ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT
PERUSAHAAN MAKANAN MINUMAN DI BEI
Rosida
roserosida@ymail.com Nurul Widyawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This research is meant to find out the different of abnormal return before and after the stock split at the food and beverages companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange. Samples which are using in this research are the food and beverages companies who perform split up from 2001 to 2011. The analysis technique which is applied in this research is paired sample t tests.
It can be known from the calculation of paired sample t test that 5 companies which are selected as the research samples are PT Davomas Abadi Tbk, PT Sinar Mas Agro Resource and Technology Tbk, PT Siantar Top Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Ultra Jaya Tbk, that there are no significant different before and after the stock split announcement at the 5 days event period, and there is a significant different before and after the stock split announcement in the period of 3 days event period, and there is a significant difference before and after the stock split announcement in the one day event period.
The presence or the absence of difference in the companies which are performing split up before and after the stock split is performed, could be taken into consideration for the investors who are going to invest their capital. Keywords: Stock Split, Split Up, Abnormal Return.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman yang melakukan split up dari tahun 2001 sampai 2011. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t sampel berpasangan.
Dari hasil perhitungan uji t sampel berpasangan dapat diketahui bahwa 5 perusahaan yang menjadi sampel penelitian yaitu PT Davomas Abadi Tbk, PT Sinar Mas Agro Resource and Technology Tbk, PT Siantar Top Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Ultra Jaya Tbk, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 5 hari, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 3 hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada periode peristiwa 1 hari.
Dari hasil ada atau tidak adanya perbedaan pada perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split antara sebelum dan sesudah stock split dapat menjadi pertimbangan bagi investor yang akan menginvestasikan dananya.
Kata kunci: stock split, split up, abnormal return
PENDAHULUAN
Stock split ataupemecahan saham merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh emiten (perusahaan penerbit saham) untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga daya beli investor meningkat. Selain
daya beli investor meningkat maka likuiditas sahamnya juga meningkat. Likuiditas mengacu pada kelancaran investor dapat memperjualbelikan saham di bursa efek. Ketidaklikuidan disebabkan oleh karena harga saham terlalu tinggi dan jumlah saham yang beredar terlalu sedikit.
Apabila dalam sebuah pasar modal setelah sebuah perusahaan melakukan keputusan
strategis seperti pemecahan saham (stock split), terjadi return tidak normal (abnormal return),
maka pasar tersebut dapat dikatakan efisien. Studi peristiwa menganalisis return tidak
normal dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman suatu peristiwa.
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya
terjadi terhadap return yang diharapkan oleh para investor.
Oleh karena itu selama membeli saham tentu yang diharapkan investor adalah return
atau keuntungan maka perlu menganalisa besar return yang diperoleh sebelum dan sesudah
pemecahan saham (stock split) dengan menghitung fluktuasi harga sahamnya. Jika ternyata
return saham setelah stock split lebih tinggi dari pada sebelum stock split, maka investor dapat menginvestasikan dananya pada saham-saham perusahaan tersebut, dan perusahaan lain
yang belum melakukan stock split dapat mempertimbangkan untuk melakukannya.
Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah jenis usaha yang termasuk
tahan terhadap dampak krisis moneter. Di Bursa Efek Indonesia terdapat 19 perusahaan go
public yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Banyak perusahaan yang bangkrut dan mengalami kesulitan keuangan setelah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 dan penghujung tahun 2008 lalu, di antaranya perusahaan farmasi dan industri tekstil. Perusahaan-perusahaan tersebut banyak bergantung pada bahan baku impor, sehingga ketika krisis moneter harga-harga bahan impor naik industri tersebut mengalami kesulitan berproduksi karena mahalnya bahan baku menyebabkan margin keuntungan menurun. Pada perusahaan makanan dan minuman, bahan baku yang berlimpah di dalam negeri serta teknologi pengolahan bahan makanan yang cukup merupakan faktor-faktor yang dapat mengantisipasi dampak krisis moneter.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah
stock split pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia?”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan abnormal return antara sebelum
dan sesudah stock split pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
TINJAUAN TEORETIS Investasi
Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:2) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Investor individual(individual/retail investors), terdiri dari individu-individu yang
melakukan aktivitas investasi.
b. Investor institusional (institutional investors), biasanya terdiri dari
perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.
Tujuan investasi menurut Tandelilin (2010:8) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah dengan nilai saat ini pendapatan masa mendatang. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan.
Manfaat investasi pada saham menurut Anoraga dan Pakarti (2008:54) yang diperoleh investor dengan membeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis.
a. Manfaat ekonomis meliputi perolehan dividen dan perolehan capital gain. Dividen
merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
atas persetujuan RUPS. Dividen bisa dalam bentuk tunai (cash dividend) ataupun dividen
saham (stockdividend) sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor
dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.
b. Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan.
Beberapa alasan seseorang melakukan investasi antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Proses Investasi
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara
return yang diharapkan dan risiko suatu investasi.Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya
semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus
dipertimbangkan.
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Menurut Tandelilin (2010:12) proses investasi terdiri dari lima tahap yaitu:
a. Penentuan tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi bagi investor bisa berbeda-beda, tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya mungkin akan memilih reksa dana. Sedangkan bagi institusi penyimpanan
dana seperti bank misalnya yang mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang
lebih tinggi akan menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan.
b. Penentuan kebijaksanaan investasi
Tahap ini dimulai dari penentuan alokasi aset (assets allocation decision). Keputusan
ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset tersedia
(saham, obligasi, real estat atau sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan
berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi.
c. Pemilihan strategi portofolio
Ada dua strategi portofolio yang yang bisa dipilih yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Dengan strategi aktif investor berusaha mengidentifikasi saham-saham yang dipertimbangkan akan bagus di masa mendatang. Sebaliknya dengan strategi pasif investor dapat membeli reksa dana.
d. Pemilihan aset
Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang
resiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat resiko terendah.
e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Pada tahap ini telah dilewati dan hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai keputusan investasi paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan
kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking.
Risiko Investasi Pada Saham
Risiko investasi pada saham menurut Tjiptono dan Fakhruddin (2009:10) adalah:
a. Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian.
b. Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain
alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Adakalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal
mengalami capital loss.
c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi, artinya setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
d. Saham Di-delist dari bursa (Delisting)
Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk
misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun.
e. Saham di-Suspend
Saham di-suspend alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Dengan
demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend
biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari
perdagangan. Jika suspend atas saham tersebut dicabut oleh bursa maka saham dapat
diperdagangkan lagi seperti semula.
Studi Peristiwa (Event Study)
Tandelilin (2010:239) menyatakan bahwa studi peristiwa (event study) merupakan
penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas.
Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari
suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi (information content),
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan
harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka
memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika tidak mengandung informasi
maka tidak memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar berikut :
Studi peristiwa berusaha mendeteksi respon pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Respon pasar tergantung dari kandungan informasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang diduga berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang. Tujuan studi peristiwa menurut Tandelilin (2010:569) ada 3 (tiga) yaitu:
a. Pengujian teoretis
Studi peristiwa pada dasarnya merupakan metodologi untuk pengujian teori atau hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat Selain teori hipotesis pasar efisien, peristiwa tertentu terkait dengan landasan teori relevan lainnya, misalnya: studi peristiwa tentang pengumuman dividen seringkali dikaitkan dengan teori signaling,
studi peristiwa tentang pengumuman pemecahan saham (stock split) dapat dikaitkan
dengan teori signaling dan likuiditas.
b. Pengujian respon pasar
Terkait dengan pengujian teoritis, respon pasar terhadap suatu peristiwa mungkin tidak sejalan dengan teori. Oleh karena itu tujuan penelitian tidak sekedar mencari ada
atau tidak adanya return tak normal melainkan apakah pasar bereaksi dengan cepat dan
benar.
c. Pengujian return tak normal
Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam studi peristiwa
adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak ada return tak normal di seputar
pengumuman peristiwa. Return tak normal (RTNi) adalah selisih (positif atau negatif)
dari return aktual di seputar pengumuman (Ri) dengan return harapan E(Ri). Bila tidak
terdapat peristiwa, return aktual cenderung tidak berbeda dengan return harapan.
Rumus perhitungan return tak normal (RTNi) menurut Tandelilin (2010:571) adalah:
RTNi = Ri – E(Ri)
Sumber: Jogiyanto (2010:557)
Gambar 1
Kandungan Informasi Suatu Pengumuman Jenis Studi Peristiwa (Event Study)
Peristiwa yang menjadi fokus penelitian menurut Tandelilin (2010:566) dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) jenis yaitu:
a. Studi peristiwa konvensional mempelajari respon pasar terhadap peristiwa yang
seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar modal. Contoh:
pengumuman laba, pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger
dan akuisisi, pembelanjaan kapital, stock split, dan sebagainya. Karakteristik studi
peristiwa konvensional adalah sebagai berikut:(1) Pemicu peristiwa bisa terjadi di perusahaan lain namun umumnya tidak pada waktu yang sama; (2) Peristiwa bersifat lazim dan seringkali merupakan peristiwa rutin yang terjadi dalam perusahaan; (3)Dampak peristiwa hanya terjadi pada perusahaan yang mengumumkan peristiwa;
Pengumuman Peristiwa Ada abnormal return Tidak ada abnormal return Tidak ada Kandunganinformasi Ada Kandunganinformasi
(4)Tidak terdapat peristiwa lain yang berdekatan guna menghindari ambiguitas respons pasar terhadap informasi ganda.
b. Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar terhadap peristiwa
yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan. Contoh: pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan. Karakteristik studi kluster adalah sebagai berikut: (1) Pemicu peristiwa bersifat tunggal; (2) Peristiwa yang terjadi berdampak (berita baik atau buruk) pada sekelompok perusahaan.
c. Studi peristiwa tak terduga, studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu
peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Karakteristik utama dari studi ini
adalah peristiwa yang terjadi bersifat tak terduga.
d. Studi peristiwa tak terduga juga relevan untuk menguji hipotesis efisien secara informasi
dan efisien secara keputusan.Studi peristiwa berurutan, studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar.
Metode Studi Peristiwa
Metodologi penelitian studi peristiwa konvensional menurut Tandelilin (2010:572)mengikuti 8 (delapan) prosedur sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi bentuk, efek, dan waktu peristiwa
b. Menentukan rentang waktu studi peristiwa:
1) Periode estimasi (T-n-e hingga T-n) adalah periode yang digunakan untuk meramalkan
return harapan pada periode peristiwa.
2) Periode peristiwa (T-n hingga T+n) adalah periode di seputar peristiwa (T0) yang
digunakan untuk menguji perubahan return tak normal.
Sumber : Tandelilin (2010:572)
Gambar 2 Periode Peristiwa
c. Menentukan metode penyesuaian return yang digunakan untuk menghitung return tak
normal.
Terdapat tiga metode yang secara luas digunakan dalam penelitian studi peristiwa:
1. Model-model statistika, yaitu: model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) dan
model pasar (market model)
2. Model disesuaikan dengan pasar (market adjusted model)
3. Model-model ekonomika, yaitu: capital asset pricing model (CAPM) dan arbitrage
pricing theory (APT).
T
-n-eT
-nT
0T
+nd. Menghitungreturn tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi) menurut Tandelilin (2010:573) rumusnya adalah sebagai berikut:
RTNit = Rit – E(Rit)
Dalam hal ini:
RTNit = return tak normal saham i pada periode t
Rit = return aktual saham i pada periode t
E(Rit) = return harapan atau return prediksian
Return harapan menurut Tandelilin (2010:573) dapat diestimasi dengan beberapa cara antara lain:
1) Model statistika:
a) Model disesuaikan rata. Model ini memprediksi E(Rit) berdasarkan
rata-rata return selama periode estimasi:
E (Rit) = μi + eit
Model tersebut dapat diproksi dengan cara sebagai berikut (rata-rata aritmatik):
b) Model pasar. Model ini memprediksi E(Rit) berdasarkan hasil estimasi model
pasar selama periode estimasi dengan cara: E(Rit) = i + iRMt + it
2) Model disesuaikan pasar.
Model ini memprediksi E(Rit) berdasarkan return indeks pasar pada hari
pengumuman peristiwa. Dengan demikian perhitungan model ini tidak memerlukan waktu estimasi.
3) Model-model ekonomika: a) Capital asset pricing model:
E(Rit) = RFt + (RMt – RFt) iRMt
b) Arbitrage pricing model:
E(Rit) = d0 + di1F1t + di2F2t + ... + dinFnt + eit
e. Menghitung rata-rata return tak normal dan return tak normal kumulatif dalam periode
peristiwa.
1) Return tak normal rata-rata aritmatik (mean abnormal return)
= return tak normal rata-rata pada waktu ke t.
k = jumlah sekuritas
2) Return tak normal kumulatif (cumulative abnormal return)
f. Merumuskan hipotesis statistis
1) Untuk rata-rata return tak normal:
Ho: = 0 Ha: # 0
T
R
R
E
n t e n t it it)
(
n t n t it i RTN RTNK k RTN RTN n i it t 1 t RTN RTN RTN2) Untuk rata-rata return tak normal kumulatif:
Ho: = 0
Ha: # 0
g. Menguji apakahreturn tak normal rata-rata atau return tak normal kumulatif berbeda
dari 0.
Untuk pengujian hipotesis, nilai t hitung dapat diperoleh sebagai berikut :
h. Interpretasi dan simpulan.
Simpulan hasil studi didasarkan pada probabilitas signifikansi kurang dari probabilitas yang disyaratkan (misalnya 0,01, 0,05, atau 0,10). Dalam metode studi peristiwa membutuhkan pemilihan alat analisis statistik untuk menguji hipotesis. Alat analisis yang dapat digunakan adalah uji t, uji Z, dan uji non-parametris.
Stock Split
Pengertian stock split (pemecahan saham) menurut Jogianto (2010:397) adalah
memecah selembar saham menjadi banyak lembar saham, harga per lembar saham baru
setelah stock split (pemecahan saham) adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan
demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata
lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis
Tujuan dilakukannyastock split adalah untuk menjaga harga pasar saham agar tidak
terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan.Dengan nilai nominal yang lebih rendah maka akan menarik lebih benyak investor untuk membeli saham dan memperluas jenis serta jumlah pemegang saham, sehingga secara otomatis jumlah saham yang beredar juga akan meningkat proporsional.
Keiso dan Weygant (2008:366), menjelaskan 3 (tiga) tujuan perusahaan melakukan
stock split yaitu: (1) Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan hingga pada tingkat dimana lebih banyak individu dapat berinvestasi dalam saham; (2) Untuk menyebarkan dasar pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dan membuatnya lebih dapat dipasarkan; (3) Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan memungkinkan mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar
tidak sempurna setelah melakukan stock split.
Jenis-Jenis Stock Split
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2008:307), pada dasarnya ada dua jenis pemecahan
saham (Stock Split) yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Split Up (pemecahan naik)
Adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.
b. Split Down (pemecahan turun)
Adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar.
Dampak Stock Split
Stock split menurut Kurniawati (2008:303) mempunyai dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak tersebut antara lain:
a. Dampak positif dengan adanya stock split adalah: (1) Harga saham yang rendah setelah
pemecahan akan meningkatkan daya tarik investor untuk membeli sejumlah saham
RTNK RTNK
k
S
RTN
yanglebih besar sehingga dapat mengubah investor odd lot menjadi investor round lot. Odd lot
adalah kondisi dimana investor membeli saham di bawah 500 lembar (1 lot) sedangkan
investor round lot adalah investor yang membeli saham minimal 500 lembar (1 lot). ; (2)
Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi; (3) Meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga pasar akan menjadi likuid; (4) Sinyal yang positif bagi pasar bahwa kinerja manajemen perusahaan bagus dan memiliki prospek yang baik.
b. Dampak negatifdengan adanya stock split adalah: (1) Tingkat harga saat ini belum dapat
menjamin keberhasilan stock split karena ketidakpastian dalam lingkungan bisnis.; (2)
Tingkat harga saham setelah stock split akan mengubah posisi perusahaan pada kelompok
yang memiliki nilai nominal saham rendah sehingga mengakibatkan kepercayaan terhadap saham menurun; (3) Peningkatan jumlah pemegang saham akan menaikkan biaya pelayanan (serving costing) bagi perusahaan.
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan pengujian hipotesis.
Gambaran dari populasi (objek) penelitian ini adalah semua perusahaan makanan
dan minuman yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2001-2011.
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya akan diduga. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang ada di Bursa Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi keseluruhan perusahaan makanan dan minuman yang ada di Bursa Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan, kemudian dipilih
perusahaan yang pernah melakukan stock split sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2001 sampai 2011 sehingga terpilih 12 perusahaan. Lalu dipilih perusahaan yang
melakukan stock split antara tahun 2001-2011 sehingga terpilih 6 perusahaan. Dari 6
perusahaan tersebut dipilih hanya perusahaan yang melakukan split up saja, artinya
memecah saham menjadi beberapa saham dengan jumlah yang lebih banyak sehingga terpilih 5 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini.Kelima perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1 Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Tanggal Stock Split
1. 2. 3. 4. 5. PT Davomas Abadi Tbk
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT Siantar Top Tbk
PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Ultra Jaya Tbk 28 Mei 2007 20 Juni 2005 20 Desember 2001 29 Oktober 2001 29 April 2001
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah :
1. Stock split adalah pemecahan selembar saham menjadi sejumlah saham tertentu. Ukurannya adalah selembar saham menjadi n lembar saham, harga per lembar saham baru setelah pemecahan adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.
2. Abnormal return adalah kelebihan dari return sesungguhnya (actual return) terhadap
return yang diharapkan (expected return). Ukurannya adalah menggunakan prosentase atau angka desimal.
Teknik Analisis
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan rentang waktu terjadinya stock split
2. Menghitungreturn tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan
sesudah stock split).
a. Periode estimasi (T-n-e hingga T-n) adalah periode yang digunakan untuk meramalkan
return harapan pada periode peristiwa.
b. Periode peristiwa (T-n hingga T+n) adalah periode di seputar peristiwa (T0) yang
digunakan untuk menguji perubahan return tak normal.
3. Menghitungreturn tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan
sesudah pengumuman peristiwa terjadi) berdasarkan rumus menurut Tandelilin (2010:573):
RTNit = Rit – E(Rit)
Dalam hal ini:
RTNit = return tak normal saham i pada periode t
Rit = return aktual saham i pada periode t
E(Rit) = return harapan atau return prediksian
4. Pengujian hipotesis dengan uji t sampel berpasangan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Ho: µ1=µ2, tidak ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan
sesudah stock split.
2) Hi: µ1≠µ2, ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah stock
split.
b. Menggunakan level of significant (α) 5%
c. Ketentuan Pengujian sebagai berikut:
1) Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak atau Hi diterima, berarti ada perbedaan
signifikan.
2) Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima atau Hi ditolak, berarti tidak ada perbedaan
signifikan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Variabel
Dalam sub bab ini akan dilakukan analisis terhadap data-data penelitian yang
dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui perkembangan harga saham dan abnormal
return yang terjadi di sekitar tanggal terjadinya stock split. Abnormal Return atau Return Tidak
Normal (RTN) dapat terjadi bila ada perbedaan besarnya nilai return aktual dan return
ekspektasi. Return aktual adalah return yang terjadi pada hari tersebut, sedangkan
dihitung selama periode estimasi selama 50 hari sebelum adanya peristiwa pengumuman
stock split. Abnormal Return dapat dihitung dengan membandingkan return aktual dengan
return ekspektasi dengan persamaan: RTNit = Rit –E(Rit)
Dalam hal ini:
RTNit = return tak normalsaham i pada periode t
Rit = return aktual saham i pada periode t
E(Rit) = return harapan atau return prediksian
Hasil perhitungan abnormal return dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Gambaran Abnormal Return PT Davomas Abadi Tbk
Keterangan Harga Ri E(Ri) RTN
Hari ke-5 setelah stock split 285 -0,017 -0,003 -0,014
Hari ke-4 setelah stock split 290 0,036 -0,003 0,039
Hari ke-3 setelah stock split 280 0,000 -0,003 0,003
Hari ke-2 setelah stock split 280 0,000 -0,003 0,003
Hari ke-1 setelah stock split 280 -0,034 -0,003 -0,031
Pengumuman stock split 290 -0,049 -0,003 -0,046
Hari ke-1 sebelum stock split 305 0,017 -0,003 0,020
Hari ke-2 sebelum stock split 300 0,034 -0,003 0,038
Hari ke-3 sebelum stock split 290 0,000 -0,003 0,003
Hari ke-4 sebelum stock split 290 0,000 -0,003 0,003
Hari ke-5 sebelum stock split 290 -0,033 -0,003 -0,030
Tertinggi 0,039
Terendah -0,046
Rata-Rata RTN 5 hari sebelum 0,007
Rata-Rata RTN 5 hari sesudah 0,000
Rata-Rata RTN 3 hari sebelum 0,020
Rata-Rata RTN 3 hari sesudah -0,008
Rata-Rata RTN 1 hari sebelum 0,020
Rata-Rata RTN 1 hari sesudah -0,031
Sumber: Data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Davomas Abadi Tbk. Abnormal return
tertinggi terjadi pada hari ke-4 setelah pengumuman stock split (t+4) yaitu sebesar 0,039,
sedangkan abnormal return terendah terjadi pada hari pengumuman stock split (t0) yaitu
sebesar -0,046.
Tabel 3
Gambaran Abnormal Return
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk
Keterangan Harga Ri E(Ri) RTN
Hari ke-4 setelah stock split 1050 0,129 0,003 0,126
Hari ke-3 setelah stock split 930 0,081 0,003 0,078
Hari ke-2 setelah stock split 860 -0,095 0,003 -0,098
Hari ke-1 setelah stock split 950 0,080 0,003 0,076
Pengumuman stock split 880 0,158 0,003 0,155
Hari ke-1 sebelum stock split 760 0,000 0,003 -0,003
Hari ke-2 sebelum stock split 760 0,000 0,003 -0,003
Hari ke-3 sebelum stock split 760 -0,026 0,003 -0,029
Hari ke-4 sebelum stock split 780 0,054 0,003 0,051
Hari ke-5 sebelum stock split 740 -0,051 0,003 -0,055
Tertinggi 0,155
Terendah -0,098
Rata-Rata RTN 5 hari sebelum -0,008
Rata-Rata RTN 5 hari sesudah 0,036
Rata-Rata RTN 3 hari sebelum -0,012
Rata-Rata RTN 3 hari sesudah 0,019
Rata-Rata RTN 1 hari sebelum -0,003
Rata-Rata RTN 1 hari sesudah 0,076
Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Sinar Mas Agro Resources and Technology
Tbk. Abnormal return tertinggi terjadi pada hari pengumuman stock split (t0) yaitu sebesar
0,155, sedangkan abnormal return terendah terjadi pada hari ke-2 (t+2) yaitu sebesar -0,098.
Tabel 4
Gambaran Abnormal Return PT Siantar Top Tbk
Keterangan Harga Ri E(Ri) RTN
Hari ke-5 setelah stock split 85 -0,056 0,000 -0,055
Hari ke-4 setelah stock split 90 -0,053 0,000 -0,052
Hari ke-3 setelah stock split 95 0,000 0,000 0,000
Hari ke-2 setelah stock split 95 -0,050 0,000 -0,050
Hari ke-1 setelah stock split 100 0,818 0,000 0,818
Pengumuman stock split 55 -0,718 0,000 -0,718
Hari ke-1 sebelum stock split 195 -0,025 0,000 -0,025
Hari ke-2 sebelum stock split 200 0,000 0,000 0,000
Hari ke-3 sebelum stock split 200 -0,024 0,000 -0,024
Hari ke-4 sebelum stock split 205 0,000 0,000 0,000
Hari ke-5 sebelum stock split 205 -0,024 0,000 -0,024
Tertinggi 0,818
Terendah -0,718
Rata-Rata RTN 5 hari sebelum -0,014
Rata-Rata RTN 5 hari sesudah 0,132
Rata-Rata RTN 3 hari sesudah 0,256
Rata-Rata RTN 1 hari sebelum -0,025
Rata-Rata RTN 1 hari sesudah 0,818
Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Siantar Top Tbk. Abnormal return tertinggi
terjadi pada hari ke-1 setelah pengumuman stock split (t+1) yaitu sebesar 0,818, sedangkan
abnormal return terendah terjadi pada saat pengumuman stock split (t0) yaitu sebesar -0,718.
Tabel 5
Gambaran Abnormal Return PT Tunas Baru Lampung Tbk
Keterangan Harga Ri E(Ri) RTN
Hari ke-5 setelah stock split 80 -0,111 -0,005 -0,106
Hari ke-4 setelah stock split 90 -0,053 -0,005 -0,048
Hari ke-3 setelah stock split 95 -0,095 -0,005 -0,091
Hari ke-2 setelah stock split 105 -0,222 -0,005 -0,218
Hari ke-1 setelah stock split 135 0,350 -0,005 0,355
Pengumuman stock split 100 -0,310 -0,005 -0,306
Hari ke-1 sebelum stock split 145 -0,194 -0,005 -0,190
Hari ke-2 sebelum stock split 180 0,029 -0,005 0,033
Hari ke-3 sebelum stock split 175 -0,028 -0,005 -0,023
Hari ke-4 sebelum stock split 180 0,000 -0,005 0,005
Hari ke-5 sebelum stock split 180 -0,027 -0,005 -0,022
Tertinggi 0,355
Terendah -0,306
Rata-Rata RTN 5 hari sebelum -0,040
Rata-Rata RTN 5 hari sesudah -0,022
Rata-Rata RTN 3 hari sebelum -0,060
Rata-Rata RTN 3 hari sesudah 0,015
Rata-Rata RTN 1 hari sebelum -0,190
Rata-Rata RTN 1 hari sesudah 0,355
Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Tunas Baru Lampung Tbk. Abnormal return
tertinggi terjadi pada hari ke-1 setelah pengumuman stock split (t+1) yaitu sebesar 0,355,
sedangkan abnormal return terendah terjadi pada saat pengumuman stock split (t0) yaitu
Tabel 6
Gambaran Abnormal Return PT Ultra Jaya Milk Industries Tbk
Keterangan Harga Ri E(Ri) RTN
Hari ke-5 setelah stock split 120 -0,040 0,004 -0,044
Hari ke-4 setelah stock split 125 0,042 0,004 0,038
Hari ke-3 setelah stock split 120 0,000 0,004 -0,004
Hari ke-2 setelah stock split 120 -0,172 0,004 -0,177
Hari ke-1 setelah stock split 145 0,450 0,004 0,446
Pengumuman stock split 100 -0,474 0,004 -0,478
Hari ke-1 sebelum stock split 190 -0,116 0,004 -0,120
Hari ke-2 sebelum stock split 215 0,000 0,004 -0,004
Hari ke-3 sebelum stock split 215 -0,044 0,004 -0,049
Hari ke-4 sebelum stock split 225 0,047 0,004 0,042
Hari ke-5 sebelum stock split 215 -0,023 0,004 -0,027
Tertinggi 0,446
Terendah -0,478
Rata-Rata RTN 5 hari sebelum -0,031
Rata-Rata RTN 5 hari sesudah 0,052
Rata-Rata RTN 3 hari sebelum -0,058
Rata-Rata RTN 3 hari sesudah 0,088
Rata-Rata RTN 1 hari sebelum -0,120
Rata-Rata RTN 1 hari sesudah 0,446
Sumber: data www.finance.yahoo.com, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman stock split oleh PT Tunas Baru Lampung Tbk. Abnormal return
tertinggi terjadi pada hari ke-1 setelah pengumuman stock split (t+1) yaitu sebesar 0,446,
sedangkan abnormal return terendah terjadi pada saat pengumuman stock split (t0) yaitu
sebesar -0,478.
Dari analisis deskriptif yang diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa selama periode
pengamatan besarnya rata-rata abnormal return berfluktuasi, yaitu ada yang bernilai negatif
dan ada juga yang bernilai positif. Dari empat perusahaan terdapat abnormal return terendah
pada saat pengumuman stock split (pada t0), hal ini menunjukkan bahwa investor
menganggap stock split tidak membawa kabar atau informasi yang menguntungkan
sehingga investor tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan. Sedangkan pada
hari-hari setelah pengumuman stock split, terdapat rata-rata abnormal return bernilai positif.
Hal ini menunjukkan bahwa stock split dianggap memberikan sinyal positif akan aliran kas
masa depan perusahaan sehingga para investor tidak ragu untuk memperjualbelikan saham mereka.
Pengujian Hipotesis
Tabel 7
Periode Pengamatan 5 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split
Sumber: Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6, diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,075 > 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Artinya bahwa pengumuman stock split tidak
memberi sinyal pada investor pada periode peristiwa 5 hari.
Tabel 8
Hasil Uji Deskriptif Stasistik Abnormal Return
Periode Pengamatan 3 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split
Sumber: Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6, diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,107 > 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Artinya bahwa pengumuman stock split tidak
memberi sinyal pada investor pada periode peristiwa 3 hari.
Tabel 9
Hasil Uji Deskriptif Stasistik Abnormal Return
Periode Pengamatan 1 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split
Sumber: Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6, diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,044 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
Paired Samples Te st -,06120 ,057146 ,025557 -,13216 ,00976 -2,395 4 ,075 sblm5 - ssdh5 Pair 1 Mean Std. Deviation Std. Error
Mean Low er Upper 95% Confidence
Interval of the Difference Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Paired Samples Test
-,10660 ,114860 ,051367 -,24922 ,03602 -2,075 4 ,107
sblm3 - ssdh3 Pair 1
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean Low er Upper 95% Confidence Interval of the Difference Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Paired Samples Te st -,48640 ,374349 ,167414 -,95122 -,02158 -2,905 4 ,044 sblm1 - ssdh1 Pair 1 Mean Std. Deviation Std. Error
Mean Low er Upper
95% Confidence Interval of the
Difference Paired Differences
antarasebelum dan sesudah pengumuman stock split. Artinya bahwa pengumuman stock split
memberi sinyal pada investor pada periode peristiwa 1 hari.
Intepretasi
Dari hasil uji t yang dilakukan terhadap abnormal return saham sebelum dan sesudah
stock split pada periode peristiwa 5 hari dan 3 hari, menunjukkan hasil yang tidak signifikan
di mana probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05,yang artinya abnormal return
sesudah stock split tidak berbeda dengan sebelum stock split.
Hasil yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa informasi yang berupa
pengumuman stock split telah diketahui oleh publik. Tidak adanya perbedaan pada abnormal
return sebelum dan sesudah stock split dapat disebabkan oleh beberapa alasan. Di antaranya alasan yang pertama adalah ada sebagian investor yang tidak mendapatkan informasi lebih
akan adanya pengumuman stock split sehinga para investor tidak memanfaatkan informasi
tersebut untuk memperoleh abnormal return yang maksimal. Alasan yang kedua adalah
investor menganggap bahwa stock split kurang memberikan sinyal yang positif (good news)
akan aliran kas masa depan perusahaan sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun.
Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiyati (2011) dan Sadikin (2011) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan harga saham
sebelum dan sesudah stock split. Namun, hal ini bertentangan dengan trading range theory
yang mengatakan bahwa adanya stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan,
tetapi pada kenyataannya stock split tidak meningkatkan perdagangan saham pada periode
peristiwa 5 hari dan 3 hari.
Sedangkan pada periode peristiwa 1 hari, menunjukkan hasil yang signifikan di mana
nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05, yang artinya abnormal return sesudah stock split
berbeda dengan sebelum stock split. Hasil yang signifikan ini mendukung signaling theory
yang menyatakan bahwa informasi berupa pengumuman stock split merupakan sinyal positif
mengenai kinerja perusahaan. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Indah Kurniawati (2003) yang menyatakan bahwa pengumuman stock split memiliki
kandungan informasi sehingga direspon oleh para pelaku pasar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah
stock split, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pengumuman stock split pada periode peristiwa 5 hari.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman
stock split pada periode peristiwa 3 hari.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock
split pada periode peristiwa 1 hari.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil dengan jumlah sampel
perusahaan yang lebih banyak, menambah jumlah variabel penelitian, dan menambah periode penelitian yang lebih lama, agar menghasilkan informasi yang lengkap kepada investor maupun calon investor.
2. Dari ada atau tidak adanya perbedaan yang signifikan abnormal return pada
perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split antara sebelum dan sesudah stock split dapat
menjadi pertimbangan bagi investor yang akan menginvestasikan dananya.
3. Bagi investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk membeli saham
sebelum atau sesudah stock split, karena informasi yang terkandung dalam pengumuman
stock split belum tentu mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Artinya dengan stock split, investor dapat merasa seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham lebih banyak dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P dan P. Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta.
Semarang.
Hanafi, M dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama.
UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.
Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan
Pertama. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Jogianto,H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta.
Keiso, D. E dan Weygant. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid Dua. Erlangga.
Jakarta.
Kurniawati, I. 2008. Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan Likuiditas Saham : Studi
Empiris Pada Non-Syncronas Trading. Jurnal Riset Akuntansi IndonesiaVol. 6 no.3
:264:275
Mardiyati. 2011. Studi Komparatif Harga, Likuiditas, dan Risiko Saham Sebelum dan Sesudah Perusahaan Melakukan Stock Split dan Reverse Split di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2004-2009. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Sadikin, M. 2011. Analisis Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham,
Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Go
Publik Di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Sartono, A. 2006. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Sunariyah. 2009. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.
Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta
Tjiptono, D dan H. M. Fakhruddin. 2009. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab.