• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Mereview Jurnal Beserta Tahap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cara Mereview Jurnal Beserta Tahap"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Cara Mereview Jurnal beserta

Cara Mereview Jurnal beserta

tahap-tahapannya

tahapannya

imam imroni 6/27/2016 10:58:00 am

imam imroni 6/27/2016 10:58:00 am Lainnya Lainnya

Judul

Judul Pengendalian Pengendalian Hayati Hayati Penyakit Penyakit Lodoh Lodoh (Busuk (Busuk Umbi Umbi Kentang) Kentang) DenganDengan Agens Hayati Jamur-jamur Antagonis Isolat Lokal

Agens Hayati Jamur-jamur Antagonis Isolat Lokal

Jurnal BIOMA

Jurnal BIOMA

Volume

Volume & & Halaman Halaman Vol. Vol. 10 No. 10 No. 2 H2 Hal: al: 13-1913-19

Tahun 2008

Tahun 2008

Penulis

Penulis Susiana Susiana Purwantisari, Purwantisari, Rejeki Rejeki Siti Siti Ferniah Ferniah dan dan Budi Budi RaharjoRaharjo Reviewer

Reviewer IMAM IMAM IMRONIIMRONI

Tujuan

Tujuan penelitian penelitian : : Mengoleksi Mengoleksi dan dan mengindentifikasi mengindentifikasi jamur-jamur jamur-jamur tanah tanah isolat isolat lokallokal yang bersifat antagonis terhadap patogen penyebab penyakit yang bersifat antagonis terhadap patogen penyebab penyakit  busuk daun dan umbi tanaman kentang.

 busuk daun dan umbi tanaman kentang. Subjek

Subjek penelitian penelitian : : Tanaman Tanaman kentang kentang baik baik dari dari umbi, umbi, batang, batang, dan dan daun daun tanamantanaman ketang yang disingalir dapat diserang oleh penyakit lodoh.

ketang yang disingalir dapat diserang oleh penyakit lodoh. Metode

Metode penelitian penelitian : : MetodeMetode in vivoin vivo dilakukan di rumah kaca Laboratoriumdilakukan di rumah kaca Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Kedu, Temanggung dan Metode Pengamatan Hama dan Penyakit Kedu, Temanggung dan Metode in vitro

in vitro  dilakukan di Laboratorium Mikrobiogenetika Jurusan  dilakukan di Laboratorium Mikrobiogenetika Jurusan Biologi FMIPA Universitas Diponegoro.

Biologi FMIPA Universitas Diponegoro. Faktor

Faktor pengaruh pengaruh : : Faktor Faktor pengaruh pengaruh dari dari penyakit penyakit lodoh lodoh ini ini adalah adalah adanya adanya kapangkapang  patogen

 patogen  Phytopthora  Phytopthora InfentansInfentans yang dapat menyerang daun,yang dapat menyerang daun,  batang, juga umbi kentang.

 batang, juga umbi kentang. Alasan dilakukan

(2)

 penelitian ini menggunakan fungisida dan bakterisida sintesis tidak efektif dan mengakibatkan kerugian bagi kehidupan manusia akan residu yang ditimbulkan dari cara ini didalam hasil panennya.

Variabel Dependen : Variabel Dependen dari penelitian ini adalah sel jamur antagonis Trichoderma spp, yaitu fungisida penghambat pertumbuhan kapang patogen penyebab penyakit lodoh pada taanaman umbi. Variabel Independen : Variabel Independen pada penelitian ini adalah 4 kelompok

amur tanah tersebut adalah dari marga Trichoderma spp,  spergillus sp, Pennicillium sp Phytophthora infestans. Terdapat Satu buah jamur yang belum dapat diidentifikasi. Dari keempat

amur tersebut salah satunya adalah yang menyebabkan penyakit lodoh yaitu Phytophthora infestans

Langkah-langkah : Isolasi dan identifikasi jamur-jamur antagonis tanah lokal, isolasi dilakukan dilahan tanaman kentang yang terinfeksi dan tidak terinfeksi Isolasi dilakukan dengan cara isolasi langsung (direct  plating), yaitu : tanah lokal diambil dan diletakkan pada cawan  petri yang berisi medium TEA steril yang telah ditambahkan chloramfenikol 50 ppm, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 3 hari dan diindentifikasikan menuurut buku Barnett dan Hunter.

Isolasi dan indentifikasi jamur  Phytophthora infestans, setelah dilakukan dengan cara pertama diatas ditemukan bahwa isolat murni dari tanah tersebut adalah  Phytophthora infestans. Uji antagonisme jamur antagonis isolat lokal terhadap kapan  Phytophthora infestans  secara In vitro. Isolat  Phytophthora infestans yang telah dibiakkan pada media PDA di dalam cawan  petri yang berisi media PDA (Potao Dekstrose Agar) dan diinkubasi selama 5 x 24 jam pada suhu 30oC, kemudian dibuat cetakan potongan miselium berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Satu potongan miselium ini kemudian diletakkan  berdampingan dengan cetakan miselium koloni jamur antagonis isolat lokal (dual plating ). Sebagai kontrol, kapang patogen  Phytophthora infestans ditumbuhkan pada medium PDA yang tidak diinokulasikan terlebih dahulu dengan biakan. Diperoleh hasil pertumbuhan kapang  Phytophthora infestans mengalami  penghambatan yang paling kuat yang ditandai dengan penutupan

koloni kapang Trichoderma sp.

Hasil penelitian Terdapat 17 isolat jamur tanah isolat lokal yang dapat diisolasi dari tanah di sentra pembibitan tanaman kentang tersebut. Dari 17 isolat jamur ini dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok isolat yang berbeda morfologi koloninya. Pengamatan secara mikroskopis menunjukkan bahwa dari 4 kelompok jamur tanah tersebut adalah dari marga Trichoderma spp, Aspergillus sp,  Pennicillium sp Phytophthora infestans. Terdapatsatu buah jamur

yang belum dapat diidentifikasi

(3)

 penyabab penyakit lodoh pada tanaman ubi dinilai cukup efekti dan aman untuk diaplikasikan oleh para petani ubi.

Mekanisme penghambatan yang terjadi pada jamur Aspergillus dan jamur yang belum diindentifikasikan menghasilkan antibiosis.

Ditemukannya jenis jamur antagonis baru.

Kelebihan : Kekuatan dalam penelitian ini adalah menggunakan 2 metode, yang dapat melengkapi satu sama lain antara metode yang satu dan yang laiinya, banyakknya menggunakan jurnal dari luar negeru, tidak hanya diIndonesia saja. Sehingga, keakurat bisa dipertanggungjawabkan.

Kekurangan : Kelemahan dalam penelitian ini adalah data yang digunakan dalam analisis merupakan salah satu data yang dapat disebut kurang update yaitu masih ada data yang dibawah taun 2000, yang ditakutkan ada perbaikan dari jurnal lain, sehingga penulis  bisa-bisa hanya meneliti ulang saja. Kesimpulan dan judul tidak singkron. Didalam judul tertera pengendalian penyakit lodoh  pada tanaman ubi, namun dikesimpulan membahas tentang

kacang tanah. Keterangan:

Pada saat meriview jurnal hal yang pertama yang harus kamu pahami adalah abstrak dari jurnal tersebut, jika kurang paham silakan baca kesimpulan dari jurnal tersebut.

Setelah paham, silakan baca dengan seksama isi jurnal tersebut. Baik saya akan menjelaskan satu-satu item yang ada diatas:

an : Tujuan penelitian ini dapat kamu temukan didalam abstrak ataupun menyimpulkan sendiri dengan cara membaca secara keseluruhan isi jurnal, dan kemudian membuat kesimpulan. Pada jurnal-jurnal yang saya review terkadang saya menggunakan kedua cara.

an : Subjek penilitian ini dapat kita temukan didalam abstrak maupun subjek penelitian dari  jurnal tersebut.

ian : Dapat kita temukan didalam abstrak, namun jika ingin lebih lengkap dan jelas silakan  baca didalam metode penelitian dari jurnal tersebut. Biasanya, jika kita membaca metode  penilitian didalam jurnal, akan dijelaskan lebih terperinci. Contoh: seperti metode diatas, didalam abstrak tidak dijelaskan apa itu metode in Vivo itu, namun didalam metode penelitian dijelaskna dengan terperinci.

h : Faktor pengaruh dapat ditemukan didalam abstrak maupun kesimpulan dari jurnal tersebut. Jika ingin lebih jelas baca di subjek penelitian.

: Alasan penelitian dapat ditemukan didalam abstrak dan menyimpulkan sendiri dengan cara membaca secara keseluruhan isi dari jurnal.

den : Merupakan variabel yang terkait dalam jurnal.

enden : Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependent. Kedua variabel ini seperti halnya subjek mana yang merupakan variabel yang terkait, dan mana yang mempengaruhi adanya variabel terkait tersebut.

ah : Langkah-langkah ini berhubungan dengan bagaimana cara jurnal ini melakukan  penelitian. Kamu bisa melihat langkah-langkah ini didalam langkah/tahapan penelitian yang ada

(4)

didalam jurnal, kamu bisa menyimpulkan apa saja yang dilakukan oleh peneliti didalam jurnal tersebut, sehingga menghasilkan jurnal tersebut.

: Hasil penelitian dapat kamu temukan didalam abstrak jurnal maupun kesimpulan dalam  jurnal tersebut. Namun, kamu juga bisa menyimpulkan sendiri apa saja hasil yang didapatkan

dalam jurnal tersebut, untuk itu kamu harus pahami dan baca secara teliti jurnal tersebut.

: Kelebihan dalam jurnal dapat kita lihat didalam metode apa yang digunakan, sebuah  jurnal bisa dikatakan kuat jika ia menggunakan metode yang tepat dan menggunakan dua atau lebih, sehingga adanya perbandingan antara metode yang satu dengan yang lain. Pada akhirnya, akan menemukan hasil yang maksimal. Kelebihan juga bisa dilihat dari peralatan, isis jurnal tersebut menggunakan kata-kata yang mudah dipahami atau tidak, dan data yang digunakan. Data ini bisa berupa referensi, referensi yang baik, merupakan referensi 5 tahun terakhir dari tahun penelitian. Karena, semakin dekat tahun dengan tahun penelitian menandakan bahwa data yang digunakan akurat dan lebih up date.

: Kekurangan ini kebalikan dari kelebihan yang saya paparkan diatas, jadi tinggal menyesuiakan. ^^

emaparan dari saya, semoga bermanfaat kedepannya... ^^ isa digunakan dalam meriview SKRIPSI maupun TESIS... !!!

Contoh karya tulis ilmiah

Ini saya kasih contoh karya tulis ilmiah…..tentang “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan”. Ini KTI tugas saya… Semoga bermanfaat… maaf sebelumnya ada yang salah..

KARYA TULIS ILMIAH

“DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN”

DISUSUN : NAMA : KELAS :

YAYASAN PENDIDIKAN SEMERU SOEMADIHARGA

(5)

KATA PENGANTAR 

Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena Bimbingan –  Nya maka saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah dengan judul “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan”

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga

menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang dapat di pertanggung jawabkan hasilnya. Saya ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi  berbagai tantangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan sarn dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan

Terima kasih dan Semoga Makalah ini dapat memberikan sumbangan positif bagi kita semua. Tangerang, 1 Februari 2015 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul……… ………. i Kata Pengantar………..……… ii Daftar isi ……….……… iii

(6)

Bab 1 Pendahuluan……….……… …… 1 1. Latar Belakang……… … 1 2. Rumusan Masalah………..……… 2 3. Tujuan……….……….……… …………. 2 4. Manfaat……….……….……… ………. 3 Bab 2 Pem bahasan………..……… …… 4

1. Pengaruh globalisasi terhadap

 pendidikan………..4 2. Keadaan buruk pendidikan di

Indonesia………..………. 7 3. Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era

Globalisasi……… 10 4. Pentingnya Globalisasi Pada

Pendidikan……….……… 11 5. Elemen Yang Bisa Menghadapi Globalisasi Pada

Pendidikan………11 Bab 3 Penutup……… ………. 15 1. Kesimpulan…..……… ……… 15 2. Saran……… ……… 15 Daftar Pustaka……… 16 BAB 1

(7)

PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya

ialah universal. Lalu arti Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena  pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek keb udayaan

lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk

kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Arti

Globalisasi juga adalah suatu proses yang mendunia, tidak kenal batas ruang dan waktu. Proses globalisasi berlangsung melalui 2 dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi

 berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama  pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama

dalam globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai  bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak

dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin cepatnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di

indonesia mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat  pada sekolah –  sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa

asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu  berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tin ggi baik negeri

maupun swasta yang membuka program kelas internasional.

Salah satu dari globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak

masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup  besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan

oleh semua kalangan masyarakat. Hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah –  sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah  bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat

memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.

Sumber: (www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html) dan (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi)

(8)

Kalau arti Pendidikan, yaitu pembelajaran pengetahuan,keterampilan,dan kebiasaan kelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

 pengajaran,pelatihan,atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan) 2. RUMUSAN MASALAH

Secara umum, rumusan masalah  pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :

1 .Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?

2. Apa Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?

3. Bagaimana cara penyesuaian pendidikan di Indonesia pada era globalisasi? 4. Mengapa Globalisasi penting bagi pendidikan?

5. Siapa yang bisa menghadapi arus globalisasi dalam dunia pendidikan?

3.TUJUAN

1.Bagi Penulis

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru dalam ujian praktek bahasa indonesia. Lalu, bagi saya pribadi makalah ini juga bisa digunakan untuk menambah

 pengetahuan bagi pelajar, baik dalam belajar maupun kehidupan. 2. Bagi Pembaca

Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Pembaca bisa juga digunakan makalah ini untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sumber daya manusia yang unggull

3.Bagi Masyarakat

Supaya masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting globalisasi sehingga dampak negatif yang sudah ada bisa lebih di tinggalkan. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan  positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.

(9)

Supaya bisa memperluas kesempatan studi ke luar negeri. Lalu, bisa juga menjadi pembanding untuk tenaga yang tidak berkualitas yang akhirnya jadi pagar sekaligus semangat untuk lebih serius dan berkembang.

Untuk memperluas wawasan, dan semakin canggihnya ilmu pengetahuan. Selain itu, pikiran kita  bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sekarang. Dan juga pikiran kita semakin  berkembang dari zaman ke zaman. Dan juga kita gak kalah terhadap pend idikan terhadap Negara

lain.

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

 perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar  bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluan g

lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk

menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu  pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan

agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak  positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin  berikut:

1.Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia: 1. Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia  pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis

(10)

sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah  bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat

mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.

1. Perubahan Corak Pendidikan

Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan  pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yan g

telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungn ya globalisasi seperti

internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.

Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan p ada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam

mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa

 berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.

2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia: 1. Komersialisasi Pendidikan

Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John

(11)

1. Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang  berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme,

kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan  pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti

viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya  pada proses belajar mengajar.

1. Ketergantungan

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan  pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam  proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

2. Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia

3. Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik

Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang

 berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akade mik, profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan  perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan,

Sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan  pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah

dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu

kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan  justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang perannya

sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.

Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan

(12)

kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern.

1. Mahalnya Biaya Pendidikan

Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mah alnya biaya

 pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS

(Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pu ngutan disodorkan kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalam penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-orang dekat kepada sekolah.

Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan p erubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan

 pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap

 pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8  persen (Kompas, 10/5/2005).

Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Repub lika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi

komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri bia ya  penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk

meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak

 berdasarkan status sosial, antara kaya dan miskin.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya

memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan  bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal

keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’. Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007) menjelaskan bahwa “mencermati konteks pendidikan dalam  praktik seperti itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah

(13)

mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak membeda-bedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua. Namun, pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (free trade).

Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk sekolah dengan  bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskan  bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi kepentingan pribadi maupun

golongan.”

1. Kualitas SDM yang Rendah

Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pu n sangat jauh jika

dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di pasar

Internasional.

Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di Indonesia masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskan tentang

kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMU maupun SMK untuk tahun 2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini menjadi tugas utama dari lembaga pendidikan keguruan.

Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non formal.

3. Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi

Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan h anyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat  besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah

satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.

Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting

dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka

(14)

membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang globalisasi ini.

Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan  jaya sebagai pemenang dalam globalisasi.

Sumber: (www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html) 4. 4.PENTINGNYA GLOBALISASI PADA PENDIDIKAN

Karena Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya terdapat  proses mempengaruhi dalam segala bidang terutama dalam ranah pendidikan, yang berimbas  pada nlai-nilai moral, sosial, budaya dan kepribadian yang dapat berdampak positif dan negatif.

Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakuk an reformasi dalam proses  pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komperehensif dan

fleksibel. Dan dalam merespon globalisasi, kita hendakn ya tidak terjebak ke dalam sikap-sikap ekstrem, mendukung dan menerimanya tanpa reserve atau menolaknya mentah-mentah. Akan tetapi, hendaknya kita bisa bersikap lebih kritis dan kreatif dengan melakukan penelaahan terhadap setiap sisi dari globalisasi.

5. ELEMEN YANG BISA MENGHADAPI GLOBALISASI PADA PENDIDIKAN

1. Pendidik (Guru)

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal,  pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari keberadaan guru sebagai tenaga  professional, yang mampu meningkatkan martabat serta mampu melaksanakan system

(15)

 pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikn nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.

Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak pernah habis dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan pengaruh globalisasi dalam pendidikan, karena

 permasalahan guru sendiri dan dunia pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya persoalan etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru namun  jika yang dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk guru dilibatkan.

Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus membina para murid segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan nilai angk a. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan juga

kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi yang  paling penting adalah pencetakan karakter murid. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit  bagi seorang guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya kecolongan.

Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga harus siap menghadapi kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu  pendidikan harus sangat diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan profesinya.

Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar terpatri dalam dirinya. Kemudian system  pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat

megembangkan seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju yang diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati melalui  belajr mandiri ( self study) yang kuat. Dengan perkembangan bidang teknologi informasi semakin

mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.

1. Peserta Didik (Siswa)

Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa ju ga harus mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam dirinya, baik itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun media masa. Dampak dari pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat mungkin berdampak negativ dan menghancurkan dirinya jika tidak segera ditanggulangi. Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat terlihat jelas bagi siswa dalam  perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal itu dikarenakan mereka masih dalam masa-masa

labil, dan masa-masa dimana selalu ingin mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang  perlu diperhatikan bagi orang-rang dewasa yang ada disekitarnya.

Akses internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi siswa jika digunakan untuk mengakses video porno, maupun gambar-gambar lainnya yang tidak sepantasnya mereka

(16)

akses. Namun akan sangat baik jika akses interet digunakan oleh mereka untuk mencari informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya karena dunia ini akan terasa sempit melaui dunia maya.

Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak jarang yang

menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa. Maka dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral san gat penting untuk mereka miliki. Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara

 pengaruh demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip spiritualnya. 1. Orang Tua

Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak sebelum mereka

dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah.

Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya sangat  penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan itu maka akan berdampak pada kepribadian

dan perilaku anak-anaknya yang tidak terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya kepada sekolah dalam mendidik dan mengembangkan potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.

Mencari tahu segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya setiap detik dan setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan cara, seperti dengan memberikan

 perhatian, menanyakan dengan siapa teman bermain, menanyakan keada an anak kepada guru-guru nya di sekolah, dan lain sebagainya. Hal seperti ini sangat mudah dilakukan, namun terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahan tidak mau tahu sehingga anak seringkali terabaikan.

Sumber: (https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-terhadap- pendidikan-di-indonesia/)

(17)

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan

Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang telah menjadi bahasan dalam makalah ini. Tentu juga makalah ini banyak kesalahan karena terbatasnya

 pengetahuan saya (penulis) serta rujukan atau referensi yang saya(penulis) peroleh. Saya

 berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan lugas dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

1. Saran

Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:

1. Masyarakat agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal  pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar.

2. Pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup untuk keperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuk training

Referensi

Dokumen terkait

Sagir (1994 : 52), memberi pengertian kesempatan kerja sebagai lapangan usaha atau kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan

Perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit, menyusun program Health

Isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau Ranau Suma- tera Selatan, diperoleh 2 isolat yang mampu meng- hasilkan kitinase dengan

Pemalsuan (Pasal 263 KUHPidana), yaitu tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku setelah kendaraan bermotor ada di tangan mereka, tindak pidana ini meliputi

Indentifikasi tingkat kebutuhan wilayah terhadap fasilitas pendidikan menggunakan 3 variabel yang terdiri dari: Tingkat Aksesibilitas; Penduduk usia sekolah; Jarak terhadap

Dengan demikian secara keseluruhan pemahaman leksikon lingkungan kelautan dalam bahasa Pesisir Sibolga untuk generasi 21-45 tahun jumlah pemahaman leksikon lingkungan kelautan

Penelitian yang dilaksanakan dari bulan November hingga Desember 2020 ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosial akibat pandemi COVID-19 serta tantangan yang dihadapi

Sedangkan yang mewujudkan pemikiran-pemikiran tersebut, atau dengan ungkapan lain, yang mewujudkan sekumpulan pemahaman, standardisasi dan qana‟ah dalam masyarakat, juga