76
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Implementasi peran FKPM di Desa Banyubiru terbilang masih kurang.
Dari beberapa tugas dan wewenang yang diatur, FKPM hanya baru
bisa melakukan penyelesaian masalah- masalah tindak pidana ringan
dan beberapa masalah sosial dengan cara menghadirkan pelaku dan
korban dan diselesaikan oleh anggota FKPM dengan musyawarah atau
penyelesaian masalah diluar pengadilan (Restoratif Justice). Selain itu,
peran FKPM di Desa Banyubiru dalam hal penyuluhan dan sosialisasi
belum terwujud bahkan tidak terlihat dan dirasakan oleh masyarakat.
2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas FKPM
dalam menciptakan situasi keamanan, antara lain adalah faktor
masyarakat, faktor anggota FKPM, faktor penegak hukum, faktor
anggaran, dan faktor kejahatan. Dalam hal ini, FKPM dan
Bhabinkamtibmas bertugas sama dan sederajat, hanya berbeda secara
kedinasan. Dalam menjalankan programnya, FKPM Desa Banyubiru
mengalami berbagai kendala, namun kendala yang paling utama yaitu
kendala operasional anggaran. Dimana menyebabkan tidak
terwujudnya program sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat
77
sosialisasi tersebut. Kendala lain adalah kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya kamtibmas sebagai salah satu faktor
terciptanya ketertiban yang kondusif.
B. Saran
1. Bagi Kepolisian, sebagai institusi yang telah melahirkan FKPM
sebagai program kemitraan antara polisi dan masyarakat, hendaknya
memberikan bantuan berupa biaya operasional sebagai pendukung
program- program yang dilaksanakan FKPM. Lebih memperhatikan
dan peduli terhadap keberadaan FKPM supaya dapat berjalan lebih
maksimal.
2. Bagi FKPM, tetap tumbuhkan kinerja dan perlu melakukan sosialisasi
kepada masyarakat tentang keberadaan organisasi ini agar supaya