• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SOSIAL KULTUR KERAJAAN BUOL DENGAN GORONTALO AWAL ABAD XIX (Suatu Penelitian Dikabupaten Buol Sulawesi Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN SOSIAL KULTUR KERAJAAN BUOL DENGAN GORONTALO AWAL ABAD XIX (Suatu Penelitian Dikabupaten Buol Sulawesi Tengah)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SOSIAL KULTUR KERAJAAN BUOL DENGAN GORONTALO AWAL ABAD XIX

(Suatu Penelitian Dikabupaten Buol Sulawesi Tengah)

Nopiya Idris, Joni Apriyanto*,Surya Kobi**

Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Gorontalo

ABSRTAK

Nopiya idris, Nim 231 409 111. Judul Skripsi “ Hubungan sosial kultur

kerajaan Buol dengan Gorontalo awal abad XIX (Suatu penelitian dikabupaten Buol sulawesi tengah)’’. , Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2013 . Penelitian in bertujuan mendeskripsikan bagaimana Hubungan Sosial Kultur Kerajaan Buol dengan Gorontalo awal Abad XIX. Penelitian ini menggunakan penelitian Metodologi sejarah. Dan mengetahui hubungan sosial kultur kerajaan Buol dengan GorontaloAwal Abad XIX Bahwa Kerajaan Buol dan Kerajaan Gorontalo adalah bersebelahan letaknya Buol disebelah utara dan Gorontalo disebelah selatan, melalui jalur persahabatan antara Raja Buol dan Raja Gorontalo hubungan kekerabatan melalui jalur perkawinan antara putra Buol dan putri Gorontalo jadi Buol dengan Gorontalo mempunyai hubungan antara Raja Buol dengan Gorontalo, Beberapa corak budaya yang masuk itu berbaur dengan budaya buol dan saling pengaruh- mempengaruhi, Karena perbauranan antara budaya-budaya tersebut, maka bnyak kemiripan-kemiripan dan bahkan kesamaan-kesamaan antara ada istiadat ataupun tradisi antar suku Buol , Gorontalo, Kaili dan Boalem. Bahasa buol dengan bahasa gorontalo memiliki kemiripan bahasa.

Kata Kunci : Hubungan Sosial Kultur Kerajaan Buol Dengan Gorontalo Awal Abad XIX

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan telah menghasilkan sistem pemerintahan yang bertumpuh pada kekuatan rakyat dan telah memunculkan istilah demokrasi, dari, oleh dan untuk rakyat, gagasan ini bisa menyingkirkan kekuasaan absolut dan individual. Demokrasi yang menjadi falsafah sejak abad XIX bahkan sebelumnya banyak diadopsi oleh negara-negara yang sedang berkembang.perjalanan sistem demokrasi tidak selalu mulus, sesuai dengan perjalanan dan perkembangan sejarah suatu bangsa. Perjalana sistem suatu bangssa ada yang memiliki bentuk monarki atau kerajaan dengan wujud demokrasi, dimana raja sebagai kepala kerajaan dengan kekuasaan yang bersifat simbolis.

Lahirnya suatu bangsa, memiliki latar belakang sejarah yang berbeda, walaupun semuanya tidak memiliki larar belakang sejarah tersendiri baik itu nasional maupun lokal, untuk memenuhi kehidupan masa lalu suatu bangsa dan perkembangannya, harus memahami proses rekontruksi sejarah, karena dengan adanya perkembangan sejarahlah dapat di pahami kehidupan masa lalu bangsa ini. Suatu hal penting dalam mentukan kehidupan suatu bangsa adalah hendaknya memperhatikan kepemimpinan dan sistem pemerintahan, antara pemimpin dengan yang di pimpin, guna terciptanya keserasin, keselarasan dan keseimbangan antara apa yang menjadi amanat rakyat dengan tugas yang di bebankannya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Bertitik tolak dari pengalaman sejarah, bahwa organisasi pemerintahan dalam kerajaan-kerajaan yang perna berdiri dan berkembang di nusantara indonesia mulai dari pengaruh hindu/budha, sampai pada masuknya pengaruh islam telah memberikan kondisi sistem pemerintahan yang berlaku, mengacu kepada usaha untuk mewujudkan kesejahteraan hidup warga kerajaan.

Bangsa yang besaar ini, berdiri sejak berabad-abad dari sabang sampai marauke. Sejarah telah mencatat bahwa ada tiga kerajaan besar tumbuh dan berkembang sebagai leluhur bangsa indonesia yaitu Sriwijaya, Majapahit dan Mataram islam. Secara keseluruhan di indonesia terdapat beribu-ribu pulau dan

(3)

kerajaan-kerajaan kecil yang di diami penduduk bervariasi bahasa daerahnya, suku bangasa, seni budaya, agama kepercayaan , adat istiadat dan kebiasaan.

Berdirinya suatu negara dibutuhkan pemerintah. Suatu kemustahilan negara muncul tanpa kemudian diakui oleh berdirinya lembaga eksekutif, sebagai contah bangsa indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial dimana presiden memiliki kekuasaan yang kuat karena selain sebagai kepala negara juga sebagai kepala keperintahan yang mengepalai kabinet.

Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sekian banyak peristiwa yang dimiliki oleh bangsa indonesia , salah satunya peristiwa yang terdapat didaerah kabupaten Buol. Kerajaan buol adalah satu daerah yang merupakan bagaian yang tak terpisahkan dari wilayah Republik Indonesia. Dalam sejarahnya sebagaiman halnyadengan daerah-daerah lainnya diindonesia , daerah Buol merupakan sebuah kerajaan yang berperintahan sendiri jauh sebelum bangsa asing masuk diindonesia.

Pada masa itu tatanan kehidupan masyarakatnya masih sederhana namun masih asli, memiliki ciri-ciri dan karakter yang khas berdasarkan adat istiadat leluhur yang berlaku turun-temurung mempunyai kepribadian sendiri belum ada pengaruh dari luar. Dalam adat istiadat terdapat nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susunan masyarakat dan bentuk pemerintahannya diatur menurut kepentingannya pada masa itu. Sebagian dari dari pada nilai-nilai tersebut masih sangat relevan dengan kehidupan masa kini antara lain seperti musyawarah dan kerja sama/gotong royong.

Perlu diketahui bahwa Kerajan Buol dan Kerajaan Gorontalo adalah bersebelahan letaknya Buol disebelah utara dan Gorontalo disebelah selatan. Didaerah yang mereka masuki, mereka membuka ladang dan menanam sagu di rawa-rawa. Sagu-sagu tersebut masih ada menjadi milik negeri, dan dikuasai oleh beberapa kelompok bangsawan.

Kemudian melalui jalur persahabatan antara Raja Buol dan Raja Gorontalo hubungan kekerabatan melalui jalur perkawinan antara putra Buol dan putri Gorontalo jadi Buol dengan Gorontalo mempunyai hubungan antara raja Buol

(4)

dengan Gorontalo. Beberapa corak budaya yang masuk itu berbaur dengan budaya buol dan saling pengaruh- mempengaruhi.

Karena perbauranan antara budaya-budaya tersebut, maka bnyak kemiripan-kemiripan dan bahkan kesamaan-kesamaan antara ada istiadat ataupun tradisi antar suku Buol , Gorontalo, Kaili dan Boalem. Bahasa buol dengan bahasa gorontalo memiliki kemiripan bahasa.Kadang-kadang, orang-orang Buol dianggap sebagai sub kelompok dari suku Gorontalo karena memiliki kemiripan-kemiripan budaya dan bahasa.

1.7.1 Penelitian ini menggunakan beberapa konsep teori sebagai berikut. Pengertian Sosial

Sosial adalah upaya ditengah kehidupan masyarakat sebagian kelompok masyarakat (siciety) ataupun komunikasi (comunity). Sedangkan kultur diartikan dari kata budaya. Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang mempelajari tentang masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori-teori ( fakta, konsep, teori ) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-lapangan sosial, seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah.

Menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 230) mengatakan sosial adalah suatu lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, mempengaruhi temasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Lebih lanjut lagi Kingleys Davis (dalam Soerjono Soekanto, 2002 : 308) mengatakan bahwa sosial merupakan bagian dari kebudayaan. Sosial dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang mempelajari tentang cara manusia berkomunikasi/berhubungan dengan satu sama lain. Sebagai mahkluk sosial, berkomunikasi/berhubungan antar sesama haruslah terjalin dengan harmonis agar tercipta manusia yang peduli.

(5)

1.7.1.1 Perubahaan Sosial

Pada hakikatnya kehidupan masyarakat erat hubungannya dengan perubahan sosial itu sendiri dan hal tersebut merupakan gejala umum yang terjadi disetiap masyarakat dimanapun berada dan melakukan aktivitas sebagai makhluk sosial yang terus melakukan proses sejarah. Perubahan sosial juga merupakan fenomena sosial yang tidak asing lagi dan telah terjadi sepanjang masa baik itu pada zaman dahulu kala sampai pada sekarang ini, atau kata lain dari tetesan darah manusia sampai pada dunia yang penuh dengan fasilitas informasi.

Proses perubahan sosial tersebut merupakan suatu hakekat sebagai manusia yang selalu berubah dan menginginkan perubahan dalam mengukur sejarah hidupnya. Sebagai makhluk yang penuh dengan fenomena baik itu di wilayah pemikiran maupun realitas, maka selalu menginginkan sesuatu yang terbaru dalam hal mencari siapakah dia sebenarnya atau jati diri sebagai manusia yang diistilahkan ada dan menjadi. Perubahan sosial adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola kehidupan masyarakat yang tidak akan pernah kembali pada titik pertamanya dan terus berkembang membentuk sistem yang baru.

Menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 263) mengatakan perubahan sosial adalah suatu perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, temasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Senada dengan Soerjono Soekanto (1982 : 261) merumuskan perubahan sosial adalah “segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatau masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat”.

Kingsley Davis (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 262) mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Misalnya timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.

(6)

1.7.1.2Kultur sosial

Kultur sosial punya dampak pada tingkat kemampuan orang untuk berinisiatif, karena manusia punya tabiat “saling terpengaruh dan mempengaruhi”. Pada umumnya anak-anak muda pecandu narkoba, memulai inisiatif buruknya itu karena ajakan teman. Hal yang sama juga terjadi pada kebiasaan merokok mereka. Mulanya diajak dan ikut-ikutan teman.

Menurut Samuael Koenig (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 235) mengatakan bahwa “sosial kultur menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi”.

Lebih lanjut W.H Kelly (dalam Harsojo, 1999 : 91-92) merumuskan sosial kultur adalah “pola hidup yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia”.

Dari beberapa penjelasan tentang sosial kultur di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa bagi ilmu sosial sangat luas, meliputi seluruh kelakuan dan hasil kelakuan tingkalaku manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

1.7.2 Konsep Kebudayaan

Kebudayaan adalah suatu fenomena universal. Setiap masyarakat-bangsa didunia memiliki kebudayaan, meskipun bentuk dan coraknya berbeda-beda dari masyarakat-bangsa yang satu ke masyarakat-bangsa yang lainnya. Kebudayaan secara jelas menampakan kesamaan kodrat manusia dari pelbagai suku, bangsa, dan ras.

Orang bisa mendefinisikan manusia dengan cara masing- masing, namun manusia sebagai cultural being, mahluk budaya merupakan suatu fakta historis yang tak terbantakan oleh siapanpun juga. Sebagai cultural being, manusia adalah pencipta kebudayaan. Dan sebagai ciptaan manusia, kebudayaan adalah ekspresi

(7)

eksistensi manusia di dunia. Pada kebudayaan, manusia menampakkan jejak-jejaknya dalam panggung sejarah.

Pengertian kebudayaan secara luas yakni apa saja yang dipikirkan dan dilakukan oleh manusia termasuk segala peralatan yang digunakannya, maka teknologi adalah anak kandung kebudayaan, disamping perangkat budaya yang lain, seperti ilmu, seperti ilmu, seni, filsafat, sistem nilai, nilai keterampilan, pertukaran, perdagangan. Kebudayaan sifatnya abstrak , tak dapat di raba atau di foto.

1.7.3 Konsep Bahasa

Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami.

Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain..

Pentingnya bahasa sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap pemakaian bahasa dalam kehidupan bermayarakat sehari-hari. Untuk menjalankan tugas kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan sama dan serupa dengannya, belum tentu terasa serupa, karena belum terungkap dan diungkapkan.

Secara garis besar tujuan yang diharapkan dari penulisan ini adalah : Pertama, Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Sosial Kultur Kerajaan Buol dan Gorontalo awal abad XIX. Kedua. Apakah ada Hubungan Sosial Kultur Kerajaan Buol dan Gorontalo awal abad XIX.

(8)

METODE PENULISAN

Secara umum penerapan metode penulisan sejarah yang mengacu pada prosedur penelitian sejarah menuntut kejelian dan kemampuan untuk mengkolaborasikan beberapa kerangka metode yang telah dipakai oleh sebelumnya seperti sejarawan Kuntowijoyo ( 1995 : 90 ) yang memaparkan kerangka penulisan sejarah :

a. Heuristik, yakni kegiatan menghimpun jejak-jejak sejarah masa lampau. b. Kritik, yakni menyelidiki, apakah itu sejati baik bentuk maupun isinya. c. Interpretasi, yakni menetapkan makna dan saling menghubungkan antara

fakta-fakta yang diperoleh.

d. Historiografi/penyajian, yakni menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk fakta dan kisah sejarah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asal Usul Kejadia Daerah Buol

Menurut keyakinan masyarakat Buol yang bersumber dari tradisi lisan yang dituturkan dan diwariskan dari generasi ke generasi, bahkan asal mula kejadian tanah Buol berkait erat dengan pelayaran Nabi Nuh As di zaman dahulu kala sebelum itu Negeri Buol belum ada semuanya masih berupa lautan luas.

Pada suatu ketika di tengah laut kapal Nabi Nuh As melakukan putaran ( maneuver ) sebanyak tiga kali kemudian meneruskan pelayarannya. Lokasi kapal melakukan maneuver tersebut terjadi gelombang besar disertai buih air laut yang sangat besar.

Buih air laut itu lama kelamaan mengering, berbarengan dengan mulai surutnya air banjir besar zaman Nabi Nuh As. Setelah air banjir tersebut surut kembali, maka munculah pulau – pulau, daratan, lembah dan gunung – gunung.

Dikemudian hari setelah mengalami proses alam yang lama, lengkap dengan kehidupan flora dan faunah, maka tempat tersebut terjadilah sebuah negeri

(9)

yang kemudian diberi nama “ Bwuolyo “ yaitu dari asal kata Bwulya artinya

Buih. Oleh orang Belanda kata Bwuolyo di tulis menjadi Bwool. Bwool kemudian berubah menjadi Boel dan terakhir sesuai dengan ejaan baru yang disempurnakan disebut Buol.

Di samping itu, terdapat salah satu gunung tertinggi di daerah buol yang bernama gunung Pogogul. Gunung Pogogul inilah yang mempunyai kaitan erat dengan penghuni pertama Negeri Buol. Nama pogogul ini konon berasal dari kata pogoguanan yang artinya yang diperebutkan, yang dimaksud di sini ialah diperebutkan oleh para penghuni pertama yaitu antara suku Manurung dengna

Ombu Kilan.

Penghuni pertama atau manusia pertama di buol konon menjelma dari kayangan. Diatas gunung pogogul adasebuah batu hitam yang besar.batu hitam tersebut sudah ada sejak proses buid air laut mengering dan mengeras lalu menjadi daratan.

Pada suatu hari terjadi angin ribut, kilat dan halilintar sambung menyambung. Setelah redah kembali ternyata batu hitam terbelah menjadi dua bagian. Dari kedua pecahan batu hitam tersebut muncul dua orang manusi,yang laki-laki mengaku bernama Tamatau dan yang perempuanmengaku bernama

Buki Kinumilato.

Mereka kemudian menjadi suami istri dan memperoleh seorang anak laki-laki yang di beri nama Dono Langit. Pada waktu Buki kinumilato hamil, mereka melihat dalam telaga dekat tempat tinggal mereka ada seekor jentik besar terapung diatas air yang dari hari kehari menjadi besar sekali. Pada waktu Dono Langit lahir, maka jentik tersebut pecah dan didalamnya ada seorang bayi perempuan yang cantik parasnya.

Kedua suami istri itu mengambil bayi tersebut dan memeliharanya bersama-sama dengan putranya Dono Langit. Jentik dalam bahasa buol disebut :

Koti. Maka anak perempuan itu diberi nama : Kotigini. Setelah keduanya dewasa lalu dikawinkan untuk meneruskan keturunan.

Dari perkawinan Dono Langit dengan Kotigini, mereka memperoleh dua orang putra dan dua orang putri, yang kemudian menjadi dua pasang suami istri,

(10)

tidak jelas nama – nama dari keempat cucunya Tamatau dan Buki kinumilato tersebut.

Setelah berlalu beberapa waktu lamanya terjadi pula hal yang sama. Didalam hutan gunung pogogul terdapat kayu-kayuan dan bambu. Ada dua rumpun bambu kuning. Bambu kuning besar disebut Bwulyatu Bwulyaan dan bambu kuning yang kecil tersebut : Tomulyan Bwulyaan.

Terdapat pula kayu Bindonu, kayu Bindang, Kupo Bwundong dan rotan Doonano. Suatu ketika alam menjadi gelap gulita dan kilat sambar menyambar. Setelah cuaca cerah kembali, dari rumpun bambu kuning besar muncul seorang laki-laki mengaku bernama Lilimbuto dan dari rumpun bambu kecil, seseorang perempuan bernama Lilimbuta.

Mereka menjadi suami istri dan tinggal di gunung pogogul dengan keturunanya. Kisah selanjutnya bahwa Tamatau dan Buki kinumilato setelah memperoleh empat orang cucu,mereka lalu kembali kekeyangan. (dalam A. Rahim Samad, 2000 : 6-7)

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Buol

Sebelum Daerah Buol menjadi salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah, Daerah Buol masih bergabung dan merupakan bagian dari wilayah Toli-toli yaitu dikenal dengan Kabupaten Buol Toli-toli. Kabupaten ini merupakan salah satu dari ke empat kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah yang terbentuk pada tahun 1960 berdasarkan Undang-undang No. 29 Tahun 1959, yang merupakan gabungan dari dua wilayah yaitu Daerah Buol dan Daerah Toli-toli. Dengan perkembangan Zaman Derah Buol memekarkan diri dari Toli-toli dan menjadi satu Kabupaten sendiri.

Kabupaten Buol dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 51 Tahun 1999 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Buol Toli-toli dan diresmikan pada tanggal 27 November tahun 1999 atas nama Mentri Dalam Negeri yaitu Gubernur H.B Paliudju. Ir. Abdul Karim Mbouw dilantik di Jakarta sebagai Pejabat Bupati Buol pertama pada tanggal 12 Oktober tahun 1999.

(11)

Kehidupan Sosial Kultur Masyarakat Buol Awal Abad XIX

Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa Sansekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatau masyarakat. Di samping itu kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat tersebut. (Paul B. Horton dkk, 1999 : 58).

Sosial adalah upaya ditengah kehidupan masyarakat sebagian kelompok masyarakat (siciety) ataupun komunikasi (comunity). Sedangkan kultur diartikan dari kata budaya.

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang mempelajari tentang masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah-masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori-teori ( fakta, konsep, teori ) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-lapangan sosial, seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang mempelajari tentang cara manusia berkomunikasi/berhubungan dengan satu sama lain. Sebagai mahkluk sosial, berkomunikasi/berhubungan antar sesama haruslah terjalin dengan harmonis agar tercipta manusia yang peduli

Kehidupan Sosial Budaya masyarakat Buol masih sangat premitif, sederhana, dan sangat bersifat kekeluargaan. Budaya-budaya dalam masyarakat sangat di jaga dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Adat istiadat yang ada pada masyarakat selalu dipertahankan dan dilaksanankan oleh masyarakat. Karena belum ada sentuhan dan pengaruh dari budaya-budaya asing/barat.

Barangkat dari penjelasan diatas kelihatanya sangat berbeda tapi pengertiannya sama kehidupan sosial masyarakat Buol sangat bersifat

(12)

kekeluargaan dan selalu menghormati orang yang lebih tua. Masyarakat selalu mengutamakan sikap gotong royong, dan selalu sopan santun kepada orang lain

Dari beberapa penjelasan kebudayaan masyarakat Buol diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa kebudayaan masyarakat Buol sangat terjalin baik dan bersifat kekelurgan dan saling tolong menolong sesama masyarakat.

Seni Budaya

Pendidikan tradisional masih berlangsung terus, bermulah pada akhir abad XIX atau sekitar tahun 1890. Yang mula –mula membawa rebana ke Buol ialah orang banjar, mereka mengajarkan dan pukulan rebana, orang Gorontalo memiliki rebana yang ukurannya besar yang namanya Buruda.

Lagu diambil dari kitab agama. Orang buol mempunyai lagu dan pukulan yang disebut : surabaya , negara, buol dan hamunte. Ada juga kulintang pipini dan kulintang gong. Orang – orang arab membawa gambus kebuol. Mereka mengajarkan jepeng. Kemudian orang buol menciptakan Balumba dan beberapa variasi lainny. Kedua jenis tarian ini sangat digemari dibuol dan membudaya menjadi kesenian rakyat.

Kesenian tersebut selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan dan acara- acara keramain lainnya dan pada waktu yang tertentu diadakan pertandingan mulai dari kelompok anak-anak sampai sekolompok orang tua. Bahasa

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyatukan berbagai macam suku-suku bangsa di Indonesia. Tanpa bahasa manusia tidak akan bisa mengenal satu sama lain dan tidak bisa hidup dalam masyarakat.

Buol adalah salah satu daerah yang mempunyai adat istiadat dan bahasa sendiri sebagai salah satu alat untuk menyatukan masyarakat Buol dan sebagai sebuah ciri khas daerah tersebut.

Masyarakat Buol sejak dari dulu sampai sekarang, dan dari ujung bagian Timur yaitu Desa Umu sampai dengan ujung bagian Barat yaitu Desa Lakuan yang berbatasan langsung dengan wilayah Toli-toli, masyarakatnya tetap

(13)

menggunakan bahasa Buol sebagai suatu alat komunikasi dan sebagai bahasa daerah.

Menurut Nasarudin Mangge, Sebelum terbuntuknya Kabupaten Buol, masyarakat dulu masih menggunakan satu Bahasa Daerah yaitu bahasa Buol. Setelah terbaentunya Kabupaten Buol, masyarakat sudah mulai jarang menggunakan bahasa Daerah Buol dalam kehidupan sehari-hari, mereka lebih suka berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. (wawancara, tanggal 27 maret 2013).

Menurut Aisyah Entu “dari dulu sampai sekarang masyarakat masih tetap meggunakan satu bahasa daerah yaitu bahasa Buol yang digunakan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari”. (wawancara, 02 April 2013).

Menurut Ibrahim Turungku “masyarakat Buol adalah msayarakat yeng mempunyai bahasa Daerah sendiri yaitu bahasa Buol yang hingga sampai sekarang ini masih tetap digunakan oleh masyarakat”. (wawancara, tanggal 07 April 2013).

Terbentuknya Kerajaan Buol ( Abad 1-1500)

Pada abad Ke 1 – 1500 kerajaan buol masih diperintah oleh keturunan orang kayangan dari gunung pogogul.yaitu Dono langit atau tilo kalango. setelah Dono langit atau tilo kalango wafat maka keempat radja mudah ini, mulai mengatur dan mendirikan perkampungannya, lengkap dengan radja-radjanya masing-masing pada lingkungannya, maka keempat Radja ini masih tinggal di negeri ayahandanya (Gula Monial) .Tiada beberapa lamanya mereka tinggal digulamonial lalu masing-masing radja ini beralih ketempat perkampungannya, serta terus mendidrikan kerajaan masing-masing ialah Radja di Biau, Radja Tongon, Radja Talaki, Radja Bunobogu.

Didalam keempat radja itu, biau, tongon, talaki, dan bunobogu maka radja biau di anggap oleh radja yang tiga ini, radja biau yang tertua(Tamodoka) dan radja biau menjadi kepala dari mereka , atas persetujuan bersama dari pimpinan ketiga negeri.

Pada tahun 1100 M, datang serangan pasukan kerajaan sigi, kerajaan sigi merupakan kerajaan dilembah palu pada masa itu. Negeri Biau yang diserang

(14)

pasukan sigi tidak mendapat bantuan dari tiga negeri lainnya dan takluk pada pasukan sigi.

Pimpinana Radja Biau (Tamodoka) ditawan bersama sejumlah pengikutnya dan dibawah kenegeri sigi. Jadi yang ditawan dalam peperangan tersebut adalah Radja negeri Biau. Rakyat negeri Biau sangat risau ditinggalkan pemimpinnya yang ditawan oleh kerajaan sigi. Rakyat negeri Biau sangat risau ditinggalkan pimpinannya yang ditawan oleh pasukan sigi. Kemudian Magamu diangkat menjadi Raja Biau pada tahun 1380 M. Dalam kepemimpinanya negeri menjadi makmur dan aman. Kesejatraan rakyat sangant diutamakan.

Maka rakyat dari tiga negeri sangat berhasrat untuk bergabung dengan negeri Biau. Secara bersama-sama wakil mereka menghadap raja Magamu menyampaikan semua maksudnya. Raja Magamu menyetujui keempat buah negeri ini di gabung menjadi satu,dalam bentuk sebuah kerajaan yang diberi nama kerajaan Buol pada tahun 1400 M. Dengan Magamu sebagai madika (Raja) sedang ketiga tamodak dari negeri tongon, talaki dan bunobogu masing-masing sebagai raja mudah.

Dipemukiman sudah terbentuk kampung yang masing-masing dipimpin oleh seorang tertua dari mereka dengan gelar Ti Kapalyo No Kambung. Peradaban mulai maju dan berkembang. Masyrakat bersatu dalam persekutuan hidup yang mempunyai pemimpin masing-masing tetapi meras satu kesatuan yang dinamakan satu suku bangsa buol. Pemerintahan dikendalikan dari Blore Opato atau rumah empat. Tugas pokok pemerintahan adalah memajukan usaha-usaha untuk kesejatraan rakyat. Persatuan dan kesatuan digalang kembali terutama untuk membina keamanan dan mempertahankan diri dari serangan musuh.

Rakyat harus hidup tentram, aman dan damai. Pada waktu itu mereka sudah mengenal bercocok tanam tidak dapat lagi menggantungkan diri dari bahan makanan yang diambil dihutan seperti buah-buahan dan umbi-umbian karena makin lama makin habis.

Hubungan Antara Buol Sigi dan Bualemo

Raja mudah Biau yang ditawan oleh radja sigi dikawinkan dengan putri sigi (saudara raja sigi) memperoleh seorang putra bernama Hafid. Setelah dewasa

(15)

dan mengetahui bahwa ayahnya berasal dari Buol dan seorang raja pula, maka ia merencanakan mengunjungi negeri ayahnya.

Dari perjalan dari sigi kearah utara, sampailah ia bersama pengikutnya dinegeri Bualemo. Ia diterima oleh Raja Bualemo dan setelah mengetahui asal usul Hafid sebagai keturunan raja biau atau buol dan raja sigi, raja Bualemo berkenan mengawinkan Hafid dengan putrinya, yang kemudian mempeoleh dua orang anak . anak pertama laki-laki yang bernama PUNU BWULYAAN dan yang perempuan bernama NDAUNI.

Setelah dewasa Punu bwulyaan kemudian kawin dengan putri Tompotikat.Niat Hafid kebuol tidak terlaksan, ia meninggal diBualemo. Maka kedua anaknya melanjutkan rencana ayahnya megunjungi Buol. Punu bwulyaan dan istri serta adiknya kemudian diberangktkan kakenya raja Bualemo menuju Buol. Ia diperlakukan sebagai raja karena punu bwulyaan adalah raja Biau/ Buol, neneknya keturunan dari raja sigi dan kakenya sebelah ibu adalah raja Bualemo.

Punu bwulyaan berangkat dengan pengirimnya sebanyak 400 orang. Dia didampingi oleh 4 orang sangadi, dilengkapi dengan alat kebesaran raja/kerajaan (Arajan), dikawal oleh pasukan yang dipimpin oleh panglima Hilalja. Kedatangan Punu bwulyaan dengan 400 orang pengiringnya didaerah buol , membawa sedikit tiga corak budaya yaitu sigi/kaili, bualemo/tombotikat,dan limboto/gorontalo. Beberapa corak yang masuk itu berbaur dengan budaya buol dan saling pengaruh mempengaruhi. Karena perbauran budaya-budaya tersebut , maka banyak kemiripan-kemiripan dan bahkan kesamaan antara adat istiadat ataupun tradisi antara suku-suku buol. Namun demikian penduduk buol dari sifat kesifat menggunakan satu bahasa dan satu logat yaitu bahasa buol.

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Perlu diketahui bahwa kerajaan Buol dan kerajaan gorontalo adalah bersebelahan letaknya Buol disebelah utara dan Gorontalo disebelah selatan. Didaerah yang mereka masuki, mereka membuka ladang dan menanam sagu di

(16)

rawa-rawa. Sagu-sagu tersebut masih ada menjadi milik negeri, dan dikuasai oleh beberapa kelompok bangsawan.

Kemudian melalui jalur persahabatan antara raja Buol dan raja Gorontalo hubungan kekerabatan melalui jalur perkawinan antara putra Buol dan putri Gorontalo jadi Buol dengan Gorontalo mempunyai hubungan antara raja Buol dengan Gorontalo.

Beberapa corak budaya yang masuk itu berbaur dengan budaya buol dan saling pengaruh- mempengaruhi. Karena perbauranan antara budaya-budaya tersebut, maka bnyak kemiripan-kemiripan dan bahkan kesamaan-kesamaan antara ada istiadat ataupun tradisi antar suku Buol , Gorontalo, Kaili dan Boalem.

Bahasa buol dengan bahasa gorontalo memiliki kemiripan bahasa. Kadang-kadang, orang-orang Buol dianggap sebagai sub kelompok dari suku Gorontalo karena memiliki kemiripan-kemiripan budaya dan bahasa.

1.2 Saran

Penulis berharap semogah penulisan Skripsi tentang “Hubungan Sosial Kultur Kerajaan Buol dan Gorontalo Awal Abad XIXdapat memberikan sebuah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat Buol dan Gorontalo.dan skripsi tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah dokumen dan arsip Daerah serta referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

a. Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi tersebut, masih terdapat banyak kekurangan dan kesalah-kesalahan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan bantuan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan penulisan Skripsi/laporan selanjutnya.

(17)

DAFTAR RUJUKAN

Antonius Atosokhi Gea, Antonina Panca Yuni Wulandari, dan Yohanes Babari. 2003. Relasi dengan Bersama. Jakarta : PT Gramedia

Gotschalk Louis 1986. Mengerti sejarah penerjah Nugroho Notosusanto, Jakarta : PT UI Press

Harsojo. 1999. Pengantar Antropologi. Jakarta : Putra A. Bardin

Helius Sjamsuddin dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

http://www.sribd.com/doc/18266644/perubahan-kebudayaan Keraf, Gorys.1980. Tata Bahasa Indonesia, Ende: Nusa Indah

Moh. Ali . R 2005. Pengantar ilmu sejarah indonesia, yogyakarta : PT Lkis Nugroho Natosusanto. 1991. Norma- norma dasar penulisan sejarah dan

penulisan sejarah, jakarta : Dephankam

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi Edisi Keenam. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyaraka. Jakarta : PT. Ikrar Mandiriabadi.

2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Rahim Samad. A. 2000. Sejarah Buol Jilid I dan Jilid II. Palu : Perum PNRI

Cabang Palu.

Sartoono Kartodirdjo . 1992. Pendekatan ilmu sosial dan Metodologi sejarah, jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum

Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.

2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Selvi S. Padeo .2012 . perubahan sosial budaya antretnik pada masyarakat transmigrasi kecamatan wonosari kabupaten Boaleme . Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

penguatan upaya promotif & preventif serta pemberdayaan masyarakat dan sektor terkait guna menyelesaikan masalah kesehatan yang menjadi indikator kinerja utama

Secara statistik, pemberian pupuk NPK Super dan AH masing-masing pada tiga level dosis serta interaksinya, tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi (Tabel

Berdasarkan pengertian tentang paradigma dan dua contoh yang diberikan itu maka paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model atau pola pikir yang

Untuk itulah penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi website perusahaan dibandingkan dengan pesaing sejenis sebagai bahan pertimbangan dalam

Dalam bahasa Inggris kebanyakan kata-kata tabu hanya satu kata tapi dalam penelitian ini ditemukan bahwa dalam bahasa Sangihe banyak kata-kata tabu yang merupakan kata

Namun begitu, secara fasilitas dan fungsi, Youth center Yogyakarta masih belum memenuhi kriteria standard sebuah Youth center, misalnya saja seperti yang

Pada proses diskusi, anak diajak oleh fasilitator (eksperimenter) untuk merefleksikan kembali pengalaman-pengalamannya dengan menceritakan perilaku-perilaku terkait

Komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari pentingnya komunikasi telah diketahui sejak berabad-abad yang lalu, mulai dengan