• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Proyek. dari berbagai sumber 6/10/2016 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Proyek. dari berbagai sumber 6/10/2016 1"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Proyek

(2)

Konsep Manajemen Proyek

• Merupakan

buah

pemikiran

tentang

manajemen

yang

ditujukan

untuk

mengelola

kegiatan

yang

berbentuk

proyek.

• Perumusannya disusun sedemikian rupa

sehingga

dapat

menghadapi

dan

mengakomodir perilaku dan dinamika

yang melekat pada kegiatan proyek.

(3)

Konsep Manajemen Proyek

• Seperti halnya manajemen klasik, dalam

manajemen proyek fungsi perencanaan

dan pengendalian, memegang peranan

yang amat menentukan.

• Terlebih pada kegiatan proyek yang

sifatnya cepat berubah, kompleks dan

memiliki

hubungan

keterkaitan

yang

tinggi. Perlu adanya keterpaduan antara

perencanaan dan pengendalian

(4)

Kebijakan dan Tata Laksana

Manajemen Proyek

• Kebijakan (policy) dan tata laksana

(prosedur), memegang peranan penting

dalam penyelenggaraan suatu kegiatan,

yaitu

merupakan

sarana

komunikasi

untuk

mengatur,

mengkoordinir

dan

menyatukan arah gerak organisasi

.

• Keperluan akan adanya sarana tersebut

amat terasa bagi proyek yang memiliki

personil atau peserta yang baru pertama

kali bekerja sama.

(5)

Lingkup Pembahasan dan Aplikasi

Konsep Manajemen Proyek

a. Mengkaji kelayakan sebelum

memutuskan untuk mewujudkan suatu

gagasan menjadi bentuk fisik. Aktivitas

ini berlangsung pada

Tahap Konseptual

.

b. Perencanaan dan pengembangan,

termasuk menyiapkan perangkat dan

peserta. Kegiatan tersebut dilakukan

pada tahap

Project Proposal /Definisi

.

(6)

Lingkup Pembahasan dan Aplikasi Konsep Manajemen Proyek

c. Implementasi kegiatan proyek di

kantor pusat lapangan. Kegitan ini

dilakukan pada

Tahap Implementasi

.

d. Penyelesaian akhir dan penutupan

proyek yang berlangsung pada

Tahap Terminasi

.

(7)

Perilaku Kegiatan Proyek

• Kegiatan proyek bersifat non rutin, terdiri dari aneka ragam kegiatan yang saling terkait dan

mengikuti pola siklus kelangsungan hidup atau life cycle tertentu yang memiliki batas jelas kapan

proyek dimulai dan berhenti.

• Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu

kegiatan sementara yang berlangsung dalam

jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan bertujuan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya

(8)

Ciri pokok Proyek adalah :

Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable)

tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir. • Dalam proses mewujudkan lingkup di atas,

ditentukan sejumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu.

• Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Waktu mulai dan

pengakhiran ditentukan dengan jelas.

• Non rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

(9)

Ciri umum Program :

Memiliki sifat yang sama dengan proyek.

Dalam kurun waktu pelaksanaan dan

besarnya sumber daya yang diperlukan,

lebih besar dari Proyek.

Program memiliki skala yang lebih besar

daripada Proyek.

(10)

Triple Constraint Project :

•Biaya •Anggaran •Mutu •Kinerja •Jadwal •Waktu

(11)

Anggaran

• Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.

• Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan secara total proyek, tetapi dipecah atas komponen-komponennya atau per periode tertentu (misalnya per kuartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan.

• Dengan demikian penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran dan hasil anggaran setiap periodenya.

(12)

Jadwal

• Proyek harus dikerjakan dengan

kurun waktu dan tangal akhir yang

telah ditentukan.

Bila hasil akhir

adalah

produk

baru,

maka

penyerahannya

tidak

boleh

melewati batas waktu yang telah

ditentukan

(13)

M u t u

• Produk atau hasil kegiatan suatu proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

• Jadi memenuhi persyaratan mutu berarti

mampu memenuhi tugas yang

(14)

MANAJEMEN PROYEK

Manajemen Fungsional / General

Management (versi H.Koontz

– 1982) :

Manajemen adalah proses

merencanakan, mengorganisir,

memimpin dan mengendalikan kegiatan

anggota serta sumber daya yang lain

untuk mencapai sasaran organisasi

(perusahaan) yang telah ditentukan.

(15)

Kompleksitas suatu Proyek

1. Jumlah macam kegiatan di dalam proyek

2. Macam dan jumlah hubungan antar

kelompok organisasi di dalam proyek.

3. Macam dan jumlah hubungan antar

kegiatan organisasi di dalam proyek

dengan pihak luar.

(16)

Macam-macam Proyek :

Kegiatan utama proyek jenis ini terdiri dari

pengkajian

kelayakan,

disain

engineering, pengadaan dan konstruksi.

Contoh

proyek

jenis

ini

adalah

pembangunan

gedung,

jembatan,

pelabuhan, jalan raya, fasilitas industri,

dll.

(17)

Macam-macam Proyek :

Proyek ini bertujuan untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut merupakan hasil usaha dari kegiatan proyek.

Proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya meliputi

design-engineering, pengembangan produk, pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.

Contoh: Pembuatan ketel uap, generator listrik, mesin pabrik, kendaraan, dll. Apabila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang, rutin dan menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.

(18)

Macam-macam Proyek :

Proyek Penelitian dan Pengembangan (research and development) bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu.

Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran atau jadwal secara substansial, maka perlu diberikan batasan yang ketat untuk masalah tersebut.

(19)

Macam-macam Proyek :

• Perancangan sistim informasi manajemen,

soft ware ataupun hard ware.

• Merancang program efisiensi dan penghematan.

• Melakukan diversifikasi, penggabungan dan pengambil alihan.

Proyek Pelayanan Manajemen

Proyek semacam ini tidak menghasilkan

sesuatu dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk laporan akhir

(20)

Macam-macam Proyek :

Hal ini berkaitan dengan penggunaan dana kapital (istilah akuntansi) untuk investasi.

Proyek kapital biasanya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan (mesin-mesin), manufaktur (pabrikasi) dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.

(21)

Macam-macam Proyek :

Bertujuan untuk membuat jaringan telekomunikasi yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya yang relatif tidak terlalu mahal. Komponen kegiatan utamanya adalah:

Proyek Radio dan

Telekomunikasi

• Beda dengan proyek industri yang terpusat pada satu lokasi yang tetap, proyek radio

telekomunikasi biasanya terdiri dari banyak lokasi dan terpencar di antero wilayah yang berjauhan. Untuk itulah aspek logistik dan koordinasi harus mendapatkan perhatian utama.

(22)

Komponen kegiatan utamanya adalah:

Proyek Radio dan Telekomunikasi

• Site survey, untuk menentukan titik-titik yang akan dihubungkan dengan lokasi ‘repeater’.

Penentuan frequency band.Design engineering system.

• Manufaktur/pabrikasi peralatan telekomunikasi. • Instalasi repeater dan peralatan

(23)

Macam-macam Proyek :

• Proyek ini berkaitan dengan pelestarian lingkungan. Salah satu pendekatan yang lazim dilakukan adalah IPAS (Integrated

Protected Area System), yaitu menentukan

daerah yang dilindungi pada daerah-daerah:

Proyek Konservasi Bio-Diversity

Protected area

Zona buffer, dan

(24)

Aspek jangkauan pokoknya amat luas, meliputi kajian sosial, ekonomi, ekosistem, kependudukan dan yang lainnya. Komponen utama kegiatan terdiri dari:

Proyek Konservasi Bio-Diversity

Penyusunan dan pelaksanaan program penyuluhan dan penyadaran penduduk yang daerah pemukimannya akan terkena proyek (tidak harus memindahkan mereka), tujuan proyek berusaha untuk melestarikan lingkungan dan

menaikkan taraf hidup mereka.

Mengadakan survei biofisik dan sosial ekonomi.

Menentukan batas-batas protected area, dll. (zoning, delineation dan demarkasi).

Membangun zona buffer dan adjacent area dengan cara penghijauan, agro forestry, konservasi tanah dan

community development, seperti pembuatan jalan dan jembatan.

(25)

Proyek Konservasi Bio-Diversity

Terlihat bahwa proyek jenis ini tidak

terlampau banyak muatan engineering,

konstruksi atau manufaktur, tetapi sarat

dengan pengkajian, penelitian dan survei.

Untuk implementasinya memerlukan jasa

konsultan yang amat intensif.

Sebagai contoh:

Proyek Roteng-Flores,

Siberut, Lahan Gambut-Kalimantan

, dll.

(26)

Timbulnya suatu Proyek :

Semisal proyek pembangunan prasarana seperti jalan, jembatan, bendungan, saluran irigasi, pelabuhan, lapangan terbang, dll. Tujuannya lebih dititik beratkan pada kepentingan umum dan masyarakat.

a. Rencana Pemerintah

Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan membangun sarana produksi baru.

(27)

Timbulnya suatu Proyek :

Dari suatu keputusan dari suatu kajian dirasa perlu untuk merealisasikan nya menjadi suatu proyek. Misal proyek peningkatan efisiensi kerja dan modernisasi mesin di pabrik tekstil, dengan tujuan agar lebih mampu bersaing.

c.

Dari dalam Perusahaan yang Bersangkutan

Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak manfat dan peminatnya, sehinga mendorong dibangunnya fasilitas produksi. Misal komoditi obat-obatan dan bahan kimia yang lain.

(28)

Perubahan Titik Berat Pengelolaan

Perilaku selama Siklus Proyek

Perubahan Lingkup versus Siklus Proyek.

Potensi Pengendalian Biaya

Menurunnya

Resiko

sejalan

dengan

Kemajuan Proyek

(29)

Menurut

H. Fayol

,

Manajemen bukanlah bakat seseorang,

melainkan suatu kepandaian (skill) yang dapat dipelajari, yaitu dengan

memahami teori serta prinsip-prinsip dasarnya.

(30)

Beberapa Perilaku dan Fenomena kegiatan Proyek & Pengelolaan yang diperlukan :

Perilaku dan Fenomena kegiatan Proyek

•Bersifat Dinamis. •Non Rutin

•Kegiatan bermacam-ragam •Bersifat Multi Kompleks

•Kegiatan yang singkat dengan Resiko tinggi.

•Pelaksanaan kegiatan oleh banyak pihak., bidang & organisasi.

•Organisasi peserta proyek sering mempunyai sararan yang sama & berbeda pada waktu yang bersamaan

(31)

Perilaku Proyek dan

Pengelolaan yang Dituntutnya

• Jenis dan intensitas kegiatan cepat berubah dalam kurun waktu yang relatif pendek.

• Sifat kegiatan yang non-rutin dengan sasaran jelas dan waktu yang terbatas.

• Sifat kegiatan yang bermacam-macam serta membutuhkan berbagai keahlian.

• Bersifat Multikompleks.

• Kegiatan berlangsung sekali lewat dan beresiko tinggi.

• Peserta mempunyai multisasaran yang seringkali berbeda.

(32)

Menurut

J.R.Adams

-1994

Kriterium seorang Pimpinan Proyek :

“ Pada hakekatnya, siapa saja

terlepas dari berbagai pengalaman

kerjanya, tidak pandang latar

belakang pendidikan akademisnya,

dapat menjadi Pimpro dengan

sekedar meng-klaim posisi / jabatan

tersebut.”

(33)

Alasan sebenarnya seseorang diakui

mampu bertindak selaku Pimpro

apabila :

 Memiliki keahlian teknik sesuai dengan lingkup kerja proyek.

 Tersedia pada waktu yang memang dibutuhkan / diperlukan.

 Memiliki indikasi bersedia menghadapi berbagai tantangan.

 Jujur, memiliki integritas tinggi dan profesional.

 Manajer lini berpengalaman yang diharapkan mampu memecahkan masalah manajerial yang mungkin timbul.

(34)

Area Ilmu Manajemen Proyek :

a. Kerangka Kerja yang terdiri dari :

Pengelolaan Integrasi

b. Komponen Inti terdiri dari.

Pengelolaan Lingkup Proyek

Pengelolaan Waktu dan Jadwal Pengelolaan Biaya

Pengelolaan Kualitas dan Mutu

c. Komponen Pendukung terdiri dari,

Pengelolaan SDM. Pengelolaan Resiko

Pengelolaan Pengadaan dan Kontrak Pengelolaan Komunikasi.

(35)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang

Dituntutnya:

a. Jenis dan Intensitas Kegiatan Cepat berubah dalam Kurun Waktu yang Relatif Pendek

 Pada umumnya suatu proyek berjalan kurang dari 4 tahun (kecuali proyek PLTN dan PLTA). Dalam periode tersebut jenis dan intensitas

kegiatan mengalami perubahan yang cepat. Hal ini dibutuhkan metode dan teknik

pemantauan, pengawasan dan pengendalian yang cukup peka atau sensitif.

(36)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

b. Sifat kegiatan yang Nonrutin dengan

Sasaran Jelas dan Waktu yang terbatas

 Karena nonrutin, banyak hal belum dikenal. Hal ini terutama pada perusahaan selaku pemilik

proyek yang yang jarang menyelenggarakan

proyek. Bahkan bagi perusahaan konstruksi dan engineering masih ada hal baru yang

membedakan proyek satu dengan yang lain. Karena faktor tersebut, ditambah dengan

tekanan syarat ketat yang berkaitan dengan

jadwal, mutu dan biaya, maka kegiatan kegiatan proyek memerlukan perhatian khusus dari

(37)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

c. Sifat Kegiatan yang bermacam-macam serta Meliputi Berbagai Keahlian.

 Kegiatan proyek sangat beraneka ragam, mulai dari pengkajian aspek ekonomi, design

engineering, pembelian, pengadaan, manufaktur,

konstruksi, dampak lingkungan, inspeksi sampai dengan uji coba produk, gedung atau instalasi yang selesai dibangun. Untuk pengawasan yang lebih intens, terkadang Pimpro meminta

penanggung jawab per bidang pengembangan berada pada dibawah koordinasinya langsung.

(38)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

d. Bersifat Multikompleks

 Kompleksitas suatu proyek disamping ditandai oleh banyaknya jenis dan jumlah kegiatan, juga ditandai oleh jumlah hubungan ke dalam dan keluar dari

organisasi peserta proyek. Hubungan ke dalam adalah hubungan dengan departemen fungsional, mulai dari personalia, manufakturing, humas,

engineering dan logistik. Sedangkan hubungan keluar adalah hubungan dengan sub kontraktor, rekanan, instansi pemerintah, investor, dan yang lainnya. Kompleksitas ini ditambah lagi dengan kenyataan adanya saling ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

(39)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya: Untuk mengurangi berbagai masalah yang timbul,

lazim diambil langkah-langkah sebagai berikut:

 A. Mengadakan rapat kordinasi atau kontak dalam bentuk lain, diantara berbagai pihak yang

berkepentingan.

B. Membentuk panitia add-hoc dengan anggota dari berbagai organisasi yang terlibat dan

berkepentingan.

C. Membuat prosedur dan peraturan kerja sama.

D. Membuat rencana kerja dengan melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan.

(40)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

e. Kegiatan Berlangsung Sekali Lewat dengan Kadar Resiko Tinggi

 Hampir setiap usaha mengandung resiko.

Demikian juga dengan proyek, gambaran resiko tinggi telah tampak sejak awal pengembangan-nya. Resiko yang dihadapi akan bertambah

dengan adanya kenyataan bahwa kegiatan

proyek hanya berlangsung sekali lewat (sesuai dengan project life cycle). Pada proses ini tidak diharapkan pengulangan suatu proses/tahapan, karena akan mengakibatkan penambahan biaya dan melewati jadwal yang telah ditentukan.

(41)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

f. Peserta Mempunyai Multi sasaran yang seringkali Berbeda.

 Karena perserta proyek terdiri dari berbagai bidang, internal (pemasaran, engineering, keuangan, konstruksi, dll) maupun eksternal

perusahaan (rekanan, sub kontraktor, dll.). Akan terdapat sasaran lain yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan peserta lainnya. Misalnya pemilik, kontraktor dan rekanan sama-sama bertujuan untuk menyukseskan pelaksanaan suatu proyek.

(42)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

f. Peserta Mempunyai Multi sasaran yang seringkali Berbeda.

 Pemilik menginginkan harga proyek yang rendah, sedangkan rekanan dan kontraktor berusaha memperoleh laba setinggi

mungkin. Hal ini berbeda dengan

(43)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

g. Waktu Mulai dan Penutupan

 Mengingat waktu periode suatu proyek relatif pendek, maka akan selalu ada kegiatan awal (inisiasi) yang terjadi yang terjadi pada waktu mulai dan pada waktu penutupan (terminasi) proyek. Sehingga perlu suatu pengelolaan

spesifik yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Hal ini berbeda dengan pengelolaan operasi rutin (on-going operation) yang meskipun juga

mengena masa awal dan akhir, jarak waktu yang memisahkannya sangat lama (sesuai dengan

(44)

Perilaku Proyek dan Pengelolaan yang Dituntutnya:

Pada konsep manajemen proyek, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Inisiasi Proyek, tahap ini menandai dan mengakui proyek mulai berlangsung.

Peristiwa ini umumnya didahului oleh kegiatan studi kelayakan dan definisi keperluan lain-lainnya.

Terminasi Proyek, tahap ini merupakan akhir siklus proyek yang ditandai dengan adanya kegiatan penyerahan hasil akhir proyek, seperti inspeksi dan testing akhir,

(45)

Pengelolaan Biaya :

1.

Perencanaan Sumber Daya

 Perencanan ini meliputi identifikasi jenis dan kuantitas sumber daya (man power,

peralatan dan material) yang diperlukan guna melaksana kan pekerjaan sesuai

dengan lingkup proyek. Output dari proses ini adalah catatan atau daftar jenis sumber daya yang diperlukan serta kuantitas

(46)

Pengelolaan Biaya :

2.

Prakiraan Biaya

 Identifikasi kuantitas dan jenis sumber daya dilanjutkan dengan proses estimasi

keperluan biaya guna pengadaan sumber daya tersebut. Dan dinyatakan dalam

satuan uang, misal rupaih atau US$. Output dari proses ini adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya proyek berserta

(47)

Pengelolaan Biaya :

3.

Penyusunan Anggaran

 Penyusunan anggaran berarti merinci alokasi biaya untuk masing-masing

kegiatan, yang diintegrasikan dengan jadwal penggunaannya. Anggaran ini nantinya

akan menjadi tolok ukur pengendalian

kinerja kegiatan yang bersangkutan. Output dari proses ini adalah dokumen anggaran

(48)

Pengelolaan Waktu atau Jadwal :

Waktu atau jadwal merupakan salah satu

saaran utama proyek. Keterlambatan

akan mengakibatkan berbagai bentuk

kerugian, misal penambaan biaya,

kehilangan produk memasuki pasaran,

dll. Penyelesaian proyek sesuai atau

lebih cepat dari rencana dengan tetap

harus memperhatikan batasan biaya,

mutu dan lingkup proyek.

(49)

Pengelolaan Waktu atau Jadwal :

1.

Identifikasi kegiatan

Pengelolaan proyek diawali dengan

identifikasi kegiatan proyek agar

komponen lingkup proyek yang telah

ditentukan dapat terlaksana sesuai

dengan jadwal.

(50)

Pengelolaan Waktu atau Jadwal :

2.

Penyusunan Urutan Kegiatan

Setelah diuraikan menjadi

komponennya, lingkup proyek

disusun kembali menjadi urutan

kegiatan sesuai dengan logika

ketergantungan. Output dari proses

ini adalah jaringan kerja.

(51)

Pengelolaan Waktu atau Jadwal :

3.

Prakiraan Kurun Waktu

Setelah jaringan kerja terbentuk,

masing-masing komponen kegiatan diberikan

prakiraan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan kegiatan tersebut.

Output proses ini adalah jaringan kerja

yang telah memiliki kurun waktu dan

perkiraan sumber daya yang diperlukan

untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.

(52)

Pengelolaan Waktu atau Jadwal :

4.

Penyusunan Jadwal

Jaringan kerja yang masing-masing item

telah diberikan kurun waktunya, secara

keseluruhan dianalisis dan dihitung

kurun waktu penyelesaian proyek ,

terutama pada tahapan yang kritis dan

perlu dicermati. Output dari proses ini

adalah jadwal induk dan jadwal untuk

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

(53)

Pengelolaan Waktu atau Jadwal :

5.

Pengendalian Waktu dan Jadwal

Pengendalian waktu meliputi kegiatan

yang berkaitan dengan pemantuan

dan koreksi agar kemajuan proyek

sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan. Output dari proses ini

adalah revisi jadwal induk dan jadwal

pekerjaan lapangan.

(54)

Pengelolaan Mutu :

 Pengelolaan mutu meliputi kegiatan yang dilakukan agar hasil proyek memenuhi

persyaratan, kriteria dan spesifikasi yang telah ditentukan. Agar produk memenuhi syarat

penggunaan, diperlukan suatu proses yang panjang dan kompleks, mulai dari kajian

syarat yang dikehendaki oleh owner atau pemesan produk, menyusun program mutu dan akhirnya merencanakan dan

mengendalikan aspek mutu pada tahap implementasi atau produksi.

(55)

Pengelolaan Mutu :

1.

Program Pengelolaan Mutu

 Program pengelolaan mutu menitik beratkan pada perencanaan sistematik suatu kegiatan yang

bertujuan memberikan keyakinan (confidence)

bahwa proyek akan dapat memenuhi standar mutu yang ditentukan. Program ini meliputi identifikasi kriteria dan spesifikasi yang akan dipakai proyek, kemudian mengkaji relevansinya dengan standar yang telah dibakukan (established), pembuatan perencanaan kebijakan kualitas dan review

organisasi pelaksana. Output proses ini adalah dokumen policy kualitas, organisasi pelaksanaan

(56)

Pengelolaan Mutu :

2.

Quality Assurance (QA)

Quality Assurance meliputi semua

kegiatan dalam quality system yang

bertujuan memberikan kepercayaan

kepada semua pihak yang

berkepentingan bahwa semua

tindakan yang diperlukan untuk

mencapai standar mutu proyek telah

dilaksanakan dengan berhasil.

(57)

Pengelolaan Mutu :

3. Quality Control (QC)

Quality control meliputi semua kegiatan

yang berhubungan dengan pemantauan

dan pengkajian hasil proyek (baik hasil

antara atau final). Output dari proses ini

adalah perbaikan (bila terjadi

penyimpangan) dan keputusan

persetujuan atau persetujuan dapat

diterima (acceptance).

(58)

Pengelolaan Mutu :

Quality Control (QC)

Teknik dan metode dalam pengelolaan

mutu adalah sebagai berikut:

>. Destruction test

>. Inspeksi dan uji coba kemampuan

kinerja (performance test).

>. Control chart

(59)

Pengelolaan Sumber Daya

Manusia

 Satu jenis pengelolaan yang mungkin paling sulit adalah manajemen sumber daya manusia.

Pengelolaan ini bertujuan untuk mengupayakan penggunaan secara efektif sumber daya manusia proyek. Pengelolaan ini dimulai dari inventarisasi kebutuhan, merekrut atau mengajukan keperluan, menyusun organisasi, membentuk tim, serta

mempraktekkan cara kepemimpinan yang sesuai

dengan tuntutan kegiatan proyek. Pimpro diharapkan juga menguasai aspek motivasi, human relation,

(60)

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

1.

Perencanaan Organisasi

 Proses pada tahap ini meliputi identifikasi lingkup kerja proyek, inventarisasi keperluan personil,

tugas dan tanggung jawab, peranan serta jalur pelaporan anggota atau kelompok yang akan menangani proyek. Untuk proyek E-MK,

perencanaan organisasi biasanya digolongkan

menjadi organisasi kantor pusat (head office) dan lapangan. Output dari tahap ini adalah bagan

struktur organisasi proyek, uraian tugas bagi posisi-posisi penting atau kunci, serta perencanaan

(61)

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

2.

Pengisian Personil

 Pengisian personil terdiri dari kegiatan

mencari, menyeleksi dan melatih personil proyek yang akan ditugaskan di kantor

pusat ataupun di lapangan. Personil proyek dapat berasal dari induk organisasi atau

dari luar, misalnya konsultan atau

kontraktor. Out put dari langkah ini adalah terbentuknya tim proyek yang semakin lama semakin meningkat kinerjanya.

(62)

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Teknik dan metode pengelolaan sumber daya

manusia meliputi:

=. Penggunaan teori umum organisasi dan manajemen.

=. Penggunaan kebijakan dan prosedur perusahaan yang bersangkutan.

=. Pengadaan dengan ikatan kerja sama / kontrak jangka pendek untuk merekrut

personil.

=. Pelatihan dan kursus untuk meningkatkan efektivitas tim.

(63)

Pengelolaan Resiko

Dalam konteks proyek, pengelolaan

resiko meliputi identifikasi secara

sistimatis jenis, besar dan sumber resiko

selama siklus proyek. Pemantauan dan

pengendalian dimaksudkan untuk

mengurangi dampak negatif yang

mungkin timbul. Pengelolaan bersifat

proaktif dan bukannya reaktif (menunggu

sampai dengan terjadinya persoalan

(64)

Pengelolaan Resiko

1.

Identifikasi dan Klasifikasi

Kegiatan ini terdiri dari identifikasi

segala kemungkinan terjadinya resiko

yang memiliki dampak bagi

keberhasilan proyek. Kemudian

dilakukan klasifikasi agar

pengelolaannya dapat sistimatis dan

tepat. Output dari tahap ini adalah

pengenalan sumber, sifat serta potensi

terjadinya resiko.

(65)

Pengelolaan Resiko

2.

Kuantifikasi Resiko

Setelah resiko selama siklus proyek mampu

diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah

mengadakan analisis dan penilaian secara

kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui

dampak yang ditimbulkan terhadap proyek

dan tingkat kemungkinan terhadap proyek

dan tingkat kemungkinan terjadinya. Output

dari langkah ini adalah kuantifikasi resiko

serta dimensi dampak yang ditimbulkannya.

(66)

Pengelolaan Resiko

3.

Tanggapan terhadap Resiko

 Ini merupakan usaha, perencanaan dan strategi dalam kaitannya dengan berbagai ancaman yang mungkin terjadi.

Output dari tahap ini adalah dokumen yang

berisi perencanaan manajemen untuk

menghadapi resiko proyek, seperti menutup asuransi, menutup kontinjensi, cadangan dan pengaturan sharing apabila terjadi resiko.

(67)

Pengelolaan Resiko

3. Tanggapan terhadap Resiko

Hal ini dapat berupa:

 >. Menghindari atau menghilangkan ancaman yang bersifat khusus.

>. Mengurangi nilai resiko, misalnya dengan menurunkan kemungkinan terjadinya

permasalahan yang bersangkutan.

>. Menerima resiko, semisal denaganb menyiapkan segala sesuatunya.

(68)

Program Pemantauan dan

Pengendalian

Langkah ini bertujuan memantau dan

mengawasi pelaksanaan penanganan

resiko yang sudah diperkirakan

sebelumnya. Perlu dipersiapkan data

base bagi evaluasi yang berkelanjutan

untuk proyek yang sedang ditangani

ataupun yang akan datang.

(69)

Pengelolaan Pengadaan

dan Kontrak

Dalam tahap ini meliputi kegiatan yang

berkaitan dengan usaha mendapatkan

barang dan atau jasa dari pihak luar

untuk proyek. Bila kontraktor utama

berfungsi sebagai pelaksana, maka

pihak luar tersebut dapat terdiri dari

subkontraktor , rekanan, konsultan, dll.

Untuk tujuan tersebut diadakan ikatan

kerja sama atau kontrak jasa pembelian,

bantuan teknis dan lain-lain.

(70)

Pengelolaan Pengadaan dan Kontrak

1.

Perencanaan Pengadaan

Didahului dengan identifikasi jasa,

material dan peralatan yang diperlukan

proyek dan diteruskan dengan membuat

spesifikasi dan kriteria. Output dari tahap

ini adalah daftar material dan jasa yang

akan diadakan pada proyek tersebut.

Pada tahap ini juga diatur policy,

(71)

Pengelolaan Pengadaan dan Kontrak

2.

Penyiapan Dokumen Kontrak dan

Lelang

Dokumen utama untuk proses

pengadaan terdiri dari dokumen lelang

yang memuat undangan lelang,

rancangan kontrak dan kriteria seleksi.

Output dari langkah ini adalah paket

(72)

Pengelolaan Pengadaan dan Kontrak

3.

Proses Lelang

Pada proses lelang dan negosiasi

terjadilah akuisisi yang ditandai

dengan penandatanganan kontrak.

Output dari langkah ini adalah

(73)

Pengelolaan Pengadaan dan Kontrak

4.

Administrasi Kontrak

Administrasi kontrak meliputi

kegiatan-kegiatan dengan tujuan agar

proses dan kinerja pengadaan

memenuhi pasal-pasal yang

tercantum dalam kontrak. Output dari

langkah ini adalah penyerahan dan

penerimaan deliverable, change order

dan pembayaran.

(74)

Pengelolaan Komunikasi

Pengelolaan komunikasi adalah proses

yang diperlukan agar mereka yang

terlibat dalam proses, semisal stake

holder dapat memperoleh informasi

yang diperlukan pada waktu yang tepat.

Informasi tersebut dapat berupa hasil

dari perumusan, pengumpulan,

penyampaian, penerimaan dan

penyimpanan informasi proyek.

(75)

Pengelolaan Komunikasi

1.

Perencanaan Komunikasi

Perencanaan komunikasi meliputi

penentuan jenis informasi yang

diperlukan proyek, seperti kepada

siapa, kapan waktunya dan

bagaimana cara menyampaikannya.

Output dari tahap ini adalah lembaran

(76)

Pengelolaan Komunikasi

2.

Distribusi Komunikasi

Proses ini bertujuan untuk

memberikan materi informasi yang

diperlukan stake holder tepat pada

waktunya. Output dari langkah ini

adalah lembaran atau catatan

(77)

Pengelolaan Komunikasi

3.

Pelaporan

Proses ini berkaitan dengan

pembuatan laporan kemajuan proyek

serta sumber daya yang telah

digunakan untuk melakukan kegiatan

sampai saat pelaporan. Output dari

langkah ini adalah laporan kemajuan

atau kinerja proyek .

(78)

Pengelolaan Komunikasi

4.

Penutupan Administrasi

Penutupan administrasi meliputi

verifikasi dan dokumentasi laporan

yang penting guna mempersiapkan

laporan penyelesaian proyek dan

project acceptance. Output dari

langkah ini adalah dokumen penutupan

proyek dan formal acceptance.

(79)

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann (lihat bagian atas), kita dapat menggunakan teorema dasar kalkulus dalam menghitung nilai

Dalam rangka kegiatan Sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk guru-guru di lingkungan Departemen Agama (Depag), Panitia Sertifikasi Guru Rayon 15 telah melaksanakan Pendidikan dan

Latar Belakang: sampai saat ini, infeksi menular seksual masih menjadi masalah kesehatan, sosial maupun ekonomi diberbagai negara. Kehidupan seks kaum waria memiliki

89 Dilihat dari gambar diatas bahwa dapat diketahui luas wilayah Kota Cimahi yang tertinggi terdapat pada Kecamatan Cimahi Selatan sebesar 40,82% dengan luas lahan

10 Pengadaan

Menurut SETYONO (2004a), abalon paling banyak ditemukan di daerah beriklim empat musim, hanya sedikit jenis yang dapat ditemukan di daerah tropis (termasuk Indonesia) dan

Kata mawzu> n dalam hal ini penulis korelasikan dengan wujud alam semesta yang mempunyai batas daya. dukung maksimal sumber daya alamnya di suatu

– Kokeet rinnakkain samalla peltolohkolla, perustamisajankohta ja - toimet samat, vain kasvinsuojelussa eroa:. • 1..