• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPTIF WILAYAH. wilayah ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo yang disahkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DESKRIPTIF WILAYAH. wilayah ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo yang disahkan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPTIF WILAYAH

2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Gorontalo Utara adalah salah satu wilayah di Provinsi Gorontalo, wilayah ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo yang disahkan melalui Undang-Undang Nomor 11 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara. Luas wilayah Kabupaten Gorontalo Utara 1.777.03 km2 meliputi wilayah 6 kecamatan dan 56 desa tahun 2010 dan pada tahun 2012 menjadi 11 kecamatan dan 123 Desa. Kecamatan yang paling luas adalah kecamatan Atinggola seluas 264.55 Km2 dan kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Ponelo Kepulauan dengan Luas 10.40 Km2. Wilayah Kabupaten Gorontalo utara meliputi bagian utara dan pulau - pulau kecil yang berada ada di wilayah sekitar pantai Utara Gorontalo Utara. Letak geografi, berada di antara 0°53–0,883°’ Lintang Utara dan 122°39’– 122,65° Bujur Timur utara, Dengan batas-batas wilayah:

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Sulawesi;

b. Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah dan Kab. Pohuwato;

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo;

d. dan di sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara

(2)

Berdasarkan batas wilayah tersebut, maka Kabupaten Gorontalo Utara selain memiliki wilayah daratan juga memiliki wilayah perairan. Secara geografis lebih dari 75 persen wilayah Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah pesisir, dengan panjang garis pantai mencapai 320 Km2, sekaligus merupakan garis pantai terpanjang di Provinsi Gorontalo yang berhadapan dengan Samudera Pasifik.

.

Wilayah dataran Kabupaten Gorontalo Utara sebagian adalah perbukitan rendah dan daratan tinggi yang tersebar pada ketinggian 0 - 1.800 meter diatas permukaan laut, Keadaan topografi didominasi oleh kemiringan 15-40 ° (60 -70 %). Kondisi dan struktur utama Geologi adalah patahan yang berpotensi menimbulkan gerakan tektonik sehingga menyebabkan Kabupaten Gorontalo Utara rawan bencana alam seperti gempa bumi, gerakan tanah, erosi, abrasi dan gelombang pasang serta pendangkalan dan banjir.

Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun 2012 adalah 108.079 jiwa. Rata – rata laju pertumbuhan selam kurun waktu 2000-2010 sebesar 1,84%. sedangkan persebaran penduduk yang terbesar adalah Kecamatan Kwandang yaitu 24.89 % sedangkan terendah berada di kecamatan ponelo kepulauan yaitu sebesar 3.23 %. hal ini disebapkan karena Kecamatan kwandang merupakan pusat Kabupaten sedangkan Kecamatan ponelo kepulauan merupakan kecamatan yang baru terbentuk. sedangkan tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun 2012 rata-rata 61 jiwa/ km2.. untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.1

(3)

Tabel 3.1.1: Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2012

No. Nama kecamatan Luas Km2 Presentase

1. Atinggola 264.548 14.89 2. Gentuma raya 100.336 5.65 3. Kwandang 190.753 10.73 4. Tomilito 99.312 5.59 5. Ponelo kepulauan 7.832 0,44 6. Anggrek 141.507 7,96 7. Monano 144.015 8,1 8. Sumalata 305.59 17,2 9. Sumalata timur 197.549 11,12 10. Tolinggula 213.891 12,04 11. Biau 111.689 6.29 Gorontalo utara 1.777.02 100 Sumber : kantor Pertanahan kab. Gorontalo utara 2012

: Badan Pusat Statistik (BPS) kab. Gorontalo utara 2013

Sedangkan sex ratio Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun 2011 rata-rata 1.04 dengan penduduk laki –laki 55.178 jiwa sedangkan penduduk perempuan sebesar 59.901 jiwa. hal ini menunjukan perbandingan antara penduduk laki – laki dan perempuan ada perbedan (Lihat Tabel 4.1.2).

Angkatan kerja dan bukan ankatan kerja Kabupaten Gorontalo Utara (data 2012) yaitu penduduk usia (15 tahun keatas) sekitar 70,44% penduduk di Kabupaten Gorontalo Utara termasuk Angkatan Kerja. sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami peningkatan dari 64,99% (tahun 2011) meningkat menjadi

(4)

70,44 % pada tahun 2012. angkatan kerja (bekerja dan pengangguran ) sebanyak 70,44 % sedangkan bukan angkatan kerja yang terdiri dari siswa sekolah, ibu rumah tangga dan lainya sebanyak 29,56 %.

Tabel 3.1.2 : Banyaknya Penduduk (Orang) Menurut Kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara 2012

No. Nama kecamatan Jumlah Penduduk (Orang) Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Atinggola 6.199 5.955 12.154 104 2. Gentuma raya 5.032 4.866 9.898 103 3. Kwandang 15.934 15.708 31.642 101 4. Tomilito 5.039 49.02 9.941 103 5. Ponelo kepulauan 2.051 2.058 4.109 100 6. Anggrek 9.217 8.587 17.804 107 7. Monano 3.458 3.388 6.844 102 8. Sumalata 5.760 5.235 10.995 110 9. Sumalata timur 3.855 3.717 7.572 104 10. Tolinggula 5.430 5.232 10.662 104 11. Biau 2.804 2.692 5.496 104 Gorontalo utara 64.777 62.340 127.117 104

Sumber :Dinas Kepndudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara 2012 :Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Gorontalo Utara 2013.

klasifikasi kesukuan masyarakat Gorontalo Utara dapat digolongkan dalam Suku Gorontalo. Namun ada beberapa suku yang terdapat di daerah ini antara lain suku Atinggola, Minahasa, Tionghoa dan Sangir. hal ini dapat dilihat dari adat istiadat dan kebudayaan masyarakat setempat, seperti masyarakat Atinggola yang dalam sejarah Gorontalo termasuk salah satu kerajaan yang tergabung dalam Limo lo

pohalaa. sedangkan suku Sangir dan Minahasa merupakan Daerah Transmigrasi yang

(5)

orang-orang cina di kecamatan sumalata yang tidak lepas dari peristiwa historis pada massa Kolonial.

Sedangkan jumlah agama berdasarkan data dari kantor kementrian Agama adalah 96,14 % penduduk Kabupaten Gorontalo Utara beragama Islam, 3,69 % Kristen Protestan, 0,11 % Kristen Khatolik, dan 0,007 % . sedangkan fasilitas tempat ibadah yang terdapat di Kabupaten Gorontalo Utara (data 2012) antara lain ada 237 Masjid, 20 Mushola, 40 Gereja Protestan, 6 Gereja Khatolik. berdasarkan data diatas bahwa penduduk Kabupaten Gorontalo Utara mayoritas bergama Islam.

Pada umumnya wilayah Kabupaten Gorontalo Utara termasuk dalam tipe C dengan suhu udara disuatu tempat dintentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dn jarajnya dari pantai. pada tahun 2012 suhu udara maxsimum rata-rata berkisar antara 31.4° C sampai dengan 34.2o C sedangkan suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 22.2o C sampai 24.1o C

Sedangkan iklim di Indonesia, khusunya daerah Gorontalo Utara yaitu musim kemarau dan penghujan terjadi pada bulan Juni sampai Desember. Arus angin berasal dari Australia dan tidak mengandung uap air sehinga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak berasal dari Asia dan Samudra Pasifik yang mengandung uap air, sehingga menyebapkan Musim Hujan. Keadaan seperti itu berganti setiap stengah tahun melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-November.

(6)

2.2 Kondisi Sosial budaya

Seperti daerah lainnya, Kabupaten Gorontalo Utara juga memiliki budaya dan keseniaan daerah yang sangat beragam antara lain:

1. Mandi Safar

Mandi safar adalah kegiatan ritual (tradisi) yang dilaksanakan setiap bulan safar. Ritual ini berada di Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, ritual ini dipercaya oleh masyarakat dapat mengabulkan semua permintaan, seperti dibebaskan dari berbagai penyakit. Adapun prosesi mandi safar yaitu meliputi pembacaan ayat suci al-quran seperti surat Al Kafirun surat yasin dan salawat Nabi dan dilanjutkan dengan mandi-mandi bersama dengan pakaian yang telah disiapkan, sambil membaca niat. Lafal niat tersebut ditulis pada daun lontar atau sejenisnya , yang diikatkan pada seikat kayu dengan posisi ditancapkan didepan orang yang sedang mandi melewati arus sungai. Setelah acara mandi selesai dilanjutkan dengan makan bersama hidangan masakan yang telah disiapkan yang msebelumnya diadakan doa bersama oleh tokoh adat, tokoh masyarakat dan unsur pemerintah kecamatan.

Mandi safar menurut cara para pendahulu /leluhur yaitu kegiatanya itu dilakukan di hulu sungai Andagile yang bermuara di pantai minanga. dengan tujuan agar bencana dan mala petaka senantiasa ikut terbawa oleh aliran sungai. Ritual ini semata – mata merupakan perlakuan atas permohonan dan doa yang dihadapkan kepada yang maha kuasa agar manusia, alam, dan mahluk menyertai setiap lankah kehidupan umat manusia. Tradisi mandi safar ini terus berkembang hingga

(7)

pelaksanaanya menyebar dan dilakukan secara bersama di pinggiran sungai setiap desa khusunya dikecamatan Atinggola.

2. Tulude

Tulude merupakan salah satu budaya etnis sangihe talaud yang secara rutin dilaksanakan pada akhir bulan januari, dengan tujuan menolak balaa, oleh sekelompok masyarakat sangihe talaud yang berdomisili di desa kasia dan langke kecamatan gentuma raya. Budaya ini merupakan adat kebiasaan masyarakat etnis sangihe talaud dimana dalam pelaksanaanya seluruh masyarakat akan membawa hasil pertanianya ke lokasi upacara ritual. Dalam satu ritual yang sama juga ada satu budaya yaitu budaya saji yang merupakan prosesi penyajian makanan dengan membentuk kue “tamo” yang berbentuk tumpeng besar yang mengambarkan keadaan masa depan dan harapan , dimana kue “tamo” dan hasil pertanian tersebut sebelum disajikan didahului dengan doa bersama, baik secara islami maupun kristiani.

3. Tombilotohe

Tombilotohe (pasang lampu) merupakan tradisi yang berkembang di wilayah Provinsi Gorontalo. tradisi ini dilaksanakan setiap bulan puasa, tepatnya pada anggal 27 ramadhan selama malam berturut-turut menjelang hari raya idul fitri, dimana prosesi pembuatan dari tombilotehe ini antara lain arkus yaitu janur, dayo, tebu dan pisang tanggoloopo yitu bambu setinggi 150 cm diatas permukaan tanah dan menggunakan lampu tradisional.

(8)

4. Tujai

Tujai merupakan puisi adat yang yang diucapkan pada kegiatan peradatan, seperti perkawinan, penobatan dan pemberian gelar yang berisi kan pesan-pesan moral. di wilayah ini juga terdapat bebrapa tradisi masyarakat Gorontalo yang berisikan pesan -pesan dan moral seperti Tinilo, Taleningo, Leningo, Lohidu, Paiya Hunggolopoli,dan Wulito.

5. Tari Garapan Kabali

Tari ini diangkat dari kebiasan masyarakat Gorontalo, dalam memperkebal diri (kabali) yang dibentuk dalam satu Tarian Daerah.

6. Tari Garapan “Koloko’o

Merupakan salah satu tarian yang diangkat dari tradisi masyarakat Gorontalo, didalam membuat dan menggunakan “koloko”o tarian ini digunakan kedalam jenis tarian garapan dalam bentuk tarian Daerah. Koloko’o ini terbuat dari seruas bambu yang berlubang panjang ditengah dipegang pada ujung kemudian di pukul dengan sepotong kayu sehingga mengeluarkan bunyi yang nyaris dan keras. Koloko’o ini dulu digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat bila ada kegiatan penting yang akan disampaiakan seperti rapat.

Gambar

Tabel 3.1.1: Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara           tahun 2012
Tabel 3.1.2  : Banyaknya Penduduk (Orang) Menurut  Kecamatan di                 Kabupaten Gorontalo Utara 2012

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah current ratio, return on assets, dan debt to equity ratio secara parsial berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data mengenai pengaruh kadar fly ash terhadap flowability dan workability beton segar, kuat tekan dan modulus

a) Pegawai Toko Oki Bike akan siap membantu menjawab pertanyaan dari pelanggan dan memberikan informasi tentang sepeda mana yang dibutuhkan pelanggan.. b) Produk

(Sutadi, detikhealth). Dengan keterbatasan yang sedemikian itu seharusnya masih bisa dibantu oleh orangtua murid dalam penanganan ABK Autis, namun kenyataanya.. Khoiriyah dan

Sözde iş merkezi olarak kullanılan Regus Pla- za’dan tık çıkmadığı gibi, ülke için çok önemli olan bu meseleyi hükümet de duymazlıktan geldi!. Dün- ya üzerinde

Daftar rumah sakit rekanan PMN yang dapat memberikan layanan cashless bagi nasabah Prudential bagi pemilik manfaat PRUPrime Healthcare , PRUPrime Healthcare Syariah ,

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan Peraturan Daerah tentang APBD,

Hasil tes formatif pada siklus II sudah sesuai yang diharapkan, karena nilai rata-rata akhir kelas mencapai 78 dan tuntas 84% sedangkan dalam indikator keberhasilan