KAT
KATA PENGA PENGANTAR ANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas terselesaikannya tugas referat yang Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas terselesaikannya tugas referat yang berjudul
berjudul Kegawatdaruratan Kegawatdaruratan Psikiatri: Psikiatri: Bunuh Bunuh DiriDiri. Referat ini merupakan tugas yang wajib. Referat ini merupakan tugas yang wajib dil
dilaksaksanaanakan kan sebasebagai gai syasyarat rat lullulus us selaselama ma menmenjalajalani ni kepkepanianiterateraan an kliklinis nis di di RSJ RSJ SoeSoeharthartoo Heerdjan Jakarta. Referat ini membahas tentang definisi epidemiologi faktor risiko etiologi Heerdjan Jakarta. Referat ini membahas tentang definisi epidemiologi faktor risiko etiologi dan terapi dari kegawatdaruratan psikiatri bunuh diri.
dan terapi dari kegawatdaruratan psikiatri bunuh diri.
Penulis juga ingin mengu!apkan terimakasih yang tak terhingga kepada konsulen Penulis juga ingin mengu!apkan terimakasih yang tak terhingga kepada konsulen kami yang telah memberikan pelajaran yang tak ternilai. Terimakasih dr. "smoyowati Putri # kami yang telah memberikan pelajaran yang tak ternilai. Terimakasih dr. "smoyowati Putri # Sp.$J atas bimbingannya dalam pembuatan referat
Sp.$J atas bimbingannya dalam pembuatan referat ini. Terimakasih tak terhingga juga kepadaini. Terimakasih tak terhingga juga kepada ko
konsnsululen en ilmilmu u kekesehsehataatan n jijiwa wa yayang ng lalaininnynya a dadan n temtemanan%te%temaman n yayang ng teltelah ah memembmberierikakann ke
kerjrjasaasama ma dadan n dudukukungngan an selselamama a pepembmbuauatatan n refreferaerat t yayang ng beberjurjududull Kegawatdaruratan Kegawatdaruratan Psikiatri: Bunuh Diri
Psikiatri: Bunuh Diri ini.ini.
Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam makalah ini. &leh karena itu Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam makalah ini. &leh karena itu penulis mohon maaf apabila terdapat
penulis mohon maaf apabila terdapat kata%kata yang kurang tepat maupun kurang berkenan dikata%kata yang kurang tepat maupun kurang berkenan di hati para pemba!a dan penulis juga membuka hati bagi saran dan masukan yang membangun hati para pemba!a dan penulis juga membuka hati bagi saran dan masukan yang membangun dari pemba!a. 'kh
dari pemba!a. 'khir ir kata semoga makalah referat kata semoga makalah referat yang yang penupenulis lis susun dapat memberikasusun dapat memberikann manfaat yang berguna bagi pemba!a sekalian.
manfaat yang berguna bagi pemba!a sekalian.
Jakarta () 'gustus *)+, Jakarta () 'gustus *)+,
Penulis Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
$ata Pengantar $ata Pengantar -aftar "si -aftar "si ' "/ Pendahuluan ' "/ Pendahuluan ' ""/ Pembahasan ' ""/ Pembahasan -efinisi -efinisi Epidemiologi Epidemiologi 0aktor Risiko 0aktor Risiko Etiologi Etiologi Prediksi Prediksi Terapi Terapi0aktor Etis dan Hukum 0aktor Etis dan Hukum ' """/ Penutup
' """/ Penutup -aftar Pustaka -aftar Pustaka
BAB I Pendahuluan
Setiap tahun lebih dari 1)) ))) orang mengambil kehidupan mereka sendiri dan ada lebih banyak orang yang men!oba bunuh diri. Setiap bunuh diri adalah tragedi yang mempengaruhi keluarga masyarakatdan juga negara dan memiliki efek jangka panjang pada orang%orang yang ditinggalkan. unuh diri yang terjadi selama kehidupan dan merupakan penyebab utama kedua kematian pada orang berusia antara +2%*3 tahun menurut data global
4H& pada tahun *)+*.
unuh diri tidak hanya terjadi di negara%negara berpenghasilan tinggi tetapi merupakan fenomena global di semua wilayah di dunia. ahkan 526 dari kasus bunuh diri global yang terjadi di negara%negara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun *)+*. -ata di "ndonesia menurut 4H& angka bunuh diri di "ndonesia men!apai +, hingga +1 per +)).))) jiwa.
Tema utama pada kasus bunuh diri ini umumnya meliputi suatu krisis yang menyebabkan penderitaan yang mendalam 7intens8 disertai perasaan tak berdaya dan taka da harapan konflik antara keinginan untuk bertahan dengan stress yang tak tertanggungkan lagi persepsi pasien bahwa ia tak mempunyai banyak pilihan lagi dan keinginan untuk
melepaskan dirinya dari masalahnya. unuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. 9amun bunuh diri dapat di!egah dengan tepat waktu dan dengan penanganan yang tepat.
BAB II Pembahasan Definisi
$ata suicide berasal dari bahasa :atin yang berarti ;membunuh diri sendiri<. Jika berhasil tindakan ini merupakan tindakan fatal yang menunjukkan keinginan orang tersebut untuk mati. Meskipun demikian terdapat kisaran antara berpikir mengenai bunuh dan melakukannya. eberapa orang memiliki gagasan bunuh diri yang tidak akan pernah mereka lakukan= beberapa orang lagi meren!anakannya berhari%hari berminggu%minggu atau bahkan bertahun%tahun sebelum melakukannya= dan orang lain melakukan bunuh diri berdasarkan
impuls tanpa memikirkannya terlebih dahulu.+
Epidemiologi
Setiap tahun lebih dari ().))) orang mati karena bunuh diri di 'merika Serikat. 'ngka per!obaan bunuh diri kira%kira ,2).))). $ira%kira terdapat 12 bunuh diri dalam sehari di 'merika Serikat > sekitar + bunuh diri tiap *) menit. 'ngka bunuh diri di 'merika Serikat rata%rata antara +*2 per +)).))) di abad ke%*) dengan angka +5? per +)).))) selama -epresi esar tahun +3(). unuh diri saat ini berada di peringkat sembilan untuk keseluruhan penyebab kematian di 'merika Serikat setelah penyakit jantung kanker penyakit kardio@askular penyakit paru obstruktif kronik ke!elakaan pneumonia influenAa dan diabetes melitus.+*'ngka bunuh diri di 'merika Serikat berada di titik tengah angka untuk
negara industri seperti yang dilaporkan ke P. -i dunia angka bunuh diri berkisar lebih dari *2 per +)).))) orang.
Fakto Risiko
!enis Kelamin" :aki%laki melakukan bunuh diri empat kali lebih banyak dibandingkan perempuan suatu angka yang stabil pada semua usia. Meskipun demikian perempuan empat
kali lebih besar kemungkinannya untuk melakukan per!obaan bunuh diri dibandingkan laki% laki.(%2
#sia" 'ngka bunuh diri meningkat seiring dengan usia menegaskan makna dari krisis usia pertengahan. -i antara laki%laki pun!ak bunuh diri setelah usia ?2 tahun= pada perempuan
angka terbesar bunuh diri yang berhasil dilakukan terdapat setelah usia 22 tahun. 'ngka ?) per +)).))) populasi terdapat pada laki%laki berusia ,2 tahun dan lebih. &rang berusia tua
melakukan per!obaan bunuh diri lebih jarang dibandingkan orang muda tetapi lebih sering berhasil. Meskipun mereka hanya +) persen dari populasi total *2 persen bunuh diri dilakukan orang yang lebih tua. 'ngka untuk 52 tahun atau lebih melebihi tiga kali angka di antara orang muda.+%(
Meskipun demikian angka bunuh diri meningkat paling !epat di antara orang muda terutama pada laki%laki berusia +2 hingga *? tahun dan angkanya masih meningkat. 'ngka bunuh diri untuk perempuan dengan kelompok usia yang sama meningkat lebih lambat dibandingkan laki%laki. -i antara laki%laki berusia *2 hingga (? tahun angka bunuh diri meningkat hampir () persen selama dekade terakhir. unuh diri adalah penyebab utama kematian nomor tiga pada kelompok usia +2 hingga *? tahun setelah ke!elakaan dan pembunuhan dan per!obaan bunuh diri kelompok usia ini antara + juta hingga * juta per tahun. Sebagian besar bunuh diri
saat ini terdapat pada orang%orang berusia +2 hingga ?? tahun.(%2
Ras" -ua dari tiap tiga bunuh diri dilakukan oleh laki%laki kulit putih. 'ngka bunuh diri di antara kulit putih hampir dua kali lipat dari semua kelompok lainnya= meskipun demikian angka ini sekarang dipertanyakan karena angka bunuh diri pada kulit hitam meningkat. 'ngka bunuh diri pada imigran lebih tinggi daripada populasi asli.+,
Agama" Se!ara historis angka bunuh diri di antara populasi $atolik Roma lebih rendah dibandingkan dengan angka di antara populasi Protestan dan Bahudi. -erajat keortodoksan dan integrasi mungkin merupakan ukuran rasio yang lebih akurat di kategori ini daripada persatuan agama institusional.+%(
Status Peka$inan" Perkawinan yang dilengkapi oleh anak tampaknya mengurangi risiko bunuh diri se!ara signifikan. 'ngka bunuh diri adalah ++ per +)).))) untuk orang yang menikah= lajang orang yang tidak pernah menikah memiliki angka keseluruhan hampir dua kali lipat dari itu. Meskipun demikian orang yang sebelumnya pernah menikah menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah menikah= *? per +)).))) pada janda atau duda dan ?) per +)).))) pada orang yang ber!erai dengan laki%laki ber!erai memiliki angka ,3 bunuh diri per +)).))) dibandingkan dengan +1 per +)).)))
untuk perempuan yang ber!erai. unuh diri terjadi lebih sering dari biasanya pada orang yang terisolasi se!ara sosial dan memiliki riwayat keluarga bunuh diri 7per!obaan atau sesungguhnya8. &rang yang melakukan yang disebut anniversary suicide melakukan bunuh diri pada hari saat anggota keluarganya melakukan bunuh diri.+%(
Peke%aan" Semakin tinggi status sosial seseorang semakin besar risiko bunuh dirinya tetapi penurunan status sosial juga meningkatkan risiko bunuh diri. Pekerjaan pada umumnya
melindungi orang dari bunuh diri. -i antara tingkat pekerjaan profesional terutama dokter dari dahulu dianggap memiliki risiko bunuh diri paling tinggi tetapi studi terkini yang paling baik menemukan tidak ada risiko bunuh diri yang meningkat untuk dokter laki%laki di
'merika Serikat. Sebaliknya data Skandina@ia dan " nggris terkini menunjukkan bahwa angka bunuh diri untuk dokter laki%laki dua sampai tiga kali dari angka bunuh diri yang ditemukan pada populasi laki%laki umum dengan usia yang sama. Populasi khusus yang memiliki risiko adalah musisi dokter gigi petugas penagak hukum penga!ara dan agen asuransi. unuh diri lebih tinggi pada penganggur dibandingkan dengan orang yang bekerja. 'ngka bunuh diri meningkat selama resesi ekonomi dan menurun selama waktu perang dan saat banyak orang yang dipekerjakan.+*
Bunuh Dii pada Dokte" -okter perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri dibandingkan degan perempuan lain. -i 'merika Serikat angka bunuh diri tiap tahun untuk dokter perempuan adalah kira%kira ?+ per +)).))) dibandingkan dengan +* per +)).))) pada semua perempuan kulit putih di atas usia *2 tahun. -emikian juga di "nggris dan 4ales angka bunuh diri untuk dokter perempuan yang tidak menikah adalah *2 kali dari angka bunuh diri pada perempuan tidak menikah di populasi umum meskipun dapat dibandingkan
dengan angka bunuh diri dari kelompok profesional perempuan lainnya.+%(
Sejumlah studi menunjukkan bahwa dokter yang melakukan bunuh diri memiliki gangguan jiwa. Cangguan jiwa yang paling laAim di antara dokter dan korban bunuh diri dokter adalah
gangguan depresif dan ketergantungan Aat. eberapa bukti menunjukkan bahwa dokter perempuan memiliki risiko seumur hidup yang sangat tinggi untuk mengalami gangguan
mood . Seorang dokter yang melakukan bunuh diri sering mengalami kesulitan profesi pribadi atau keluarga baru%baru ini. -okter perempuan dan laki%laki melakukan bunuh diri lebih sering se!ara signifikan dengan o@erdosis Aat dan lebih jarang dengan senjata dibandingkan orang%orang di populasi umum= ketersediaan obat dan pengetahuan mengenai merupakan faktor penting di dalam bunuh diri oleh dokter.+%(
-i antara dokter psikiater dianggap memiliki risiko paling tinggi diikuti oleh oftalmologis dan anestesiologis tetapi ke!enderungannya sama pada semua spesialis.
&etode" 'ngka keberhasilan laki%laki yang lebih tinggi untuk bunuh diri terkai dengan metode yang mereka gunakan/ senjata api gantung diri atau lompat dari tempat tinggi. Perempuan laAimnya mengonsumsi Aat psikoaktif o@erdosis atau ra!un tetapi penggunaan senjata api saat ini meningkat. -i negara dengan hukum pengendalian senjata penggunaan senjata menurun sebagai metode bunuh diri. Se!ara global metode bunuh diri yang paling laAim adalah gantung diri.+%(
Kesehatan Fisik" Hubungan penyakit dan kesehatan fisik dengan bunuh diri !ukup bermakna. Perawatan medis sebelumnya tampaknya merupakan indikator bunuh diri yang berhubungan positif/ (* persen orang yang melakukan bunuh diri pernah mendapatkan perhatian medis dalam , bulan sebelum kematiannya. Studi postmortem menunjukkan bahwa penyakit fisik ada pada *2 hingga 52 persen korban bunuh diri dan penyakit fisik
diperkirakan sebagai faktor yang turut berperan pada hampir 2) persen bunuh diri.2%1
0aktor%faktor yang berkaitan dengan penyakit dan turut berperan di dalam bunuh diri maupun per!obaan bunuh diri adalah hilangnya mobilitas terutama ketika akti@itas fisik penting bagi pekerjaan dan kesengangan= !a!at terutama pada perempuan= serta nyeri yang sulit sembuh dan kronis. -i samping efek langsung penyakit efek sekundernya > !ontohnya gangguan hubungan dan hilangnya status pekerjaan > merupakan faktor prognostik yang buruk.+%(
&bat%obat tertentu dapat menimbulkan depresi yang dapat menyebabkan bunuh diri pada beberapa kasus. -i antara obat%obat ini adalah reserpin 7Serpasil8 kortikosteroid
antihipertensi dan beberapa agen antikanker.
Kesehatan !i$a" 0aktor psikiatrik yang sangat bermakna di dalam bunuh diri men!akup penyalahgunaan Aat gangguan depresif skiAofrenia dan gangguan jiwa lainnya. Hampir 32 persen orang yang melakukan atau men!oba bunuh diri memiliki diagnosis gangguan jiwa. Cangguan depresif berperan di dalam 1) persen dari angka ini skiAofrenia +) persen dan demensia atau delirium 2 persen. -i antara semua orang dengan gangguan jiwa *2 persen memiliki ketergantungan alkohol dan memiliki diagnosis ganda. &rang dengan depresi waham memiliki risiko bunuh diri paling tinggi. Risiko bunuh diri pada orang dengan gangguan depresif kira%kira +2 persen dan *2 persen orang dengan riwayat prilaku impulsif atau tindakan kekerasan juga memiliki risiko bunuh diri yang tinggi. Perawatan psikiatrik sebelumnya untuk alasan apapun meningkatkan risiko bunuh diri.5%+)
-i antara orang dewasa yang melakukan bunuh diri terdapat perbedaan bermakna antara orang muda dan tua untuk diagnosis psikiatrik dan stresor yang mengawali. Suatu studi di San -iego Dalifornia menunjukkan bahwa diagnosis penyalahgunaan Aat dan gangguan kepribadian antisosial paling sering terjadi pada bunuh diri yang dilakukan oleh orang berusia di bawah () tahun dan diagnosis gangguan mood dan gangguan kognitif paling sering pada usia () dan lebih. Stresor yang terkait dengan bunuh diri pada orang berusia di bawah () tahun adalah perpisahan penolakan tidak bekerja dan masalah dengan hukum= stresor penyakit paling sering terdapat pada korban bunuh diri yang berusia lebih dari () tahun.
Pasien Psikiatik" Risiko pasien psikiatrik untuk melakukan bunuh diri adalah ( hingga +* kali dibandingkan dengan yang bukan pasien psikiatrik. -erajat risikonya ber@ariasi bergantung pada usia jenis kelamin diagnosis dan status pasien rawat inap atau rawat jalan. Setelah penyesuaian untuk usia pasien psikiatrik laki%laki dan perempuan yang pernah dirawat sebelumnya masing%masing memiliki lima dan sepuluh kali lebih tinggi risiko bunuh diri daripada yang lainnya di populasi umum. #ntuk pasien rawat jalan laki%laki dan perempuan yang belum pernah di rawat di rumah sakit untuk terapi psikiatrik masing%masing risiko bunuh dirinya tiga dan empat kali lebih tinggi daripada yang lainnya di populasi umum. Risiko bunuh diri yang lebih tinggi untuk pasien psikiatrik yang pernah dirawat men!erminkan fakta bahwa pasien dengan gangguan jiwa berat !enderung untuk dirawat > !ontohnya pasien dengan gangguan depresif yang membutuhkan terapi elektrokon@ulsi. -iagnosis psikiatrik yang memiliki risiko bunuh diri paling tinggi pada kedua jenis kelamin adalah gangguan mood .+%(
-alam satu studi usia rerata untuk bunuh diri pada laki%laki adalah *32 tahun dan pere mpuan (1? tahun. #sia yang relatif muda pada kasus bunuh diri sebagian disebabkan oleh fakta bahwa dua onset dini gangguan jiwa kronis > skiAofrenia dan gangguan depresif berulang > bertanggung jawab untuk lebih dari setengah kasus bunuh diri.*
#ntuk kedua jenis kelamin risiko bunuh diri paling tinggi pada minggu pertama masuk ke perawatan psikiatrik= setelah ( hingga 2 minggu pasien yang dirawat memiliki risiko yang
sama dengan populasi umum. Peningkatan angka pasien dirawat yang bunuh diri seiring bertambahnya usia tidak sama seperti pada populasi umum= kenyataannya angka untuk pasien psikiatrik perempuan turun dengan bertambahnya usia terutama karena orang berusia
Pasien terutama dengan gangguan panik yang sering membutuhkan layanan gawatdarurat juga memiliki peningkatan risiko bunuh diri. Satu studi melaporkan bahwa pasien seperti itu
memiliki angka bunuh diri lebih dari tujuh kali dari angka untuk populasi umum yang disesuaikan dengan usia serta jenis kelamin. -ua kelompok risiko utama adalah pasien dengan gangguan depresif skiAofrenia dan penyalahgunaan Aat serta pasien yang melakukan kunjungan berulang ke ruang gawatdarurat. -engan demikian profesional kesehatan jiwa yang bekerja di layanan gawatdarurat harus terlatih dengan baik dalam melakukan anamnesis mengenai riwayat psikiatrik pasien memeriksa keadaan jiwa pasien mengkaji risiko bunuh diri dan melakukan penempatan yang sesuai. Mereka juga harus tahu kebutuhan untuk menghubungi pasien yang berisiko yang tidak memenuhi janji untuk pemantauan lanjutan. Gangguan Depesif" Cangguan mood merupakan diagnosis yang paling laAim dikaitkan dengan bunuh diri. $arena risiko bunuh diri pada gangguan depresif terutama meningkat ketika pasien sedang depresi kemajuan psikofarmakologis *2 tahun terakhir mungkin telah menurunkan risiko bunuh diri pada pasien dengan gangguan depresif. Meskipun demikian angka bunuh diri yang disesuaikan dengan usia untuk pasien dengan gangguan mood diperkirakan sekitar ?)) per +)).))) untuk pasien laki%laki dan +1) per +)).))) untuk pasien perempuan.,%1
anyak pasien dengan gangguan depresif melakukan bunuh diri di awal penyakitnya bukannya di kemudian hari= lebih banyak laki%laki dibandingkan perempuan yang melakukan bunuh diri dan kemungkinan pasien depresi untuk bunuh diri meningkat jika mereka lajang berpisah ber!erai jandaduda atau baru berkabung. Pasien dengan gangguan depresif yang bunuh diri di dalam masyarakat !enderung berada pada usia pertengahan atau lebih tua.
Sejumlah ke!il studi menyelidiki pasien dengan gangguan mood yang mana memiliki peningkatan risiko bunuh diri. Studi%studi ini menunjukkan bahwa isolasi sosial meningkatkan ke!enderungan bunuh diri pada pasien depresi. Temuan ini sesuai dengan data dari studi epidemiologis yang menunjukkan bahwa pasien yang melakukan bunuh diri mungkin berintegrasi buruk ke dalam masyarakat. unuh diri pada pasien depresi !enderung dilakukan pada onset atau di akhir episode depresif. Seperti pasien psikiatrik lainnya bulan% bulan setelah keluar dari rumah sakit merupakan waktu risiko bunuh diri yang tinggi. Sejumlah studi menunjukkan bahwa sepertiga atau lebih pasien depresi yang bunuh diri melakukannya dalam , bulan setelah meninggalkan rumah sakit= mungkin mereka mengalami kekambuhan.+3
Mengenai terapi rawat jalan sebagian besar pasien depresi yang bunuh diri memiliki riwayat terapi= meskipun demikian kurang dari setengahnya menerima terapi psikiatrik saat bunuh diri. -i antara mereka yang sedang menjalani terapi studi menunjukkan bahwa terapinya kurand dari !ukup. Dontohnya sebagian besar pasien yang menerima antidepresan diresepkan dosis obat yang subterapeutik.
Ski'ofenia" Risiko bunuh diri pada pasien dengan skiAofrenia !ukup tinggi. Hingga +) persen meninggal karena bunuh diri. &nset skiAofrenia biasanya pada masa remaja atau
dewasa awal dan sebagian besar pasien yang bunuh diri ini melakukannya beberapa tahun pertama penyakitnya= dengan demikian pasien skiAofrenik yang melakukan bunuh diri masih berusia muda.+*
$ira%kira 52 persen pasien skiAofrenik yang bunuh diri adalah laki%laki yang tidak menikah dan kira%kira 2) persen sebelumnya pernah melakukan per!obaan bunuh diri. Cejala depresif sangat terkait dengan bunuh diri. Studi berbasis rumah sakit melaporkan bahwa gejala depresif ada selama periode terakhir hubungan pada sedikitnya dua pertiga pasien skiAofrenia yang melakukan bunuh diri= hanya suatu presentase ke!il melakukan bunuh diri karena instruksi halusinasi atau kebutuhan untuk kabur dari waham kejar. Sampai 2) persen bunuh diri pada pasien skiAofrenia terjadi selama beberapa minggu dan bulan pertama setelah keluar dari rumah sakit= hanya minoritas yang melakukan bunuh diri saat sedang dirawat.+*
Ketegantungan Alkohol" Hingga +2 persen orang dengan ketergantungan alkohol melakukan bunuh diri. 'ngka bunuh diri untuk mereka yang alkoholik diperkirakan sekitar 5*) per +)).))) setiap tahunnya= di 'merika Serikat antara 5.))) dan +(.))) orang dengan ketergantungan alkohol melakukan bunuh diri setiap tahunnya.+(
$ira%kira 1) persen korban bunuh diri dengan ketergantungan alkohol adalah laki%laki suatu persentase yang sangat men!erminkan rasio jenis kelamin untuk ketergantungan alkohol.
$elompok terbesar pasien ketergantungan alkohol laki%laki adalah mereka dengan gangguan kepribadian antisosial terkait.+*
Ketegantungan (at )ain" Sejumlah studi di berbagai negara menemukan adanya peningkatan risiko bunuh diri pada mereka yang menyalahgunakan Aat. 'ngka bunuh diri pada mereka yang ketergantungan heroin kira%kira *) kali angka populasi umum. $etersediaan Aat dengan jumlah letal penggunaan "F gangguan kepribadian antisosial terkait gaya hidup berantakan dan impulsi@itas merupakan beberapa faktor predisposisi untuk
perilaku bunuh diri pada orang dengan ketergantungan Aat terutama ketika mereka sedang disforik depresi atau intoksikasi.+%(
Gangguan Kepibadian" Proporsi tinggi pada mereka yang melakukan bunuh diri memiliki beragam kesulitan atau gangguan kepribadian terkait. Memiliki gangguan kepribadian
mungkin merupakan suatu determinan perilaku bunuh diri dalam beberapa !ara= dengan menjadi predisposisi terhadap gangguan jiwa utama seperti gangguan depresif atau ketergantungan alkohol= dengan menimbulkan kesulitan di dalam hubungan dan penyelesaian sosial= dengan men!etuskan peristiwa hidup yang tidak diinginkan= dengan mengganggu kemampuan seseorang untuk menghadapi gangguan fisik atau jiwa= dan dengan menarik seseorang ke dalam konflik dengan orang%orang di sekeliling mereka termasuk anggota keluarga dokter dan petugas rumah sakit.+%(
Suatu perkiraan sebesar 2 persen pasien dengan gangguan kepribadian antisosial melakukan bunuh diri. unuh diri tiga kali lebih laAim pada tahanan dibandingkan populasi umum.
Gangguan Ansietas" Per!obaan bunuh diri yang tidak berhasil dilakukan oleh hampir *) persen pasien dengan gangguan panik dan fobia sosial. Meskipun demikian jika depresi
merupakan gambaran terkait risiko keberhasilan menjadi meningkat.+%(
Pilaku Bunuh Dii Sebelumn*a" Per!obaan bunuh diri sebelumnya mungkin merupakan indikator terbaik bahwa pasien memiliki peningkatan risiko bunuh diri. Sejumlah studi menunjukkan bahwa kira%kira ?) persen pasien depresi yang bunuh diri pernah men!obanya sebelumnya. Risiko per!obaan bunuh diri kedua paling tinggi dalam ( bulan setelah per!obaan yang pertama.3+)
-epresi tidak hanya terkait dengan keberhasilan bunuh diri tetapi juga dengan per!obaan bunuh diri yang serius. Cambaran klinis yang paling sering dikaitkan dengan keseriusan niat untuk mati adalah diagnosis gangguan depresif. Hal ini ditunjukkan oleh studi yang menghubungkan !iri klinis pasien bunuh diri degan berbagai ukuran keseriusan medis terhadap per!obaan atau niat untuk mati. -emikian juga skor niat untuk mati berhubungan se!ara signifikan degan skor bunuh diri dan jumlah serta keparahan gejala depresif. Pelaku per!obaan bunuh diri yang dinilai memiliki niat bunuh diri yang paling tinggi paling sering adalah laki%laki lebih tua lajang atau berpisah dan tinggal sendiri dibandingkan dengan mereka yang niatnya kurang. -engan kata lain pasien depresi yang se!ara serius men!oba
bunuh diri lebih menyerupai korban bunuh diri daripada orang yang men!oba melakukan bunuh diri.3+)
Etiologi
Fakto Sosiologis
Teoi Dukheim" -i dalam upaya untuk menjelaskan pola statistik -urkheim membagi bunuh diri menjadi tiga kategori sosial/ egoistik altruistik dan anomik.+
unuh diri egoistik berlaku bagi mereka yang tidak terintegrasi kuat ke dalam kelompok sosial manapun. Tidak adanya integrasi keluarga menjelaskan mengapa orang yang tidak menikah lebih rentan bunuh diri dibandingkan orang yang menikah serta mengapa pasangan yang memiliki anak adalah kelompok yang baik terlindungi. $omunitas pedesaan lebih memiliki integrasi sosial dibandingkan daerah perkotaan sehingga bunuh diri lebih sedikit. unuh diri altruistik berlaku untuk mereka yang rentan terhadap bunuh diri karena integrasi mereka yang berlebihan ke dalam kelompok dengan bunuh diri merupakan perkembangan integrasi > !ontohnya serdadu Jepang yang mengorbankan hidupnya di dalam peperangan. unuh diri anomik berlaku bagi orang yang integrasinya ke dalam masyarakat terganggu sehingga mereka tidak dapat mengikuti norma perilaku yang laAim. 'nomik menjelaskan mengapa perubahan drastis situasi ekonomi membuat orang lebih rentan daripada mereka yang sebelumnya terjadi perubahan kekayaan. -i dalam teori -urkheim anomik juga menga!u pada ketidakstabilan sosial dan pe!ahnya standar dan nilai masyarakat.
Fakto Psikologis
Teoi Feud" Sigmund 0reud mengajukan tilikan psikologis pertama mengenai bunuh diri. "a menggambarkan hanya satu pasien yang melakukan per!obaan bunuh diri tetapi ia melihat banyak pasien depresi. -i dalam tulisannya ; Mourning and Melancholia” 0reud menyatakan
keyakinannya bahwa bunuh diri menunjukkan agresi yang di arahkan untuk melawan objek !inta yang diintrojeksikan serta ;cathected” se!ara ambi@alensi. 0reud meraguakan bahwa ada bunuh diri tanpa keinginan membunuh orang lain yang ditekan sebelumnya.+
Teoi &enninge. -i bangun atas gagasan 0reud $arld Meninger berpendapat bahwa bunuh diri sebagai pembunuhan yang dibalik ke dalam diri sendiri karena kemarahan pasien pada orang lain. Pembunuhan yang diretrofleksikan ini antara dibalik ke dalam diri atau digunakan sebagai alasan atas hukuman. "a juga menggambarkan insting kematian yang diarahkan pada diri sendiri 7konsep 0reud mengenai Thanos8 ditambah tiga komponen permusuhan di dalam bunuh diri/ keinginan untuk membunuh keinginan untuk dibunuh dan keinginan untuk mati.+
Teoi Tekini" 'hli bunuh diri kontemporer tidak menganjurkan bahwa struktur kepribadian atau psikodinamik tertentu terkait dengan bunuh diri. Mereka yakin bahwa banyak yang dapat dipelajari mengenai psikodinamik pasien bunuh diri dari khayalan mereka mengenai apa yang akan terjadi dan apa akibatnya jika mereka bunuh diri. $hayalan seperti ini sering men!akup keinginan untuk balas dendam kekuatan kendali atau hukuman/ penebusan kesalahan pengorbanan atau ganti rugi/ kabur atau tidur penyelamatan kelahiran kembali pernyatuan kembali dengan kematian= atau suatu kehidupan baru. Pasien bunuh diri yang !enderung melakukan khayalan bunuh diri mungkin telah kehilangan objek !inta atau menerima !edera narsisistik dapat mengalami afek berlebihan seperti kemarahan dan rasa bersalah atau dapat menganggap dirinya sama dengan korban bunuh diri. -inamika kelompok mendasari bunuh diri massal seperti pada Masada Jones%town dan pemujaan Hea@enGs Cate.+
&rang depresi dapat men!oba melakukan bunuh diri tepat saat mereka tampaknya pulih dari depresi. Per!obaan bunuh diri dapat menghilangkan depresi yang lama terutama jika memenuhi kebutuhan pasien akan penghukuman. -engan rele@ansi yang sa ma banyak pasien bunuh diri menggunakan preokupasi bunuh diri sebagai !ara untuk melawan depresi yang tidak dapat ditoleransi dan rasa putus asa. $enyataannya suatu studi oleh 'aron e!k menunjukkan bahwa keputusasaan adalah salah satu indikator yang paling akurat untuk risiko bunuh diri jangka panjang.
Fakto Biologis" erkurangnya serotonin sentral memainkan peranan di dalam perilaku bunuh diri. Suatu kelompok di "nstitut $arolinska di Swedia adalah yang pertama kali memperhatikan bahwa konsentrasi metabolit serotonin 5-hidroxyin-doleacetic acid 72%H"''8 yang rendah di !airan serebrospinal 7DSS8 lumbal terkait dengan perilaku bunuh diri. Temuan ini telah di kemukakan beberapa kali di dalam kelompok diagnostik yang berbeda. Studi neurokimia postmortem melaporkan adanya sedikit penurunan serotonin itu sendiri atau 2% H"'' di batang otak atau korteks frontalis korban bunuh diri. Studi reseptor postmortem melaporkan perubahan bermakna di tempat pengikatan serotonin prasinaps dan pas!asinaps
pada korban bunuh diri. Jika dipertimbangkan bersama studi DSS neurokimia dan reseptor menyokong hipotesis bahwa berkurangnya serotonin sentral terkait dengan bunuh diri. Studi terkini juga melaporkan beberapa perubahan sistem noradrenergik pada korban bunuh diri.+%(
Fakto Genetik" Perilaku bunuh diri seperti gangguan psikiatrik lainnya !enderung menurun di dalam keluarga. Pada pasien psikiatrik riwayat bunuh diri di dalam keluarga meningkatkan risiko per!obaan bunuh diri dan bunuh diri yang berhasil pada sebagian besar kelompok.+
Studi Kemba" Studi tonggak pada tahun +33+ menyelidiki +5, pasangan kembar yang salah satunya melakukan bunuh diri. -alam sembilan dari pasangan kembar ini kedua kembaar telah melakukan bunuh diri. Tujuh dari sembilan pasangan ini yang bersamaan bunuh diri ditemukan pada ,* pasangan monoAigot sementara dua pasang bersamaan bunuh diri ditemukan pada ++? pasang kembar diAigot. Perbedaan kedua kelompok kembar untuk bunuh diri bersamaan 7++( @s +1 persen8 se!ara statistik bermakna 7P)+8.+
Meskipun kembar monoAigot dan diAigot dapat memiliki pengalaman perkembangan yang berbeda hasil ini menunjukkan bahwa pasangan kembar monoAigot memiliki konkordansi yang se!ara signifikan lebih tinggi untuk bunuh diri dan per!obaan bunuh diri yang mengesankan bahwa faktor genetik dapat memainkan peranan di dalam perilaku bunuh diri. Sudi Genetik &olekula" Tryptophan hydroIylase 7TPH8 adalah enAim yang terlibat di dalam biosintesis serotonin. Suatu polimorfisme di dalam gen TPH manusia telah diidentifikasi dengan dua alel > # dan :. $arena rendahnya konsentrasi 2%H"'' di dalam DSS terkait dengan perilaku bunuh diri dihipotesiskan bahwa indi@idu tersebut dapat memiliki perubahan gen yang mengendalikan sintesis dan metabolisme serotonin. Juga ditemukan bahwa alkoholik yang impulsif yang memiliki konsentrasi 2%H"''%DSS yang rendah memiliki genotipe :: dan #: yang lebih banyak. :ebih jauh lagi riwayat per!obaan bunuh diri se!ara signifikan terkait dengan genotipe TPH pada semua alkoholik yang
melakukan kekerasan/ (? dari (, pelaku kekerasan yang men!oba bunuh diri memiliki genotipe #: atau ::. -engan demikian disimpulkan bahwa ada alel : terkait dengan peningkatan risiko per!obaan bunuh diri.+*
-emikian juga riwayat per!obaan bunuh diri berulang ditemukan paling sering pada subjek dengan genotipe :: dan pada jumlah yang lebih sedikit di antara mereka dengan genotipe #:. Hal ini mengarahkan dugaan bahwa alel : dihubungkan dengan perilaku bunuh diri berulang. 'danya satu alel TPH: dapat menunjukkan berkurangnya kapasitas untuk
menghidroksilasi tryptophan menjadi 2%hydroIytryptophan di dalam sintesis serotonin sehingga menghasilkan rendahnya pergantian serotonin sentral dan dengan demikkan menurunkan konsentrasi 2%H"'' di dalam DSS.+*
Peilaku Paasui+idal" Parasuicide adalah istilah yang diperkenalkan untuk mengambarkan pasien yang men!ederai diri sendiri dengan mutilasi diri 7!th. Menyayat kulit8 tetapi biasanya tidak ingin mati. Sejumlah studi menunjukkan bahwa kira%kira ? persen pasien di rumah sakit psikiatrik menyayat diri mereka sendiri= rasio perempuan banding laki%laki adalah hampir (/+.
"nsiden men!ederai diri sendiri pada pasien psikiatrik diperkirakan 2) kali dibandingkan populasi umum. Psikiater memperhatikan bahwa pelaku telah men!ederai dirinya sendiri
selama beberapa tahun.+
Pasien ini biasanya berusia *)%an dan dapat juga lajang atau sudah menikah. Sebagian besar sayatan bersifat halus tidak kasar biasanya dilakukan sendiri dengan pisau !ukur pisau pe!ahan gelas atau !ermin. Pergelangan tangan lengan paha dan tungkai adalah yang paling
sering disayat= wajah payudara dan abdomen yang jarang di sayat. Sebagian besar orang yang menyayat diri mereka sendiri menyatakan tidak merasa sakit dan memberikan alasan seperti marah pada diri sendiri atau orang lain meredakan ketegangan dan keinginan untuk mati. Sebagian besar digolongkan memiliki gangguan kepribadian dan se!ara signifikan lebih tertutup neurotik dan bermusuhan dibandingkan kontrol. Penyalahgunaan alkohol dan Aat lain laAim melakukannya dan sebagian besar pelaku pernah men!oba bunuh diri. Mutilasi diri sendiri di pandang sebagai perusakan diri terlokalisasi dengan salah penanganan impuls agresif yang disebabkan oleh keinginan tidak disadari seseorang untuk menghukum dirinya sendiri atau objek yang diintrojeksikan.+
Gambaan Klinis dan Diagnosis
Mengidentifikasi pasien yang mempunyai ke!enderungan bunuh diri merupakan hal yang sangat penting namun sulit. erikut adalah hal%hal yang merupakan risiko tinggi terjadinya tindak bunuh diri.
+. :aki%laki
*. #sia makin tua
?. Riwayat bunuh diri atau per!obaan bunuh diri dalam keluarga 2. Riwayat menderita sakit atau nyeri kronik
,. aru menjalani operasi 5. Tidak mempunyai pekerjaan
1. Sudah membereskan segala urusan duniawinya
3. 'kan mengalami Kulang tahunG 7anni@ersary8 suatu kehilangan.
GAMBAR 1 ■ aktor risiko !unuh diri.
Sumber : Sadock BJ, Sadock VA. Kapa! " Sadock: buku a#ar p$%k%a&r% k%!%$. 2010. 'd. 2. Jakar&a: (e!erb%& Buku Kedok&era! ')*.
Pediksi
$linisi harus mengkaji masing%masing risiko pasien untuk bunuh diri berdasarkan pada pemeriksaan klinis. unuh diri dikelompokkan ke dalam faktor terkait ris iko tinggi dan faktor
terkait risiko rendah > dapat dilihat pada tabel di atas. Diri risiko tinggi men!akup berusia lebih dari ?2 tahun jenis kelamin laki%laki ketergantungan alkohol 7angka bunuh dirinya 2)
kali lebih tinggi pada orang dengan ketergantungan alkohol dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki ketergantungan alkohol8 perilaku kekerasan perilaku bunuh diri sebelumnya dan perawatan psikiatrik sebelumnya.+*
Teapi
Sebagian besar bunuh diri pada pasien psikiatrik dapat di!egah seperti yang ditunjukkan oleh bukti bahwa pengkajian atau terapi yang tidak adekuat sering dikaitkan dengan bunuh diri.
eberapa pasien mengalami penderitaan semakin berat dan hebatnya atau sedemikian kronisnya dan tidak responsif terhadap terapi sehingga bunuh dirinya dianggap sebagai hal yang tidak dapat terelakkan. #ntungnya pasien seperti ini relatif tidak laAim. Pasien lain memiliki gangguan kepribadian berat sangat impulsif dan melakukan bunuh diri dengan spontan sering ketika mereka sedang disforik atau intoksikasi atau keduanya.+*
E@aluasi potensi bunuh diri melibatkan anamnesis riwayat psikiatrik yang lengkap= pemeriksaan menyeluruh mengenai keadaan mental pasien= dan pertanyaan mengenai gejala depresif pikiran niat ren!ana dan per!obaan bunuh diri. Jika dipertimbangkan semuanya tidak adanya ren!ana di masa mendatang memberikan milik pribadi membuat surat wasiat dan baru%baru ini mengalami kehilangan mengesankan peningkatan risiko bunuh diri. $eputusan untuk merawat pasien di rumah sakit bergantung pada diagnosis keparahan depresi dan gagasan bunuh diri kemampuan pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah situasi hidup pasien ketersediaan dukungan sosial dan tidak adanya atau adanya faktor risiko bunuh diri.+*
Teapi Ra$at Inap ,s Ra$at !alan" Perlu atau tidaknya merawat pasien dengan gagasan bunuh diri di rumah sakit merupakan suatu keputusan yang paling penting untuk dibuat. Tidak
semua pasien dengan gagasan bunuh diri perlu perawatan di rumah sakit= beberapa dari mereka dapat diterapi dengan rawat jalan. Tetapi tidak adanya sistem dukungan sosial yang kuat riwayat perilaku impulsif dan ren!ana tindakan bunuh diri adalah indikasi perawatan. #ntuk memutuskan apakah terapi rawat jalan dapat dilakukan klinisi harus menggunakan pendekatan klinis langsung. Mereka harus meminta pasien yang dianggap berpotensi bunuh
diri untuk menghubungi saat merasa tidak pasti mengenai kemampuan mereka untuk mengendalikan impuls bunuh diri. Pasien dapat membuat perjanjian seperti ini dengan dokter yang memiliki hubungan dengan mereka menguatkan kembali keyakinan bahwa mereka
memiliki kekuatan yang !ukup untuk mengendalikan impuls tersebut dan untuk men!ari pertolongan.+
Sebagai balasan terhadap komitmen pasien klinisi harus siap *? jam bagi pasien. Jika pasien yang dianggap se!ara serius ingin bunuh diri tidak dapat membuat komitmen tersebut perawatan rumah sakit darurat segera diindikasikan= pasien dan juga keluarga pasien harus diberi saran. Meskipun demikian jika pasien akan diterapi se!ara rawat jalan terapis harus men!atat nomor telepon rumah dan kantor pasien untuk keadaan gawat darurat= kadang% kadang pasien menutup telepon tiba%tiba saat telepon di malam hari atau hanya memberikan nama pada layanan penjawab telepon. Jika pasien menolak perawatan di rumah sakit keluarga harus bertanggung jawab untuk berada bersama pasien selama *? jam dalam sehari. anyak psikiater yakin bahwa pasien yang pernah men!oba bunuh diri tanpa memandang letalitasnya harus dirawat. Meskipun sebagian besar pasien ini se!ara @oluntar masuk rumah sakit bahaya pada diri sendiri merupakan salah satu indikasi jelas yang saat ini diterima di semua negara untuk perawatan in@oluntar. -i rumah sakit pasien dapat menerima obat antidepresan atau antripsikotik sesuai indikasi= terapi indi@idu terapi kelompok dan terapi keluarga tersedia= dan pasien menerima dukungan sosial rumah sakit serta rasa aman. Dara terapeutik lain bergantung pada diagnosis yang mendasari. Dontohnya jika ketergantungan alkohol adalah masalah yang menyertai tetapi harus ditunjukkan untuk menghilangkan keadaan tersebut.+
Meskipun pasien yang digolongkan berpotensi bunuh diri akut dapat memiliki prognosis yang baik pasien dengan potensi bunuh diri kronis sulit diterapi dan mereka melelahkan orang
yang merawat mereka. Pengamatan konstan oleh perawat khusus pengasingan dan pengikatan tidak dapat men!egah bunuh diri saat pasien yakin melakukannya. Terapi elektrokon@ulsi mungkin perlu untuk beberapa pasien depresi berat yang dapat memerlukan beberapa kali sesi terapi.
Dara berguna untuk terapi pasien depresi yang dirawat inap dengan ke!enderungan bunuh diri men!akup men!ari barang%barang miliknya yang dapat digunakan untuk bunuh diri saat masuk ke dalam bangsal dan mengulang pen!arian saat eksaserbasi gagasan bunuh diri. "dealnya ini harus diterapi di bangsal terkun!i yang jendelanya tahan pe!ah dan ruang pasien harus ditempatkan di dekat tempat perawat untuk memaksimalkan obser@asi oleh perawat. Tim terapi harus mengkaji seberapa banyak harus mengekang pasien dan apakah akan
melakukan pemeriksaan regular atau menggunakan obser@asi langsung terus menerus. Terapi dengan obat antidepresan atau antipsikotik yang intensif harus dimulai.
Psikoterapi suportif oleh psikiater menunjukkan kepedulian dan dapat menghilangkan beberapa penderitaan hebat pasien. eberapa pasien dapat mampu menerima gagasan bahwa mereka menderita suatu penyakit yang diketahui dan mereka mungkin akan dapat sembuh sempurna. Pasien harus diminta untuk tidak membuat keputusan hidup yang penting saat mereka depresi dan ingin bunuh diri karena keputusan tersebut sering ditentukan se!ara morbid dan bisa tidak dapat diubah. 'kibat keputusan buruk tersebut dapat menimbulkan kesedihan dan penderitaan lebih lanjut ketika pasien telah pulih.
Pasien yang pulih dari depresi dengan gagasan bunuh diri memiliki risiko tertentu. $etika depresi naik pasien menjadi sedemikian berenergi sehingga dapat melakukan ren!ana bunuh dirinya menjadi kenyataan 7bunuh diri paradoksikal8. $adang%kadang pasien depresi dengan atau tanpa terapi tiba%tiba dapat tampak damai dengan diri mereka sendiri karena mereka telah men!apai keputusan rahasia untuk melakukan bunuh diri. $linisi terutama harus !uriga terhadap perubahan klinis dramatik seperti itu yang dapat meramalkan per!obaan bunuh diri. Meskipun jarang beberapa pasien berbohong pada psikiater mengenai niat bunuh dirinya dengan demikian menumbangkan penilaian klinis yang paling tel iti.
Seorang pasien dapat melakukan bunuh diri bahkan ketika berada di rumah sakit. Menurut satu sur@ei kira%kira + persen bunuh diri dilakukan oleh pasien yang diterapi di rumah sakit psikiatrik atau bedah%medis umum tetapi angka bunuh diri tahunan di rumah sakit psikiatrik
hanya )))( persen.
#ntuk dapat membantu menentukan seseorang dengan risiko bunuh diri dirawat atau tidak dapat menggunakan "#D P$%"&'" "cale yang telah dimodifikasi. Skala ini telah dipakai luas dan terdiri dari +) faktor risiko bunuh diri. Jika skor L , maka pasien tersebut membutuhkan perawatan di rumah sakit. Tetapi jika skornya 2 maka pasien tersebut dapat dirawat jalan.*
GAMBAR 2 ■ "#D P$%"&'" "cale yang telah dimodi(ikasi.
Sumber : Sadock BJ, Sadock VA. Kapa! " Sadock: buku a#ar p$%k%a&r% k%!%$. 2010. 'd. 2. Jakar&a: (e!erb%& Buku Kedok&era! ')*.
Fakto Etis dan -ukum" Masalah tanggung jawab yang timbul dari bunuh diri di rumah sakit psikiatrik sering meliputi pertanyaan%pertanyaan mengenai tingkat deteriorasi pasien adanya tanda klinis yang menunjukkan risiko selama perawatan di rumah sakit dan kesiagaan psikiater dan anggota petugas lain serta respons terhadap tanda%tanda klinis ini.+
Pada kira%kira setengah dari kasus bunuh diri saat pasien berada di unit psikiatrik terjadi perkara hukum. Pengadilan tidak mengharuskan angka bunuh diri nol tetapi mengharuskan e@aluasi pasien periodik untuk risiko bunuh diri formulasi ren!ana terapi dengan tingkat keamanan yang tinggi dan anggota petugas yang mengikuti ren!ana terapi.+
Membantu dan bersekongkol di dalam bunuh diri menambahkan dimensi lain pada masalah hukum dan etis= beberapa keputusan pengadilan berpegang bahwa meskipun baik bunuh diri maupun per!obaan bunuh diri tidak dapat dihukum siapa pun yang membantu tindakan tersebut dapat dihukum.+
BAB III
Penutup
Kesimpulanunuh diri merupakan suatu kegawatdaruratan psikiatri dimana terdapat kematian yang diniatkan dan dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri. "de%ide bunuh diri dan per!obaan bunuh diri merupakan hal yang sering dijumpai di ruang gawat darurat " E@aluasi potensi bunuh diri melibatkan anamnesis riwayat psikiatrik yang lengkap= pemeriksaan menyeluruh mengenai keadaan mental pasien dan pertanyaan mengenai gejala depresif pikiran niat ren!ana dan per!obaan bunuh diri.
Sebagian besar bunuh diri pada pasien psikiatrik dapat di!egah. Pasien yang men!oba bunuh diri harus dikaji ulang adakah psikopatologi yang mendasarinya. Penanganan dengan
Refeensi
+ Sado!k J Sado!k F'. $aplan N Sado!k/ buku ajar psikiatri klinis. Ed. *. Jakarta/ Penerbit uku $edokteran ECD *)+)/ ?*,%((.
* 4il!oI HD eautrais ': :arkin C:. Sui!ide assessments. "n/ Dhanmugam ' Triplet P $elen C Oeditor. Emergen!y psy!hiatry. 9ew Bork/ Dambridge #ni@ersity Press *)+(/ ?+% 2,.
( 4orld Health &rganiAation. Pre@enting sui!ide a global imperati@e/ eIe!uti@e summary. -i unduh pada www.who.intmedia!entrefa!tsheetsfs(31en tanggal *2 'gustus *)+,.
? 4orld Health &rganiAation. Mental health gap a!tion programme inter@ention gap. -i unduh pada www.who.intmedia!entrefa!tsheetsfs(31en tanggal *2 'gustus *)+,.
2 4orld Health &rganiAation. Pre@enting sui!ide a resour!e for general physi!ians. -i unduh pada www.who.intmedia!entrefa!tsheetsfs(31en tanggal *2 'gustus *)+,.
, $noll J:. The psy!hiatri! er sur@i@al guide. #pstate Medi!al #ni@ersity &nline Press. -i unduh pada www.umu%op.!om tanggal *, 'gustus *)+,.
5 Cibbons R- rown DH Hur $ -a@is JM Mann JJ. Sui!idal thoughts and beha@ior with antidepressant treatment. #rch )en Psychiatry* *)+* June = ,37,8/ 21)%5.
1 Qeppegno P Cramaglia D Dastello :M ert 0 Cualano MR Ressi!o 0 et al . Sui!ide attempts and emergen!y room psy!hiatri! !onsultation. BM+ Psychiatry. *)+2= +2/+(.
3 9o!k M$ orges C romet EJ 'lonso J 'ngermeyer M eautrais ' et al . Dross%national pre@alen!e and risk fa!tors for sui!idal ideation plans and attempts. B,Psych. *))1= +3*/ 31%
+)2.
+) "nder $J Handley TE Johnston ' 4ea@er 9 Doleman D :ewin TJ. -eterminants of sui!idal ideation and sui!ide attempts/ parallel !ross%se!tional analyses eIamining geographi!al lo!ation. BM+ Psychiatry. *)+?= +?/*)1.