• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL_2A) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL_2A) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TAHUN 2011"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

29

MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP

(RL_2A) DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH SRAGEN TAHUN 2011

Vindira Ariantika Rizky1, Sri Sugiarsi2, Tri Lestari2

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2

ABSTRAK

Manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, peyajian, akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan manfaat bagi setiap orang atau organisasi yang membutuhkan. Dalam pelaporan RL_2a masih terjadi keterlambatan pengiriman, seperti pada tahun 2011 triwulan III baru dapat dikirimkan pada bulan November. Hal ini dapat menjadi kendala dalam pemanfaatan laporan tersebut oleh pihak yang membutuhkan seperti peneliti dan monitoring oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten. Tujuan penelitian ini mengetahui manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian adalah wawancara dan observasi dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Objek penelitian adalah pelaksanaan manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap (RL_2A) di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Subjek penelitian adalah petugas di unit rekam medis khususnya petugas pelaporan di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Sumber data RL 2a dari data pasien rawat inap yang telah diinput bagian indeks ke program SIMPATI. Bagian reporting mengolah kembali data tersebut dengan menggunakan program Ms.

Acces kemudian dicopy ke Ms. Excel pada format hasil download dari website Departemen

Kesehatan RI. Laporan RL 2a dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dan DirJenYanMed dalam bentuk paper namun untuk pengiriman ke dinas kesehatan provinsi dikirimkan dalam bentuk paper dan softfile. Pada triwulan III tahun 2011 pelaporan masih mengalami keterlambatan yang disebabkan adanya perangkapan tugas di bagian assembling. Pemanfaatan informasi RL_2a oleh pihak rumah sakit dan feed back dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen belum maksimal.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaporan RL 2a tahun 2011 masih mengalami keterlambatan, hasil SIMPATI belum sesuai dengan kebutuhan, pemanfaatan informasi RL_2a dan feed back yang diberikan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen belum maksimal. Saran untuk pihak rumah sakit yaitu sebaiknya petugas lebih disiplin dalam melakukan permintaan kelengkapan syarat klaim JAMKESMAS, mengadakan upgrade pada item entry data dan output dari program SIMPATI disesuaikan dengan format pelaporan yang terbaru (RL 4 - SIRS VI), mengkomunikasikan kepada dinas kesehatan tentang feed back yang diharapkan oleh pihak rumah sakit.

Kata Kunci : Data Keadaan Morbiditas, RL_2A, Manajemen Data Kepustakaan : 14 (1997-2011)

PENDAHULUAN

Sistem pelaporan rumah sakit atau yang sering disebut dengan Sistem Informasi Rumah Sakit adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit. Sistem informasi ini

diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan datang. Seperti pada Permenkes 1171 pasal 1 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan sistem informasi rumah

(2)

30

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

sakit yaitu suatu proses pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian data rumah sakit

(KemenKes, 2011).

Data keadaan Morbiditas pasien rawat inap (RL_2A) memuat data kompilasi penyakit/ morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut Daftar Tabulasi Dasar. Untuk masing-masing kelompok penyakit dilaporkan mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin serta jumlah pasien mati untuk masing-masing kelompok penyakit (DepKes

RI, 2003).

Keadaan morbiditas pasien rawat inap di suatu rumah sakit dapat menentukan bagaimana melakukan suatu kebijakan dalam mengambil suatu keputusan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh pihak dinas kesehatan kabupaten. Untuk melakukan suatu pengambilan keputusan yang tepat diperlukan suatu informasi yang akurat, tepat dan jelas. Begitu pula informasi yang didapat dari formulir data keadaan morbiditas pasien rawat inap. Manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, penyajian, akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan manfaat bagi setiap orang atau organisasi yang membutuhkan.

Berdasarkan survei pendahuluaan, dalam pelaporan RL_2a masih terjadi keterlambatan pengiriman, seperti pada tahun 2011 triwulan III baru dapat dikirimkan pada bulan November. Hal ini dapat menjadi kendala dalam pemanfaatan laporan tersebut oleh pihak yang

membutuhkan seperti peneliti dan

monitoring oleh pihak Dinas Kesehatan

Kabupaten Sragen. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen tahun 2011.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Informasi Kesehatan

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Umumnya sumber daya yang tersedia dalam manajemen meliputi manusia, material, dan modal. Konsep sumber daya manajemen akan menjadi bertambah ketika pembahasan difokuskan pada Sistem Informasi Manajemen. Dalam Sistem Informasi Manajemen, sumber daya manajemen meliputi tiga sumber daya tersebut ditambah dengan sumber daya berupa informasi

(Sutanta, E. 2003).

Manajemen Sumber Daya Informasi atau kita kenal juga sebagai IRM

(Information Resources Management)

adalah keseluruhan usaha perusahaan untuk menciptakan dan memelihara sumber daya informasi. Karena data adalah sumber daya, maka perlu dikelola proses ini disebut manajemen data. Manajemen data adalah bagian dari manajemen sumber daya informasi yang mencakup semua kegiatan yang memastikan bahwa sumber daya data perusahaan akurat, mutakhir dan aman dari gangguan, serta juga tersedia bagi pemakai.

(3)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

31

B. Sistem Informasi Kesehatan

1. Definisi Sistem Informasi Kesehatan

Mengutip pendapat Hurtubise, sistem informasi didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang spesifik untuk mendukung proses pengambilan keputusan di setiap tingkat organisasi. Sehingga, tujuan akhir sistem kesehatan bukanlah untuk mengumpulkan data dan informasi melainkan memperbaiki tindakan

(improve action). Oleh karena itu,

pengertian sistem informasi kesehatan adalah seperangkat komponen dan prosedur yang terorganisasi dengan tujuan untuk menghasilkan informasi untuk memperbaiki keputusan manajemen di semua tingkatan organisasi sistem pelayanan kesehatan. 2. Ruang Lingkup Sistem Informasi

Kesehatan

Secara umum, sistem informasi kesehatan akan tersusun atas 2 entitas utama yaitu pengolahan informasi dan struktur manajemen sistem informasi kesehatan. Pengolahan informasi meliputi beberapa komponen sebagai berikut:

a. Pengumpulan data. b. Pengiriman data. c. Pengolahan data. d. Analisis data.

e. Presentasi informasi untuk perencanaan dan manajemen. Agar pengolahan informasi berjalan secara efisien, struktur manajemen sistem informasi kesehatan diperlukan untuk menjamin penggunaan sumber daya sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi yang bermutu secara tepat waktu. Struktur ini dapat dibedakan menjadi 2 komponen:

a. Sumber daya sistem informasi kesehatan, meliputi: orang, perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya keuangan.

b. Seperangkat aturan-aturan organisasi, seperti standar diagnostik dan terapi, deskripsi pekerjaan dan tanggung jawab, produser manajemen suplai, prosedur pencatatan dan pelaporan dan prosedur pemeliharaan komputer. 3. Keterkaitan Pelayanan Kesehatan

dengan Sistem Informasi Kesehatan Sistem informasi pelayanan kesehatan bukan merupakan entitas yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan sistem kesehatan secara luas. Sistem informasi kesehatan memiliki peran dalam setiap rangkaian pelayanan kesehatan, baik dalam pelayanan promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Dalam konteks

(4)

32

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

desentralisasi kesehatan, sistem

informasi pelayanan kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota dengan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda, baik dari sisi administratif, penyelenggaraan pelayanan kesehatan maupun ketersediaan sumber daya. Dalam masing-masing tingkatan, sistem informasi pelayanan kesehatan mendukung terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan baik yang bersifat perorangan (Upaya Kesehatan Perorangan) maupun masyarakat (Upaya Kesehatan Masyarakat).

Sistem informasi pada upaya kesehatan perorangan (SI UKP) meliputi lingkup spesifik seperti aspek klinis spesifik-pasien

(patien-spesific clinical information system)

hingga sistem financial dan bahkan sistem yang terintegrasi penuh yang mengombinasikan informasi klinis dan financial.

Sistem informasi pada upaya kesehatan masyarakat (SI UKM) bertujuan mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi serta menyediakan umpan balik untuk mendukung kegiatan, pemeliharaan, pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Cakupan, komponen, serta kerumitan sistem informasi

pada UKM berbeda-beda, tergantung pada strata UKM itu sendiri. Sistem informasi pada UKM strata pertama yaitu Puskesmas, mengombinasikan sikus informasi untuk manajemen klien dengan kegiatan surveilans, fungsi administrative serta pemantauan wiliayah. Sedangkan pada dinas kesehatan kabupaten, sistem informasinya bertujuan untuk mengitegrasikan data agregat dari berbagai UKM dan UKP strata I serta berperan sebagai regulator. Untuk menjamin kemudahan pertukaran data antar berbagai UKP dan UKP diperlukan kesepakatan mengenai infrastruktur informasi kesehatan yang meliputi standar data serta mekanisme pertukarannya (Gemala R.Hatta,

2011).

C. Rekam Medis

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Bab II Pasal 2 Rekam medis catatan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

(Gemala, 2008).

Menurut Huffman EK, (1992) rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat

(5)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

33

pengetahuan mengenai pasien dan

pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.

D. Pasien Unit Rawat Inap

Pasien rawat inap yaitu pasien yang diterima untuk dirawat di rumah sakit. Pasien yang dirawat merupakan masukan/input bagi rumah sakit khususnya jasa rawat inap. Oleh karena itu jika semakin banyak jumlah pasien yang dirawat menunjukan pelayanan rumah sakit yang semakin baik sehingga mampu meningkatkan jasa penggunaan kembali (ulang) maupun jasa baru (Depkes RI, 1997).

Pasien rawat inap adalah seseorang yang menggunakan tempat tidur rumah sakit untuk tujuan mendapatkan pelayanan (Sudra, 2010). Data pasien rawat inap ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang jumlah pasien rawat inap pada periode tertentu, jumlah kasus penyakit yang ada di bangsal tertentu pada periode tertentu.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya menggambarkan keadaan objek penelitian tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku umum (Arief

M, 2003). Sedangkan penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengolahan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2005).

B. Definisi Istilah

1. Manajemen data adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pencatatan data, pengolahan, pelaporan hingga mendapatkan feed back dari hasil pengiriman data keadaan morbiditas pasien rawat inap. 2. Data keadaan morbiditas pasien

rawat inap (RL_2A) adalah formulir rekapitulasi dari jumlah pasien keluar Rumah Sakit (hidup dan mati) untuk periode triwulan untuk masing-masing kelompok penyakit.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah petugas di unit rekam medis khususnya petugas pelaporan di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

2. Objek penelitian adalah pelaksanaan manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap (RL_2A) di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

(6)

34

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

D. Instrumen dan Cara Pengumpulan

Data

1. Instrumen

a. Pedoman observasi yaitu daftar pengamatan terhadap proses manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap mulai dari proses indeksing, pengolahan sampai dengan

print laporan di Rumah Sakit

Umum Daerah Sragen.

b. Pedoman wawancara adalah berupa daftar pertanyaan yang sudah tersusun dan terencana dengan baik untuk mendapatkan informasi tentang manajemen data keadaan morbiditas pasien rawat inap (RL_2A) di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Metode observasional yaitu suatu prosedur yang berencana yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah serta tingkat aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah penelitian

(Notoatmodjo S, 2005).

b. Metode wawancara adalah suatu metode yang diperlukan untuk mengumpulkan data, proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan

(Narbuko. C dan Achmadi. A, 2008).

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam penelitian, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data penelitian ini adalah:

1. Data reduction (reduksi data).Mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.

2. Data display (penyajian data). Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif dari hasil wawancara kepada dan observasi lapangan.

3. Penarikan Kesimpulan

Conclusion yaitu suatu langkah

menarik sebuah kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah

(7)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

35

yang dirumuskan sejak

awal.(Sugiyono, 2010)

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pencatatan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

Proses pencatatan data keadaan morbiditas pasien rawat inap adalah penangkapan data yang diperoleh mulai dari pasien memperoleh perawatan di bangsal perawatan. Proses pencatatan data keadaan morbiditas pasien rawat inap dilakukan oleh petugas medis yang merawat pasien. Setelah dokumen rekam medis pasien rawat inap yang pulang dikembalikan oleh bangsal kepada bagian assembling untuk dilakukan pemeriksaan kelengkapan data dan perakitan. Dalam pengembalian dokumen rekam medis oleh bagian bangsal kepada bagian assembling masih terjadi keterlambatan. Lalu dilakukan kodefikasi penyakit dan tindakan sesuai dengan prosedur tetap nomor P. 05. 05. 005 tanggal 6 Januari 2011 tentang pemberian kode penyakit (lampiran 3), kemudian diserahkan ke bagian indeksing untuk dilakukan pengindekan penyakit dan tindakan.

Pada proses pengindekan ini data morbiditas pasien rawat inap mulai dientry pada program SIMPATI (Sistem Informasi Manajemen dan Pengelolaan Administrasi Terintegrasi). Langkah-langkah dalam

proses pengindeksan tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Memunculkan kembali data yang telah terekam pada saat pendaftaran menggunakan nomor rekam medis, seperti pada gambar 1

Gambar 1. Proses Indeksing Tahap

Pemanggilan Data Pasien

Data-data yang sudah terekam meliputi:

1) No rekam medis 2) Nama

3) Umur (otomatis muncul saat kita ketikan tanggal lahir pasien) 4) Jenis kelamin

(8)

36

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

b. Menginput data-data yang belum terisi

pada halaman1, 2 dan 3, seperti pada gambar 2, 3, dan 4 berikut ini:

Gambar 2. Proses Input Data Pasien pada

Halaman 1

Data-data yang perlu dilengkapi pada halaman 1tersebut meliputi :

a. Kelompok umur b. Tanggal masuk c. Tanggal keluar d. Jenis oasien e. Bangsal f. Kode diagnosa g. Diadnosa utama h. Kode sebab i. Uraian sebab j. No DTD k. Nama DTD

Gambar 3. Proses Input Data Pasien pada

Halaman 2

Data-data yang perlu dilengkapi pada halaman 2 tersebut meliputi

a. Komplikasi

b. Diagnosa (penyakit lain) c. Operasi d. Jenis operasi e. Jenis anestesi f. Tanggal operasi g. Rawat bersama h. Operasi lain i. Dr. Operator j. Keluar operasi k. Jam masuk RSU l. Jam keluar m. Sebab mati n. Sebab APS o. Rujuk ke

(9)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

37

p. Menular (ya atau tidak)

q. Tanggal sakit r. Sakit jiwa s. Pendidikan t. Pekerjaan

Gambar 4. Proses Input Data Pasien pada

Halaman 3

Data-data yang harus dilengkapi pada halaman 3 tersebut adalah :

a. Status b. Keracunan

c. Jenis racun (diisi dengan JAMPERSAL)

d. Gejala (diganti SMF) e. Disengaja (ya atau tidak) f.

g. ESO (di isi kelas perawatan) h. Tarif

i. Tidak menular (ya atau tidak) j. Dr. IGD

k. Asal Pasien

2. Pengolahan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Proses pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap di RSUD Sragen dilakukan secara manual dan komputerisasi menggunakan program SIMPATI. Proses pengolahan laporan ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku di RSUD Sragen nomor P. 05. 07. 012 tanggal 6 Januari 2011 tentang pembuatan laporan data morbiditas pasien rawat jalan dan rawat inap (lampiran 5). Adapun alur pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Input

Input data keadaan morbiditas pasien

rawat inap yang telah selesai mendapatkan perawatan dilakukan pada saat pengindekan yang bersumber dari dokumen pasien rawat inap yang telah pulang. Data yang dientry pada saat proses indeksing melalui program SIMPATI RSUD Sragen meliputi data-data morbiditas pasien yang dicatat dalam dokumen rekam medis pada saat pasien mendapatkan perawatan di bangsal perawatan.

b. Proses

Proses pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap dilakukan secara komputerisasi dengan program

(10)

38

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

SIMPATI, Microsoft Acces, dan

Microsoft Excel. Data keadaan

morbiditas pasien rawat inap direkap bulanan. Setelah data diinput pada program SIMPATI salah satu hasil yang diperoleh yaitu laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap di RSUD Sragen, namun hasil tersebut belum sesuai dengan format yang diminta oleh Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Oleh karena itu petugas melakukan pemrosesan kembali. Pemrosesan tersebut dilakukan dengan mengambil data untuk rawat inap pada ODBC 1 (Open Database Connectivity 1) dalam

Microsoft Acces kemudian diolah

kembali dan dientrikan pada program

Microsoft Excel dengan format sesuai

dengan permintaan pihak DitJenYanMed, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: 1) Mengubah query penyakit pada

ODBC 1 sesuai dengan bulan dan tahun yang diinginkan (Lihat gambar 5).

Gambar 5. Query Penyakit Pada ODBC 1

2) Buka pada query penyakit_crosstab maka akan terlihat data keadaan jumlah penyakit berdasarkan kelompok umur pada setiap nomor DTD pada bulan dan tahun sesuai yang akan dilaporkan seperti pada gambar 6 di bawah ini :

(11)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

39

Dalam gambar tersebut ditampilkan

nomor DTD dari kelompok penyakit yang diderita oleh pasien rawat inap di RSUD Sragen, jumlah penderita menurut kelompok umur dengan kode angka 1 s/d 8 dan jumlah seluruh penderita dari masing-masing nomor DTD. Untuk mengambil data jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin dan jumlah pasien meninggal pada masing-masing nomor DTD dengan cara memilih penyakit_crosstab2 maka akan tampil seperti pada gambar 7dan 8.

Gambar 7. Jumlah Kasus Berdasarkan

Jenis Kelamin

Gambar 8. Jumlah Pasien Keluar Hidup

Dan Mati

Pada gambar diatas dapat dilihat jumlah pasien keluar hidup pada kode angka 1 dan keluar mati pada kode angka 2.

3) Data nomor DTD, jumlah penderita berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin serta jumlah pasien meninggal pada masing-masing nomor DTD diekstrak kedalam

Microsoft Excel sehingga akan

(12)

40

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

Gambar 9. Hasil Ekstract dari ODBC ke

Microsoft Excel

4) Melakukan input dengan mengcopy per item data dari

Microsoft Acces kedalam format

hasil download pada update

Departemen Kesehatan RI seperti pada gambar 10 yang telah dilengkapi dengan sistem pengingat pada setiap item yang memerlukan perhatian khusus contohnya untuk kelompok penyakit tentang ibu melahirkan jika diisi pada jenis kelamin laki-laki maka aka nada peringatan dan muncul kotak dialog yang berisi “ The cell or chart that

you are tryngto change is protected and therefore read only. To modify

a protected cell or chart, first

remove protection using the

unprotect sheet command (review tab, changes group). You may be prompted for a password.

Gambar 10. Format RL_2a SIRS V

5) Copy dalam format laporan yang siap untuk dicetak dan dikirimkan (lihat gambar 11).

(13)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

41

Gambar 11. Laporan Rl_2a Siap Dicetak

Untuk mengetahui lebih lanjut hasil wawancara dari responden tentang proses pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap dapat dilihat dari jawaban responden berikut ini:

“…Setelah data diinput ke program SIMPATI pada saat indeksing nanti hasilnya berupa data mentah yang harus saya olah lagi dari Acces yang saya ambil dari ODBC 1 lalu saya pindahkan ke Excel yang sudah sesuai dengan format laporan RL_2a. Itu saya lakukan setiap bulan untuk mempercepat proses rekapitulasi triwulannya”

R 1

“…Data diinput ke SIMPATI waktu

indeksing, terus nanti hasilnya diolah

dipindahkan dari Acces ke Excel sama mba eri. Soalnya hasil itu belum sesuai.”

R 2

“…hasil itu disebut data mentah soalnya dari output SIMPATI belum bisa mengeluarkan laporan yang sesuai tetapi harus diolah lagi karena hasil dari SIMPATI itu yang terlaporkan hanya DTD yang terdapat kasusnya di periode itu, kalo ga ada yang menderita ya ga muncul, de. Padahal untuk laporan itu kan tetap harus sesuai dengan format, walaupun tidak ada kasus tetapi kan harus tetap dicantumkan.”

R 1

c. Output

Dari proses data tersebut dihasilkan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap sesuai dengan permintaan yaitu dengan format seperti pada

(14)

42

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

lampiran 5a. Seperti yang disebutkan

oleh petugas pada saat wawancara.

Pada laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap triwulan I dapat kita lihat bahwa kasus penyakit tertinggi yang diderita oleh pasien rawat inap yaitu gastritis dan duodenitis kode DTD 184 dengan jumlah kasus 190. Pada triwulan II kasus penyakit tertinggi yang diderita oleh pasien rawat inap yaitu gastritis dan

duodenitis kode DTD 184 dengan

jumlah kasus 201.

Pada triwulan III kasus penyakit tertinggi yang diderita oleh pasien rawat inap yaitu diabetes mellitus tidak tergantung insulin kode DTD E11 dengan jumlah kasus 171. Pada triwulan IV kasus penyakit tertinggi yang diderita oleh pasien rawat inap yaitu gastritis dan duodenitis kode DTD 184 dengan jumlah kasus 221.

3. Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap dilaporkan setiap triwulan berdasarkan hasil rekapitulasi setiap bulan yang dilakukan oleh petugas bagian pelaporan. Sebelum dimintakan tanda tangan direktur rumah sakit, terlebih dahulu dikoreksi oleh KaSubBag Rekam Medis mengenai kebenaran hasil laporan. Laporan dibuatkan surat pengantar oleh bagian kesekretariatan untuk kemudian dikirim. Data yang dilaporkan tersebut mencakup keadaan mulai tanggal 1 bulan pertama sampai dengan tanggal 30/31 bulan ketiga pada setiap triwulan yang bersangkutan dan dikirimkan paling lambat 15 hari sesudah jangka waktu data yang dilaporkan. Laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap dikirimkan kepada:

a. Direktorat Jendral Pelayanan Medik b. Dinas Kesehatan Provinsi

c. Dinas Kesehatan Kabupaten

Rumah Sakit Umum Daerah Sragen mengirimkan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap dalam bentuk

paper hasil printout dari Microsoft Excel,

kecuali untuk pengiriman kepada dinas kesehatan provinsi dikirimkan dalam bentuk

paper dan softfile juga.

Dalam pengiriman laporan tersebut RSUD Sragen masih sering terjadi keterlambatan pengiriman laporan, seperti yang dikatakan oleh petugas saat wawancara.

“ ya setelah melalui proses pengentrian ulang baru bisa didapatkan hasil yang sesuai permintaan, de.”

R 1

“…habis dilakukan entry ulang itu baru dapet hasil yang sesuai.”

(15)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

43

“…ya de pengiriman laporan RL_2a tahun

2011 setiap triwulannya masih terjadi keterlambatan ya walaupun keterlambatannya itu sekitar 1 bulan contohnya untuk triwulan III yang seharusnya sudah dikirimkan awal Oktokber ini baru bisa dikirimkan tanggal 7 November 2011 ”

R 1

“…untuk penyebab keterlambatan itu, ya karena kegiatan ini saling berhubungan, misalnya berhubungan dengan pengembalian dokumen rekam medis pasien dari bangsal perawatan, kemudian untuk sekarang kan petugas assembling tidak hanya mengecek dokumen rekam medis tetapi harus mengecek kelengkapan persyaratan klaim untuk pasien ASKES dan JAMKESMAS yang terkadang masih ada yang kurang.”

R 1

Feed back pelaporan data keadaan

morbiditas pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

Laporan data keadaaan morbiditas

pasien rawat inap yang telah dibuat dan dilaporkan kepada dinas kesehatan harapannya dapat memberikan manfaat dan berguna baik bagi pihak intern rumah sakit maupun bagi dinas kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa narasumber diketahui feed back

laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap sebagai berikut:

“…ya de pengiriman laporan RL_2a tahun 2011 setiap triwulannya masih terjadi keterlambatan ya walaupun keterlambatannya itu sekitar 1 bulan contohnya untuk triwulan III yang seharusnya sudah dikirimkan awal Oktokber ini baru bisa dikirimkan tanggal 7 November 2011 ”

R 1

“…sampai saat ini kami tidak pernah menerima feed back. Padahal kami sudah berusaha membuat laporan, tapi setelah laporan dikirim kami tidak ada umpan balik dari DKK. Rumah Sakit mengharapkan feed back dari Dinas Kesehatan berupa penilaian terhadap kinerja dan mutu pelayanan yang ada di rumah sakit kami. Selain itu misalnya profil keadaan rumah sakit dibandingkan dengan rumah sakit yang ada di Jawa Tengah.”

(16)

44

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

“…selama ini ya kami buat laporan

RL_2a ini hanya untuk memenuhi permintaan dari pihak Departemen kesehatan, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/ kota. Untuk pemanfaatan oleh pihak intern rumah sakit kurang de, paling jika ada permintaan data penyakit tertentu seperti kemarin poliklinik paru minta data tentang pasien penderita penyakit paru. Selain itu paling untuk permintaan data oleh para peneliti untuk keprluan penelitian.”

R 1

B. PEMBAHASAN

1. Pencatatan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

Proses pencatatan data keadaan morbiditas pasien rawat inap di RSUD Sragen dilakukan pada saat pasien mendapatkan perawatan di bangsal perawatan yang dilakukan oleh petugas medis yang menangani pasien. Kemudian setelah pasien pulang, dokumen rekam medis dikembalikan kepada bagian

assembling untuk dilakukan proses

pemeriksaan kelengkapan dokumen rekam medis, lalu dilakukan pemberian kode oleh bagian koding, selanjutnya dilakukan proses

indeksing menggunakan program SIMPATI.

Namun di RSUD Sragen masih mengalami keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis ≥ 14 hari terkait kelengkapan syarat pasien JAMKESMAS yang secara tidak langsung menyebabkan tertundanya kegiatan pemberian kode dan

proses entry data pada proses indeksing sehingga berpengaruh terhadap rekapitulasi bulanan data keadaan morbiditas pasien rawat inap. Selain hal tersebut pada saat

entry data di program SIMPATI ini

ditemukan adanya kendala yang berupa ketidaksesuaian nama item dengan isian item seperti pada item gejala diisikan dengan jenis SMF, pada item ESO diisikan dengan kelas perawatan pasien, kemudian pada item nama obat diisikan dengan jumlah biaya perawatan pasien.

Selain itu jika disesuaikan dengan adanya peraturan baru mengenai Sistem Informasi Rumah Sakit nomor 1171/Menkes/Per/VI/2011 item pada kelompok umur belum sesuai dengan laporan yang diminta oleh Dinas Kesehatan. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian output yang dihasilkan dengan laporan yang diminta oleh pihak dinas kesehatan.

2. Pengolahan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Proses pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap di RSUD Sragen dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SIMPATI hal ini sudah sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku di RSUD Sragen (lampiran 5). Namun dalam pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap petugas masih mengalami kendala yang disebabkan karena

entry data pada program SIMPATI saat

proses indeksing dan output dari program SIMPATI tersebut belum sesuai dengan format yang diminta oleh Departemen

(17)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

45

Kesehatan RI dalam Keputusan Menteri

Kesehatan RI No.

1410/MENKES/SK/X/2003 tentang Penetapan Penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan Rumah Sakit) Revisi Kelima.

Ketidaksesuaian entry data tersebut meliputi item gejala yang seharusnya diisi dengan gejala dari kejadian keracunan pada saat ini diisi dengan jenis SMF, item ESO diisi dengan kelas perawatan dan untuk item nama obat diisi dengan jumlah biaya perawatan pasien. Selain itu ketidaksesuaian untuk output dari SIMPATI berupa data jumlah pasien keluar dari masing-masing nomor DTD yang harus dilaporkan tidak semua terekap dalam laporan.

Data yang tercantum pada laporan hanya data dengan nomor DTD atau kelompok penyakit yang sedang terjadi di RSUD Sragen. Sementara kasus-kasus yang tidak ada maka tidak tercetak pada laporan tersebut. Kendala tersebut menyebabkan pekerjaan pengentrian data yang berulang-ulang oleh petugas pelaporan. Petugas harus mengcopy dari Microsoft Acces (ODBC 1) ke Microsoft Excel untuk setiap item data mulai dari jumlah pasien keluar per-kelompok umur, jumlah pasien keluar berdasarkan jenis kelamin dan jumlah pasien keluar mati dari masing-masing kelompok penyakit sesuai nomor DTD.

Dalam format pada Microsoft Excel tersebut sudah dilengkapi dengan tanda pengingat untuk setiap item tertentu yang memerlukan perhatian khusus, misalnya pada kelompok penyakit untuk ibu

melahirkan maka tidak bisa diisi pada kolom pasien keluar dengan jenis kelamin laki-laki. Format tersebut didapat dari hasil mengunduh pada website Departemen Kesehatan RI.

Selain hal tersebut dengan adanya surat edaran yang mengharuskan rumah sakit mengirimkan dengan format baru sesuai Permenkes 1171/Menkes/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit yang memiliki beberapa perbedaan dengan format pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1410/MENKES/SK/X/2003 juga menjadi kendala baru bagi rumah sakit.

Dalam format yang baru kelompok umur dibedakan dalam 9 kelompok umur yang sebelumnya hanya 8 kelompok umur, pelaporan pasien keluar masing-masing kelompok penyakit berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin untuk format sebelumnya dalam kelompok umur tidak dibedakan jenis kelaminnya, serta terdapat penambahan jumlah DTD yang harus dilaporkan sesuai dengan Permenkes 1171/Menkes/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit. Karena perubahan tersebut untuk saat ini hasil dari SIMPATI belum sesuai dengan format dan perubahan item data yang diminta.

Sehingga dalam pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap dengan format baru tersebut petugas perlu melakukan pengolahan ulang yaitu dengan mengambil data pada ODBC 1 yang sebelumnya disesuaikan dengan kebutuhan data yang akan dilaporkan, misalnya petugas harus memilah satu persatu dari setiap data

(18)

46

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

pasien dengan kelompok umur 0-6 hari, 7-28

hari, selain itu petugas juga harus memilah pasien berdasarkan jenis kelamin dari setiap kelompok umur, dan memilah diagnosis yang termasuk dalam kelompok penyakit nomor DTD tambahan.

Setelah data-data tersebut tersedia lalu dilakukan copy secara manual ke Microsoft

Excel dengan format sesuai Permenkes

1171/Menkes/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.

3. Pelaporan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap di Rumah Skait Umum Daerah Sragen.

Pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap oleh RSUD Sragen dilaporkan dalam bentuk tabel yang memuat data kompilasi penyakit/ morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokan menurut Daftar Tabulasi Dasar. Untuk masing-masing kelompok penyakit dilaporkan mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin, serta jumlah pasien mati untuk masing-masing kelompok penyakit sesuai dengan format yang diminta oleh Departemen Kesehatan yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1410/MENKES/SK/X/2003 tentang Penetapan Penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan Rumah Sakit) Revisi Kelima. Pengiriman kepada pihak Direktorat Jendral Pelayanan Medik dan Dinas Kesehatan dikirimkan dalam bentuk paper hasil printout, tetapi untuk pelaporan ke Dinas Kesehatan

Provinsi selain dalam bentuk paper juga dikirim dalam bentuk softfile.

Dalam pengiriman laporan tersebut untuk tahun 2011 masih mengalami keterlambatan. Hal tersebut disebabkan karena adanya keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis dari bangsal perawatan kepada bagian assembling sehingga akan mempengaruhi pada proses selanjutnya, yaitu proses koding dan indeksing. Satu dokumen belum lengkap maka akan menghambat proses rekapitulasi bulanan data keadaan morbiditas pasien rawat inap pelaporan keterlambatan pengiriman laporan pada triwulan yang bersangkutan.

Untuk pengiriman laporan triwulan IV tahun 2011 sampai bulan April 2012 belum dikirimkan. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak rumah sakit hal tersebut disebabkan karena adanya surat edaran dari Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan yang menyebutkan bahwa rumah sakit yang ada dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melaporkan kegiatan Rumah Sakit (RL 1 s/d RL 5) untuk tahun pelaporan 2011 dan seterusnya sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 1171/Menkes/Per/VI/2011 tanggal 15 Juni 2011 tentang Sisitem Informasi Rumah Sakit. Rumah sakit akan mengirimkan langsung dalam format sesuai peraturan tersebut seperti pada lampiran 12. Namun untuk saat ini baru bisa dikerjakan sampai bulan juni 2011 karena format data yang diminta berbeda dengan peraturan

(19)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

47

sebelumnya. Perbedaan tersebut dapat kita

lihat pada tabel 1

Tabel 1. Perbedaan Laporan Data Keadaan Morbiditas Pada SIRS V dan SIRS VI N o Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1410/MENKES/ SK/X/2003 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1171/Menkes/Pe r/VI/2011 1 Dikelompokan dalam 8 kelompok umur (0-28hari, 28hr-<1th, 1-4 th, 5-14 th, 15-24 th, 25-44 th, 45-64 th, 65+ th) Dikelompokan dalam 9 kelompok umur (0-6 hari, 7-28hari, 28hr-<1th, 1-4th, 5-14 th, 15-24 th, 25-44 th, 45-64 th, 65+ th) dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin. 2 Terdapat 496 nomor DTD dan 30 nomor DTD penyebab kecelakaan. Terdapat 508 nomor DTD dan 30 nomor DTD penyebab kecelakaan. 3 Periode Pelaporan Triwulan Periode Pelaporan Tahunan 4 Pengiriman RL 2a dilakukan Secara Pengiriman RL 2a dilakukan

Manual secara online Sumber : Data Primer

4. Feed Back Pelaporan Data Keadaan

Morbiditas Pasien Rawat Inap

Berdasarkan pelaporan yang telah dikirimkan oleh RSUD Sragen tindak lanjut dan feed back yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen yaitu berupa monitoring dan evaluasi yang dikemas dalam bentuk pertemuan rutin setiap satu tahun sekali yang mengundang perwakilan dari masing-masing rumah sakit. Namun dalam pertemuan tersebut belum maksimal karena monitoring dan evaluasi tidak spesifik membahas isi laporan yang telah dikirimkan, tetapi monitoring dan evaluasi tersebut lebih menitikberatkan pada pembahasan keterlambatan pengiriman laporan oleh rumah sakit.

Bagi rumah sakit sendiri laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap tidak ada manfaat yang khusus. Data keadaan morbiditas pasien rawat inap hanya digunakan apabila ada permintaan dari pihak tertentu yang membutuhkan misalnya poliklinik atau peneliti.

Menurut peneliti laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap ini dapat digunakan untuk:

a. Evaluasi pelayanan di Rumah Sakit khususnya rawat inap

Pada laporan RL_2a tahun 2011 kasus tertinggi yang diderita oleh pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen yaitu

gastritis dan duodenum dengan

(20)

48

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

triwulan II meningkat lalu triwulan

II ke triwulan III menurun namun dari triwulan III ke triwulan IV kembali meningkat dengan jumlah penderita lebih banyak dari triwulan sebelumnya. Hal tersebut dapat di jadikan sebagai bahan evaluasi pelayanan yang diberikan kepada pasien, misalnya dengan memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada penderita gastritis dan duodenum.

b. Penyediaan Obat-obatan

Berdasarkan data pada RL_2a pihak rumah sakit dapat menentukan perencanaan penyediaan obat dengan melihat jumlah kasus pada kelompok-kelompok penyakit yang terlaporkan pada RL_2a tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Proses pencatatan data keadaan morbiditas pasien rawat inap di RSUD Sragen dilakukan secara manual pada saat pasien mendapatkan perawatan di bangsal perawatan. Kemudian dilakukan entry data pada proses

indeksing menggunakan program

SIMPATI.

2. Proses pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap di RSUD Sragen dilakukan secara manual dan komputerisasi. Pengolahan secara komputerisasi dilaksanakan menggunakan program SIMPATI,

tetapi hasilnya belum sesuai dengan format yang diinginkan.

3. Pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap oleh RSUD Sragen dilaporkan sesuai format yang telah diatur dalam Keputusan Menteri

Kesehatan RI No.

1410/MENKES/SK/X/2003. RL_2a dikirimkan dalam bentuk paper dan softfile. Dalam pengiriman laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap RSUD Sragen tahun 2011 masih terjadi keterlambatan. Selain itu pihak rumah sakit juga harus mengirimkan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap sesuai dengan SIRS revisi VI.

4. Feed back yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen belum optimal, karena monitoring dan evaluasi belum terspesifik terhadap setiap kelompok penyakit dalam laporan RL_2a. Selain itu pemanfaatan informasi dari RL_2a oleh pihak rumah sakit belum maksimal, selama ini RL_2a hanya dimanfaatkan jika ada permintaan saja oleh pihak yang membutuhkan seperti peneliti atau poliklinik.

B. Saran

1. Untuk menghindari keterlambatan proses coding dan proses entry data pada saat indeksing yang berakibat pada proses pembuatan rekapitulasi dan pengiriman laporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap yang disebabkan karena keterlambatan

(21)

Manajemen Data Keadaan Morbiditas...(Vindira Ariantika R, Dkk)

49

pengembalian dokumen rekam medis

kepada bagian assembling terkait kelengkapan syarat klaim JAMKESMAS, maka sebaiknya petugas bangsal lebih disiplin dalam melakukan pelengkapan syarat klaim pasien JAMKESMAS yaitu ≤ 2x 24 jam sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 686/ MENKES/ SK/ VI/ 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat jika dalam batas waktu tersebut tidak dilengkapi maka pasien dialihkan menjadi pasien umum. 2. Untuk mempermudah dalam pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat inap oleh petugas pelaporan, diharapkan adanya pembenahan atau upgrade pada item

entry data kelompok umur disesuaikan

dengan pengelompokan umur pada format laporan yang baru, gejala diganti dengan SMF, ESO diganti dengan kelas perawatan, dan nama obat diganti dengan jumlah biaya perawatan serta format output yang dihasilkan dari program SIMPATI agar dapat menghasilkan laporan sesuai dengan kebutuhan. Untuk saat ini lebih menyesuaikan pada Peraturan Menteri

Kesehatan nomor

1171/Menkes/Per/VI/2011 tanggal 15 Juni 2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.

3. Sebaiknya pihak rumah sakit mengkomunikasikan kepada pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen

pada saat pertemuan rutin, tentang feed

back yang diharapkan oleh pihak

rumah sakit dari hasil pelaporan data keadaan morbiditas pasien rawat inap yang telah dikirimkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten misalnya berupa penilaian terhadap kinerja dan mutu pelayanan yang ada di rumah sakit. Selain itu misalnya profil keadaan rumah sakit dibandingkan dengan rumah sakit yang ada di Jawa Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Arief TQM. 2003. Metodologi Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Klaten

Selatan: CSGF . Hal: 8-9

Depkes RI . 1997. Pengelolaan Rekam

Medis Rumah Sakit Di Indonesia Revisi I, Jakarta: Depkes RI. Hal: 6-7

_______. 2003. Sistem Informasi Rumah

Sakit di Indonesia (Sistem Pelaporan Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah Sakit Revisi V). Jakarta: Depkes RI.

Hal: 29-44

________ . 2006. Pedoman Pengelolaan

Rekam Medis Rumah Sakit Di

Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Jimmy L Gaol C. 2008. System Informasi

Manajemen Penerapan Dan Aplikasi.

Yogyakarta: Grasindo.

Kemenkes RI. 2011. Juknis SIRS 2011(Sistem Informasi Rumah Sakit).

Jakarta : KemenKes RI.

Kevin. 2010. Idk 7 Manajemen Informasi,

Home Care, Puskesmas, dan Ekonomi Kesehatan. Diakses: 30 Mei 2012.

(22)

50

Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 29-50

Http://Kevinrestu.Blogspot.Com/2010/

11/Idk-7-Manajemen-Informasi-Kesehatan.Html

Menkes RI. 2008. Peraturan Menteri

Kesehatan Indonesia Nomor

269/MENKES/PER/2008 Tentang

Rekam Medis. Jakarta: Menteri

Kesehatan RI.

Narbuko K. 2008. Metodologi Penelitian

Memberikan Bekal Teoritis pada

mahasiswa tentang metodologi

penelitian serta diharapkan dapat

melaksanakan penelitian dengan

langkah-langkah yang benar. Cetakan

kesembilan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 83-85

Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Shofari B. 2002. Modul Pembelajaran

Pengelolaan Rekam Medis dan

Dokumentasi Rekam Medis. PSRK_01.

Semarang.(tidak dipublikasikan)

Sudra RI. 2010. Statistik Rumah Sakit-Dari

Sensus Pasien dan Grafik Barber-Johnson Hingga Statistik Kematian dan Otopsi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hal: 8-10.

Sugiyono. 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta

________. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitaf,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV

Gambar

Gambar  1.  Proses  Indeksing  Tahap  Pemanggilan Data Pasien
Gambar  2.  Proses  Input  Data  Pasien  pada  Halaman 1
Gambar  4.  Proses  Input  Data  Pasien  pada  Halaman 3
Gambar 5. Query Penyakit Pada ODBC 1  2)  Buka pada query penyakit_crosstab
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut teori ini pidana dijatuhkan karena orang telah melakukan kejahatan. Pidana sebagai akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan kepada orang yang

Bibliotherapy sebagai sebuah teknik dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling pada saat ini sedang menjadi sebuah kebutuhan di mana dunia informasi

Pengamatan morfologi bakteri dilakukan dengan mengamati koloni bakteri yang meliputi bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi, pertumbuhan pada media miring dan tegak seperti

secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks ulasan (review), lisan dan tulis, terkait penilaian film/buku/cerita Tindakan

188 Proceedings of the 2013 International Conference on Computer Science and Information Technology (CSIT-2013) Transformation of PROMELA to

mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak dikemudian hari. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.. Penerapan Metode The Power Of Two And Four

IPA UNTUK SEKQI[M 1DA.SAR SE KABUPATEK. PASAIVAV WIUliAIET

Singleton adalah sebuah himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan: pada titik tertentu mempunyai sebuah nilai dan 0 di luar titik tersebut. Model