• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Seks Bebas dan Pola Asuh Orangtua Terhadap Gaya Berpacaran Remaja Sarjana Keperawatan Di Stikes Abdi Nusantara Jakarta Tahun 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Seks Bebas dan Pola Asuh Orangtua Terhadap Gaya Berpacaran Remaja Sarjana Keperawatan Di Stikes Abdi Nusantara Jakarta Tahun 2020"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 4 Oktober -Desember Tahun 2021

Pengaruh Pengetahuan Seks Bebas dan Pola Asuh Orangtua Terhadap

Gaya Berpacaran Remaja Sarjana Keperawatan Di Stikes Abdi Nusantara

Jakarta Tahun 2020

Rahayu Khairiah, Leni Susanti, Verapurna Ningwulan1, 2, 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta1, 2, 3

Email: raeayufaithfairuz@gmail.com

Abstrak

Dampak gaya berpacaran remaja saat ini lebih kepada perilaku seksual. Gaya pacaran remaja pada saat ini telah mengarah pada perilaku diluar batas, disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak mereka lakukan. Tujuan dari penelitian adalah Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan seks bebas terhadap gaya berpacaran remaja sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara Jakarta tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiwa aktif sarjana keperawatan semester 1 sampai semester 6 yang berada di Stikes Abdi Nusantara Jakarta tahun 2020. Pada penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan random sampling sebanyak 120 responden dimana data yang menyangkut variabel independen dan variabel dependen akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Hasil univariat menunjukkan responden menyatakan gaya berpacaran dalam kategori sehat sebanyak 62 orang (52,9%) dan tidak sehat sebanyak 57 orang (47,1%). Sedangkan hasil bivariate menunjukkan hasil uji kai kuadrat ada hubungan antara gaya berpacaran dengan tingkat pengetahuan (p = 0,010). Dari hasil penelitian dapat simpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara gaya berpacaran remaja dengan tingkat pengetahuan seks bebas p.value 0,010.

Kata kunci: Pengetahuan, Seks Bebas, Pola Asuh, Gaya Berpacaran.

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization

(WHO) tahun 2016, menyebutkan bahwa sekitar 21 juta remaja perempuan yang berumur 15-19 tahun di negara berkembang mengalami kehamilan setiap tahun dan hampir setengah kehamilan tersebut (49%) merupakan kehamilan tidak diinginkan. Kehamilan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya perilaku seks menyimpang yang cenderung meningkat setiap tahunnya

Data SDKI 2017 tentang perilaku pacaran meliputi berpegangan tangan merupakan hal yang paling banyak dilakukan pria dan wanita (64% dan 75%). Pria cenderung lebih banyak melaporkan perilaku cium bibir (50%) dan berpelukan (33%) dibandingkan dengan wanita (30% dan 17%). Adanya perilaku pacaran tidak sehat ini dapat menimbulkan remaja mengarah pada perilaku seks bebas (Istiqomah & Notobroto, 2016).

Dampak gaya pacaran remaja saat ini lebih kepada perilaku seksual. Akibatnya sering terjadi perilaku seks diluar nikah, dampak dari seks khususnya pada remaja yaitu bahaya fisik yang dapat terjadi karena kehamilan usia dini, infeksi menular seksual (IMS), HIV dan AIDS. Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual (Dien, 2016).

Menurut Lestari (2015) pacaran jaman dahulu lebih cenderung pada perjodohan yang mengarah pada pernikahan tanpa adanya perkenalan, sedangkan pacaran jaman sekarang lebih pada hubungan yang dianggap sebatas permainan. Sujarwati, Yugistyowati, dan Haryani (2014), menyatakan remaja saat ini lebih terbuka dan bebas untuk melakukan apapun demi menunjukkan keseriusan kepada pasangannya (Journal of Community Engagement in Healt, 2020).

(2)

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 4 Oktober -Desember Tahun 2021

Berpacaran tidak hanya sesuatu yang dilakukan semata-mata karena ketertarikan individu terhadap lawan jenis. Berpacaran juga merupakan sesuatu yang diharapkan atau dituntut dari remaja karena berpacaran merupakan bentuk hubungan yang popular dimasa remaja (Wulandari dalam Nindyastuti, 2015).

Banyak faktor yang mempengaruhi gaya berpacaran pada remaja antara lain: jenis kelamin, pengetahuan, sikap, jenis sekolah, keterpaparan media porno grafi, kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi, pengaruh teman sebaya, peran guru, dan peran orang tua. Menurut El-hakim (2015), gaya pacaran dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain: faktor predisposisi (pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, sikap permisif remaja, karakeristik remaja, religiusitas), faktor yang memungkinkan (kondisi lingkungan yang kondusif seperti keterpaparan terhadap media pornografi, kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi, sosial ekonomi dan faktor yang memperkuat (peran orang tua, peran teman sebaya, peran guru).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di lakukan peneliti pada 21 mahasiswa di STIKES ABDI NUSANTARA, hasil 6 (28,5%) dengan pengetahuan baik, kemudian dari 8 (38%) mahasiswa dengan pengetahuan cukup pernah melakukan hubungan namun bukan seksual dengan pacarnya, dan 7 (33,3%) dengan pengetahuan buruk pernah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya. Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan

Tingkat Pengetahuan Seks Bebas Terhadap Gaya Berpacaran Remaja Sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara Jakarta Tahun 2020.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan pendekatan cross

sectional. Adapun variabel dependen dan

variabel independen didapat dari data primer yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan dengan menggunakan kuesioner, kemudian dilihat apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut atau tidak ada hubungan.

Populasi merupakan keseluruhan objek/ subyek yang diteliti. Populasi tidak hanya menyangkut orang atau makhluk hidup, populasi dapat berupa orang, benda atau suatu subyek/obyek apapun yang didalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) terkait topic penelitian (Omega DR Tahun,2017). Adapun populasi pada penelitian ini adalah remaja sarjana keperawatan yang berada di STIkes Abdi Nusantara Jakarta sebanyak 120 orang.. Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2012). Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang ada pada populasi yang dianggap dapat merepresentasikan populasi (Omega DR Tahun, 2017). Sample yang akan dipakai ditentukan dengan menggunakan rumus. Jumlah sample peneliti ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dalam Nursalam (2013): jadi jumlah mahasiswa sarjan keperawatan tahun ajaran 2020 yang menjadi responden adalah 120.

HASIL PENELITIAN ANALISIS UNIVARIAT

Hasil penelitian terhadap 120 remaja yang dijadikan subjek penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:

(3)

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 4 Oktober -Desember Tahun 2021

Tabel 1

Sebaran Responden Berdasarkan variabel Dependen Gaya Berpacaran Remaja Sarjana Keperawatan

Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)

sehat 64 53,3%

Tidak sehat 56 46,7%

Total 120 100%

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa responden dengan gaya berpacaran sehat sebanyak 64 orang (53,3%) dan responden dengan gaya berpacaran tidak sehat sebanyak 56 orang (46,7%).

Tabel 2 Sebaran Responden Berdasarkan Variabel Independen Tingkat Pengetahuan Seks Bebas

Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)

Baik 56 46,7%

Cukup 36 30,0%

Kurang 28 23,3%

Total 120 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan seks bebas baik sebanyak 56 orang (46,7%), responden dengan tingkat pengetahuan seks bebas cukup sebanyak 36 orang (30,0%) dan responden dengan tingkat pengetahuan seks bebas kurang sebayak 28 (23,3%).

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua di STIKes Abdi Nusantara Jakarta

Pola Asuh Responden Jumlah (N) Persentase (%)

Baik 93 77,5% Kurang Baik 21 17,5% Sangat Kurang 6 5,0% Total 120 100% ANALISIS BIVARIAT Tabel 4

Hubungan Tingkat Pengetahuan Seks Bebas Terhadap Gaya Berpacaran Perilaku

Terhadap Seks Bebas

Gaya Berpacaran Total P Value

Sehat Kurang Baik 35 (62,5%) 21 (37,5%) 56 (100,0%) 0,010 Cukup 21 15 36 (100,0%)

(4)

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 4 Oktober -Desember Tahun 2021

dari tabel 4 tersebut diperoleh data dari 56 responden yang tingkat pengetahuan seks bebas baik, 35 (62,5%) memiliki gaya berpacaran sehat dan 21 (37,5%) memiliki gaya berpacaran tidak sehat dari 36 responden yang tingkat pengetahuan seks bebas cukup, 21 (58,3%) memiliki gaya berpacaran sehat dan 15 (41,7%) memiliki gaya berpacaran tidak sehat dan dari 28 responden dengan tingkat pengetahuan seks bebas kurang, 8 (28,6%) memiliki gaya berpacaran sehat dan 20 (71,4%) memiliki gaya berpacaran tidak sehat.

Hasil uji statistic (chi-square) didapatkan nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,010<0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan seks bebas terhadap gaya berpacaran.

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Gaya Berpacaran Remaja Sarjana Keperawatan di STIKes Abdi Nusantara Jakarta.

Pola Asuh

Gaya Berpacaran

Dampak Positif Dampak Negatif

Total P- Value N % N % 100% 0,002 Baik 56 60,2% 37 39,8% Cukup 5 23,8% 16 76,2% 100% Kurang 1 16,7% 5 83,3% 100% Total 62 51,7% 58 48,3% 100% PEMBAHASAN

Hubungan Variabel Tingkat

Pengetahuan Seks Bebas terhadap Gaya berpacaran.

Dari tabel diperoleh dari 56 responden yang tingkat pengetahuan seks bebasnya baik, 35 (62,5%) memiliki gaya berpacaran yang sehat dan 21 (37,5%) memiliki gaya berpacaran yang tidak sehat, dari 36 responden yang tingkat pengetahuan seks bebasnya cukup, 21 (58,3%) memiliki gaya berpacaran sehat dan 15 (41,7%) memiliki gaya berpacaran yang tidak sehat dan dari 28 responden yang tingkat pengetahuan seks bebasnya kurang, 8 (28,6%) memiliki gaya berpacaran sehat dan 20 (71,4%) memiliki gaya berpacaran yang tidak sehat

Uji Chi Square yang dilakukan terhadap tingkat pengetahuan seks bebas terhadap gaya berpacaran remaja sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara

Jakarta didapatkan hasil nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,010<0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan yg signifikan antara gaya berpacaran dengan tingkat pengetahuan seks bebas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai seks bebas berpengaruh secara signifikan terhadap gaya berpacaran remaja sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara Jakarta. Remaja yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik lebih memiliki gaya berpacaran yang sehat, Sedangkan remaja yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan kurang lebih memiliki gaya berpacaran yang tidak sehat. Dengan demikian remaja yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik maka besar kemungkinan untuk terhindar dari gaya

(58,3%) (41,7%) Kurang 8 (28,6%) 20 (71,4) 28 (100,0%) Total 64 (53,3%) 56 ( 46,7%) 70 (100,0%)

(5)

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 4 Oktober -Desember Tahun 2021

berpacaran yang tidak sehat seperti melakukan seks dengan pasangannya.

Tingkat pengetahuan yang kurang pada remaja tentang gaya berpacaran menyebabkan remaja menjadi salah langkah dan melakukan hubungan seks bebas. Banyak dari sebagian orang tua yang mengatakan bahwa gaya pacaran remaja zaman sekarang sudah tidak sehat dan terlalu berani.

“Gaya berpacaran remaja saat ini sudah menjurus pada perilaku seks bebas yang berdampak pada penyebaran penyakit menular seksual. Muliyati (2012) mengatakan bahwa pacaran jaman dahulu dijadikan suatu cara untuk menyeleksi pasangan dengan melibatkan pengawasan orang tua yang tujuan adalah untuk menikah, sedangkan saat ini banyak remaja berpacaran yang tujuannya hanya sekedar untuk mengisi waktu, dan mengikuti trend, dimana hal ini orientasinya tidak untuk menikah. Menurut Lestari (2015) pacaran jaman dahulu lebih cenderung pada perjodohan yang mengarah pada pernikahan tanpa adanya perkenalan, sedangkan pacaran jaman sekarang lebih pada hubungan yang dianggap sebatas permainan. Sujarwati, Yugistyowati, dan Haryani (2014), menyatakan remaja saat ini lebih terbuka dan bebas untuk melakukan apapun demi menunjukkan keseriusan kepada pasangannya. Setiawan (2010) menggolongkan perilaku pacaran sehat yang terdiri dari sehat secara fisik, psikis, dan sosial, sedangkan perilaku pacaran tidak sehat terdiri dari kissing, necking, petting, intercourse” (Journal of Community Engagement in Healt, 2020).

“Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Robi’i Pahlawan H. R., Anisa Catur Wijayanti di Surakarta tahun 2018, dimana jumlah remaja berpengetahuan baik lebih banyak dibandingkan yang buruk. Jumlah remaja yang memiliki pengetahuan yang baik yaitu 62 orang (51,7%) dan yang memiliki pengetahuan yang buruk sejumlah 58 orang (48,3%). Berdasarkan hasil analisis antara hubungan pengetahuan dengan perilaku

pacaran remaja, diketahui bahwa remaja yang berpengetahuan buruk dan berperilaku pacaran berisiko sejumlah 22 orang (37,9%), dan remaja yang memiliki pengetahuan baik namun berperilaku pacaran berisiko sejumlah 12 orang (10%). Hasil uji statistik menggunakan chi square didapatkan p-value 0,024<0,05. Pandangan bahwa seks merupakan hal yang tabu membuat remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Selain itu remaja juga merasa tidak nyaman jika harus membahas seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri. Kurangnya infromasi tentang seks membuat remaja berusaha mencari akses sendiri tentang seks. Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya melakukan hubungan seksual secara wajar dikenal sebagai manstrubasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan guncangan pribadi dan emosi. Berdasarkan teori Green dan Kreuter, pengetahuan merupakan faktor predisposisi dari perilaku, artinya jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan ada kecenderungan perilaku yang positif. Selain itu, diketahui bahwa remaja yang berpacaran mempunyai peluang yang cukup tinggi terhadap aktivitas atau perilaku seksual pranikah” (Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2018)

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berhubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Robi’i Pahlawan H. R., Anisa Catur Wijayanti tahun 2018 di dapatkan hasil analisis chi-square diperoleh nilai p= 0,024 (<0,05).

Dapat di simpulkan bahwa hasil penelitian yang di lakukan oleh Robi’i Pahlawan H. R. yang melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pacaran remaja di Surakarta Dengan yang peneliti lakukan ada kesamaan. Pada hasil analisis bivariate diperoleh p value 0,024 (0,024<0,05)

(6)

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 4 Oktober -Desember Tahun 2021

menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pacaran remaja

KESIMPULAN

Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan seks bebas terhadap gaya berpacaran remaja sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara Jakarta tahun2020. Remaja sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara Jakarta memiliki distribusi frekuensi tingkat pengetahuan seks bebas yang baik. Remaja sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara Jakarta memiliki distribusi frekuensi gaya berpacaran yang sehat. Ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan seks bebas terhadap gaya berpacaran remaja sarjana keperawatan di Stikes Abdi Nusantara Jakarta tahun 2020 dengan hasil p= 0,010

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

BKKBN. (2010). Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kependudukan.

http://www.bkkbn.go.id/litbang/p usdu/Hasil%20penelitian/Karakte ristik%20Demo%2024%20tahun) . Pdf (diakses tanggal 28 Maret 2014).

Dien GA. Nursal. Perilaku seks pranikah pada remaja [skripsi].

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma; 2007 Desmita. 2015. Psikologi

perkembangan. Bandung. PT

Remaja Rosdakarya.

Fitriah, 2017. Pengembagan Model Ketahanan Keluarga Berbasis

budaya Madura dalam

Pencegahan Seksual Pranikah

Remaja. Universitas Airlangga.

Ghifari,A A. (2013). Gelombang

Kejahatan Seks Remaja Modern.

Bandung: Mujahid Press.

Journal of Community Engagement in Healt, Vol.3 No. 1. March 2020. Page.33-38.

http://s.docworkspace.com/d/ALq M5ejLrNI3wpv_8YunFA

Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Volume 12, Issue 1, March 2018, pp. 60 ~ 67 ISSN: 1978 – 0575. Laporan-SDKI-2017-Remaja.

http//:s.docworkspace.com/d//AC b11kbLrNI3gvmb8ounFA

Miller,K., & Clark, M. (2010). Dating – Philosophy for Everyone: Flirting With Big Ideas. UK: John Wiley & Sons, INC.

Nenggala, A. 2016. Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan. Bandung: Grafindo

Media Pratama.

Notoatmodjo, S. 2012.”Promosi

Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan”. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.

Metodologi Penelitian Kesehatan.

Rineka Cipta. Jakarta.

Putri, Dwi Larasati Septiani Irma. 2017.

Hubungan Pengetahuan, Sikap Remaja Tentang Pendidikan Seks Dengan Perilaku Yang Mengarah Ke Seks Bebas Di SMA Negeri 4

Madiun [skripsi]. Madiun: STIkes

Bhakti Husada Mulia; 2017 Sarlito Wirawan Sarwono. 2012.

Psikologi Remaja. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Tahun, D.R., Omega. (2017). Statistik Untuk Ilmu Kesehatan Teori Dan

Aplikasi (SPSS). Yogyakarta:

Penerbit Wahana Resolusi.

Untari, Anggara Dwi. (2017). Analisis

Faktor Yang Berhubungan

Dengan Seks Pranikah Pada Remaja Yang Tinggal Di Wilayah Eks Lokalisasi Berdasarkan Teori Transcultural Nursing [skripsi].

Surabaya: Fakultas Keperawatan Unair; 2017.

WHO. 2016. WHO Releases New Fact

(7)

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 3 No. 4 Oktober -Desember Tahun 2021

Contraceptive Use. Sexual and

Reproductive Health, World

Gambar

Tabel 2 Sebaran Responden Berdasarkan Variabel Independen Tingkat Pengetahuan  Seks Bebas

Referensi

Dokumen terkait

KUALITI MASA PEMBELAJARAN AKADEMIK DALAM PENDIDIKAN JASMANI: KAJIAN KES DI SEKOLAH MENENGAH DAERAH HULU LANGAT, SELANGOR.. JULISMAH

Amat penting difahami bahawa teks ini telah mengakarkan satu pegangan yang bukan sahaja bersifat praktikal tetapi juga optimis bahawa kesilapan yang dilakukan manusia masih

Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa menurut perspektif jemaat Khonghucu bahwa ajaran dalam agama mengenai kebajikan perlu diimplementasikan dalam

dilihatnya. f) Peserta didik mencatat poin penting dari film yang dilihat. Penilaian media film dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Aspek dalam penilaian yang dilakukan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Katolik Soegijapranata Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non- exclusive Royalty-Free Right )

Beban Debet Kredit Debet.. Pelunasan Utang Dagang sebesar Rp. Pembelian Aktiva Tetap secara kredit sebesar Rp. Penjualan barang dagang secara kredit sebesar Rp. Pembayaran biaya

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat – Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Aplikasi Pemesanan Iklan

With the establishment of cloud terminal mIoT sleep laboratories at Zhongshan Hospital in Fudan Universtity, some patients have joined the platform, enabling community and