Lampiran Surat No : 410/EQ.S/VII/2016, tanggal 05 Juli 2016
PENGUMUMAN HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK)
DI CV ARTESIA KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH
Bersama ini kami sampaikan Hasil Kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK), sebagai
berikut :
I. Identitas LV-LK
:
Nama LV-LK
:
PT. EQUALITY INDONESIA
Alamat
:
Jl. Raya Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja
Kabupaten Bogor 16710
Telp.
:
(0251) 7550722
Fax.
:
(0251) 7550724
:
eq@equalityindonesia.com
Website
:
www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu Pada :
II. Identitas Auditee
:
Nama Pemegang TDI :
CV ARTESIA
Nomor TDI
:
188.4/536/12/Kep/59/2012 tanggal 26 Mei 2012
Jenis Industri
:
Industri Mebel Kayu
Produk
:
Meja, Lemari, Kursi, Tempat Tidur
Kapasitas Produksi
:
480 pcs/tahun
Alamat
:
Dsn. Dukuh RT. 001/ RW. 016 Ds. Tamanagung Kec.
Muntilan Kab. Magelang Prov. Jawa Tengah
III. Waktu Pelaksanaan
:
13 s.d. 15 Juni 2016
IV. Hasil Penilaian
:
NILAI AKHIR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU MENDAPAT
PREDIKAT
LULUS,
SEHINGGA
CV
ARTESIA
KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH
BERHAK MENDAPATKAN SERTIFIKAT LEGALITAS
KAYU (S-LK).
Demikian agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 05 Juli 2016
PT. EQUALITY INDONESIA
Ucep Sucitra, S. Hut.
Halaman 1 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor : 223/EQI-KEP.Cert/VI/2016
TENTANG
PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) PADA PEMEGANG TDI
CV ARTESIA DI KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH
SK TDI NO. 188.4/536/12/Kep/59/2012 TANGGAL 26 MEI 2012
KAPASITAS PRODUKSI 480 PCS/TAHUN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang
:a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi pada CV ARTESIA Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor 061/EQI-F090 tanggal 25 Juni 2016;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor 061/EQI-F037 tanggal 25 Juni 2016 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor 220/EQI-F039 tanggal 29 Juni 2016 dan pernyataan pemeriksaan yang disahkan oleh Pengambil Keputusan;
c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut 220 tanggal 29 Juni 2016 menunjukkan CV ARTESIA telah “MEMENUHI” seluruh norma penilaian untuk setiap verifier Legalitas Kayu (LK);
d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, CV ARTESIA telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK).
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang; 2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga
Sertifikasi Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN
401-2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party Certification Systems:
8. SNI ISO/IEC 17065:2012 tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa;
9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO/IEC 19011:2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen (Guidelines for Auditing Management Systems);
Halaman 2 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN
10.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.21/MenLHK-II/2015 tanggal 1 Juni 2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Hak;
11.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/Menlhk-Setjen/2015
tanggal 12 Agustus 2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang berasal dari Hutan Alam;
12.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/Menlhk-Setjen/2015
tanggal 12 Agustus 2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang berasal dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi;
13.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin, Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;
14.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
15.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda V-Legal;
16.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
17.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
18.Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
19.Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 89/M-DAG/PER/10/2015 tanggal 19 Oktober 2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016;
20.Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
21.DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dan perubahannya;
22.Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO/IEC Guide 65:1996 General requirements for bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus 2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
23.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.2819/Menlhk
PHPL/PPHH/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Penetapan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;
24.Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan penerbitan dokumen V-Legal;
Halaman 3 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN
25.Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
26.Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Noomor : P.15/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2015 tentang Mekanisme Penetapan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;
27.
Manual Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Sertifikasi Legalitas Kayu (SLK) beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.Memperhatikan
:Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 205/EQI-F065/V/2016 tanggal 30 Mei 2016.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) PADA PEMEGANG TDI CV ARTESIA DI KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH SK TDI NO. 188.4/536/12/Kep/59/2012 TANGGAL 26 MEI 2012 KAPASITAS PRODUKSI 480 PCS/TAHUN.
PERTAMA : CV ARTESIA dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan Sertifikat
Legalitas Kayu (S-LK) Nomor : 178/EQC-VLK/VI/2016.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 29 Juni 2016 sampai dengan tanggal 28
Juni 2022 selama CV ARTESIA (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016. KETIGA : Sertifikat, Logo dan Tanda V-Legal yang diterbitkan oleh PT EQUALITY
Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di media cetak, brosur ataupun media elektronik sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan
atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi sistem legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan (surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali selama masa berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan; dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan: a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja
Halaman 4 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN
b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila :
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3 (tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya atau izin usahanya dicabut.
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor Pada Tanggal : 29 Juni 2016 PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono Direktur Utama Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Direktur Utama CV ARTESIA, di Magelang;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan, di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 1 dari 10
(1) Identitas LVLK
a.
Nama Lembaga : PT EQUALITY Indonesia
b.
Nomor
Akreditasi
: LVLK-006-IDN
c.
Alamat
: JL Sukaraja No. 72, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor-
16710
d.
Nomor Telepon
Nomor Faks
:
:
:
0251-7550722, 7157103
0251-7550724
equalitycert@gmail.com
e.
Direktur
: Ir. Agustri Warsono
f.
Standar
: P.30/MenLHK/Setjen/PHPL.3/3/2016
P.14/PHPL/SET/4/2016
g.
Tim Audit
: 1.
Ir. Bagus Edhianto (Auditor)
h.
Tim Pengambil
Keputusan
: 1.
Ir. Agustri Warsono (Ketua PK)
2.
Rita Sugiarti S.Hut. (Peninjau/Anggota PK)
(2) Identitas Auditee
a.
Nama
Pemegang
Izin/Hak
Pengelolaan
: CV Artesia
b.
Nomor &
Tanggal SK
: -
TDI Nomor : 188.4/536/12/Kep/59/2012 tanggal 26 Mei
2012
c.
Kapasitas
: - 480 Pcs / Tahun
d.
Alamat kantor
: Dusun Dukuh RT. 001 RW. 016, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa
Tengah.
e.
Nomor telepon
Nomor Fax
:
:
:
0293 5528107
0293 3284354
f.
Pengurus
Direktur
:
Supriyanto
(3) Ringkasan Tahapan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 2 dari 10
(4) Resume Hasil Penilaian :
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Konsultasi Publik (bila dibutuhkan)
Tidak ada -
Pertemuan Pembukaan Tanggal 13 Juni 2016, di ruang rapat CV Artesia, Kabupaten Magelang
Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor CV Artesia. Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan tujuan dan ruang lingkup verifikasi, menyampaikan jadwal/rencana kerja verifikasi, menyampaikan metodologi dan prosedur verifikasi, menyampaikan ketidaksesuaian pada verifikasi, serta menkonfirmasikan waktu, tempat, dan peserta pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan pembuatan BAP.
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan
Tanggal 13 – 15 Juni 2016, Ruang rapat CV Artesia, Kabupaten Magelang
Observasi di Gudang dan Pabrik CV Artesia
Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen dan menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7. Peraturan Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016. Untuk menguji kebenaran data, tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7. Peraturan Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016.
Pertemuan Penutupan Tanggal 15 Juni 2016, di ruang rapat CV Artesia, Kabupaten Magelang
Menyampaikan ucapan terimakasih kepada CV Artesia, atas kerjasamanya selama verifikasi.
Menyampaikan daftar periksa VLK Pertemuan penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP Pengambilan Keputusan Tanggal 29 Juni 2016, di
Ruang Meeting PT EQUALITY Indonesia.
Rapat pengambilan keputusan meninjau dokumen verifikasi yang diajukan untuk menjamin bahwa verifikasi dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 3 dari 10
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi P 1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.
Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki : (a)Tanda Daftar Industri (TDI)
(b)Investasi kurang dari Rp 200.000.000 diluar tanah dan bangunan Kriteria K.1.2. Importir kayu dan produk kayu
Kriteria K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok
Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier 1.1.1.a
Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir untuk perusahaan yang berbadan hukum atau KTP bagi usaha perorangan.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan Akta Pendirian milik Auditee telah diterbitkan oleh Notaris Sunariningsih, SH. dengan Akta Nomor : 01 tanggal 22 September 2006 dengan nama Perseroan Komanditer CV Bigote Iron. Perseroan Komanditer berubah nama menjadi CV Artesia berdasarkan Akta Nomor : 01 tanggal 25 Agustus 2007 yang diterbitkan oleh Notaris Sismardiyono, SH. dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mungkid dengan Nomor : 46/2007 pada tanggal 28 Agustus 2007.
Akta pendirian mengalami perubahan terakhir kalinya berupa Akta Nomor : 01 yang diterbitkan oleh Notaris Sunariningsih, SH. tanggal 03 September 2015. Akta perubahan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mungkid dengan Nomor : 36/2015 pada tanggal 21 September 2015.
Verifier 1.1.1.b.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin
Usaha Industri (IUI) Kecil MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersedian dokumen Izin Usaha Perdagangan, Auditee memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Kecil dengan Nomor:
88.4/503.1/245/KEP/59/2012 yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu, Pemerintah Kabupaten Magelang tanggal 26 Mei 2012. Izin SIUP ini berlaku sampai dengan 3 September 2017.
Verifier 1.1.1.c.
Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar industri)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Izin HO, Auditee telah memiliki Izin Gangguan Nomor : 188.4/504/2259/KEP/34/2007 tanggal 1 September 2007. Izin Gangguan ini telah beberapa kali didaftar ulang, dimana izin permohonan perpanjangan terakhir berlaku sampai dengan tanggal 31 Agustus 2018. Auditee memiliki gudang baru yang berlokasi masih dalam lingkungan yang sama dan telah memperoleh Izin Gangguan Nomor : 180.186/504/541/KEP/59/2015 tanggal 27 Oktober 2015. Izin Gangguan ini berlaku sampai dengan 26 Oktober 2020. Hasil verifikasi terhadap dokumen Izin Gangguan yang dimiliki oleh Auditee telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peruntukannya sesuai dengan bidang usahanya.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 4 dari 10
Verifier 1.1.1.d.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Auditee memiliki dokumen TDP yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Magelang dengan Nomor : 113033100649 tanggal 26 Mei 2012. Informasi yang tercantum pada TDP sesuai dengan kegiatan usaha dan peruntukannya. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) ini berlaku sampai dengan tanggal 4 September 2017.
Verifier 1.1.1.e.
NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen perpajakan yang dimiliki Auditee yaitu berupa NPWP dengan Nomor : 02.259.558.1-524.000 dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dengan Nomor : PEM-242/WPJ.32/KP.0403/ 2007 tanggal 7 September 2007, Data yang tercantum pada NPWP berupa 9 digit awal sesuai dengan SKT dengan demikian Auditee telah memperlihatkan keabsahan dokumen perpajakan.
Verifier 1.1.1.f.
Dokumen lingkungan hidup (UKL – UPL/SPPL/DPLH/SIL/DELH/dokumen lingkungan hidup lain yang setara
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen lingkungan hidup yang dimiliki Auditee, telah tersedia Dokumen SPPL yang sesuai dengan lingkup usahanya dan ditandatangani oleh Pimpinan disertai dengan bukti penyerahan dokumen kepada Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Magelang dengan bukti penerimaan oleh BLH Nomor : 186 pada tanggal 7 September 2015. Verifier 1.1.1.g.
Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau Tanda Daftar Industri (TDI)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen perizinan yang dimiliki oleh Auditee berupa Tanda Daftar Industri (TDI) dengan Nomor : 188.4/536/12/Kep/59/2012 dari Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Magelang pada tanggal 26 Mei 2012. Auditee wajib melakukan daftar ulang izin usahanya pada tanggal 2 September 2017. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap hasil produksinya menunjukan jenis industri yang dijalankan dan komoditas yang dihasilkan telah sesuai dengan dokumen perizinannya.
Indikator 1.2.1. Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah. Verifier 1.2.1
Dokumen identitas importir NA
Seluruh bahan baku yang diterima Auditee berasal dari dalam negeri dan tidak terdapat dokumen identitas importir, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Indikator 1.2.2. Importir memiliki mekanisme uji tuntas (due diligence) Verifier 1.2.2.
Panduan/pedoman/prosedur
pelaksanaan dan bukti pelaksanaan mekanisme uji tuntas (due diligence) importir
NA
Seluruh bahan baku yang diterima Auditee berasal dari dalam negeri dan Auditee bukan sebagai importir kayu dan produk kayu, sehingga tidak tersedia prosedur pelaksanaan dan bukti pelaksanaan mekanisme uji tuntas importir, dengan demikian verifier tersebut
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 5 dari 10
tidak diterapkan.
Indikator 1.3.1. Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok
Verifier 1.3.1.a.
Akte notaris pembentukan kelompok
atau dokumen pembentukan kelompok NA
Auditee bukan merupakan hasil pembentukan kelompok, sehingga tidak terdapat akte pembentukan kelompok, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 1.3.1.b.
Internal audit anggota kelompok NA
Auditee bukan merupakan hasil pembentukan kelompok, sehingga tidak terdapat dokumen hasil internal audit kelompok, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu dari asalnya
Kriteria K.2.1. Keberadaan dan penerapan sistem penulusuran bahan baku (termasuk kayu impor) dan hasil olahannya
Verifier 2.1.1.a.
Dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku dilengkapi bukti pembelian
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dan kelengkapan dokumen jual beli bahan baku berupa kayu papan (kayu olahan), dalam periode bulan Maret sampai Mei 2016, pembelian bahan baku tidak melalui kontrak suplai namun sifatnya hanya beli putus. Pembelian bahan baku dilengkapi dengan nota penjualan dari pemasok sebagai bukti pembelian, sedangkan proses pembayaran yang dilakukan oleh Auditee melalui cara transfer melalui bank maupun secara tunai dan telah dilengkapi dengan kwitansi bermeterai cukup yang dibuat oleh Auditee dan ditandatangani oleh pemasok sebagai bukti sahnya jual beli bahan baku kayu tersebut. Verifier 2.1.1.b.
Bukti penerimaan bahan baku kayu dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap penerimaan bahan baku kayu periode bulan Maret sampai Mei 2016, Auditee menerima bahan baku berupa kayu olahan dari pemasok telah dilengkapi dengan bukti serah terima kayu dalam bentuk Surat Jalan yang ditandatangani oleh Auditee maupun Pemasok dan telah dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan berupa Nota Angkutan.
Verifier 2.1.1.c.
Dokumen angkutan hasil hutan yang sah
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen legalitas bahan baku yang diterima dari pemasok, penerimaan bahan baku kayu papan (kayu olahan) yang diterima Auditee telah didukung dokumen angkutan hasil hutan yang sah berupa Nota Angkutan maupun Faktur Angkutan Kayu Olahan. Seluruh penerimaan bahan baku yang diterima Auditee bukan berasal dari hasil lelang, dengan demikian Auditee tidak melakukan pemisahan terhadap bahan baku yang menggunakan dokumen Surat Angkutan Lelang (SAL).
Verifier 2.1.1.d.
Nota dan Dokumen Keterangan NA
Bahan baku yang diterima Auditee dari pemasok bukan berasal dari kayu bekas/hasil
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 6 dari 10
(Berita Acara dari petugas kehutanan atau dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang menjelaskan asal usul untuk kayu bekas/hasil bongkaran/sampah kayu bukan dari kayu lelang, serta DKP
bongkaran/sampah kayu bukan dari kayu lelang, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifeir 2.2.1.e.
Dokumen angkutan berupa Nota untuk
kayu limbah industri NA
Bahan baku yang diterima Auditee dari pemasok bukan berasal dari kayu limbah industri, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.1.f.
Dokumen S-LK yang dimiliki pemasok dan/atau DKP dari pemasok.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap legalitas pemasok bahan baku kayu, Auditee menerima bahan baku berupa kayu papan (kayu olahan) yang disuplai oleh pemasok yang belum memiliki Sertifikat Legalitas Kayu. Seluruh pengiriman bahan baku telah dilengkapi dokumen angkutan hasil hutan maupun dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok (DKP) dari pemasok. Berkaitan dengan penerimaan bahan baku dari pemasok, telah tersedia prosedur pemeriksaan pemasok dan telah ditunjuk petugas yang bertanggung jawab dalam pemeriksaan DKP dan membuat laporan hasil pemeriksaan pemasok.
Verifier 2.1.1.g
Informasi terkait VLBB untuk pemasok yang belum memiliki S- LK/DKP
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen pengiriman bahan baku dari pemasok yang menyuplai kayu papan (kayu olahan) dalam periode Maret sampai dengan Mei 2016, seperti diuraikan dalam verifier 2.1.1.f, bahwa Auditee menerima bahan baku yang seluruhnya telah dilengkapi dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok (DKP) dan dokumen angkutan sebanyak 5 lembar yang berasal dari 2 pemasok, sehingga bila mengacu pada Perdirjen PHPL No : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, maka tidak diperlukan VLBB.
Indikator 2.1.2. Importir mampu membuktikan bahwa kayu yang diimpor berasal dari sumber yang sah. Verifier 2.1.2.a.
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dan tidak terdapat PIB, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.2.b.
Bill of Lading (B/L) NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dan tidak terdapat B/L Impor, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.2.c.
Packing List (P/L) NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dan tidak terdapat P/L Impor, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.2.d.
Invoice NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dan tidak terdapat Invoice Impor, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 7 dari 10
Verifier 2.1.2.e.
Deklarasi NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dan tidak terdapat Deklarasi Impor, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.2.f.
Bukti pembayaran bea masuk (bila
terkena bea masuk) NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dan tidak terdapat bukti pembayaran bea masuk, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 2.1.2.g.
Dokumen lain yang relevan untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya
NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 2.1.2.h.
Bukti penggunaan kayu dan produk
turunannya. NA
Auditee tidak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dan tidak terdapat bukti penggunaan kayu impor dan produk tururannya, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Indikator 2.1.3. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu Verifier 2.1.3.a.
Laporan hasil produksi.
MEMENUHI
Berdasarkan laporan hasil produksi Auditee selama periode bulan Maret sampai dengan Mei 2016, terdapat kesesuaian antara data Laporan Penerimaan Bahan Baku, Laporan Pemakaian Bahan Baku, Laporan Produksi dan Laporan Mutasi Kayu pada periode yang sama. Laporan produksi yang berasal dari data penerimaan bahan baku sebanyak 1.251 keping dengan volume 25,4199 M3, pemakaian
bahan baku sebanyak 690 keping dengan volume 23,1293 M3 dan telah diproses
menghasilkan produksi atau furniture sebanyak 294 Pcs dengan volume 12,6560 M3. Dari
laporan produksi dan hasil perhitungan rendemen menunjukkan adanya kesesuaian dan masih terdapat hubungan yang logis antara input dan output.
Verifier 2.1.3.b.
Produksi industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan.
MEMENUHI
Berdasarkan dokumen Tanda Daftar Industri
(TDI) Auditee Nomor :
188.4/536/12/Kep/59/2012 tanggal 26 Mei 2012 yaitu berupa Industri Mebel dari Kayu (31001) dengan Kapasitas Produksi Terpasang yang diizinkan sebesar 480 Pcs/Tahun. Realisasi produksi Auditee tiga bulan terakhir (Maret sampai dengan Mei 2016) sebanyak 294 Pcs dengan volume sebesar 12,6560 M3.
Bila disandingkan antara izin kapasitas dengan realisasi produksi tidak melebihi kapasitas yang diizinkan atau baru tercapai 61 %.
Verifier 2.1.3.c.
Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan
NA
Bahan baku yang diterima Auditee bukan berasal dari kayu lelang, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.3.d.
Dokumen catatan/laporan mutasi
kayu MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen laporan mutasi kayu, Auditee telah membuat dan dapat menunjukan laporan mutasi hasil hutan olahan kayu (LMHHOK) untuk periode bulan Maret sampai dengan Mei
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 8 dari 10
2016. Laporan mutasi kayu telah sesuai dengan dokumen pendukung lainnya berupa penerimaan bahan baku kayu, laporan pemakaian bahan, laporan produksi dan laporan penjualan hasil produksi.
Indikator 2.1.4. Proses pengolahan produk kayu melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/ industri rumah tangga).
Verifier 2.1.4.a.
Dokumen S-LK atau DKP.
Verifier tidak berlaku bila penyedia jasa bukan industri pengolahan kayu
NA Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain dan tidak terdapat dokumen S-LK atau DKP penyedia jasa dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.4.b.
Kontrak jasa pengolahan produk antara auditee dengan pihak penyedia jasa
NA
Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain dan tidak terdapat kontrak jasa dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.4.c.
Berita acara serah terima kayu yang
dijasakan. NA
Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain dan tidak terdapat berita acara serah terima kayu yang dijasakan, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.4.d.
Ada pemisahan produk yang dijasakan
pada perusahaan penyedia jasa. NA
Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain dan tidak terdapat pemisahan produk yang dijasakan, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 2.1.4.e.
Adanya pendokumentasian bahan baku, proses produksi, dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri penyedia jasa.
NA
Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain dan tidak terdapat pendokumentasian bahan baku yang dijasakan, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan kayu olahan.
Kriteria K3.1 Perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik. Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor
Kriteria K.3.3. Pemenuhan penggunaan Tanda V-Legal
Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
Verifier 3.1.1.
Dokumen angkutan hasil hutan yang sah.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen angkutan untuk pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik, Auditee merupakan industri lanjutan dimana produk yang dikirim adalah produk mebel dari kayu. Penjualan hasil produk mebel dari kayu dengan tujuan domestik dilengkapi dengan dokumen Surat Jalan dan Invoice.
Indikator 3.2.1. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
Verifier 3.2.1.a
Produk hasil olahan kayu yang diekspor
NA
Auditee belum melakukan ekspor, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 9 dari 10
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) tidak tersedia dokumen PEB, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 3.2.1.c
Packing list (P/L) NA
Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Packing List, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 3.2.1.d
Invoice NA
Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Invoice, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 3.2.1.e
Bill of Lading (B/L) NA
Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen B/L, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 3.2.1.f
Dokumen V – Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal.
NA
Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen V-Legal, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 3.2.1.g
Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis.
NA
Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia Laporan Surveyor untuk produk yang wajib verifikasi, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 3.2.1.h
Bukti pembayaran bea keluar bila
terkena bea keluar NA
Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia bukti pembayaran bea keluar, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
Verifier 3.2.1.i
Dokumen lain yang relevan untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan bahan baku yang digunakan Auditee untuk menghasilkan produk mebel kayu selama periode Maret sampai dengan Mei 2016 berasal dari jenis kayu Gmelina (Gmelina arborea) dan Mindi
(Melia azedarach). Berdasarkan Permenhut
Nomor : 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018 dan daftar CITES Appendix I, II, atau III, jenis kayu tersebut tidak termasuk jenis yang dibatasi perdagangannya.
Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal Verifier 3.3.1.
Tanda V – Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan yang berlaku NA
Auditee masih dalam proses verifikasi legalitas kayu, sehingga belum mengimplementasikan Tanda V-Legal, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
P.4. Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan. Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Indikator 4.1.1. Pedoman/Prosedur dan implementasi K3.
Verifier 4.1.1.a Prosedur K3
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dokumen K3, Auditee telah memiliki dokumen Prosedur K3. Auditee telah menunjuk personil penanggung jawab implementasi K3 yaitu Sdri. Sri Astutik berdasarkan Surat Keputusan Nomor : 2/SK/CV-ART/I/2016 yang ditandatangani oleh Pimpinan pada tanggal 31 Januari 2016.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 10 dari 10
Verifier 4.1.1.b Implementasi K3
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap implementasi K3, telah tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan berfungsi dengan baik. Pendataan sarana peralatan K3 telah tercatat dengan baik. Tanda jalur evakuasi maupun keberadaan titik kumpul telah tersedia dan ditempatkan pada lokasi yang mudah terlihat dan terbebas dari segala hambatan.
Verifier 4.1.1.c
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan catatan kecelakaan kerja, Auditee telah memiliki rekaman berupa laporan kecelakaan kerja yang dibuat setiap bulan oleh personil penanggung jawab K3. Dalam laporan kecelakaan kerja periode bulan Maret sampai dengan Mei 2016 memperlihatkan tidak pernah terjadi kasus kecelakaan kerja baik yang bersifat besar maupun ringan (NIHIL). Kriteria 4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja.
Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja Verifier 4.2.1
Kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan pemenuhan hak-hak pekerja berupa pernyataan tertulis mengenai kebebasan berserikat bagi pekerja, Auditee belum memiliki Serikat Pekerja. Namun Auditee telah menunjukkan ketersediaan berupa pernyataan tertulis mengenai kebebasan berserikat berupa Surat Pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 31 Januari 2016 dengan Nomor : 3/KB/CV-ART/I/2016.
Indikator 4.2.2 . Adanya KKB atau PP pada TDI atau IUI yang mempekerjakan karyawan > 10 orang. Verifier 4.2.2.
Ketersediaan Dokumen KKB atau PP yang mengatur hak-hak pekerja
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap keberadaan dan kelengkapan dokumen Peraturan Perusahaan, Auditee telah menyusun Peraturan Perusahaan dan telah didaftarkan kepada Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Pemerintah Kabupaten Magelang sesuai bukti tanda terima pendaftaran pada tanggal 31 Mei 2016.
Indikator 4.2.3 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan). Verifier 4.2.2.
Pekerja yang masih di bawah umur
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan daftar karyawan periode tanggal 31 Mei 2016, Auditee memiliki jumlah karyawan sebanyak 30 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Informasi dalam daftar karyawan tersebut usia termuda adalah 20 tahun atau kelahiran tahun 1996. Dengan demikian Auditee tidak mempekerjakan pekerja yang masih dibawah umur.