• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seuramoe PRIORITAS. Informasi dan Inovasi UTAMAKAN MUTU PEMBELAJARAN. Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seuramoe PRIORITAS. Informasi dan Inovasi UTAMAKAN MUTU PEMBELAJARAN. Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seuramoe

PRIORITAS

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

Informasi dan Inovasi

3

Wagub Hadiri Peluncuran

USAID PRIORITAS

Wagub hadiri peluncuran program

tingkat nasional bersama Mendikbud

dan Duta Besar Amerika di Jakarta

Edisi 1 / Agustus - Oktober / 2012

Terpadunya Koordinasi Stakeholder

Pendidikan di Aceh

Kotak Ajaib dari Min Rukoh

Ke Mana Arah Pendidikan Aceh….

LPTK Siap Bekerjasama dengan USAID

PRIORITAS

4

5

6

7

Keterangan gambar dari kiri, Menara depan Mesjid Raya Baiturrahman, Pelajar SDN Sibreh Aceh Besar,

Peran TKPPA dirasakan cukup

penting oleh para pemangku

kepentingan bidang pendidikan di

Aceh …

Kotak ini memiliki kekuatan angka

yang tersimpan di dalam laci

ajaibnya. Kotak sederhana ini

ternyata mampu menghipnotis...

Bagaimana capaian pendidikan Aceh

saat ini dan apa yang harus menjadi

perhatian pemerintah sejalan

dengan RPJMA 2013-2017 ?

Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar

Raniry menyatakan kesiapan

lembanganya bekerjasama dengan

USAID PRIORITAS

News letter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan

GEMPA dan tsunami yang melanda Aceh 8 tahun silam telah menghadirkan

berbagai negara ke Aceh yang secara bahu membahu memulai dan menyelesaikan

tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh. Pembangunan tersebut kian terasa

dengan ditandatanganinya perjanjian Helsinki yang telah membawa kedamaian

Aceh setelah sekian lama terkungkung oleh konflik. Dampak tersebut telah pula

membawa pengaruh yang sangat besar bagi bidang pendidikan di Aceh, terutama

dengan dibangun kembali dan diperbaikinya fasilitas sekolah dan madrasah. Hal

tersebut tidak terlepas dari peran dan dukungan semua pihak yang mempunyai

keinginan secara bersama untuk membangun pendidikan Aceh. Ketersediaan

gedung dan fasilitas yang sudah dianggap layak tersebut mengugah hati Wakil

Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf, untuk memfokuskan

pembangunan pendidikan pada bidang mutu, terutama

meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. “Mulai tahun

ini kita fokus pada mutu pembelajaran di sekolah, baik untuk

murid maupun guru!”ungkap Mualem, sapaan akrab

Muzakir Manaf.

Hal tersebut bukanlah tanpa alasan. Hasil

pemaparan Bappeda Aceh tentang rancangan RPJM Aceh

tahun 2012 sektor pendidikan menunjukkan bahwa

mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di

Aceh masih rendah. Salah satunya dapat dilihat dari

peringkat lulusan pendidikan menengah yang memasuki

perguruan tinggi tahun 2011yang menunjukkan Aceh

berada pada peringkat 31 untuk kelompok IPA dan

peringkat 25 untuk kelompok IPS dari 34 Provinsi di

Indonesia.

2

bersambung \

ke halaman

UTAMAKAN MUTU PEMBELAJARAN

Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf :

USAID PRIORITAS:

Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

(2)

2

SE

SEURAMOE PRIORITAS

6

5

4

3

1

2

Sambungan halaman 1

7

8

2

Edisi : 1/2012

Edisi 1/Agustus-Oktober/2012

Bukan hanya itu, Hasil uji

kompetensi guru tahun 2012

menunjukkan bahwa provinsi Aceh

menempati urutan yang ke 28 dan

tentu saja ini menjadi bahan

pertimbangan bagi pemerintah Aceh

dalam menyusun RPJM hingga 2017.

“Jangan kita selalu berpikir

membangun fisik. Ada hal yang utama

yang menjadi tanggung jawab kita saat

ini, yaitu mutu pendidikan yang lebih

baik untuk masa depan anak- anak

Aceh,” tegas wakil Gubernur. Harapan

Mualem perlu didukung oleh semua

pemangku kepentingan pendidikan di

Aceh terutama Dinas Pendidikan

dalam menyusun program dan

anggaran yang memihak kepada

peningkatan mutu sekolah.

Keterangan Gambar (dari kiri): Direktur USAID INDONESIA, Andrew Sisson ; Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA; Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf; Sekretaris Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Indroyono Soesilo; Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si.

Apa yang akan Dilakukan USAID PRIORITAS pada Tingkat

Pemerintahan Daerah ?

USAID PRIORITAS akan bekerja dengan Pemerintah Aceh dan

Kabupaten/kota mitra untuk :

 Mendukung pemanfaatan data dan informasi untuk perencanaan,

penganggaran, dan pengembangan kebijakan.

 Meningkatkan hubungan antar sekolah, kabupaten/kota, provinsi, LPTK, dan

pemerintah pusat

 Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola pendidikan.

MIN Rukoh

Banda Aceh memperoleh kesempatan menampilkan Inovasi pembelajaran dan hasil karya siswanya pada peluncuran program USAID PRIORITAS di Jakarta. Madrasah yang menjadi salahsatu mitra program USAID DBE tersebut membuktikan praktik terbaik yang telah dilakukan pada madrasah tersebut yang langsung dikawal oleh 2 orang siswa, guru dan komite madrasah. Berikut petikan gambar aktivitas pameran praktik pendidikan yang terbaik dan kegiatan peluncuran program di Jakarta :

1. Pojok pameran MIN Rukoh Banda Aceh,

2. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. M. Nuh dan Duta Besar Amerika Serikat, Bapak Scot Marciel memperhatikan anggaran Madrasah secara transparan,

3. Duta Besar Amerika Serikat mengabadikan gambar di stand MIN Rukoh bersama siswa, guru dan komite,

4. Wakil Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Bapak Bakhtiar memperhatikan inovasi pembelajaran yang dikembangkan oleh madrasah tersebut,

5. Foto bersama Direktur USAID Indonesia, Bapak Andrew Sisson, 6. Rumoh Aceh sebagai salah satu pajangan hasil karya siswa.

7. Wakil Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf memperhatikan Rencana Kerja Madrasah (RKM),

8. Penyerahan Kerangka Acuan Kerja sama antara USAID Indonesia dan Pemerintah Aceh.

(3)

USAID DAN PEMERINTAH ACEH

SEPAKAT MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN DI ACEH

Apa Kegiatan Utama

USAID PRIORITAS

pada Tingkat Sekolah

SEURAMOE PRIORITAS

Edisi 1/Agustus-Oktober/2012

Edisi 1 / 2012

Pemerintah Aceh yang diwakili oleh

Wakil Gubernur, Muzakir Manaf, dan

Direktur USAID Indonesia, Andrew

Sisson, pada tanggal 3 Oktober 2012 di

auditorium Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan di Jakarta, telah

menandatangani Kerangka Acuan

Kerjasama untuk program peningkatan

mutu pendidikan “USAID PRIORITAS”

selama 5 tahun di Aceh.

Program kerja sama yang didukung

oleh Badan Pembangunan Internasional

Amerika Serikat (USAID) tersebut

mengalokasikan dana hibah sebesar

US$83,7 juta yang akan memberikan

manfaat kepada lebih dari 300.000 siswa

di 10 provinsi di Indonesia. Program

USAID Prioritizing Reform, Innovation,

Opportunities for Reaching Indonesia's

Teacher, Administrators, and Students

(PRIORITAS) akan menyediakan sumber

daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan

kualitas mengajar dan belajar di 1,400

sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

dan madrasah di 110 kabupaten/kota.

Di Provinsi Aceh, USAID PRIORITAS akan

melanjutkan upaya penyebarluasan

(diseminasi) praktik pendidikan yang baik

yang telah dikembangkan oleh USAID –

Decentralized Basic Education (DBE) di

Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab.

Pidie, Kab. Bireuen dan Kab. Aceh Tengah

serta menambah dua kabupaten

“PRIORITAS” yaitu Kab. Aceh Jaya dan

Kab. Bener Meriah. Pada tahun kedua

pelaksanaan program ini, akan memilih 6

kabupaten/kota lainnya di Aceh. Selain

pada tingkat kabupaten/kota, USAID

PRIORITAS juga akan bekerja sama

dengan Universitas

berharap dengan adanya USAID

PRIORITAS dapat meningkatkan mutu

madrasah dengan lebih cepat. Sedangkan

Sekretaris Kemenko Kesra, Indroyono

Soesilo yang membacakan sambutan

Menko Kesra menyampaikan harapan

Menko Kesra dengan hadirnya USAID

PRIORITAS dapat memberikan kontribusi

bagi peningkatan mutu pendidikan di

Indonesia, “Kami berharap, PRIORITAS

dapat memberikan kontribusi dan

pendidikan karakter kepada siswa, guru,

kepala sekolah dan aparat pendidikan

terkait sesuai dengan kearifan lokal dan

budaya Indonesia yang berlandaskan

Pancasila,” harap Menko Kesra.

Pada sesi akhir, Mendikbud Prof Dr

Mohammad Nuh, DEA menegaskan

bahwa kerjasama ini untuk menjangkau

bagi mereka yang belum terjangkau,

“karena pendidikan adalah hak dari setiap

anak!” tegas Medikbud. Mendikbud

menyatakan bahwa penggunaan nama atau

singkatan “Prioritas” dirasakan amatlah

tepat, karena bukan hanya singkatannya

saja “ini sebenarnya program yang

memang menjadi prioritas Kemendikbud,”

tegas Mohammad Nuh, dan berharap

dukungan semua pemangku kepentingan

pendidikan di daerah. “Mengapa harus

kerja sama di dunia pendidikan, karena

sifat alami dunia pendidikan itu adalah

kerjasama dan melibatkan beberapa unsur

untuk bekejasama, mulai dari guru,

kerjasama antar murid, tenaga

kependidikan, orang tua, masyarakat, dan

seterusnya,” jelas Nuh.

Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry untuk

meningkatkan kapasitas dalam

melaksanakan pendidikan dan pelatihan

bagi guru dan calon guru.

Dalam sambutannya, Duta Besar

Amerika Serikat, Scot Marciel

menjelaskan bahwa program pendidikan

ini merupakan bagian penting dari

kemitraan komprehensif antara Amerika

Serikat dan Indonesia untuk memberikan

pendidikan kelas dunia bagi para siswa,

“Program ini merupakan komitmen yang

ditandatangani oleh Presiden Barack

Obama dan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono pada tahun 2010 untuk

meningkatkan kerja sama dan

mempererat hubungan antara kedua

negara,” jelas Marciel.

Sementara itu, Dirjen pendidikan Islam

Kemenag, Prof Dr Nur Syam M.Si

A

4 2 (# / 1 (. 1 (3 2 ®≤®µ ©¨ ≤¨ π±®∫®¥ ®´ ¨ µÆ®µ +¨ ¥ ©®Æ®/ ¨ µ´ ∞´ ∞≤®µ ´ ®µ 3 ¨ µ®Æ®* ¨ ∑¨ µ´ ∞´ ∞≤®µ (LPTK), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), dan lembaga-lembaga pelatihan atau penjamin mutu lainnya, yang relevan untuk meningkatkan kualitas manajemen dan pembelajaran disekolah-sekolah daerah mitra. Kegiatan utamanya :

1. mengembangkan kemampuan fasilitator daerah untuk melatih pengawas, kepala sekolah, dan guru dalam hal metode pembelajaran, manajemen, dan tata kelola.

2. Meningkatkan kemampuan pengawas, kepala sekolah, guru, dan komite sekolah melalui kunjungan sekolah, pelatihan, kegiatan gugus sekolah, dan pendampingan di sekolah oleh fasilitator daerah.

Pendekatan yang digunakan USAID PRIORITAS adalah “pengembangan sekolah secara menyeluruh” yang berarti bahwa semua warga sekolah akan terlibat (guru, kepala sekolah, masyarakat dan siswa) dan semua aspek pengembangan sekolah akan ditangani, termasuk praktik-praktik pendidikan yang baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan partisipasi masyarakat.

(4)

4 Pilar

TERPADUNYA KOORDINASI

STAKEHOLDER PENDIDIKAN DI ACEH

Liputan Koordinasi Antar Lembaga

Suasana pertemuan TKPPA (Pemangku kepentingan pendidikan tingka provinsi dan lembaga donor) dengan Gubernur Aceh di Pendopo Gubernuran Aceh

4

Edisi : 1/2012

SE

SEURAMOE PRIORITAS

Edisi 1/Agustus-Oktober/2012

TKPPA atau Tim Koordinasi

Pembangunan Pendidikan Aceh

bersama seluruh stakeholder

pendidikan tingkat provinsi dan

lembaga donor pendidikan di Aceh

kembali mengadakan pertemuan

rutin koordinasi antar lembaga

donor dan stakeholder pendidikan

pada tanggal 16 Oktober 2012 lalu

di Pendopo Gubernur yang dihadiri

langsung oleh Gubernur Aceh

Bapak Dr. Zaini Abdullah.

Pada sesi pertama, Ketua

TKPPA Bapak Said Mustafa (Asisten

2 Gubernur Aceh) menjelaskan

sejarah terbentuknya TKPPA serta

tugas pokok dan fungsi TKPPA

dalam mengkoordinasikan

stakeholder dan lembaga donor

pendidikan di Aceh. Menurut Said

Mustafa, TKPPA dibentuk

berdasarkan keputusan Gubernur

Aceh Nomor 420.50/15/2010

dengan tujuan utamanya

mengintegrasikan program

pembangunan pendidikan yang

berbasis pada Renstra Pendidikan

Aceh dan selaku lembaga

koordinasi pembangunan

pendidikan di Aceh.

TKPPA sendiri memiliki 5

bidang utama yaitu bidang

peningkatan mutu pendidikan,

bidang perluasan dan pemerataan

kesempatan belajar, bidang

perencanaan dan keuangan, bidang

monitoring, evaluasi, penelitian dan

pelaporan serta bidang koordinasi

pembangunan pendidikan

kabupaten/kota.

Dalam pertemuan yang

difasilitasi oleh SEDIA AusAID ini

didapati 3 Isu utama khususnya

pada bidang pembiayaan

pendidikan, yaitu: 1) Belanja

pendidikan dalam APBK (APBD Tk

II) sebahagian besar terserap untuk

gaji pendidik, 2) Belanja pendidikan

dari sumber APBA (APBD Tk I)

untuk gaji pendidik (guru kontrak,

dan dana kesejahteraan guru) relatif

besar, dan 3) Belanja pendidikan dari

sumber APBA (TDBH Migas dan

Otsus) usulan Kab/Kota untuk modal

sekolah pembelajaran sangat kecil

dibanding dengan infrastruktur

(termasuk pembuatan pagar sekolah).

Beberapa rekomendasi strategi

ditawarkan diantaranya penghentian

rekrukmen guru, alih fungsi guru,

distribusi guru, secara bertahap

menghentikan dana kesejahteraan

guru bagi pendidik yang telah

mendapat tunjangan sertifikasi dan

mengeluarkan pergub tentang

penggunaan dana pendidikan berasal

dari TDBH Migas dan Otsus. Hal ini

memungkinkan bagi TKPPA karena

tahun ini saja TKPPA telah berhasil

mendorong untuk dikeluarkannya

kebijakan Gubernur Aceh tentang

percepatan penerapan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) di daerah

berdasarkan Surat Gubernur Aceh

No. 420/6347 tanggal 16 Maret 2012

serta Surat Gubernur Aceh No.

065/18614 tanggal 28 Juni 2012

tentang percepatan pelaksanaan

penerapan dan pencapaian standar

pelayanan minimal di daerah dan

regulasi lainnya seperti

dikeluarkannya pergub tentang

petunjuk teknis equity strategy,

pergub tentang pendidikan inklusi dan

pergub tentang PAUD.

Dilain pihak, peran dan fungsi

TKPPA sangat dirasakan oleh

lembaga-lembaga donor di Aceh.

TKPPA memungkinkan antar lembaga

untuk saling Antar lembaga donor

pula dapat saling berbagi informasi

mengenai praktik baik yang telah

dilakukan oleh masing-masing donor

di daerah kerja mereka.

Pada kesempatan akhir, Gubernur

Aceh menginstruksikan 6 hal yang

harus dilaksanakan oleh TKPPA yaitu:

1) dengan dukungan Gubernur,

TKPPA tetap menjalankan tugasnya

untuk memajukan pendidikan di Aceh

2) TKPPA dapat membuat suatu

seminar pendidikan yang boleh

mengumpulkan banyak masukan dan

ide-ide dari masyarakat, banyak

masukan dan ide-ide dari masyarakat,

3) TKPPA diharapkan dapat menyusun

strategi penerapan pendidikan yang

Islami, 4) TKPPA dapat menyusun

strategi untuk peningkatan mutu

pendidikan di Aceh, 5) Bappeda

melakukan koordinasi dan meneliti

program dari kabupaten/kota agar

sesuai dengan RPJM Pendidikan dan

Renstra Pendidikan Aceh, dan 6)

Membuat suatu kajian mengenai pola

binaan dan pengembangan guru sesuai

dengan kondisi ril saat ini.

Pembangunan

Pendidikan Aceh

1. Pemerataan dan perluasan

kesempatan belajar;

2. Kualitas, relevansi dan efisiensi;

3. Tata kelola dan akuntabilitas; dan

4. Pengembangan sistem pendidikan

(5)

Inovasi Pembelajaran

K egiatan Utama USAID

PRIORITAS pada LPTK

SEURAMOE PRIORITAS

Edisi 1/Agustus-Oktober/2012

Edisi 1 / 2012

mengambil atau menyusun tiga biji

kuningan dan seterusnya. Ketiga, alat ini

berfungsi memperkenalkan penjumlahan

dan pengurangan, misalnya mengambil

atau menyusun 4 biji kuningan ditambah

mengambil atau menyusun 4 biji

kuningan maka dijumlahkan kesemua biji

kuningan sembari mencari kartu angka

yang tersedia pada laci kotak ajaib.

Mengunakan 100 biji kuningan pun

menjadi alasan yang berarti, menurut ibu

Sofiana digunakan 100 biji kuningan dan

100

angka agar dapat digunakan untuk kelas awal, “jika kita hanya mengunakan 50 biji kuningan dan 50 angka, maka murid di kelas 2 tidak dapat mengunakkan lagi alat peraga ini,” jelas Ibu Sofiana. Dengan deretan biji kuningan yang berjumlah 100 buah itu memang memperindah tampilan Kotak Ajaib.

Bagaimana respon siswa? Semua siswa awalnya penasaran untuk memegang alat peraga ini dan rasa ingin tahu mereka sangat besar untuk menggunakannya, tetapi sayang alat peraga ini hanya satu-satunya dimiliki oleh madrasah tersebut. “terkadang kami harus berebutan jika ingin bermain angka-angka,” keluh Kautsari salah seorang siswi Min Rukoh.

Diakui alat peraga ini, selain sederhana dan mudah digunakan, kotak ini juga telah membuktikan tingkat pemahaman siswa kelas awal terhadap penjumlahan dan pengurangan, perbandingan antara benda yang banyak dan yang lebih sedikit lebih cepat dan mudah dipahami oleh siswanya. sehingga tidaklah mengherankan bila madrasah yang telah menjadi mitra USAID DBE sejak tahun 2006 ini memperoleh Juara 3 tingkat nasional dan menerima penghargaan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI untuk inovasi pembelajaran. “Kotak Ajaib” yang telah mampu memberikan pemahaman Mapel Matematika kepada kelas awal secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Tidak seperti biasanya murid kelas

2 hari ini berkumpul dan bermain

dengan serius di dalam kelas. Mereka

dengan asyiknya memainkan biji-biji

kuningan yang berwarna emas terbuat

dari plastik sambil menyebut

angka-angka dan bersorak melampiaskan

kegembiraannya.

Rasa penasaran pun timbul dan

kami mendekati kelompok tersebut

ternyata di hadapan mereka terdapat

sebuah kotak sederhana yang terbuat

dari kayu dan tripleks dengan biji-biji

kuningan dan lubang-lubang kecil di

atas sebuah laci yang secara ajaib

menyimpan angka-angka dari 1 hingga

100. “Apa ini?”, ternyata anak-anak

menampakkan kedekatan mereka

dengan kota tersebut, secara

serempak menjawab “Kotak Ajaib

Mengenal Angka!”

Kotak Ajaib ini memang populer

bagi siswa kelas awal MIN Rukoh

Banda Aceh. Kotak tersebut

merupakan alat peraga inovatif karya

guru pada madrasah tersebut

terutama untuk mata pelajaran

matematika. Mengapa harus berbentuk

kotak dan laci? Ibu Sofiana guru yang

mendisain alat tersebut, menjelaskan

bahwa akan lebih mudah

mempraktikkan pembelajaran dengan

benda-benda yang biasa dilihat oleh

anak-anak, “inikan berbentuk laci, laci

adalah benda yang sangat sering dilihat

dan digunakan oleh anak-anak,

sedangkan sebagai daya tariknya adalah

biji-biji kuningan ini,” jelas Ibu Sofiana

guru Metematika di madrasah

tersebut.

Kotak kuningan atau kotak ajaib ini

sendiri mempunyai beberapa fungsi

yang dikhususkan untuk kelas awal.

Pertama, alat ini berfungsi untuk

memperkenalkan pada siswa angka

dari 1 hingga 100, misalnya dengan

mengambil atau menyusun kembali biji

kuningan satu buah dan menunjukkan

kartu angka bilangan 1. Kedua, untuk

perbandingan lebih banyak, lebih

sedikit atau sama dengan hanya

dengan mengunakan biji-biji kuningan,

misalnya mengambil atau menyusun

kembali tujuh biji kuningan lebih

banyak dibandingkan dengan

Metode dasar penggunaan alat peraga ini adalah mengambil atau menyusun kembali lubang biji-biji kuningan dan mencocokkannya dengan kartu angka pada laci kotak ajaib. USAID PRIORITAS akan bermitra dengan

LPTK (Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry) untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru pra dan dalam jabatan, serta membantu kabupaten/kota untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan. Kegiatan utamanya :

 Pelatihan staf pendidik LPTKdalam memanfaatkan bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan oleh program USAID PRIORITAS untuk mendukung program pendidikan guru yang berkualitas baik pra maupun dalam jabatan.

 Mendukung pengembangan kurikulum pendidikan/pelatihan guru pra dan dalam jabatan serta ketersediaan bahan, sumber, dan fasilitas pendidikan/pelatihan guru.

 Membangun kemitraan dengan LPTK dan sekolah untuk menyediakan pengalaman praktik mengajar yang baik bagi mahasiswa calon guru.

 Mendukung LPTK untuk mengembangkan perannya dalam menyediakan pelatihan guru dalam jabatan bagi kabupaten/kota

(6)

Anas M. Adam adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh KEMANA ARAH PENDIDIKAN ACEH DALAM RPJMA 2013 - 2017 ?

Oleh : Anas M. Adam*

6

SE

SEURAMOE PRIORITAS

Edisi 1/Agustus-Oktober/2012

Edisi : 1/2012

Sesuai pula dengan permasalahan yang dihadapi saat ini, maka pengembangan dan peningkatan mutu SMK harus menjadi prioritas.

Dibalik itu mengingat jumlah guru sangat banyak, tentu sangat sulit bila dilaksanakan pelatihan dengan model reguler sebagaimana telah dilaksanakan selama ini, untuk itu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) harus diberdayakan untuk dapat mempercepat upaya peningkatan kulitas guru.

Sebelum bertugas, guru dididik oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) seperti FKIP dan Fakultas Tarbiyah, dengan demikian maka mutu guru juga dipengaruhi oleh proses pre-service, untuk itu peningkatan mutu proses pendidikan calon guru di LPTK harus ditingkatkan. Aceh telah mulai menerapkan kurikulum khusus sesuai dengan kekhususan daerah, sedangkan kurikulum LPTK masih menerapkan standar nasional, sudah saatnya LPTK menyesuaikan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Aceh. Supaya mutu proses belajar mahasiswa lebih bermutu, maka proses pendidikan dengan membuka kelas jauh sudah sepantasnya ditutup. Apalagi dari segi jumlah calon guru sudah sangat berlebih, lulusan LPTK saat ini masih cukup untuk mengisi kebutuhan 20 tahun mendatang. Semoga pendidikan Aceh dimasa mendatang akan lebih Islami, bermutu, dan berdaya saing. Bidang akses pendidikan yang harus menjadi perhatian khusus Pemerintah Aceh ke depan adalah melengkapi sarana dan prasaran pendidikan kejuruan, dan pendidikan untuk anak keluarga miskin dan daerah terpencil/terpencar. Kabupaten dan Kota pemekaran atau Kabupaten induk yang telah dimekarkan banyak yang tidak mempunyai SLB, sehingga tidak dapat mengembangkan program inklusi untuk anak yang berkebutuhan khusus karena tidak mempunyai sekolah pembina, pembangunan sekolah dan penyediaan guru untuk anak berkebutuhan khusus seperti SLB, pendidikan inklusi menjadi mutlak dilaksanakan.

masih sulit, (2) Akses untuk anak berkebutuhan khusus dan layanan khusus masih sangat kurang. Masih banyak Kabupaten/Kota yang belum mempunyai SLB, belum mempunyai program pendidikan inklusi, belum mempunyai dana khusus untuk SLB, belum mempunyai program khusus untuk daerah terpencil dan terpencar (3) Akses dan mutu SMK memerlukan perhatian khusus oleh kabupaten/kota, karena target perbandingan antara murid SMA:SMK 60 : 40, baru tercapai 87 : 13, padahal SMK menjadi harapan untuk memperoleh tenaga skill yang dapat mengisi berbagai lapangan kerja.

Capaian hasil belajar siswa, bila diukur dari kelulusan ujian nasional sudah sangat

menggembirakan, kelulusan Tahun 2011 SMP/MTs mnecapai 99,38 %, SMA/MA IPA mencapai 99,76 dengan rangking nilai 22 dari 34 Provinsi dan SMA/MA IPA mencapai 98,89 % dengan rangking 21 dari 34 Provinsi. Namun bila kita bandingkan dengan daya saing lulusan terjadi kontradiksi. Rangking nilai yang diperoleh SMA/MA/SMK yang mengikuti SMPTN diberbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia pada tahun 2011 untuk IPA menduduki rangking 31, (di bawah Papua) IPS lebih baik yaitu rangking 25.

Di samping terjadi kontradiksi antara nilai Ujian Nasional, ternyata ada hubungan antara prestasi dan daya saing lulusan SLTA Aceh dengan kemampuan guru di Aceh. Ternyata hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru di Aceh. Guru TK mencapai nilai nilai rata-rata : 36,26 ranking 32, guru SD nilai rata-rata : 35,95 rangking 32, guru SMA rangking 31, dan guru SMK rangking 29 dari 34 Provinsi. Dengan data ini menggambarkan bahwa ada hubungan antara kemampuan guru dengan hasil belajar siswa. Karena rata-rata kemampuan guru berkisar rangking 30, maka hasil belajar siswa juga berkisar pada wilayah tersebut.

UUPA mengamanatkan bahwa 20 % APBA/APBK harus diperuntukkan untuk pendidikan. Hampir semua Kabupaten/Kota dalam tahun terakhir menempatkan dana melebihi 20 % dari APBK untuk pendidikan. Namun kalau dirinci lebih lanjut yang menjadi dan patut diperhatikan adalah semua daerah menghabiskan sebahagian besar dana untuk gaji guru. Rata-rata kabupaten/kota menggunakan 67 % anggaran pendidikan untuk gaji guru, malah ada kabupaten/kota yang menghabiskan dana pendidikan melebihi dari 85 % untuk gaji guru, sebaliknya sangat minim untuk

peningkatan kualitas.

Untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan maka ada beberapa kebijakan yang harus ditempuh, diantaranya: Pemerintah Aceh mewajibkan alokasi dana untuk in-service dalam rangka peningkatan mutu guru dari APBA dan APBK, meningkatkan kulifikasi guru, memperlengkapi laboratorium, buku dan perpustakaan sekolah, menata kembali kurikulum yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, dan pengembangan sekolah model yang dapat menjadi contoh dan model bagi sekolah lain.

PEMERINTAH ACEH sedang menyusun Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2013-1017. RPJMA merupakan suatu dokumen perencanaan yang akan dijadikan dasar arah dan kebijakan pembangunan Aceh selama lima tahun ke depan. Penyusunan RPJM tentu harus berlandaskan capaian hasil pada periode sebelumnya, sehingga program pendidikan akan berkesinabungan dan akan dapat menyelesaikan berbagai masalah dalam bidang pendidikan. Ada dua pokok masalah yang perlu di cermati yaitu: Pertama bagaimana capaian

pendidikan Aceh saat ini dan apa yang harus menjadi perhatian Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota dimasa yang akan datang ? Karena apapun hasil yang

dicapai dalam pembangunan pendidikan saat ini adalah merupakan hasil keseluruhan dari berbagai komponen yang ada di Aceh, yaitu pemerintah, orang tua dan masyarakat. Capaian hasil ini juga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan RPJMA dan RPJMK

Urusan pendidikan merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dengan demikian urusan pendidikan harus menjadi salah satu prioritas dalam RPJMA dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota (RPJMK). Untuk Aceh dan Kabupaten/Kota urusan pendidikan merupakan salah satu prioritas sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh. 20 % APBA dan APBK termasuk dana Otsus harus dialokasikan untuk pendidikan. RPJMA dan RPJMK periode ini sangat stretegis karena periode Gubernur 2012-2017 juga diikuti dengan periode 20 Bupati/Walikota se Aceh. Setelah pelantikan Gubernur, diikuti dengan pelantikan 20 Bupati/Walikota, bahkan juga akan diikuti dengan 3 Kabupaten/Kota lainnya. Dengan demikian diharapkan RPJMK akan searah dengan RPJMA.

Hasil pembangunan khususnya aspek akses pendidikan di Aceh sudah sangat baik, ini terlihat dari angka partisipasi pendidikan SMA/MA/SMK di Aceh tahun 2011 yang telah mencapai 84,11 % dan sudah melampaui target nasional 2014 yang ditargetkan 79 %, APK SLTP Aceh yang sudah mencapai 102,82 % dan APM 72,81 %. Demikian juga dengan APK SD/MI mencapai 113,27 %, APM SD/MI yang telah mencapai 94.67 % Sisa masalah yang terjadi adalah pada angka partisipasi kasar TK/Ra yang baru mencapai 27,63 % dari target yang direncanakan 45 %. .

Di samping masalah angka partisipasi TK/RA, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan pada akses yaitu: (1) Perhatian kepada keluarga miskin untuk pendidikan menengah

Prioritas pembangunan sektor

pendidikan akan lebih difokuskan

pada peningkatan mutu

pendidikan dan daya saing lulusan

serta pemberian beasiswa untuk

S1, S2 dan S3 di dalam dan

luar

negeri.

(Pokja Pembangunan Keistimewaan Aceh dan SDM, Bappeda Aceh dalam menyusun RPJMA 2012-2017 Visi dan Misi Gubernur/Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017 )

(7)

FOKUS DAN CAPAIAN

USAID PRIORITAS

USAID PRIORITAS menerima segala bentuk tulisan, dan informasi sebagai upaya penyebarluasan praktik baik dalam bidang pendidikan. Kontak Person Communication Specialist : 08136000 0032 (Teuku

Meldi) atau melalui email: tkesuma@prioritas .or.id

LPTK SIAP BEKERJA SAMA

DENGAN USAID PRIORITAS

SEURAMOE PRIORITAS

Edisi 1/Agustus-Oktober/2012

Edisi 1 / 2012

Fokus program ini adalah untuk

peningkatan :

 Kelas Awal SD/MI: terutama dalam

kemampuan Membaca dan

Matematika.

Pendidikan Sains (IPA).

 Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) untuk pendidikan.

Pengelolaan pendidikan inklusi dan

kesetaraan: transisi dari SD/MI ke

SMP/MTs, anak-anak berkebutuhan

khusus, perlindungan anak, jender,

dan budaya sehat.

Capaian yang diharapkan dari USAID

PRIORITAS adalah :

LPTK bekerjasama lebih dekat

dengan kabupaten/kota dan sekolah

untuk meningkatkan kualitas

pendidikan.

 Guru mampu menggunakan metode

pembelajaran yang lebih bervariasi

dan lebih tepat.

 Siswa belajar secara aktif dan

partisipatif dalam lingkungan belajar

yang kondusif dan sehat.

 Siswa menunjukkan kemampuan yang

lebih baik dalam Membaca,

Matematika dan IPA di SD/MI dan

SMP/MTs

Sekolah dikelola secara partisipatif

dan transparan.

 Pengalokasian sumber daya manusia

dan keuangan yang lebih tepat untuk

mendukung layanan pendidikan.

Adanya koordinasi yang lebih kuat

antara kebijakan dan perencanaan

antar sekolah, kabupaten/kota,

provinsi, LPTK, dan pemerintah

pusat.

hingga berdampak pada pelayanan PBM mahasiswa dan guru dalam jabatan. Rektor juga mendukung pengintegrasian PPL mahasiswa dengan program Kuliah Pengembangan Masyarakat (KPM istilah lain dari KKN). Untuk mendukung program pusat/center untuk pengembangan guru dan sekolah, IAIN telah menyediakan sebuah ruangan yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan berbagai perangkat pembelajaran dan fasilitas yang dihibah oleh USAID DBE. Ruang lingkup kerja USAID PRIORITAS dengan LPTK diantarannya meliputi:

• Peningkatan kapasitas staf pengajar melalui Training Pedagogy.

• Melibatkan staf Pendidik LPTK dalam pelatihan fasilitator daerah dan pelatihan sekolah mitra di daerah.

• Membantu pengembangan kurikulum LPTK. • Melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK. • Membantu LPTK dalam proses pelaksanaan

PPL.

• Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) bersama guru. • Membantu (pemberian grant) mendirikan

“center/pusat” untuk pengembangan guru dan sekolah di universitas mitra.

Komitmen lainnya yang diharapkan dari LPTK adalah:

• Menyiapkan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan program

• Cost sharing (dana pendamping) untuk hal-hal yang tidak bisa dibayar oleh program seperti uang transport peserta pelatihan, uang saku peserta pelatihan.

• Bersedia menyebarluaskan keterampilan dan praktik yang baik kepada LPTK lain di dalam konsorsium, dan

• Bersedia mengelola “center” pengembangan guru dan sekolah secara berkelanjutan. Dengan komitmen awal yang cukup berkesan ini, diharapkan sebagai lembaga yang berperan dalam menyediakan dan

mengembangkan tenaga guru di Aceh, kedua lembaga ini dapat bekerja sama dengan USAID PRIORITAS dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran kepada para dosen dan mahasiswa demi mutu pendidikan Aceh yang lebih baik dimasa datang.

Dua Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yaitu Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Banda Aceh menyatakan kesiapannya bekersama dengan USAID PRIORITAS untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru pra dan dalam jabatan serta membantu kabupaten/kota di Aceh untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan.

Rektor Unsyiah, Prof.Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, didampingi oleh Pembantu Dekan FKIP bidang kerja sama, Dr. Wildan Abdullah, dan Pembantu Dekan FKIP bidang administrasi dan keuangan, Dra. Sulastri, M. Pd, dalam pertemuan dengan USAID PRIORITAS menyatakan dukungan beliau untuk pelaksanaan program PRIORITAS dalam rangka memperkuat program yang telah dilaksanakan oleh USAID DBE.

Menurutnya, program-program yang akan dilaksanakan PRIORITAS akan mampu memperkuat fungsi FKIP sebagai pelaksana pra-service dan in-pra-service dalam rangka

peningkatan kualitas sumber daya guru pada masa yang akan datang. Rektor Unsyiah dan juga pihak FKIP menyatakan akan komit mendukung program PRIORITAS. Wujud komitmennya antara lain Unsyiah bersedia menyediakan sumber daya manusia untuk mendukung program PRIORITAS, menyetujui dilakukan integrasi antara praktik pengalaman lapangan (PPL) calon guru dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), setuju menetapkan lab school level SD dan SMP, mendukung pembentukan pusat/center untuk melatih guru sesuai dengan kebutuhannya, dan bersedia mengalokasikan dana sharing dalam bentuk in-kind atau dana sesuai kemampuan Unsyiah.

Di tempat terpisah, Rektor IAIN Ar Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, yang didampingi oleh Pembantu Rektor 4, Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA, dan Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr. Muhibbudthawari, MA beserta staff menyatakan komitmennya untuk mendorong/menugaskan dosen Tarbiyah mengikuti semua program USAID PRIORITAS

Koordinator Provinsi Aceh didampingi TTI Spesialist untuk program USAID PRIORITAS Ridwan Ibrahim dan Ismail, berbincang dengan Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah

Rektor IAIN Ar Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, dan jajarannya melakukan pertemuan dengan USAID PRIORITAS di gedung rektorat

Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof.Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, didampingi oleh Dekan dan Pembantu Dekan FKIP dalampertemuan dengan USAID PRIORITAS di Unsyiah.

(8)

USAID PRIORITAS

?

SERAMOE PRIORITAS

USAID PRIORITAS

Daerah mitra USAID PRIORITAS Perluasan Provinsi mitra USAID PRIORITAS tahun kedua dan ketiga Daerah mitra USAID DBE yang dikembangkan USAID PRIORITAS Daerah mitra USAID PRIORITAS tahun pertama ACEH Banda Aceh Aceh Jaya Aceh Besar Pidie Bireuen Bener Meriah SULSEL NTB NTT PAPUA BANTEN JABAR JATENG JATIM SUMUT Aceh Tengah

8

Edisi 1/Agustus-Oktober/2012

Didasarkan pada praktik pendidikan yang baik dalam

pengembangan pendidikan di Indonesia, yang meliputi:

 Membangun dan memperkuat kapasitas penyedia layanan

setempat (LPTK, pengawas sekolah, fasilitator pelatihan, dll)

untuk memfasilitasi pelaksanaan dan penyebarluasan

praktik pendidikan yang baik.

 Memastikan bahwa semua program dan kegiatan

mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah.

 Mengunakan pendekatan “pengembangan sekolah secara

menyeluruh” dan mengintegrasikan pengembangan

pembelajaran, manajemen dan tata kelola.

 Membangun kemitraan dengan pemerintah daerah dan

masyarakat.

 Meningkatkan kapasitas dan cara kerja sistem yang ada,

seperti pengawas, kepala sekolah, kelompok pengembangan

professional (KKG, MGMP, KKKS, KKPS), dan institusi

pendidikan/pelatihan guru.

 Menggunakan perangkat data yang ada (seperti Dapodik)

dan instrument/alat untuk membantu menganalisis data

dalam pengembangan kebijakan

 Berkoordinasi dan berbagi sumber daya dengan mitra

pembangunan dan program lainnya.

 Meningkatkan kualitas

dan relevansi

pembelajaran di

sekolah

 Meningkatkan tata

kelola dan manajemen

pendidikan di sekolah

dan kabupaten/kota

 Meningkatkan

dukungan koordinasi di

dalam dan antar

sekolah, lembaga

pendidikan/pelatihan

guru dan pemerintah

di semua jenjang

3 KOMPONEN

USAID PRIORITAS

USAID PRIORITAS

adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID,

dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di

Indonesia. USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara

Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini

bekerja di 60 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014, daerah

mitra akan diperluas ke Provinsi Papua dan dua provinsi lain yang akan

ditentukan. USAID PRIORITAS akan bekerjasama dengan 18 LPTK (Lembaga

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk meningkatkan kapasitas dalam

hal peningkatan kualitas program pelatihan/pendidikan guru baik pra maupun

dalam jabatan. Bekerjasama dengan lebih dari 1.400 SD/MI dan SMP/MTs di

60 daerah mitra untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang menjangkau

20.000 guru dan lebih dari 300.000 siswa. Program ini juga bekerjasama

dengan lebih dari 100 kabupaten/kota, termasuk 50 kabupaten/kota yang

sebelumnya terlibat dalam USAID DBE, untuk mendukung diseminasi praktik

yang baik, yang menjangkau sekitar 4000 sekolah, 30.000 guru, tenaga

kependidikan, masyarakat dan 825.000 siswa.

Di Aceh

,

Program ini akan mendukung diseminasi program USAID DBE di

Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Bireuen dan Kab. Aceh

Tengah, serta 2 kabupaten baru yaitu Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Jaya.

Adapun 2 LPTK yang menjadi mitra program ini yaitu Universitas Syiah Kuala

dan IAIN Ar Raniry

“Sebagai orang tua saya percaya bahwa yang terpenting

adalah kita dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi

anak-anak kita semua”

(Scot Marciel, Duta Besar Amerika Serikat)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakteristik berpikir matematis siswa kelas VIII SMP MTA Gemolong dalam memecahkan masalah matematika pada

PEMILIH LEBIH DARI SATU KALI PEMILIH TERCATAT PEMILIH YANG TELAH MENINGGAL DUNIA.. PEMILIH YANG TELAH PINDAH

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Dengan adanya tabel diatas maka, dapat simpulkan bahwa tanggapan dari karyawan atas penerapan knowledge management di lembaga pendidikan COME merupakan Baik karena nilai

Mengingat pentingnya soft skill ini berperan terhadap kesuksesan individu maka dalam penelitian ini ingin dikaji lebih dalam tentang pengembangan soft skill di kalangan

Agar dapat mengasilkan keputusan yang tepat untuk prediksi penjualan alat medis yang sesuai dengan kebutuhan manager dan membantu dibidang penjualan, Maka penulis

“Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan bersinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang

Tujuan dari studi ini adalah mengembangkan suatu konsep penerapan sanitasi berdasarkan Persyaratan Umum Sanitasi pada sebuah industri lapis legit di Semarang sehingga