PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
DIENA CHOLIDA 112101156
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : DIENA CHOLIDA
NIM : 112101156
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN
PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR – I Medan
Tanggal : ………. 2014 DOSEN PEMBIMBING
Dr. Khaira Amalia, SE, MBA, Ak NIP. 197311202003122001
Tanggal : ………. 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si
NIP. 197411232000122001
Tanggal : ………. 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, Mec. Ac, Ak, CA
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Serta
salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dengan judul
“Penyusunan dan Pengawasan Anggaran pada PT. PERTAMINA (PERSERO)
MOR-I MEDAN ” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Keuangan Universitas
Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, baik dalam materi maupun moril, maka dengan
ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc,Ac,Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D-III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program
Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi D-III Keuangan yang telah
memberikan bimbingan serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menjalani masa pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
6. Seluruh Staff dan karyawan PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I
Medan, yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data yang
diperlukan dalam tugas akhir ini, khususnya Kak Vimala Dewi.
7. Teristimewa untuk Ayahanda Bambang Irawan dan Ibunda Suleha yang
tidak henti-hentinya memberikan segala perhatian, kasih sayang, motivasi,
doa, nasihat dan dukungan baik moril maupun materil selama penulis
menjalankan perkuliahan hingga akhir penyusunan tugas akhir ini.
8. Kepada Purwoko, Elsa Veranita Ritonga, Lely Widya Astuti yang telah
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
9. Seluruh teman-teman stambuk 2011 Jurusan Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak. Semoga tugas akhir ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita
semua.
Medan, Juli 2014 Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 7
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10
C. Uraian Pekerjaan ... 11
D. Kinerja Usaha Terkini ... 20
BAB III PEMBAHASAN ... 23
A. Penyusunan Dan Pengawasan Anggaran ... 23
1. Pengertian Penyusunan dan Pengawasan Anggaran ... 23
2. Peran dan Manfaat Anggaran ... 25
3. Karakteristik dan Jenis-Jenis Anggaran ... 27
B. Penyusunan dan Pengawasan Anggaran pada Perusahaan ... 32
1. Proses Penyusunan Anggaran ... 32
4. Hambatan-hambatan dalam Penyusunan Anggaran ... 53
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B.Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Halaman Tabel 2.1 Struktur Organisasi M-T Region I ...9 Tabel 3.2 Dalam 15 tahun kedepan aspirasi PT. Pertamina …...29
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang didirikan baik itu perusahaan jasa, industri
maupun perusahaan dagang mempunyai tujuan utama yang ingin dicapai oleh
perusahaan, antara lain untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang
sebesar-besarnya serta kontinuitas (secara terus-menerus). Perusahaan yang mampu
memperoleh keuntungan yang maksimal tentu dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus dapat mengadakan perluasan atau
pengembangan usahanya, sedangkan perusahaan yang tidak mampu memperoleh
keuntungan dengan terpaksa harus menghentikan operasi perusahaanya tersebut.
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat mencapai keuntungan yang
maksimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan
perencanaan dan pengawasan yang baik. Perencanaan dam pengawasan tersebut
haruslah disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta disesuaikan dengan
kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.
Apabila sebuah perusahaan berkembang menjadi besar, maka perencanaan
dan pengawasan kegiatan yang dilakukan harus memadai dengan besarnya
perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini adalah
merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara satu sama lainnya. Sehingga
rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya. Kegagalan
pelaksanaan salah satu kegiatan akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang
Dengan demikian perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan
dalam perusahaan tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secara
terpadu. Pengawasan pada salah satu bagian dengan mengabaikan bagian yang
lain maka akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan yang bersangkutan
sehingga pengawasan dilakukan tidak akan membuahkan hasil sebagaimana yang
diharapkan perusahaan tersebut.
Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta
dan membuatnya dengan menggunakan asumsi mengenai masa yang akan datang
dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang dianggap
perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Maka dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum
perusahaan melakukan operasinya, pimpinan perusahaan tersebut harus terlebih
dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan dimasa yang
akan datang dan hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut, serta bagaimana
cara melaksanakannya. Sehingga dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas
akan dapat terlaksana dengan baik.
Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan. Pengawasan berarti
mendeterminasikan apa yang telah dilaksanakan dengan maksud mengevaluasi
prestasi kerja, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer
pelaksana bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan serta menerapakan
tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.
Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana prinsip
efisiensi telah tercapai dalam melaksanakan kegiatan serta meningkatkan
sekedar mencari kesalahan, akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan,
sehingga tercapainya tujuan perusahaan.
Salah satu alat perencanaan dan pengawasan adalah anggaran (budget).
Peranan anggaran pada salah satu perusahaan merupakan alat untuk membantu
manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, kordinasi, pengawasan, dan
juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan anggaran ini harus dibuat secara
realistis dengan melihat lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang
diperkirakan akan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pengawasan,
yaitu dengan cara membandingkan realisasi apa yang seharusnya dicapai dengan
apa yang dianggarkan. Dari perbandingan tersebut dapat dinilai apakah operasi
perusahaan telah berjalan dengan efisien serta dapat juga ditemukan apabila
terjadi penyimpangan dalam operasi perusahaan tersebut.
Apabila anggaran yang disusun ternyata mampu mencapai tujuan dari
perusahaan, maka hal ini tidak akan mengganggu kinerja dari perusahaan, dan
sebaliknya apabila anggaran yang telah disusun tidak dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan maka harus dilihat dimana letak kekurangan dan kesalahannya.
Anggaran digunakan oleh manajemen untuk dapat menjabarkan
perencanaan, koordinasi, serta pengawasan secara sistematis dan tepat. Dengan
maksud untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan juga untuk
meningkatkan tanggung jawab dari setiap karyawan, sebab seluruh unsur yang
terkait dalam perusahaan mengetahui tujuan dan target yang harus dicapai
Dengan demikian, jika anggaran merupakan salah satu unsur dari sistem
pengawasan, maka anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan
pengawasan yang lebih baik. Kegagalan dapat membuat anggaran yang tidak baik
pada suatu perusahhan dan dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan
perusahaan, sehingga sasaran yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai.
PT. Pertamina (Persero) MOR (Marketing Operation Regional) –I dahulu
adalah Unit Pemasaran I di PT. Pertamina. Perusahaan tersebut memerlukan
anggaran dan pengawasan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan, koordinasi, dan sebagai alat pengawasan pengendalian kerja
perusahaan maka perubahan fungsi pemasaran menjadi Marketing Operation
Regional.
Bertitik tolak dari uraian di atas nyatalah terlihat berapa pentingnya fungsi
penganggaran (budget) sebagai alat perencanaan dan pengawasan dalam suatu
perusahaan . Hal ini mendorong penulis untuk membuat tugas akhir yang diberi
judul “ Penyusunan dan Pengawasan Anggaran pada PT. Pertamina (Persero)
MOR-I Medan “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperoleh suatu
perumusan masalah sebagai dasar paper ini yaitu :
1. Bagaimana PT. Pertamina (Persero) MOR-I melaksanakan penyusunan
2. Apakah anggaran perusahaan yang digunakan sebagai alat penyusunan
dan pengawasan oleh PT. Pertamina (Persero) MOR-I telah dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3. Apakah penyusunan dan pengawasan anggaran PT. Pertamina (Persero)
MOR-I telah sesuai dengan manajemen secara teoritis
4. Hambatan-hambatan dalam penyusunan proses penyusunan anggaran serta
konflik yang terjadi
C. Tujuan Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah :
a. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan penyusunan dan pengawasan
anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I.
b. Untuk mencoba menerapkan dan memahami prosedur PT. Pertamina
(Persero) MOR-I agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Untuk dapat mengetahui apakah penyusunan dan pengawasan PT.
Pertamina (Persero) MOR-I telah sesuai dengan manajemen secara teoritis.
d. Untuk dapat mengetahui hambatan dan konflik yang terjadi dalam proses
dan penyusunan anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen
dalam memillih dan mengambil keputusan yang penting bagi perusahaan
untuk masa yang akan datang sehingga diharapkan perusahaan akan terus
b. Bagi Penulis, menambah wawasan dan pengalaman tentang bagaimana
melakukan evaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan teknik analisis rasio keuangan.
c. Bagi Pembaca, menambah pengetahuan sekaligus sebagai referensi untuk
A. Sejarah Perusahaan
Berdirinya PT. Pertamina awalnya dikarenakan perbutan kembali
lapangan minyak Sumatera Utara oleh para pejuang dari pihak Jepang pada bulan
September 1985.
Perebutan itu menyebabkan seluruh tambang minyak yang berada di
Pangkalan Berandan maupun yang ada di Rantau, Kuala Simpang, Aceh Timur,
dikuasai oleh Indonesia. Kemudian dalam waktu yang hampir bersamaan,
didirikanlah perusahaan minyak nasional pertama yang diberi nama Perusahaan
Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI)
Segara sesudah terjadinya serah-terima, karyawan-karyawan perminyakan
ditempat itu segera melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan produksi
yang sempat turun. Tetapi tidak berapa lama pada tanggal 13 Agustus 1947, tiga
minggu setelah Belanda melancarkan agresinya yang pertama tempat tersebut
dibumi hanguskan. Pada tanggal 22 Juli 1957, pemerintah memutuskan untuk
menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staf Angkatan
Darat (KASAD) yang pengusahannya diserahkan kepada PT. Eksploitasi
Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU). Penyerahan penguasaan bulan
Juli 1957 tersebut menjadi lengkap setelah Menteri Perdagangan dan Industri
mengeluarkan keputusan tanggal 15 Oktober 1957 yang mengesyahkan
pembentukan PT ETMSU.
Untuk menegaskan bahwa minyak adalah milik nasional dan bahwa
kedaerahan, maka diadakan pergantian nama. Maka sejak tanggal 10 Desember
1957, PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara dirubah menjadi PT
Perusahaan Milik Nasional (PT Permina) yang kemudian diubah lagi menjadi PN
Permina dalam tahun 1957 itu adalah lapangan minyak tempat Shell memulai
usahanya lebih kurang 70 tahun sebelumnya, lapangan dan fasilitas perminyakan
yang telah dihancurkan oleh sekutu selama perang dunia kedua. Tahun 1961,
terdapat perusahaan minyak dan gas milik negara: PN PERMINA (ex PT
PERMINA), PN PERTAMIN, dan PN PERMIGAN.
Diantara puing-puing dan reruntuhan yang menjadi modal permulaan
usaha perminyakan nasional itu ialah kilang minyak di Pangkalan Berandan, yang
dibangun oleh perusahaan Belanda pada tahun 1982, terletak + 83 km di barat
laut Medan, fasilitas pengkapalan di pangkalan susu + 25 km di sebelah utara
Pangkalan Berandan, lapangan minyak Rantau di daerah Aceh + 55 km dari
pangkalan berandan yang diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1929 dan
beberapa lapangan lainnya di dekat Rantau. Tahun 1966 PN PERMIGAN
dilikuidasi. Tahun 1968 PN PERMINA & PN PERTAMIN dilebur menjadi PN
PERTAMINA
Pada Maret 1966, menteri migas menetapkan lima daerah eksplorasi dan
produkasi PN Permina, yaitu :
a. Unit I meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dengan kantor pusat
di Pangkalan Berandan.
b. Unit II meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan
Jambi dengan kantor pusat di Plaju.
c. Unit III meliputi daerah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di
d. Unit IV meliputi daerah Kalimantan, termasuk Tarakam, dan Bunyu
dengan kantor pusat di Balik papan.
e. Unit V meliputi daerah Irian Jaya, Sulawesi, Maluku dan Nusa
Tenggara dengan kantor pusat di Sorong.
Daerah eksplorasi dan produksi tersebut kemudian bertambah lagi dengan
Unit VI yang meliputi Sumatera Tengah. Sejalan dengan perkembangan dan
tuntutan kebutuhan organisasi yang menyangkut kegiatan operasi perminyakan
dipisahkan antara kegiatan hulu dan hilir. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN
PERTAMINA berubah menjadi PERTAMINA (Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara)
Tahun 1995 melalui Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina nimor
kpts-Perusahaan nomor 1589/Cooooo/1995-So tanggal 28 Desember 1995
pemasaran untuk wilayah propinsi NAD-Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat
dan Riau dilkasanakan oleh Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I
(UPPDN I) yang berkedudukan di Medan. Berdasarkan UU MIGAS No. 22
Tahun 2001 PERTAMINA berubah menjadi PT. Pertamina (Persero) pada 17
September 2003.
Dan melalui Surat Keputusan Direksi nomor Kpts-P076/Cooooo/2001-So
tanggal 25 Juni 2001sebutan UPPDN I diubah menjadi Unit Pemasaran I
(Upms-I). Sehingga sebutan lengkapnya adalah PT. Pertamina (Persero) Upms-I Medan
atau PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran-I. Pada 10 Desember 2005
PERTAMINA dengan logo baru dan semangat baru yang “Selalu Hadir
G
am
ba
r
2.
1
C. Uraian
Jika perusahaan ingin melakukan pengawasan yang baik maka diperlukan
adanya struktur organisasi yang memisahkan serta jelas fungsi operasional,
pencatatan dan penyimpangan demi untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Struktur organisasi perusahaan dapat diartikan sebagai salah satu susunan dan
hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian pada posisi dalam suatu
perusahaan. Keadaan ini sesuai dengan pengertian dari struktur organisasi itu
sendiri, yaitu : “Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan
hubungan diantara pejabat-pejabat maupun bidang-bidang kerja satu sama lain
sehingga jelas kedudukannya, wewenang dan tanggung jawab dalam suatu
kebulatan yang teratur.”
Struktur organisasi mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi,
koordinasi, sentralisasi atau disentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran
suatu pekerjaan. Dan juga struktur organisasi merinci pembagian kerja dan
menunjukkan hirarki organisasi dan struktur wewenang serta memperlihatkan
hubungan pelapornya. Struktur memberikan stabilitas dan aktifitas yang
memungkinkan organisasi tetap hidup serta mengkoordinasi hubungan
lingkungan.
Agar tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan dimana setiap individu
dalam perusahaan melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana yang
telah digariskan dan membantu individu berinisiatif dan berdedikasi tinggi dalam
melakukan pekerjaan di bidangnya, maka PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan
menyusun suatu struktur organisasi.
Struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan sebenarnya
diterapkan secara sederhana namun menunjukkan susunan fungsi-fungsi ataupun
posisi organisasi dan menunjukkan hubungan-hubungan diantarannya. Berikut ini
penulis akan menguraikan secara garis besar tugas, sebutan jabatan, fungsi dan
tugas pokok dari setiap bagian :
1. General Manager
Berfungsi sebagai pengkordinasian penyelenggaraan kegiatan pembekalan
dan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi, di wilayah kerja Pertamina
Unit Pemasaran-I yang meliputi :
Propinsi Sumatera Utara, daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat dan Propinsi
Riau.
Tugas utama dari General Manager adalah :
1. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas
bumi di wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.
2. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan,
penjualan, pengangkutan, penimbunan, penyaluran dan menjaga mutu
produk yang di jual.
3. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan operasi di
wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.
4. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan
Sumber Daya Manusia sehubungan dengan kegiatan Pemasaran BBM agar
terwujud suatu sistem kerja yang produktif, efektif dan efesien.
5. Mengkoordinasikan hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar
sehubungan dengan operasi wilayah kerja Pertamina Marketing Operation
6. Mengkoordinasikan penyusunan laporan mengenai kegiatan Perusahaan
Wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.
2. Penjualan
Berfungsi sebagai pengkoordinasian kegiatan penjualan dan pengawasan
hasil-hasil minyak gas bumi, produk-produk petrokimia dan produk-produk
lainnya di wilayah kerja Marketing Operation Regional-I yang meliputi :
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Daerah Istimewa Aceh.
Tugas utama dari penjualan adalah :
1. Mengkoordnir perencanaan, pengawasan pelaksanaan/penjualan BBM dan
Non BBM, dan pembinaan terhadap semua sarana penjualan serta
pengendalian pasar.
2. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
dan pengawasan mutu BBM.
3. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran di Marketing Operation Regional-I
4. Mengkoordinir kegiatan penyelenggara Administrasi Penjualan BBM dan
produk-produk petrokimia dan produk-produk lainnya.
3. Teknik
Berfungsi sebagai penyelenggara koordinasi pelaksanaan teknik yang
meliputi perencanaan, pemeliharaan, pengawasan dan administrasi terhadap
sarana pembekalan dan pemasaran dan seluruh wilayah kerja Pertamina
Tugas utama dari Teknik adalah :
1. Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan baru dan
pemeliharaan seluruh sarana pembekalan dan pemasaran di Pertamina
Marketing Operation Regional-I.
2. Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan
pemeliharaan sarana pembekalan dan pemasaran di Pertamina Marketing
Operation Regional-I.
3. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi teknis.
4. Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berfungsi sebagai pengelaran kegiatan perencanaan, pencegahan,
pencemaran lingkungan serta penanggulangan kecelakaan kerja maupun
kebakaran.
Tugas utama dari Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan adalah :
1. Menyelenggarakan perencanaan, pengawasan, evaluasi dan penyuluhan
dalam bidang pencemaran lingkungan kerja.
2. Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan dan evaluasi sarana dan
fasilitas Depot dan DPPU yang berkaitan dengan LK3.
3. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
4. Menyelenggarakan pengarahan dan penyuluhan pencegahan terhadap
bahaya kebakaran kerja.
5. Perkapalan, Kebandaraan dan Komunkasi
Berfungsi sebagai penyelenggara kegiatan operasi perkapalan, kebakaran
dan pelayanan komunikasi dan elektronika di wilayah kerja Pertamina Marketing
Tugas utama dari Perkapalan, Kebandaraan dan Komunikasi adalah :
1. Menyelenggarakan kegiatan perkapalan untuk pengakuan BBM dan Non
BBM.
2. Menyelenggarakan pengoperasian dan pemeliharaan pelabuhan khusus.
3. Menyelenggarakan kegiatan Telekomunikasi Elektronik baik intern
maupun extern.
4. Menyelenggarakan pengendalian dan penanggulangan pencemaran
lingkungan perairan di Pelabuhan Khusus.
5. Melaksanakan koordiansi kegiatan perkapalan, kebandaraan dan
komunikasi di Wilayah Kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.
6. Keuangan
Berfungsi sebagai pengkoordinasian dan pengendalian aspek keuangan
yang meliputi kegiatan Rencana Kerja/Anggaran, Akuntansi dan Pembendaharaan
di Pertamina Marketing Operation Regional-I.
Tugas utama dari Keuangan adalah :
1.Menyelenggarakan penyusunan dan pengawasan pemakaian anggaran
Pertamina Marketing Operation Regional-I.
2.Menyelenggarakan kegiatan pembendaharaan Pertamina Marketing
Operation Regional-I.
3.Menyelenggarakan kegiatan akuntansi Pertamina Marketing Operation
Regional-I.
4.Menyelenggarakan pengendalian keuangan Pertamina Marketing Operation
7. Bagian Umum
Berfungsi sebagai pengkoordinasian kegiatan pembinaan dan perawatan
sumber daya manusia, kesehatan, pelayanan jasa manajemen, dan informasi,
hukum dan pertahanan, kebutuhan peralatan kantor dan rumah serta pembinaan
hubungan dengan pemerintahan dan masyarakat.
Tugas utama dari Bagian Umum adalah :
1. Mengkoordinir kegiatan pembinaan dan perawatan sumber daya manusia,
penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan syarat-syarat kerja serta
mengadakan material untuk kebutuhan kantor di rumah tangga.
2. Mengkoordinir kegiatan pelayanan jasa perawatan kesehatan pekerja dan
pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.
3. Mengkoordinir kegiatan jasa konsultan manajemen antara lain mengenai
sistem dan tata kerja, organisasi dan evaluasi jabatan maupun tata
laksananya.
4. Mengkoordinir pelayanan jasa informasi manajemen dan pengolahan data,
jasa pertimbangan hukum dan pertahanan serta pembinaan hubungan
pemerintah dan masyarakat.
8. Cabang Banda Aceh
Berfungsi sebagai penyelenggaraan kegiatan perencanaan, penyusunan,
pengawasan dan evaluasi sehubungan dengan pemasaran BBM serta sarana
penunjang di wilayah Daerah Istimewa Aceh.
Tugas utama Cabang Banda Aceh adalah :
1. Mengkoordinir perencanaan, pengaturan, pengawasan dan evaluasi
maupun pemeliharaan sarana untuk memenuhi kebutuhan konsumen di
Daerah Istimewa Aceh.
2. Mengkordinir kegiatan penunjang lainnya seperti administrasi penjualan,
administrasi keuangan, adminitrasi personalia, kesehatan dan PUUK untuk
kelancaran operasi Pemasaran BBM di wilayah kerja Cabang Banda Aceh.
3. Mengkoordinir pemeliharaan sarana peralatan pemasaran BBM di Wilayah
kerja Cabang Banda Aceh.
9. Cabang Padang
Berfungsi sebagai penyelenggara kegiatan penyusunan, pengawasan dan
evaluasi sehubungan dengan pemasaran BBM serta sarana penunjang di wilayah
kerja Cabang Padang.
Tugas utama Cabang Padang adalah :
1. Mengkoordinir perencanaan, pengaturan, pengawasan dan evaluasi
kegiatan penyediaan dan pelayanan BBM serta perencanaan maupun
pemeliharaan sarana untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah
kerja Cabang Padang.
2. Mengkoordinir kegiatan penunjang lainnya seperti administrasi penjualan,
administrasi keuangan, administrasi personalia, kesehatan dan PUKK
untuk kelancaran operasi Pemasaran BBM di wilayah kerja Cabang
Padang.
3. Mengkoordinasi pemeliharaan sarana peralatan pemasaran di wilayah
10.Batam Terminal
Berfungsi sebagai penyelanggaran, perancanaan, pengaturan dan
pengawasan kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM.
Tugas utama Batam Terminal adalah :
1. Menyelenggarakan perencanaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan
penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM.
2. Menyelenggarakan evaluasi kegiatan sehubungan dengan realisasi
penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM.
3. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan sarana dan fasilitas yang
di alokasikan untuk operasi Batam Terminal.
4. Mengkoordinasi kegiatan operasi, pembinaan sumber daya manusia,
Batam Terminal dan pengendalian aspek administrasi keuangan meliputi
Kegiatan perencanaan kerja/anggaran, akuntansi dan pembendaharaan di
wilayah kerja Batam Terminal.
11.Poliknik Swadana
Berfungsi sebagai penyelenggaraan upaya kegiatan layanan kesehatan
promotif, preventif, dan reabilitas bagi pekerja dan pihak ketiga secara efesien
serta mendapatkan keuntungan.
Tugas utama Poliklinik Swadana adalah :
1. Mengkordinir kegiatan Poliklinik Swadana secara optimal yang
berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
2. Menyelenggarkan upaya layanan kesehatan pekerja dan pihak ketiga
3. Mengkoordinir perencanaan pengawasan pelaksanaan pengadaan
4. Mengkoordinir penyelenggaran kegiatan administrasi dan keuangan
Poliknik Swadana.
5. Menyiapkan kegiatan Poliklinik Swadana menuju Poliklinik Mandiri.
Visi dan Misi PT. Pertamina
Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Misi : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan
secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Tata Nilai Pertamina adalah :
1. Focus, yaitu menggunakan secara optimum berbagai kompetensi
perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
2. Integrity, yaitu mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan nyata.
3. Visionaty (berwawasan jauh kedepan), yaitu mengantisipasi lingkungan
usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk dapat
tumbuh dan berkembang.
4. Excellence (unggul), yaitu menampilkan yang terbaik dalam semua
pengelolaan usaha.
Dalam 15 tahun kedepan, aspirasi Pertamina adalah menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia
Gambar 2.2
D. Kinerja Terkini
1. ROPER EMAS. Area Kamojang berhasil tiga kali berturut-turut
mempertahankan peringkat emas dalam Program Penilaian Kinerja
Perusahaan (PROPER) Periode 2011, 2012 dan 2013 dari Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
2. Penghargaan Energi Pratama dari Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia untuk Area Kamojang yang telah berhasil
3. Juara Umum dalam ajang Upstream Improvement and Innovation (UII)
Award di Bandung. Empat kategori berhasil diraih yang ditampilkan oleh
GKM Lokomotif, SS Panas Bumi, SS Motor Winch, serta booth terbaik
kedua.
4. Penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award 2012 sebagai
Winner Best Sustainability Report 2011 Group B kategori “Natural
Resources”.
5. Direktorat Keuangan PGE berhasil meraih sertifikat ISO 9001:2008 dari
badan sertifikasi PT TUV Rheinland Indonesia yang menyatakan telah
memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu dalam bidang Keuangan.
6. Area Lahendong berhasil meraih ISO 14001:2004 dari badan sertifikasi
PT TUV Rheinland Indonesia atas keberhasilan menerapkan Sistem
Manajemen Lingkungan.
7. Best Completion of Audited Financial Statement Award 2011 pada ajang
Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2012, PT Pertamina
(Persero).
8. Nominasi untuk Best Community Involvement and Development
Implementation 2011 pada ajang Annual Pertamina Subsidiary Award
(APSA) 2012, PT Pertamina (Persero).
9. Nominasi untuk Best Annual Report 2011 pada ajang Annual Pertamina
Subsidiary Award (APSA) 2012, PT Pertamina (Persero).
10.GKM IMTAQ dan SS Husni Mubarok meraih Predikat 3-Stars dan 2-Stars
dalam International Convention on Quality Control Circle (ICQCC) di
11.Annual Pertamina Quality Award PGE meraih 2 medali Gold untuk
GKM Lokomotif dan SS Motorwinch dan 3 medali Silver untuk GKM
Piranha Imut, GKM Superman dan SS Panasbumi.
12.Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XVI dan
International Quality and Productivity Convention, PGE meraih predikat
Platinum melalui SS Motorwinch dan meraih 2 Gold melalui GKM
Lokomotif dan GKM Superman.
13.Sertifikasi ISO 9001:2008 Lean Warehouse Gudang Logistik untuk Area
Kamojang dan Lahendong.
14.Keberhasilan Area Kamojang dalam melakukan Resertifikasi Integrasi 3
sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 dari Badan
Sertifikasi PT TUV Rheinland Indonesia.
15.Area Geothermal Kamojang sebagai Department of The Year 2012 hasil
Survey Internal Customer Satisfaction (ICS).
16.Penghargaan K3 dan Lingkungan Panas Bumi, Area Kamojang meraih
peringkat Aditama bidang K3 dan Aditama bidang Lingkungan tahun
A. PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN 1. Pengertian Penyusunan dan Pengawasan Anggaran
Setiap kegiatan usaha baik yang bertujuan untuk mencari laba maupun
yang tidak mencari laba mempunyai tujuan dan sasaran.
“Anggaran dapat kita artikan suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disyahkan. Anggaran
merupakan rencana kerja yang sistematis dan tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumya dinyatakan dalam
satuan uang untuk jangka waktu tertentu (Nafarin, 2004:12)
Inti dari penganggaran tersebut antara lain (Nafarin,2000:9 ) :
1. Anggaran harus bersifat formil, maksudnya anggaran disusun dengan sengaja
dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tulisan sehingga diketahui pihak-pihak
yang terlibat dalam operasi perusahaan.
2. Rencana kerja sistematis, maksudnya dibuat secara berurutan dan berdasarkan
logika hitungan, dengan kata lain dapat dilaksanakan dan dapat dicapai.
3. Analisi apa yang terjadi secara cermat, dan setiap manajer dihadapkan pada
tanggung jawab dalam mengambil keputusan berdasarkan beberapa asumsi
mengenai kejadian masa yang akan datang berdasarkan periode yang lalu.
Tujuan dan saran tersebut di proyeksikan dalam perencanaan. Karena
perencanaan adalah sebuah proses dengan apa para manajer memvisualisasikan
sasaran yang diinginkan. Secara khusus, perencanaan dapat dinyatakan sebagai
proses pemanfaatan fakta yang berhubungan dan asumsi masa yang akan datang
guna merumuskan langkah yang perlu diikuti dalam rangka upaya mencapai
tujuan spesifik.
“Perencanaan adalah proses penetapan tujuan bagi pengguna sumber daya
organisasi dan pengembangan cara penyampaianya” (Niswoger, Fees, dan
Warren, 1995 : 261)
Dengan demikian, penyusunan anggaran merupakan tujuan yang akan
dicapai dalam waktu tertentu, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut
manajemen harus memikirkan dan mengukur alat atau sumber daya perusahaan
yang harus dikorbankan dan memikirkan bagaimana arah tindakan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Adanya perencanaan tetap akan memungkinkan
organisasi dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara mantap, seperti yang
telah direncanakan.
Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan, maka suatu perencanaan dalam
organisasi adalah esensial. Karena dalam kenyataanya fungsi perencanaan
memegang peranan lebih bila ia dibandingkan dengan fungsi manajemen lainnya.
Fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya
melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan.
Setelah rencana yang diproyeksikan dalam anggaran telah disusun, maka
tindakan selanjutnya adalah melakukan pengawasan. Pengawasan ini bertujuan
untuk membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan yang terjadi, serta
perusahaan dipergunakan dengan cara yang paling efektif dan efesien dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
Setelah diadakan pengawasan maka perusahaan perlu melakukan tindakan
evaluasi antara anggaran yang telah direncanakan dengan realitanya. Kegiatan
evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain :
1. Membandingkan data anggaran yang direncanakan dengan realita dibulan
berjalan.
2. Membandingkan data bulan berjalan dengan bulan tahun sebelumnya.
2. Peran dan Manfaat Anggaran
Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan
pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini
diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh perusahaan dari penggunaan sistem
anggaran tersebut di dalam pelaksanaanya.
Bahkan di dalam perkembangannya, ternyata anggaran tidak hanya
menguntungkan untuk dipergunakan dalam perusahaan dengan skala besar,
melainkan juga perusahaan menengah dan kecil. Dalam hal ini bentuk anggaran
disesuaikan dengan besarnya perusahaan yang mempergunakanya.
Oleh karena itu, dengan adanya anggaran yang telah disusun dan direncanakan
dengan baik, suatu perusahaan dapat mengambil manfaat, antara lain sebagai
berikut (Hehanusa 2003 : 406) :
1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran
mewakili kesepakatan negoisasi di antara partisipan yang dominan dalam
2. Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya
yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas
perusahaan.
3. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan
departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam
organisasi maupun dengan manajemen puncak.
4. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang
sesungguhnya dibandingkan standar yang telah ditetapkan.
5. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk
menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat
mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus
diambil.
6. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk
bekerja dengan konsisten, efektif dan efesien dalam kondisi kesesuaian
tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.
Anggaran sangat bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja. Dalam
mengevaluasi kinerja yag perlu diperhatikan adalah dampak anggaran terhadap
perilaku manusia. Anggaran dapat dikelompokkan menurut fleksibilitasnya di
dalam menghadapi perubahan, yaitu anggaran fleksibel dan anggaran tetap.
Anggaran fleksibel adalah anggaran yang dapat diubah dan disesuaikan
berdasarkan perubahan lingkungan yang ada. Sedangkan anggaran tetap adalah
anggaran yang tidak berubah, walaupun terjadi perubahan di dalam lingkungan di
Adapun manfaat anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan
dalam bagian keuangan adalah untuk menyusun dan menerapkan anggaran
berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang efesien dan efektif, sehingga
didapatkan hasil perencanaan yang maksimal. Dengan strategi yang maksimal
dan kegiatan operasional kerja dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya anggaran dalam perusahaan maka manajer dapat mengendalikan
kegiatan perusahaan. Dengan kata lain manfaat suatu anggaran pada perusahaan
adalah :
a. Mengajak para manajer untuk berfikir jauh kedepan. Tiap manajer
diberikan tanggungjawab secara formal atas rencana yang telah ditetapkan
perusahaan.
b. Anggaran dapat digunakan sebagai kerangka kerja yang yang bisa
digunakan untuk menilai prestasi kerja karyawan.
c. Anggaran akan dapat membantu manajer dalam mengkoordinasikan segala
sumber sehingga masing-masing bagian sejalan dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
d. Para manajer mengendalikan perusahaan dengan menggunakan anggaran.
3. Karakteristik dan Jenis-jenis Anggaran
Karakteristik dari anggaran adalah sebagai berikut :
a. Biasanya dinyatakan dalam satuan bilangan keuangan.
b. Biasanya untuk satu tahun.
c. Dibuat untuk pusat pertanggungjawaban.
e. Anggaran dipelajari dan harus disetujui oleh penanggung jawab anggaran.
f. Adanya komitmen atau adanya pencapaian tujuan yang dianggarkan.
Jenis anggaran yang dipakai dalam perusahaan terdiri atas beberapa
elemen, yang disebut juga dengan paket anggaran, selanjutnya paket anggaran
yang sudah lengkap ini disebut dengan anggaran induk. Anggaran induk ( master
budget ) adalah anggaran yang mencakup adanya laba, serta mempunyai program
yang terkoordinasi, dan untuk itu anggaran induk dapat dibedakan pada :
a. Anggaran Kas
Yaitu anggaran yang menunjukkan adanya elemen dan jumlah akan
kebutuhan kas dan sumber-sumber anggaran perusahaan.
b. Anggaran pengeluaran modal
Merupakan anggaran yang berisi daftar rencana yang telah disetujui oleh
pihak manajemen puncak tentang kepemilikan fasilitas dan taksiran biaya
yang dilakukan dalam tahun anggaran.
c. Anggaran operasi
1.Anggaran beban, laba, dan pendapatan
2.Periode anggaran
d. Anggaran Neraca
Anggaran ini terbagi atas beberapa elemen :
1. Anggaran program yaitu anggaran yang mencatat rencana pendapatan
dan biaya-biaya program suatu perusahaan, yang disusun pada produk
yang menunjukkan taksiran atas pendapatan dan biaya setiap produk.
2. Anggaran pertanggungjawaban yaitu anggaran yang disusun sesuai
a. Anggaran biaya yaitu anggaran biaya teknis dan anggaran biaya
kebijakan. Anggaran biaya teknis adalah anggaran yang sebagian
besar masukanya sangat berhubungan erat dengan keluarnya,
seperti anggaran yang dibuat untuk suatu departemen produksi,
sedangkan anggaran biaya kebijakan adalah sebaliknya, misalnya
anggaran yang dibuat untuk pertanggungjawaban biaya pemasaran
dan lain-lain.
b. Anggaran pendapatan yaitu berisi proyeksi volume penjualan, dan
anggaran biaya pemasaran adalah anggaran yang menjadi pusat
atas biaya kebijakan, serta anggaran rugi laba dalah anggaran yang
dapat menunjukkan rencana laba yang diharapkan dalam periode
tertentu. Anggaran ini disusun oleh manajemen puncak untuk dapat
mengendalikan semua pendapatan dan biaya perusahaan.
Dasar pemisahan anggaran yang berbeda akan dapat menghasilkan jenis
anggaran yang berbeda pula, tergantung kepada kebutuhan perusahaan terhadap
anggaran apa yang akan dipakai.
Perbedaan jenis anggaran pada setiap perusahaan juga disebabkan karena
adanya perbedaan jenis bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan tersebut.
Seperti telah kita ketahui perusahaan terdiri dari lima jenis, yaitu :
a. Perusahaan industri (manufaktur) adalah perusahaan yang mengolah suatu
benda menjadi produk tertentu (berproduksi).
b. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk dijual
c. Perusahaan jasa adalah perusahaan tang menerima uang jasa dari
kegiatannya menyediakan aktiva (harta), tenaga untuk pelayanan kepada
klien (pelanggan).
d. Perusahaan agraris adalah perusahaan yang melakukan kegiatan dibidang
pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan dan hasilnya untuk dijual.
e. Perusahaan ekstraktif adalah perusahaan yang mengambil (eksploitasi)
kekayaan alam yang tersedia dengan maksud untuk dijual tanpa harus
mengubah bentuk barang yang diambil tersebut.
Menurut Nafarin (2004:22), anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai
macam sudut pandangan, yaitu :
a. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari :
1. Anggaran Periodik adalah Anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu, umumnya satu tahun, yang disusun setiap akhir periode anggaran.
2. Anggaran Kontinu adalah Anggaran yang dibuat untuk memperbaiki
anggaran yang telah dibuat. Misalnya setiap bulan diadakan perbaikan
sehingga anggaran yang telah dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
b. Menurut jangka waktu anggaran terdiri dari :
1. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis) yaitu Anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
2. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis) yaitu Anggaran yang
dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.
c. Menurut Kemampuannya, anggaran terdiri dari :
1. Anggaran Komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam
merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan
yang disusun secara lengkap.
2. Anggaran Parsial yaitu Anggaran yang tidak disusun secara lengkap,
hanya bagian tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan,
maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional saja.
d. Menurut bidangnya, anggaran dikelompokkan menjadi :
1. Anggaran Operasional adalah Anggaran untuk menyusun anggaran
laporan laba rugi.
Anggaran operasional terdiri dari :
a. Anggaran Penjualan
b. Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead
pabrik.
c. Anggaran Beban Usaha
d. Anggaran Laporan Laba Rugi
2. Anggaran Keuangan adalah Anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran Keuangan antara lain terdiri dari :
a. Anggaran Kas
b. Anggaran Piutang
c. Anggaran Persediaan
d. Anggaran Utang
e. Anggaran Neraca
3. Berdasarkan ruang lingkupnya anggaran dapat dibedakan menjadi :
a. Anggaran Parsial yaitu anggaran uang disusun dengan cara
perusahaan yang hanya menyusun perencanaan produksi, atau
keuangan saja.
b. Anggaran Komprehensif yaitu anggaran yang disusun, secara
menyeluruh yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti kegiatan dibidang
produksi, personalia, administrasi, dan lain sebagainya.
Komponen- komponen yang meliputi anggaran komprehensif :
1. Anggaran biaya distribusi : anggaran ini mencakup semua
biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubunganya
dengan kegiatan pemasaran produk.
2. Anggaran biaya administrasi : anggaran ini mencakup semua
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk semua staf
maupun direksinya, bagian keuangan dan administrasinya.
B. PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN PADA
PERUSAHAAN
1. Proses Penyusunan Anggaran
Berdasarkan Pedoman Anggaran PT. Pertamina (Persero) MOR-I, peranan
anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen
dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai
pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Anggaran mempunyai manfaat-manfaat, antara lain:
a. Adanya suatu pertimbangan yang dini dari kebijakan dasar.
b. Adanya partisipasi aktif dari semua anggota pimpinan mulai dari tingkat
dengan rencana bidang lain dari seluruh bagian perusahaan dalam
menentukan rencana kerja untuk mencapai sasaran perusahaan.
c. Adanya penggunaan sumber daya manusia, material, fasilitas-fasilitas
dan modal secara efektif dan efisien.
d. Manajemen dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan
semua faktor yang relevan secara tepat waktu, berhati-hati dan memadai
sehingga tidak menimbulkan keraguan pada tingkat pelaksana.
e. Mempermudah analisis dan penilaian terhadap hasil kerja yang telah
dicapai dibandingkan dengan rencana/anggaran.
f. Anggaran memungkinkan pimpinan untuk merencanakan
kegiatan-kegiatannya, melaksanakan rencana, menciptakan teknik pengendalian
dan pelaporan yang tepat untuk memastikan bahwa setiap penyimpangan
dari rencana itu dianalisis serta ditindaklanjuti secara benar.
Periode anggaran ditetapkan mulai 1 Januari sampai 31 Desember tahun
berjalan. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran harus berorientasi pada Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yaitu berdasarkan sasaran, strategi dan
target-target termasuk parameter yang telah ditetapkan dalam rangka meningkatkkan
Sumber : PT. Pertamina MOR-I (Medan)
Gambar 3.1
Gambar 3.1 menjelaskan alur penyusunan, pelaksanaan hingga
pengawasan RKAP di PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan. Dalam menyusun
dan melaksanakan RKAP semua fungsi terkait agar mengupayakan peningkatan
keuntungan yang optimal, serta mencegah timbulnya kerugian dalam pengelolaan
bisnis, asset, SDM dan keuangan. Penyusunan anggaran diawali dengan arahan
direksi dan penetapan parameter sebagai guidelines dari manajemen yang
merupakan penjabaran dari RJPP untuk tahun berjalan sebagai acuan dalam
rangka penyusunan RKAP.
Langkah-langkah dalam penyusunan anggaran secara meluas dapat
dikelompokkan ke dalam 5 tahap, yaitu (Welsch, Hilton, Gordon : 2000 : 87) :
a. Perencanaan
Dalam tahap ini manajemen puncak memutuskan suatu rencana umum yang
b. Perkiraan
Merupakan tahapan dari penyusunan anggaran, yaitu perkiraan pendapatan
dan biaya sesuai dengan sasaran dan program kerja yang telah ditaksir
merupakan pertanggung jawaban operasi.
Pada tahap ini tingkatan manajemen mempelajari, mendiskusikan,
mengadakan penyesuaian bila perlu dan menyetujui hasil tahap perencanaan
serta tahap pertanggungjawaban operasi.
c. Implementasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan-kegiatan dilaksanakan
sesuai anggaran yang telah disetujui guna mencapai sasaran yang ditentukan.
Evaluasi : Setelah pelaksanaan anggaran, secara periodik perlu diadakan
evaluasi dengan membandingkan realisasi dengan anggarannya serta
mengadakan tindakan perbaikan untuk periode berikutnya.
Prinsip dasar penyusunan dan pelaksanaan RKAP adalah :
a. Management Involvement
Partisipasi aktif manajemen dalam penyusunan dan pelaksanaan RKAP.
b. Organizational Adaptation
Anggaran disusun berdasarkan struktur organisasi yang menunjukkan
garis wewenang dan tanggung jawab secara tegas.
c. Responsbility Accounting
Anggaran disusun berdasarkan pola responsibility accounting yang
disesuaikan dengan pola pertanggung jawaban organisasi.
d. Goal Orientation
e. Full Communication
Perencanaan dan pengawasan dapat berjalan secara efektif apabila
pimpinan dan bawahan mempunyai pengertian yang sama tentang
tanggung jawab dan sasaran.
f. Realistic Expectations
Perkiraan yang realistis artinya rencana kerja atau sasaran yang ditetapkan
itu memungkinkan dapat dicapai.
g. Timeliness
Laporan hasil yang dicapai secara periodik dan tepat waktu kepada
manajemen, sehingga dapat diambil corrective action segera apabila ada
penyimpangan.
h. Flexible Application
Anggaran harus dapat disesuaikan/flexible dengan perubahan keadaan
sehingga kesempatan yang menguntungkan perusahaan tidak akan hilang.
i. Reward dan Punishment
Manajemen akan menilai kinerja para manajer berdasarkan hasil yang
dicapai dibandingkan anggaran.
j. Follow Up
Hasil yang dicapai dianalisis menuju kepada corrective action apabila ada
penyimpangan atau meletakkan dasar-dasar yang lebih baik untuk masa
mendatang.
Pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan dalam menjalankan kegiatan
operasinya harus terlebih dahulu menetapkan atau menyusun suatu anggaran.
Penyusunan anggaran dalam perusahaan dengan maksud untuk dijadikan sebagai
Adanya anggaran dalam perusahaaan maka manajer dapat mengendalikan
kegiatan perusahaan. Adapun anggaran yang digunakan oleh PT. Pertamina
(Persero) MOR-I Medan terdiri dari dua jenis anggaran, yaitu :
1. Anggaran Biaya Induk
Anggaran yang digunakan untuk mendanai biaya investasi. Contohnya
pembiayaan Kilang, Depot dll.
Kategori CAPEX ( Capital Expenditure ) meliputi :
a. Anggaran investasi dalam rangka memperoleh aktiva tetap adalah
penggantian aktiva tetap dengan tujuan :
1) Peningkatan kualitas dan/atau kuantitas produk yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan.
2) Penambahan produk dan/atau bisnis baru.
3) Penurunan biaya operasi.
4) Mempertahankan kinerja operasional.
5) Pemenuhan peraturan perundangan.
b. Anggaran investasi dalam bentuk cash call
Adalah anggaran CAPEX yang dilaksanakan dalam rangka pengelolaan
suatu blok migas dengan cara bekerja sama dengan mitra kerja.
c. Anggaran investasi dalam bentuk akuisisi
Adalah anggaran CAPEX yang dilaksanakan dalam rangka memperolah
hal pengelolaan, investasi dilakukan dengan cara mengambil sebagian atau
seluruhnya kepemilikan suatu blok migas, asset dan/atau perusahaan.
d. Anggaran investasi dalam bentuk penyertaan
Adalah anggaran CAPEX yang dilaksanakan dalam rangka penyertaan
2. Anggaran Biaya Operasional
Anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari.
Anggaran Beban Usaha (OPEX) disusun oleh masing-masing Unit/Unit
Bisnis/Eselon dan Direktorat mencakup pengeluaran-pengeluaran per Cost
Elemen (per Activity) sesuai dengan Pedoman Akuntansi. Seluruh anggaran
operasi dianggarkan melalui Form Cost Center Planning dan dikelompokkan
dalam Cost Element Group.
Proses Penyusunan Anggaran (RKAP) Finance M&T OSS Region 1
Berdasarkan gambaran umum anggaran Pertamina di atas, masing-masing
unit bisnis terlibat dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan.
Setelah mendapatkan arahan direksi dalam kaitannya dengan penjabaran RJPP
dalam RKAP, masing-masing Unit Bisnis/Fungsi melakukan penyusunan
Rencana Kerja dan anggarannya dimulai dari unit-unit kerja terkecil atau dengan
mekanisme Bottom Top. Setelah itu dilakukan verifikasi kewajarannya oleh
masing-masing Unit Bisnis/Fungsi. Selanjutnya dilakukan challange di tingkat
Unit Bisnis/Fungsi Region dengan melibatkan Fungsi Finance Region sebagai
Narasumber. Hasil challange tingkat Unit Region I diteruskan ke masing-masing
Bisnis Unit/Fungsi Pusat untuk dilakukan challange tingkat pusat. Fungsi Finance
MOR- I, fungsi Business Support Region I melakukan konsolidasi atas hasil
RKAP yang telah dichallange tingkat pusat dan dijadikan sebagai Buku RKAP
2. Anggaran sebagai alat perencanaan & pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Berdasarkan Pedoman Anggaran PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan
pengendalian anggaran dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya penyimpangan
sehingga pelaksanaan anggaran dapat diarahkan untuk mencapai sasaran dan
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dengan tepat waktu dan efisien baik
kuantitas maupun kualitas. Pengendalian tersebut diantaranya meliputi
pengendalian preventif dan pengendalian represif. Pengendalian preventif
dilakukan sebelum pelaksanaan anggaran yaitu sejak disetujuinya Master Budget
sampai dengan saat anggaran dilaksanakan. Sedangkan pengendalian represif
dilakukan setelah pelaksanaan dan direalisasikannya anggaran. Pengendalian
anggaran dapat dilakukan melalui mekanisme akuntansi dan laporan realisasi
anggaran.
a. Monitoring dan Evaluasi Anggaran
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan
indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan berkelanjutan tentang
kegiatan program/kegiatan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya.
Dalam pelaksanaan Anggaran Biaya Operasi, pengendalian diperlukan
agar dapat diperoleh laba yang optimal, produktivitas yang cukup tinggi, dan
terciptanya efisiensi biaya operasi. Pengendalian dan evaluasi atas biaya
operasional ini sangat diperlukan, untuk melihat apakah pembukuan atas biaya
operasional yang dilakukan telah sesuai dengan tujuan utamanya dan apakah
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan
masalah kinerja program/kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi
peningkatan kualitas kinerja program/kegiatan. Dari hasil monitoring dan evaluasi
tersebut, manajemen akan mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi
sebelumnya sehingga di masa yang akan datang proses proyeksi dan
pelaksanaannya akan menjadi lebih baik lagi. Feedback dari hasil proses
monitoring dan evaluasi atas penerapan pedoman ini terhadap realisasi anggaran
biaya operasional ini akan memperbaiki sistem ABO, kemudian akan
memperbaiki RKAP, dan juga proses pengambilan keputusan kedepannya.
Berdasarkan Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan RKAP No.
A-005/H10300/2010-S0 tgl.02 Nov 2010. Fungsi keuangan bertanggung jawab
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap aspek finansial selama masa
pelaksanaan anggaran bersama fungsi terkait, serta melaporkan realisasinya
kepada manajemen puncak/direksi.
Dalam rangka menjamin efektivitas dan efisiensi pengelolaan anggaran
maka budget holder berkewajiban:
1. Mengawasi realisasi RKAP, baik commitment line item, actual line item dan
available line item terhadap RKAP serta memberikan justifikasi apabila
terjadi ketidaksesuaian.
2. Mengawasi ketepatan penggunaan cost object maupun cost element. Apabila
belum tepat agar dilakukan koreksi PR/PO untuk commitment dan
reposting/reclass untuk actual line item fungsi keuangan.
3. Mengkaji commitment line item yang masih outstanding dan memastikan
bahwa commitment line item tersebut akan dilanjutkan atau dibatalkan.
(close) PR/PO sehingga tidak memotong anggaran tahun berikutnya, dan saldo
anggaran dapat digunakan/dimanfaatkan.
4. Mengawasi available budget terhadap kemungkinan saldo anggaran negatif
atau hampir habis, namun masih terdapat program yang akan dilaksanakan
agar dilakukan pengalihan anggaran.
5. Melaporkannya secara berkala kepada pejabat di atasnya dan koordinator
anggaran masing-masing direktorat. Kinerja fungsi pemilik anggaran
tercermin dalam efektifitas dan efisiensi pelaksanaan rencana kerja dan
anggaran.
Dengan adanya perencanaan dan pengawasan anggaran maka manajer
perusahaan dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan
(profitable) yang akan dilaksanakan oleh perusahaan pada masa yang akan datang.
Hal ini akan mendorong keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan dan
memungkinkan semakin berkembangnya perusahaan dalam dunia usaha.
Proses penyusunan anggaran dalam perusahaan merupakan tahap akhir
dari proses perencanaan menyeluruh perusahaan yang bertujuan untuk :
1. Menentukan tujuan ataupun sasaran yang diinginkan oleh perusahaan.
2. Membantu dan mendorong dilaksanakannya kebijakan perusahaan.
3. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
4. Menggunakan alat-alat fisik perusahaan secara lebih efektif dan efesien.
Akan tetapi tanpa adanya pengawasan (controlling) yang baik yang
dilakukan oleh perusahaan terhadap kegiatan operasi perusahaan, yang mana
kegiatan tersebut terlebih dahulu direncanakan apa yang menjadi tujuan atau
1. Pengendalian anggaran operasi diatur sebagai berkut :
a. Pengendalian anggaran operasi menggunkan ekivalen USD berdasarkan
nilai kurs parameter anggaran yang berlaku.
b. Pengendalian anggaran operasi menjadi tanggung jawab fungsi
pelaksana.
c. Pengendalian anggaran operasi yang bersifat variable cost terhadap
jumlah penjualan/produksi/kargo berdasarkan pada tarif per satuan.
Penambahan atas anggaran operasi tersebut dapat dilakukan setelah
budget holder mengajukan justification yang telah mendapat persetujuan
dari direksi.
d. Pengendalian anggaran operasi yang bersifat fixed cost berdasarkan nilai
anggaran per cost center dan per cost element.
2. Pengendalian Investasi diatur sebaagi berikut :
a. Pengendalian anggaran investasi berbasis mata uang pengusulan
sebagaimana tercantum dalam usulan RKAP yang telah disetujui.
b. Resiko selisih kurs yang terjadi karena perbedaan mata uang
pembelanjaan dan mata uang pengusulan menjadi beban Program Kerja
Investasi tersebut.
c. Perubahan total nilai investasi suatu Program Kerja Investasi dilaksankan
sesuai STK Investasi yang berlaku.
d. Penggunaan anggaran operasi untuk kegiatan anggaran investasi tidak
Membandingkan data bulan berjalan dengan bulan tahun sebelumnya, hal
ini dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk menilai apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2. Untuk menilai seberapa besar kemajuan perusahaan di setiap bagiannya.
b. Anggaran sebagai alat penyusunan
Ketika perusahaan mulai menjalankan kegiatan usahanya, maka terlebih
dahulu membuat anggaran untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Dimana tujuan
ini bertingkat-tingkat, ada tujuan umum dan ada pula tujuan khusus, ada tujuan
jangka panjang serta ada tujuan jangka pendek. Untuk mencapai tujuan, suatu
perusahaan harus mempunyai perencanaan yang baik. Dengan kata lain
perencanaan merupakan fungsi yang paling penting dari fungsi manajemen
lainnya yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang sebenarnya
hanya melaksanakan keputusan-keputusan dari perencanaan.
Beberapa alasan mengapa penyusunan dikatakan memiliki peran penting
dalam perusahaan, yaitu :
a. Tujuan perusahaan yang beraneka ragam
b. Adanya ketidakpastian dimasa yang akan datang
c. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu dapat pula dipergunakan berbagai
alat atau cara.
d. Hal yang paling terakhir adalah siapa yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaanya.
Suatu perencanaan akan dapat berjalan dengan baik apabila dipenuhi
1. Manajer untuk semua tingkatan harus diikutsertakan dalam penyusunan
suatu rencana, sehingga mereka merasa turut berpartisipasi dan sekaligus
bertanggungjawab dalam pelaksanaanya.
2. Karena semua pejabat aktif berpartisipasi dalam menyusun rencana maka
mereka mengetahui bagaimana mereka menempatkan dirinya dalam usaha
keseluruhan dan memahami pula apa yang diharapkan perusahaan dirinya.
3. Para manajer yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan rencana manajer
informasi yang lengkap tentang tujuan, masalah yang dihadapi perusahaan
dimana hal ini merupakan training yang baik untuk para manajer.
Adapun fungsi anggaran sebagai alat penyusunan dalam suatu perusahaan,
yaitu:
a. Sebagai pedoman dalam tindakan penyelidikan, studi dan riset.
b. Mengumpulkan bantuan, pendapat, saran dari berbagai pihak dalam
perusahaan untuk menentukan cara yang paling menguntungkan.
c. Sebagai sarana yaitu kebijakan pokok secara berkala ditelaah kembali,
disusun dan ditetapkan sebagai pedoman pokok organisasi.
d. Membantu menetukan tujuan perusahaan.
e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja dalam perusahaan.
f. Membantu membuat lebih efektif penggunaan peralatan.
g. Anggaran merupakan panduan dalam rangka pencapaian sasaran ekonomi
perusahaan.
h. Implikasi keuangan pada masa yang akan datang serta konsekuensi dan
tindakan yang diperlukan akan lebih jelas.
PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan menyusun anggaranya dengan
menggunakan anggaran jangka pendek, yaitu untuk jangka waktu satu tahun
anggaran.
Berdasarkan hasil penelitian penulis pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I
Medan yang menyusun anggaran yang terdiri dari anggaran biaya operasional dan
anggaran biaya investasi dalam jangka waktu 1 tahun yang melibatkan seluruh
fungsi dan cabang yang kemudian disetujui oleh General Manager. Maka penulis
berpendapat bahwa dalam prosedur penyusunan anggaran PT. Pertamina (Perseo)
MOR-I Medan sudah tepat karena di dalam penyusunan anggaran ini melibatkan
seluruh fungsi/bagian dan cabang-cabang yang ada dalam perusahaan ini sehingga
terjadi koordinasi yang baik antara bagian/fungsi perusahaan serta anggaran yang
disusun menjadi lebih baik dan sudah cukup memadai karena sudah mencakup
hampir keseluruhan faktor dalam penganalisaan.
Penyusunan berhubungan erat dengan pengawasan karena kedua fungsi ini
merupakan hal yang saling mengisi, karena pengawasan hanya dapat dilakukan
apabila ada perencanaan.
c. Anggaran sebagai Alat Pengawasan
Untuk dapat mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dijalankan
dengan baik dibutuhkan suatu pengawasan atau pengendalian. Operasi perusahaan
harus terus menerus diawasi, jika pihak manajemen ingin tetap berada dalam
batas-batas yang telah ditetapkan.
Hal ini jelas menunjukkan antara perencanaan dan pengawasan terdapat
hubungan yang sangat erat. Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah
menetapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana-rencana.
Dalam mengadakan pengawasan harus diadakan tindakan perbandingan
(kompratif) antara hasil yang sesunggunya dicapai dengan proyeksi yang
ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi kerja performance masa
lalu dan meletakkan tanggung jawab adanya penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi, diambil suatu tindakan perbaikan agar hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Pengawasan terdiri dari tiga macam langkah yang bersifat universal, yaitu:
1. Mengukur hasil pekerjaan.
2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan dan memastikan
perbedaan (apabila ada)
3. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan
perbaikan.
Adapun fungsi anggaran sebagai alat pengawasan terdiri dari tiga tipe dasar,
yaitu :
a. Mencegah operasi dan biaya serta pengeluaran.
b. Mencegah terjadinya pemborosan.
c. Memberikan standart yang memadai untuk mengukur prestasi.
d. Anggaran merupakan alat pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana
tercapai.
Pada dasarnya fungsi pengawasan terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu :
Pengawasan ini memusatkan pada masalah mencegah timbulnya
penyimpangan-penyimpangan pada kualitas dan kuantitas sumber adaya
yang digunakan perusahaan.
b. Pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung (Concurrent Control)
Pengawasan ini dilakukan untuk memonitor pekerjaan yang berlangsung,
guna memastikan bahwa sasaran yang dicapai sesuai dengan rencana.
c. Pengawasan umpan balik (Feedback Control)
Pengawasan ini memastikan perhatian pada hal-hal akhir untuk menetukan
tindakan-tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan.
Pada perusahaan PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan, untuk
mengawasi kegiatan operasionalnya pada setiap periode anggaran (bulanan)
dilakukan suatu perbandingan antara actual dengan budget untuk melihat
keberhasilan anggaran yang telah disusun.
Dengan cara membandingkan antara actual vs budget, maka pimpinan
perusahaan akan dapat megetahui apakah bagian dalam perusahaan telah
melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efesien. Di samping itu juga
diketahui hal apa yang terjadi seperti penyimpangan.
Dari hasil perbandingan tersebut dapat dilaksanakan peninjauan terhadap
struktur organisasi, rencana dan tujuan telah ditetapkan. Apakah perlu tindakan
perubahan atau penyesuaian terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan yang
3. Perbandingan Penerapan Anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan dengan Teori
a. Konsep Teoritis
Dalam mencari pemecahan terhadap permasalahan sebagaimana yang
penulis kemukakan diatas, maka penulis akan mengemukakan beberapa konsep
dan teori yang ada relevansinya dengan upaya pemecahan masalah penelitian.
Strategi kombinasi atau aliansi dapat dilakukan dengan mengacu analisa SWOT.
S = Strengths (kekuatan)
W = Weaknesses (kelemahan)
O = Opportunity (kesempatan)
T = Threat (ancaman)
Jadi, dalam merencanakan strategi yang akan dijalankan perusahaan harus
diperhitungkan dan dianalisa apa–apa yang menjadi kekuatan kita, kelemahan,
kesempatan apa yang dapat diraih serta ancaman yang mungkin akan terjadi.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA dalam merumuskan dan
menetapkan suatu strategi, berbagai tahap harus dilalui. Namun harus diakui
bahwa dikalangan para pakar manajemen, tidak terdapat kesepakatan universal
mengenai jumlah tahap-tahap tersebut. Kesepakatan universal yang ada ialah
bahwa proses manajemen strategi terdiri dari berbagai tahap. Namun menurutnya
ada empat konsep teknik dan strategi yang lumrah dilalui yang penjabarannya
mencapai dua belas konsep, keempat konsep strategi itu antara lain :
1. Bottom Up Planning (perencanaan dari bawah), yaitu Pendekatan kepercayaan
strategis dengan memberikan tanggung jawab individu lapisan bawah hirarki