KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
1
dari 47LEMBAR PENGESAHAN
URAIAN PIHAK PENYEDIA JASA PIHAK PENGGUNA JASA
JABATAN Dibuat Oleh,
General Superintendent Diketahui Oleh, Direktur Disetujui Oleh, PPK TANDA TANGAN NAMA G O R I P
PRA – RENCANA K3 KONTRAK
UNIT PENERIMA
1. PPK Paket Pemeliharaan Berkala Jalan Gentengkulon - Jember
...
2. Konsultan Supervisi
...
3. Management Representative PT Gorip Nanda Guna
…
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
2
dari 47SEJARAH DOKUMEN
TANGGAL PERUBAHAN KETERANGAN
Dokumen diterbitkan perdana -
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
3
dari 47DAFTAR ISI RENCANA K3 KONTRAK
BAB
U R A I A N
HAL
Lembar Pengesahan
1
Daftar Isi
3
Bab I
Kebijakan K3 Perusahaan Penyedia Jasa
Bab II Perencanaan
2.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya
2.2 Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
2.3 Sasaran dan Program
Bab III Penerapan dan Operasi
3.1 Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung jawaban
3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian
3.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
3.4 Dokumentasi
3.5 Pengendalian Dokumen
3.6 Pengendalian Operasional
3.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Bab IV Pemeriksaan
4.1 Pengukuran dan Pemantauan
4.2 Evaluasi Kepatuhan
4.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan
4.4 Pengendalian Rekaman
4.5 Audit Internal
Bab V Tinjauan Manajemen
5.1 Tinjauan Manajemen
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
4
dari 47Bab 1
K
EBIJAKAN
M
UTU DAN
K3
PT GORIP NANDA GUNA sebagai penyedia Jasa Konstruksi memberikan produk dan layanan
kepada pihak yang berkepentingan, minimal sesuai dengan ketentuan, spesifikasi yang
diperjanjikan dan undang-undang yang berlaku, serta mencapai sasaran perusahaan tanpa
kecelakaan kerja / zero accident.
Kita segenap jajaran PT. GORIP NANDA GUNA selalu mengemban kepercayaan yang berfokus
pada :
1. Meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja.
2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang berlaku, serta
mencegah ketidaksesuaian pada semua tahapan.
3. Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja serta menciptakan tempat kerja yang aman
sehat dan bebas resiko kecelakaan.
4. Melakukan perbaikan kinerja mutu dan K3 secara berkelanjutan.
5. Memenuhi kepuasan yang berkepentingan.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
5
dari 47Bab 2
PERENCANAAN
K3
2.1
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya
No. Jenis/ Type Pekerjaan
Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko Skala Prioritas
Pengendalian Resiko Penanggung Jawab
Peluang Akibat Resiko
1 Divisi 1 : Umum 1.2 Mobilisasi
Terjadi tabrakan > Kerusakan alat berat dan korban jiwa.
Lepas alat berat dari mobil angkut
Terkena alat berat> luka berat 2 1 2 2 1 2 4 1 4
Sopir yang memobilisasi alat berat harus yang memiliki izin mengemudi yang resmi
Alat berat yang diangkut harus diikat dengan pengikat yang standart
Pengakatan/penurunan alat berat harus mengikuti prosedur yang standart
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
6
dari 471.8(1). Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas 1. Tertabrak Kendaraan lain 2. Kemacetan Lalu Lintas
3 3 3 3 9 9 1. Sebelum bekerja diadakan induksi K3 2. Pekerja menggunakan APD 3. Pemasangan rambu-rambu
4. Pengaturan arus lalu lintas
1.17. Pengamanan Lingkungan Hidup
1. Kerusakan penghijauan sekitar lokasi proyek 2. Debu ke area warga
sekitar proyek 2 3 2 3 4 9 1. Perawatan penghijauan selama proyek berjalan 2. Penyiraman area selama
proyek berjalan 3. Penutupan material yang
menimbulkan debu selama proses pengiriman 2 Divisi 2: Drainase 2.3. (10) Saluran Berbentuk U Tipe DS 2 (Uk. 80x80 + Cover)
1. Terkena alat kerja 2. Tertabrak Kendaraan lain 2 2 2 2 4 4 1. Sebelum bekerja diadakan induksi K3 2. Pekerja menggunakan APD 3. Pemasangan rambu K3 Pelaksana
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
7
dari 47 2.3. (12) Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor1. Terkena peralatan kerja, luka ringan / sedang (molen)
2. Terkena iritasi akibat adukan mortar 2 3 2 3 4 9
1. Memeriksa kondisi alat molen secara
menyeluruh. 2. Mengoperasikan alat
molen sesuai petunjuk pengoperasian alat 3. Pekerja menggunakan
APD yang sesuai (sepatu boat, kaos tangan)
2.3 (13)
Baja Tulangan untuk Struktur drainase beton Minor
1. Terkena peralan kerja, luka ringan / sedang (bar cutter, bar bending) 2. Terkena serbuk potongan besi 1 2 1 2 1 4
1. Mengoperasikan alat bar cutter, bar bending sesuai petunjuk pengoperasian alat 2. Pekerja menggunakan
APD yang sesuai (safety shoes, kaca mata, kaos tangan) 3 Divisi 3 : Pekerjaan Tanah 3.1. (6) Galian Perkerasan beraspal dengan colt milling machine
1. Tertabrak colt milling machine
2. Terjadi gangguan lalu lintas 2 3 2 3 4 9 1. Menempatkan tenaga untuk memantau pergerakan colt miling machine
2. Memasang rambu-rambu peringatan bagi
pengguna jalan bahwa jalan dalam perbaikan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
8
dari 47 4 Divisi 4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 4.2. (2b) Lapis Pondasi Anggregat Kelas S 1. Kecelakaan akibat terkena alat berat 2. Terjadi gangguan lalulintas 2 3 2 3 4 9
1. Operator harus bekerja secara benar dan hati-hati
2. Memasang rambu-rambu peringatan bagi
pengguna jalan bahwa jalan dalam perbaikan
5 Divisi 6.
Perkerasan Aspal
6.1. (2a) Lapis Perekat – Aspal Cair
1. Bau dari aktifitas penghamparan 2. Percikan alat sprayer
saat melakukan penyemprotan
3. Terinjak & terkena aspal panas 2 2 2 1 2 2 2 4 4
1. 2. Isolasi area pekerjaan 3. Sebelum bekerja
diadakan induksi K3 4. Pekerja menggunakan
APD
5. Pemasangan rambu K3 6. Perawatan alat secara
berkala
Pelaksana
6.3 (5a)
Laston Lapis Aus (AC-WC)
1. Terjadi iritasi kulit akibat uap panas
2. Terjadi gangguan lalu lintas
3. Terkena material hot mix 2 3 2 2 3 2 4 9 4 1. Menggunakan peralatan APD yang benar (sepatu boat, sarung tangan, masker)
2. Memasang rambu-rambu lalu lintas
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
9
dari 47 6.3 (6c)Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)
1. Terjadi iritasi kulit akibat uap panas
2. Terjadi gangguan lalu lintas
3. Terkena material hot mix 2 3 2 2 3 2 4 9 4 1. Menggunakan peralatan APD yang benar (sepatu boat, sarung tangan, masker) 2. Memasang rambu-rambu lalu lintas 6.3 (8) Bahan anti pengelupasan
1. Terjadi iritasi kulit akibat material
2. Terjadi gangguan lalu lintas 2 2 2 2 4 4 1. Menggunakan peralatan APD yang benar (sepatu boat, sarung tangan, masker) 2. Memasang rambu-rambu lalu lintas 6 Divisi 7 : Struktur 7.1 (10) Beton mutu rendah fc 10 Mpa
1. Terluka akibat peralatan kerja, luka ringan / sedang (molen) 2. Iritasi kulit akibat mortar
2 3 2 3 4 9 1. Memeriksa peralatan secara menyeluruh 2. Pengoperasian alat sesuai petunjuk penggunaan alat 3. Memakai APD yang
sesuai dan benar (sepatu boat, kaos tangan) 7 Divisi 8 : Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 8.4 (10)
1. Terkena tumpahan cat 2. Tertabrak kendaraan 3. Terganggunya lalu lintas
2 1 2 1 4 1
1. Bekerja dengan prosedur yang benar
2. Menggunakan APD yang benar (sepatu, sarung
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
10
dari 47Keterangan :
1 Peluang
Nilai 1 =
Nilai 2 =
Nilai 3 =
Jarang terjadi
Kadang-kadang terjadi
Sering terjadi
2 Akibat
Nilai 1 =
Nilai 2 =
Nilai 3 =
Jarang terjadi
Kadang-kadang terjadi
Sering terjadi
3 Resiko = Peluang x Akibat
4 Tingkat Risiko Kegiatan adalah nilai rata-rata risiko Nilai 1 – 3
Nilai 4 – 6
Nilai 7 – 9
Resiko rendah
Resiko sedang
Resiko tinggi
Marka JalanTermoplastik 2 2 4 tangan dan pakaian yang standar)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
11
dari 472.2 Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan
Lainnya
No.
No. Undang-Undang, Peraturan,
Standar, Kode, dsb
Judul Undang-Undang, Peraturan, Standar,
Persyaratan, dsb
Undang – Undang :
1
UU No. 1 tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja
2
UU No. 3 tahun 1992
Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
3
UU No. 23 tahun 1992
Tentang Kesehatan
4
UU No. 18 tahun 1999
Tentang Jasa Konstruksi
5
UU No. 13 tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan
6
UU No. 38 tahun 2004
Tentang Jalan
7
UU No. 22 tahun 2009
Tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan
Peraturan Presiden & Keputusan Presiden :
1
Perpres No. 70 tahun 2012
Perubahan ke-2 atas Keppres No.80 tahun 2003
Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
Peraturan Menteri & Keputusan Menteri :
1
Permenaker No. 1 / 1980
Tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan
2
Permenaker No. 01 /MEN/1980
Tentang K3 Konstruksi Bangunan
3
Permenaker No. 04/1980
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan Persyaratan
Teknis Konstruksi dan K3 yang Terkait Lainnya
4
453/MENKES/PER/XI/1983
Bahan Berbahaya
5
Permenaker No. 05/1985
Pesawat Angkat dan Angkut
6
Permenaker No. 02/1985
Pesawat Tenaga dan Produksi
7
SKB Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri PU No. 174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986
Tentang K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
12
dari 47K3
9
Permenaker No. 01/1989
Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Crane Angkat
10
Permenaker No. 5 / 1996
Tentang SMK3
11
Permenaker No. 03/1998
Tatacara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
12
PP No. 74 / 2001
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
13
KepMenKes No. 1405 / 2002
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
14
Kepmenaker No. 68/2004
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja
15
Pedoman No. 004/BM/2006
Dep.PU, DitJen Bina Marga
Pedoman Pelaksanaan Keselamatan & Kesehatan
Kerja untuk Konstruksi Jalan
16
Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006
17
Permen PU No. 09 / PRT / M / 2008 Tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
18
Permen PU No. 07 / PRT / M / 2011 Tentang Standar dan Pedoman pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
19
Permen PU No. 11 / PRT / M / 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus
Peraturan Pendukung :
1
OHSAS 18001:2007
Occupational Health and Safety Assesment Series
2.3 Sasaran K3 dan Program K3
2.3.1 Sasaran K3
a. Menjamin agar dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan & penyakit akibat kerja.
b. Menjamin produktifitas tidak terganggu.
c. Menuju kondisi nol kecelakaan (zero accident).
2.3.2 Program K3
Penyusunan IBPR (Identifikasi Bahaya, Pengendalian dan Pengendalian Resiko) kaitannya
dengan K3.
IBPR mengidentifikasi tingkat bahaya dalam pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanakan,
juga tindakan pencegahan untuk menghindari kecelakaan kerjal. IBPR disusun sebelum
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
13
dari 47pelaksanaan pekerjaan dan dievaluasi serta diperbaharui setiap bulan sesuai dengan kondisi
proyek.
1. Penyusunan UKL dan UPL.
Sesuai dengan UU Lingkungan Hidup, maka proyek menyusun UPL dan UKL kaitannya
dengan penanganan dampak lingkungan. Rona awal akan diidentifikasi untuk menyusun
program pengelolaan lingkungan selama pekerjaan berlangsung untuk meniminalkan
dampak lingkungan yang terjadi.
2. Safety Inspection
Safety Inspection dilaksanakan tim proyek bersama dengan seluruh pekerja, dan pihak yang
terkait langsung dalam pekerjaan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan K3L di proyek.
3. Safety Patrol
Safety patrol dilaksanakan oleh proyek untuk mengontrol kondisi lapangan sekaligus
memberikan petunjuk langsung dan tindakan pencegahan jika terdapat ketidaksesuian
dalam pelaksanaan prosedur.
4. Surat Peringatan
Surat peringatan diberikan pada seluruh pekerja yang tidak mematuhi prosedur pelaksanaan
K3L. Apabila tidak diindahkan, maka akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
5. Ijin Kerja dan Safety Induction.
Ijin kerja diberikan oleh Safety Officer sebelum memulai pekerjaan. Tanpa ijin kerja, Safety
Officer harus menghentikan pekerjaan.
Safety Induction merupakan penjelasan singkat dari Safety Officer kepada pekerja yang
baru dating mengenai K3L, situasi proyek, peraturan K3L yang harus dipatuhi. Semua
pekerja yang telah mengkuti Safey Induction akan diberkan tanda khusus berupa stiker pada
helmnya.
Safety Induction juga diberikan kepada pekerja yang akan melakukan pekerjaan berisiko
tinggi dan kepada semua tamu yang memasuki lokasi proyek.
6. Safety Talk
Safety Talk merupakan penjelasan singkat mengenai K3L oleh Safety Officer kepada para
pekerja pada pagi hari sebelum melaksanakan pekerjaan, yang dihadiri oleh semua tim
proyek dan seluruh pekerja. Instruksi pada safety talk meliputi: penggunaan alat pelengkap
diri, penjelasan mengenai kondisi pekerjaan (potensi bahaya dan cara mengantisipasinya),
dan penekanan untuk mematuhi peraturan proyek.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER
Hal
14
dari 477. Safety Meeting
Safety meeting membahas mengenai semua masalah yang ada di lapangan. Secara detail,
pembahasannya meliputi:
a) Evaluasi pelaksanaan K3L
b) Kecelakaan kerja yang terjadi dan pencegahannya.
c) Kondisi lingkungan kerja , potensi bahaya dan cara penangannya.
d) Masalah yang mungkin muncul dan cara pencegahannya.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran i
Bab 3
PENERAPAN
DAN
OPERASI
3.1 Sumber Daya, Struktur Organisasi dan
Pertanggungjawaban
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran ii
JOB DESCRIPTION QUALITY CONTROL SAFETY, HEALTH & ENVIRONMENT OFFICER
(QC-SHEO) :
1. Mengelola informasi uptodate semua pihak yang terkait proyek
2. Melakukan pembuatan dokumentasi proyek sampai dengan penyerahan proyek.
3. Melakukan evaluasi atas NCR, CAR dan Customer Complaint yang terbit di Proyek
4. Menganalisis pengukuran Quality Product dan pencapaian kualitas
5. Menganalisis dan memonitor program kerja Proyek
6. Merencanakan dan melaksanakan Audit ISO 9001:2000.
7. Mendampingi auditor intern dan ekstern dalam melaksanakan audit bidang mutu.
8. Melaksanakan training ISO 9001:2000 dan Memonitor pelaksanaan Inovasi Proyek
9. Mengusulkan tindakan perbaikan mutu kepada General Superintendent untuk ditindaklanjuti oleh
Site Manager
10. Mempresentasikan hasil pelaksanaan pengendalian mutu dan pelaksanaan SMM ISO 9001:2000
di manajemen review proyek
11. Sebagai Officer dalam mengelola K3 dan Lingkungan di Proyek.
12. Melakukan pembuatan dokumentasi proyek sampai dengan penyerahan proyek.
13. Melakukan evaluasi atas NCR, CAR dan Customer Complaint yang terbit di Proyek
14. Menganalisis pengukuran SHE dan Menganalisis pencapaian aplikasi safety dan lingkungan
15. Menganalisis dan memonitor program kerja Proyek
16. Merencanakan dan melaksanakan Audit OHSAS 18001:1999
17. Melaksanakan training OHSAS 18001:1999
18. Mendampingi auditor intern dan ekstern dalam melaksanakan audit bidang K3 dan Lingkungan.
19. Mempresentasikan hasil pelaksanaan pengendalian Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:1999.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran iii
3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian
Dibutuhkan pelatihankaryawan
Membuat analisa kebutuhan pelatihan
masing-masing atasan ybs.
Analisa Kebutuhan Training (FM.SDM.01)
Merekap analisa kebutuhan pelatihan untuk dibuat program pelatihan
Personalia
Program Training (FM.SDM.02)
Membagikan formulir analisa kebutuhan pelatihan kepada pimpinan
tiap fungsi
Personalia
Menjalankan program pelatihan
Personalia Pemberitahuan pelaksanaan pelatihan Direktur setuju? ya Revisi program training Personalia tidak Daftar Hadir/Sertifikat Materi pelatihan
Evaluasi hasil pelatihan terhadap tiap peserta pelatihan
Masing-masing atasan ybs + Personalia
Evaluasi Hasil Training (FM.SDM.03) Efektif ? Peningkatan kinerja karyawan ya Mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan
Personalia + atasan ybs.
tidak
Formulir perbaikan (FM.SMM.12)
Proposal pelatihan eksternal
Konsultasi dengan kabag. terkait sesuai jenis
pelatihannya Personalia pelatihan dibutuhkan? Direktur setuju?
Menunjuk personil yang akan diikutkan pelatihan & mendaftar
ke penyelenggara
Personalia
Melaksanakan pelatihan dan melaporkan hasilnya
personil ditunjuk proposal ditolak proposal ditolak Serifikat Materi pelatihan ctt-1 ctt-2 ctt-3 ctt-4 ya ya tidak tidak ctt-5
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran iv
ctt-1
formulir analisa kebutuhan training dibagikan setiap awal tahun, atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
ctt-2
pelatihan dapat dilakukan oleh pihak internal (instruktur dari internal perusahaan atau mendatangkan instrukstur dari luar) maupun pihak eksternal (pelatihan yang dilakukan oleh pihak luar). Bagian Umum & Personalia bertanggungjawab dalam hal menghubungi instruktur pelatihan, menyiapkan tempat, agenda, dan undangan kepada tiap peserta.
ctt-3
setelah 3 bulan dari pelaksanaan pelatihan (training), bagian umum & personalia membagikan formulir evaluasi hasil training kepada atasan langsung dari tiap peserta pelatihan untuk dilakukan evaluasi.
ctt-4
jika pelatihan yang dilakukan dinilai tidak efektif, maka dapat dilakukan tindak lanjut yang sesuai, misalnya: personil ybs. diikutkan kembali dalam pelatihan yang sama, diminta untuk mendalami kembali materi yang telah diperoleh dan diberi kesempatan memperbaikinya, ataupun tindakan perbaikan dari sistem yang telah ditetapkan.
ctt-5
setelah selesai melaksanakan pelatihan eksternal, personil ybs. harus menyerahkan copy sertifikat serta materi pelatihan kepada bagian personalia & umum, selanjutnya bagian personalia & umum mengup-date CV personil ybs.
3.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
3.3.1. Perusahaan akan mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan masalah yang berhubungan dengan K3.
3.3.2. Setiap perubahan Sistem Manajemen K3 yang akan berpengaruh di tempat kerja harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan ke seluruh pegawai dan pihak ekternal yang terkait. Perubahan – perubahan tersebut antara lain :
- Perubahan kebijakan K3, perubahan Peraturan Perusahaan di Bidang K3 dan perubahan – perubahan lainnya yang terkait dengan K3.
- Perubahan terhadap personil, peralatan, material, proses dan prosedur
3.3.3. Memilih dan menetapkan tata cara komunikasi dan konsultasi yang sesuai untuk menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) kepada seluruh pegawai atau pihak eksternal yang berkepentingan
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran v
3.3.4. Melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ke seluruh pegawai atau pihak eksternal yang berkepentingan dengan salah satu cara sebagai berikut ini, baik secara tertulis maupun lisan.
- Induksi K3
Induksi K3 akan diberikan kepada karyawan baru, karyawan lama yang pindah tugas atau dipromosikan, tamu, subkontraktor dan pihak lain yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Rapat K3
Rapat K3 dilakukan di proyek dengan frekuensi minimal 1 (satu) minggu sekali, dengan melibatkan wakil dari subkontraktor dan mandor borong dan hasilnya dicatat sebagai risalah rapat, untuk menjadi dasar dalam implementasi K3, Rapat K3 di Lokasi / Proyek disesuaikan dengan Rencana K3 di Lokasi / Proyek.
- Rapat P2K3
Rapat Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pusat / proyek dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali, yang membicarakan tentang sasaran dan program K3, insiden yang terjadi, kesesuaian penerapan K3 di proyek dan di pusat, serta pemenuhan perundangan yang berlaku yang telah disepakati.
- Rapat Tinjauan Manajemen K3
Rapat Tinjauan Manajemen K3 dilakukan sesuai prosedur Tinjauan Manajemen (yaitu minimal setahun dua kali)
- Papan Pengumuman
Papan pengumuman akan dipasang ditempat yang strategis agar mudah dibaca oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
3.3.5. Semua kegiatan komunikasi dan konsultasi akan didokumentasikan oleh perusahaan dengan menggunakan formulir Konsultasi dan dokumentasi, jika tidak tercover dengan formulir lainnya.
3.3.6. Jika dalam pelaksanaan komunikasi atau konsultasi ditemukan suatu hal yang dapat memperbaiki kinerja K3 maka akan diajukan ke pihak manajemen untuk dijadikan sebagai agenda dalam rapat tinjauan manajemen
3.3.7. P2K3 / Unit K3 melakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem manajemen K3 di tingkatnya masing-masing setelah hasil konsultasi diterima oleh karyawan yang meminta konsultasi, jika pencapaiannya sudah optimum maka konsultasi dianggap efektif dan jika belum akan dilakukan perbaikan.
3.3.8. Jika dalam proses konsultasi dan komunikasi ditemukan masalah yang tidak bisa diselesaikan di masing-masing tingkat, maka masalah tersebut akan dikonsultasikan dan dikomunikasikan ke Wakil manajemen K3 dan hasilnya akan disampaikan kembali ke pihak yang berkepentingan.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran vi
3.4 Dokumentasi
3.4.1. Ruang Lingkup :
Dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 yang dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen (PPD) mencakup : Kebijakan Mutu & K3 & Sasaran Mutu & K3, Pedoman Mutu & K3, Prosedur Mutu & K3, Rencana Mutu & K3, Instruksi Kerja, Formulir, Gambar Kerja, Dokumen Eksternal
3.4.2. Daftar Istilah :
- Dokumen “MASTER” adalah dokumen sistem manajemen mutu perusahaan yang telah mendapatkan pengesahan dari yang berwenang yang penyimpanannya di bawah tanggung jawab Pusat Pengendali Dokumen (PPD di tingkatnya)
- Dokumen “TERKENDALI” adalah salinan dari dokumen MASTER yang peredarannya dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen (PPD di tingkatnya) - Dokumen “TIDAK TERKENDALI” adalah salinan dokumen “MASTER” yang
peredaranannya tidak dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen (PPD).
- Dokumen “TIDAK BERLAKU” adalah dokumen sistem manajemen mutu yang sudah kadaluwarsa (tidak berlaku lagi).
-
Dokumen Eksternal, adalah dokumen yang berasal dari eksternal perusahaan, termasuk dari pelanggan, contohnya: dokumen PQ, Tender, Kontrak, Gambar, Spesifikasi, Standar Rujukan (SNI, AASTHO, Undang-undang, Peraturan, dll).-
SMM adalah singkatan dari Sistem Manajemen Mutu.3.5 Pengendalian Dokumen
3.5.1. Pembuatan & Persetujuan Dokumen
Pembuatan dokumen dilakukan oleh masing-masing fungsi sesuai kebutuhan dokumen fungsinya (prosedur, rencana Mutu&K3, instruksi kerja, formulir, atau dokumen pendukung lainnya) dan disetujui oleh pimpinan fungsi yang bersangkutan.Format dokumen diatur dalam Instruksi Kerja Pengkodean & Format Dokumen K3M
3.5.2. Peninjauan dan pembaharuan dan persetujuan ulang
Peninjauan dokumen terutama dilakukan pada saat rapat tinjauan manajemen. Usulan terhadap perubahan dokumen dapat dilakukan oleh siapa saja dengan mengisi formulir usulan perubahan dokumen, selanjutnya usulan tersebut disampaikan kepada Management Representative untuk ditinjau bersama – sama fungsi terkait dokumen tersebut. Jika usulannya disetujui maka akan dibuat revisi dokumen dan dilakukan persetujuan ulang dan dikendalikan distribusinya oleh PPD. Apabila penandatangan dokumen berhalangan, maka dokumen dapat ditandatangani oleh pejabat di atasnya atau oleh Management Representative.
3.5.3. Identifikasi perubahan dan status revisi terkini dari dokumen.
Perubahan yang terjadi pada dokumen ditunjukkan pada status nomor revisi dokumen dan identifikasi langsung pada bagian yang berubah dengan tanda ] untuk dokumen dan tanda awan untuk gambar, sehingga penerima dokumen mengerti perubahan yang terjadi. PPD harus menyimpan master dokumen atas dokumen yang telah
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran vii
direvisi untuk keperluan penelusuran sejarah dokumen (minimal sampai 3 revisi sebelumnya, selebihnya dapat dimusnahkan). Secara terpisah dari dokumennya, PPD mencatat riwayat perubahan dokumen dalam lembar Riwayat Perubahan Dokumen dan disimpan khusus oleh PPD. Dalam kasus tertentu yang mengakibatkan banyaknya perubahan dokumen, seperti perubahan nama perusahaan atau perubahan format dokumen, maka identifikasi perubahan dapat dilakukan dengan penerbitan surat pemberitahuan perubahan tersebut oleh PPD kepada para penerima dokumen tanpa identifikasi langsung pada dokumen.
3.5.4. Distribusi dokumen
PPD – Pusat mengendalikan terhadap semua dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 pada lingkup perusahaan, sedangkan untuk pengendalian dokumen pada lingkup terbatas misalnya proyek/amp dilakukan oleh PPD proyek/amp yang ditunjuk oleh Manajer Proyek atau Kepala Produksi dan Peralatan. Selanjutnya PPD Proyek/AMP minimal harus melaporkan daftar induk dokumen berikut distribusi dokumen, termasuk kode penerima dokumen yang dikendalikannya kepada PPD Pusat setiap dilakukan up-date.
Penamaan PPD proyek diambil dari singkatan proyek yang bersangkutan, contoh: - Proyek Probolinggo – Bajulmati PPD – Probo
- Proyek Suromadu Madura PPD – Suromadu - Unit Produksi & Peralatan (AMP) PPD – AMP
Setelah menerima dokumen asli yang telah disyahkan, PPD membubuhkan stempel “MASTER” dan tanggal pada dokumen tersebut. Selanjutnya berkonsultasi dengan pembuat dokumen atau Management Representative tentang siapa saja yang akan diberi distribusi dokumen tersebut. PPD mengcopy sesuai kebutuhan distribusi dan membubuhkan stempel “TERKENDALI”, membubuhkan tanggal, nomor salinan sesuai penerima, dan menyiapkan Tanda Terima Dokumen (FM.K3M.03).
Dokumen “TIDAK TERKENDALI” diberikan kepada pihak-pihak eksternal perusahaan, dimana setiap perubahan – perubahan yang terjadi pada dokumen tidak diberikan salinannya kembali.
Gambar-gambar proyek yang digunakan harus dikendalikan sebagaimana pengendalian dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 untuk penerbitan, revisi dan distribusinya. Setiap revisi yang dibuat dari masing-masing gambar harus diidentifikasi dengan cara memberi tanda “awan” pada posisi yang berubah. Bila diperlukan proyek dapat membuat instruksi kerja pengendalian gambar.
3.5.5. Peyimpanan dan perlindungan dokumen
PPD dan Penerima dokumen harus menyimpan dan melindungi dokumen dengan memasukkan dokumen dalam odner atau map, dan memberi label identifikasi sehingga dokumen selalu dapat dibaca dan mudah untuk dikenali. Hindarkan kerusakan dokumen dari pengaruh serangga, cuaca (panas, hujan, atau udara lembab), terbakar api. Untuk dokumen dalam media kertas faximile harus dicopy terlebih dahulu agar tahan lama.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran viii
Dokumen eksternal dapat mencakup : a). Dokumen dari Pelanggan
b). Undang-undang/Peraturan pemerintah c). Standard Rujukan
Pengendalian dokumen eksternal ini dilakukan sama dengan pengendalian dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 yang lain, sebagai berikut:
a). Pembuatan “Daftar Induk Dokumen Eksternal” (termasuk mencantumkan status revisi)
b). Pendistribusian dokumen eksternal sesuai dengan prosedur pengendalian dokumen.
c). Untuk peminjaman dokumen eksternal yang dibutuhkan untuk waktu sementara digunakan “Daftar Peminjam Dokumen”.
d). Dokumen eksternal ditinjau kesesuaiannya (valid tidaknya) setahun sekali di awal tahun dengan cara menghubungi pihak-pihak yang menetapkanya atau melalui media informasi yang ada, termasuk media internet.
3.5.7. Identifikasi pada dokumen kadaluwarsa (absolete)
Dokumen yang sudah kadaluwarsa (absolete) diberi stempel “TIDAK BERLAKU”, sedangkan untuk salinan terkendali atas dokumen yang telah direvisi harus ditarik oleh PPD bersamaan dengan penyerahan salinan terkendali dokumen revisi terkini. Salinan terkendali yang sudah ditarik PPD harus dimusnahkan dalam pengertian dapat dijadikan kertas bekas dengan memcoret silang pada isi dokumen tersebut.
3.6 Pengendalian Operasional
3.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat
3.7.1.
Kesiagaan dan Tanggap Darurata. Menyusun skenario kesiagaan dan tanggap darurat yang berisi informasi yang diperlukan untuk mengatasi suatu keadaan darurat.
b. Membuat skenario ( pedoman penanganan ) kesiagaan & tanggap darurat yang minimal berisi sebagai berikut :
Pengenalan keadaan darurat : jenis dan prakiraan dampaknya
Pengkajian akibat / dampak dan menyiapkan pencegahannya
Prosedur penanggulangan keadaan darurat
Sistem komunikasi dalam keadaan darurat
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran ix
Tata cara pemberitahuan keadaan darurat
Petunjuk komunikasi : Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon Pejabat terkait
Peta situasi dalam keadaan darurat.
Program evakuasi dalam keadaan darurat.
Peta daerah aman untuk evakuasi.
Peta tempat / titik berkumpul (Assembly point).
Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut.
Program pelatihan keadaan darurat.
c. Mendistribusikan skenario kesiagaan & tanggap darurat ke semua petugas terkait
d. Memberikan pelatihan kesiagaan dan tanggap darurat( emergency drill ) terutama pada keadaan darurat yang paling memungkinkan terjadi di Kantor / lokasi pekerjaan.
e. Mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat diklasifikasikan sebagai keadaan tindak darurat, yang paling mungkin terjadi, antara lain sebagai berikut :
Kebakaran dan atau ledakan
Gempa bumi
Ancaman Bom
Penemuan obyek yang membahayakan
Huru – hara
Angin ribut
f. Membuat gambar / denah umum yang memperlihatkan tata letak ( layout ) semua peralatan kedaruratan, jalur evakuasi, daerah aman dan tempat untuk berkumpul ( Assembly point ).
g. Menyusun petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keaadaan darurat.
h. Menjelaskan tata cara evakuasi dalam keadaan darurat
i. Menetapkan kewenangan dan tanggungjawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam keadaan darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung jawab. Semua pegawai termasuk pengunjung harus mengikuti komando yang diberikan oleh petugas tersebut. Apabila ada perubahan petugas maka daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke P2K3 atau Unit K3
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran x
1. Kesiagaan & Tanggap Darurat Kebakaran dan Ledakan
Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat kebakaran (sesuai dengan skenario tanggap darurat kebakaran)
Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat kebakaran segera mengambil APAR yang terdekat dan berusaha memadamkan api sambil berteriak memberitahukan kepada karyawan lainnya untuk segera melaporkan adanya kebakaran kepada Unit K3 atau petugas yang ditunjuk.
Membunyikan alarm (jika ada) atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya kebakaran melalui pengeras suara.
Mengamankan barang / berkas penting
Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan
Memberitahukan kepada semua pegawai termasuk tamu atau pengunjung untuk menuju kedaerah yang aman dengan cara memberikan komando :
Tidak boleh Panik
Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok kecil Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman untuk evakuasi
Jangan buru-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu menuruni tangga darurat.
Menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran
Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.
Mengupayakan penyelamatan antara lain :
Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan pengamanan
Melokalisir lokasi bahaya
Memberikan pertolongan pertama.
• Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait sehubungan dengan kebakaran yang terjadi.
2. Kesiagaan & Tanggap Darurat Gempa Bumi
• Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat Gempa Bumi (sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat gempa bumi)
• Mengambil langkah penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat akibat gempa bumi.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xi
• Membunyikan alarm atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya gempa bumi melalui pengeras suara.
• Memberikan pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
Selama goncangan, merunduk dan mencari tempat perlindungan lapang yang aman
Segera setelah goncangan, menjauhi jendela, dinding dan jaringan / instalasi listrik.
Mengamankan barang / berkas penting
Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Jangan terburu-buru mengungsi, kecuali bangunan ada kecenderungan
akan mengalami kerusakan yang parah serta pada posisi didaerah yang berisiko tinggi.
Memberitahukan kepada semua pegawai untuk menuju kedaerah yang aman.
• Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan
• Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.
• Melakukan upaya – upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.
• Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan gempa bumi yang terjadi.
• Membuat laporan terjadinya gempa bumi termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.
3. Kesiagaan & Tanggap Darurat Ancaman Bom
Memberikan penjelasan kepada semua pegawai mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat ancaman bom ( sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat ancaman bom )
3.1. Ancaman Bom Melalui Telepon
• Selama menerima telepon dari orang / si penelpon diusahakan tetap tenang • Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat seluruh percakapan :
Dimana bom dipasang
Berapa banyak bom yang dipasang Kapan bom akan meledak
• Segera melapor kepada pejabat yang terkait atau petugas yang ditunjuk. • Menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xii
• Penerima surat segera menghubungi pejabat atau petugas yang ditunjuk • Menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat
4. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Menemukan Obyek Mencurigakan / Membahayakan Penemu atau orang pertama yang mengetahui obyek yang mencurigakan dilarang menyentuh
Penemu segera menghubungi kepada pejabat atau petugas yang ditunjuk dengan menjelaskan hal – hal sebagai berikut :
- Identitas pelapor / penemu obyek - Lokasi obyek
- Ciri-ciri obyek
Semua pegawai yang berada disekitar lokasi obyek tersebut supaya menjauhi area / lokasi obyek.
Menghubungi pihak kepolisian dan lembaga / instansi yang terkait
Memasang tanda peringatan “ Jangan mendekat “ dan memasang pagar / pembatas sekeliling area / lokasi obyek.
Menempatkan petugas keamanan untuk menjaga area / lokasi obyek agar orang tidak mendekat.
Jika dipandang perlu dilakukan tindakan evakuasi
Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.
Melakukan upaya – upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.
Menghubungi pihak kepolisian atau pihak yang berwajib 5. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Huru - Hara
Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat jika ada huru hara ( sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat huru hara )
Menyusun prosedur kesiagaan & tanggap darurat untuk keadaan huru hara
Mengambil langkah penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat adanya huru hara
Membunyikan alarm atau tanda bahaya disertai dengan pemberitahuan adanya huru hara melalui pengeras suara.
Memberikan pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Tetap tenang namun siaga menjalankan aktifitasnya
- Segera mengamankan barang / berkas yang penting atau berbahaya
- Mengurangi aktifitas yang dapat membuat kondisi lebih ramai dan bising ( misalnya aktifitas yang menimbulkan suara keras, kebisingan atau getaran berlebihan ).
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xiii
- Ikuti perintah selanjutnya yang dilakukan oleh pihak yang berwenang.
- Jangan terburu-buru mengungsi / meninggalkan area – lokasi kerja, kecuali ada aba-aba dari yang berwenang.
Memberitahukan kepada semua pegawai untuk menuju kedaerah yang aman. Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan
Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.
Melakukan upaya – upaya penenangan, penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.
Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan kondisi huru hara yang terjadi.
Membuat laporan terjadinya huru hara termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.
6. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Angin ribut
Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat angin ribut ( sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat angin ribut )
Mengambil langkah penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat akibat angin ribut
Membunyikan alarm atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya angin ribut melalui pengeras suara atau signal lampu besar.
Memberikan pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
Jika kedatangan angin ribut dapat diantisipasi, maka segera umumkan dan pastikan semua orang telah menuju tempat tinggi dan aman, serta barang / berkas penting telah diamankan dan aliran listrik dipadamkan
Jika angin ribut tiba-tiba datang segera matikan saluran listrik dan menuju lokasi aman
Selama angin ribut terjadi, segera secara berkelompok mencari tempat perlindungan lebih kuat dan kokoh ( tidak berpotensi longsor / terkena hempasan angin ) dan aman
Tetap berada dalam lokasi perlindungan tersebut sambil menunggu kedatangan team penyelamat atau ada aba-aba selanjutnya
Segera setelah angin ribut berakhir dan kondisi layak dilalui, menuju tempat kerja atau lokasi berkumpul yang ditetapkan
Memeriksa dan mengamankan barang / berkas penting
Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xiv
Melakukan upaya – upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.
Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan angin ribut yang terjadi.
Membuat laporan terjadinya angin ribut termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.
3.7.2. STRUKTUR ORGANISASI KESIAGAAN & TANGGAP DARURAT
Menetapkan Organisasi untuk menangani keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi di
semua Proses di PT GORIP NANDA GUNA. Organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a.
Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di PT
GORIP NANDA GUNA. Ketua Unit K3 memimpin dan mengkoordinir semua
kegiatan tindak darurat di Proyek / Lokasi. Ketua Unit K3 di jabat oleh : Kepala
Proyek / Pimpinan tertinggi pada Lokasi kerja terkait.
b.
Petugas K3 merupakan anggota P2K3 atau Unit K3 yang ditunjuk. Petugas K3
bertugas :
Memimpin kegiatan tindak darurat di lapangan
Menginformasikan kepada publik dan lembaga / instansi yang terkait (antara lain
kepolisian, dinas pemadam kebakaran, Rumah sakit, pers)
Mengkoordinir kegiatan penanganan / penanggulangani dan tindakan
penyelamatan.
Memberikan pertolongan pertama kepada korban sampai bantuan medis
datang.
Mengkoordinir tindakan evakuasi, baik data, orang, barang – berkas penting
serta peralatan lainnya
Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik sewaktu terjadi kondisi
darurat dan kondisi berbahaya lainnya. Teknisi terdiri dari petugas maintenance PT
GORIP NANDA GUNA.
Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kembali jumlah orang
yang berada di tempat titik berkumpul (Assembly point) dengan membandingkan
jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah orang yang dihitung
termasuk tamu, pengunjung dan siapapun yang sebelum kejadian diketahui berada
di daerah kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh
orang yang berada di daerah kejadian sudah dievakuasi.
c.
Tim Pengaman / Satpam mengamankan lokasi kantor selama keadaan darurat
terjadi.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xv
a. Apabila kondisi darurat sudah teratasi maka P2K3 / Unit K3 akan menentukan apakah
lokasi kejadian sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil
pemeriksaan pihak yang berwajib dengan memberikan pengumuman.
b. Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/ korban yang ada dan mengambil
langkah-langkah untuk mengaktifkan kembali kegiatan perusahaan.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xvi
Bab 4
PEMERIKSAAN
4.1 Pengukuran dan Pemantauan
4.1.1. Jadwal Pemantauan dan Pengkuran
a. Wakil Manajemen membuat Rencana Pemantauan dan Pengukuran berdasarkan
Identifikasi Bahaya K3, Penilaian dan Pengendalian Resiko K3 yang memuat mengenai :
frekuensi, lokasi, bahaya/resiko K3 dan peraturan yang terkait di PT Gorip Nanda Guna.
b. Selanjutnya, rencana tersebut oleh Wakil Manajemen didistribusikan ke masing-masing
Penanggung Jawab yang akan melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengukuran
tersebut.
c. Untuk pengukuran lingkungan yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan, maka Wakil
Manajemen akan mengatur persiapan pelaksanaannya dan dikoordinasikan dengan Pemilik
Proses terkait.
d. Peralatan yang digunakan untuk pemantauan dan pengukuran yang dilaksanakan oleh PT
Gorip Nanda Guna harus sudah dikalibrasi sesuai dengan Prosedur Pengendalian Peralatan
e. Pengukuran K3 yang dilakukan oleh Pihak Luar, maka persiapan yang diperlukan harus
sesuai dengan tata cara yang berlaku di Perusahaan dan diyakinkan Badan Inspeksi yang
dimaksud telah dihubungi / dikoordinasikan sesuai jadual.
f. Untuk pemantauan dan pengukuran yang dilaksanakan oleh Pihak Luar maka harus
diyakinkan bahwa Badan Inspeksi yang bersangkutan memiliki kredibilitas dan reputasi yang
teruji.
4.1.2. Pelaksanaan Pemantauan dan Pengukuran
a. Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan maka masing-masing Penanggung Jawab
yang ditunjuk melaksanakan pemantauan dan pengukuran, berdasarkan metode yang
telah ditentukan.
b. Hasil pengukuran yang dilakukan akan dicatat pada formulir Laporan Hasil Pemantauan
dan Pengukuran K3.
c. Formulir tersebut kemudian diserahkan ke Wakil Manajemen untuk dievaluasi.
d. Hasil pengukuran yang dilakukan oleh Pihak Luar yang berupa sertifikat juga akan
dievaluasi oleh Wakil Manajemen.
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xvii
e. Jika hasil pengukuran yang menunjukkan adanya parameter yang melebihi
Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku maka
Wakil Manajemen akan berdiskusi dengan Pemilik Proses terkait guna mengambil
tindakan sesuai dengan Prosedur Peningkatan Kinerja
f.
Wakil Manajemen akan memonitor dan mengevaluasi Tindakan Koreksi dan
Pencegahan yang dilaksanakan sampai masalah tersebut terselesaikan.
4.2 Evaluasi Kepatuhan
No
Regulasi Status Kesesuaian
Keterangan
No. Regulasi Dekripsi Regulasi
Ya (100% ) Tidak (0%) sbgn Undang-Undang RI 1 UU No 14 Tahun 1969
Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat dan moral agama
√ Kebijakan K3 Perusahaan 2 UU No 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja Pasal 9 Point 1
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
- kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya
- semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya
- alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
- cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
Pasal 11 Point 1
Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja
√
80%
80%
80%
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xviii
Pasal 12
Dengan peraturan perundangaan diatur kewajiban dan hak tenaga kerja untuk : a. memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas keselamtan kerja
b. memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan
c. mematuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan.
d. meminta pada pengurus agar
dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan.
e. menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang dapat dipenuhi.
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki susuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindungan diri yang
diwajibkan 70% 70% 70% 60% 60% 80% 3 UU No 3 Tahun 1992
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 3
point 2
setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja
pasal 4 point 1
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan
ketentuan undang-undang ini.
pasal 8 point 1
tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan
√
√
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xix
kecelakaan kerja
pasal 10 point 1
pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam
waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam point 2
pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh,
cacad atau meninggal dunia. point 3
pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada
badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.
pasal 16
tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan
pemeliharaan kesehatan
pasal 17
pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial
tenga kerja
pasal 18
pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan dan daftar
kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.
pasal 22
pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui
pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah
√ √ √ √ √ √ √ 4 UU RI No 23 Tahun 1992 Kesehatan pasal 23
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xx
point 3
setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja
√ 5 UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi pasal 23 point 2
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga keraj, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
80%
6 UU No 13 Tahun
2003
Ketenagakerjaan Pasal 6
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tampa diskriminasi dari pengusaha
Pasal 11
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau mengembangkan
komptensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja
Pasal 68
Pengusaha dilarang memperkerjakan anak
Pasal 86 Point 1
setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja, moral
dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama
Pasal 87 Point 1
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
√
√
√
80%
80%
Peraturan Pemerintah & Keputusan Presiden
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xxi
1993 Jaminan Sosial Tenaga
pasal 2 point 1
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah ini, terdiri:
a. jaminan berupa uang yang meliputi :
jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua
b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan.
Pasal 2 point 3
pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga
kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
pasal 5 point 1
pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan
perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan
oleh badan penyelenggara.
pasal 18 point 1
pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan.
point 2
pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga
kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat
sebagai laporan kcelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam
terhitung terjadinya kc pasal 19
pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam
√ √ √ √ √ √ 80%
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xxii
setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.
8 Kepres RI No 22
Tahun 1993
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
Pasal 2
Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan
kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah
hubungan kerja berakhir
√
9 PP RI No 29
Tahun 2000
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pasal 30
point 1
untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan pekerjaankonstruksi , penyelenggara pekerja konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang :
b. keamanan, keselamatan dan
kesehatan tempat kerja konstruksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
d. tata lingkungan setempat dan
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 80% 80% 80% PerMen / KepMen 10 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1980
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
pasal 3
tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan
konstruksinya
pasal 4 point 1
setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
pasal 5
dilarang memasang atau menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati
√
√
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xxiii
sudah berlubang-lubang atau cacad karena karat.
pasal 8
pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis C02 dan tepung kering (dry
chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak an
pasal 9
alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49◦C turun sampai
minus 44 o C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu dluar batas tersebut
diatas.
pasal 14
petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca
dengan jelas. √ √ 80% 11 PerMen Tenaga Kerja No 02/MEN/1980
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja Pasal 2
semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 2 UU No 1 tahun
1970 harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jendral Pembinanaan Hubungan
Perburuhan dan Per
√
12 PerMen Tenaga
Kerja No 01/Men/1981
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
pasal 2 point 1
apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No Per 02/MEN 1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan
yang ditunjuk wajib melapor secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jendral
Pembinan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xxiv
pasal 3 point 1
laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayaaat 1 dilakukan dalam waktu paling lama 2X24 jam setelah penyakit tersebut
didiagnosa.
√
13 PerMen Tenaga
Kerja No 04/Men/1987
P2K3 Serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja
pasal 2 point 1
setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3 point 2
a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih
pasal 3
Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekertaris
dan anggota.
pasal 4
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau
pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
√ √ 90% 14 PerMen Tenaga Kerja No 02/Men/1992
Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan kerja
pasal 3
untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Sarjana dengan pengalaman kerja
sesuai dengan bidang keahliannya
sekurang-kurangnya 2 tahun
pasal 9 point 1
ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban untuk
membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan
80%
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xxv
penunjukannya.
15 PerMen Tenaga
Kerja No 05/Men/1996
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
pasal 3 point 1
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang
atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pasal 4 point 1
dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3
b. merencanakan pemenuhan kebijakan,
tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja. c. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan
dan mekanisme pendukung yang
diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.
d. mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. meninjau secara teratur dan
meningkatkan pelaksanaan sistem
manajemen K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
pasal 5 point 1
untuk membuktikan penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud
pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk
oleh menteri. √ √ √ √ 75% 80% 70%
REVISI : 00
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang
Lampiran xxvi Kerja No 03/Men/1998 kesehatan pasal 2 point 1
pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja yang dipimpinnya.
pasal 3
kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku
bagi pengurus atau pengusaha yang telah dan belum mengikutsertakan pekerjaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan UU No 3
tahun 1992
pasal 4 point 1
pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib melaporkan
secara tertulis kecelakaan kepada Kepala Kantor Departemen tenaga kerja
setempat dalam waktu tidak lebih dari 2x24 jam (dua kali duapuluh empat ) jam
terhitung sejak terjadinya kecelakaan √
√
√
100% x 59 + 90% x 9 + 85% x 2 + 80% x 34 + 75% x 2 + 70% x 13 + 60% x 7 + 50 % x 2 +0% x9 = 81,6% 137