BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai awal September 2016 hingga Desember 2016.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di UPTD Laboratorium BPLH Kab.Karawang. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu hanya difokuskan pada pemilihan supplier untuk pengolahan air limbah. Adapun penelitian di lokasi tersebut karena penulis berkepentingan dengan masalah yang dihadapi di UPTD Laboratorium BPLH dalam rangka penyusunan skripsi untuk meraih Strata-1 Manajemen di Universitas Mercu Buana. Lokasi ini bertepatan dengan tempat bekerja penulis, sehingga memudahkan penulis untuk melakukan penelitian.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan metode Analytical Hierarchy Prosess
(AHP). Tahap pertama, dari penelitian ini adalah membuat kriteria dan sub-kriteria yang digambarkan dengan struktur hirarki keputusan sehingga permasalahan yang
memenuhi harus melibatkan pihak-pihak ahli dibidang pengambilan keputusan untuk pengolahan limbah. Tahap kedua, melakukan uji validitas dari kriteria dan sub-kriteria. Tahap ketiga, menyusun dan pengisian kuesioner untuk perbandingan berpasangan.Tahap keempat, penyusunan matriks dari hasil kuesioner dilakukan dengan membandingkan kelompok dan elemen yang mempunyai hubungan keterkaitan dengan menggunakan skala ukur 1 sampai 9. Tahap kelima, menyusun prioritas untuk setiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini akan menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapain tujuan, sehinggaa elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan dari suatu matriks perbandingan berpasanagan antara seluruh elemen pada tingkatan hirarki yang sama. Tahap keenam, Pengujian konsistensi terhadap perbandingan antara elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi tingkat perbandingan ditinjau per-matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batas-batas yang logis. Tahap ketujuh, menghitung bobot relatif dari setiap kriteria dan sub-kriteria. Dan tahap kedelapan, bobot relative ini akan dikalikan dengan metode kinerja yaitu, Rating Scale menggunakan skala ukur 1 sampai 5 sehingga akan mendapatkan hasil
pemilihan mitra kerja yang terpilih.
C. Variabel dan Sub Variabel
Berikut adalah variable dan sub-variabel untuk pemilihan mitra kerja pengolahan limbah untuk BPLH Karawang :
Tabel 3.1 Variabel dan Sub-Variabel
Kriteria Sub-Kriteria
Kualitas Memiliki Baku Mutu yang Berlaku
Peralatan Teknologi yang Digunakan
Histori Kinerja Ketepatan Waktu Pengangkutan Hasil Analisa Memenuhi Syarat Baku Mutu yang Berlaku
Garansi dan Layanan Pengaduan Layanan Purna Jual/Service Batas Waktu Komplain Hasil Analisa Limbah Kapasitas dan Fasilitas Produksi Kapasitas Pengangkutan Limbah Memadai Kapasitas Pengolahan Limbah Memadai
Peralatan yang digunakan Memadai Harga
Harga Kompetitif Kestabilan Harga Persentase Diskon Sistem Pembayaran
Kemampuan Teknis Memiliki Tenaga Ahli Memahami Cara Pengoperasian Pengolahan Limbah Memahami Analisa Limbah
Sistem Komunikasi
Responsif
Menjaga Hubungan Baik
Kemampuan Memberi Informasi yang Benar dan Tepat
Manajemen dan Organisasi Izin Perusahaan Sertifikasi
Kelengkapan Dokumen Perusahaan Sumber : Chopra (2013)
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang berada di BPLH Karawang dengan sampel mengambil 3 orang di UPTD Laboratorium untuk mewakili yang ahli di bidang pengolahan air limbah atau tentang kimia yaitu kepala laboratorium, manajer mutu dan manajer teknis. Metode sampel yang digunakan adalah pendekatan non probabilitas dengan jenis penarikan sampel Purposive judgment samplingyaitu sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan yang ahli
dalam bidang pengolahan limbah, kimia, atau prosedur tentang limbah dalam penilaian pemilihan mitra kerja yang berasal dari literatur Chopra (2013) agar
sesuai dengan tujuannya melalui tahap wawancara untuk pemilihan kriteria dan sub-kriteria.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, terdapat 2 jenis teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya-jawab secara langsung terhadap beberapa orang yang dianggap kompeten yang terlibat dengan objek penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap 3 orang karyawan dari BPLH Karawang bagian Laboratorium mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kapasitas penampungan limbah menjadi tidak optimal dan menuliskannya ke dalam formulir wawancara yang dapat dilihat pada lampiran.
2. Teknik Kuesioner
Teknik Kuisioner dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi dengan menjawab beberapa pertanyaan dalam sebuah angket yang telah disiapkan oleh peneliti. Dalam hal ini, sampel yang disiapkan untuk 3 orang yaitu, kepala UPTD Lab, manajer teknis, dan manajer mutu. Ketiga orang ini masing-masing mewakili berdasarkan kompentensi dan pengalaman, artinya dipilih informan yang dianggap memiliki kompetensi yang maksimal mengenai proses pengolahan air limbah.
F. Metode Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan metode Analytical Hierarchy Prosess
(AHP). Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mendefenisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan. Dengan menentukan kriteria dan sub-kriteria, dapat dilihat pada table 3.1. b. Uji Validitas untuk kriteria dan sub-kriteria terpilih
c. Membuat struktur hirarki dari hasil uji validitas kriteria dan sub-kriteria terpilih. B A3 A2 A1 ... An Sumber : Saaty (2012)
Gambar 3.1 Membuat Struktur Hirarki
d. Membuat kuesioner perbandingan berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat diatasnya. Dengan menggunakan skala 1 sampai 9.
Kriteri a Penilaia n Kriteria A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
Gambar 3.2 Penilaian Perbandingan Berpasangan Sumber : Saaty (2012)
e. Menghitung data dalam matriks perbandingan berpasangan sehingga didapatkan prioritas setiap elemen hirarki menggunakan Software Expert Choice.
Tabel 3.2 Perbandingan Berpasangan
B A1 A2 A3 ... An 1 A a11 a12 a13 ... a1n 2 A a21 a22 a23 ... a2n 3 A a31 a32 a33 ... a3n ... ... ... ... ... ... n A an1 an2 an3 ... ann Sumber : Saaty (2012)
f. Menguji konsistensi dari prioritas yang telah diperoleh hasil perbandingan berpasangan. Selama proses pembuatan keputusan, akan muncul ketidakkonsekuenan ketika membandingkan kriteria yang berbeda. Oleh karenan itu, pengujian konsistensi diperlukan untuk matriks perbandingan berpasangan sebelum vektor dari matriks perbandingan berpasangan dapat dihitung. Jika uji konsistensi untuk matriks perbandingan berpasangan gagal maka elemen yang tidak konsisten dalam matriks perbandingan berpasangan harus dilakukan revisi, jika tidak dilakukan maka hasil dari proses analisis keputusan menjadi tidak sah/ valid (Kou, 2013). Berikut
N kriteria bobot matriks pada elemen Jumlah max (3-1) (3-2) (3-3) Dimana:
CI : Indeks konsistensi/Consistency Index
λmax : Eigen value terbesar
n : orde matriks CR : Consistency Ratio
RI : Random Index
Untuk Random Index dapat dilihat di tabel 3.3 sesuai dengan jumlah (n)
kriterianya. Kemudian nilai Rasio konsistensi hirarki tersebut tidak boleh lebih dari 10%, atau CR < 0,1 jika lebih dari 10% atau CR > 0,1 maka proses harus diperbaiki.
Tabel 3.3 Random Indeks
Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Random Index 0,00 0,00 0,52 0,89 1,11 1,25 1,35 1,40 1,45 1,49
Sumber : Saaty (2012)
g. Lakukan langkah-langkah diatas untuk setiap sub-kriteria.
h. Menghitung pembobotan dilakukan dengan menyusun matriks perbandingan berpasangan dimana data pembobotan diperoleh dari
responden lebih dari satu maka dilakukan perhitungan geometric mean
untuk mendapatkan satu nilai tertentu dari semua nilai tersebut. Setelah dilakukan perhitungan geometric mean, maka dilakukan pengolahan data
dengan menngunakan bantuan Software Expert Choice. Berikut adalah
contoh bobot prioritas pada setiap kriteria dan subkriteria :
Tabel 3.4 Pembobotan Lokal dan Global menggunakan Expert Choice
Sumber : Pengolahan Data
i. Menghitung pemilihan mitra kerja pengolahan limbah terpilih menggunakan Rating Scale dengan skala 1 sampai 5 untuk penilaian
perusahaan PT. A, PT. B dan PT. C dengan format pada gambar 2.4. Kemudian bobot global dikalikan dengan penilaian Rating Scale untuk
masing-masing perusahaan dan akan menghasilkan mitra kerja pengolahan limbah terpilih dengan cara menjumlahkan hasil kali tersebut. Contoh mitra kerja pengolahan limbah terpilih sebagai berikut :
Kriteria Bobot Kriteria Sub-Kriteria Bobot Sub- Kriteria Bobot Global Kualitas
Memiliki Baku Mutu yang Berlaku Peralatan Teknologi yang Digunakan Histori Kinerja Ketepatan Waktu Pengangkutan Hasil Analisa Memenuhi Syarat Baku Mutu yang Berlaku
Tabel 3 5 Perhitungan Pemilihan Mitra Kerja Pengolahan Limbah Menggunakan Rating Scale
Kriteria Sub-Kriteria
Bobot Global
Rating Scale Jumlah
PT A PT B PT C PT A PT B PT C Kualitas Memiliki Baku Mutu yang Berlaku 0.058 4.000 3.000 4.000 0.230 0.173 0.150 Peralatan Teknologi yang Digunakan 0.029 3.000 3.000 3.000 0.086 0.086 0.086 Jumlah 0.316 0.259 0.236
Sumber : Pengolahan Data
Maka mitra kerja pengolahan limbah yang terpilih adalah PT. A dengan nilai tertinggi 0,316.