• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KEMASAN TRANSPORTASI BUAH SALAK (Salacca edulis) BERBAHAN BAKU PELEPAH SALAK WIYANA LEVI SANTI SIREGAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KEMASAN TRANSPORTASI BUAH SALAK (Salacca edulis) BERBAHAN BAKU PELEPAH SALAK WIYANA LEVI SANTI SIREGAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KEMASAN TRANSPORTASI

BUAH SALAK (Salacca edulis) BERBAHAN

BAKU PELEPAH SALAK

WIYANA LEVI SANTI SIREGAR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul PERANCANGAN KEMASAN TRANSPORTASI BUAH SALAK (Salacca edulis) BERBAHAN BAKU PELEPAH SALAK adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks ini dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Maret 2007

(3)

ABSTRAK

WIYANA LEVI SANTI SIREGAR. Perancangan Kemasan Transportasi Buah Salak (Salacca Edulis) Berbahan Baku Pelepah Salak. Di bawah bimbingan SUTRISNO (Ketua) dan EMMY DARMAWATI (Anggota).

Ruang lingkup penelitian ini adalah perancangan kemasan yang berbahan baku pelepah salak untuk transportasi buah salak. Perancangan kemasan dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu pengukuran dimensi dan uji sifat mekanis buah dan pelepah salak sebagai tahap I, perancangan dimensi kemasan yang optimal sebagai tahap II, dan uji beban tekan maksimum dan simulasi transportasi kemasan hasil rancangan sebagai tahap III. Simulasi transportasi menggunakan meja getar berfrekuensi 3.34 Hz dan amplitudo 4.85 cm selama 3 (tiga) jam atau setara dengan transportasi sejauh 500 km pada jalan luar kota menggunakan truk yang berfrekuensi 1.4 Hz dan amplitudo 1.74 cm. Perlakuan dalam penelitian adalah 3 (tiga) jenis kapasitas kemasan, yaitu 10, 15, dan 20 kg. Buah salak disusun dengan pola susun face centered cubic (fcc) yang dikembangkan oleh Peleg (1985). Fcc adalah suatu pola susun buah berdasarkan jumlah buah dalam suatu kapasitas kemasan.

Hasil pengujian sifat fisik dan mekanis pelepah salak menunjukkan bahwa pelepah salak yang merupakan limbah dari budidaya tanaman salak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kemasan. Kondisi optimum pelepah salak diperoleh dengan metode pengeringan berupa penjemuran pelepah sampai kadar air kering udara (10 – 20% bb). Kemasan hasil rancangan yang berkapasitas 15 kg memiliki kekuatan beban tekan maksimum, yaitu 438 kg. Kekuatan ini memenuhi persyaratan perancangan yang mengharuskan kemasan mampu menahan beban tumpukan melebihi bioyield buah salak sebesar 34.186 kg yang didapatkan dari hasil uji sifat mekanis buah salak. Berat tiap buah salak bervariasi meski dalam 1 (satu) varietas dan menyebabkan berat bersih kemasan tidak mencapai kapasitas kemasan. Berat bersih kemasan sebesar 9.64 kg, 13.56 kg, dan 18.1 kg, masing – masing untuk kapasitas 10, 15, dan 20 kg. Bentuk buah salak relatif seragam sehingga pola susun fcc adalah pilihan yang tepat karena memudahkan penyusunan buah salak dalam kemasan.

Hasil simulasi transportasi menunjukkan bahwa kapasitas mempengaruhi persentase kerusakan fisik, persentase luas memar pada tiap buah salak dan laba bersih penjualan buah salak. Semakin besar kapasitas kemasan maka makin besar pula persentase memar dan pecah kulit serta luas memar buah. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan disimpulkan bahwa kapasitas 15 kg adalah kapasitas yang optimal karena persentase kerusakan fisik buah salak pada kapasitas 15 kg berbeda nyata dengan 20 kg dan tidak berbeda nyata dengan 10 kg, meskipun kapasitas 15 kg lebih besar daripada 10 kg. Secara ekonomi, estimasi laba bersih penjualan terbesar diperoleh pada kapasitas 15 kg sehingga penggunaan kapasitas 15 kg lebih menguntungkan daripada 10 dan 20 kg. Berdasarkan hasil – hasil uji tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kapasitas 15 kg adalah kapasitas kemasan yang optimal dibandingkan kapasitas 20 dan 10 kg.

(4)

ABSTRACT

WIYANA LEVI SANTI SIREGAR. Using of Snakefruit (Salacca edulis) Tree Rods as Packaging Material in Snakefruit Transportation Packaging Design. Under supervision of SUTRISNO (Chair) and EMMY DARMAWATI (Member).

High physical damage occurred during transportation of snakefruit could be solved by using appropriate packaging technology. The objective of this research is to design snakefruit packaging for transportation purpose. Package was made from dried snakefruit tree rods and designed in three capacities; they were 10, 15, and 20 kilograms (kgs). Design used face centered cubic (fcc) pattern package which developed by Peleg (1985). Fcc is a fruit pattern package that based on fruit counts and suitable for snakefruit pattern package because snakefruit dimensions (diameters and high) were less variate than its average weight. Package was also tested with transportation simulation for 3 (three) hours by vibrator with 3.34 Hz frequency and 4.85 cm amplitude. The simulation reflected 500 kilometers of snakefruit transportation ride by truck with 1.4 Hz frequency and 1.74 cm amplitude. After simulation, snakefruit was viewed to analyze the percentage of physical damage which consists of bruise, decay, and peel breaking, bruise spot counts and percentage of bruise spot area, firmness and total soluble solid (TSS). Economic analyzation was carried out to estimate economic loss and net profit of snakefruit sale.

The results shown higher packaging capacities increased the percentage of physical damage and percentage of bruise spot area. Firmness and TSS were not always influenced by packaging capacities; they were depended on snakefruit wall cell condition that influenced by fungi infection which decayed snakefruit. Optimal capacity was reached in 15 kgs capacity. Snakefruit physical damage in 15 kgs was lower than 20 kgs but 15 kgs was not significantly different with 10 kgs. Maximum packaging strength was about 438 kg and also reached in 15 kgs capacity. The packaging strength passed snakefruit bioyield value which was snakefruit package designing requirement. Snakefruit bioyield value was 34.186 kgs. Economically, use of 15 kgs capacity gave more profit than other capacities on snakefruit sale. The results shown 15 kgs was the optimal packaging capacity than others (10 and 20 kgs capacities).

(5)

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut

Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik

(6)

PERANCANGAN KEMASAN TRANSPORTASI

BUAH SALAK (Salacca edulis) BERBAHAN

BAKU PELEPAH SALAK

WIYANA LEVI SANTI SIREGAR

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada Program Studi Teknologi Pasca Panen

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(7)

Judul tesis : Perancangan Kemasan Transportasi Buah Salak (Salacca edulis) Berbahan Baku Pelepah Salak Nama : Wiyana Levi Santi Siregar

NRP : F051020151

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sutrisno, MAgr. Dr. Ir. Emmy Darmawati, MSi.

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Teknologi Pasca Panen

Dr. Ir. I Wayan Budiastra, MAgr. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, atas segala rahmat yang dilimpahkan sehingga karya ilmiah berupa tesis yang berjudul Perancangan Kemasan Transportasi Buah Salak (Salacca edulis) Berbahan Baku Pelepah Salak dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi rintisan dalam pengembangan teknologi pengemasan tepat guna yang memanfaatkan pelepah salak sebagai limbah dari budidaya tanaman salak. Karya ini diharapkan pula dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi mengenai penelitian yang berkaitan dengan transportasi, khususnya transportasi buah sebagai komoditas hortikultura.

Akhirul kalam, terima kasih sebesar – besarnya dihaturkan kepada Dr. Ir. Sutrisno, MAgr. dan Dr. Ir. Emmy Darmawati, MSi. selaku Komisi Pembimbing, Dr. Y. Aris Purwanto, MSc. selaku penguji dalam ujian akhir tesis, juga kepada Papa, Mama, Udith, Mimi, Mas Adi, TPP 2002 (Mbak Hani, Mas Slamet, Harmi, Bang Munawar, Mas Enrico, Mbak Novi), Pak Sulyaden dan rekan – rekan di Lab. TPPHP (Neng, Tesi, Bang Nurdin, Bang Muhdar, Adnan), teman – teman sejawat (Bang Ucok dan keluarga, Fida, Lisa, Retno, Imatapsel Bogor, Beni, Hamdan, Isma, Fitri, Nia, Neni) dan semua pihak yang telah berperan serta selama penulis menempuh studi di Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2007

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Tua, Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 23 Oktober 1978 dari ayah Syafruddin Siregar dan ibu Susni S. Pohan. Penulis adalah anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara.

Pada tahun 1997, penulis mendapat kesempatan untuk menempuh studi Sarjana Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan menyelesaikan studi tersebut pada tahun 2002. Pada tahun 2001, penulis menjadi finalis tingkat Nasional dalam Lomba Karya Ilmiah Produktif (LKIP) sebagai prewakilan dari Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2002, penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang Magister pada Program Studi Teknologi Pasca Panen, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

(10)

i

DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Satuan

2a diameter mayor buah salak cm

2b diameter minor buah salak cm

2c tinggi buah salak saat diasumsikan berbentuk

spheroid cm

a jari - jari mayor buah salak cm

b jari - jari minor buah salak cm

A panjang kemasan cm

B lebar kemasan cm

C tinggi kemasan cm

d diameter spot memar berbentuk lingkaran cm

F beban tekan kg

h tinggi buah salak cm

i ulangan perlakuan percobaan

K kelompok perlakuan (lapisan buah, posisi kemasan)

KA jumlah buah salak pada baris sejajar sumbu x buah

KB jumlah buah salak pada baris sejajar sumbu y buah

KC jumlah buah salak pada baris sejajar sumbu z buah

L panjang bentangan cm

MOE Modulus of Elasticity kg/ cm2

MOR Modulus of Rupture kg/ cm2

N jumlah buah salak dalam satu jenis bobot kemasan buah

P gaya pembebanan maksimum kg

p diameter mayor spot memar berbentuk elips cm q Diameter minor spot memar berbentuk elips cm

Referensi

Dokumen terkait

dan Arsip Sejarah Zaman Permulaan dan Zaman Akhir yang mencakup Peristiwa Politik Mengenai Orang- orang Arab, Non-Arab, dan Barbar, serta Raja-raja Besar yang Semasa

Terjadi penurunan sudut semprot akibat pengendapan asam lemak bebas dan gliserol di ujung nosel pada kenaikan temperatur pemanasan awal 200 0 sampai dengan 220 o C, kecuali

Bab ini berisikan tentang Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Prosedur Pemeriksaan Korban KDRT dalam proses Peradilan pidana, Aturan di dalam Undang-Undang

Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surakarta dibentuk sejak tahun 2005 yang bertugas mengkoordinir semua anggota KPA dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Surakarta;

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh pegawai pasar modern yang hadir sebagai orang ketiga dalam pembicaraan tersebut memberikan pengaruh terhadap perilaku berbahasa

Electrical Arc Frunance Slag atau limbah dari pembakaran atau peleburan baja yang merupakan limbah dari hasil proses pembakaran dari pabrik baja dapat

Introducing early generation seed potatoes – increased productivity in Bedugul region... Orchid seed

Disimpullcan bahwa Rarlsurll A da11 B atau lcombinasinya layalc digu~lalcan untulc sapi dara berbobot 250 kg yaug tui~lbuh 0.8 ltglhari atau sapi laktasi berbobot 500