• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara

N/A
N/A
Aisyah Nurul Izzah

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Peradilan Tata Usaha Negara"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Pengertian Hukum & Peradilan Tata Usaha Negara

Pengertian Hukum Tata Usaha Negara

Pengertian Hukum Administrasi Negara dapat diartikan sebagai suatu peraturan atau undang-undang yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan di suatu negara. Hukum administrasi negara sendiri menitikberatkan pada permasalahan yang berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu pemerintahan. Untuk hukum administrasi negara sendiri terkadang masyarakat bingung membedakannya dengan hukum tata negara.

Hukum tata negara sendiri lebih menitikberatkan pada permasalahan yang berkaitan dengan konstitusi atau undang-undang dasar yang digunakan suatu negara untuk mengatur suatu negara dengan mengeluarkan kebijakan pemerintah.4. Yang dimaksud dengan Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 terdapat dalam Pasal 1 Angka 3 yang menyebutkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah keputusan tertulis yang dikeluarkan oleh suatu Badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang memuat perbuatan-perbuatan administratif. Suatu negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku bersifat konkrit, individual dan final sehingga menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Dalam penjelasan Pasal 1 angka 3 tampak bahwa yang dimaksud dengan keputusan tertulis terutama pada isi dan bukan pada bentuk keputusan yang diambil oleh pejabat atau pejabat tata usaha negara.

Dengan penjelasan Pasal 1 angka 3 terlihat bahwa menurut pengertian hukum negara tidak tertulis, kecuali Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN). KTUN memang wajib tertulis, namun yang wajib ditulis bukan dalam bentuk formal seperti surat keputusan kerja dan sebagainya. Dari penjelasan pada Pasal 1 Angka 3 juga dapat diketahui bahwa formalitas suatu putusan tertulis tidak menjadi syarat mutlak suatu putusan tertulis dapat disebut atau memuat ketetapan konstitusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 3.

Oleh karena bentuk formalnya, namun “isinya” 6 dari suatu keputusan tertulis yang dikeluarkan oleh suatu badan atau pejabat tata usaha negara, maka tidak merupakan syarat mutlak agar keputusan tertulis itu disebut atau dimasukkan sebagai keputusan tata usaha negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 , angka 3, maka penjelasan Pasal 1 angka 3 lebih lanjut mengatur bahwa catatan atau catatan adalah keputusan suatu badan atau pejabat tata usaha negara.

Pengertian Peradilan Tata Usaha Negara

Tujuan Peradilan Tata Usaha Negara

8 Edi Pranoto, SH., M.HUM., Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (Gabungan Peraturan Perundang-undangan Peradilan Tata Usaha Negara) Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, hal. 13-15. Sesuai dengan klasifikasi di atas, UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (UU PTUN) mengikuti kelompok pertama karena UU PTUN memuat hukum substantif dan hukum formil. Pada dasarnya asas gugatan adalah tidak dapat menunda pelaksanaan keputusan tata usaha negara (KTUN) yang digugat.

Asas keadilan berjenjang adalah tingkat pengadilan dimulai dari tingkat yang paling rendah yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Sengketa TUN sedapat mungkin diselesaikan terlebih dahulu melalui upaya musyawarah untuk mufakat, bukan konfrontasi. Objek sengketa di peradilan tata usaha negara adalah surat keputusan (Surat Keputusan) tata usaha negara yang diterbitkan oleh badan/pejabat TUN.

Jadi keputusan tata usaha negara yang menjadi dasar sengketa di PTUN menurut ketentuan Pasal 1 Nomor (4) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 berupa: 1. Pokok sengketa dalam PTUN adalah Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 3 dan keputusan fiktif negatif berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor.

9 Tahun 2004 menyatakan: “Badan atau pejabat penyelenggara pemerintahan adalah pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Perlu diketahui sebelumnya bahwa penyelesaian sengketa tata usaha negara tidak dapat diserahkan langsung ke peradilan tata usaha negara dan harus diselesaikan secara bertahap. Berdasarkan ketentuan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ditentukan peraturan siapa.

Syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Dengan kata “sejauh-jauhnya” diakomodasi segala kemungkinan, termasuk apabila tidak dikeluarkan putusan menurut ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara berdasarkan Pasal 144 memberikan perlindungan hukum terhadap warga negara atas perbuatan yang dilakukan oleh penguasa.

Untuk mewujudkan negara Indonesia yang dapat menjamin kesejahteraan dan kesejahteraan rakyatnya, maka kinerja PTUN harus lebih ditingkatkan. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (gabungan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Peradilan Tata Usaha Negara). Edi Pranoto, SH., M.HUM., Hukum Acara di Peradilan Tata Usaha Negara (Gabungan Peraturan Perundang-undangan Peradilan Tata Usaha Negara) Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.

Edi Pranoto, SH., M.HUM., Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (Gabungan Peraturan Perundang-undangan terkait Peradilan Tata Usaha Negara) Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.

Karakteristik dan Prinsip Peradilan Tata Usaha Negara

Kompetensi PeradilanTata Usaha Negara

Kompetensi (kewenangan) suatu badan pengadilan untuk mengadili suatu perkara dapat dibedakan menjadi kompetensi relatif dan kompetensi absolut. Sedangkan yurisdiksi absolut adalah kewenangan pengadilan untuk mengadili suatu perkara menurut obyek, materi atau pokok sengketa.16. Badan pengadilan dinyatakan berwenang mengusut suatu perselisihan apabila salah satu pihak yang bersengketa (Penggugat/Tergugat) berdomisili pada salah satu daerah hukum dalam wilayah hukum pengadilan tersebut. Pengaturan mengenai kompetensi relatif peradilan tata usaha negara terdapat dalam Pasal 6 dan Pasal 54.

Saat ini Pengadilan Tata Usaha Negara di Indonesia hanya berjumlah 26 buah, dan hanya terdapat 4 buah Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yaitu PT.TUN Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar, sehingga wilayah hukum PTUN mencakup beberapa kabupaten dan kota. Yurisdiksi mengenai tempat tinggal atau tempat tinggal para pihak yang bersengketa yaitu penggugat dan tergugat diatur tersendiri dalam Pasal 54 UU No. Tempat tinggal tergugat, apabila tempat tinggal penggugat berada di luar negeri dan domisili tergugat berada di dalam wilayah tersebut. negara.

Dengan ketentuan tersebut, pada prinsipnya gugatan diajukan pada pengadilan tata usaha negara tempat tinggal tetap tergugat, sedangkan gugatan luar biasa pada pengadilan tata usaha negara tempat penggugat bertempat tinggal tetap akan diselesaikan kemudian, pada saat pemerintah menetapkan peraturan tersebut. tapi sampai sekarang. peraturan pemerintah yang dimaksud belum ada sehingga belum dapat dilaksanakan. Yurisdiksi mutlak badan peradilan adalah badan yang berwenang mengadili suatu perkara menurut obyek atau benda atau obyek sengketa. Sedangkan perbuatan badan/pejabat TUN lainnya, baik perbuatan materil (materi daad) maupun penerbitan peraturan (regeling), berada dalam kewenangan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung. Kewenangan mutlak peradilan TUN diatur dalam angka 1 pasal 10 UU No.

Perselisihan tata usaha negara adalah perselisihan yang timbul di bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan instansi atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun daerah, sebagai akibat dari dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk perselisihan perburuhan. pada peraturan perundang-undangan yang ada. . berlaku." 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara adalah keputusan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN yang memuat perbuatan hukum TUN berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final, untuk menimbulkan akibat hukum. akibat bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Pangkal Sengketa TUN

“Keputusan tertulis yang dikeluarkan oleh suatu badan atau pejabat tata usaha negara yang memuat perbuatan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkrit, individual, final, sehingga menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”

Obyek dan Subyek sengketa di PTUN

Dalam mengeluarkan atau tidak mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badan atau pejabat tata usaha negara tidak boleh mengambil keputusan atau tidak, setelah mempertimbangkan seluruh kepentingan yang terlibat dalam keputusan tersebut. 9 Tahun 2004 menyebutkan pengertian tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan putusan berdasarkan kewenangan yang diberikan atau dilimpahkan kepadanya, yang digugat oleh seseorang atau badan hukum perdata.

Prosedur Beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara

Tenggang waktu pengajuan gugatan

9 Tahun 2004 mengatur bahwa gugatan hanya dapat diajukan dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak keputusan badan atau pejabat tata usaha negara yang digugat diterima atau diumumkan. Setelah batas waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan berlalu yang memberikan kesempatan kepada Administrasi Negara untuk mengambil keputusan, dia tidak berbuat apa-apa. Jika peraturan perundang-undangan selesai setelah empat bulan, tidak memberikan kesempatan kepada penyelenggara negara untuk mengambil keputusan dan terkesan tidak berbuat apa-apa.

Perselisihan tata usaha negara yang terjadi di lingkungan administrasi, seperti perselisihan internal yang meliputi persoalan kewenangan pejabat TUN yang diperebutkan dalam suatu departemen atau suatu departemen dengan departemen lain, dan perselisihan eksternal yaitu urusan administrasi yang menimbulkan perselisihan antar lembaga. Administrasi Negara dan rakyat. Jadi, perselisihan ini diselesaikan dengan upaya administratif, yang mana upaya administratif tersebut didasarkan pada penjelasan Pasal 48 dimana disebutkan bahwa itu adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum yang tidak puas terhadap suatu keputusan tata usaha negara dan bahwa penyelesaian suatu perkara tidak dapat dilaksanakan. Sengketa Tata Usaha Negara tidak dapat diselesaikan dengan segera diajukan ke Pengadilan TUN, namun harus diselesaikan secara bertahap.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Peradilan tata usaha Negara adalah lembaga peradilan yang mengadili sengketa tata usaha Negara termasuk sengketa kepegawaian antara badab atau pejabat tata usaha

Sebagai konsekuensi negara Indonesia adalah negara hukum, maka semua perbuatan negara atau pemerintah termasuk perbuatan dalam mencampuri masyarakat tersebut harus

Kompetensi absolut dari peradilan tata usaha Negara adalah untuk memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa yang timbul dalam bidang tata usha Negara antara seseorang atau badan

Keputusan TUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan

Kompetensi Absolut (Kekuasaan Absolut) Peradilan Tata Usaha Negara Kekuasaan Absolut dari pengadilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara terdapat dalam Pasal 47 yang

Mengenai kedudukan orang atau badan hukum perdata sebagai pihak penggugat dalam sengketa tata usaha negara dijelaskan oleh Pasal 53 ayat 1 UU PERATUN: Orang atau badan hukum perdata

Pemahaman  terhadap  materi  mata  kuliah  Hukum  Acara  Peradilan  Tata  Usaha  Negara  ini  diharapkan  mahasiswa  dapat  mengetahui  hal  –  hal  yang  yang 

ASAS-ASAS HAPTUN Asas-asas Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, antara lain: Asas independensi hakim bertindak adil dan tidak memihak; Asas equality before the law asas