• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra RK3K Gentengkulon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pra RK3K Gentengkulon"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

1

dari 47

LEMBAR PENGESAHAN

URAIAN PIHAK PENYEDIA JASA PIHAK PENGGUNA JASA

JABATAN Dibuat Oleh,

General Superintendent Diketahui Oleh, Direktur Disetujui Oleh, PPK TANDA TANGAN NAMA G O R I P

PRA – RENCANA K3 KONTRAK

UNIT PENERIMA

1. PPK Paket Pemeliharaan Berkala Jalan Gentengkulon - Jember

...

2. Konsultan Supervisi

...

3. Management Representative PT Gorip Nanda Guna

(2)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

2

dari 47

SEJARAH DOKUMEN

TANGGAL PERUBAHAN KETERANGAN

Dokumen diterbitkan perdana -

(3)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

3

dari 47

DAFTAR ISI RENCANA K3 KONTRAK

BAB

U R A I A N

HAL

Lembar Pengesahan

1

Daftar Isi

3

Bab I

Kebijakan K3 Perusahaan Penyedia Jasa

Bab II Perencanaan

2.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya

2.2 Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya

2.3 Sasaran dan Program

Bab III Penerapan dan Operasi

3.1 Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung jawaban

3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

3.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi

3.4 Dokumentasi

3.5 Pengendalian Dokumen

3.6 Pengendalian Operasional

3.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat

Bab IV Pemeriksaan

4.1 Pengukuran dan Pemantauan

4.2 Evaluasi Kepatuhan

4.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan

Pencegahan

4.4 Pengendalian Rekaman

4.5 Audit Internal

Bab V Tinjauan Manajemen

5.1 Tinjauan Manajemen

(4)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

4

dari 47

Bab 1

K

EBIJAKAN

M

UTU DAN

K3

PT GORIP NANDA GUNA sebagai penyedia Jasa Konstruksi memberikan produk dan layanan

kepada pihak yang berkepentingan, minimal sesuai dengan ketentuan, spesifikasi yang

diperjanjikan dan undang-undang yang berlaku, serta mencapai sasaran perusahaan tanpa

kecelakaan kerja / zero accident.

Kita segenap jajaran PT. GORIP NANDA GUNA selalu mengemban kepercayaan yang berfokus

pada :

1. Meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja.

2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang berlaku, serta

mencegah ketidaksesuaian pada semua tahapan.

3. Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja serta menciptakan tempat kerja yang aman

sehat dan bebas resiko kecelakaan.

4. Melakukan perbaikan kinerja mutu dan K3 secara berkelanjutan.

5. Memenuhi kepuasan yang berkepentingan.

(5)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

5

dari 47

Bab 2

PERENCANAAN

K3

2.1

Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya

No. Jenis/ Type Pekerjaan

Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko Skala Prioritas

Pengendalian Resiko Penanggung Jawab

Peluang Akibat Resiko

1 Divisi 1 : Umum 1.2 Mobilisasi

 Terjadi tabrakan > Kerusakan alat berat dan korban jiwa.

 Lepas alat berat dari mobil angkut

 Terkena alat berat> luka berat 2 1 2 2 1 2 4 1 4

 Sopir yang memobilisasi alat berat harus yang memiliki izin mengemudi yang resmi

 Alat berat yang diangkut harus diikat dengan pengikat yang standart

 Pengakatan/penurunan alat berat harus mengikuti prosedur yang standart

(6)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

6

dari 47

1.8(1). Manajemen dan Keselamatan

Lalu Lintas 1. Tertabrak Kendaraan lain 2. Kemacetan Lalu Lintas

3 3 3 3 9 9 1. Sebelum bekerja diadakan induksi K3 2. Pekerja menggunakan APD 3. Pemasangan rambu-rambu

4. Pengaturan arus lalu lintas

1.17. Pengamanan Lingkungan Hidup

1. Kerusakan penghijauan sekitar lokasi proyek 2. Debu ke area warga

sekitar proyek 2 3 2 3 4 9 1. Perawatan penghijauan selama proyek berjalan 2. Penyiraman area selama

proyek berjalan 3. Penutupan material yang

menimbulkan debu selama proses pengiriman 2 Divisi 2: Drainase 2.3. (10) Saluran Berbentuk U Tipe DS 2 (Uk. 80x80 + Cover)

1. Terkena alat kerja 2. Tertabrak Kendaraan lain 2 2 2 2 4 4 1. Sebelum bekerja diadakan induksi K3 2. Pekerja menggunakan APD 3. Pemasangan rambu K3 Pelaksana

(7)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

7

dari 47 2.3. (12) Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor

1. Terkena peralatan kerja, luka ringan / sedang (molen)

2. Terkena iritasi akibat adukan mortar 2 3 2 3 4 9

1. Memeriksa kondisi alat molen secara

menyeluruh. 2. Mengoperasikan alat

molen sesuai petunjuk pengoperasian alat 3. Pekerja menggunakan

APD yang sesuai (sepatu boat, kaos tangan)

2.3 (13)

Baja Tulangan untuk Struktur drainase beton Minor

1. Terkena peralan kerja, luka ringan / sedang (bar cutter, bar bending) 2. Terkena serbuk potongan besi 1 2 1 2 1 4

1. Mengoperasikan alat bar cutter, bar bending sesuai petunjuk pengoperasian alat 2. Pekerja menggunakan

APD yang sesuai (safety shoes, kaca mata, kaos tangan) 3 Divisi 3 : Pekerjaan Tanah 3.1. (6) Galian Perkerasan beraspal dengan colt milling machine

1. Tertabrak colt milling machine

2. Terjadi gangguan lalu lintas 2 3 2 3 4 9 1. Menempatkan tenaga untuk memantau pergerakan colt miling machine

2. Memasang rambu-rambu peringatan bagi

pengguna jalan bahwa jalan dalam perbaikan

(8)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

8

dari 47 4 Divisi 4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 4.2. (2b) Lapis Pondasi Anggregat Kelas S 1. Kecelakaan akibat terkena alat berat 2. Terjadi gangguan lalu

lintas 2 3 2 3 4 9

1. Operator harus bekerja secara benar dan hati-hati

2. Memasang rambu-rambu peringatan bagi

pengguna jalan bahwa jalan dalam perbaikan

5 Divisi 6.

Perkerasan Aspal

6.1. (2a) Lapis Perekat – Aspal Cair

1. Bau dari aktifitas penghamparan 2. Percikan alat sprayer

saat melakukan penyemprotan

3. Terinjak & terkena aspal panas 2 2 2 1 2 2 2 4 4

1. 2. Isolasi area pekerjaan 3. Sebelum bekerja

diadakan induksi K3 4. Pekerja menggunakan

APD

5. Pemasangan rambu K3 6. Perawatan alat secara

berkala

Pelaksana

6.3 (5a)

Laston Lapis Aus (AC-WC)

1. Terjadi iritasi kulit akibat uap panas

2. Terjadi gangguan lalu lintas

3. Terkena material hot mix 2 3 2 2 3 2 4 9 4 1. Menggunakan peralatan APD yang benar (sepatu boat, sarung tangan, masker)

2. Memasang rambu-rambu lalu lintas

(9)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

9

dari 47 6.3 (6c)

Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)

1. Terjadi iritasi kulit akibat uap panas

2. Terjadi gangguan lalu lintas

3. Terkena material hot mix 2 3 2 2 3 2 4 9 4 1. Menggunakan peralatan APD yang benar (sepatu boat, sarung tangan, masker) 2. Memasang rambu-rambu lalu lintas 6.3 (8) Bahan anti pengelupasan

1. Terjadi iritasi kulit akibat material

2. Terjadi gangguan lalu lintas 2 2 2 2 4 4 1. Menggunakan peralatan APD yang benar (sepatu boat, sarung tangan, masker) 2. Memasang rambu-rambu lalu lintas 6 Divisi 7 : Struktur 7.1 (10) Beton mutu rendah fc 10 Mpa

1. Terluka akibat peralatan kerja, luka ringan / sedang (molen) 2. Iritasi kulit akibat mortar

2 3 2 3 4 9 1. Memeriksa peralatan secara menyeluruh 2. Pengoperasian alat sesuai petunjuk penggunaan alat 3. Memakai APD yang

sesuai dan benar (sepatu boat, kaos tangan) 7 Divisi 8 : Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 8.4 (10)

1. Terkena tumpahan cat 2. Tertabrak kendaraan 3. Terganggunya lalu lintas

2 1 2 1 4 1

1. Bekerja dengan prosedur yang benar

2. Menggunakan APD yang benar (sepatu, sarung

(10)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

10

dari 47

Keterangan :

1 Peluang

Nilai 1 =

Nilai 2 =

Nilai 3 =

Jarang terjadi

Kadang-kadang terjadi

Sering terjadi

2 Akibat

Nilai 1 =

Nilai 2 =

Nilai 3 =

Jarang terjadi

Kadang-kadang terjadi

Sering terjadi

3 Resiko = Peluang x Akibat

4 Tingkat Risiko Kegiatan adalah nilai rata-rata risiko Nilai 1 – 3

Nilai 4 – 6

Nilai 7 – 9

Resiko rendah

Resiko sedang

Resiko tinggi

Marka Jalan

Termoplastik 2 2 4 tangan dan pakaian yang standar)

(11)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

11

dari 47

2.2 Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan

Lainnya

No.

No. Undang-Undang, Peraturan,

Standar, Kode, dsb

Judul Undang-Undang, Peraturan, Standar,

Persyaratan, dsb

Undang – Undang :

1

UU No. 1 tahun 1970

Tentang Keselamatan Kerja

2

UU No. 3 tahun 1992

Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

3

UU No. 23 tahun 1992

Tentang Kesehatan

4

UU No. 18 tahun 1999

Tentang Jasa Konstruksi

5

UU No. 13 tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan

6

UU No. 38 tahun 2004

Tentang Jalan

7

UU No. 22 tahun 2009

Tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan

Peraturan Presiden & Keputusan Presiden :

1

Perpres No. 70 tahun 2012

Perubahan ke-2 atas Keppres No.80 tahun 2003

Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah

Peraturan Menteri & Keputusan Menteri :

1

Permenaker No. 1 / 1980

Tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja Pada

Konstruksi Bangunan

2

Permenaker No. 01 /MEN/1980

Tentang K3 Konstruksi Bangunan

3

Permenaker No. 04/1980

Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat

Pemadam Api Ringan (APAR) dan Persyaratan

Teknis Konstruksi dan K3 yang Terkait Lainnya

4

453/MENKES/PER/XI/1983

Bahan Berbahaya

5

Permenaker No. 05/1985

Pesawat Angkat dan Angkut

6

Permenaker No. 02/1985

Pesawat Tenaga dan Produksi

7

SKB Menteri Tenaga Kerja dan

Menteri PU No. 174/MEN/1986 dan

104/KPTS/1986

Tentang K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi

(12)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

12

dari 47

K3

9

Permenaker No. 01/1989

Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Crane Angkat

10

Permenaker No. 5 / 1996

Tentang SMK3

11

Permenaker No. 03/1998

Tatacara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

12

PP No. 74 / 2001

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

13

KepMenKes No. 1405 / 2002

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

14

Kepmenaker No. 68/2004

Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di

Tempat Kerja

15

Pedoman No. 004/BM/2006

Dep.PU, DitJen Bina Marga

Pedoman Pelaksanaan Keselamatan & Kesehatan

Kerja untuk Konstruksi Jalan

16

Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006

17

Permen PU No. 09 / PRT / M / 2008 Tentang Pedoman SMK3 Konstruksi

18

Permen PU No. 07 / PRT / M / 2011 Tentang Standar dan Pedoman pengadaan

Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi

19

Permen PU No. 11 / PRT / M / 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus

Peraturan Pendukung :

1

OHSAS 18001:2007

Occupational Health and Safety Assesment Series

2.3 Sasaran K3 dan Program K3

2.3.1 Sasaran K3

a. Menjamin agar dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan & penyakit akibat kerja.

b. Menjamin produktifitas tidak terganggu.

c. Menuju kondisi nol kecelakaan (zero accident).

2.3.2 Program K3

Penyusunan IBPR (Identifikasi Bahaya, Pengendalian dan Pengendalian Resiko) kaitannya

dengan K3.

IBPR mengidentifikasi tingkat bahaya dalam pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanakan,

juga tindakan pencegahan untuk menghindari kecelakaan kerjal. IBPR disusun sebelum

(13)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

13

dari 47

pelaksanaan pekerjaan dan dievaluasi serta diperbaharui setiap bulan sesuai dengan kondisi

proyek.

1. Penyusunan UKL dan UPL.

Sesuai dengan UU Lingkungan Hidup, maka proyek menyusun UPL dan UKL kaitannya

dengan penanganan dampak lingkungan. Rona awal akan diidentifikasi untuk menyusun

program pengelolaan lingkungan selama pekerjaan berlangsung untuk meniminalkan

dampak lingkungan yang terjadi.

2. Safety Inspection

Safety Inspection dilaksanakan tim proyek bersama dengan seluruh pekerja, dan pihak yang

terkait langsung dalam pekerjaan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan K3L di proyek.

3. Safety Patrol

Safety patrol dilaksanakan oleh proyek untuk mengontrol kondisi lapangan sekaligus

memberikan petunjuk langsung dan tindakan pencegahan jika terdapat ketidaksesuian

dalam pelaksanaan prosedur.

4. Surat Peringatan

Surat peringatan diberikan pada seluruh pekerja yang tidak mematuhi prosedur pelaksanaan

K3L. Apabila tidak diindahkan, maka akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

5. Ijin Kerja dan Safety Induction.

Ijin kerja diberikan oleh Safety Officer sebelum memulai pekerjaan. Tanpa ijin kerja, Safety

Officer harus menghentikan pekerjaan.

Safety Induction merupakan penjelasan singkat dari Safety Officer kepada pekerja yang

baru dating mengenai K3L, situasi proyek, peraturan K3L yang harus dipatuhi. Semua

pekerja yang telah mengkuti Safey Induction akan diberkan tanda khusus berupa stiker pada

helmnya.

Safety Induction juga diberikan kepada pekerja yang akan melakukan pekerjaan berisiko

tinggi dan kepada semua tamu yang memasuki lokasi proyek.

6. Safety Talk

Safety Talk merupakan penjelasan singkat mengenai K3L oleh Safety Officer kepada para

pekerja pada pagi hari sebelum melaksanakan pekerjaan, yang dihadiri oleh semua tim

proyek dan seluruh pekerja. Instruksi pada safety talk meliputi: penggunaan alat pelengkap

diri, penjelasan mengenai kondisi pekerjaan (potensi bahaya dan cara mengantisipasinya),

dan penekanan untuk mematuhi peraturan proyek.

(14)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN GENTENGKULON - JEMBER

Hal

14

dari 47

7. Safety Meeting

Safety meeting membahas mengenai semua masalah yang ada di lapangan. Secara detail,

pembahasannya meliputi:

a) Evaluasi pelaksanaan K3L

b) Kecelakaan kerja yang terjadi dan pencegahannya.

c) Kondisi lingkungan kerja , potensi bahaya dan cara penangannya.

d) Masalah yang mungkin muncul dan cara pencegahannya.

(15)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran i

Bab 3

PENERAPAN

DAN

OPERASI

3.1 Sumber Daya, Struktur Organisasi dan

Pertanggungjawaban

(16)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran ii

JOB DESCRIPTION QUALITY CONTROL SAFETY, HEALTH & ENVIRONMENT OFFICER

(QC-SHEO) :

1. Mengelola informasi uptodate semua pihak yang terkait proyek

2. Melakukan pembuatan dokumentasi proyek sampai dengan penyerahan proyek.

3. Melakukan evaluasi atas NCR, CAR dan Customer Complaint yang terbit di Proyek

4. Menganalisis pengukuran Quality Product dan pencapaian kualitas

5. Menganalisis dan memonitor program kerja Proyek

6. Merencanakan dan melaksanakan Audit ISO 9001:2000.

7. Mendampingi auditor intern dan ekstern dalam melaksanakan audit bidang mutu.

8. Melaksanakan training ISO 9001:2000 dan Memonitor pelaksanaan Inovasi Proyek

9. Mengusulkan tindakan perbaikan mutu kepada General Superintendent untuk ditindaklanjuti oleh

Site Manager

10. Mempresentasikan hasil pelaksanaan pengendalian mutu dan pelaksanaan SMM ISO 9001:2000

di manajemen review proyek

11. Sebagai Officer dalam mengelola K3 dan Lingkungan di Proyek.

12. Melakukan pembuatan dokumentasi proyek sampai dengan penyerahan proyek.

13. Melakukan evaluasi atas NCR, CAR dan Customer Complaint yang terbit di Proyek

14. Menganalisis pengukuran SHE dan Menganalisis pencapaian aplikasi safety dan lingkungan

15. Menganalisis dan memonitor program kerja Proyek

16. Merencanakan dan melaksanakan Audit OHSAS 18001:1999

17. Melaksanakan training OHSAS 18001:1999

18. Mendampingi auditor intern dan ekstern dalam melaksanakan audit bidang K3 dan Lingkungan.

19. Mempresentasikan hasil pelaksanaan pengendalian Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:1999.

(17)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran iii

3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

Dibutuhkan pelatihan

karyawan

Membuat analisa kebutuhan pelatihan

masing-masing atasan ybs.

Analisa Kebutuhan Training (FM.SDM.01)

Merekap analisa kebutuhan pelatihan untuk dibuat program pelatihan

Personalia

Program Training (FM.SDM.02)

Membagikan formulir analisa kebutuhan pelatihan kepada pimpinan

tiap fungsi

Personalia

Menjalankan program pelatihan

Personalia Pemberitahuan pelaksanaan pelatihan Direktur setuju? ya Revisi program training Personalia tidak Daftar Hadir/Sertifikat Materi pelatihan

Evaluasi hasil pelatihan terhadap tiap peserta pelatihan

Masing-masing atasan ybs + Personalia

Evaluasi Hasil Training (FM.SDM.03) Efektif ? Peningkatan kinerja karyawan ya Mengambil tindakan

perbaikan yang diperlukan

Personalia + atasan ybs.

tidak

Formulir perbaikan (FM.SMM.12)

Proposal pelatihan eksternal

Konsultasi dengan kabag. terkait sesuai jenis

pelatihannya Personalia pelatihan dibutuhkan? Direktur setuju?

Menunjuk personil yang akan diikutkan pelatihan & mendaftar

ke penyelenggara

Personalia

Melaksanakan pelatihan dan melaporkan hasilnya

personil ditunjuk proposal ditolak proposal ditolak Serifikat Materi pelatihan ctt-1 ctt-2 ctt-3 ctt-4 ya ya tidak tidak ctt-5

(18)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran iv

ctt-1

formulir analisa kebutuhan training dibagikan setiap awal tahun, atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

ctt-2

pelatihan dapat dilakukan oleh pihak internal (instruktur dari internal perusahaan atau mendatangkan instrukstur dari luar) maupun pihak eksternal (pelatihan yang dilakukan oleh pihak luar). Bagian Umum & Personalia bertanggungjawab dalam hal menghubungi instruktur pelatihan, menyiapkan tempat, agenda, dan undangan kepada tiap peserta.

ctt-3

setelah 3 bulan dari pelaksanaan pelatihan (training), bagian umum & personalia membagikan formulir evaluasi hasil training kepada atasan langsung dari tiap peserta pelatihan untuk dilakukan evaluasi.

ctt-4

jika pelatihan yang dilakukan dinilai tidak efektif, maka dapat dilakukan tindak lanjut yang sesuai, misalnya: personil ybs. diikutkan kembali dalam pelatihan yang sama, diminta untuk mendalami kembali materi yang telah diperoleh dan diberi kesempatan memperbaikinya, ataupun tindakan perbaikan dari sistem yang telah ditetapkan.

ctt-5

setelah selesai melaksanakan pelatihan eksternal, personil ybs. harus menyerahkan copy sertifikat serta materi pelatihan kepada bagian personalia & umum, selanjutnya bagian personalia & umum mengup-date CV personil ybs.

3.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi

3.3.1. Perusahaan akan mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan masalah yang berhubungan dengan K3.

3.3.2. Setiap perubahan Sistem Manajemen K3 yang akan berpengaruh di tempat kerja harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan ke seluruh pegawai dan pihak ekternal yang terkait. Perubahan – perubahan tersebut antara lain :

- Perubahan kebijakan K3, perubahan Peraturan Perusahaan di Bidang K3 dan perubahan – perubahan lainnya yang terkait dengan K3.

- Perubahan terhadap personil, peralatan, material, proses dan prosedur

3.3.3. Memilih dan menetapkan tata cara komunikasi dan konsultasi yang sesuai untuk menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) kepada seluruh pegawai atau pihak eksternal yang berkepentingan

(19)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran v

3.3.4. Melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ke seluruh pegawai atau pihak eksternal yang berkepentingan dengan salah satu cara sebagai berikut ini, baik secara tertulis maupun lisan.

- Induksi K3

Induksi K3 akan diberikan kepada karyawan baru, karyawan lama yang pindah tugas atau dipromosikan, tamu, subkontraktor dan pihak lain yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.

- Rapat K3

Rapat K3 dilakukan di proyek dengan frekuensi minimal 1 (satu) minggu sekali, dengan melibatkan wakil dari subkontraktor dan mandor borong dan hasilnya dicatat sebagai risalah rapat, untuk menjadi dasar dalam implementasi K3, Rapat K3 di Lokasi / Proyek disesuaikan dengan Rencana K3 di Lokasi / Proyek.

- Rapat P2K3

Rapat Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pusat / proyek dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali, yang membicarakan tentang sasaran dan program K3, insiden yang terjadi, kesesuaian penerapan K3 di proyek dan di pusat, serta pemenuhan perundangan yang berlaku yang telah disepakati.

- Rapat Tinjauan Manajemen K3

Rapat Tinjauan Manajemen K3 dilakukan sesuai prosedur Tinjauan Manajemen (yaitu minimal setahun dua kali)

- Papan Pengumuman

Papan pengumuman akan dipasang ditempat yang strategis agar mudah dibaca oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

3.3.5. Semua kegiatan komunikasi dan konsultasi akan didokumentasikan oleh perusahaan dengan menggunakan formulir Konsultasi dan dokumentasi, jika tidak tercover dengan formulir lainnya.

3.3.6. Jika dalam pelaksanaan komunikasi atau konsultasi ditemukan suatu hal yang dapat memperbaiki kinerja K3 maka akan diajukan ke pihak manajemen untuk dijadikan sebagai agenda dalam rapat tinjauan manajemen

3.3.7. P2K3 / Unit K3 melakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem manajemen K3 di tingkatnya masing-masing setelah hasil konsultasi diterima oleh karyawan yang meminta konsultasi, jika pencapaiannya sudah optimum maka konsultasi dianggap efektif dan jika belum akan dilakukan perbaikan.

3.3.8. Jika dalam proses konsultasi dan komunikasi ditemukan masalah yang tidak bisa diselesaikan di masing-masing tingkat, maka masalah tersebut akan dikonsultasikan dan dikomunikasikan ke Wakil manajemen K3 dan hasilnya akan disampaikan kembali ke pihak yang berkepentingan.

(20)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran vi

3.4 Dokumentasi

3.4.1. Ruang Lingkup :

Dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 yang dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen (PPD) mencakup : Kebijakan Mutu & K3 & Sasaran Mutu & K3, Pedoman Mutu & K3, Prosedur Mutu & K3, Rencana Mutu & K3, Instruksi Kerja, Formulir, Gambar Kerja, Dokumen Eksternal

3.4.2. Daftar Istilah :

- Dokumen “MASTER” adalah dokumen sistem manajemen mutu perusahaan yang telah mendapatkan pengesahan dari yang berwenang yang penyimpanannya di bawah tanggung jawab Pusat Pengendali Dokumen (PPD di tingkatnya)

- Dokumen “TERKENDALI” adalah salinan dari dokumen MASTER yang peredarannya dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen (PPD di tingkatnya) - Dokumen “TIDAK TERKENDALI” adalah salinan dokumen “MASTER” yang

peredaranannya tidak dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen (PPD).

- Dokumen “TIDAK BERLAKU” adalah dokumen sistem manajemen mutu yang sudah kadaluwarsa (tidak berlaku lagi).

-

Dokumen Eksternal, adalah dokumen yang berasal dari eksternal perusahaan, termasuk dari pelanggan, contohnya: dokumen PQ, Tender, Kontrak, Gambar, Spesifikasi, Standar Rujukan (SNI, AASTHO, Undang-undang, Peraturan, dll).

-

SMM adalah singkatan dari Sistem Manajemen Mutu.

3.5 Pengendalian Dokumen

3.5.1. Pembuatan & Persetujuan Dokumen

Pembuatan dokumen dilakukan oleh masing-masing fungsi sesuai kebutuhan dokumen fungsinya (prosedur, rencana Mutu&K3, instruksi kerja, formulir, atau dokumen pendukung lainnya) dan disetujui oleh pimpinan fungsi yang bersangkutan.Format dokumen diatur dalam Instruksi Kerja Pengkodean & Format Dokumen K3M

3.5.2. Peninjauan dan pembaharuan dan persetujuan ulang

Peninjauan dokumen terutama dilakukan pada saat rapat tinjauan manajemen. Usulan terhadap perubahan dokumen dapat dilakukan oleh siapa saja dengan mengisi formulir usulan perubahan dokumen, selanjutnya usulan tersebut disampaikan kepada Management Representative untuk ditinjau bersama – sama fungsi terkait dokumen tersebut. Jika usulannya disetujui maka akan dibuat revisi dokumen dan dilakukan persetujuan ulang dan dikendalikan distribusinya oleh PPD. Apabila penandatangan dokumen berhalangan, maka dokumen dapat ditandatangani oleh pejabat di atasnya atau oleh Management Representative.

3.5.3. Identifikasi perubahan dan status revisi terkini dari dokumen.

Perubahan yang terjadi pada dokumen ditunjukkan pada status nomor revisi dokumen dan identifikasi langsung pada bagian yang berubah dengan tanda ] untuk dokumen dan tanda awan untuk gambar, sehingga penerima dokumen mengerti perubahan yang terjadi. PPD harus menyimpan master dokumen atas dokumen yang telah

(21)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran vii

direvisi untuk keperluan penelusuran sejarah dokumen (minimal sampai 3 revisi sebelumnya, selebihnya dapat dimusnahkan). Secara terpisah dari dokumennya, PPD mencatat riwayat perubahan dokumen dalam lembar Riwayat Perubahan Dokumen dan disimpan khusus oleh PPD. Dalam kasus tertentu yang mengakibatkan banyaknya perubahan dokumen, seperti perubahan nama perusahaan atau perubahan format dokumen, maka identifikasi perubahan dapat dilakukan dengan penerbitan surat pemberitahuan perubahan tersebut oleh PPD kepada para penerima dokumen tanpa identifikasi langsung pada dokumen.

3.5.4. Distribusi dokumen

PPD – Pusat mengendalikan terhadap semua dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 pada lingkup perusahaan, sedangkan untuk pengendalian dokumen pada lingkup terbatas misalnya proyek/amp dilakukan oleh PPD proyek/amp yang ditunjuk oleh Manajer Proyek atau Kepala Produksi dan Peralatan. Selanjutnya PPD Proyek/AMP minimal harus melaporkan daftar induk dokumen berikut distribusi dokumen, termasuk kode penerima dokumen yang dikendalikannya kepada PPD Pusat setiap dilakukan up-date.

Penamaan PPD proyek diambil dari singkatan proyek yang bersangkutan, contoh: - Proyek Probolinggo – Bajulmati  PPD – Probo

- Proyek Suromadu Madura  PPD – Suromadu - Unit Produksi & Peralatan (AMP)  PPD – AMP

Setelah menerima dokumen asli yang telah disyahkan, PPD membubuhkan stempel “MASTER” dan tanggal pada dokumen tersebut. Selanjutnya berkonsultasi dengan pembuat dokumen atau Management Representative tentang siapa saja yang akan diberi distribusi dokumen tersebut. PPD mengcopy sesuai kebutuhan distribusi dan membubuhkan stempel “TERKENDALI”, membubuhkan tanggal, nomor salinan sesuai penerima, dan menyiapkan Tanda Terima Dokumen (FM.K3M.03).

Dokumen “TIDAK TERKENDALI” diberikan kepada pihak-pihak eksternal perusahaan, dimana setiap perubahan – perubahan yang terjadi pada dokumen tidak diberikan salinannya kembali.

Gambar-gambar proyek yang digunakan harus dikendalikan sebagaimana pengendalian dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 untuk penerbitan, revisi dan distribusinya. Setiap revisi yang dibuat dari masing-masing gambar harus diidentifikasi dengan cara memberi tanda “awan” pada posisi yang berubah. Bila diperlukan proyek dapat membuat instruksi kerja pengendalian gambar.

3.5.5. Peyimpanan dan perlindungan dokumen

PPD dan Penerima dokumen harus menyimpan dan melindungi dokumen dengan memasukkan dokumen dalam odner atau map, dan memberi label identifikasi sehingga dokumen selalu dapat dibaca dan mudah untuk dikenali. Hindarkan kerusakan dokumen dari pengaruh serangga, cuaca (panas, hujan, atau udara lembab), terbakar api. Untuk dokumen dalam media kertas faximile harus dicopy terlebih dahulu agar tahan lama.

(22)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran viii

Dokumen eksternal dapat mencakup : a). Dokumen dari Pelanggan

b). Undang-undang/Peraturan pemerintah c). Standard Rujukan

Pengendalian dokumen eksternal ini dilakukan sama dengan pengendalian dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 yang lain, sebagai berikut:

a). Pembuatan “Daftar Induk Dokumen Eksternal” (termasuk mencantumkan status revisi)

b). Pendistribusian dokumen eksternal sesuai dengan prosedur pengendalian dokumen.

c). Untuk peminjaman dokumen eksternal yang dibutuhkan untuk waktu sementara digunakan “Daftar Peminjam Dokumen”.

d). Dokumen eksternal ditinjau kesesuaiannya (valid tidaknya) setahun sekali di awal tahun dengan cara menghubungi pihak-pihak yang menetapkanya atau melalui media informasi yang ada, termasuk media internet.

3.5.7. Identifikasi pada dokumen kadaluwarsa (absolete)

Dokumen yang sudah kadaluwarsa (absolete) diberi stempel “TIDAK BERLAKU”, sedangkan untuk salinan terkendali atas dokumen yang telah direvisi harus ditarik oleh PPD bersamaan dengan penyerahan salinan terkendali dokumen revisi terkini. Salinan terkendali yang sudah ditarik PPD harus dimusnahkan dalam pengertian dapat dijadikan kertas bekas dengan memcoret silang pada isi dokumen tersebut.

3.6 Pengendalian Operasional

3.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat

3.7.1.

Kesiagaan dan Tanggap Darurat

a. Menyusun skenario kesiagaan dan tanggap darurat yang berisi informasi yang diperlukan untuk mengatasi suatu keadaan darurat.

b. Membuat skenario ( pedoman penanganan ) kesiagaan & tanggap darurat yang minimal berisi sebagai berikut :

 Pengenalan keadaan darurat : jenis dan prakiraan dampaknya

 Pengkajian akibat / dampak dan menyiapkan pencegahannya

 Prosedur penanggulangan keadaan darurat

 Sistem komunikasi dalam keadaan darurat

(23)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran ix

 Tata cara pemberitahuan keadaan darurat

 Petunjuk komunikasi : Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon Pejabat terkait

 Peta situasi dalam keadaan darurat.

 Program evakuasi dalam keadaan darurat.

 Peta daerah aman untuk evakuasi.

 Peta tempat / titik berkumpul (Assembly point).

 Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut.

 Program pelatihan keadaan darurat.

c. Mendistribusikan skenario kesiagaan & tanggap darurat ke semua petugas terkait

d. Memberikan pelatihan kesiagaan dan tanggap darurat( emergency drill ) terutama pada keadaan darurat yang paling memungkinkan terjadi di Kantor / lokasi pekerjaan.

e. Mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat diklasifikasikan sebagai keadaan tindak darurat, yang paling mungkin terjadi, antara lain sebagai berikut :

 Kebakaran dan atau ledakan

 Gempa bumi

 Ancaman Bom

 Penemuan obyek yang membahayakan

 Huru – hara

 Angin ribut

f. Membuat gambar / denah umum yang memperlihatkan tata letak ( layout ) semua peralatan kedaruratan, jalur evakuasi, daerah aman dan tempat untuk berkumpul ( Assembly point ).

g. Menyusun petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keaadaan darurat.

h. Menjelaskan tata cara evakuasi dalam keadaan darurat

i. Menetapkan kewenangan dan tanggungjawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam keadaan darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung jawab. Semua pegawai termasuk pengunjung harus mengikuti komando yang diberikan oleh petugas tersebut. Apabila ada perubahan petugas maka daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke P2K3 atau Unit K3

(24)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran x

1. Kesiagaan & Tanggap Darurat Kebakaran dan Ledakan

 Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat kebakaran (sesuai dengan skenario tanggap darurat kebakaran)

 Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat kebakaran segera mengambil APAR yang terdekat dan berusaha memadamkan api sambil berteriak memberitahukan kepada karyawan lainnya untuk segera melaporkan adanya kebakaran kepada Unit K3 atau petugas yang ditunjuk.

 Membunyikan alarm (jika ada) atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya kebakaran melalui pengeras suara.

 Mengamankan barang / berkas penting

 Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan

 Memberitahukan kepada semua pegawai termasuk tamu atau pengunjung untuk menuju kedaerah yang aman dengan cara memberikan komando :

 Tidak boleh Panik

 Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok kecil  Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman untuk evakuasi

 Jangan buru-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu menuruni tangga darurat.

 Menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran

 Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.

 Mengupayakan penyelamatan antara lain :

 Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan pengamanan

 Melokalisir lokasi bahaya

 Memberikan pertolongan pertama.

• Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait sehubungan dengan kebakaran yang terjadi.

2. Kesiagaan & Tanggap Darurat Gempa Bumi

• Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat Gempa Bumi (sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat gempa bumi)

• Mengambil langkah penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat akibat gempa bumi.

(25)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xi

• Membunyikan alarm atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya gempa bumi melalui pengeras suara.

• Memberikan pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

Selama goncangan, merunduk dan mencari tempat perlindungan lapang yang aman

Segera setelah goncangan, menjauhi jendela, dinding dan jaringan / instalasi listrik.

Mengamankan barang / berkas penting

Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Jangan terburu-buru mengungsi, kecuali bangunan ada kecenderungan

akan mengalami kerusakan yang parah serta pada posisi didaerah yang berisiko tinggi.

Memberitahukan kepada semua pegawai untuk menuju kedaerah yang aman.

• Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan

• Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.

• Melakukan upaya – upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.

• Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan gempa bumi yang terjadi.

• Membuat laporan terjadinya gempa bumi termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.

3. Kesiagaan & Tanggap Darurat Ancaman Bom

Memberikan penjelasan kepada semua pegawai mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat ancaman bom ( sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat ancaman bom )

3.1. Ancaman Bom Melalui Telepon

• Selama menerima telepon dari orang / si penelpon diusahakan tetap tenang • Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat seluruh percakapan :

 Dimana bom dipasang

 Berapa banyak bom yang dipasang  Kapan bom akan meledak

• Segera melapor kepada pejabat yang terkait atau petugas yang ditunjuk. • Menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat

(26)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xii

• Penerima surat segera menghubungi pejabat atau petugas yang ditunjuk • Menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat

4. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Menemukan Obyek Mencurigakan / Membahayakan  Penemu atau orang pertama yang mengetahui obyek yang mencurigakan dilarang menyentuh

 Penemu segera menghubungi kepada pejabat atau petugas yang ditunjuk dengan menjelaskan hal – hal sebagai berikut :

- Identitas pelapor / penemu obyek - Lokasi obyek

- Ciri-ciri obyek

 Semua pegawai yang berada disekitar lokasi obyek tersebut supaya menjauhi area / lokasi obyek.

 Menghubungi pihak kepolisian dan lembaga / instansi yang terkait

 Memasang tanda peringatan “ Jangan mendekat “ dan memasang pagar / pembatas sekeliling area / lokasi obyek.

 Menempatkan petugas keamanan untuk menjaga area / lokasi obyek agar orang tidak mendekat.

 Jika dipandang perlu dilakukan tindakan evakuasi

 Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.

 Melakukan upaya – upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.

 Menghubungi pihak kepolisian atau pihak yang berwajib 5. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Huru - Hara

 Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat jika ada huru hara ( sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat huru hara )

 Menyusun prosedur kesiagaan & tanggap darurat untuk keadaan huru hara

 Mengambil langkah penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat adanya huru hara

 Membunyikan alarm atau tanda bahaya disertai dengan pemberitahuan adanya huru hara melalui pengeras suara.

 Memberikan pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

- Tetap tenang namun siaga menjalankan aktifitasnya

- Segera mengamankan barang / berkas yang penting atau berbahaya

- Mengurangi aktifitas yang dapat membuat kondisi lebih ramai dan bising ( misalnya aktifitas yang menimbulkan suara keras, kebisingan atau getaran berlebihan ).

(27)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xiii

- Ikuti perintah selanjutnya yang dilakukan oleh pihak yang berwenang.

- Jangan terburu-buru mengungsi / meninggalkan area – lokasi kerja, kecuali ada aba-aba dari yang berwenang.

 Memberitahukan kepada semua pegawai untuk menuju kedaerah yang aman.  Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan

 Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.

 Melakukan upaya – upaya penenangan, penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.

 Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan kondisi huru hara yang terjadi.

 Membuat laporan terjadinya huru hara termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.

6. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Angin ribut

 Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat angin ribut ( sesuai skenario kesiagaan dan tanggap darurat angin ribut )

 Mengambil langkah penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat akibat angin ribut

 Membunyikan alarm atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya angin ribut melalui pengeras suara atau signal lampu besar.

 Memberikan pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

 Jika kedatangan angin ribut dapat diantisipasi, maka segera umumkan dan pastikan semua orang telah menuju tempat tinggi dan aman, serta barang / berkas penting telah diamankan dan aliran listrik dipadamkan

 Jika angin ribut tiba-tiba datang segera matikan saluran listrik dan menuju lokasi aman

 Selama angin ribut terjadi, segera secara berkelompok mencari tempat perlindungan lebih kuat dan kokoh ( tidak berpotensi longsor / terkena hempasan angin ) dan aman

 Tetap berada dalam lokasi perlindungan tersebut sambil menunggu kedatangan team penyelamat atau ada aba-aba selanjutnya

 Segera setelah angin ribut berakhir dan kondisi layak dilalui, menuju tempat kerja atau lokasi berkumpul yang ditetapkan

 Memeriksa dan mengamankan barang / berkas penting

 Menghubungi pejabat PT GORIP NANDA GUNA yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.

(28)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xiv

 Melakukan upaya – upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.

 Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan angin ribut yang terjadi.

 Membuat laporan terjadinya angin ribut termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.

3.7.2. STRUKTUR ORGANISASI KESIAGAAN & TANGGAP DARURAT

Menetapkan Organisasi untuk menangani keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi di

semua Proses di PT GORIP NANDA GUNA. Organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

a.

Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di PT

GORIP NANDA GUNA. Ketua Unit K3 memimpin dan mengkoordinir semua

kegiatan tindak darurat di Proyek / Lokasi. Ketua Unit K3 di jabat oleh : Kepala

Proyek / Pimpinan tertinggi pada Lokasi kerja terkait.

b.

Petugas K3 merupakan anggota P2K3 atau Unit K3 yang ditunjuk. Petugas K3

bertugas :

Memimpin kegiatan tindak darurat di lapangan

Menginformasikan kepada publik dan lembaga / instansi yang terkait (antara lain

kepolisian, dinas pemadam kebakaran, Rumah sakit, pers)

Mengkoordinir kegiatan penanganan / penanggulangani dan tindakan

penyelamatan.

Memberikan pertolongan pertama kepada korban sampai bantuan medis

datang.

Mengkoordinir tindakan evakuasi, baik data, orang, barang – berkas penting

serta peralatan lainnya

Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik sewaktu terjadi kondisi

darurat dan kondisi berbahaya lainnya. Teknisi terdiri dari petugas maintenance PT

GORIP NANDA GUNA.

Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kembali jumlah orang

yang berada di tempat titik berkumpul (Assembly point) dengan membandingkan

jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah orang yang dihitung

termasuk tamu, pengunjung dan siapapun yang sebelum kejadian diketahui berada

di daerah kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh

orang yang berada di daerah kejadian sudah dievakuasi.

c.

Tim Pengaman / Satpam mengamankan lokasi kantor selama keadaan darurat

terjadi.

(29)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xv

a. Apabila kondisi darurat sudah teratasi maka P2K3 / Unit K3 akan menentukan apakah

lokasi kejadian sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil

pemeriksaan pihak yang berwajib dengan memberikan pengumuman.

b. Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/ korban yang ada dan mengambil

langkah-langkah untuk mengaktifkan kembali kegiatan perusahaan.

(30)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xvi

Bab 4

PEMERIKSAAN

4.1 Pengukuran dan Pemantauan

4.1.1. Jadwal Pemantauan dan Pengkuran

a. Wakil Manajemen membuat Rencana Pemantauan dan Pengukuran berdasarkan

Identifikasi Bahaya K3, Penilaian dan Pengendalian Resiko K3 yang memuat mengenai :

frekuensi, lokasi, bahaya/resiko K3 dan peraturan yang terkait di PT Gorip Nanda Guna.

b. Selanjutnya, rencana tersebut oleh Wakil Manajemen didistribusikan ke masing-masing

Penanggung Jawab yang akan melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengukuran

tersebut.

c. Untuk pengukuran lingkungan yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan, maka Wakil

Manajemen akan mengatur persiapan pelaksanaannya dan dikoordinasikan dengan Pemilik

Proses terkait.

d. Peralatan yang digunakan untuk pemantauan dan pengukuran yang dilaksanakan oleh PT

Gorip Nanda Guna harus sudah dikalibrasi sesuai dengan Prosedur Pengendalian Peralatan

e. Pengukuran K3 yang dilakukan oleh Pihak Luar, maka persiapan yang diperlukan harus

sesuai dengan tata cara yang berlaku di Perusahaan dan diyakinkan Badan Inspeksi yang

dimaksud telah dihubungi / dikoordinasikan sesuai jadual.

f. Untuk pemantauan dan pengukuran yang dilaksanakan oleh Pihak Luar maka harus

diyakinkan bahwa Badan Inspeksi yang bersangkutan memiliki kredibilitas dan reputasi yang

teruji.

4.1.2. Pelaksanaan Pemantauan dan Pengukuran

a. Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan maka masing-masing Penanggung Jawab

yang ditunjuk melaksanakan pemantauan dan pengukuran, berdasarkan metode yang

telah ditentukan.

b. Hasil pengukuran yang dilakukan akan dicatat pada formulir Laporan Hasil Pemantauan

dan Pengukuran K3.

c. Formulir tersebut kemudian diserahkan ke Wakil Manajemen untuk dievaluasi.

d. Hasil pengukuran yang dilakukan oleh Pihak Luar yang berupa sertifikat juga akan

dievaluasi oleh Wakil Manajemen.

(31)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xvii

e. Jika hasil pengukuran yang menunjukkan adanya parameter yang melebihi

Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku maka

Wakil Manajemen akan berdiskusi dengan Pemilik Proses terkait guna mengambil

tindakan sesuai dengan Prosedur Peningkatan Kinerja

f.

Wakil Manajemen akan memonitor dan mengevaluasi Tindakan Koreksi dan

Pencegahan yang dilaksanakan sampai masalah tersebut terselesaikan.

4.2 Evaluasi Kepatuhan

No

Regulasi Status Kesesuaian

Keterangan

No. Regulasi Dekripsi Regulasi

Ya (100% ) Tidak (0%) sbgn Undang-Undang RI 1 UU No 14 Tahun 1969

Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

Pasal 9

Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai

dengan martabat dan moral agama

√ Kebijakan K3 Perusahaan 2 UU No 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja Pasal 9 Point 1

Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru

tentang :

- kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya

- semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya

- alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan

- cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya

Pasal 11 Point 1

Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja

80%

80%

80%

(32)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xviii

Pasal 12

Dengan peraturan perundangaan diatur kewajiban dan hak tenaga kerja untuk : a. memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas keselamtan kerja

b. memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan

c. mematuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan.

d. meminta pada pengurus agar

dilaksanakan semua syarat-syarat

keselamatan dan kesehatan yang

diwajibkan.

e. menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang dapat dipenuhi.

Pasal 13

Barang siapa akan memasuki susuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua

petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindungan diri yang

diwajibkan 70% 70% 70% 60% 60% 80% 3 UU No 3 Tahun 1992

Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 3

point 2

setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja

pasal 4 point 1

program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan

ketentuan undang-undang ini.

pasal 8 point 1

tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan

(33)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xix

kecelakaan kerja

pasal 10 point 1

pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam

waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam point 2

pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh,

cacad atau meninggal dunia. point 3

pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada

badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.

pasal 16

tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan

pemeliharaan kesehatan

pasal 17

pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial

tenga kerja

pasal 18

pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan dan daftar

kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.

pasal 22

pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui

pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

√ √ √ √ √ √ √ 4 UU RI No 23 Tahun 1992 Kesehatan pasal 23

(34)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xx

point 3

setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja

√ 5 UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi pasal 23 point 2

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan

kesehatan kerja, perlindungan tenaga keraj, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

80%

6 UU No 13 Tahun

2003

Ketenagakerjaan Pasal 6

Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tampa diskriminasi dari pengusaha

Pasal 11

Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau mengembangkan

komptensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui

pelatihan kerja

Pasal 68

Pengusaha dilarang memperkerjakan anak

Pasal 86 Point 1

setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja, moral

dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

manusia serta nilai-nilai agama

Pasal 87 Point 1

Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

80%

80%

Peraturan Pemerintah & Keputusan Presiden

(35)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xxi

1993 Jaminan Sosial Tenaga

pasal 2 point 1

program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah ini, terdiri:

a. jaminan berupa uang yang meliputi :

jaminan kecelakaan kerja, jaminan

kematian, jaminan hari tua

b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan.

Pasal 2 point 3

pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga

kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

pasal 5 point 1

pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan

perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan

oleh badan penyelenggara.

pasal 18 point 1

pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan

bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan.

point 2

pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga

kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat

sebagai laporan kcelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam

terhitung terjadinya kc pasal 19

pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja,

dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam

√ √ √ √ √ √ 80%

(36)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xxii

setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.

8 Kepres RI No 22

Tahun 1993

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

Pasal 2

Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan

kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah

hubungan kerja berakhir

9 PP RI No 29

Tahun 2000

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pasal 30

point 1

untuk menjamin terwujudnya tertib

penyelenggaraan pekerjaankonstruksi , penyelenggara pekerja konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang :

b. keamanan, keselamatan dan

kesehatan tempat kerja konstruksi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

c. perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

d. tata lingkungan setempat dan

pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 80% 80% 80% PerMen / KepMen 10 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1980

Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

pasal 3

tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan

konstruksinya

pasal 4 point 1

setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah

dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan

pasal 5

dilarang memasang atau menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati

(37)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xxiii

sudah berlubang-lubang atau cacad karena karat.

pasal 8

pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian

paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis C02 dan tepung kering (dry

chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak an

pasal 9

alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49◦C turun sampai

minus 44 o C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu dluar batas tersebut

diatas.

pasal 14

petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca

dengan jelas. √ √ 80% 11 PerMen Tenaga Kerja No 02/MEN/1980

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan

Kerja Pasal 2

semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 2 UU No 1 tahun

1970 harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jendral Pembinanaan Hubungan

Perburuhan dan Per

12 PerMen Tenaga

Kerja No 01/Men/1981

Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

pasal 2 point 1

apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dalam

peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No Per 02/MEN 1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan

yang ditunjuk wajib melapor secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jendral

Pembinan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat

(38)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xxiv

pasal 3 point 1

laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayaaat 1 dilakukan dalam waktu paling lama 2X24 jam setelah penyakit tersebut

didiagnosa.

13 PerMen Tenaga

Kerja No 04/Men/1987

P2K3 Serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja

pasal 2 point 1

setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib

membentuk P2K3 point 2

a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih

pasal 3

Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekertaris

dan anggota.

pasal 4

P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau

pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

√ √ 90% 14 PerMen Tenaga Kerja No 02/Men/1992

Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan kerja

pasal 3

untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Sarjana dengan pengalaman kerja

sesuai dengan bidang keahliannya

sekurang-kurangnya 2 tahun

pasal 9 point 1

ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban untuk

membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan

80%

(39)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xxv

penunjukannya.

15 PerMen Tenaga

Kerja No 05/Men/1996

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

pasal 3 point 1

Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang

atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi

yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,

pasal 4 point 1

dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal

3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3

b. merencanakan pemenuhan kebijakan,

tujuan dan sasaran penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja. c. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan

dan mekanisme pendukung yang

diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.

d. mengukur, memantau dan

mengevaluasi kinerja keselamatan dan

kesehatan kerja serta melakukan

tindakan perbaikan dan pencegahan.

e. meninjau secara teratur dan

meningkatkan pelaksanaan sistem

manajemen K3 secara

berkesinambungan dengan tujuan

meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

pasal 5 point 1

untuk membuktikan penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud

pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk

oleh menteri. √ √ √ √ 75% 80% 70%

(40)

REVISI : 00

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

Paket Peningkatan Struktur Jalan Turen – Lumajang

Lampiran xxvi Kerja No 03/Men/1998 kesehatan pasal 2 point 1

pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi

ditempat kerja yang dipimpinnya.

pasal 3

kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku

bagi pengurus atau pengusaha yang telah dan belum mengikutsertakan pekerjaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan UU No 3

tahun 1992

pasal 4 point 1

pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib melaporkan

secara tertulis kecelakaan kepada Kepala Kantor Departemen tenaga kerja

setempat dalam waktu tidak lebih dari 2x24 jam (dua kali duapuluh empat ) jam

terhitung sejak terjadinya kecelakaan √

100% x 59 + 90% x 9 + 85% x 2 + 80% x 34 + 75% x 2 + 70% x 13 + 60% x 7 + 50 % x 2 +0% x9 = 81,6% 137

4.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan

Perbaikan dan Pencegahan

Mengikuti ketentuan dalam

:

1.

Permenaker No : Per.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan

Kecelakaan.

2.

SK Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No :

Kep.84/BW/1998 tentang Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik

Kecelakaan.

3.

Laporan Kecelakaan ditandatangani oleh Pengguna Jasa (Pejabat Pembuat Komitmen) dan

Penyedia Jasa.

4.

Bila terjadi kecelakaan kerja, maka Pengguna Jasa (Pejabat Pembuat Komitmen) harus

diikutsertakan didalam penyelidikannnya.

Referensi

Dokumen terkait

Bidang reka bentuk dan teknologi merupakan perkara yang perlu diberi penekanan dalam sistem pendidikan negara yang membolehkan murid mengaplikasikan pengetahuan,

Skripsi dengan judul Peran Pemerintah Dalam Penanggulangan Masalah Sosial (Studi Kebijakan Publik Terhadap Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anak

Pembelajaran keterampilan menulis poster pada kelompok kontrol dinyatakan signifikan. Hal ini terlihat dari setelah diberi perlakuan pembelajaran tanpa media kartun

Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik?. “Jangan takut Pak, aku

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

Pada proses kritis ini, terdapat 7 pertanyaan wawancara yang disusun berdasarkan framework ITIM yaitu: (1)Siapakah yang melakukan pengawasan terhadap investasi?,

Pengertian kerugian dibentuk oleh perbandingan antara situasi sesungguhnya (bagaiaman dalam kenyataannya keadaan harta kekayaan sebagai akibat pelanggaran norma)

145 Pelaksanaa n bank sampah Sangat membawa manfaat bagi masyarakat Cermen untuk menjadikan sampah sebagai rupiah yang bernilai lebih  Beberapa masyarakat masih belum bisa