• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)merupakan unit penunjang penyelenggaraanpertanian yang administrasi,pengaturan, pengelolaan dan

pemanfaatannyaadalah tanggung jawab pemerintah daerahkabupaten/kota.Berbagai kegiatan pokokdalam operasional, pengaturan,

pengelolaan danpemanfaatan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) untuk menunjangpenyelenggaraan penyuluhan pertanian harusberdasarkan ketetapan atau keputusanbupati/walikota.Dalam rangka mendukungtugas dan fungsi kelembagaan penyuluhanpertanian dibutuhkan sumber daya manusiadalam hal ini aparat Penyuluh PertanianLapangan(PPL), sarana prasarana, pendanaan sertastatus kedudukan lembaga yang kuat.Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai sebuah lembaga yangdekat dengan masyarakat peran dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)sangat besar dalam upaya pemberdayaanmasyarakat pedesaan( Mokhtar, 2001 ).

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) berperan sebagai basis koordinasi seluruh kegiatan penyuluhan dari semua sektor pembangunan, sehingga semua penyuluh lapangan dari berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, kesehatan, keluarga berencana, koperasi, perindustrian dan lain – lain dapat menyusun program penyuluhan mereka di sini agar penyelenggaraan penyuluhan lintas sektoral dapat berjalan efektif dan efisien, tidak tumpang tindih, mengingat sasaran yang dituju pada kegiatan penyuluhan ini adalah petani beserta keluarga mereka pada khususnya dan masyarakat perdesaan pada umumnya ( Suhardiyono, 1992 ).

(2)

Tugas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah:

 Sebagai tempat penyusunan program penyuluhan pertanian  Sebagai tempat penyebarluasan informasi pertanian

 Sebagi tempat latihan para Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ) yang teratur, sehingga kemampuannya akan selalu meningkat baik pengetahuannya maupun keterampilannya

 Sebagai tempat pemberian rekomendasi pertanian yang lebih menguntungkan  Sebagai tempat mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik

kepada para petani secara langsung.

 Sebagai tempat untuk mengevaluasi kegiatan penyuluhan dan pelaksanaan program pertanian yang diemban masing – masing sub sektor dalam lingkup pertanian

 Tersedianya fasilitas untuk membuat percontohan dan pengembangan model - model usahatani dan kemitraan agribisnis dan ketahanan pangan.

( Kartasapoetra, 1994 ).

Kalau kita mempelajari fungsi – fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di atas, maka jelas pula bahwa di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) tidaklah cukup hanya diselenggarakan kegiatan – kegiatan klasikal saja, melainkan harus terdapat berbagai jenis dan bentuk kegiatan di lapangan, yang dalam hal ini di komplekBalai Penyuluhan Pertanian (BPP). Kegiatan lapangan tersebut terutama ditujukan bagi segi – segi pendidikan, baik bagi para Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ) maupun bagi para petani. Dengan demikian, komplek Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) tidaklah hanya bermanfaat bagi pelaksanaan rapat – rapat saja melainkan juga bagi kegiatan belajar dan mengajar, pelaksanaan diskusi

(3)

yang menyangkut bidang pertanian, penyampaian informasi secara timbal balik, menganalisa dan mengevaluasi hal – hal yang berasal dari dan diperuntukkan bagi tingakat lapangan ( Kartasapoetra, 1994 ).

Monitoting ( M ) dan Evaluasi ( E ), sering kali dijadikan satu kesatuan disebut monitoring dan evaluasi disingkat: M dan E, walaupun antara keduanya terdapat perbedaan. Kedua kata ini dalam bahasa Indonesia sebagai padanan pengertian pemantauan untuk monitoring dan evaluasi ( Ginting, 2000 ).

2.2 Landasan Teori

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah “home base” bagikelompok penyuluh pertanian dan desa binaanyang melakukan kontak langsung denganpetani.Penyuluh sebagai staff fungsional diBalai Penyuluhan Pertanian (BPP) menempati posisi sentral dalammengaktualisasikan berbagai perannya danmerupakan bagian dari organisasi dan aparaturpemerintah. Dalam kegiatannya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) berupayauntuk turut aktif dalam memberikan pelayanankepada masyarakat atas amanah yang menjaditanggung jawabnya (Mokhtar, 2001).

Kinerja diberi batasan oleh Maiersebagai kesuksesan seseorang di dalammelaksanakan tugas ataupun suatu pekerjaan(Moh,1991). Lebih tegas lagi Yeremiasmendefinisikan kinerja sebagai tingkatpencapaian hasil. Dalam pengertian yang sama,Atmosudirjo menyatakan bahwa kinerja adalahprestasi kerja dari penyelenggaraan sesuatu(Soebagjo, 1998).

Fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah sebagai berikut :  Pengenalan kebutuhan petani

(4)

 Kemampuanpenentuan prioritas pelayanan

 pengembangan program-program penyuluhan yang sesuai kebutuhan dan aspirasi petani

 Kesesuaian kegiatan dengan misi dan tujuan penyuluhan pertanian

 Sesuai antara prioritas pelayanan danpemecahan masalah dengan kebutuhanmasyarakat petani

 Kesesuaian tugas dan fungsi dengan peraturan yang ada  Kinerja pelayanan dan informasi

 Kecepatan dalam pemberian pelayanan kepada petani

 Ketepatan materi dan teknik pelayanan informasi dan penyuluhan pertanian. ( Mokhtar, 2001 )

2.2.1 Monitoring

Monitoring merupakan proses pengumpulan informasi ( data dan fakta ) dan pengambilan keputusan – keputusan yang diambil dalam pelaksanaan program dengan maksud untuk menghindari terjadinya keadaan – keadaan kritis yang akan mengganggu pelaksanaan program sehingga program tersebut tetap dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan ( Mardikanto, 1993 ).

Dalam kaitannya dengan program, evaluasi diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektifitas dan dampak kegiatan – kegiatan program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan objektif. Monitoring meliputi kegiatan mengamati/meninjau kembali/mempelajari/ kegiatan mengawasi yang dilakukan secara terus – menerus atau berkala oleh

(5)

pengelola proyek setiap tingkatan pelaksanaan kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan/penggunaan input, jadwal kerja, hasil yang ditargetkan dan tindakan –

tindakan lainnya yng diperlukan berjalan sesuai dengan rencana ( Sinar Tani, 2001 ).

Dengan melaksanakan monitoring, berarti ingin diketahui secara tepat dan pasti mengenai pengamatan atas bukti dan fakta tentang proses dan pencapaian tujuan yang diharapkan dan penemuan hambatan – hambatan maupun factor pendorong mencapai keberhasilan ( Ginting, 2000 ).

2.2. 2 Evaluasi

Evaluasi adalah teknik penilaian kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat. Pada hakekatnya, evaluasi diyakini sangat berperan dalam upaya peningkatan kualitas operasional suatu program dan berkontribusi penting dalam memandu pembuat kebijakan diseluruh strata organisasi. Dengan menyusun, mendesain evaluasi yang baik dan menganalisi hasilnya dengan tajam, kegiatan evaluasi dapat member gambaran tentang bagaimana kualitas operasional program, layanan, kekuatan dan kelemahan yang ada, efektifitas biaya dan arah produktif potensial masa depan. Dengan menyediakan informasi yang relevan untuk pembuat kebijakan, evaluasi dapat membantu menata seperangkat prioritas, mengarahkan alokasi sumber dana, memfasilitasi modifikasi, penajaman struktur program dan aktifitas sertamemberi sinyal akan kebijakan penataan ulang personil dan sumber daya yang dimiliki. Di samping itu, evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menilai meningkatkan kualitas serta kebijakan program.

(6)

Masalah utama dalam evaluasi adalah bahwa agen penyuluhan sering melihatnya sebagai sebuah ancaman, terutama jika mereka kurang percaya diri atau tidak yakin akan penilaian atasannya terhadap tugas mereka. Ini dapat menjadi masalah terutama pada budaya dimana kritik dapat menyebabkan kehilangan muka dan tidak bias dilihat sebagai cara yang positif untuk membantu agar penyuluh memperbaiki tugasnya. Oleh karena itu, penting bagi agen penyuluhan yang baik seharusnya tidak ragu – ragu terhadap penilaian tugasnya, dan berbicara penuh dengan keyakinan ( Van den Bad dan Hawkins, 1999 ).

Evaluasi digunakan organisasi penyuluhan untuk mengambil pengalaman melalui cara yang sistematis. Beberapa evaluasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode ilmu – ilmu sosial, tetapi sebagian besar dilakukan oleh agen penyuluhan.Untuk itu perlu dikembangkan metodologi yang lebih sedehana, sesuai dan kurang menyita waktu.Agen penyuluhan sering membatasi dirinya hanya pada satu analisis yang sistematis saja, padahal kadang – kadang mereka dapat mengumpulkan informasi tambahan melalui kuesioner.Evaluasi sebagai pemberi informasi digunakan agen penyuluhan sebagai dasar pengambilan keputusan walaupun biasanya keputusan juga didasarkan pada bayangan yang ditunjukkan oleh banyak sumber informasi, dan tidak dari satu sumber saja. Evaluasi dapat melengkapi basis informasi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan bertahap dalam rencana ( van den ban & Hawkins, 1999 ).

Tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektifitas dan dampak dari kegiatan dengan pandangan untuk menyempurnakan kegiatan yang sedang berjalan, membantu perencanaan, penyususnan program dan pengambilan

(7)

keputusan dimasa depan. Dan monitoring dilaksanakan agar proyek dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan balik bagi pengelola proyek, menyempurnakan rencana operasional proyek, dan mengambil tindakan yang korektif tepat pada waktunya jika terjadi masalah dan hambatan( Sinar Tani, 2001 ).

2.3 Kerangka Pemikiran

Sebagai induk dari lembaga-lembaga bidang pertanian yang dinaunginya, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan ( BP4K ) dalam kurun waktu 6 tahuan telah berhasil membuat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dimasing-masing kecamatan di kabupaten Pakpak Bharat dengan harapan pelayanan dalam bidang penyuluhan pertanian semakin tertata dengan rapidan tentunya pembangunan pertanian akan semakin cepat. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai sebuah lembaga yangdekat dengan masyarakat peran dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)sangat besar dalam upaya pemberdayaanmasyarakat pedesaan.Dalam kegiatanoperasionalnyaBalai Penyuluhan Pertanian (BPP) terdiri dari sekelompokpenyuluh pertanian dari berbagai subsektor dandikoordinir oleh seorang diantaranya.Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) jugadibantu oleh tim teknis pertanian secara umum.

Visi utama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah berupayamemberdayakan petani melalui penyuluhandengan pendekatan sistem dan usaha agribisnisyang berdaya saing, berkerakyatan,berkelanjutan dan desentralis.Pendekatan inimengharuskan penyuluh dan lembaganya untukmemperluas sasaran penyuluhannya dengantidak hanya ke petani dan keluarganya tetapimencakup

(8)

para pemangku kepentingan(stakeholders) serta semua pelaku agribisnisyang terlibat dalam sistem dan usaha agribisnis.Ditinjau dari sisi materi penyuluhan pertanian disamping menyangkut aspek teknis budidaya,harus pula memberikan perhatian tinggiterhadap aspek ekonomi usaha danpengembangan organisasi petani agar petanidapat mandiri dan mampu melihat peluang sertaperkembangan pasar. Dengan demikian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)dalam kinerjanya harus melakukan perencanaanmelalui program penyuluhan yang sesuaidengan apa yang dibutuhkan petani secarakontekstual serta menjadi fasilitator danmotivator bagi petani dan pelaku agribisnislainnya melalui dalam mengembangkan usahataninya agar berdaya saing dan komersil.

Kondisi penyuluhan selama dekade terakhir ini banyak mengalami kemunduran,kemandulan dan stagnasi. Hal ini terjadi secaranasional, sehingga maju mundurnya penyuluhdan lembaganya sangat bergantung dariapresiasi dari pemegang kebijakan di masing – masingdaerah dalam memahami tugas danfungsi strategis penyuluhan pertanian dalammembangun sistem dan usaha agribisnis.Beragam bentuk lembaga penyuluhan bahkanada yang dibubarkan membuat kinerja lembagadan aparat penyuluhan semakin lesu dalamkegiatannya.Hal ini diperparah denganketidakjelasan status lembaga, pendanaan dansistem pola karier bagi penyuluh, sehinggaperlu adanya evaluasi dan monitoring terhadaptugas dan tanggung jawab lembaga penyuluhanselama ini.Apakah eksistensi dari lembaga inibenar-benar diperhatikan ataukah tidak bagipemerintah Kabupaten/Kota.

(9)

Monitoring dipandang sebagai teknik manajemen dengan lembaga penyuluhan yang mengumpulkan data didalamnya sejalan dengan diterapkannya program kerja serta permasalahan yang dihadapi dalam upayanya berada pada jalur yang benar. Sedangkan evaluasi adalah alat manajemen yang mengarah pada tindakan dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga berhubungan dan dampak dan akibatnya ditentukan secara sistematis dan seobjektif mungkin. Data ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan dating seperti dalam perencanaan, program, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program untuk mencapai kebijaksanaan penyuluhan yang efektif. Monitoring dan evaluasi sangat diperlukan untuk menemukan bukti apakahBalai Penyuluhan Pertanian (BPP) dapat meraih hasil sesuai dengan yang direncanakan dan member keyakinan apakah kegiatan penyuluhan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kinerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kabupaten Pakpak Bharat akan diketahuai apakah tinggi, sedang, atau rendah.

(10)

Keterangan :

: menyatakan hubungan

Gambar : Skema kerangka pemikiran monitoring dan evaluasi eksistensi dan kinerja BPP kabupaten Pakpak Bharat.

Fungsi Pokok BPP:

1. pengenalan kebutuhan petani 2. Kemampuanpenentuan prioritas

pelayanan

3. pengembangan program-program penyuluhan yang sesuai kebutuhan dan aspirasi petani

4. Kesesuaian kegiatan dengan misi dan tujuan penyuluhan pertanian 5. Sesuai antara prioritas pelayanan

danpemecahan masalah dengan kebutuhanmasyarakat petani 6. Kesesuaian tugas dan fungsi

dengan peraturan yang ada 7. Kinerja pelayanan dan informasi 8. Kecepatan dalam pemberian

pelayanan kepada petani

9. ketepatan materi dan teknik pelayanan informasi dan penyuluhan pertanian. BP4K Balai Penyuluhan Pertanian Eksistensi BPP Monitoring Masalah Upaya Evaluasi

Tinggi Sedang Rendah

(11)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Pelaksanaan penyuluhan olehBalai Penyuluhan Pertanian(BPP) kabupaten Pakpak Bharat ada yang tidak berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan tugas dan fungsi pokok Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) sebagian tidak berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

3. Eksistensi Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) diharapkan oleh petani di kabupaten Pakpak Bharat.

4. Kinerja Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) kabupaten Pakpak Bharat sedang. 5. Ada masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Balai

Penyuluhan Pertanian(BPP) di daerah penelitian.

6. Ada upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) di daerah penelitian.

Gambar

Gambar : Skema kerangka pemikiran monitoring dan evaluasi eksistensi dan                        kinerja BPP kabupaten Pakpak Bharat

Referensi

Dokumen terkait

They said that eliminating or taking minimal amounts of carbohydrates will lead to controlled weight and increased muscle size.. According to physiologists and diet specialists,

“ PEMEGANG IZIN” harus membangun dan memelihara j aringan j alan di dalam areal kerj anya sesuai dengan perat uran perundangan yang berlaku t ent ang pembuat an j alan angkut

Ini disebabkan 51 orang yang menjadi responden adalah mahasiswa yang kebanyakan menonton film di laptop mereka –via youtube atau media internet lain—ketika menggunakan

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang remaja putri yang telah melakukan hubungan seks pranikah di masa sekolah, dan tetap melakukan hubungan seks dengan pasangan yang

[r]

Contoh format Ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Pendapatan, Belanja dan

Kemudian kita klik data yang diinginkan yaitu dengan komponen surface yang diinginkan yaitu dengan komponen surface dan kemudian kita mengklikB. dan kemudian

Anggota Dewan yang terhormat. Buruh anak pada hakekatnya telah berlaku di ndonesia seperti yang tercantum dalam UUD'45 No 1 tahun 195 dimana anak yang