Seuramoe
PRIORITAS
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Informasi dan Inovasi
3
Wagub Hadiri Peluncuran
USAID PRIORITAS
Wagub hadiri peluncuran program
tingkat nasional bersama Mendikbud
dan Duta Besar Amerika di Jakarta
Edisi 1 / Agustus - Oktober / 2012
Terpadunya Koordinasi Stakeholder
Pendidikan di Aceh
Kotak Ajaib dari Min Rukoh
Ke Mana Arah Pendidikan Aceh….
LPTK Siap Bekerjasama dengan USAID
PRIORITAS
4
5
6
7
Keterangan gambar dari kiri, Menara depan Mesjid Raya Baiturrahman, Pelajar SDN Sibreh Aceh Besar,Peran TKPPA dirasakan cukup
penting oleh para pemangku
kepentingan bidang pendidikan di
Aceh …
Kotak ini memiliki kekuatan angka
yang tersimpan di dalam laci
ajaibnya. Kotak sederhana ini
ternyata mampu menghipnotis...
Bagaimana capaian pendidikan Aceh
saat ini dan apa yang harus menjadi
perhatian pemerintah sejalan
dengan RPJMA 2013-2017 ?
Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar
Raniry menyatakan kesiapan
lembanganya bekerjasama dengan
USAID PRIORITAS
News letter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan
GEMPA dan tsunami yang melanda Aceh 8 tahun silam telah menghadirkan
berbagai negara ke Aceh yang secara bahu membahu memulai dan menyelesaikan
tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh. Pembangunan tersebut kian terasa
dengan ditandatanganinya perjanjian Helsinki yang telah membawa kedamaian
Aceh setelah sekian lama terkungkung oleh konflik. Dampak tersebut telah pula
membawa pengaruh yang sangat besar bagi bidang pendidikan di Aceh, terutama
dengan dibangun kembali dan diperbaikinya fasilitas sekolah dan madrasah. Hal
tersebut tidak terlepas dari peran dan dukungan semua pihak yang mempunyai
keinginan secara bersama untuk membangun pendidikan Aceh. Ketersediaan
gedung dan fasilitas yang sudah dianggap layak tersebut mengugah hati Wakil
Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf, untuk memfokuskan
pembangunan pendidikan pada bidang mutu, terutama
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. “Mulai tahun
ini kita fokus pada mutu pembelajaran di sekolah, baik untuk
murid maupun guru!”ungkap Mualem, sapaan akrab
Muzakir Manaf.
Hal tersebut bukanlah tanpa alasan. Hasil
pemaparan Bappeda Aceh tentang rancangan RPJM Aceh
tahun 2012 sektor pendidikan menunjukkan bahwa
mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di
Aceh masih rendah. Salah satunya dapat dilihat dari
peringkat lulusan pendidikan menengah yang memasuki
perguruan tinggi tahun 2011yang menunjukkan Aceh
berada pada peringkat 31 untuk kelompok IPA dan
peringkat 25 untuk kelompok IPS dari 34 Provinsi di
Indonesia.
2
bersambung \
ke halaman
UTAMAKAN MUTU PEMBELAJARAN
Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf :
USAID PRIORITAS:
Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
2
SE
SEURAMOE PRIORITAS
6
5
4
3
1
2
Sambungan halaman 17
8
2
Edisi : 1/2012
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012Bukan hanya itu, Hasil uji
kompetensi guru tahun 2012
menunjukkan bahwa provinsi Aceh
menempati urutan yang ke 28 dan
tentu saja ini menjadi bahan
pertimbangan bagi pemerintah Aceh
dalam menyusun RPJM hingga 2017.
“Jangan kita selalu berpikir
membangun fisik. Ada hal yang utama
yang menjadi tanggung jawab kita saat
ini, yaitu mutu pendidikan yang lebih
baik untuk masa depan anak- anak
Aceh,” tegas wakil Gubernur. Harapan
Mualem perlu didukung oleh semua
pemangku kepentingan pendidikan di
Aceh terutama Dinas Pendidikan
dalam menyusun program dan
anggaran yang memihak kepada
peningkatan mutu sekolah.
Keterangan Gambar (dari kiri): Direktur USAID INDONESIA, Andrew Sisson ; Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA; Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf; Sekretaris Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Indroyono Soesilo; Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si.
Apa yang akan Dilakukan USAID PRIORITAS pada Tingkat
Pemerintahan Daerah ?
USAID PRIORITAS akan bekerja dengan Pemerintah Aceh dan
Kabupaten/kota mitra untuk :
Mendukung pemanfaatan data dan informasi untuk perencanaan,
penganggaran, dan pengembangan kebijakan.
Meningkatkan hubungan antar sekolah, kabupaten/kota, provinsi, LPTK, dan
pemerintah pusat
Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola pendidikan.
MIN Rukoh
Banda Aceh memperoleh kesempatan menampilkan Inovasi pembelajaran dan hasil karya siswanya pada peluncuran program USAID PRIORITAS di Jakarta. Madrasah yang menjadi salahsatu mitra program USAID DBE tersebut membuktikan praktik terbaik yang telah dilakukan pada madrasah tersebut yang langsung dikawal oleh 2 orang siswa, guru dan komite madrasah. Berikut petikan gambar aktivitas pameran praktik pendidikan yang terbaik dan kegiatan peluncuran program di Jakarta :1. Pojok pameran MIN Rukoh Banda Aceh,
2. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. M. Nuh dan Duta Besar Amerika Serikat, Bapak Scot Marciel memperhatikan anggaran Madrasah secara transparan,
3. Duta Besar Amerika Serikat mengabadikan gambar di stand MIN Rukoh bersama siswa, guru dan komite,
4. Wakil Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Bapak Bakhtiar memperhatikan inovasi pembelajaran yang dikembangkan oleh madrasah tersebut,
5. Foto bersama Direktur USAID Indonesia, Bapak Andrew Sisson, 6. Rumoh Aceh sebagai salah satu pajangan hasil karya siswa.
7. Wakil Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf memperhatikan Rencana Kerja Madrasah (RKM),
8. Penyerahan Kerangka Acuan Kerja sama antara USAID Indonesia dan Pemerintah Aceh.
USAID DAN PEMERINTAH ACEH
SEPAKAT MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN DI ACEH
Apa Kegiatan Utama
USAID PRIORITAS
pada Tingkat Sekolah
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012Edisi 1 / 2012
Pemerintah Aceh yang diwakili oleh
Wakil Gubernur, Muzakir Manaf, dan
Direktur USAID Indonesia, Andrew
Sisson, pada tanggal 3 Oktober 2012 di
auditorium Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan di Jakarta, telah
menandatangani Kerangka Acuan
Kerjasama untuk program peningkatan
mutu pendidikan “USAID PRIORITAS”
selama 5 tahun di Aceh.
Program kerja sama yang didukung
oleh Badan Pembangunan Internasional
Amerika Serikat (USAID) tersebut
mengalokasikan dana hibah sebesar
US$83,7 juta yang akan memberikan
manfaat kepada lebih dari 300.000 siswa
di 10 provinsi di Indonesia. Program
USAID Prioritizing Reform, Innovation,
Opportunities for Reaching Indonesia's
Teacher, Administrators, and Students
(PRIORITAS) akan menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas mengajar dan belajar di 1,400
sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
dan madrasah di 110 kabupaten/kota.
Di Provinsi Aceh, USAID PRIORITAS akan
melanjutkan upaya penyebarluasan
(diseminasi) praktik pendidikan yang baik
yang telah dikembangkan oleh USAID –
Decentralized Basic Education (DBE) di
Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab.
Pidie, Kab. Bireuen dan Kab. Aceh Tengah
serta menambah dua kabupaten
“PRIORITAS” yaitu Kab. Aceh Jaya dan
Kab. Bener Meriah. Pada tahun kedua
pelaksanaan program ini, akan memilih 6
kabupaten/kota lainnya di Aceh. Selain
pada tingkat kabupaten/kota, USAID
PRIORITAS juga akan bekerja sama
dengan Universitas
berharap dengan adanya USAID
PRIORITAS dapat meningkatkan mutu
madrasah dengan lebih cepat. Sedangkan
Sekretaris Kemenko Kesra, Indroyono
Soesilo yang membacakan sambutan
Menko Kesra menyampaikan harapan
Menko Kesra dengan hadirnya USAID
PRIORITAS dapat memberikan kontribusi
bagi peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia, “Kami berharap, PRIORITAS
dapat memberikan kontribusi dan
pendidikan karakter kepada siswa, guru,
kepala sekolah dan aparat pendidikan
terkait sesuai dengan kearifan lokal dan
budaya Indonesia yang berlandaskan
Pancasila,” harap Menko Kesra.
Pada sesi akhir, Mendikbud Prof Dr
Mohammad Nuh, DEA menegaskan
bahwa kerjasama ini untuk menjangkau
bagi mereka yang belum terjangkau,
“karena pendidikan adalah hak dari setiap
anak!” tegas Medikbud. Mendikbud
menyatakan bahwa penggunaan nama atau
singkatan “Prioritas” dirasakan amatlah
tepat, karena bukan hanya singkatannya
saja “ini sebenarnya program yang
memang menjadi prioritas Kemendikbud,”
tegas Mohammad Nuh, dan berharap
dukungan semua pemangku kepentingan
pendidikan di daerah. “Mengapa harus
kerja sama di dunia pendidikan, karena
sifat alami dunia pendidikan itu adalah
kerjasama dan melibatkan beberapa unsur
untuk bekejasama, mulai dari guru,
kerjasama antar murid, tenaga
kependidikan, orang tua, masyarakat, dan
seterusnya,” jelas Nuh.
Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry untuk
meningkatkan kapasitas dalam
melaksanakan pendidikan dan pelatihan
bagi guru dan calon guru.
Dalam sambutannya, Duta Besar
Amerika Serikat, Scot Marciel
menjelaskan bahwa program pendidikan
ini merupakan bagian penting dari
kemitraan komprehensif antara Amerika
Serikat dan Indonesia untuk memberikan
pendidikan kelas dunia bagi para siswa,
“Program ini merupakan komitmen yang
ditandatangani oleh Presiden Barack
Obama dan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tahun 2010 untuk
meningkatkan kerja sama dan
mempererat hubungan antara kedua
negara,” jelas Marciel.
Sementara itu, Dirjen pendidikan Islam
Kemenag, Prof Dr Nur Syam M.Si
A
4 2 (# / 1 (. 1 (3 2 ®≤®µ ©¨ ≤¨ π±®∫®¥ ®´ ¨ µÆ®µ +¨ ¥ ©®Æ®/ ¨ µ´ ∞´ ∞≤®µ ´ ®µ 3 ¨ µ®Æ®* ¨ ∑¨ µ´ ∞´ ∞≤®µ (LPTK), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), dan lembaga-lembaga pelatihan atau penjamin mutu lainnya, yang relevan untuk meningkatkan kualitas manajemen dan pembelajaran disekolah-sekolah daerah mitra. Kegiatan utamanya :1. mengembangkan kemampuan fasilitator daerah untuk melatih pengawas, kepala sekolah, dan guru dalam hal metode pembelajaran, manajemen, dan tata kelola.
2. Meningkatkan kemampuan pengawas, kepala sekolah, guru, dan komite sekolah melalui kunjungan sekolah, pelatihan, kegiatan gugus sekolah, dan pendampingan di sekolah oleh fasilitator daerah.
Pendekatan yang digunakan USAID PRIORITAS adalah “pengembangan sekolah secara menyeluruh” yang berarti bahwa semua warga sekolah akan terlibat (guru, kepala sekolah, masyarakat dan siswa) dan semua aspek pengembangan sekolah akan ditangani, termasuk praktik-praktik pendidikan yang baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan partisipasi masyarakat.
4 Pilar
TERPADUNYA KOORDINASI
STAKEHOLDER PENDIDIKAN DI ACEH
Liputan Koordinasi Antar Lembaga
Suasana pertemuan TKPPA (Pemangku kepentingan pendidikan tingka provinsi dan lembaga donor) dengan Gubernur Aceh di Pendopo Gubernuran Aceh
4
Edisi : 1/2012
SE
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012TKPPA atau Tim Koordinasi
Pembangunan Pendidikan Aceh
bersama seluruh stakeholder
pendidikan tingkat provinsi dan
lembaga donor pendidikan di Aceh
kembali mengadakan pertemuan
rutin koordinasi antar lembaga
donor dan stakeholder pendidikan
pada tanggal 16 Oktober 2012 lalu
di Pendopo Gubernur yang dihadiri
langsung oleh Gubernur Aceh
Bapak Dr. Zaini Abdullah.
Pada sesi pertama, Ketua
TKPPA Bapak Said Mustafa (Asisten
2 Gubernur Aceh) menjelaskan
sejarah terbentuknya TKPPA serta
tugas pokok dan fungsi TKPPA
dalam mengkoordinasikan
stakeholder dan lembaga donor
pendidikan di Aceh. Menurut Said
Mustafa, TKPPA dibentuk
berdasarkan keputusan Gubernur
Aceh Nomor 420.50/15/2010
dengan tujuan utamanya
mengintegrasikan program
pembangunan pendidikan yang
berbasis pada Renstra Pendidikan
Aceh dan selaku lembaga
koordinasi pembangunan
pendidikan di Aceh.
TKPPA sendiri memiliki 5
bidang utama yaitu bidang
peningkatan mutu pendidikan,
bidang perluasan dan pemerataan
kesempatan belajar, bidang
perencanaan dan keuangan, bidang
monitoring, evaluasi, penelitian dan
pelaporan serta bidang koordinasi
pembangunan pendidikan
kabupaten/kota.
Dalam pertemuan yang
difasilitasi oleh SEDIA AusAID ini
didapati 3 Isu utama khususnya
pada bidang pembiayaan
pendidikan, yaitu: 1) Belanja
pendidikan dalam APBK (APBD Tk
II) sebahagian besar terserap untuk
gaji pendidik, 2) Belanja pendidikan
dari sumber APBA (APBD Tk I)
untuk gaji pendidik (guru kontrak,
dan dana kesejahteraan guru) relatif
besar, dan 3) Belanja pendidikan dari
sumber APBA (TDBH Migas dan
Otsus) usulan Kab/Kota untuk modal
sekolah pembelajaran sangat kecil
dibanding dengan infrastruktur
(termasuk pembuatan pagar sekolah).
Beberapa rekomendasi strategi
ditawarkan diantaranya penghentian
rekrukmen guru, alih fungsi guru,
distribusi guru, secara bertahap
menghentikan dana kesejahteraan
guru bagi pendidik yang telah
mendapat tunjangan sertifikasi dan
mengeluarkan pergub tentang
penggunaan dana pendidikan berasal
dari TDBH Migas dan Otsus. Hal ini
memungkinkan bagi TKPPA karena
tahun ini saja TKPPA telah berhasil
mendorong untuk dikeluarkannya
kebijakan Gubernur Aceh tentang
percepatan penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di daerah
berdasarkan Surat Gubernur Aceh
No. 420/6347 tanggal 16 Maret 2012
serta Surat Gubernur Aceh No.
065/18614 tanggal 28 Juni 2012
tentang percepatan pelaksanaan
penerapan dan pencapaian standar
pelayanan minimal di daerah dan
regulasi lainnya seperti
dikeluarkannya pergub tentang
petunjuk teknis equity strategy,
pergub tentang pendidikan inklusi dan
pergub tentang PAUD.
Dilain pihak, peran dan fungsi
TKPPA sangat dirasakan oleh
lembaga-lembaga donor di Aceh.
TKPPA memungkinkan antar lembaga
untuk saling Antar lembaga donor
pula dapat saling berbagi informasi
mengenai praktik baik yang telah
dilakukan oleh masing-masing donor
di daerah kerja mereka.
Pada kesempatan akhir, Gubernur
Aceh menginstruksikan 6 hal yang
harus dilaksanakan oleh TKPPA yaitu:
1) dengan dukungan Gubernur,
TKPPA tetap menjalankan tugasnya
untuk memajukan pendidikan di Aceh
2) TKPPA dapat membuat suatu
seminar pendidikan yang boleh
mengumpulkan banyak masukan dan
ide-ide dari masyarakat, banyak
masukan dan ide-ide dari masyarakat,
3) TKPPA diharapkan dapat menyusun
strategi penerapan pendidikan yang
Islami, 4) TKPPA dapat menyusun
strategi untuk peningkatan mutu
pendidikan di Aceh, 5) Bappeda
melakukan koordinasi dan meneliti
program dari kabupaten/kota agar
sesuai dengan RPJM Pendidikan dan
Renstra Pendidikan Aceh, dan 6)
Membuat suatu kajian mengenai pola
binaan dan pengembangan guru sesuai
dengan kondisi ril saat ini.
Pembangunan
Pendidikan Aceh
1. Pemerataan dan perluasan
kesempatan belajar;
2. Kualitas, relevansi dan efisiensi;
3. Tata kelola dan akuntabilitas; dan
4. Pengembangan sistem pendidikan
Inovasi Pembelajaran
K egiatan Utama USAID
PRIORITAS pada LPTK
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012Edisi 1 / 2012
mengambil atau menyusun tiga biji
kuningan dan seterusnya. Ketiga, alat ini
berfungsi memperkenalkan penjumlahan
dan pengurangan, misalnya mengambil
atau menyusun 4 biji kuningan ditambah
mengambil atau menyusun 4 biji
kuningan maka dijumlahkan kesemua biji
kuningan sembari mencari kartu angka
yang tersedia pada laci kotak ajaib.
Mengunakan 100 biji kuningan pun
menjadi alasan yang berarti, menurut ibu
Sofiana digunakan 100 biji kuningan dan
100
angka agar dapat digunakan untuk kelas awal, “jika kita hanya mengunakan 50 biji kuningan dan 50 angka, maka murid di kelas 2 tidak dapat mengunakkan lagi alat peraga ini,” jelas Ibu Sofiana. Dengan deretan biji kuningan yang berjumlah 100 buah itu memang memperindah tampilan Kotak Ajaib.Bagaimana respon siswa? Semua siswa awalnya penasaran untuk memegang alat peraga ini dan rasa ingin tahu mereka sangat besar untuk menggunakannya, tetapi sayang alat peraga ini hanya satu-satunya dimiliki oleh madrasah tersebut. “terkadang kami harus berebutan jika ingin bermain angka-angka,” keluh Kautsari salah seorang siswi Min Rukoh.
Diakui alat peraga ini, selain sederhana dan mudah digunakan, kotak ini juga telah membuktikan tingkat pemahaman siswa kelas awal terhadap penjumlahan dan pengurangan, perbandingan antara benda yang banyak dan yang lebih sedikit lebih cepat dan mudah dipahami oleh siswanya. sehingga tidaklah mengherankan bila madrasah yang telah menjadi mitra USAID DBE sejak tahun 2006 ini memperoleh Juara 3 tingkat nasional dan menerima penghargaan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI untuk inovasi pembelajaran. “Kotak Ajaib” yang telah mampu memberikan pemahaman Mapel Matematika kepada kelas awal secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Tidak seperti biasanya murid kelas
2 hari ini berkumpul dan bermain
dengan serius di dalam kelas. Mereka
dengan asyiknya memainkan biji-biji
kuningan yang berwarna emas terbuat
dari plastik sambil menyebut
angka-angka dan bersorak melampiaskan
kegembiraannya.
Rasa penasaran pun timbul dan
kami mendekati kelompok tersebut
ternyata di hadapan mereka terdapat
sebuah kotak sederhana yang terbuat
dari kayu dan tripleks dengan biji-biji
kuningan dan lubang-lubang kecil di
atas sebuah laci yang secara ajaib
menyimpan angka-angka dari 1 hingga
100. “Apa ini?”, ternyata anak-anak
menampakkan kedekatan mereka
dengan kota tersebut, secara
serempak menjawab “Kotak Ajaib
Mengenal Angka!”
Kotak Ajaib ini memang populer
bagi siswa kelas awal MIN Rukoh
Banda Aceh. Kotak tersebut
merupakan alat peraga inovatif karya
guru pada madrasah tersebut
terutama untuk mata pelajaran
matematika. Mengapa harus berbentuk
kotak dan laci? Ibu Sofiana guru yang
mendisain alat tersebut, menjelaskan
bahwa akan lebih mudah
mempraktikkan pembelajaran dengan
benda-benda yang biasa dilihat oleh
anak-anak, “inikan berbentuk laci, laci
adalah benda yang sangat sering dilihat
dan digunakan oleh anak-anak,
sedangkan sebagai daya tariknya adalah
biji-biji kuningan ini,” jelas Ibu Sofiana
guru Metematika di madrasah
tersebut.
Kotak kuningan atau kotak ajaib ini
sendiri mempunyai beberapa fungsi
yang dikhususkan untuk kelas awal.
Pertama, alat ini berfungsi untuk
memperkenalkan pada siswa angka
dari 1 hingga 100, misalnya dengan
mengambil atau menyusun kembali biji
kuningan satu buah dan menunjukkan
kartu angka bilangan 1. Kedua, untuk
perbandingan lebih banyak, lebih
sedikit atau sama dengan hanya
dengan mengunakan biji-biji kuningan,
misalnya mengambil atau menyusun
kembali tujuh biji kuningan lebih
banyak dibandingkan dengan
Metode dasar penggunaan alat peraga ini adalah mengambil atau menyusun kembali lubang biji-biji kuningan dan mencocokkannya dengan kartu angka pada laci kotak ajaib. USAID PRIORITAS akan bermitra dengan
LPTK (Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry) untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru pra dan dalam jabatan, serta membantu kabupaten/kota untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan. Kegiatan utamanya :
Pelatihan staf pendidik LPTKdalam memanfaatkan bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan oleh program USAID PRIORITAS untuk mendukung program pendidikan guru yang berkualitas baik pra maupun dalam jabatan.
Mendukung pengembangan kurikulum pendidikan/pelatihan guru pra dan dalam jabatan serta ketersediaan bahan, sumber, dan fasilitas pendidikan/pelatihan guru.
Membangun kemitraan dengan LPTK dan sekolah untuk menyediakan pengalaman praktik mengajar yang baik bagi mahasiswa calon guru.
Mendukung LPTK untuk mengembangkan perannya dalam menyediakan pelatihan guru dalam jabatan bagi kabupaten/kota
Anas M. Adam adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh KEMANA ARAH PENDIDIKAN ACEH DALAM RPJMA 2013 - 2017 ?
Oleh : Anas M. Adam*
6
SE
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012Edisi : 1/2012
Sesuai pula dengan permasalahan yang dihadapi saat ini, maka pengembangan dan peningkatan mutu SMK harus menjadi prioritas.
Dibalik itu mengingat jumlah guru sangat banyak, tentu sangat sulit bila dilaksanakan pelatihan dengan model reguler sebagaimana telah dilaksanakan selama ini, untuk itu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) harus diberdayakan untuk dapat mempercepat upaya peningkatan kulitas guru.
Sebelum bertugas, guru dididik oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) seperti FKIP dan Fakultas Tarbiyah, dengan demikian maka mutu guru juga dipengaruhi oleh proses pre-service, untuk itu peningkatan mutu proses pendidikan calon guru di LPTK harus ditingkatkan. Aceh telah mulai menerapkan kurikulum khusus sesuai dengan kekhususan daerah, sedangkan kurikulum LPTK masih menerapkan standar nasional, sudah saatnya LPTK menyesuaikan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Aceh. Supaya mutu proses belajar mahasiswa lebih bermutu, maka proses pendidikan dengan membuka kelas jauh sudah sepantasnya ditutup. Apalagi dari segi jumlah calon guru sudah sangat berlebih, lulusan LPTK saat ini masih cukup untuk mengisi kebutuhan 20 tahun mendatang. Semoga pendidikan Aceh dimasa mendatang akan lebih Islami, bermutu, dan berdaya saing. Bidang akses pendidikan yang harus menjadi perhatian khusus Pemerintah Aceh ke depan adalah melengkapi sarana dan prasaran pendidikan kejuruan, dan pendidikan untuk anak keluarga miskin dan daerah terpencil/terpencar. Kabupaten dan Kota pemekaran atau Kabupaten induk yang telah dimekarkan banyak yang tidak mempunyai SLB, sehingga tidak dapat mengembangkan program inklusi untuk anak yang berkebutuhan khusus karena tidak mempunyai sekolah pembina, pembangunan sekolah dan penyediaan guru untuk anak berkebutuhan khusus seperti SLB, pendidikan inklusi menjadi mutlak dilaksanakan.
masih sulit, (2) Akses untuk anak berkebutuhan khusus dan layanan khusus masih sangat kurang. Masih banyak Kabupaten/Kota yang belum mempunyai SLB, belum mempunyai program pendidikan inklusi, belum mempunyai dana khusus untuk SLB, belum mempunyai program khusus untuk daerah terpencil dan terpencar (3) Akses dan mutu SMK memerlukan perhatian khusus oleh kabupaten/kota, karena target perbandingan antara murid SMA:SMK 60 : 40, baru tercapai 87 : 13, padahal SMK menjadi harapan untuk memperoleh tenaga skill yang dapat mengisi berbagai lapangan kerja.
Capaian hasil belajar siswa, bila diukur dari kelulusan ujian nasional sudah sangat
menggembirakan, kelulusan Tahun 2011 SMP/MTs mnecapai 99,38 %, SMA/MA IPA mencapai 99,76 dengan rangking nilai 22 dari 34 Provinsi dan SMA/MA IPA mencapai 98,89 % dengan rangking 21 dari 34 Provinsi. Namun bila kita bandingkan dengan daya saing lulusan terjadi kontradiksi. Rangking nilai yang diperoleh SMA/MA/SMK yang mengikuti SMPTN diberbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia pada tahun 2011 untuk IPA menduduki rangking 31, (di bawah Papua) IPS lebih baik yaitu rangking 25.
Di samping terjadi kontradiksi antara nilai Ujian Nasional, ternyata ada hubungan antara prestasi dan daya saing lulusan SLTA Aceh dengan kemampuan guru di Aceh. Ternyata hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru di Aceh. Guru TK mencapai nilai nilai rata-rata : 36,26 ranking 32, guru SD nilai rata-rata : 35,95 rangking 32, guru SMA rangking 31, dan guru SMK rangking 29 dari 34 Provinsi. Dengan data ini menggambarkan bahwa ada hubungan antara kemampuan guru dengan hasil belajar siswa. Karena rata-rata kemampuan guru berkisar rangking 30, maka hasil belajar siswa juga berkisar pada wilayah tersebut.
UUPA mengamanatkan bahwa 20 % APBA/APBK harus diperuntukkan untuk pendidikan. Hampir semua Kabupaten/Kota dalam tahun terakhir menempatkan dana melebihi 20 % dari APBK untuk pendidikan. Namun kalau dirinci lebih lanjut yang menjadi dan patut diperhatikan adalah semua daerah menghabiskan sebahagian besar dana untuk gaji guru. Rata-rata kabupaten/kota menggunakan 67 % anggaran pendidikan untuk gaji guru, malah ada kabupaten/kota yang menghabiskan dana pendidikan melebihi dari 85 % untuk gaji guru, sebaliknya sangat minim untuk
peningkatan kualitas.
Untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan maka ada beberapa kebijakan yang harus ditempuh, diantaranya: Pemerintah Aceh mewajibkan alokasi dana untuk in-service dalam rangka peningkatan mutu guru dari APBA dan APBK, meningkatkan kulifikasi guru, memperlengkapi laboratorium, buku dan perpustakaan sekolah, menata kembali kurikulum yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, dan pengembangan sekolah model yang dapat menjadi contoh dan model bagi sekolah lain.
PEMERINTAH ACEH sedang menyusun Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2013-1017. RPJMA merupakan suatu dokumen perencanaan yang akan dijadikan dasar arah dan kebijakan pembangunan Aceh selama lima tahun ke depan. Penyusunan RPJM tentu harus berlandaskan capaian hasil pada periode sebelumnya, sehingga program pendidikan akan berkesinabungan dan akan dapat menyelesaikan berbagai masalah dalam bidang pendidikan. Ada dua pokok masalah yang perlu di cermati yaitu: Pertama bagaimana capaian
pendidikan Aceh saat ini dan apa yang harus menjadi perhatian Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota dimasa yang akan datang ? Karena apapun hasil yang
dicapai dalam pembangunan pendidikan saat ini adalah merupakan hasil keseluruhan dari berbagai komponen yang ada di Aceh, yaitu pemerintah, orang tua dan masyarakat. Capaian hasil ini juga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan RPJMA dan RPJMK
Urusan pendidikan merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dengan demikian urusan pendidikan harus menjadi salah satu prioritas dalam RPJMA dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota (RPJMK). Untuk Aceh dan Kabupaten/Kota urusan pendidikan merupakan salah satu prioritas sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh. 20 % APBA dan APBK termasuk dana Otsus harus dialokasikan untuk pendidikan. RPJMA dan RPJMK periode ini sangat stretegis karena periode Gubernur 2012-2017 juga diikuti dengan periode 20 Bupati/Walikota se Aceh. Setelah pelantikan Gubernur, diikuti dengan pelantikan 20 Bupati/Walikota, bahkan juga akan diikuti dengan 3 Kabupaten/Kota lainnya. Dengan demikian diharapkan RPJMK akan searah dengan RPJMA.
Hasil pembangunan khususnya aspek akses pendidikan di Aceh sudah sangat baik, ini terlihat dari angka partisipasi pendidikan SMA/MA/SMK di Aceh tahun 2011 yang telah mencapai 84,11 % dan sudah melampaui target nasional 2014 yang ditargetkan 79 %, APK SLTP Aceh yang sudah mencapai 102,82 % dan APM 72,81 %. Demikian juga dengan APK SD/MI mencapai 113,27 %, APM SD/MI yang telah mencapai 94.67 % Sisa masalah yang terjadi adalah pada angka partisipasi kasar TK/Ra yang baru mencapai 27,63 % dari target yang direncanakan 45 %. .
Di samping masalah angka partisipasi TK/RA, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan pada akses yaitu: (1) Perhatian kepada keluarga miskin untuk pendidikan menengah
Prioritas pembangunan sektor
pendidikan akan lebih difokuskan
pada peningkatan mutu
pendidikan dan daya saing lulusan
serta pemberian beasiswa untuk
S1, S2 dan S3 di dalam dan
luar
negeri.
(Pokja Pembangunan Keistimewaan Aceh dan SDM, Bappeda Aceh dalam menyusun RPJMA 2012-2017 Visi dan Misi Gubernur/Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017 )
FOKUS DAN CAPAIAN
USAID PRIORITAS
USAID PRIORITAS menerima segala bentuk tulisan, dan informasi sebagai upaya penyebarluasan praktik baik dalam bidang pendidikan. Kontak Person Communication Specialist : 08136000 0032 (Teuku
Meldi) atau melalui email: tkesuma@prioritas .or.id
LPTK SIAP BEKERJA SAMA
DENGAN USAID PRIORITAS
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012Edisi 1 / 2012
Fokus program ini adalah untuk
peningkatan :
Kelas Awal SD/MI: terutama dalam
kemampuan Membaca dan
Matematika.
Pendidikan Sains (IPA).
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) untuk pendidikan.
Pengelolaan pendidikan inklusi dan
kesetaraan: transisi dari SD/MI ke
SMP/MTs, anak-anak berkebutuhan
khusus, perlindungan anak, jender,
dan budaya sehat.
Capaian yang diharapkan dari USAID
PRIORITAS adalah :
LPTK bekerjasama lebih dekat
dengan kabupaten/kota dan sekolah
untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Guru mampu menggunakan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi
dan lebih tepat.
Siswa belajar secara aktif dan
partisipatif dalam lingkungan belajar
yang kondusif dan sehat.
Siswa menunjukkan kemampuan yang
lebih baik dalam Membaca,
Matematika dan IPA di SD/MI dan
SMP/MTs
Sekolah dikelola secara partisipatif
dan transparan.
Pengalokasian sumber daya manusia
dan keuangan yang lebih tepat untuk
mendukung layanan pendidikan.
Adanya koordinasi yang lebih kuat
antara kebijakan dan perencanaan
antar sekolah, kabupaten/kota,
provinsi, LPTK, dan pemerintah
pusat.
hingga berdampak pada pelayanan PBM mahasiswa dan guru dalam jabatan. Rektor juga mendukung pengintegrasian PPL mahasiswa dengan program Kuliah Pengembangan Masyarakat (KPM istilah lain dari KKN). Untuk mendukung program pusat/center untuk pengembangan guru dan sekolah, IAIN telah menyediakan sebuah ruangan yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan berbagai perangkat pembelajaran dan fasilitas yang dihibah oleh USAID DBE. Ruang lingkup kerja USAID PRIORITAS dengan LPTK diantarannya meliputi:
• Peningkatan kapasitas staf pengajar melalui Training Pedagogy.
• Melibatkan staf Pendidik LPTK dalam pelatihan fasilitator daerah dan pelatihan sekolah mitra di daerah.
• Membantu pengembangan kurikulum LPTK. • Melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK. • Membantu LPTK dalam proses pelaksanaan
PPL.
• Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) bersama guru. • Membantu (pemberian grant) mendirikan
“center/pusat” untuk pengembangan guru dan sekolah di universitas mitra.
Komitmen lainnya yang diharapkan dari LPTK adalah:
• Menyiapkan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan program
• Cost sharing (dana pendamping) untuk hal-hal yang tidak bisa dibayar oleh program seperti uang transport peserta pelatihan, uang saku peserta pelatihan.
• Bersedia menyebarluaskan keterampilan dan praktik yang baik kepada LPTK lain di dalam konsorsium, dan
• Bersedia mengelola “center” pengembangan guru dan sekolah secara berkelanjutan. Dengan komitmen awal yang cukup berkesan ini, diharapkan sebagai lembaga yang berperan dalam menyediakan dan
mengembangkan tenaga guru di Aceh, kedua lembaga ini dapat bekerja sama dengan USAID PRIORITAS dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran kepada para dosen dan mahasiswa demi mutu pendidikan Aceh yang lebih baik dimasa datang.
Dua Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yaitu Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Banda Aceh menyatakan kesiapannya bekersama dengan USAID PRIORITAS untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru pra dan dalam jabatan serta membantu kabupaten/kota di Aceh untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan.
Rektor Unsyiah, Prof.Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, didampingi oleh Pembantu Dekan FKIP bidang kerja sama, Dr. Wildan Abdullah, dan Pembantu Dekan FKIP bidang administrasi dan keuangan, Dra. Sulastri, M. Pd, dalam pertemuan dengan USAID PRIORITAS menyatakan dukungan beliau untuk pelaksanaan program PRIORITAS dalam rangka memperkuat program yang telah dilaksanakan oleh USAID DBE.
Menurutnya, program-program yang akan dilaksanakan PRIORITAS akan mampu memperkuat fungsi FKIP sebagai pelaksana pra-service dan in-pra-service dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya guru pada masa yang akan datang. Rektor Unsyiah dan juga pihak FKIP menyatakan akan komit mendukung program PRIORITAS. Wujud komitmennya antara lain Unsyiah bersedia menyediakan sumber daya manusia untuk mendukung program PRIORITAS, menyetujui dilakukan integrasi antara praktik pengalaman lapangan (PPL) calon guru dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), setuju menetapkan lab school level SD dan SMP, mendukung pembentukan pusat/center untuk melatih guru sesuai dengan kebutuhannya, dan bersedia mengalokasikan dana sharing dalam bentuk in-kind atau dana sesuai kemampuan Unsyiah.
Di tempat terpisah, Rektor IAIN Ar Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, yang didampingi oleh Pembantu Rektor 4, Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA, dan Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr. Muhibbudthawari, MA beserta staff menyatakan komitmennya untuk mendorong/menugaskan dosen Tarbiyah mengikuti semua program USAID PRIORITAS
Koordinator Provinsi Aceh didampingi TTI Spesialist untuk program USAID PRIORITAS Ridwan Ibrahim dan Ismail, berbincang dengan Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah
Rektor IAIN Ar Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, dan jajarannya melakukan pertemuan dengan USAID PRIORITAS di gedung rektorat
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof.Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, didampingi oleh Dekan dan Pembantu Dekan FKIP dalampertemuan dengan USAID PRIORITAS di Unsyiah.
USAID PRIORITAS
?
SERAMOE PRIORITAS
USAID PRIORITAS
Daerah mitra USAID PRIORITAS Perluasan Provinsi mitra USAID PRIORITAS tahun kedua dan ketiga Daerah mitra USAID DBE yang dikembangkan USAID PRIORITAS Daerah mitra USAID PRIORITAS tahun pertama ACEH Banda Aceh Aceh Jaya Aceh Besar Pidie Bireuen Bener Meriah SULSEL NTB NTT PAPUA BANTEN JABAR JATENG JATIM SUMUT Aceh Tengah
8
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012
Didasarkan pada praktik pendidikan yang baik dalam
pengembangan pendidikan di Indonesia, yang meliputi:
Membangun dan memperkuat kapasitas penyedia layanan
setempat (LPTK, pengawas sekolah, fasilitator pelatihan, dll)
untuk memfasilitasi pelaksanaan dan penyebarluasan
praktik pendidikan yang baik.
Memastikan bahwa semua program dan kegiatan
mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah.
Mengunakan pendekatan “pengembangan sekolah secara
menyeluruh” dan mengintegrasikan pengembangan
pembelajaran, manajemen dan tata kelola.
Membangun kemitraan dengan pemerintah daerah dan
masyarakat.
Meningkatkan kapasitas dan cara kerja sistem yang ada,
seperti pengawas, kepala sekolah, kelompok pengembangan
professional (KKG, MGMP, KKKS, KKPS), dan institusi
pendidikan/pelatihan guru.
Menggunakan perangkat data yang ada (seperti Dapodik)
dan instrument/alat untuk membantu menganalisis data
dalam pengembangan kebijakan
Berkoordinasi dan berbagi sumber daya dengan mitra
pembangunan dan program lainnya.
Meningkatkan kualitas
dan relevansi
pembelajaran di
sekolah
Meningkatkan tata
kelola dan manajemen
pendidikan di sekolah
dan kabupaten/kota
Meningkatkan
dukungan koordinasi di
dalam dan antar
sekolah, lembaga
pendidikan/pelatihan
guru dan pemerintah
di semua jenjang
3 KOMPONEN
USAID PRIORITAS
USAID PRIORITAS
adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID,
dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di
Indonesia. USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara
Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini
bekerja di 60 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014, daerah
mitra akan diperluas ke Provinsi Papua dan dua provinsi lain yang akan
ditentukan. USAID PRIORITAS akan bekerjasama dengan 18 LPTK (Lembaga
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk meningkatkan kapasitas dalam
hal peningkatan kualitas program pelatihan/pendidikan guru baik pra maupun
dalam jabatan. Bekerjasama dengan lebih dari 1.400 SD/MI dan SMP/MTs di
60 daerah mitra untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang menjangkau
20.000 guru dan lebih dari 300.000 siswa. Program ini juga bekerjasama
dengan lebih dari 100 kabupaten/kota, termasuk 50 kabupaten/kota yang
sebelumnya terlibat dalam USAID DBE, untuk mendukung diseminasi praktik
yang baik, yang menjangkau sekitar 4000 sekolah, 30.000 guru, tenaga
kependidikan, masyarakat dan 825.000 siswa.
Di Aceh
,
Program ini akan mendukung diseminasi program USAID DBE di
Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Bireuen dan Kab. Aceh
Tengah, serta 2 kabupaten baru yaitu Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Jaya.
Adapun 2 LPTK yang menjadi mitra program ini yaitu Universitas Syiah Kuala
dan IAIN Ar Raniry
“Sebagai orang tua saya percaya bahwa yang terpenting
adalah kita dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi
anak-anak kita semua”
(Scot Marciel, Duta Besar Amerika Serikat)