• Tidak ada hasil yang ditemukan

BILANGAN PECAHAN. Bilangan pecahan adalah bilangan rasional yang dinyatakan dalam bentuk b

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BILANGAN PECAHAN. Bilangan pecahan adalah bilangan rasional yang dinyatakan dalam bentuk b"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

BILANGAN PECAHAN

a. Pengertian Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan rasional yang dinyatakan dalam bentuk

b a

, dengan a bilangan bulat dan b bilangan asli, bilamana a tidak habis dibagi b. Dalam kasus ini a dinamakan pembilang (numerator) dan b dinamakan penyebut (denominator).

b a

adalah bilangan yang jika dikalikan dengan b akan menghasilkan a, ditulis b a

b

a

. Contoh:

1. Tentukan penyebut dan pembilangan dari setiap pecahan berikut ini. a. 9 7 b. y x x  , xy Solusi: a. Pecahan 9 7

, pembilangnya 7 dan penyebutnya 9. b. Pecahan

y x

x

 ,xy; pembilangnya x dan penyebutnya xy.

2. Sebuah ruas garis panjangnya 150 cm. Berapakah panjang dari sepertiga, seperenam, dan tiga perempat dari panjang ruas garis itu?

Solusi:

 Panjang dari sepertiga dari panjang ruas garis itu = 150 3 1

cm = 50 cm.

 Panjang dari seperenam dari panjang ruas garis itu = 150 6 1

cm = 25 cm.

 Panjang dari tida perempat dari panjang ruas garis itu = 150 4 3

cm = 112,5 cm. 3. Tentukan bagian dari sebelas huruf pertama, huruf vokal, dan huruf konsonan pada abjad

latin. Solusi:

Abjad latin adalah a, b, c, …, z yang banyaknya ada 26 buah.

Huruf vokal adalah a, i, u, e, dan o yang banyaknya ada 5 buah, sehingga huruf konsonan (huruf mati) ada 26 – 5 = 21 buah.

Huruf vocal adalah a, i, u, e, dan o yang banyaknya ada 5 buah.

 Bagian dari sebelas huruf pertama pada abjad latin = 26 11

.

 Bagian dari huruf vokal pada abjad latin = 26

5 .

 Bagian dari huruf konsonan pada abjad latin = 26 21 . b. Jenis-jenis Bilangan Pecahan

Jenis-jenis bilangan pecahan adalah pecahan murni, pecahan tidak murni, pecahan campuran, pecahan senilai, pecahan decimal, pecahan persen, dan pecahan permil.

(2)

2 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Misalnya

b a

, dengan b0adalah suatu pecahan. 1) Jika a < b, maka pecahan

b a

dinamakan pecahan murni (pecahan sejati). Misalnya 5 1 , 3 2 , 37 17 , dan sebagainya. 2) Jika a > b, maka pecahan

b a

dinamakan pecahan tidak murni (pecahan tidak sejati). Misalnya 5 9 , 2 3 , 11 23 , dan sebagainya. 3) Jika pecahan tidak murni

b a

diuraikan menjadi bentuk pecahan

b d c , dengan c bilangan bulat dan b d

pecahan murni, maka pecahan

b d

c dinamakan pecahan campuran.

Misalanya 5 4 1 5 9 , 2 1 6 2 13 , 11 1 2 11 23 , dan sebagainya. 2. Pecahan Senilai

Pecahan senilai adalah pecahan yang mempunyai nilai sama. Misalnya 2 1 , 4 2

,

6 3

, dan

10 5

adalah pecahan-pecahan senilai, karena

10 5 6 3 4 2 2 1 .

Pecahan-pecahan senilai dapat diperoleh dengan cara mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut masing-masing dengan bilangan yang sama, asalkan bilangan itu bukan nol. Untuk sebarang pecahan

b a

, dengan b0berlaku hubungan:

c b c a b a    atau c b c a b a : :  , dengan c0 Contoh:

Carilah dua buah pecahan senilai sebarang dari

a. 7 2

dengan mengalikan pembilang dan penyebut masing-masing dengan bilangan yang sama.

b. 108

72

dengan membagi pembilang dan penyebut masing-masing dengan bilangan yang sama. Solusi: a. 14 4 2 7 2 2 7 2    dan 35 10 5 7 5 2 7 2    b. 36 24 3 : 108 3 : 72 108 72 dan 3 2 36 : 108 36 : 72 108 72 3. Menyederhanakan Pecahan

Cara menyederhanakan pecahan, yaitu mengubah suatu pecahan menjadi pecahan lain yang senilai, yang pembilang dan penyebutnya tidak lagi mempunyai faktor persekutuan selain 1. Pecahan

b a

, dengan b0dapat disederhanakan dengan cara membagi pembilang dan penyebut pecahan itu masing-masing dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari a

dan b yang sama. Contoh:

(3)

3 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

1. Sederhanakanlah pecahan 300 75 dan 288 216 . Solusi:  6 5 15 : 90 15 : 75 90 75 

 (15 adalah KPK dari 75 dan 90)

 4 3 72 : 288 72 : 216 288 216

(72 adalah KPK dari 216 dan 288)

2. Berapa bagian dari satu jamkah waktu-waktu berikut? Nayatakan hasilnya dalam bentuk yang sederhana.

a. 15 menit b. 48 menit c. 1.400 detik Solusi:

a. Bagian waktu 15 menit dari satu jam =

4 1 60 15 jam 1 menit 15

b. Bagian waktu 48 menit dari satu jam =

5 4 60 48 jam 1 menit 48

c. Bagian waktu 1.400 detik dari satu jam =

18 7 600 . 3 400 . 1 jam 1 detik 1.400 4. Desimal

Desimal adalah suatu pecahan yang penyebutnya merupakan perpangkatan dari bilangan 10. Pada penulisan bentuk desimal, bagian bilangan pecahan campuran yang bulat dan yang tidak bulat (pecah) dipisahkan dengan tanda koma; bagian yang bulat diletakkan di depan koma dan bagian yang pecah diletakkan di belakang koma. Jika bilangannya pecahan murni, maka bilangan yang diletakkan di depan koma adalah nol.

Misalnya b,pqrs adalah bilangan desimal. Lambang bilangan desimal ini mempunyai arti sebagai berikut. Contoh: 1. 5 3 10 6 10 6 0 6 , 0     2. 4 1 7 100 25 7 100 5 100 20 7 100 5 10 2 7 25 , 7         atau 4 1 7 100 25 7 25 , 7   5. Persen

Kata persen berasal dari kata per cent artinya perseratus. Jadi, pecahan persen adalah suatu pecahan yang penyebutnya seratus atau pecahan per seratus. Persen dilambangkan oleh %.

100 % x x  (dibaca: x persen) Contoh: 1. 20 3 100 15 % 15   2. 5 1 1 5 6 100 120 % 120   

b, p q r s =

10000 1000 100 10 s r q p b    10000 pqrs b  10 p

b

100 q 1000 r 10000 s

(4)

4 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

II. Permil

Kata permil artinya per seribu. Jadi, pecahan permil adalah suatu pecahan yang penyebutnya seribu atau pecahan per seribu. Permil dilambangkan oleh o/oo.

1000 /oo o x x  (dibaca: x permil) Contoh: 1. 200 3 1000 15 / 15ooo   2. 4 1 1000 250 % 250  

b. Mengubah Jenis Pecahan ke Jenis yang Lain

1. Mengubah Pecahan Tidak Murni Menjadi Pecahan Campuran dan Sebaliknya 1) Mengubah Pecahan Tidak Murni Menjadi Pecahan Campuran

Ada dua strategi mengubah pecahan tidak murni menjadi pecahan campuran.

1. Melakukan pembagian antara pembilang dan penyebut pecahan akan diperoleh hasil dan sisa. b d c d c b a sisa

2. Menguraikan pecahan itu menjadi dua bagian, sehingga bagian pertama akan menghasilkan bilangan bulat dan bagian yang lain akan menghasilkan bilangan pecahan murni. b d b x b a

(dengan x kelipatan b dan d = ax) Contoh:

Ubahlah pecahan 6 29

menjadi pecahan campuran. Solusi: Strategi 1: 6 5 4 5 sisa 4 6 29   Strategi 2: 6 5 4 6 5 4 6 5 6 24 6 29

2) Mengubah Pecahan Campuran Menjadi Pecahan Tidak Murni Pecahan campuran dapat diubah menjadi pecahan tidak murni.

b d c b b d c    Contoh: 1. Ubahlah pecahan 8 7

2 menjadi pecahan tidak murni. Solusi: 8 23 8 7 8 2 8 7 2    

2. Gigih mendapat uang saku Rp 8.000,00 per bulan.Berapakah uang sakunya jika mendapat tambahan

5 1

bagian? Solusi:

Uang saku Gigih jika mendapat tambahan

5 1 bagian menjadi 8.000,00 Rp 5 1 1        

(5)

5 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

8.000,00 Rp 5 1 1   8.000,00 Rp 5 6  = Rp 9.600,00 2. Mengubah Pecahan ke Desimal dan Sebaliknya

1) Mengubah Pecahan ke Desimal

 Untuk pecahan yang penyebutnya 10 atau perpangkatan dari 10, pengubahan ke bentuk desimal dapat dilakukan secara langsung. Pada pecahan decimal itu, banyaknya angka di belakang koma sama dengan banyaknya nol pada penyebut pecahan semula.

Contoh:

Ubahlah pecahan-pecahan berikut ini ke bentuk desimal. a. 10 1 3 b. 100 17 5 c. 1000 827 29 . Solusi: a. 3,1 10 1 3  b. 5,17 100 17 5  c. 29,827 1000 827 29 

 Untuk pecahan yang penyebutnya bukan 10 atau perpangkatan dari 10, penyebut pecahan itu diubah terlebih dahulu menjadi 10 atau perpangkatan dari 10. Tetapi jika penyebutnya tidak dapat diubah, dilakukan pembagian biasa.

Contoh:

Ubahlah setiap pecahan berikut ini ke desimal. a. 2 1 b. 25 16 c. 8 7 d. 6 19 Solusi: a. 0,5 10 5 5 2 5 1 2 1    b. 0,64 100 64 4 25 4 16 25 16    c.

2) Mengubah Desimal ke Pecahan Desimal dapat diubah ke pecahan.

10000 ,pqrs b pqrs

b

Contoh:

Ubahlah desimal berikut ini.

a. 9,75 b. 0,00125. Solusi: a. 4 3 9 100 75 9 75 , 9   b. 800 1 100000 125 00125 , 0  

3. Mengubah Pecahan ke Persen dan Sebaliknya 0,875

8 7,000

0 70 64 60 56 40 40 0 Jadi, 0,785 8 7  d. 3,166…

6 19,000

18 10 6 40 36 40 36 4 Jadi, 3,166... 6 19

(6)

6 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

1) Mengubah Pecahan ke Persen

Ada dua strategi untuk mengubah pecahan ke persen, yaitu: 1. Mengubah penyebutnya menjadi 100.

%

100 x

x

Contoh:

Ubahlah setiap pecahan berikut ini ke dalam persen. a. 4 3 b. 8 5 1 Solusi: a. 75% 100 75 25 4 25 3 4 3    b. 162,5% 100 5 , 162 5 , 12 8 5 , 12 13 8 5 1      2. Mengalikan pecahan itu dengan 100%.

Pecahan

b a

, dengan b0 dalam persen adalah 100%

b a . Jadi,  100% b a b a . Ubahlah setiap pecahan berikut ini ke dalam persen.

a. 5 2 b. 4 3 2 Solusi: a. 100% 40% 5 2 5 2    b. 100% 275% 4 11 4 3 2   

2) Mengubah Persen ke Pecahan

Bentuk x% dalam pecahan dinyatakan sebagai 100 x . Jadi, 100 % x x  . Contoh:

1. Ubahlah persen berikut ini ke dalam pecahan. a. 80% b. % 3 1 33 Solusi: a. 5 4 100 80 % 80   b. 3 1 100 1 3 100 100 3 100 100 3 1 33 % 3 1 33     

2. Carilah nilai 25% dari 800 liter. Solusi:

Nilai 25% dari 800 liter = 25% × 800 liter = 800 100

25

liter = 200 liter.

3. Uang saku Yuda naik 20% setiap semester. Jika uang sakunya pada semester pertama Rp 5.000,00, berapakah uang sakunya pada semester kedua?

Solusi:

Uang saku Yuda pada semester kedua =

120%

Rp5.000,00 5.000,00 Rp 100 0 2 1         5.000,00 Rp 100 120   = Rp 6.000,00 4. Mengubah Pecahan ke Permil dan Sebaliknya

(7)

7 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

1) Mengubah Pecahan ke Permil

Ada dua strategi untuk mengubah pecahan ke permil, yaitu: 1. Mengubah penyebutnya menjadi 1000.

o/oo

1000 x

x

Contoh:

Ubahlah setiap pecahan berikut ini ke dalam permil. a. 5 3 b. 125 9 Solusi: a. 600o/oo 1000 600 200 5 200 3 5 3    b. 72o/oo 1000 72 8 125 8 9 125 9   

2. Mengalikan pecahan yang bersangkutan dengan 1000o/oo.

Pecahan

b a

, dengan b0 dalam persen adalah 1000o/oo

b a . Jadi,  1000o/oo b a b a . Contoh:

Ubahlah setiap pecahan berikut ini ke dalam permil. a. 8 7 b. 25 16 1 Solusi: a. 1000o/oo 875o/oo 8 7 8 7 b. 1000o/oo 1640o/oo 25 41 25 16 1   

2) Mengubah Permil ke Pecahan

Bentuk permil xo/oodalam pecahan dinyatakan sebagai

1000 x . Jadi, 1000 /oo o x x  . Contoh:

1. Ubahlah setiap permil berikut ini dalam pecahan. a. 375o/oo b. o/oo 3 1 333 Solusi: a. 8 3 1000 375 / 375o oo   b. 3 1 1000 3 1000 1000 3 1000 1000 3 1 333 / 3 1 333 o oo     

2. Jumlah penduduk di suatu daerah adalah 188.000 jiwa. Dari jumlah itu 640o/ooadalah

dewasa dan 120o/oo adalah balita. Berapa jumlah penduduk dewasa dan balita di

daerah itu? Solusi:

Jumlah penduduk dewasa 640o/oo188.000jiwa 188.000

1000

640

 jiwa

= 120.320 jiwa

(8)

8 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

188.000 1000 120  jiwa = 22.560 jiwa b. Mengurutkan Bilangan Rasional

Misalnya a, b, c, dan k adalah bilangan-bilangan positif, maka berlaku: 1. kb ka b a (pecahan senilai) 2. b c b a  , jika a > c. 3. b c b a , jika a < c. Aturan 1:

Jika pembilang dan penyebut suatu pecahan bertambah naik dengan nilai konstan, maka pecahan yang terakhir adalah yang terbesar.

Contoh: 1. Diberikan pecahan-pecahan 3 2 , 4 3 , dan 5 4

. Pecahan yangmana yang terbesar? Solusi: Strategi 1: 60 40 3 2  , 60 45 4 3  , dan 60 48 5 4  60 48 60 45 60 40 atau 5 8 4 3 3 2

Jadi, pecahan yang terbesar itu adalah 5 4 . Strategi 2:

Kita lihat bahwa pembilang dan penyebut pecahan-pecahan itu bertambah 1, dengan demikian pecahan yang terakhir, yaitu

5 4

adalah pecahan yang terbesar. 2. Diberikan pecahan-pecahan 5 3 , 7 5 , dan 9 7

. Pecahan yangmana yang terbesar? Solusi:

Kita lihat bahwa pembilang dan penyebut pecahan-pecahan itu bertambah 2, dengan demikian pecahan yang terakhir, yaitu

9 7

adalah pecahan yang terbesar. 3. Diberikan pecahan-pecahan 6 1 , 7 4 , dan 8 7

. Pecahan yangmana yang terbesar? Solusi:

Kita lihat bahwa pembilang bertambah 3 dan penyebut bertambah dengan 1, dengan demikian pecahan yang terakhir, yaitu

8 7

adalah pecahan yang terbesar. Berdasarkan uraian di atas dapat digeralisasikan bahwa:

Dalam kelompok pecahan

ny b nx a y b x a y b x a y b x a b a         ,..., 3 3 , 2 2 , , Pecahan ny b nx a  

adalah pecahan yang terbesar, dengan x = y atau x > y. Contoh:

(9)

9 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

1. Diberikan pecahan-pecahan 5 1 , 9 2 , 14 3 , dan 18 4

. Pecahan yangmana yang terbesar? Solusi:

Kita lihat bahwa pembilang bertambah 1 dan penyebut bertambah dengan 4, dengan demikian pecahan yang terakhir, yaitu

18 4

adalah pecahan yang terbesar. 2. Diberikan pecahan-pecahan 9 2 , 17 4 , dan 25 6

. Pecahan yangmana yang terbesar? Solusi:

Kita lihat bahwa pembilang bertambah 2 dan penyebut bertambah dengan 8, dengan demikian pecahan yang terakhir, yaitu

25 6

adalah pecahan yang terkecil. Catatan:

Dari dua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa jika a < b, maka aturan di atas tidak dapat diaplikasikan. Maka dari itu digunakan metode sebagai berikut.

 Aturan di atas dapat digunakan jika:

Pecahanpertama npenyebut Pertambaha npembilang Pertambaha   Tetapi jika Pecahanpertama npenyebut Pertambaha npembilang Pertambaha

Maka pecahan yang terakhir dalah pecahan yang terkecil.

 Jika Pecahanpertama

npenyebut Pertambaha

npembilang

Pertambaha

Maka semua nilai sama. Aturan 2:

Pecahan yang pembilangnya setelah dikali silang memberikan nilai terbesar adalah pecahan terbesar.

Contoh:

1. Manakah yang terbesar 8 3 atau 7 2 ? Solusi:

Langkah 1: Kalikan silang dua pecahan yang diberikan.

Kita memperoleh 3 × 7 = 21 dan 2 × 8 = 16

Langkah 2: Karena 21 > 16 dan nilai terbesar mempuyai pembilang 3 yang terikat dengannya, maka

8 3

adalah pecahan terbesar. 2. Manakah yang terbesar

12 11 atau 22 19 ? Solusi: Langkah 1: 11 × 22 > 12 × 19

Langkah 2: Karena nilai terbesar mempunyai pembilang 11 yang terikat dengannya, maka 12

11

adalah pecahan terbesar. 8

3

7 2

(10)

10 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

3. Manakah yang terbesar

19 15 atau 25 22 ? Solusi: Langkah 1: 15 × 25 < 22 × 19 Langkah 2: 25 22

adalah pecahan terbesar.

c. Menggambar Bilangan Rasional pada Garis Bilangan

Bilangan pecahan dapat digambarkan pada garis bilangan dengan diwakili oleh titik yang terletak di antara dua bilangan bulat. Untuk setiap pecahan positif

b a

mempunyai pasangan bilangan negatif b a  . Misalnya 7 3 lawannya 7 3  , 5 4 2 lawannya 5 4 2  , dan sebagainya.

Jika a dan b adalah bilangan-bilangan rasional, maka hubungan antara a dan b dapat dilihat dari letak titik yang mewakili a dan b pada garis bilangan.

1. a < b, jika titik a ada di sebelah kiri titik b. 2. a > b, jika titik a ada di sebelah kanan titik b. 3. a = b, jika titik a berimpit dengan titik b. Contoh: 1. Urutkan pecahan-pecahan 2 1 , 4 3 , dan 6 5

, kemudian gambarlah pada garis bilangan. Solusi:

Strategi 1:

KPK dari penyebut-penyebutnya 2, 4, dan 6 adalah 12. Pecahan-pecahan 2 1 , 6 5 , dan 4 3

senilai dengan pecahan-pecahan 12 6 , 12 10 , dan 12 9 . 12 10 12 9 12 6   atau 6 5 4 3 2 1   Pecahan-pecahan 2 1 , 6 5 , dan 4 3

digambarkan pada garis bilangan sebegai berikut.

Strategi 2: 5 , 0 2 1  ; 0,83 6 5  , dan 0,75 4 3  Jelaslah 6 5 4 3 2 1 . 4. Urutkan pecahan-pecahan 8 3  , 5 3  , dan 3 1

 , kemudian gambarlah pada garis bilangan. Solusi:

Strategi 1:

KPK dari penyebut-penyebutnya 8, 5, dan 3 dalah 120. Pecahan-pecahan 8 3  , 5 3  , dan 3 1  senilai dengan pecahan-pecahan

120 45  , 120 72  , dan 120 10  .

a

b

a < b

b

a

a > b

a = b

2 1 4 3 6 5 0 1

(11)

11 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

120 72 120 45 120 10  atau 5 3 8 3 3 1  Pecahan-pecahan 8 3  , 5 3  , dan 3 1

 digambarkan pada garis bilangan sebegai berikut.

Strategi 2: 375 , 0 8 3    ; 0,6 5 3    , dan 0,33 3 1    Jelaslah bahwa 5 3 8 3 3 1  .

5. Susunlah barisan setiap bilangan 3 2 , 5 4  , 8 5  , dan 9 8

dengan urutan naik, kemudian sisipkan notasi ketidaksamaan < pada tempatnya.

Solusi: Strategi 1:

KPK dari penyebut-penyebutnya 3, 5, 8, dan 9 adalah 360. Pecahan-pecahan 3 2 , 5 4  , 8 5  , dan 9 8

senilai dengan pecahan-pecahan 360 240 , 360 288  , 360 225  , dan 360 320 .

Susunan dalam urutan naik empat bilangan itu 360 288  , 360 225 

,

360 240

, dan

360 320

yang sama

artinya dengan urutan naik empat bilangan semula

5 4  , 8 5 

,

3 2 , dan 9 8 .

Dengan menyisipkan notasi ketidaksamaan < pada keempat bilangan itu, diperoleh pernyataan 5 4  < 8 5 

<

3 2 < 9 8 . Strategi 2: 67 , 0 3 2 , 0,8 5 4  , 0,625 8 5  , dan 0,89 9 8 Jelaslah bahwa 5 4  < 8 5 

<

3 2 < 9 8 .

d. Menentukan Pecahan yang Nilainya di antara Dua Pecahan

Strategi yang digunakan untuk menentukan pecahan yang nilainya di antara dua pecahan adalah sebagai berikut.

1. Jika kedua pecahan mempunyai penyebut yang sama, maka pecahan yang terletak di antara keduanya mempunyai pembilang yang terletak di antara kedua pembilang pecahan itu, dengan penyebutnya sama dengan penyebut kedua pecahan itu. Jika belum ditemukan bilangan cacah yang terletak di antara pembilang kedua pecahan itu, maka kedua pecahan itu diubah menjadi pecahan yang masing-masing senilai dengan pecahan semula, sampai ditemukannya bilangan yang diminta.

Contoh:

Tentukan sebuah pecahan yang terletak di antara dua pecahan berikut ini. a. 5 2 dan 5 4 b. 8 6 dan 8 7 Solusi: 3 1  5 3  8 3  1 0

(12)

12 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

a. Sebuah pecahan yang terletak di antara

5 2 dan 5 4 adalah 5 3 .

b. Karena belum ditemukan sebuah pecahan yang terletak di antara kedua pecahan 8 6

dan

8 7

, maka kalikan pembilang dan penyebutnya masing-masing dengan 2, sehingga diperoleh 2 8 2 7 .... 2 8 2 6     16 14 .... 16 12

Perhatikan di antara kedua pecahan

16 14 dan 16 12

ada sebuah pecahan, yaitu 16 13 . Jadi, sebuah pecahan yang terletak di antara

8 6 dan 8 7 adalah 16 13 .

2. Jika kedua pecahan penyebutnya belum sama, maka kedua pecahan itu diubah dahulu menjadi pecahan-pecahan yang senilai dengan pecahannya semula, yang keduanya mempunyai penyebut yang sama. Untuk menentukan pecahan yang terletak di antara kedua pecahan itu, digunakan cara yang serupa seperti pada butir 1.

Contoh:

a. Carilah dua buah pecahan yang dapat disisipkan di antara 4 3 dan 6 5 . b. Carilah lima buah pecahan yang dapat disisipkan di antara

7 5 dan 1. Solusi: a. 6 5 .... 4 3 (diketahui) 2 6 2 5 .... 3 4 3 3      12 10 .... 12 9

(belum ditemukan pecahan yang diminta)

2 12 2 10 .... 2 12 2 9     24 20 .... 24 18

(ditemukan sebuah pecahan yang terletak antara kedua pecahan itu, yaitu

24 19 ) 3 12 3 10 .... 3 12 3 9     36 30 .... 36 27

(ditemukan dua buah pecahan yang terletak antara kedua pecahan itu , yaitu

36 29 dan 36 28 )

Jadi, dua buah pecahan yang dapat disisipkan terletak di antara 4 3 dan 6 5 adalah 36 29 dan 36 28 . b. ....1 7 5 (diketahui) 7 1 7 1 .... 1 7 1 5      7 7 .... 7 5

(13)

13 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

2 7 2 7 .... 2 7 2 5     14 14 .... 14 10

(ditemukan tiga buah pecahan antara kedua pecahan itu, yaitu

14 11 , 14 12 , dan 14 13 . 3 7 3 7 .... 3 7 3 5     21 21 .... 21 15

(ditemukan lima buah pecahan antara kedua pecahan itu, yaitu

21 16 , 21 17 , 21 18 , 21 19 ,dan 21 20 .

Jadi, lima buah pecahan yang dapat disisipkan terletak di antara 7 5 dan 1 adalah 21 16 , 21 17 , 21 18 , 21 19 ,dan 21 20 . e. Operasi Hitung pada Pecahan

Operasi hitung pada bilangan pecahan meliputi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian antarpecahan dan bilangan bulat. Berkaitan dengan hal itu, kita harus memahami cara menyatakan bilangan bulat dalam bentuk pecahan.

Bilangan bulat a dapat dinyatakan sebagai pecahan

k ka

, dengan k0dan k adalah bilangan real. Contoh: 3 dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan sebagai ...

3 9 2 6 1 3

1. Operasi Penjumlahan pada Pecahan

1) Penjumlahan Pecahan dengan Penyebut Sama

Hasil penjumlahan dua pecahan atau lebih yang mempunyai penyebut sama diperoleh dengan menjumlahkan semua pembilang pecahan yang bersangkutan, sedangkan penyebutnya tetap. b c a b c b a  , b0 Contoh: Hitunglah a. 8 5 8 1 b. 12 2 12 11 12 5 Solusi: a. 4 3 8 6 8 5 1 8 5 8 1 b. 2 1 1 12 6 1 12 18 12 2 11 5 12 2 12 11 12 5  

2) Penjumlahan Pecahan dengan Penyebut Tidak Sama

Untuk menjumlahkan pecahan-pecahan yang penyebutnya tidak sama, maka terlebih dahulu penyebutnya disamakan dengan menggunakan KPK dari

penyebut-penyebutnya. Setelah penyebut-penyebutnya sama jumlahkanlah

pembilngan-pembilangnya. bd c b d a d c b a      , b0 dan d 0 Contoh: 1. Hitunglah a. 12 5 9 1 b. 3 2 6 1 8 5 Solusi:

(14)

14 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

a. 36 19 36 15 4 36 15 36 4 12 5 9 1

(36 adalah KPK dari peyebutnya) atau 36 19 108 57 108 45 12 12 9 9 5 12 1 12 5 9 1       b. 24 11 1 24 35 24 16 4 15 24 16 24 4 24 15 3 2 6 1 8 5   (24 adalah KPK dari penyebutnya) atau 24 35 144 210 144 96 24 90 3 6 8 6 8 2 3 8 1 3 6 5 3 2 6 1 8 5                24 11 1 

2. Mathman mempunyai seutas tali. Dia memberikan sebagian talinya kepada kawannya Boy dan Legimin. Boy mendapat

5 2

nya dan Legimin mendapat 4 1

nya. Berapa bagian talinya yang diberikan kepada kedua kawannya itu?

Solusi:

Talinya yang diberikan kepada kedua kawannya itu

4 5 5 1 4 2 4 1 5 2       20 5 8  20 13  .

3) Penjumlahan Pecahan dengan Bilangan Bulat

d c a d c a   d c b a d c b a (  ) Contoh: Hitunglah a. 8 5 6 b. 3 2 5 2 Solusi: a. Strategi 1: 8 5 6 8 53 8 5 48 8 5 8 8 6 8 5 6        atau 8 5 6 8 53 8 5 8 6 8 5 6      Strategi 2: 8 5 6 8 5 6  b. Strategi 1: 3 2 7 3 23 3 17 6 3 17 3 3 2 3 2 5 2        atau 3 2 7 3 23 3 17 6 3 17 3 2 3 17 2 3 2 5 2          Strategi 2: 3 2 7 3 2 ) 5 2 ( 3 2 5 2    

4) Penjumlahan Pecahan Campuran

d c p b a d c b d p a  (  )   qd qc pd b a d c q p b a d c b q p a               ( ) ( ) Contoh:

(15)

15 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Hitunglah a. 8 1 2 8 3 1  b. 3 2 5 3 7 c. 4 1 10 5 4 3  d. 8 35 7 2 1 9  Solusi: a. Strategi 1: 2 1 3 2 7 8 28 8 17 8 11 8 1 2 8 3 1       Strategi 2: 2 1 3 8 4 3 8 1 3 ) 2 1 ( 8 1 2 8 3 1         b. Strategi 1: 8 3 24 3 17 7 3 17 3 7 3 2 5 3 7 Strategi 2: 7 1 8 3 2 1 ) 5 2 ( 3 2 5 3 1 2 3 2 5 3 7 c. Strategi 1: 4 5 5 41 4 5 4 19 4 41 5 19 4 1 10 5 4 3          20 1 14 20 281 20 205 76 Strategi 2:                        4 5 1 5 4 4 13 4 1 5 4 ) 10 3 ( 4 1 10 5 4 3 20 1 14 20 1 1 13 20 21 13     d. Strategi 1: 8 7 7 35 8 7 8 9 8 7 8 7 9 8 35 7 9 9 8 35 7 2 1 9                56 37 14 56 821 56 245 72 504  Strategi 2: 8 7 3 7 8 2 14 8 3 7 2 ) 4 1 9 ( 8 3 4 7 2 1 9 8 35 7 2 1 9                       56 37 14 56 37 14  

2. Sifat-sifat Penjumlahan antar Pecahan

Dalam operasi penjumlahan pecahan berlaku sifat-sifat sebagai berikut. 1. Sifat komutatif: b a b c b c b a 2. Sifat asosiatif:                  f e d c b a f e d c b a Contoh: a. Periksalah apakah 5 2 3 7 6 7 6 5 2 3    ? Berilah komentarmu! b. Periksalah apakah 4 1 3 2 6 5        =         4 1 3 2 6 5 ? Berilah komentarmu! Solusi: a. 35 9 4 35 149 35 30 119 7 6 5 17 7 6 5 2 3        35 9 4 35 149 35 119 30 5 17 7 6 5 2 3 7 6 Jelaslah bahwa 5 2 3 7 6 7 6 5 2 3    .

Jadi, dalam operasi penjumlahan pecahan berlaku sifat komutatif. b. 4 3 1 4 7 36 63 36 9 1 2 27 4 1 18 27 4 1 18 12 15 4 1 3 2 6 5          

(16)

16 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

4 3 1 4 7 12 21 12 11 10 12 11 6 5 12 3 8 6 5 4 1 3 2 6 5         Jelaslah bahwa 4 1 3 2 6 5        =         4 1 3 2 6 5 .

Jadi, dalam operasi penjumlahan pecahan berlaku sifat asosiatif. 3. Operasi Pengurangan pada Pecahan

1) Pengurangan Pecahan dengan Penyebut Sama

Hasil pengurangan pecahan yang mempunyai penyebut sama diperoleh dengan mengurangkan pembilang pecahan yang bersangkutan, sedangkan penyebutnya tetap.

b c a b c b a b c b a  , b0 Contoh: Hitunglah a. 9 5 9 8 b. 12 7 12 5 Solusi: a. 3 1 9 3 9 5 8 9 5 9 8 b. 6 1 12 2 12 7 5 12 7 12 5

2) Pengurangan Pecahan dengan Penyebut Tidak Sama

Untuk mengurangkan pecahan-pecahan yang penyebutnya tidak sama, terlebih dahulu penyebutnya disamakan dengan menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya, setelah penyebut-penyebutnya sama kurangkan pembilang pecahan itu.

bd c b d a bd c b d a d c b a d c b a   ( )    , b0 dan d0 Contoh: 1. Hitunglah a. 3 2 6 5 b. 15 14 8 7 Solusi: a. 6 1 6 4 6 5 3 2 6 5 atau 6 1 18 3 18 12 15 3 6 6 2 3 5 3 2 6 5       b. 120 7 120 7 120 112 105 15 8 8 14 15 7 15 14 8 7      

2. Di dalam sebuah kotak, 8 3

dari isinya adalah klereng berwarna kuning, dan 4 1

nya kelereng berwarna hijau, dan sisanya kelereng berwarna putih. Berapa bagian jumlah kelereng berwarna hijau dalam kotak itu.

Solusi:

Jumlah kelereng berwarna hijau dalam kotak =

8 2 3 8 4 1 8 3 1     8 3  bagian. 3. Di dalam sebuah kotak terdapat

12 5

bola kuning dan 6 1

adalah bola hijau. Jika 3 2

dari bola yang terdapat di dalam kotak adalah bola kuning, hijau, dan putih, berapa bagian yang merupakan bola putih?

Solusi:

Jumlah bola berwarna putih dalam kotak

12 2 5 8 6 1 12 5 3 2       12 1  bagian.

(17)

17 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

4. Mathman mempunyai seutas tali. Dia memberikan sebagian talinya kepada kawannya Boy dan Legimin. Boy mendapat

8 5

nya dan Legimin mendapat 5 3

nya. Siapakah yang mendapat tali terpanjang? Hitunglah kelebihan panjang tali itu?

Solusi: 40 1 40 24 25 5 8 8 3 5 5 5 3 8 5      

Jadi, Boy mendapat bagian tali lebih panjang dari pada Legimin, dengan kelebihan panjang talinya adalah

40 1

bagian.

3) Pengurangan Pecahan dengan Bilangan Bulat d c d a d c a    , d 0  d c d b a d c b a d c b a (  ) (  )  , d 0  d a d c a d c   , d 0  d c d a b d c a b a d c b  (  ) (  )  , d 0 Contoh: Hitunglah a. 7 3 2 b. 4 15 11 c. 4 3 8 12 d. 4 6 35 Solusi: a. 7 4 1 7 11 7 3 14 7 3 7 7 2 7 3 2        atau 7 4 1 7 11 7 3 14 7 3 7 2 7 3 2        b. 15 4 3 15 49 15 60 11 15 15 4 15 11 4 15 11 atau 15 4 3 15 49 15 60 11 15 15 4 11 4 15 11   c. 4 1 3 4 13 4 35 48 4 35 4 12 4 35 12 4 3 8 12          atau 4 1 3 4 13 4 3 16 4 3 4 4 4 3 4 4 3 ) 8 12 ( 4 3 8 12             d. 6 5 1 6 11 6 24 35 6 6 4 35 4 6 35   atau 6 5 1 6 5 ) 4 5 ( 4 6 5 5 4 6 35 atau 6 5 1 6 5 ) 4 5 ( 4 6 5 5 4 6 35

4) Pengurangan Pecahan Campuran

d c p b a d c b d p a  (  )  , d 0  qd qc pd b a d c q p b a d c b q p a               ( ) ( ) , d 0 dan q  0 Contoh: Hitunglah a. 5 4 2 5 3 7  b. 6 5 5 4 1 3  Solusi: a. Strategi 1: 5 4 4 5 24 5 14 5 38 5 4 2 5 3 7     

(18)

18 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Strategi 2: 5 4 4 5 1 5 5 4 5 3 ) 2 7 ( 5 4 2 5 3 7               b. Strategi 1: 12 7 2 12 31 12 2 35 3 13 6 35 4 13 6 5 5 4 1 3          Strategi 2: 12 7 2 12 7 2 12 2 5 3 1 2 6 5 4 1 ) 5 3 ( 6 5 5 4 1 3                   

Dalam operasi pengurangan pada pecahan tidak berlaku sifat komutatif dan sifat asosiatif. Contoh: 1. Hitunglah a. Periksalah apakah 4 3 2 6 1 6 1 4 3 2    ? Berilah komentarmu! b. Periksalah apakah 6 5 4 3 8 5 2                6 5 4 3 8 5 2 ? Berilah komentarmu! Solusi: a. 24 5 1 24 29 24 4 33 6 1 8 11 6 1 4 3 2        24 5 1 24 29 24 33 4 8 11 6 1 4 3 2 6 1 Jelaslah bahawa 4 3 2 6 1 6 1 4 3 2    .

Jadi, dalam operasi pengurangan pada pecahan tidak berlaku sifat komutatif. b. 24 1 1 24 25 24 20 45 6 5 8 6 21 6 5 4 3 8 21 6 5 4 3 8 5 2                            24 17 2 24 65 24 2 63 12 1 8 21 12 1 8 21 12 10 9 8 21 6 5 4 3 8 5 2                                Jelaslah bahwa                 6 5 4 3 8 5 2 6 5 4 3 8 5 2

.

Jadi, dalam operasi pengurangan pada pecahan tidak berlaku sifat asosiatif.

2. Seorang ayah menghibahkan sebidang tanah kepada 3 orang anaknya. Anak sulung menerima

5 2

bagian, anak kedua menerima 3 1

bagian, dan anak ketiga menerima sisanya. Jika anak ketiga menerima 8 hektar, tentukan berapa hektar tanah yang diterima anak sulung dan anak kedua?

Solusi:

Anak ketiga menerima 

        3 1 5 2 1 15 4 15 11 15 15 5 6 1      bagian = 8 hektar

Luas tanah yang dibuahkan Ayah 8 30

4

15

 hektar

Anak sulung menerima 30 12

5

2

 hektar

Anak sulung menerima 30 10

3 1  hektar 3. Hitunglah a. 12 11 1 8 1 3 6 5 3 2 2    b. 8 15 16 7 12 5 9 8 Solusi:

(19)

19 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

a.              12 11 8 1 6 5 3 2 ) 1 3 2 ( 12 11 1 8 1 3 6 5 3 2 2                24 2 11 3 1 4 5 8 2 4            24 22 3 20 16 4 24 25 4  24 25 96  24 23 2 24 71  b. 144 18 15 9 7 12 5 16 8 8 15 16 7 12 5 9 8        144 139 144 270 63 60 128  

4. Carilah angka yang hilang yang ditandai dengan tanda * (tanda bintang) dalam persamaan * 6 * * 2 16 1 * * 6 1 10   . Solusi:

Penyebut pada pecahan campuran pertama dan penyebut pada pecahan campuran ketiga adalah enampuluhan, yang harus merupakan perkalian dari 17 (yaitu: 16 × 4 = 64). Maka dari itu persamaan menjadi:

64 * * 2 16 1 * 64 1 10   64 * * 2 16 1 64 1 ) * 10 (          Karena 16 1 64 1 , maka 64 1

akan meminjam 1 dari 10, sehingga

64 * * 2 16 1 64 65 ) * 9 (          64 * * 2 64 61 ) * 9 (     64 * * 2 64 61 ) 7 9 (     64 * * 2 64 61 2   64 * * 2 64 61 2  

Dengan demikian, persamaan itu menjadi

64 61 2 16 1 7 64 1 10   .

5. Operasi Perkalian pada Pecahan 1) Perkalian Pecahan Murni

Hasil kali pecahan diperoleh dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

d b c a d c b a     Contoh: Hitunglah a. 17 7 5 3 b. 25 18 8 5 Solusi: a. 85 21 17 5 7 3 17 7 5 3    

(20)

20 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

b. Strategi 1: 20 9 200 90 25 8 18 5 25 18 8 5     Strategi 2: 20 9 5 4 9 1 5 9 4 1 25 18 8 5     

 (5 dan 25; 18 dan 8 disederhanakan)

2) Perkalian Pecahan Campuran

Jika perkalian pecahan campuran, maka pecahan campuran diubah dahulu ke pecahan biasa.

d b c d p a d c d p b a d c p b a           Contoh: Hitunglah a. 8 7 6 1 2  b. 4 3 1 9 5 3  Solusi: a. 48 43 1 48 91 8 6 7 13 8 7 6 13 8 7 6 1 2         b. Strategi 1: 9 2 6 36 8 6 36 224 4 9 7 32 4 7 9 32 4 3 1 9 5 3          Strategi 2: 9 2 6 9 56 1 9 7 8 1 7 9 8 4 7 9 32 4 3 1 9 5 3          

3) Perkalian Pecahan dengan Bilangan Bulat

Hasil kali suatu pecahan dengan suatu bilangan bulat adalah suatu pecahan pula yang penyebutnya sama dengan pecahan semula dan pembilangnya adalah hasil kali pembilang pecahan semula dengan bilangan bulat itu.

c b a c b a    d c d b a d c d b a d c b a      (   ) Contoh: 1. Hitunglah a. 7 3 15 b. 18 5 24 c. 5 2 3 7 Solusi: a. 7 3 6 7 45 7 3 15 7 3 15     b. Strategi 1: 3 2 6 18 12 6 18 120 18 5 24 18 5 24      Strategi 2: 3 2 6 3 20 3 5 4 3 5 4 18 5 24       c. 5 4 23 5 119 5 17 7 5 17 7 5 2 3 7      

2. Jumlah siswa SD SUKASARI adalah 780 orang. Jumlah siswa laki-lakinya adalah 13

7

nya. Berapakah jumlah siswa laki-laki dan perempuan masing-masing? Solusi:

Jumlah siswa laki-laki = 780 420 13

7

orang. Jumlah siswa perempuan = 780 – 420 = 360 orang 4) Invers Perkalian dari Suatu Bilangan

(21)

21 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Invers (kebalikan) perkalian dari pecahan

b a adalah a b . Karena  1 a b b a . Contoh:

1. Carilah invers perkalian dari 8 5 3 . Solusi: 8 29 8 5 3 

Jadi, invers perkalian 8 5 3 adalah 29 8 .

2. Suatu drum dua pertiganya terisi minyak dan ternyata volume minyak itu adalah 40 liter. Berapakah volume minyak dalam drum, jika drum terisi penuh?

Solusi: 3 2

dari keseluruhan volume minyak = 40 liter

2 3 3 2

dari keseluruhan volume minyak = 40 liter 2 3  Keseluruhan volume minyak = 60 liter

Jadi, volume minyak dalam drum, jika drum terisi penuh adalah 60 liter. 3. Luas rumah dan halaman Pak Mathman adalah 250 m2.

4 3

dari halamannya ditanami tanaman.

3 2

dari halaman yang ditanami tanaman itu adalah rumput. Jika luas yang ditanami rumput adalah 48 m2, berapa luas halaman dan rumahnya masing-masing? Solusi:

3 2

bagian dari halaman yang ditanami tanaman itu = 48 m2

Halaman yang ditanami tanaman = 48 72

2

3

m2

Halaman yang ditanami tanaman = 4 3

dari halaman rumah

Halaman rumah = 72 96

3 4

 m2

Jadi, luas halaman rumah = 96 m2 dan luas rumah = 250 – 96 = 154 m2.

4. Seorang siswa menghabiskan 3 1

dari uang sakunya untuk jajan makanan dan minuman.

12 7

dari sisa uangnya ditabung. Untuk membayar ongkos angkuran umum sebesar Rp 4.000,00. Sisa uangnya sekarang adalah Rp 1.000,00. Berapakah uang sakunya?

Solusi:

Untuk jajan makanan dan minuman = 3 1

dari uang saku Sisa ke-1 = 1 – 3 1 = 3 2 Ditabung = 12 7 × 3 2 = 18 7

(22)

22 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Sisa ke-2 = 3 2 – 18 7 = 18 5

dari uang saku = 4.000 + 1.000 Uang saku = 5.000 18.000

5

18

Jadi, uang sakunya adalah Rp 18.000,00.

5. Tessa membeli tas dan sepatu. Harga tas adalah seperempat dari harga sepatu. Sepertiga dari uang sisanya dibelanjakan sebuah novel. Sisa uang Laras di dompetnya sekarang adalah Rp 40.000,00. Jika uang Laras yang ada di dompet semula adalah Rp 280.000,00. Berapakah harga sepatu dan tas masing-masing? Solusi: Sisa ke-2 = 40.000 = 3 1 × sisa ke-1 Sisa ke-1 = 3 × 40.000 = 120.000 Harga tas = 3 1 × harga sepatu …. (1)

Harga sepatu + harga tas = 280.000 – 120.000 = 160.000 …. (2) Dari persamaan (1) dan (2) kita memperoleh:

Harga sepatu + 3 1 × harga sepatu = 160.000 3 4 × Harga sepatu =160.000 Harga sepatu 160.000 120.000 4 3  Harga tas 120.000 40.000 3 1

Jadi, harga sepatu adalah Rp 120.000,00 dan harga tas adalah Rp 40.000,00.

6. Tangguh, Tekun, dan Kukuh adalah tiga anak yang bersahabat, mereka akan memulai bermain kelereng. Karena Tekun dan Kukuh tidak mempunyai kelereng, maka Tangguh memberikan

5 1

bagiannya kepada Tekun dan 9 2

bagianya kepada Kukuh. Sisa kelereng Tangguh sekarang adalah 52 butir. Hitunglah jumlah dan selisih kelereng yang diterima Tekun dan Kukuh masing-masing.

Solusi:

Sisa kelereng Tangguh = 52

      9 2 5 1

1 × Jumlah seluruh kelereng = 52

   45

10 9 45

Jumlah seluruh kelereng = 52

45 26

Jumlah seluruh kelereng = 52 Jumlah seluruh kelereng = 52 90

26

45

butir

Jumlah kelereng yang diterima Tekun dan Kukuh = 90

9 2 5 1        90 45 10 9  90 38 45 19  butir.

(23)

23 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Jumlah kelereng yang diterima Tekun dan Kukuh = 90 – 52 = 38 butir.

Jumlah kelereng yang diterima Tekun dan Kukuh = 90

5 1 9 2        = 90 45 9 10  2 90 45 1  butir.

7. Jumlah uang Gagah dan Gigih adalah Rp 32.000,00. Setelah Gigih memberikan 5

1

uangnya kepada Gagah, maka jumlah uang mereka masing-masing menjadi sama besarnya. Berapakah uang yang dimiliki mereka masing-masing semula?

Solusi:

Uang Gagah + Uang Gigih = 32.000 …. (1) 5

4

Uang Gigih = Uang Gagah + 5 1

Uang Gigih

5

3 Uang Gigih = Uang Gagah …. (2) Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:

5 3

Uang Gigih + Uang Gigih = 32.000

5 3 1 Uang Gigih = 32.000 5 8 Uang Gigih = 32.000 Uang Gigih = 32.000 20.000 8 5 Uang Gagah = 5 3 Uang Gigih = 20.000 12.000 5 3

Kita dapat mengerjakannya sebagai berikut. Uang Gagah = 32.000 – 20.000 = 12.000

Jadi, uang Gagah semula adalah Rp 12.000,00 dan uang Gigih semula adalah Rp 20.000,00.

8. Pada hari Minngu, Afifah dan Annisa pergi berbelanja toko MAKMUR. dengan jumlah uang yang dibawanya sebesar Rp 500.000,00. Setelah selesai berbelanja, uang Afifah masih tersisa

3 1

dari uangnya semula, sedangkan sisa uang Annisa adalah Rp 100.000,00. Tentukan uang yang dimiliki mereka masing-masing semula?

Solusi:

Uang Afifah + Uang Annisa = 500.000

Uang Annisa = 500.000 – Uang Afifah …. (1)

Uang yang dibelanjakan Afifah = 

      3 1 1 × Uang Afifah = 3 2 Uang Afifah Uang yang dibelanjakan Annisa = Uang Annisa – 100.000

Uang yang dibenjakan Afifah = Uang yang dibelanjakan Annisa 3

2

Uang Afifah = Uang Annisa – 100.000 …. (2) Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh

3 2

(24)

24 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

3

2

Uang Afifah +Uang Afifah = 400.000

3 2 1 Uang Afifah = 400.000 3 5 Uang Afifah = 400.000 Uang Afifah = 400.000 240.000 5 3 Uang Annisa = 500.000 – 240.000 = 260.000

Jadi, uang Afifah semula adalah Rp 240.000,00 dan uang Annisa semula adalah Rp 260.000,00.

5) Sifat-sifat Perkalian Pecahan

Dalam perkalian pecahan berlaku sifat-sifat sebagai berikut. 1. Sifat komutatif: b a d c d c b a 2. Sifat asosiatif:                  f e d c b a f e d c b a

3. a. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan: f e b a d c b a f e d c b a        

b. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan: f e b a d c b a f e d c b a         Contoh: a. Periksalah apakah 4 1 2 5 3 5 3 4 1 2    ? Berilah komentarmu! b. Periksalah apakah                  4 3 1 8 7 6 5 4 3 1 8 7 6 5 ? Berilah komentarmu! c. Periksalah apakah 3 2 6 7 3 5 2 7 3 3 2 6 5 2 7 3             ? Berilah komentarmu! d. Periksalah apakah 12 5 9 2 1 8 3 9 2 1 12 5 8 3 9 2 1            ? Berilah komentarmu! Solusi: a. 20 7 1 20 27 5 3 4 9 5 3 4 1 2      dan 20 7 1 20 27 4 9 5 3 4 1 2 5 3 Jelaslah bahwa 4 1 2 5 3 5 3 4 1 2    .

Jadi, dalam perkalian pecahan berlaku sifat komutatif. b. 192 53 1 192 245 4 7 48 35 4 3 1 8 7 6 5        dan 192 53 1 192 245 32 49 6 5 4 7 8 7 6 5 4 3 1 8 7 6 5                  Jelaslah bahwa                  4 3 1 8 7 6 5 4 3 1 8 7 6 5 . Jadi, dalam perkalian pecahan berlaku sufat asosiatif.

(25)

25 |Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

c. 35 1 3 105 3 3 105 318 15 106 7 3 15 100 6 7 3 3 20 5 2 7 3 3 2 6 5 2 7 3                  35 1 3 35 106 35 100 6 7 20 35 6 3 20 7 3 35 6 3 2 6 7 3 5 2 7 3 Jelaslah bahwa 3 2 6 7 3 5 2 7 3 3 2 6 5 2 7 3         .

Jadi, dalam perkalian pecahan berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan. d. 216 11 24 1 9 11 24 10 9 9 11 12 5 8 3 9 2 1                           216 11 216 110 99 108 55 24 11 12 5 9 11 8 3 9 11 12 5 9 2 1 8 3 9 2 1             Jelaslah bahwa 12 5 9 2 1 8 3 9 2 1 12 5 8 3 9 2 1            .

Jadi, dalam perkalian pecahan berlaku sifat distributif perkalian terhadap pengurangan. 6. Operasi Pembagian pada Pecahan

1) Pembagian yang Hanya Melibatkan Pecahan Murni Pada perkalian bilangan bulat dengan pecahan

b a b a1  , maka b a b a b a:   1 .

Untuk setiap pecahan

b a

dan

d c

, dengan b0, c0 dan d0 berlaku

c b d a c d b a d c b a      : Contoh: Hitunglah a. 9 5 : 7 6 b. 8 7 : 3 2 Solusi: a. 35 19 1 35 54 5 9 7 6 9 5 : 7 6 b. 21 16 7 8 3 2 8 7 : 3 2 2) Pembagian Pecahan yang Melibatkan Pecahan Campuran

Jika dalam pembagian pecahan terdapat pecahan campuran, maka pecahan campuran itu dinyatakan terlebih dahulu sebagai pecahan biasa.

) ( : : c d p b d a c d p d b a d c d p b a d c p b a             Contoh: Hitunglah a. 5 1 4 : 9 2 b. 5 4 : 7 2 2 Solusi: a. 189 10 21 5 9 2 5 21 : 9 2 5 1 4 : 9 2     b. 7 6 2 7 20 4 5 7 16 5 4 : 7 16 5 4 : 7 2 2     

3) Pembagian Pecahan dan Bilangan Bulat 1. c b a c b a c b a     1 : 3. d c b c a d c b c a d c b a         1 : 2. a b c a b c b a c:     4. b c a c d b c a c d c b c a d c b a d            : :

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Output SPSS – Sampel Malaysia (Data tidak Normal)..

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Pelelangan Panitia Lelang Pengadaan Barang / Jasa Dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2011 Nomor

Latar belakang penelitian ini adalah terkait dengan tingkat daya saing karet Indonesia, dimana Indonesia memiliki luas lahan perkebunan karet terluas di dunia yang didominasi

SADIS yang menggunakan becak mempunyai fungsi sebagai alat transportasi wisata ramah lingkungan di Kota Batu akan menjadi semakin ramah lingkungan karena menggunakan

Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), oleh karena itu guru sebaiknya

Berdasarkan hal diatas, untuk mengatasi masalah yang terjadi maka dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam pemasaran bisnis online

Daun 2-5 helai; tangkai daun berhubungan dengan helaian di bagian tepi, daun tunggal, mempunyai pelepah daun dengan bagian tepi pelepah dan permukaan bagian belakang

Dalam  pelaksanaan  Rencana  Kerja  (Renja)  Dinas  Bina  Marga  dan  Tata  Ruang Provinsi Banten Tahun 2016 ini seluruh komponen Dinas Bina Marga dan  Tata