Manajemen Proyek
Konsep Manajemen Proyek
• Merupakan
buah
pemikiran
tentang
manajemen
yang
ditujukan
untuk
mengelola
kegiatan
yang
berbentuk
proyek.
• Perumusannya disusun sedemikian rupa
sehingga
dapat
menghadapi
dan
mengakomodir perilaku dan dinamika
yang melekat pada kegiatan proyek.
Konsep Manajemen Proyek
• Seperti halnya manajemen klasik, dalam
manajemen proyek fungsi perencanaan
dan pengendalian, memegang peranan
yang amat menentukan.
• Terlebih pada kegiatan proyek yang
sifatnya cepat berubah, kompleks dan
memiliki
hubungan
keterkaitan
yang
tinggi. Perlu adanya keterpaduan antara
perencanaan dan pengendalian
Kebijakan dan Tata Laksana
Manajemen Proyek
• Kebijakan (policy) dan tata laksana
(prosedur), memegang peranan penting
dalam penyelenggaraan suatu kegiatan,
yaitu
merupakan
sarana
komunikasi
untuk
mengatur,
mengkoordinir
dan
menyatukan arah gerak organisasi
.
• Keperluan akan adanya sarana tersebut
amat terasa bagi proyek yang memiliki
personil atau peserta yang baru pertama
kali bekerja sama.
Lingkup Pembahasan dan Aplikasi
Konsep Manajemen Proyek
a. Mengkaji kelayakan sebelum
memutuskan untuk mewujudkan suatu
gagasan menjadi bentuk fisik. Aktivitas
ini berlangsung pada
Tahap Konseptual
.
b. Perencanaan dan pengembangan,
termasuk menyiapkan perangkat dan
peserta. Kegiatan tersebut dilakukan
pada tahap
Project Proposal /Definisi
.
Lingkup Pembahasan dan Aplikasi Konsep Manajemen Proyek
c. Implementasi kegiatan proyek di
kantor pusat lapangan. Kegitan ini
dilakukan pada
Tahap Implementasi
.
d. Penyelesaian akhir dan penutupan
proyek yang berlangsung pada
Tahap Terminasi
.
Perilaku Kegiatan Proyek
• Kegiatan proyek bersifat non rutin, terdiri dari aneka ragam kegiatan yang saling terkait dan
mengikuti pola siklus kelangsungan hidup atau life cycle tertentu yang memiliki batas jelas kapan
proyek dimulai dan berhenti.
• Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu
kegiatan sementara yang berlangsung dalam
jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan bertujuan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya
Ciri pokok Proyek adalah :
• Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable)
tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir. • Dalam proses mewujudkan lingkup di atas,
ditentukan sejumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu.
• Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Waktu mulai dan
pengakhiran ditentukan dengan jelas.
• Non rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
Ciri umum Program :
•
Memiliki sifat yang sama dengan proyek.
•
Dalam kurun waktu pelaksanaan dan
besarnya sumber daya yang diperlukan,
lebih besar dari Proyek.
•
Program memiliki skala yang lebih besar
daripada Proyek.
Triple Constraint Project :
•Biaya •Anggaran •Mutu •Kinerja •Jadwal •WaktuAnggaran
• Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
• Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan secara total proyek, tetapi dipecah atas komponen-komponennya atau per periode tertentu (misalnya per kuartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan.
• Dengan demikian penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran dan hasil anggaran setiap periodenya.
Jadwal
• Proyek harus dikerjakan dengan
kurun waktu dan tangal akhir yang
telah ditentukan.
Bila hasil akhir
adalah
produk
baru,
maka
penyerahannya
tidak
boleh
melewati batas waktu yang telah
ditentukan
M u t u
• Produk atau hasil kegiatan suatu proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
• Jadi memenuhi persyaratan mutu berarti
mampu memenuhi tugas yang
MANAJEMEN PROYEK
Manajemen Fungsional / General
Management (versi H.Koontz
– 1982) :
•
Manajemen adalah proses
merencanakan, mengorganisir,
memimpin dan mengendalikan kegiatan
anggota serta sumber daya yang lain
untuk mencapai sasaran organisasi
(perusahaan) yang telah ditentukan.
Kompleksitas suatu Proyek
1. Jumlah macam kegiatan di dalam proyek
2. Macam dan jumlah hubungan antar
kelompok organisasi di dalam proyek.
3. Macam dan jumlah hubungan antar
kegiatan organisasi di dalam proyek
dengan pihak luar.
Macam-macam Proyek :
Kegiatan utama proyek jenis ini terdiri dari
pengkajian
kelayakan,
disain
engineering, pengadaan dan konstruksi.
Contoh
proyek
jenis
ini
adalah
pembangunan
gedung,
jembatan,
pelabuhan, jalan raya, fasilitas industri,
dll.
Macam-macam Proyek :
Proyek ini bertujuan untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut merupakan hasil usaha dari kegiatan proyek.
Proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya meliputi
design-engineering, pengembangan produk, pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.
Contoh: Pembuatan ketel uap, generator listrik, mesin pabrik, kendaraan, dll. Apabila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang, rutin dan menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.
Macam-macam Proyek :
Proyek Penelitian dan Pengembangan (research and development) bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu.
Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran atau jadwal secara substansial, maka perlu diberikan batasan yang ketat untuk masalah tersebut.
Macam-macam Proyek :
• Perancangan sistim informasi manajemen,
soft ware ataupun hard ware.
• Merancang program efisiensi dan penghematan.
• Melakukan diversifikasi, penggabungan dan pengambil alihan.
Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek semacam ini tidak menghasilkan
sesuatu dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk laporan akhir
Macam-macam Proyek :
Hal ini berkaitan dengan penggunaan dana kapital (istilah akuntansi) untuk investasi.
Proyek kapital biasanya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan (mesin-mesin), manufaktur (pabrikasi) dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.
Macam-macam Proyek :
Bertujuan untuk membuat jaringan telekomunikasi yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya yang relatif tidak terlalu mahal. Komponen kegiatan utamanya adalah:
Proyek Radio dan
Telekomunikasi
• Beda dengan proyek industri yang terpusat pada satu lokasi yang tetap, proyek radio
telekomunikasi biasanya terdiri dari banyak lokasi dan terpencar di antero wilayah yang berjauhan. Untuk itulah aspek logistik dan koordinasi harus mendapatkan perhatian utama.
Komponen kegiatan utamanya adalah:
Proyek Radio dan Telekomunikasi
• Site survey, untuk menentukan titik-titik yang akan dihubungkan dengan lokasi ‘repeater’.
• Penentuan frequency band. • Design engineering system.
• Manufaktur/pabrikasi peralatan telekomunikasi. • Instalasi repeater dan peralatan
Macam-macam Proyek :
• Proyek ini berkaitan dengan pelestarian lingkungan. Salah satu pendekatan yang lazim dilakukan adalah IPAS (Integrated
Protected Area System), yaitu menentukan
daerah yang dilindungi pada daerah-daerah:
Proyek Konservasi Bio-Diversity
•
Protected area
•
Zona buffer, dan
Aspek jangkauan pokoknya amat luas, meliputi kajian sosial, ekonomi, ekosistem, kependudukan dan yang lainnya. Komponen utama kegiatan terdiri dari:
Proyek Konservasi Bio-Diversity
• Penyusunan dan pelaksanaan program penyuluhan dan penyadaran penduduk yang daerah pemukimannya akan terkena proyek (tidak harus memindahkan mereka), tujuan proyek berusaha untuk melestarikan lingkungan dan
menaikkan taraf hidup mereka.
• Mengadakan survei biofisik dan sosial ekonomi.
• Menentukan batas-batas protected area, dll. (zoning, delineation dan demarkasi).
• Membangun zona buffer dan adjacent area dengan cara penghijauan, agro forestry, konservasi tanah dan
community development, seperti pembuatan jalan dan jembatan.
Proyek Konservasi Bio-Diversity
•
Terlihat bahwa proyek jenis ini tidak
terlampau banyak muatan engineering,
konstruksi atau manufaktur, tetapi sarat
dengan pengkajian, penelitian dan survei.
Untuk implementasinya memerlukan jasa
konsultan yang amat intensif.
•
Sebagai contoh:
Proyek Roteng-Flores,
Siberut, Lahan Gambut-Kalimantan
, dll.
Timbulnya suatu Proyek :
Semisal proyek pembangunan prasarana seperti jalan, jembatan, bendungan, saluran irigasi, pelabuhan, lapangan terbang, dll. Tujuannya lebih dititik beratkan pada kepentingan umum dan masyarakat.
a. Rencana Pemerintah
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan membangun sarana produksi baru.
Timbulnya suatu Proyek :
Dari suatu keputusan dari suatu kajian dirasa perlu untuk merealisasikan nya menjadi suatu proyek. Misal proyek peningkatan efisiensi kerja dan modernisasi mesin di pabrik tekstil, dengan tujuan agar lebih mampu bersaing.
c.
Dari dalam Perusahaan yang Bersangkutan
Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak manfat dan peminatnya, sehinga mendorong dibangunnya fasilitas produksi. Misal komoditi obat-obatan dan bahan kimia yang lain.
•
Perubahan Titik Berat Pengelolaan
Perilaku selama Siklus Proyek
•
Perubahan Lingkup versus Siklus Proyek.
•
Potensi Pengendalian Biaya
•
Menurunnya
Resiko
sejalan
dengan
Kemajuan Proyek
Menurut
H. Fayol
,
Manajemen bukanlah bakat seseorang,
melainkan suatu kepandaian (skill) yang dapat dipelajari, yaitu dengan
memahami teori serta prinsip-prinsip dasarnya.
Beberapa Perilaku dan Fenomena kegiatan Proyek & Pengelolaan yang diperlukan :
Perilaku dan Fenomena kegiatan Proyek
•Bersifat Dinamis. •Non Rutin
•Kegiatan bermacam-ragam •Bersifat Multi Kompleks
•Kegiatan yang singkat dengan Resiko tinggi.
•Pelaksanaan kegiatan oleh banyak pihak., bidang & organisasi.
•Organisasi peserta proyek sering mempunyai sararan yang sama & berbeda pada waktu yang bersamaan
Perilaku Proyek dan
Pengelolaan yang Dituntutnya
• Jenis dan intensitas kegiatan cepat berubah dalam kurun waktu yang relatif pendek.
• Sifat kegiatan yang non-rutin dengan sasaran jelas dan waktu yang terbatas.
• Sifat kegiatan yang bermacam-macam serta membutuhkan berbagai keahlian.
• Bersifat Multikompleks.
• Kegiatan berlangsung sekali lewat dan beresiko tinggi.
• Peserta mempunyai multisasaran yang seringkali berbeda.
Menurut
J.R.Adams
-1994
Kriterium seorang Pimpinan Proyek :
“ Pada hakekatnya, siapa saja
terlepas dari berbagai pengalaman
kerjanya, tidak pandang latar
belakang pendidikan akademisnya,
dapat menjadi Pimpro dengan
sekedar meng-klaim posisi / jabatan
tersebut.”
Alasan sebenarnya seseorang diakui
mampu bertindak selaku Pimpro
apabila :
Memiliki keahlian teknik sesuai dengan lingkup kerja proyek.
Tersedia pada waktu yang memang dibutuhkan / diperlukan.
Memiliki indikasi bersedia menghadapi berbagai tantangan.
Jujur, memiliki integritas tinggi dan profesional.
Manajer lini berpengalaman yang diharapkan mampu memecahkan masalah manajerial yang mungkin timbul.
Area Ilmu Manajemen Proyek :
a. Kerangka Kerja yang terdiri dari :
Pengelolaan Integrasi
b. Komponen Inti terdiri dari.
Pengelolaan Lingkup Proyek
Pengelolaan Waktu dan Jadwal Pengelolaan Biaya
Pengelolaan Kualitas dan Mutu
c. Komponen Pendukung terdiri dari,
Pengelolaan SDM. Pengelolaan Resiko
Pengelolaan Pengadaan dan Kontrak Pengelolaan Komunikasi.
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang
Dituntutnya:
a. Jenis dan Intensitas Kegiatan Cepat berubah dalam Kurun Waktu yang Relatif Pendek
Pada umumnya suatu proyek berjalan kurang dari 4 tahun (kecuali proyek PLTN dan PLTA). Dalam periode tersebut jenis dan intensitas
kegiatan mengalami perubahan yang cepat. Hal ini dibutuhkan metode dan teknik
pemantauan, pengawasan dan pengendalian yang cukup peka atau sensitif.
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
b. Sifat kegiatan yang Nonrutin dengan
Sasaran Jelas dan Waktu yang terbatas
Karena nonrutin, banyak hal belum dikenal. Hal ini terutama pada perusahaan selaku pemilik
proyek yang yang jarang menyelenggarakan
proyek. Bahkan bagi perusahaan konstruksi dan engineering masih ada hal baru yang
membedakan proyek satu dengan yang lain. Karena faktor tersebut, ditambah dengan
tekanan syarat ketat yang berkaitan dengan
jadwal, mutu dan biaya, maka kegiatan kegiatan proyek memerlukan perhatian khusus dari
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
c. Sifat Kegiatan yang bermacam-macam serta Meliputi Berbagai Keahlian.
Kegiatan proyek sangat beraneka ragam, mulai dari pengkajian aspek ekonomi, design
engineering, pembelian, pengadaan, manufaktur,
konstruksi, dampak lingkungan, inspeksi sampai dengan uji coba produk, gedung atau instalasi yang selesai dibangun. Untuk pengawasan yang lebih intens, terkadang Pimpro meminta
penanggung jawab per bidang pengembangan berada pada dibawah koordinasinya langsung.
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
d. Bersifat Multikompleks
Kompleksitas suatu proyek disamping ditandai oleh banyaknya jenis dan jumlah kegiatan, juga ditandai oleh jumlah hubungan ke dalam dan keluar dari
organisasi peserta proyek. Hubungan ke dalam adalah hubungan dengan departemen fungsional, mulai dari personalia, manufakturing, humas,
engineering dan logistik. Sedangkan hubungan keluar adalah hubungan dengan sub kontraktor, rekanan, instansi pemerintah, investor, dan yang lainnya. Kompleksitas ini ditambah lagi dengan kenyataan adanya saling ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya: Untuk mengurangi berbagai masalah yang timbul,
lazim diambil langkah-langkah sebagai berikut:
A. Mengadakan rapat kordinasi atau kontak dalam bentuk lain, diantara berbagai pihak yang
berkepentingan.
B. Membentuk panitia add-hoc dengan anggota dari berbagai organisasi yang terlibat dan
berkepentingan.
C. Membuat prosedur dan peraturan kerja sama.
D. Membuat rencana kerja dengan melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan.
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
e. Kegiatan Berlangsung Sekali Lewat dengan Kadar Resiko Tinggi
Hampir setiap usaha mengandung resiko.
Demikian juga dengan proyek, gambaran resiko tinggi telah tampak sejak awal pengembangan-nya. Resiko yang dihadapi akan bertambah
dengan adanya kenyataan bahwa kegiatan
proyek hanya berlangsung sekali lewat (sesuai dengan project life cycle). Pada proses ini tidak diharapkan pengulangan suatu proses/tahapan, karena akan mengakibatkan penambahan biaya dan melewati jadwal yang telah ditentukan.
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
f. Peserta Mempunyai Multi sasaran yang seringkali Berbeda.
Karena perserta proyek terdiri dari berbagai bidang, internal (pemasaran, engineering, keuangan, konstruksi, dll) maupun eksternal
perusahaan (rekanan, sub kontraktor, dll.). Akan terdapat sasaran lain yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan peserta lainnya. Misalnya pemilik, kontraktor dan rekanan sama-sama bertujuan untuk menyukseskan pelaksanaan suatu proyek.
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
f. Peserta Mempunyai Multi sasaran yang seringkali Berbeda.
Pemilik menginginkan harga proyek yang rendah, sedangkan rekanan dan kontraktor berusaha memperoleh laba setinggi
mungkin. Hal ini berbeda dengan
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
g. Waktu Mulai dan Penutupan
Mengingat waktu periode suatu proyek relatif pendek, maka akan selalu ada kegiatan awal (inisiasi) yang terjadi yang terjadi pada waktu mulai dan pada waktu penutupan (terminasi) proyek. Sehingga perlu suatu pengelolaan
spesifik yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Hal ini berbeda dengan pengelolaan operasi rutin (on-going operation) yang meskipun juga
mengena masa awal dan akhir, jarak waktu yang memisahkannya sangat lama (sesuai dengan
Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:
Pada konsep manajemen proyek, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Inisiasi Proyek, tahap ini menandai dan mengakui proyek mulai berlangsung.
Peristiwa ini umumnya didahului oleh kegiatan studi kelayakan dan definisi keperluan lain-lainnya.
Terminasi Proyek, tahap ini merupakan akhir siklus proyek yang ditandai dengan adanya kegiatan penyerahan hasil akhir proyek, seperti inspeksi dan testing akhir,
Pengelolaan Biaya :
1.
Perencanaan Sumber Daya
Perencanan ini meliputi identifikasi jenis dan kuantitas sumber daya (man power,
peralatan dan material) yang diperlukan guna melaksana kan pekerjaan sesuai
dengan lingkup proyek. Output dari proses ini adalah catatan atau daftar jenis sumber daya yang diperlukan serta kuantitas
Pengelolaan Biaya :
2.
Prakiraan Biaya
Identifikasi kuantitas dan jenis sumber daya dilanjutkan dengan proses estimasi
keperluan biaya guna pengadaan sumber daya tersebut. Dan dinyatakan dalam
satuan uang, misal rupaih atau US$. Output dari proses ini adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya proyek berserta
Pengelolaan Biaya :
3.
Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berarti merinci alokasi biaya untuk masing-masing
kegiatan, yang diintegrasikan dengan jadwal penggunaannya. Anggaran ini nantinya
akan menjadi tolok ukur pengendalian
kinerja kegiatan yang bersangkutan. Output dari proses ini adalah dokumen anggaran
Pengelolaan Waktu atau Jadwal :
Waktu atau jadwal merupakan salah satu
saaran utama proyek. Keterlambatan
akan mengakibatkan berbagai bentuk
kerugian, misal penambaan biaya,
kehilangan produk memasuki pasaran,
dll. Penyelesaian proyek sesuai atau
lebih cepat dari rencana dengan tetap
harus memperhatikan batasan biaya,
mutu dan lingkup proyek.
Pengelolaan Waktu atau Jadwal :
1.
Identifikasi kegiatan
Pengelolaan proyek diawali dengan
identifikasi kegiatan proyek agar
komponen lingkup proyek yang telah
ditentukan dapat terlaksana sesuai
dengan jadwal.
Pengelolaan Waktu atau Jadwal :
2.
Penyusunan Urutan Kegiatan
Setelah diuraikan menjadi
komponennya, lingkup proyek
disusun kembali menjadi urutan
kegiatan sesuai dengan logika
ketergantungan. Output dari proses
ini adalah jaringan kerja.
Pengelolaan Waktu atau Jadwal :
3.
Prakiraan Kurun Waktu
Setelah jaringan kerja terbentuk,
masing-masing komponen kegiatan diberikan
prakiraan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut.
Output proses ini adalah jaringan kerja
yang telah memiliki kurun waktu dan
perkiraan sumber daya yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.
Pengelolaan Waktu atau Jadwal :
4.
Penyusunan Jadwal
Jaringan kerja yang masing-masing item
telah diberikan kurun waktunya, secara
keseluruhan dianalisis dan dihitung
kurun waktu penyelesaian proyek ,
terutama pada tahapan yang kritis dan
perlu dicermati. Output dari proses ini
adalah jadwal induk dan jadwal untuk
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Pengelolaan Waktu atau Jadwal :
5.
Pengendalian Waktu dan Jadwal
Pengendalian waktu meliputi kegiatan
yang berkaitan dengan pemantuan
dan koreksi agar kemajuan proyek
sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Output dari proses ini
adalah revisi jadwal induk dan jadwal
pekerjaan lapangan.
Pengelolaan Mutu :
Pengelolaan mutu meliputi kegiatan yang dilakukan agar hasil proyek memenuhi
persyaratan, kriteria dan spesifikasi yang telah ditentukan. Agar produk memenuhi syarat
penggunaan, diperlukan suatu proses yang panjang dan kompleks, mulai dari kajian
syarat yang dikehendaki oleh owner atau pemesan produk, menyusun program mutu dan akhirnya merencanakan dan
mengendalikan aspek mutu pada tahap implementasi atau produksi.
Pengelolaan Mutu :
1.
Program Pengelolaan Mutu
Program pengelolaan mutu menitik beratkan pada perencanaan sistematik suatu kegiatan yang
bertujuan memberikan keyakinan (confidence)
bahwa proyek akan dapat memenuhi standar mutu yang ditentukan. Program ini meliputi identifikasi kriteria dan spesifikasi yang akan dipakai proyek, kemudian mengkaji relevansinya dengan standar yang telah dibakukan (established), pembuatan perencanaan kebijakan kualitas dan review
organisasi pelaksana. Output proses ini adalah dokumen policy kualitas, organisasi pelaksanaan
Pengelolaan Mutu :
2.
Quality Assurance (QA)
Quality Assurance meliputi semua
kegiatan dalam quality system yang
bertujuan memberikan kepercayaan
kepada semua pihak yang
berkepentingan bahwa semua
tindakan yang diperlukan untuk
mencapai standar mutu proyek telah
dilaksanakan dengan berhasil.
Pengelolaan Mutu :
3. Quality Control (QC)
Quality control meliputi semua kegiatan
yang berhubungan dengan pemantauan
dan pengkajian hasil proyek (baik hasil
antara atau final). Output dari proses ini
adalah perbaikan (bila terjadi
penyimpangan) dan keputusan
persetujuan atau persetujuan dapat
diterima (acceptance).
Pengelolaan Mutu :
Quality Control (QC)
Teknik dan metode dalam pengelolaan
mutu adalah sebagai berikut:
>. Destruction test
>. Inspeksi dan uji coba kemampuan
kinerja (performance test).
>. Control chart
Pengelolaan Sumber Daya
Manusia
Satu jenis pengelolaan yang mungkin paling sulit adalah manajemen sumber daya manusia.
Pengelolaan ini bertujuan untuk mengupayakan penggunaan secara efektif sumber daya manusia proyek. Pengelolaan ini dimulai dari inventarisasi kebutuhan, merekrut atau mengajukan keperluan, menyusun organisasi, membentuk tim, serta
mempraktekkan cara kepemimpinan yang sesuai
dengan tuntutan kegiatan proyek. Pimpro diharapkan juga menguasai aspek motivasi, human relation,
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
1.
Perencanaan Organisasi
Proses pada tahap ini meliputi identifikasi lingkup kerja proyek, inventarisasi keperluan personil,
tugas dan tanggung jawab, peranan serta jalur pelaporan anggota atau kelompok yang akan menangani proyek. Untuk proyek E-MK,
perencanaan organisasi biasanya digolongkan
menjadi organisasi kantor pusat (head office) dan lapangan. Output dari tahap ini adalah bagan
struktur organisasi proyek, uraian tugas bagi posisi-posisi penting atau kunci, serta perencanaan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
2.
Pengisian Personil
Pengisian personil terdiri dari kegiatan
mencari, menyeleksi dan melatih personil proyek yang akan ditugaskan di kantor
pusat ataupun di lapangan. Personil proyek dapat berasal dari induk organisasi atau
dari luar, misalnya konsultan atau
kontraktor. Out put dari langkah ini adalah terbentuknya tim proyek yang semakin lama semakin meningkat kinerjanya.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Teknik dan metode pengelolaan sumber daya
manusia meliputi:
=. Penggunaan teori umum organisasi dan manajemen.
=. Penggunaan kebijakan dan prosedur perusahaan yang bersangkutan.
=. Pengadaan dengan ikatan kerja sama / kontrak jangka pendek untuk merekrut
personil.
=. Pelatihan dan kursus untuk meningkatkan efektivitas tim.
Pengelolaan Resiko
Dalam konteks proyek, pengelolaan
resiko meliputi identifikasi secara
sistimatis jenis, besar dan sumber resiko
selama siklus proyek. Pemantauan dan
pengendalian dimaksudkan untuk
mengurangi dampak negatif yang
mungkin timbul. Pengelolaan bersifat
proaktif dan bukannya reaktif (menunggu
sampai dengan terjadinya persoalan
Pengelolaan Resiko
1.
Identifikasi dan Klasifikasi
Kegiatan ini terdiri dari identifikasi
segala kemungkinan terjadinya resiko
yang memiliki dampak bagi
keberhasilan proyek. Kemudian
dilakukan klasifikasi agar
pengelolaannya dapat sistimatis dan
tepat. Output dari tahap ini adalah
pengenalan sumber, sifat serta potensi
terjadinya resiko.
Pengelolaan Resiko
2.
Kuantifikasi Resiko
Setelah resiko selama siklus proyek mampu
diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengadakan analisis dan penilaian secara
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan terhadap proyek
dan tingkat kemungkinan terhadap proyek
dan tingkat kemungkinan terjadinya. Output
dari langkah ini adalah kuantifikasi resiko
serta dimensi dampak yang ditimbulkannya.
Pengelolaan Resiko
3.
Tanggapan terhadap Resiko
Ini merupakan usaha, perencanaan dan strategi dalam kaitannya dengan berbagai ancaman yang mungkin terjadi.
Output dari tahap ini adalah dokumen yang
berisi perencanaan manajemen untuk
menghadapi resiko proyek, seperti menutup asuransi, menutup kontinjensi, cadangan dan pengaturan sharing apabila terjadi resiko.
Pengelolaan Resiko
3. Tanggapan terhadap Resiko
Hal ini dapat berupa:
>. Menghindari atau menghilangkan ancaman yang bersifat khusus.
>. Mengurangi nilai resiko, misalnya dengan menurunkan kemungkinan terjadinya
permasalahan yang bersangkutan.
>. Menerima resiko, semisal denaganb menyiapkan segala sesuatunya.