• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KPH KEDU SELATAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH. Oleh : AGNES NOVESIA NOLA NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KPH KEDU SELATAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH. Oleh : AGNES NOVESIA NOLA NIM :"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI KPH KEDU SELATAN PERUM PERHUTANI

UNIT I JAWA TENGAH

Oleh :

AGNES NOVESIA NOLA

NIM : 130 500 036

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul laporan : Laporan Praktek Kerja Lapang di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah KPH Kedu Selatan

Nama : Agnes Novesia Nola NIM : 130 500 036

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan Jurusan : Teknologi Pertanian

Lulus pada tanggal :

Penguji I,

M. Fikri Hernandi, S.Hut,MP

NIP. 197011271998021001

Pembimbing,

Ir. Abdul Kadir Yusran

NIP. 195407101987031003

Penguji II,

Ir. H. Joko Prayitno, MP

NIP.196607041992031005

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Eva Nurmarini, S. Hut., MP.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Perum Perhutani KPH Kedu Selatan Unit I Jawa Tengah. Adapun maksud penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari sepenuhnya dari segi teknis penulisan dan uji materi penulisan masih sangat jauh dari kesempurnaan dan juga penulis menyadari bahwa masih terbatasnya kemampuan yang dimiliki. Hal yang wajar jika dalam penyelesaian Laporan Praktik Kerja Lapang ini masih banyak mengalami hambatan dan masalah. Namun berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga Laporan Praktik Kerja Lapang ini dapat terselesaikan.

Untuk itu, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Semua Pihak Perhutani yang tidak dapat disebutkan satu persatu, dimana sudah banyak memberikan pengalaman serta wawasan baru terutama tentang cara berfikir kritis dan mampu memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi suatu perusahaan baik itu dilapangan maupun di industrinya sendiri.

2. Dosen Pembimbing, yaitu Bapak Ir. Abdul Kadir Yusran yang telah membimbing dan memberikan saran sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini.

3. Dosen Penguji, yaitu Bapak M. FIkri Hernandi, S.Hut,MP dan Ir. H. Joko Prayitno , MP yang telah banyak memberikan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

4. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, yaitu Ibu Eva Nurmarini, S. Hut., MP.

5. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, yaitu Bapak Hamka, S. TP. M, Sc 6. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, yaitu Bapak Ir. H.

(4)

7. Para staf pengajar, administrasi dan PLP di Program Studi Teknologi Hasil Hutan.

8. Seluruh teman-teman sesama peserta PKL yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dimana telah memberikan dukungan, saran dan motivasi selama pembuatan dan penyelesaian laporan ini.

9. Ayah dan ibu tercinta yang telah banyak memberikan dukungan material maupun moril dalam penyusunan laporan PKL .

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu berbagai saran beserta kritik akan sangat membantu dalam penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan baru untuk adik-adik tingkat dan umumnya bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta terlebih khusus bagi Program Studi Teknologi Hasil Hutan.

Samarinda, Mei 2016

Penyusun

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Praktik Kerja Lapang ... 3

C. Hasil Yang Diharapkan ... 4

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 5

B. Manajemen Perusahaan ... 8

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang ... 9

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Persemaian ... 10

1. Tujuan... 10

2. Dasar Teori ... 10

3. Alat dan Bahan ... 11

4. Prosedur Kerja ... 18

5. Hasil yang dicapai ... 18

6. Pembahasan ... 18

B. Persiapan Pembuatan Tanaman ... 19

1. Tujuan... 19

2. Dasar Teori ... 19

3. Alat dan Bahan ... 19

4. Prosedur Kerja ... 20

5. Hasil yang dicapai ... 25

6. Pembahasan... 25

C. Pemeliharaan Tanaman ... 26

1. Tujuan ... 26

2. Dasar Teori ... 26

3. Alat dan Bahan ... 26

4. Prosedur Kerja ... 26

5. Hasil yang dicapai ... 28

6. Pembahasan ... 28

D. Persiapan Sadapan Pinus. ... 29

1. Tujuan ... 29

2. Dasar Teori ... 29

3. Alat dan Bahan ... 29

(6)

v

5. Hasil yang dicapai ... 33

6. Pembahasan ... 33

E. Persiapan Penyadapan Getah Damar ... 34

1. Tujuan ... 34

2. Dasar Teori ... 34

3. Alat dan Bahan ... 34

4. Prosedur Kerja ... 34

5. Hasil yang dicapai ... 35

6. Pembahasan ... 35

F. Pengolahan Getah Pinus ... 36

1. Tujuan ... 36

2. Dasar Teori ... 36

3. Alat dan Bahan... 36

4. Prosedur Kerja ... 36

5. Hasil yang dicapai ... 39

6 . Pembahasan ... 39

G. Pengolahan Getah Kopal ... 40

1. Tujuan ... 40

2. Dasar Teori ... 40

3. Alat dan Bahan... 40

4. Prosedur Kerja ... 40

5. Hasil yang dicapai ... 42

6. Pembahasan ... 42

H. Persiapan Penjarangan ... 43

1. Tujuan ... 43

2. Dasar Teori ... 43

3. Alat dan Bahan... 43

4. Prosedur Kerja ... 44

5. Hasil yang dicapai ... 45

6. Pembahasan ... 45

I. Penebangan Pohon Sengon ... 46

1. Tujuan ... 46

2. Dasar Teori ... 46

3. Alat dan Bahan... 46

4. Prosedur Kerja ... 47

5. Hasil yang dicapai ... 48

6. Pembahasan ... 48

J.Keamanan ... 49

1. Tujuan ... 49

2. Dasar Teori ... 49

3. Alat dan Bahan ... 49

4. Prosedur Kerja ... 49

5. Hasil yang dicapai ... 52

6. Pembahasan ... 52

K.Sosialisasi ... 53

1. Tujuan ... 53

2. Dasar Teori ... 53

3. Kegiatan acara ... 53

4. Hasil yang dicapai ... 54

(7)

vi

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Proses pembersihan gulma pada persemaian ... 12

2. Bedeng pada persemaian pinus... 14

3. Pemupukan bibit ... 17

4. Penanaman pohon damar ... 22

5. Pembuatan warna acir ... 24

6. Perawatan tanaman pinus ... 28

7. Pembuatan mal persiapan sadap awal ... 30

8. Pembersihan kulit pohon ... 32

9. Persiapan sadap awal pohon damar ... 35

10. Proses penyaringan getah pinus ... 39

11. Pengayakan kopal ... 41

12. Kopal yang sudah bersih ... 42

13. Pengukuran ketinggian dan jarak pohon ... 44

14. Penebangan pohon sengon ... 48

15. Persiapan kegiatan patroli ... 50

16. Mengukur dan meingidentifikasi pohon sengon ... 51

17. Acara Peresmian air terjun ... 53

Lampiran 18. ... 58

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kegiatan masyarakat. meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namum perbedaan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem pendidikan tersebut. Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang hendak dicapainya, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu.

Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dimasa mendatang, bukan hanya yang dibutuhkan mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang siap bekerja, melainkan juga harus mampu mempersiapkan dan membuka lapangan kerja baru. Membuka dan memperluas lapangan kerja baru ini sangat diperlukan dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat mendesak pula. Oleh karena itu, diperlukan berbagai kebijakan dari pemerintah yang nantinya akan mendukung adanya pendidikan yang akan dapat membantu dalam penanganan masalah penciptaan lapangan kerja baru.

Dalam meningkatkan suatu pembelajaran diperlukan kinerja dan usaha. praktek kerja lapangan merupakan suatu pembelajaran mahasiswa untuk mencapai pasca sarjana. Oleh karena itu setiap mahasiswa harus melaksanakan praktek kerja lapangan. Dengan melaksanakan praktek kerja lapangan

(10)

?

mahasiswa bisa belajar dan mengerti bagaimana melakukan pekerjaan yang dilakukan setiap pekerja. Tidak dapat dipungkiri lagi penyerapan tenaga kerja dari suatu pekerjaan tidak terlepas dari keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut, untuk itu perusahaan merekrut sumber daya manusia yang siap pakai yang memiliki keterampilan dan keahlian yang akan ditempatkan dalam pekerjaan sesuai dengan bidangnya itu dapat kita lihat dari begitu ketatnya persaingan dalam dunia bisnis saat ini.

Praktek kerja lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap, kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

Praktek Kerja Lapangan memiliki dua unsur yaitu : Pendidikan dan Riset. Kegiatan pendidikan dicapai dengan cara memperkenalkan mahasiswa dengan dunia kerja atau perkantoran dengan nyata. Karena pada saat ini persaingan dalam bidang tenaga kerja setiap orang harus bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dimanapun orang bekerja. Dengan demikian mahasiswa dapat mengenal atau pekerjaan yang dilaksanakannya dalam perkantoran atau badan usaha secara langsung dari orang yang lebih berpengalaman.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapang

Tujuan dari PKL ini secara umum adalah meluaskan wawasan mahasiswa untuk meningkatkan,serta mengetahui dunia kerja yang ada di lakpangan dan meningktatkan pengetahuan mengenai kegiatan dan juga meningkatkan keterampilan yang telah telah di pelajari selama di akademik.

(11)

?

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan praktek lerja lapangan ini adalah:

1. Memahami serta mengikuti semua kegiatan kerja kegiatan -kegiatan yang ada di Perum Perhutani KPH Kedu Selatan.

2. Memberikan bekal dan pengalaman kepada mahasiswa dalam dunia kerja untuk menyesuaikan diri menghadapi dunia kerja dan Mahasiswa menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam bekerja dan melaksanakan tugasnya .

3. Menambah wawasan dalam bidang pengelohan hasil hutan terutamanya dalam pengolahan getah Pinus Merkusii dan pengolahan getah Damar , yaitu gondorukum dan terpentin yang di peroduksi oleh perum perhutani yang beretempat di desa Karang Sari Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo provininsi Jawa tengah .

4. Memperoleh pengetahuan dan wawasan serta mengenal produksi hutan kayu dan non kayu .

C. Hasil Yang di Harapkan

Adapun hasil yang diharpkan dari kegiatan praktek kerja lapan adalah : 1. Penulis dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dan data-data yang

diperoleh selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke dalam sebuah Laporan Kerja Praktek.

2. Penulis dapat mengembangkan dan mengaplikasikan pengalaman di kerja l apangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Tugas Akhir.

3. Penulis dapat mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya sehingga dapat membangun cara kerja yang baik, serta sebagai upaya untuk memperluas wawasan dalam bekerja.

(12)

?

4. Penulis mendapatkan gambaran tentang kondisi nyata dunia kerja dan memiliki pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas di lapangan .

(13)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan

Perum Perhutani adalah perusahaan yang bergerak di bidang Kehutanan (khususnya di Pulau Jawa dan Madura) dan mengembangkan tugas serta wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) dengan memperhatikan aspek produksi atau ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan. Dalam operasionalnya, Perum Perhutani berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN dengan bimbingan teknis dari Departemen Kehutanan.

Perum Perhutani mempunyai kisah panjang dalam sejarah pembentukannya, diawali dengan terbentuknya Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164. Sejarah hutan di bawah kekuasaan Hindia Belanda itu segera berakhir setelah Indonesia memproklamasikan diri sebagai Negara merdeka pada 17 Agustus 1945.

Hak, kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan

Undang-peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini.

Dengan disahkannya Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber

(14)

?

penghasilan untuk membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551). Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial ,

Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961 tentang Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 17 sampai -Perusahaan

Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya berada di bawah Departemen Kehutanan diberi tanggung jawab dan hak pengelolaan hutan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak tahun 1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972. Wilayah kerja Perum Perhutani selanjutnya diperluas pada tahun 1978 dengan masuknya kawasan hutan Negara di Provinsi Jawa Barat berdasarkan PP Nomor 2 tahun 1978.

Dalam perkembangan selanjutnya, penugasan Perum Perhutani mengalami penyesuaian dengan ditetapkannya PP Nomor 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara dan disempurnakan pada tahun 1999 melalui penetapan PP Nomor 53 tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani).

Pada tahun 2001 bentuk pengusahaan Perum Perhutani ditetapkan oleh Pemerintah sebagai BUMN berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Perhutani melalui PP Nomor 14 tahun 2001. Berdasarkan pertimbangan - pertimbangan

(15)

?

tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dimiliki PT. Perhutani, bentuk pengusahaan PT. Perhutani tersebut kembali menjadi BUMN dengan bentuk Perum berdasarkan PP Nomor 30 tahun 2003 yang selanjutnya dalam perjalanannya Peraturan Pemerintah tersebut digantikan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2010 yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.

Dari sejarah awal berdirinya Perhutani tersebut, terlihat ada fungsi strategis yang diambil oleh perusahaan ini untuk memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pundi-pundi penerimaan negara. Tugas semacam ini telah Perum Perhutani lakukan hingga kini, karena sebagai BUMN Perum Perhutani juga harus menjadi pertumbuhan perekonomian nasional. Dalam kumpulan waktu tersebut, banyak perubahan sosial, ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap Perum Perhutani.

Dalam konteks inilah peran strategis Perum Perhutani juga bertransformasi. Jika sebelumnya hanya berperan dalam sistem perekonomian Nasional, pasca refor masi Perum Perhutani juga berperan dalam mendukung sistem kelestarian lingkungan, dan sistem sosial budaya, khususnya dalam memberdayakan masyarakat di sekitar hutan, agar mereka dapat merasakan manfaat adanya hutan di satu sisi. Pada sisi lain masyarakat juga terlibat dalam mengelola dan mengamankan hutan dari penjarahan.

Dalam kondisi hutan yang rusak tersebut, untuk menjalankan fungsi strategis dan mendukung sistem kelestarian lingkungan hidup, Perum Perhutani kini giat melakukan penanaman hutan .

(16)

?

B. Manajemen Perusahaan

Komisaris Perum Perhutani terdiri atas 5 (lima) orang, sebagai Ketua Dewan Pengawas adalah Hadi Daryanto . Direktur Utama Perum Perhutani saat ini adalah Mustoha Iskandar .

Unit kerja diwilayah Perum Perhutani dulunya dibagi 3 (tiga) yaitu Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa Timur dan Unit III Jawa Barat dan Banten . Setelah trasformasi yang dilakukan aktif pada tahun 2010 Perum Perhutani kini membagi unit organisasinya dalam Devisi devisi diantaranya :

1. Devisi Bisnis Devisi Komersial kayu, 2. Devisi Industri Kayu

3. Devisi Gondorukem dan Terpentin 4. Derivat dan minyak kayu putih 5. Devisi Wisata dan Agrobisnis

6. Devisi Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset 7. Devisi Regional Jawa Barat dan Banten 8. Devisi Regional Jawa Timur

9. Devisi Regional Jawa Tengah

Masing masing unit dipipin oleh seorang kepala Devisi .

Selain itu untuk kegiatan Perencanaan Sumberdaya Hutan, dibentuk 13 Seksi Perencanaan Hutan (SPH) yang terdiri dari 4 SPH di Unit I Jawa Tengah, ada 5 SPH di Unit II Jawa Timur, ada 4 SPH di unit III Jawa Barat dan Banten. Untuk menjalankan kegiatan bisnisnya, Perhutani juga memiliki 13 Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) .

(17)

?

Perum Perhutani memiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hutan di Cepu,Blora Jawa Tengah dan Pusat Pendidikan dan Pengembangan SDM (Pusdibang SDM) di Madiun Jawa Timur .

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL 1. Lokasi

Perum Perhutani KPH Kedu Selatan Unit I Jawa Tengah, dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di BKPH Purworejo RPH Brunorejo dan BKPH Ngajisono RPH Sapuran .

2. Waktu

Kegiatan Parktik Kerja Lapang (PKL) pada Perum Perhutani KPH Kedu Selatan Unit I Jawa Tengah di laksanakan pada tanggal 07 Maret 2016 sampai dengan 02 Mei 2016 dengan waktu kerja mulai pukul 08:00 WIB 16:00 WIB dengan jumlah 6 hari kerja dalam 1 minggu. Jenis kegiatan yaitu persemaian, tanaman, pemeliharaan, persiapan sadapan pohon Pinus Merkusii dan Pohon damar, tebangan, keamanan, sosialisasi, kunjungan Pabrik Gondorukem dan Terpentin.

(18)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Persemaian

1. Tujuan

a. Sebagai pedoman dan acuan teknis palaksanaan pada tahapan kegiatan pengadaan bibit di persemaian.

b. Untuk mendapatkan biji, benih, dan bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tata waktu yang tepat.

2. Dasar Teori

Persemaian adalah suatu areal atau tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih atau bibit suatu tanaman dengan perlakuan tertentu, kegiatan ini sangat penting karena sebagai kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman.

3. Alat dan Bahan : Alat :

a. Gembor untuk penyiraman

Bahan :

a. Polibag ukuran kecil b. Tanah

c. Bambu

d. Air

e. Pupuk kandang f. Biji atau bibit

4. Prosedur Kerja

a. Persiapan lapangan

Persiapan lapangan terdiri dari Pembersihan Lapangan dan Pengaturan Lahan.

1) Menetapkan rencana lokasi persemaian dan dipetakan pada peta dengan skala 1 : 10.000.

(19)

??

2) Memasang pal batas lokasi persemaian oleh mandor dan diawasi KRPH, Membersihkan lokasi persemaian dengan pembabatan dan pembakaran rumput pengganggu atau semak-semak, setelah bersih dilakukan pengaturan letak bedeng tabur, bedeng sapih, jalan pemeriksaan dan irigasi sehingga memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan persemaiannya.

3) Membuat babagan atau gubug persemaian dengan ukuran 4 x 6 meter.

4) Kegiatan pembersihan lapangan dilakukan pada bulan Desember

b. Pembuatan jalan pemeriksaan

1) Jalan Pemeriksaan dibuat selebar 1 m (jalan pemeriksaan utama lebar 2 m) pada bulan Nopember .

2) Jalan pemeriksaan membagi lokasi persemaian menjadi blok-blok persemaian

3) Tiap blok dalam persemaian terdiri dari 40 bedeng.Tetapi yang ada di dalam persemaian terdiri dari 89 bedeng.

c. Pemeliharaan bedeng tabur dengan penyiraman

Penyiraman di lakukan apabila permukaan tanah atau poybag diatas bedengan kelihatan kering . Penyiraman jangan terlalu berlebihan dan dilakukan pada pagi dan sore hari sampai dengan bibit siap ditanam

d. Pembersihan gulma

Pembersihan Gulma atau rumput liar ini di lakukan seminggu sekali agar tidak mengganggu proses perkecambahan benih . Dapat dilihat pada gambar dibawah ini kegiatan pembersihan gulma :

(20)

??

Gambar 1. Proses pembersihan gulma pada persemaian

e. Pembuatan saluran air (drainase)

Saluran air dibuat agar air dapat mengalir dengan lancar di dalam lokasi persemaian untuk menghindari genangan air.

f. Pembuatan bedeng tabur

1) Membuat bedeng tabur dengan ukuran 5 x 1 meter, pada masing-masing bedeng tabur diberi pembatas dari bahan bambu.

2) Media tabur berupa pasir ayakan yang steril, dituangkan pada bedeng tabur setebal ± 10 cm dengan arah membujur utara selatan. Namun bila lokasi tidak sepenuhnya datar arah bedeng maka disesuaikan dengan arah kontur yang penting sinar matahari bisa menyinari lokasi bedeng tabur secara efektif.

3) Bedeng diberi pelindung plastik putih transparan setinggi ± 75 cm. 4) Jarak antara bedeng ± 0.6 meter.

(21)

??

g. Pembuatan bedeng sapih

Membuat bedeng sapih dengan ukuran 5 x 1 meter dan masing-masing bedeng diberi bambu pada masing-masing-masing-masing sisi dengan arah utara selatan, dilakukan pada bulan Desember .

1) Jarak antara bedengan 50 cm.

2) Media sapih berupa campuran antara kompos dan top soil dengan perbandingan 2 banding 3. Campuran dimasukkan ke dalam polibeg dan diatur pada masing-masing bedeng sapih.

3) Tiap bedeng berisi 1.000 batang bibit pinus.

4) Tenaga kerja persemaian di prioritaskan dari masyarakat sekitar. Contoh bedeng persemaian dapat dilihat pada gambar berikut :

(22)

??

h. Penaburan benih

1) Penaburan benih pinus di bedeng tabur dilakukan pada bulan Januari .

2) Tabur benih pinus secara merata, jarak antar larikan 10 cm, kedalaman 4 cm. Untuk satu bedeng tabur membutuhkan benih pinus 20 gram dan diberi lapisan pasir setebal 2 cm pada larikan. 3) Benih yang ditabur terus ditutup kembali dengan top soil setebal ±

1 c m.

4) Bedeng tabur disiram air 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari atau sesuai kebutuhan dan dibuatkan saluran.

5) Bedeng tabur diberi tanda pengenal yaitu nomor bedeng dan tanggal penaburan.

6) Bedeng tabur dibersihkan dari gulma dan tumbuhan pengganggu lainnya secara rutin 4 kali dalam satu bulan.

i. Setelah benih di tabur

1) Benih yang sudah ditebur ditutupi dengan serasah daun pinus dan plastik bewarna putih agar menjaga kelembaban. Dan daun pinus yang sudah di potong-potong dengan ukuran 1 - 1,5 cm di masing-masing larikan sampai tertutup kemudian di siram sampai jenuh. 2) Di sekeliling bedeng tabur diberikan pagar dengan menggunakan

jaring yang berfungsi sebagai keamanan guna menghindari hama pengganggu (tikus, kucing, anjing dll) .

(23)

??

j. Seleksi mutu benih

Seleksi mutu benih dilakukan pada Desember. Benih pinus yang telah memenuhi standar mutu diberi perlakuan yang direndam dalam air dingin selama 24 jam, dengan tujuan untuk menghilangkan dormansi benih dan seleksi benih, kemudian ditiriskan dan diangin-anginkan.

Sistem pengadaan bibit pada HPH di Indonesia ada tiga cara yaitu biji, stek, cabutan tetapi yang dilaksanakan di Perum Perhutani yaitu dengan cara menanam biji :

1) Biji diseleksi untuk memilih biji yang baik, kemudian direndam terlebih dahulu untuk melihat bibit yang bagus dan yang tidak bagus akan mengapung.

2) Biji yang bermutu baik, yaitu daya kecambah tinggi dan batangnya berwarna merah dengan kemurnian tinggi yang diwujudkan dalam bentuk biji tidak berlubang, dan besar biji diharapkan relatif seragam.

k. Penyiraman bibit pinus

Penyiraman dilakukan dua kali sehari . Pagi hari dan sebelum jam 09:00 Wib dan sore hari setelah jam 15:00 Wib.

l. Pemeliharaan bibit

1) Penyiraman teratur dilaksanakan setiap hari (pagi dan sore) atau sesuai kebutuhan.

2) Penyiangan dilakukan 4 kali setiap bulan.

3) Seleksi bibit dilakukan secara rutin setiap akhir bulan. 4) Sulaman dilaksanakan 1-3 minggu setelah seleksi.

(24)

??

5) Untuk bibit yang pertumbuhannya lambat/kerdil dapat disemprot dengan Gandasil D, NPK, Dekstar dan Progrip. Penggunaan pupuk kimia dilaksanakan setelah bibit berumur 45 hari. Penggunaan mengacu pada PK Pengelolaan B3.

6) Perkembangan pertumbuhan bibit mulai dari penyapihan sampai dengan siap tanam diamati setiap minggu baik tinggi maupun kualitas bibit.

m. Seleksi bibi t

1) Setelah bibit berumur 1 bulan dilakukan seleksi untuk mengumpulkan bibit-bibit yang pertumbuhannya seragam dan berkualitas yang sama pada bedengan tertentu.

2) Bibit yang kerdil/tertekan dikumpulkan dalam bedeng lain.

3) Sulaman di bedeng sapih dilaksanakan 1 minggu setelah penyapihan secara terus menerus.

n. Pembersihan gulma

Pembersihan Gulma atau rumput liar ini dilakukan seminggu sekali agar tidak mengganggu proses perkecambahan pada benih.

o. Pemupukan pada tanaman pinus

Pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali serta menggunakan pupuk kandang. Dapat dilihat pada gambar berikut proses pemupukan menggunakan pupuk kandang :

(25)

??

Gambar 3. Pemberian pupuk kompas ke bibit

p. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan persemian dengan pengelolaan dengan baik maka akan menghasilkan bibit dengan pertumbuhan baik dan bibit siap tanam.

5. Pembahasan

Persemaian merupakan kegiatan awal untuk persiapan tanaman

B. Persiapan Pembuatan Tanaman 1. Tujuan

Setelah bibit siap harus cepat ditanam agar mendapatkan pertumbuhan pohon yang baik dan untuk persiapan di masa yang akan datang.

2. Dasar Teori

Media tanaman akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan tanaman .

(26)

??

3. Alat dan Bahan : Alat : a. Cangkul b. Parangatausabit c. Meteran d. Kuas e. Meteran biasa Bahan : a. Bibit pinus b. Tanah c. Air d. Polibag

e. Bambu atau kayu

f. Cat warna merah, putih, hijau, biru, hijau muda g. Kompas

h. Galah bambu

4. Prosedur Kerja

Sebelum turun kelapangan kita harus ngengecek perlengkapan persiapan pembuatan tanaman sebagai berikut :

a. Administrasi

b. Pemeriksaan Lapangan

Dilaksanakan oleh Asper setelah SPK diterima (bulan Januari). Kegiatan kegiatan yang harus dilaksanakan :

(27)

??

2) Jalan p emeriksaan 3) Penetapan blok tanaman 4) Pemasangan plang tanaman

5) Mencari / memilih calon petani hutan / pekerja 6) Pembagian andil

7) Perjanjian kontrak 8) Pemasangan patok andil.

1) Pembuatan tanaman a. Persiapan lapangan

1) Pekerjaan persiapan lapangan tanaman didasari oleh tertib administrasi dan tertib teknis :

Tertib Adiministrasi meliputi Surat Perintah Kerja, buku-buku administrasi tanaman, administrasi keuangan dan administrasi laporan. 2) Tertib Teknis, meliputi tata waktu yang tepat dalam segi silvikultur, urutan atau tahap-tahap kerja sesuai dengan jalannya proses kegitan dan ketersediaan bibit.

b. Perencanaan lapangan

Perencanaan Lapangan harus meliputi : 1) Pengadaan bibit atau biji

2) Penentuan andil dan uang kontrak

3) Keuangan atau pembiayaan yang terperinci 4) Menentukan batas-batas lokasi tanaman

(28)

??

c. Pemasangan batas

Pemasangan tanda batas pada bidang-bidang tanaman harus jelas dan tegas, dengan tanda-tanda khusus bagi masing-masing tujuannya, yang meliputi batas-batas lokasi tanaman, konfigurasi lapangan dan jal an pemeriksaan .

d. Pemberishan lahan tanaman

Kegiatan Pembersihan lapangan Meliputi :

1) Pembersihan lokasi tanaman dari semak-semak 2) Gebrus pertama dan membalik tanah

e. Penanaman bibit

1) Cara menanam yang baik : a) Dikerjakan pada sore hari

b) Lubang dengan ukuran 40 x 40 x 30 cm

c) Menempatkan bibit pada tanah dan ditutup dengan baik d) Akar jangan sampai membengkok

e) Kantong plastik disobek

f) Tanah tidak boleh berhambur pada saat akan di tanam

Dapat dilihat pada gambar dibawah ini proses penanaman bibit pohon damar :

(29)

??

Gambar 4. Penanaman pohon damar

2) Waktu penanaman

Waktu penanaman bibit yang baik adalah pada bulan dimana hujan sudah cukup banyak dan merata.

3) Tanaman pertanian

Diperbolehkan sesuai jangka kontrak tanaman, setelah masa kontrak habis lokasi tanaman harus ditinggalkan oleh pesanggem atau pekerja.

4) Penutupan tanaman

Dalam bulan April tahun ke III diadakan pengumuman kepada semua pun penggarap dan Instansi - instansi bersangkutan, tentang penutupan lapangan tanaman hutan. Pengumuman tersebut harus terang dan jelas.

5) Pembuatan acir

Acir dibuat dibidang tanaman atau dibabagan tanaman, dari kayu atau bambu. Bahan acir yang telah jadi disimpan dalam

(30)

??

babagan tanaman. Untuk membedakan acir tanaman pokok, sela, pengisi, dan tepi pada ujung acir ditetapkan warna - warna sebagai berikut :

6) Acir larikan babonan dengan warna merah.

Acir larikan bobonan dipasang pada waktu membuat larikan bobonan dengan jarak 20 - 25 meter. Larikan bobonan dipakai sebagai patokan dalam membuatlarikan tanaman pokok.

7) Acir tanaman pokok dengan warna putih

Acir tanaman pokok dipasang bersama - sama pada waktu membuat larikan tanaman pokok. Pemasangan acir dengan menggunakan keler (tali). Acir dipasang tegak lurus pada tiap jarak 1 meter.

8) Acir tanaman tepi dengan warna hijau

Pemasangan acir dengan menggunakan keler (tali). Acir dipasang tegak lurus pada tiap - tiap jarak 1 meter.

9) Acir larikan pengisi berwarna biru

Acir tanaman pengisi dipasang dalam jalur tanaman pokok, dengan jarak 5 meter. Jarak antara larikan tanaman pokok dan tanaman pengisi 20 cm.

Pemberian warna dapat dipakai kalkarium atau kapur. Waktu memasang acir dalam bulan September .

Dapat dilihat pada gambar berikut proses pembuatan warna pada acir untuk persiapan tanaman :

(31)

??

Gambar 5. Pembuatan warna cat pada acir

f. Kode letak acir

Untuk keseragaman dan memudahkan pemeriksaan sebelum biji ditanam, acir dipasang tegak lurus. Setelah biji / bibit ditanam, acir dimiringkan. Dan apabila biji telah tumbuh acir ditegakakan kembali

Pada tahun penanaman ke dua tempat pohon - pohon yang tidak tumbuh atau mati perlu dipasang acir untuk tanda penyulaman

g. Tolak ukur dan keberhasilan tanaman tumpangsari

1. Faktor fisik tanaman

a. Prosentase Tumbuh

Pada tahun ke II sampai dengan bulan Desember, prosentase tumbuh tanaman hutan harus mencapai 100,0 % Sampai dengan akhir kontrak (tahun ke III, bulan April) setiap acir harus terisi dengan tanaman .

(32)

??

b. Kualitas Pertumbuhan

Pertumbuhan tinggi dan diameter merata sesuai dengan tempat tumbuh .

5. Hasil yang dicapai

a. Pertumbuhan tanaman mencapai 100 % b. Kematian tanaman berkurang

c. Pertumbuhan merata d. Biaya perawatan rendah

6. Pembahasan

Jenis tanaman yang ditanaman adalah bibit pinus,damar, dan tanaman tumpangsari

C. Pemeliharaan Tanaman 1. Tujuan

Untuk menekan atau mengurangi kematian pada tanaman dan merawat tanaman agar tetap hidup dan berkembang dengan baik .

2. Dasar Teori

Perawatan atau pemeliharaan tanaman disusun satu tahun dan diadakan kontrak kerjaan antara mandor dan pesanggem atau pekerja .

3. Alat dan Bahan

a. Parang b. Cangkul c. Bibit atau biji

(33)

??

4. Prosedur Kerja

Pemeliharaan tanaman yang masih dalam rangka kontrak tanaman dilakukan oleh pekerja tanaman sendiri yang meliputi pekerja sebagai berikut :

1) Menyulam dengan biji/bibit/stek 2) Memilih tanaman tunggal 3) Tanaman hutan

4) Membebaskan tanaman hutan dari gangguan tanaman pertanian dan tumbuhan liar

5) Membersihkan lapangan tanaman setelah pananaman pertanian 6) Wiwil tanaman pokok

7) Memangkas tanaman sela dan menyiangil ari kan tanaman hutan 8) Memelihara jalan jalan inspeksi dan selokan

Pemeliharaan lanjutantan aman setelah diserahkan oleh pekerja tanaman kepada Perhutani, sampai tanaman berumur 5 tahun . Pada prinsipnya harus dikerjakan oleh dan atas pembiayaan Perhutani :

1) Yang dimaksud dengan pemeliharaan lanjutantan adalah usaha penjagaan terhadap gangguan keamanan tanaman muda (kebakaran, pemeliharaan, perawatan, dan sebagainya). Serta mengadakan sulaman sulaman sesuai apabila tanaman terdapat kematian .

2) Pada akhir pembuatan tanaman (penutupan konrtak), Asisten Perhutani membuat berita acara pemeriksaan lengkap mengenai prosentase tumbuh dan adanya berbagai gangguan gangguan terhadap tanaman .

3) Tanaman muda umur 2 5 tahun seluruhnya masuk Rencana Teknik Tahunan pemeliharaan lanjutan .

(34)

??

4) Oprasional Plan dan Finansial Plan disusun oleh Administrstur berdasarkan hasil berita acara tentang proses tasetumbuh dan intensitas gangguan keamanan .

5) Untuk melaksanakan tugas pemeliharaan lanjutan perlu ditunjuk Mandor pemeliharaan tanaman muda, dengan luas tugas 45 60 hektar setiap mandor

6) Pada akhir pemeliharaan lanjutan di buat berita acara pemeliharaan lanjutan Pemeliharaan atau pembersihan tumbuhan bawah tanaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 6. Perawatan tanaman pinus

5. Hasil yang Dicapai

Mebebaskan tanaman pokok dari gulma dan tumbuhan lain yang mengganggu tumbuhan pokok .

(35)

??

6. Pembahasan

Pembersihan tanaman wajib dilaksanakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman .

D. Persiapan Sadapan Pinus 1. Tujuan

Dengan adanya persiapan sadap buka maka dapat memperkirakan pohon sudah siap di sadap dan menghasilkan getah yang berkalitas baik .

2. Dasar Teori

Diameter pohon yang siap di sadap 60 keatas dengan maksimal umur pohon 16 tahun .

3. Alat dan Bahan Alat :

a. Parang

b. Kuas untuk melukis c. Mal Sadap d. Tempurung Kelapa e. Talang f. Meteran g. Tempat cat h. Alat tulis i. Kamera Bahan :

a. Cat warna putih

(36)

??

4. Prosedur Kerja

Umur pohon yang siap untuk persiapan sadap buka ialah 16 tahun dengan dimeter 60 keatas. Ada pun persiapan yang di lakukan adalah adanya SPK persipan sadap buka serta persipan laninya antara lainnya sebagaai berikut :

a. Cek lokasi yang akan di lakukan persipan sadap buka b. pembutan bat as blok

c. pembutan batas lokasi d. sensus pohon

e. pembutan mal sadap pembutan quare awal

f. pembersihan tanaman bawah semak dan daun kering g. pembersihan kulit pohon

h. Pembuatan mal pada pohon yang akan di sadap dengan tinggi 80 cm, 20 untuk sadap buka serta 60, di bagi menjadi 5cm untuk 12 kolom setiam kolom untuk 1 bulan dengn lebar sadapan 7 cm . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

(37)

??

Waktu yang di gunakan untuk melakukan persiapan sadap buka ialah 1 minggu untuk 1 petak dengan jumlah pohon 1000 yang lakukan 2 orang.

Sedangakan pembutan quare awal pada pohon pinus yang sudah bisa di sadap di lakukan oleh pesanggem atau pekerja sadap yang ada di sekitar lokasi sadapan .

Prasadap adalah kegiatan persiapan sadapan pada areal yang belum pernah disadap, jenis kegiatan persiapan meliputi :

1) Pembuatan batas petak sadap

Bertujuan untuk membatasi areal rencana sadapan dengan areal lain yang tidak termasuk dalam rencana sadapan .

2) Pembagian blok

Areal sadapan dibagi dalam blok blok sadapan, masing masing blok luasnya 2 5 Ha disesuaikan dengan kemauan penyadap .

3) Sensus pohon

Pohon yang terdapat dalam blok blok sadapan diberi nomor urut dan diukur diameternya setinggi dada . Pada ketinggian 190 cm dari tanah, dipaku plat seng ukuran 5 x 5 cm ditulis nomor dan diameter pohon .

4) Pembersihan lapangan

Sebelum diadakan penyadapan,arel sadap harus diberishkan dari perdu dan semak semak agar sinar matahari dapat langsung menyinari pohon serta memudahkan para pekerja dan petugas untuk

(38)

??

mengadakan pengawasan . Untuk pengangkutan getah perlu juga jalan setapak .

5) Pembersihan kulit pohon

Bagian batang yang akan disadap kulitnya dibersihkan atau dikerok setebal 3 mm, lebar 20 cm, panjang 70 cm dimulai dari ketinggian 20 cm dari muka tanah tampa melukai kayu . Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pembuatan quare . Pembesihan kulit pohon dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 8. Pembersihan Kulit Pohon Pinus

Pembaharuan quare ada 3 yaitu:

a. Pembaharuan sadapan 3 hari sekali untuk sadapan tanpa stimulansiaca atau perangsang getah pinus .

b. Pembaharuan sadapan 5 hari sekali untuk sapan mengunakan stimulansia (cas).

(39)

??

c. Pembaharuan interval 3 hari dengan mengunakan stimulansia Etrat 1240 dengan metode Cokprot (pecok langsung semperot) .

5. Hasil yang dicapai

Dapat mempermudahkan pesanggem atau pekerja dalam proses penyadapan awal.

6. Kesimpulan

Dengan dilakukannya proses persiapan sadapan pohon pinus maka dapat memudahkan pesanggem untuk menyadap pinus dan mempermudah dalam pelaporan data hasil pekerjaan dilapangan .

E. Persiapan Penyadapan Getah Damar 1. Tujuan

Dengan adanya persiapan sadap buka maka dapat memperkirakan pohon sudah siap di sadap dan menghasilkan getah yang berkalitas baik .

2. Dasar Teori

Diameter pohon yang siap di sadap maksimal 60 keatas sehingga pohon siap menghasilkan getah yang bermutu baik . Getah damar berada pada kulit muda jaringan kambium maka dalam pembuatan koakan tidak terlalu dalam tetap cukup 1 cm kedalaman koakan .

3. Alat dan Bahan Alat :

a. Alat pengambil getah kudukoni

b. Ember penampung

c. Ayakan

(40)

??

e. Tempurung kelapa

4. Prosedur Kerja

Getah damar baru dapat di ambil getahnya 2 minggu setelah setelah sadap buka atau pembaharun quare, di karenakan apa bila pengambilan kopal 4 sampai 6 hari masih lengket dan basah sehingga belum dapat di panen.

Pembaruan kowakan dilaksanakan tiga hari sekali dengan kedalaman 1 cm ,lebar 0.8-1.0 cm sesuai pola sadapan lebar koware 10 cm .

Persiapan sadap awal damar tinggi 80 cm, 20 untuk sadap buka serta 60, di bagi menjadi 5cm untuk 12 kolom setiam kolom untuk 1 bulan dengn lebar sadapan 7 cm untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 9. Persiapan sadapan awal pohon dammar

5. Hasil yang diharapkan

Pesanggem dapat langsung melakukan proses penyadapan tampa harus membuat persiapan pembaruan quare .

(41)

??

6. Kesimpulan

Kegiatan pembuatan sadap awal ini harus dilakukan agar membuat persiapan pohon yang sudah siap disadap .

F. Pengolahan Getah Pinus 1. Tujuan

Untuk lebih meningkatkan daya saing dan memproduksi getah yang terbebas dari kotoran.

2. Dasar Teori

Pengambilan atau pemanenan getah pinus menggunakan alat kerok, sebelum dimasukin ke ember ludangan, kotoran kasar harus dipungut dengan tangan agar getah tidak terlalu banyak kotoran . Kemudian melukan penyaringan getah agar bebas dari kotoran .

3. Alat dan Bahan Alat :

a. Timbangan getah b. Penyaringan getah pinus c. Tempat penampungan getah

Bahan :

a. Getah Pinus b. Solar

4. Prosedur Kerja

a. Di lakukan pada saat musim kemarau ,sarat utaman pembuatan getah pinus

(42)

??

b. Pembersihan di sekitar pohon sadapan sebelum melakukan peyadapan,aral sekitar pohon harus di bersihkan dengan membabat/memotong tumbuhan bawah,semak secara melingkar dengan radius 0,5 meter.

Kegiatan ini bertujuan untuk :

1) Sinar matahari dapat langsung mengenai bidang sadapan. 2) Mengurangi masuknya kotoran dalam tempurung.

3) Memudahkan peyadap dalam melakukan aktifitas peyadapan. 4) Memudahkan petugas dalam melaksanakan pengawasan.

c. Mengumpulkan daun kering disekitar pohon sadapan harus di kumpulkan pada tempat yang aman dan di bakar, hal ini bertujuan untuk mengurangai kadar kotoran kasar di tempurung. Pada saat pembakaran serasah dilakukan penjagan agar tidak menjalar ke areal sadapan .

d. Pembersihan kulit pohon, dilaksanakan untuk mempermudah pembutan pembaharuan quare dan mengurangi masuknya kulit kayu dalam tempurung pembersihan kulit dilakukan dengan menyayat kulit kasar pohon dengan sabit dab diupayakan tidak melukai kayunya.

e. Menaikan talang sadap dan tempurung dengan jarak maksimal 30 cm dengan quare teratas,tujuanya adalah agar memudahkan atau mempercepat aliran getah pinus yang masuk ke dalam tempurung dan tidak ada getah yang menempel di quare.

f. Pembaharuan quare dilaksanakan tepat waktu, pembaharuan quare di lakukan dengan 3 hari sekali untuk sadapan tanpa simulan sia cas dan 5 hari sekali untuk sadapan menggunakan stimulansia cas,untuk penyemperotan stimulansian cas di lakukan pada hari kedua setelah pembaharuan,

(43)

??

sedangkan sadapan dengan stimulansia etrat 3 hari pembaharuan quarenya dilaksanakan setiap 3 hari seka li dengan mentode cekport(pecok langsung semperot),kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan produksi getah pinus . g. Menutup atau memindah tempurung pada saat pembaruan quare,untuk

menghindari masaknya kotoran ke dalam tempurung tempat getah

h. Pemungutan atau peludangan getah pinus dilakukan tepat waktu yaitu pada hari ke-10 dengan menggunakan alat kerok, sebelum dituangkan kedalam ember tempat getah, kotoran kasar, daun di pungut dengan tangan lalau ditutup rapat dengan plastik agar getah tidak ada yang tumpah pada saat di setor ke TPG.

i. Pemisahan getah pinus, setelah getah pinus sampai di TPG, mandor TPG melakukan pemisahan getah agar memperoleh kualitas getah baik dan seragam .

j.

dipisahkan dalam tempat tersendiri, sedangkan getah pinus mutu 1 langsung dimasukan ke dalam bak TPG.

k. Peyaringan getah pinus hasil pemisahan, kegiatan peyaringan dilakukan secara bertahap .

l. Calon getah mutu premium di tuang ke dalam saringan mekanis atau saringan getah, saringan pertama dengan mesh 6 dan saringan ke dua dengan mesh 14.

m. Getah secara otomatis akan terpisah antara getah yang bersih dan kotoran akan tertinggal dipenyaringan getah .

(44)

??

n. Pengakutan getah ke Pabrik Gondorukem dan Terpentin, mengingat volume g

rutin . o.

p. Penyaringan getah pinus menggunakan pengayakan agar getah yang tersaring terhindar dari kotoran . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 10. Proses Penyaringan Getah Pinus

5. Hasil yang dicapai

a. Menghasilkan mutu getah pinus yang bebas dari kotoran b. Harga getah yang disaring lebih tinggi

(45)

??

6. Pembahasan

Pengan adanya penyaringan getah maka kotoran yang ada tidak akan tercampur dengan getah sehingga getah akan murni tampa kotoran .

G. Pengolahan Getah Damar atau Kopal 1. Tujuan

Tujuan proses perbaikan mutu untuk men ingkatkan kualitas mutu kopal dan agar harga lebih tinggi .

2. Dasar Teori

Damar diambil resinnya yang diolah menjadi kopal, resin adalah getah yang keluar apabila kulit damar dilukai kemudian getah akan mengalir keluar dan membeku setelah terkena udara . Setelah getah mengeras maka dapat dipanen yang dikenal dengan kopal .

3. Alat dan Bahan Alat :

a. Pengayakan kopal

b. Ember tempat pencucian kopal

c. Tempat penjemuran kopal

Bahan :

a. Kopal

b. Air untuk mencuci kopal

4. Prosedur Kerja

a. Pembaharuan quare dilaksanakan setiap tiga hari sekali.

b. Proses sortasi kopal harus dibersihkan kotoran (sampah,ranting,kayu,pasir dan kerikil) .

(46)

??

c. Pemisahan mutu kopal

d. Kualitas kopal y kualita standar 1) warna kuning

2) besar butiran Kristal 1,0 sampai 5,0 cm 3) kotoran tidak ada atau bersih

4) kadar air tidak ada atau kering

e. Kualita Pertama (P)

1) Warna tidak dipersyaratkan

2) Besar butiran beras hingga butiran kopal 5 sampai10 mm 3) Kotoran tidak ada atau bersih

4) Kada air tidak ada atau kering .

f. Proses penyaringan kopal menggunakan ayakan agar memisahkan mutu kopal . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

(47)

??

g. Pencucian kopal dengan menggunakan air hingga bersih dan terlihat bening dan mengkilap . Lihat gambar di bawah ini :

Gambar 12. Kopal yang sudah bersih

h. Penjemuran kopal di panas terik matahari sampai kopal kering

i. Proses pengemasan kopal

5. Hasil yang diharapkan

Untuk meningkatkan mutu dan kualitas produksi kopal dan kopal yang dicuci akan bersih mengkilat .

6. Pembahasan

Proses pengolahan kopal dengan cara pencucian kopal untuk meningkatkan daya saing dan kualias dan mutu baik .

(48)

??

H. Persiapan Penjarangan 1. Tujuan

Memelihara pohon pohon yang terbaik pada suatu tegakan dengan memberi ruang tumbuh yang cukup bagi tegakan tinggal, sehingga pada akhir daur akan diperoleh tegakan hutan yang memiliki masa kayu yang besar dan berkualitas tinggi.

2. Dasar Teori

Penjarangan adalah suatu tindakan terhadap tanaman yang bertujuan untuk memperoleh tegakan tinggi, sehat kualitas kayu yang baik . Penjarangan dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang mungkin dilakukan tergantung pada jarak tanam, kesuburan tanah, dan perawatan.

3. Alat dan Bahan Alat :

a. Parang

b. Cat warna merah c. Kuas d. Tambang e. Meteran f. Kompas g. Haga h. Kamera

i. Tali panjang 17,8 meter dan 50 meter j. Tabel penjarangan

(49)

??

4. Prosedur Kerja

Persiapan penjarangan pohon yang berumur 5 tahun keatas adapun kegiatan yang di lakukan sebagai beriukut:

a. Cek lokasi

b. Pembutan batas lokasi

c. Sensus pohon pemberian nomor dan dimeter pohon (apabila ada pohon yang akan di tebang maka di ukur dimeternya)

d. Pembutan batas blok

e. Pembutan PCP( petak coba penjarangan)

Sedangkan kegitan yang di laukan ialah pemberian nomor pada pohon, mengukur jarak di satu titik dengan memilih pohon tengah yaitu jarak 17,8 meter , dan pelaksanan tersebut menggunakan alat yang bernama haga . Agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :

(50)

??

5. Hasil yang dicapai

Untuk dapat menentukan jarak antar pohon dan ketinggian pohon

6. Kesimpulan

Kegiatan yang dilakukan hanya persiapan penjarangan dan pengarahan dilapangan .

I. Penebangan Pohon Sengon 1. Tujuan

Kegiatan penebangan tidak sembarangan dan sistem tebang pilih,yaitu pada saat menebang pohon harus melihat terlebih dahulu ukuran dan mengganti dengan tanaman yang baru .

2. Dasar Teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter bebas . Kegiatan penebangan pohon meliputi pekerjaan penentuan arah rebah, pelaksanaan penebangan, pembagian batang, pengangkutan batang .

3. Alat dan Bahan Alat : a. Parang b. Meteran c. Pohon sengon d. Plat pohon e. Chain saw f. Kapur

(51)

??

h. Kamera i. Alat tulis

4. Prosedur Kerja a. Perencanaan

1) Pembuatan tanda batas lokasi 2) Pembuatan tanda batas blok 3) Klem

b. Kawasan yang tidak boleh ditebang

1) Sempadan Pantai 2) Sempadan Sungai

3) Sempadan Danau / Waduk 4) Sekitar Mata Air

5) Kawasan Hutan Bakau 6) Jurang

c. Panca usaha tebangan (A-Ta-Tung-Gi-Tong)

1) Arah Rebah

2) Takik Rebah / Balas 3) Tunggak Rendah 4) Pembagian Batang 5) Potong Siku dan Rata

(52)

??

Dapat dilihat pada contoh gambar dibawah ini penebangan pohon sengon :

Gambar 14. Penebangan pohon sengon

5. Hasil yang Dicapai

Data yang diperoleh dari hasil penebangan adalah meliputi nomor petak, nomor pohon, diameter pohon, panjang pohon, jumlah batang yang dipotong .

6. Pembahasan

Kegiatan penebangan pohon meliputi pekerjaan penentuan arah rebah, pelaksanaan penebangan, pembagian batang, dan pengangkutan .

J. Keamanan Patroli Tunggal Mandiri 1. Tujuan

Menciptakan kondisi hutan yang aman dan menumbuhkan peran aktif masyarakat sekitar dalam pengamanan kawasan hutan .

2. Dasar Teori

Kegitan patroli wajib dilakukan untuk perlindungan dan pengamanan kawasan hutan

(53)

??

3. Alat dan Bahan:

a. Parang

b. Meteran

c. Kamera

d. Alat tulis

4. Prosedur Kerja

Adapaun kegiatan pateroli di lakukan minimal orang 2 di karenakan apabila sendiri terjadi sesuatu ada teman yang membantu dan apabila terjadi khasus perlu adanya saksi untuk membuat bukti kuat mengenai khasus atau kejadian yang terjadi tersebut . Sedangkan waktu patrol di lakukan padan jam 08:00 pm malam sampai jam 3:00 am pagi jama 08:00 11:00 malam pengecekan lokasi untuk mengetahui keadan petak apakah petak aman atau tidak jam 01:00- 3:00 pagi di lakukan sosilisasi pada pesanggem atau pekerja tenta ng pengarahan dan masukan untuk membantu memelihara dan menjaga lahan milik perhutani . serta dilakukan untuk mengamankan kegitan penjarahan hutan, penagkapan para pemburu satwa liar, khasus pencirian kayu milik perhutani serta melakukan indifikasi lain .

Kegiatan patroli tidak pasti dan petugas harus siap 24 jam untuk terus melakukan pemantauan dan berjaga jaga, kegiatan ini wajib dilakukan dikarenakan untuk terus menjaga hutan milik Perhutani . Dapat dilihat persiapan patroli bersama Polisi Hutan di bawah ini :

(54)

??

Gambar 15. Persiapan kegiatan Patroli

Langkah pertama ialah persiapan untuk keberangkatan serta perencanaan apa saja yang akan di laksanakan dan di kerjakan selama dalam perjalanan .

Selama kegitan patroli dilapangan bermacam ada kegiatan lain yaitu : Pengecekan tanaman sengon serta indifikasi tanaman.

a. Pertumbuhan tanaman sengon b. Membedakan tumbuh tanaman c. Mendifikasi peyakit tanaman Kegiatanya adalah :

1) Melihat tanman sengon di karenan ada 3 jenis tanman sengon yaitu: sengon biasa/ lokal , sengon salomon dan sengon wetar.

2) Mengidentifikasi pertumbuhan pohon sengon .

Dapat dilihat secara kasat mata bahwa perkembangan dan pertumbuhan pohon sengon berbeda beda :

(55)

??

b) Sengon salomon dimeter besar serta tinggi yang merata namun bayak cabang.

c) Sengon wetar pertumbuhan tidak merata serta ada yang dimeter 25 cm dan ada yang 8 cm, dan sengon weter kurang baik dapat di katakana buruk perkembangannya .

Mengukur diameter dan panjang pohon dan mengidentifikasi penyakit di antara ke 3 sengon tersebut yang bagus pertumbuhannya adalah sengon salomon dan pertumbuhannya merata namun banyak cabang, dan yang paling banyak terserang peyakit ialah sengon lokal, namun pertumbuhannya bagus, sedangkan sengon wetar pertumbuhannya kurang baik sehingga tidak cocok di tanam di lokasi tersebut. Dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 16. Mengukur dan Mengidentifikasi Pohon Sengon

5. Hasil yang dicapai

Melindungi hutan agar tetap aman dan tidak terjadi terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan .

(56)

??

6. Kesimpulan

Kegiatan patroli tidak hanya melihat atau mengamankan kondisi hutan naman banyak kegitan lain yang dapat dilakukan dilapangan. Dan kegitan patroli rutin untuk hasil yang optimal, pelaksanaan patroli harus terencana dengan baik sehingga apabila menemukan kejadian maka dapat menyelesaikan masalah dan patroli dapat berjalan sesuai dengan standar oprasional yang ada .

K. Sosialisasi 1. Tujuan

Untuk menikuti kegiatan peresmian air terjun

2. Dasar Teori

Acara peresmian air terjun di Desa Garungan

3. Kegiatan Acara

Adapaun kegitan sosialisai tersebut yaitu membangun silahtuhrami kepada masarakat serta kegiatan peresmian jurut atau air terjun dan memperkenalkan Kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda agar masyarakat di Desa Garungan berminat mengajak anak atau keluarnga berkuliah di Kumpus . Dapat dilihat acara yang sedang berlangsung di Desa Garungan .

(57)

??

Mengikuti acara peresmian jurut / air terjun di Desa Garungan, yang di hadiri oleh :

a) Pak Lurah

b) Sesepuh Masyarakat c) Pak Camat

d) Pak Bupati Wonosobo

e) Kepala Dinas Pariwisata Jogja khususnya daerah Wonosobo

Kegitan tersebut yang berlangsung selama 1 hari berlangsung dengan meriah di sertai dengan tarian daerah khas Sapuran serta barbagai kesenian dareah yang sangat menghibur.

Demikan kegitan sosilalisai yang lakukan bersama teman teman Mahasiswa serta pak Manteri dan pak Mandor yang menemani dalam acara tersebut.

4. Hasil yang dicapai

a) Mengikuti kegiatan yang berlangsung di Desa garungan

b) Memperkenalkan Kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

5. Kesimpulan

Acara yang berlangsung dengan meriah dan membangun silahturahmi dengan masyarakat .

(58)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) di Perum Perhutani Unit I KPH Kedu Selatan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Peningkatan produksi getah, menghasilkan getah dengan mutu yang bagus

dan hasil dan hasil produksi melebihi target pencapaian . Getah yang di hasilkan ialah mutu I, yaitu getah yang berwarna putih dan kadar kotoran kurang dari 2 % .

2. Pengelolaan hutan di Perum perhutani Unit I Jawa tengah berupaya keras melaksanakan pengelolaan sumberdaya hutan dengan menerapkan prinsip pengelolaan hutan lestari dan sistem PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) .

3. Perum Perhutani juga mengembangkan hasil hutan bukan kayu dimaksudkan untuk memberikan arah strategi, program dan kegiatan dalam pengembangan usaha tani budidaya dan pemanfaatan komoditas hasil hutan buka kayu .

4. Menambah wawasan mahasiswa untuk mengenal dunia kerja, mengembangkan apa yang telah di dapat selama Praktek Kerja Lapang dan mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan .

B. Saran

Setelah melaksanakan Praktek, Kerja Lapangan (PKL), selama 2 bulan di Perum Perhutani Kph Kedu selatan Unit I Jawa Tengah penulis mempunyai saran yang diharapkan dapat membangun dan memperbaiki hubungan kerja sama dari pihak kampus dengan Perusahaan yan lebih baik .

(59)

??

1. Membina hubungan dengan perusahaan atau instansi agar dapat menepatkan kerja setiap mahasiswa/i yang berprestasi.

2. Memberikan pengenalan lebih dalam lagi dengan dunia kerja.

3. Agar kedepannya dapat mengirim kembali Masasiswa/i untuk PKL di Perum Perhutani

4. Tingkatkan pelayanan kampus kepada semua mahasiwa/i untuk praktik ke luar daerah agar kampus terus berkembang kedepannya .

(60)

??

DAFTAR PUSTAKA

Anonim .2009 .Pedoman Penyadapan Getah Pinus .Jakarta :Perum

Perhutani

Sugiyono Y.2001.Peningkatan Produksi Getah Pinus.Duta Rimba 247

(15) : 23-28

Sukadaryanti dan Nursalam. 2013. Teknik Penyadapan Pinus untuk Peningkat

an Produksi Melalui Stimulan Hayati. Jurnal Penelitian Hasil Hutan . 31(3) : 221-227

Fengel dan Wegener .1983. Hasil Hutan Non Kayu dan Ilmu Kayu Suatu

Pengantar, Terjemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press .

Sanusi, Djamal. 1985. Teknologi Kayu , Fakultas Kehutanan Universitas

Hasanuddin . Makasar.

Siarudin M dan Marsoem SN. 2007. Karakteristik Getah dan Kayu DamarGajah

Mada Universitas Press . Jogyakarta.

Tsoumis G. 1991. Science and Technology of Wood: Structure, Properties,.

Utilization. New York : Van Nostrand Reinhold

Yudidobroto.1980. Pedoman Identifikasi Jenis Hasil Hutan Kayu Maupun Non

Gambar

Gambar 1. Proses pembersihan gulma pada persemaian
Gambar 2. Bedeng pada persemaian pinus
Gambar 3. Pemberian pupuk kompas ke bibit
Gambar 4. Penanaman pohon damar  2)  Waktu penanaman
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait