tata negara adalah negara berserta isinya.

Dimana negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya obyeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara.

B.Saran

Makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan dari makalah saya ini kedepannya.

DAFTAR PUSAKA

1. Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Sudah seharusnya orang-orang yang sudah mengerti mengenai hukum tata negara terkhusus bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan dan hal apa yang menyebabkan terjadinya kehilangan

Hubungan Antara Negara dan Konstitusi serta Dasar Hukum Tata Negara Indonesia Pengertian negara yang telah dijabarkan dalam tinjauan teoritis di atas dapat disimpulkan sebagai

Hukum Tata Negara Darurat itu harus dibedakan dari istilah hukum darurat atau “emergency law” yang mencakup pengertian yang lebih luas, yaitu meliputi segala bidang hukum pada

Dengan demikian dalam Negara Hukum Indonesia di dalamnya terkandung pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan

Mata kuliah ini mempelajari pengertian dan ruang lingkup hukum Perbandingan Hukum Tata Negara, Hubungan Perbandingan Hukum Tata Negara dengan ilmu lain; Pemikiran

Paul Scholten Hukum Tata Negara adalah Hukum yang mengatur organisasi dari pada negara Van Der Pot Hukum Tata Negara adalah peraturan- peraturan yang menentukan badan-badan yang

Asshiddiqie Jimly, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2007.. Asshiddiqie Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, PT Raja Grafindo, Jakarta, Cetakan

Hukum tata negara sendiri lebih fokus kepada hal mengenai konstitusi atau hukum dasar yang di gunakan oleh suatu negara untuk mengatur suatu negara mengeluarkan kebijakan pemerintah.4