• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO AND FOUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAQ SEMESTER I MATERI TAUHID PADA SISWA KELAS X DI MAN I MAGELANG KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO AND FOUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAQ SEMESTER I MATERI TAUHID PADA SISWA KELAS X DI MAN I MAGELANG KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO AND FOUR

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAQ SEMESTER I

MATERI TAUHID PADA SISWA KELAS X

DI MAN I MAGELANG KOTA MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

DisusunOleh :

LUKMAN RAHARDIAN

NIM.111-14-273

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii Dr. Winarno, S.Si. M.Pd

Dosen IAIN Salatiga

DEKAN FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu'alaikumWr.Wb.

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap mahasiswa berikut ini:

Dengan ini kami mohon kepada Bapak Rektor IAIN Salatiga agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Pendidikan Agama Islam (PAI)

(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN

KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikuti atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini di perbolehkan untuk di publikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Nama :

NIM :

Jurusan :

Program Studi : Judul Skripsi :

LUKMAN RAHARDIAN 111-14-273

Tarbiyah

Pendidikan Agama Islam

(6)

vi

MOTTO

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang

Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku

mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia

memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman

kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan ibu, Hadi Santoso dan Supriyati yang selalu dengan sabar merawat dan mencurahkan kasih sayang yang tanpa henti untuk penulis.

2. Adikku tersayang Afifatul Mazizah yang selalu memberi motivasi sehingga terselesainya skripsi ini dengan lancar.

3. Bapak Dr. Winarno, S.Si. M.Pd yang tidak henti-hentinya membimbing dan meluangkan waktunya.

4. Ibu Siti Rohimah selaku guru pembimbing dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak.

5. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2014 yang setia menemani dan memberi motivasi.

6. Sahabat-sahabat yang menemani dalam susah senang selama kuliah di IAIN Salatiga, terutama teman-teman kontrakan Perum PNS Prajamukti no.69 Candran yang memberi dorongan dan masukan kepada saya yaitu, Ardan Afifudin, Soma Wijayanto, Nizar Azim Mustofa, Muhammad Najib, Irfan Dwi Apriyanto, Murrahman, Rochmad Sholikun, Fatchul Ahsan, Arif Fachurohman, Fahmi Widodo, Husain Siregar, Siget Hermawan, Arif Hariyadi, Haryo Febriyanto, Farhan Yoga Pratama, Fikri Adyani, Prydar Sakti, Nur Cahyo Andri, dan yang lainya yang tidak saya bisa sebutkan satu persatu.

7. UKM SSC yang telah membimbing Sportivitas dalam Olahraga. 8. Teman-teman PPL di SMP 4 Salatiga.

9. Teman-teman dan keluarga KKN Posko 108 Dsn. Ngeleses Kec. Juwangi Kab. Boyolali.

(8)

viii

11.Teman-teman pemuda Tunas Mekar yang telah memberi semangat dan motivasi dalam berorganisasi didalam masyarakat Dsn. Mertan Kec. Banjarnegoro Kab. Magelang.

12.Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis didalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW

yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

Shalawat serta salam para Rasul, Muhammad SAW yang telah membimbing

dan mendidik manusia dari masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya yang lurus.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode The Power Of Two And Four Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid Pada Siswa Kelas X di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran

2018/2019” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

(10)

x

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Jurusan Program Pendidikan Agama Islam (PAI)

4. Bapak Dr. Winarno, S.Si. M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan

skripsi ini

5. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama

kuliah hingga menyelesaikan skripsi

6. Ayah dan Ibu, Hadi Santoso dan Supriyati yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk penulis

7. Sahabat-sahabatku PAI angkatan 2014 yang telah menemani hari-hari saat kuliah di IAIN Salatiga.

Semoga segala amal yang telah diperbuatakan menjadi amal saleh, yang akan

mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak dikemudian hari.

(11)

xi

ABSTRAK

Rahardian, Lukman.2018. Penerapan Metode The Power Of Two And Four Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid Pada Siswa Kelas X di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019. Program Studi Pendidikan Agama Islam. IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno

Kata kunci: The Power of Two and Four, Hasil Belajar, Akidah Akhlaq

Tujuan penelitian ini adalah 1).Untuk mendeskripsikan proses penerapan Metode The Power Of Two And Four Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid pada Siswa Kelas X di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019. 2). Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Kelas X Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid setelah diterapkannya Metode The Power Of Two And Four di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019.

Penelitian ini merupakan Penelitian tindakan Kelas (PTK), atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Classroom Action Research, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas dengan penekanan pada menyempurnaan atau praktek dan proses pembelajaran (Susilo, 2007:16). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes (Pre test dan Post test), observasi, wawancara dan dokumentasi.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN……….………..……..xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 9

G. Metode Penelitian ... 11

H. Sistematika Penulisan ... 25

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 26

1. Metode THE POWER OF TWO AND FOUR ... 26

2. Hasil Belajar ... 35

3. Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I di Madrasah Aliyah ... 42

(13)

xiii

B. Kajian Pustaka ... 48

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 51

1. Pelaksanaan Pra Siklus ... 51

2. Pelaksanaan Siklus 1 ... 51

3. Pelaksanaan Siklus II ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 60

1. Deskripsi Pra Siklus ... 60

2. Deskripsi Hasil Siklus I ... 63

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 69

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penyusunan dan Penelitian Tindakan Kelas Tabel 2.1 Hasil Tes Pra Siklus

Tabel 2.2 Prosentase Ketuntasan Pra Siklus Tabel 2.3 Hasil Tes Siklus I

Tabel 2.4 Prosentase Ketuntasan Siklus I

Tabel 2.5 Pengamatan Kinerja Guru Pada Siklus I Tabel 2.6 Hasil Tes Siklus II

Tabel 2.7 Prosentase Ketuntasan Siklus II

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II

Lampiran 3 Lembar evaluasi pra siklus

Lampiran 4 Lembar evaluasi siklus I dan kunci jawaban

Lampiran 5 Lembar evaluasi siklus II dan kunci jawaban Lampiran 6 Dokumentasi hasil pra siklus

Lampiran 7 Dokumentasi hasil evaluasi siklus I

Lampiran 8 Dokumentasi hasil evaluasi siklus II Lampiran 9 Lembar pengamatan guru pada siklus I

Lampiran 10 Lembar pengamatan guru pada siklus II Lampiran 11 Lembar pengamatan hasil siswa pada siklus I Lampiran 12 Lembar pengamatan hasil siswa pada siklus II

Lampiran 13 Foto-foto kegiatan selama kegiatan penelitian Lampiran 14 Surat permohonan pembimbing skripsi

Lampiran 15 Lembar konsultasi skripsi

Lampiran 16 Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 17 Surat keterangan penelitian

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan

kuatnya hubungan antara pendidikan (sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia) dengan perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan oleh indikator ekonomi dan sosial budaya. Pendidikan yang mampu memfasilitasi

perubahan adalah pendidikan yang merata, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakatnya (Jalal, 2001:76).

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar (2015:145) menyatakan, belajar hendaknya untuk melihat kedepan, belajar untuk mengantisipasi realitas. Ini makin penting bagi anak dan remaja yang hidup dalam

era globalisasi yang menuntut keterbukaan dan kelenturan dalam penukilan, serta kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah non-rutin secara kreatif dan

kritis. Dibutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu yang menyiapkan peserta didik untuk dapat bersaing pada tingkat nasional dan internasional dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung.

(18)

2

Metode pembelajaran yang ditampilkan di sekolah mempunyai bermacam-macam metode. Salah satu metode yang diterapkan dalam proses

belajar mengajar adalah metode The Power of Two and Four. Karena metode ini dipandang masih relevan khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan betapa pentingnya metode The Power of Two and Four ini dipergunakan dalam pendidikan agama (Zuhairini, 1993:80).

Allah SWT telah mengajarkan manusia agar segala sesuatu masalah itu dipecahkan atas dasar kerjasama dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:

Artinya : “Dan bermusyawarahlah engkau dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekadmu maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S. Ali Imron: 159) (Depag, RI, 1990:103).

Metode The Power Of Two And Four strategi pembelajaran yang

kegiatannya menekankan pada pembiasaan belajar aktif secara individu maupun kelompok. Dalam penerapan Metode ini peserta didik dirancang untuk memanfaatkan bekerja sama dalam pembelajaran yang menekankan pada

terbentuknya hubungan antara siswa yang satu dengan yang lainnya serta terbentuknya sikap dan perilaku yang demokratis. Dengan adanya kerja sama akan

(19)

3

menukar informasi antar peserta didik dalam menuangkan ide dan pemikiran. Oleh karena itu, guru sebagai komponen penting yang memiliki tugas untuk

melaksanakan proses pembelajaran diharapkan paham tentang Metode pembelajaran, supaya tujuan pembelajaran yang diharapkan berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

Secara umum tujuan dari pendidikan agama Islam adalah membina

manusia beragama, yaitu berarti manusia harus mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya dalam rangka mencapai kebahagiaan dan

kejayaan di dunia dan di akhirat (Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam, 1984:133).

Tujuan dari metode The Power Of Two and Four adalah siswa diharapkan mampu meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong untuk belajar secara aktif dan mandiri pada Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I

materi Tauhid (menjelaskan pengertian syahadat tauhid, membuktikan tentang kebenaran agama Islam, menganalisis bahwa Al-Qur’an kitab terakhir sebagai

penyempurna kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan bahwa nabi Muhammad sebagai penutup segenap nabi dan rasul) sehingga para siswa lebih meresapi nilai-nilai Akhlak yang baik, sehingga dapat mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan informasi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I

(20)

4

terhadap materi-materi yang diajarkan oleh guru. 2). Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan, munculnya rasa bosan dengan metode pembelajaran

yang monoton yaitu lebih banyak didominasi oleh guru dan siswa pandai saja sedangkan siswa yang kurang pandai cenderung bersifat pasif. 3). Siswa juga

banyak yang tidak menyukai Akidah Akhlaq karena menganggap bahwa pelajaran ini sudah biasa dan tidak ada tantangan. Siswa cenderung menganggap enteng dan

mudah. Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.

Berdasarkan daftar nilai peserta didik yang penulis peroleh dari hasil

observasi, penulis mengamati masih banyak peserta didik kelas X di MAN 1 Magelang Kota Magelang yang prestasinya rendah dari 38 jumlah siswa dan 12

peserta didik yang telah tuntas dengan KKM 75, sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 26 peserta didik. Hasil tersebut membuktikan masih rendahnya nilai ketuntasan hasil belajar yang tidak sesuai dengan kreteria

ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan. Data di atas menjadi dasar dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode The Power Of Two and

Four di MAN 1 Magelang, Kota Magelang. Dimana dalam pembelajaran metode tersebut dapat menarik perhatian, semangat dan minat belajar siswa, karena di MAN 1 Magelang juga peneliti mendapati peserta didik kelas X yang prestasinya

rendah pada mata pelajaran tersebut.

Mencermati hal tersebut, jelas sekali terdapat kesenjangan antara harapan

(21)

5

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru menciptakan kondisi dan siswa yang memungkinkan membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu

proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Alur proses belajar tidak harus dari guru

menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa lainnya. Atas dasar pemikiran tersebut di atas, ada merasa ketertarikan untuk

membahas dan mengungkapkannya menjadi judul skripsi Penelitian Tindakan Kelas yaitu:

“Penerapan Metode The Power of Two and Four Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid Pada Siswa Kelas X di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka sebagai rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Metode The Power of Two and Four pada Siswa Kelas X di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019?

(22)

6 C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan proses penerapan Metode The Power of Two andFour

pada Siswa Kelas X Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Kelas X Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid setelah diterapkannya Metode The Power of Two and Four di MAN I Magelang Kota Magelang Tahun Pelajaran

2018/2019.

D.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk

memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan Metode The Power of Two andFour di kelas.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk upaya

(23)

7 b. Bagi Kepala Madrasah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan

dalam hal proses belajar mengajar. c. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I.

d. Bagi perpustakaan IAIN Salatiga

Sebagai bahan koleksi dan referensi supaya dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan buat mahasiswa lainnya.

E.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian judul tersebut di atas,

maka akan diberikan penjelasan sebagai berikut : 1. Penerapan

Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara

individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cahyononim dalam J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain (2010:1487) “penerapan adalah hal, cara atau hasil”. Sedangkan menurut Riant

Nugroho (2003:158) “penerapan pada prinsipnya cara yang dilakukan agar

dapat mencapai tujuan yang dinginkan.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun

(24)

8 2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yaitu suatu cara yang

dipilih oleh pendidik untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Menurut Ahmadi (1997: 52) metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.

M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik

agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Jadi, Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang

sistematis dalam menyampaikan informasi untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda.

3. Metode The Power of Two and Four

Metode pembelajaran kekuatan berdua (the power of two) dan kekuatan empat (the power of four) termasuk bagian dari belajar kooperatif

yang artinya menggabungkan kekuatan dua orang. Menggabungkan kekuatan dua orang dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, masing-masing

(25)

9 4. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diketahui dengan dua kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil sendiri yaitu menunjuk pada suatu

perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional (Purwanto, 2009:44).

Sedangkan, belajar sesuai pengertian yang sudah dijelaskan di atas

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku

(Slameto, 2010:2).

Jadi, Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas

sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal.

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam proses belajar.

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut: Penerapan Metode The Power of Two and Four Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi

(26)

10 2. Indikator Keberhasilan

Secara umum indikasi keberhasilan belajar dan pengajaran menurut

Nyoman adalah menjadikan siswa sejahtera dan nyaman di sekolah, tidak hanya ketertekanan, kecemasan dan kejenuhan, sehingga siswa akan memiliki

semangat dan motivasi tinggi untuk belajar demi meraih prestasi setinggi-tingginya (Hidayah, 2009:158).

Kriteria keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari indikator prosesan indikator hasil belajar. Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% dan siswa

yang mendapat 75 setidak-tidaknya 75% dari jumlah seluruh siswa.

Untuk memudahkan dalam mencari tingkat keberhasilan tindakan,

Kualitas pembelajaran di dapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran diketahui berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar 75% siswa terlibat secara aktif baik secara fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di samping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan percaya

diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau

sekurang-kurangnya 75%.

Indikator belajar dari penelitian ini adalah 75% dari siswa yang telah mencapai minimal 75. Penempatan nilai 75 didasarkan atas hasil diskusi

(27)

11

dengan guru kelas X dan kepala madrasah serta dengan teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum) yang digunakan MAN I Magelang tersebut dan setiap siklus mengalami peningkatan nilai.

G.Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian tindakan Kelas (PTK), atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Classroom Action Research, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas dengan penekanan pada

menyempurnaan atau praktek dan proses pembelajaran (Susilo, 2007:16). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah:

a. Peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran.

b. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

c. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.

d. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

e. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

(28)

12

Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi ; (1) Planning (perencanaan), (2) Action

(tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi) Lebih jelasnya sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan (planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum

seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlakukan saat

proses pembelajaran berlangsung. 3) Menyusun soal test.

4) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa. 5) Membuat simulasi perbaikan

b. Tahap Tindakan (action)

1) Guru membuat skenario atau konsep pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

2) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat c. Tahap Pengamatan (observation)

Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses

pembelajaran diamati, dicatat dan nilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Aktivitas guru antara lain: pemberian motivasi belajar,

(29)

13

Sedangkan aktivitas siswa antara lain: memperhatikan penjelasan guru, bertanya mengenai materi yang belum jelas, rasa ingin tau siswa meningkat,

mengerjakan soal evaluasi, kerjasama dengan kelompok, keaktifan dalam kelompok.

d. Tahap Analisis dan Refleksi (reflection)

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian.

Tahap refleksi (reflection), meliputi :

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan siklus III (Arikunto, 2006:20).

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran beruntun yang kembali

kelangkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi. Dalam PTK ini, peneliti menggunakan kegiatan pembelajaran yang terbentuk dalam sebuah siklus yang meliputi

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk lebih jelasnya mengenahi langkah-langkah siklus dalam

(30)

14

Gambar 1.1 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas 2. Subyek dan Kolaborator Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas adalah siswa Kelas X berjumlah 38 siswa. Sedangkan yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini adalah guru Mapel Akidah Akhlaq MAN I Magelang.

3. Tempat dan Waktu

Penelitian di laksanakan di MAN I Magelang Jl. Sunan Bonang No.

17 Karet Jurangombo Selatan, Kec. Magelang Selatan Kota Magelang, Jawa Tengah 56123 Telp.0293-362928 pada tanggal 16 Juli – 18 Agustus 2018.

Tabel. 1.1. Jadwal Penyusunan dan Penelitian Tindakan Kelas

NO Kegiatan

Waktu

Juli Agustus September

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Penyusunan Proposal X X

2 Ijin Penelitian X

3 Penyusunan Bab I X

(31)

15

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini, diantaranya perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Secara umum kegiatan

penelitan ini dapat dibedakan dalam 2 tahap yaitu tahap pra tindakan dan tahap tindakan:

a. Pra Tindakan

Penelitian ini dimulai dengan tindakan pendahuluan atau refleksi awal. Pada refleksi awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1) Melakukan dialog dengan Kepala Madrasah tentang penelitian yang akan dilakukan.

2) Melakukan dialog dengan guru bidang studi Akidah Akhlaq kelas X MAN I Magelang tentang penerapan metode The Power of Two and Four

pada materi Tauhid. 3) Menentukan sumber data. 4) Menentukan subyek penelitian.

(32)

16 b. Tindakan

Berdasarkan temuan pada tahap pra tindakan, disusunlah rencana

tindakan perbaikan atas masalah-masalah yang dijumpai dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan kolabolator menetapkan dan

menyusun rancangan perbaikan pembelajaran dengan strategi. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 tahap

meliputi: (1) tahap perencanan (plan), (2) tahap pelaksanaan (act), (3) tahap observasi (observe), (4) tahap refleksi. Uraian masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut

1) Perencanaan

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menyusun

rancangan dari siklus persiklus. Setiap siklus direncanakan secara matang, dari segi kegiatan, waktu, tenaga, material, dan dana. Hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pembuatan rancangan

pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, menyiapkan materi yang akan disajikan, menyiapkan metode The Power of Two and Four

untuk memperlancar proses pembelajaran Akidah Akhlaq, membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika metode The Power of Two and Four diterapkan, serta

mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

2) Pelaksanaan

(33)

17

rancangan pembelajaran. Rencana tindakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. b) Mengadakan tes awal.

c) Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi (soal sesuai dengan kemampuan dasar yang terdapat direncana pembelajaran).

d) Melakukan analisis data. 3) Pengamatan

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Pada

saat melakukan pengamatan yang diamati adalah perilaku siswa didalam kelas, mengamati apa yang terjadi didalam proses pembelajaran,

mencatat hal-hal atau peristiwa yang terjadi di dalam kelas. 4) Refleksi

Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan

introspeksi diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya

implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi inilah suatu perbaikan tindakan selanjutnya di tentukan. Kegiatan dalam tahap ini adalah:

a) Menganalisa hasil pekerjaan siswa. b) Menganalisa hasil wawancara.

(34)

18

Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah di

tetapkan tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan telah berhasil maka siklus tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada

siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai

berhasil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

a.Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala peristiwa selama proses penelitian berlangsung sehubungan dengan tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Hal ini dikarenakan berbagai aspek

pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, suasana sekolah, dan kegiatan lain yang dapat diketahui

dari catatan lapangan. b.Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa

(35)

19 c.Tes

Tes digunakan dalam pengukuran Hasil Belajar sebagai tindak

lanjut dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tes dilakukan pada tiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat efektivitas.

6. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: a. Tes

Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan

petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Sutikno, 2010:77). Sedangkan Menurut Sulistyorini

(2009:86) bahwa, tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan

cepat.

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur pencapaian

seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes tersebut diberikan kepada peserta didik guna mendapatkan data kemampuan siswa tentang pelajaran Akidah Akhlaq.

Tes yang digunakan adalah soal uraian yang dilaksanakan pada saat pra tindakan maupun pada akhir tindakan, yang nantinya hasil tes ini akan di

(36)

20

Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan ada 2 macam yaitu:

1) Pre tes (tes awal), tes yang diberikan sebelum tindakan sebelum tindakan. Fungsi pre tes antara lain:

a) Untuk menyiapkan siswa dalam proses pembelajaran.

b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan dengan proses

pembelajaran yang dilakukan.

c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.

d) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan, oleh karena itu pre tes memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Pre test pada penelitian ini dilakukan pada saat pra tindakan dengan memberi soal

uraian dengan tujuan mengetahui kemampuan siswa di awal sebelum melakukan tindakan.

2) Pos tes (tes akhir), yaitu tes yang diberikan setiap akhir tindakan untuk mengetahui pemahaman siswa dan ketuntasan belajar siswa pada masing-masing pokok bahasan. Tujuan dari post tes ini adalah untuk mengetahui

peningkatan pemahaman dan prestasi belajar siswa terhadap materi yang akan diajarkan dengan menerapkan metode The Power of Two and Four.

(37)

21

and Four pada Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I kelas X MAN I Magelang.

b. Observasi

Sebagai alat pengumpul data, observasi langsung akan memberikan

sumbangan yang sangat penting dalam penelitian deskriptif. Jenis–jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan

langsung oleh peneliti (Purwanto, 2004:112).

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya

kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan serta untuk menjaring data aktivitas siswa. Kriteria keberhasilan proses ditentukan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dilakukan oleh pengamat. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Hal yang perlu diamati oleh observer meliputi keaktifan siswa dalam

menyelesaikan tugas, bertanya, mengemukakan pendapat, keaktifan dalam kerja kelompok, dan kemampuan mengkomunikasikan hasil kerja

(presentasi). c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau

mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti monografi, catatan-catatan serta

(38)

22 7. Analisis Data

Digunakan untuk menggambarkan keberhasilan model pembelajaran:

a. Nilai Rata-rata Kelas

Nilai rata-rata kelas atau siswa suatu kelas dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑋 = ∑ 𝑥𝑛

Keterangan:

X = Nilai Rata − rata

∑ 𝑋 = Jumlah Nilai Siswa

n = Jumlah Siswa

Bila dengan menggunakan rumus diatas menunjukkan adanya nilai rata-rata kelas yang semakin naik, berarti jelas dapat diketahui adanya

keberhasilan dalam upaya meningkatkan hasil belajar membaca teks cerita menggunakan media wayang suluh siswa kelas III di MI Baran Kec.

Ambarawa, tetapi jika diketahui rata-rata kelas semakin rendah/turun berarti penerapan metode tersebut tidak berhasil.

b. Ketuntasan Individu

(39)

23

mengetahui apakah setiap siswa sudah tuntas atau belum digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui hasil belajar setiap siswa. Bila hasil belajar siswa tersebut sama atau melebihi KKM

berarti siswa tersebut tuntas. Bila kurang dari KKM berarti siswa tersebut belum tuntas.

H.Sistematika Penulisan

Pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji perlu adanya sistematika penulisan, sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; Definisi Operasioanl; hipotesis; manfaat penelitian; definisi

operasional; metode penelitian, yang meliputi rancangan penellitian, langkah-langkah penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan.

Skor Riil :

Skor Maksimal Ideal :

100 :

(40)

24

Bab II Kajian Pustaka, Mencakup konsep-konsep dan teori tentang: Pengertian Hasil Belajar, Ruang lingkup Akidah Akhlak MA, Materi Tauhid serta

pengertian The Power of Two and Four.

Bab III Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang profil sekolah, setting (tempat

dan waktu penelitian) dan data siswa kelas. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(41)

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Teori

1. Metode The Power of Two and Four a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sedangkan menurut Joyce

& Weil berpendapat bahwa Metode pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2010:133). Sedangkan Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Metode pembelajaran The Power of Two and Four dalam pembelajaran Akidah Akhlaq materi Tauhid di kelas X MAN I Magelang.

b. Ciri-ciri Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran memilki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dan para ahli tertentu.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di

kelas.

4) Memiliki bagian-bagian Metode yang dinamakan : (a) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip prinsip reaksi; (c)

(42)

26

pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu Metode pembelajaran.

5) Memilki dampak sebagai akibat terapan Metode pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (a) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang

dapat diukur; (b) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. 6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman

Metode pembelajaran yang dipilihnya (Rusman, 2010:136). c. ThePower of Two and Four

1) Pengertian The Power of Two and Four

Metode THE POWER OF TWO AND FOUR adalah salah satu Metode yang kegiatannya menekankan pada pembiasaan belajar aktif

secara individu maupun kelompok. Dalam penerapan Metode ini peserta didik dirancang untuk memanfaatkan bekerja sama dalam pembelajaran yang menekankan pada terbentuknya hubungan antara siswa yang satu

dengan yang lainnya serta terbentuknya sikap dan perilaku yang demokratis. Dengan adanya kerja sama akan saling memberi dan

menerima serta saling melengkapi. Sehingga terjadi tukar menukar informasi antar peserta didik dalam menuangkan ide dan pemikiran.

Oleh karena itu, guru sebagai komponen penting yang memiliki

tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran diharapkan paham tentang Metode pembelajaran, supaya tujuan pembelajaran yang

diharapkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

(43)

27

kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman

sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar (Mafatih, 2007:43).

Dalam penerapan Metode ini tahapan setelah peserta didik diberi permasalah untuk kemudian meminta peserta didik untuk merenungkan

masalah tersebut, adalah peserta didik diminta untuk bekerja bepasangan dengan teman sebangku mereka. “Dua otak bekerja sama pasti hasilnya lebih baik, berpikirlah bersama orang lain” (Zaini, 2008:53). Tidak

menutup kemungkinan penggunaan media sebagai penunjang.

Metode pembelajaran berkenaan dengan pendekatan

pembelajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik secara

efektif dan efisien (Suparman, 2004: 2006). Oleh karena itu dalam aplikasinya terdapat empat aspek sebagai berikut :

a) Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaiakan materi atau isi pelajaran kepada peserta didik.

b) Metode pembelajaran, yaitu cara guru mengorganisasikan materi

pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien.

(44)

28

d) Waktu yang digunakan guru dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan demikan, Metode pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta

didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi atau tujuan pemblejaran yang

telah ditentukan

2) Tujuan Metode The Power Of Two And Four

Tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang yang melakukan suatu aktivitas atau suatu kegiatan. Adapun aktivitas pembelajaran dengan menerapkan Metode

The Power Of Two And Four ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang.

Pada dasarnya cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena dalam hal ini harus ada “struktur

dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan

terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok (Slavin, 1983;

Stahl, 1994). Di samping itu, pola hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat

(45)

29

peserta didik sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar (Raharjo, 2007:4-5).

Ismail (2008:77) menyatakan, Tujuan penerapan Metode ini adalah membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar

bersama hasilnya lebih berkesan). Dalam pembelajaran ini pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan

perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas permasalahan yang diberikan pendidik. Dilanjutkan dengan pemberian

kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut yang dilakukan oleh guru sebagai konstruk atas permasalahan yang telah diberikan.

3) Langkah-Langkah Metode The Power Of Two And Four

Adapun langkah-langkah menurut Ismail SM (2011:77) Metode The Power Of Two And Four adalah sebagai berikut:

1) Tetapkan satu masalah/pertanyaan terkait dengan materi pokok (SK/KD/Indikator).

Standar Kompetensi mata pelajaran dapat didefinisikan sebagai “pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang harus dikuasai serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai

dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar Kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program

pembelajaran yang tersrutkur (Majid, 2099:42).

(46)

30

dengan mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran

kritis. Mintalah kepada peserta didik secara perseorangan untuk menjawab pertanyaaan yang diterimanya. Setelah semua

menyelesaikan jawabannya, mintalah kepada peserta didik mencari pasangan. Setelah peserta didik diminta untuk mencari pasangan, pada

tahap ini guru menekankan supaya terjadi kerja sama sehingga akan ditemukan hasil jawaban yang lebih baik, berfikir berdua lebih baik dari pada berfikir sendiri.

2) Beri kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir sejenak tentang masalah tersebut.

Penerapan Metode ini di dasari pandangan bahwa siswa sudah memiliki pengetahuan atau kemanpuan tentang topik atau masalah yang terkait dengan topik pembelajaran yang akan

dipelajari.untuk mengajak siswa berfikir lebih serius tentang topik/masalah yang akan didiskusikan, guru dapat mengajukan

pertanyaan dengan menggali untuk memperoleh jawaban yang lebih dalam.

3) Bagikan kertas pada setiap peserta didik untuk menuliskan

pemecahan masalah/jawaban secra mandiri lalu periksalah hasil kerjanya.

(47)

31

4) Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 2 orang dan berdiskusi tentang jawaban masalah teresebut, lalu periksalah hasil

kerjanya.

Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong

pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang. Metode ini mempunyai prinsip bahwa berpikir

berdua jauh lebih baik dari pada berpikir sendiri. Dua otak bekerja sama pasti hasilnya lebih baik, berpikirlah bersama orang lain.

5) Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang disepakati

berdua.

Sebelum mendiskusikan secara panel, guru dapat meminta

siswa untuk membentuk kelompok kecil untuk berbagi jawaban atau pemecahan masalah tentang pertanyaan atau permasalahan yang akan didiskusikan secara lebuh luas. Jawaban baru yang dimaksud adalah

jawaban yang telah disepakati berdua setelah peserta didik diminta untuk berpasangan 2 orang, dengan harapan jawaban baru tersebut

merupakan jawaban kesepakatan yang mereka anggap paling tepat. 6) Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 4 orang dan berdiskusi

lalu bersepakat mencari jawaban terbaik.

Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari. Dengan

(48)

32

informasi, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas permasalahan yang ditetapkan oleh guru.

7) Jawaban bisa ditulis dalam kertas atau lainnya, dan guru memeriksa dan memastikan setiap kelompok telah menghasilkan kesepakatan

terbaiknya menjawab masalah yang dicari.

Di samping sebagai sumber informasi, maka guru pun harus

bertindak sebagai pengawas dan penilai di dalam proses belajar mengajar.

8) Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas permasalahan yang

sudah didiskusikan.

Hal ini berarti pendidik ikut menyumbangkan pendapatnya

untuk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama sebagaimana yang dilakukan oleh peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung.

9) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut

Di akhir pelajaran dapat menentukan rumusan-rumusan

rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Rumusan tersebut merupakan konstruksi atas keseluruhan pengetahuan yang telah dikembangkan selama diskusi. Pada tahap ini

guru memberikan klarifikasi atas seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode The Power Of Two And Four

(49)

33

1) Kelebihan Metode The Power Of Two And Four

a) Siswa tidak menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah

kepercayaan kemampuan berfikir sendiri menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.

b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan dengan membandingkan ide-ide

atau gagasan orang lain.

c) Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala

kekurangannya.

d) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan

tugasnya.

e) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. f) Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

2) Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :

a) Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa lain menjadi pasif.

(50)

34 2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar menurut bahasa adalah usaha atau berlatih dan sebagai upaya mendapat kepandaian (Poerwadarminto, 1976:965). Secara umum

belajar dapat diartikan dengan proses perubahan perilaku, akibat interaksi antara individu dan lingkungan (Ali, 2004:14). Menurut Purwanto

(2009:42), Belajar juga merupakan aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tujuan belajar

adalah untuk memperoleh kepandaian dan untuk merubah perilaku individu menjadi lebih baik. Belajar merupakan proses atau usaha untuk memperoleh

tujuan belajar tersebut.

Makna belajar dalam pengertian secara luas, yaitu perkembangan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Maksudnya belajar

itu suatu perubahan mental yang menjadikan seseorang berkembang secara baik. Sedangkan dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Jadi, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku atau penampilan

dengan melalui praktik-praktik, yaitu mendengar, mengikuti, membaca, mencoba hal-hal baru atau berbeda, mengamati, dan mengikuti petunjuk

(51)

35 b. Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui pengertian hasil belajar dapat diketahui dengan dua kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil

sendiri yaitu menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu

aktivitass atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto, 2009:44).

Sedangkan, belajar sesuai pengertian yang sudah dijelaskan di atas merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perilaku yang relatif menetap (Abdurrahman, 2003:37-38). Dan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Jadi

hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu

meningkat setelah melakukan proses pembelajaran.

Hasil belajar dapat dilihat saat kegiatan pembelajaran atau pula

(52)

36

Hasil belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan

guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi Hasil Belajar penting sekali artinya dalam membantu siswa mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya

sesuai dengan kemampuan masing-masing (Supriyanto, 2001:138). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Dalyono (2007:55-60) menyatakan, faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar terdiri dari:

1) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar siswa. Bila siswa selalu tidak sehat sakit kepala, demam, pilek, dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

Demikian halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, ini dapat mengganggu dan

mengurangi semangat belajar. b) Intelegensi dan Bakat

Dua aspek kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Siswa yang memiliki intelagensi baik (IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung

(53)

37

keberhasilan belajar. Misalnya belajar bermain gitar, apabila dia memiliki bakat musik akan lebih mudah dan cepat pandai dibanding

dengan siswa yang tidak memiliki bakat itu.

Selanjutnya, bila siswa mempunyai intelegensi tinggi dan

bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan suskses dibanding dengan siswa yang memiliki bakat

saja tetapi intelegensinya rendah. c) Minat dan Motivasi

Sebagaimana halnya intelegensi dan bakat, maka minat dan

motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya

tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Timbulnya minat belajar bisa disebabkan dari berbagai hal, diantaranya minat belajar yang besar untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.

Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya pendorong untuk melakukan pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam

diri (intrinsik) yaitu dorongan yang umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar diri (ekstrinsik), misalnya dari orang tua, guru atau teman.

d) Cara Belajar

Cara belajar siswa juga mempengaruhi pencapaian hasil

(54)

38

yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik, belajar harus istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak, serta tubuh lainnya

untuk memperoleh tenaga kembali.

Selain itu, teknik- teknik belajar perlu diperhatikan

bagaimana caranya membaca, mencatat, membuat ringkasan, apa yang harus dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik teknik tersebut, perlu

juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas untuk belajar. 2) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

a) Keluarga

Faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang

tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, keharmonisan keluarga, semuanya turut mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa.

b) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas sekolah, keadaan ruangan, dan sebagainya. Semua ini turut mempengaruhi

prestasi belajar siswa. c) Masyarakat

(55)

39

bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan

banyak anak- anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak

menunjang sehingga motivasi belajar berkurang. d) Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan

sebagainya. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu

panas, semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang proses belajar.

Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak memenuhi faktor

tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang telah direncanakan, seorang guru harus memperhatikan

faktor-faktor diatas agar hasil belajar yang dicapai peserta didik bisa maksimal.

(56)

40

peserta didik secara umum menurut Dimyati (2006:202-204) dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni:

1) Aspek kognitif

a) Pengetahuan, dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat kembali

satu atau lebih dari fakta-fakta yang sederhana.

b) Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu untuk membuktikan

bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

c) Penggunaan/penerapan, disini siswa dituntut untuk memiliki

kemampuan untuk menyeleksi atau memilih generalisasi/abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, cara) secara tepat untuk

diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. d) Analisis, merupakan kemampuan siswa untuk menganalisis hubungan

atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.

e) Sintesis, merupakan kemampuan siswa untuk menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru.

f) Evaluasi, merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya.

2) Aspek afektif

Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Tujuan ranah kognitif

(57)

41 3) Aspek psikomotorik

Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan

motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan. ranah psikomotorik meliputi gerakan tubuh

yaang mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, perangkat komunikasi nonverbal, dan kemampuan berbicara.

Dalam proses belajar mengajar, tidak hanya aspek kognitif yang harus diperhatikan, melainkan aspek afektif dan psikomotoriknya juga. Untuk melihat keberhasilan kedua aspek ini, pendidik dapat melihatnya dari

segi sikap dan ketrampilan yang dilakukan oleh peserta didik setelah melakukan proses belajar.

3. Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I di Madrasah Aliyah

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: al-Qur’an-Hadits, Aqidah-akhlak, fiqh, dan tarikh (sejarah)

kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur’an-Hadits merupakan

sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber aqidah-akhlak, syari’ah/fiqih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur

tersebut. Aqidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok

agama. Syariah/fiqih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari aqidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari aqidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fiqih merupakan sistem norma (aturan) yang

(58)

42

manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan

manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi,

sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Sedangkan tarikh

(sejarah) kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem

kehidupannya yang dilandasi oleh aqidah.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu

mata pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari dan memperdalam aqidah-akhlak

sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat dan/atau memasuki lapangan kerja. Pada aspek

aqidah ditekankan pada pemahaman dan pengamalan prinsip-prinsip aqidah Islam, metode peningkatan kualitas aqidah, wawasan tentang aliran-aliran dalam aqidah Islam sebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif

dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang macam-macam tauhid seperti tauhid uluhiyah, tauhid rububiyah, tauhid ash-shifat wa al-af’al, tauhid

(59)

43

tercela sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, juga mulai diperkenalkan tasawuf dan metode peningkatan kualitas akhlak.

a. Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I

Mata pelajaran Aqidah-Akhlak bertujuan untuk:

1) Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan

individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.

b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Aliyah meliputi:

1) Aspek aqidah terdiri atas: prinsip-prinsip aqidah dan metode peningkatannya, Al-Asma al-Husna, macam-macam tauhid seperti tauhid uluhiyah, tauhid rububiyah, tauhid ash-shifat wa al-af’al, tauhid

rahmaniyah, tauhid mulkiyah dan lain-lain, syirk dan implikasinya dalam kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu kalam serta hubungannya dengan

(60)

44

2) Aspek akhlaq terdiri atas: masalah akhlak yang meliputi pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode peningkatan

kualitas akhlak; macam-macam akhlak terpuji seperti husnudz-dzan, taubat, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan

menerima tamu, adil, ridha, amal shaleh, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja; serta pengenalan tentang tasawuf.

Sedangkan ruang lingkup akhlaq tercela meliputi: riya, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), ishraf, tabdzir, dan fitnah.

c. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Aqidah-Akhlak untuk Program IPA, IPS dan Bahasa:

Memahami istilah-istilah aqidah, prinsip-prinsip, aliran-aliran dan metode peningkatan kualitas Aqidah serta meningkatkan kualitas keimanan melalui pemahaman dan pengahayatan al-Asmaul Husna serta penerapan

perilaku bertauhid dalam kehidupan.

Memahami istilah-istilah akhlak dan tasawuf, menerapkan metode

peningkatan kualitas Akhlaq, serta membiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela.

4. Penerapan Metode The Power of Two and Four untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I Materi Tauhid

Pendidik sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan,

(61)

45

adalah penerapan Metode THE POWER OF TWO AND FOUR pada pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlaq Semester I, yang mana Metode

tersebut menuntut peserta didik untuk aktif secara individu dan aktif secara kelompok.

Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak

mungkin lagi dikelola hanya dengan pola tradisional. Oleh karena itu peran kreatif guru sangat mempengaruhi dalam kelancaran pembelajaran di kelas.

Dalam hal ini Metode pembelajaran sebagai cara bagaimana

melaksanakan program yang telah direncanakan dalam kegiatan belajar mengajar memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, karena

dengan penggunaan Metode yang tepat proses pembelajaran akan menjadi hal yang menyenangkan dan pengetahuan yang di dapat tidak hanya sebatas mengetahui tetapi peserta didik dapat mengolah dan mengkonstruksi

pengetahuan yang dibangun sendiri, sehingga apa yang mereka dapatkan bisa terinternalkan dalam diri peserta didik sehingga memungkinkan adanya

perubahan setelah melewati proses pembelajaran, karena memang pada hakikatnya belajar adalah interaksi manusia dengan lingkungannya, yang kemudian menghasilkan sebuah perubahan, baik perubahan perilaku, maupun

perubahan bertambahnya pengetahuan. Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan, maka MAN I Magelang mencoba

(62)

46

Penerapan pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlaq pokok bahasan Tauhid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan Kelompok

Dalam satu kelas terdiri dari 38 siswa, sehingga kelas dibagi menjadi

kelompok kecil yang mana setiap kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan) dan 4 siswa (berpasangan).

b. Pembelajaran Kelompok

Guru menyampaikan sekilas tentang pokok bahasan yang dipelajari. Kemudian guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing siswa.

Sebelum diskusi dengan kelompok siswa terlebih dahulu mengerjakan sendiri-sendiri soal yang telah diberikan oleh guru. Kemudian setelah selesai

guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan lembar kerja yang telah mereka jawab sendiri untuk mencari jawaban yang lebih tepat lagi menurut kelompok tersebut.

c. Diskusi Kelas

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membahas hasil yang telah didiskusikan. Guru berusaha memperbaiki konsep yang keliru pada siswa.

d. Pemberian Kuis

Kuis diberikan secara lisan, guru memberikan beberapa soal kuis

Gambar

Gambar 1.1 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas
Tabel 2.1 Hasil Tes Pra Siklus
Tabel 2.2 Prosentase Ketuntasan Pra Siklus
Tabel 2.3 Hasil Tes Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Tanaman Padi terhadap Campuran Dolomit-Trass yang Dibakar 700 ℃ Dibandingkan dengan Trass, Terak Baja, dan Dolomit

Gerakan tipuan pada saat melakukan pukulan smash yang dilakukan tanpa menyentuh bola termasuk kedalam gerak dasar tanpa bola.

Sanggahan paling lambat disampaikan pada hari Kamis, tanggal 11 April 2013 jam 15.00 WIB Sanggahan disampaikan kepada Pokja-2 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah

172 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2) Perselisihan hubungan industrial yang subjek hukumnya serikat pekerja/buruh. dengan serikat pekerja/buruh lain

STS : Apabila Anda merasa SANGAT TIDAK SESUAI dengan pernyataan yang ada.. Jika telah selesai, periksalah kembali jawaban dan pastikan

Dari beberapa tugas dan wewenang yang diatur, FKPM hanya baru.. bisa melakukan penyelesaian masalah- masalah tindak

ardyanth07@gmail.com Cari Bibit Ayam Petelur Cari Bibit Ayam Petelur Sudah dijawab. 29 31-08-2016 Ahmad Zakky ahmadzakky.1982@gmail.com Lokasi Peternakan Lokasi

“Di tahun 2012 itu ada respon dari Pemko Medan untuk merelokasi kami ke Jl. Mandala by pass. Kami tidak menerima relokasi tersebut. Sejak itulah kami pedagang buku