• Tidak ada hasil yang ditemukan

URGENSI DAN DAMPAK STUNTING TERHADAP KECERDASAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA HUT HIMPAUDI JAKARTA 30 AGUSTUS 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "URGENSI DAN DAMPAK STUNTING TERHADAP KECERDASAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA HUT HIMPAUDI JAKARTA 30 AGUSTUS 2017"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

URGENSI DAN DAMPAK STUNTING

TERHADAP KECERDASAN DAN

PRODUKTIVITAS KERJA

1

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,

Gurubesar Univ Negeri Jakarta

(2)

BAGAIMANA DENGAN

(3)
(4)

KONDISI dan PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK INDONESIA

PIRAMIDA PENDUDUK SP 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010

4

1961 1971 1980

2010 2000

1990

(5)

2010 2015

2020

2025 2030 2035

Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.

STRUKTUR UMUR PROYEKSI PENDUDUK

INDONESIA, 2010-2035

5

SAMPAI TAHUN 2035 JUMLAH PENDUDUK PRODUKTIF INDONESIA AKAN MENJADI SANGAT BESAR

(6)

DEMOGRAFI INDONESIA 2010-2035

Sumber: Bappenas, 2014

Keterangan:

TFR : Total Fertility Rate/ Angka Kelahiran Total

(7)

D. BONUS DEMOGRAFI

Akibat keberhasilan menurunkan angka kelahiran

dan bertumbuhnya kohort anak yang lahir pada

tahun 1970-an menjadi angkatan kerja, maka

Indonesia berpeluang memasuki periode Bonus

Demografi pada periode tahun 2012-2045.

Bonus demografi adalah suatu kondisi ketika

jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di

suatu wilayah lebih besar jika dibandingkan

dengan penduduk usia non-produktif (0-14 tahun

dan 65+ tahun).

Puncak dari Bonus Demografi, akan terjadi

Jendela Peluang (

window of opportunity),

yaitu

kondisi ketika angka ketergantungan berada

pada tingkat terendah, yaitu 47 per 100

penduduk, yang diperkirakan akan terjadi selama

3 tahun dari 2028 sampai dengan tahun 2031

(8)

0 50 100 150 200 250

Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia,

1950-2050

Tahun P o p u la s i d a la m J u ta Anak-anak

0-14

Manula 65+

Usia Kerja

Transisi Demografi akan menciptakan

Peluang BONUS DEMOGRAFI pada

2012-2045

Transisi Demografi akan menciptakan

Peluang BONUS DEMOGRAFI pada

2012-2045

Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

(9)

9

Perbedaan Rasio Ketergantungan

Menurut Provinsi (1)

Provinsi

2010

2015

2020 2025 2030 2035

Momen

Bonus

Demogr

afi

Aceh 56.3 54.7 53.5 50.9 48.0 45.9 2028

Sumatera Utara 58.0 56.4 55.3 53.6 51.6 50.8

-Sumatera Barat 57.7 55.6 54.7 53.6 51.9 50.5

-Riau 54.1 51.6 49.7 48.4 47.0 46.5 2021

Jambi 50.7 47.3 44.6 43.2 42.5 42.6 2012

Sumatera Selatan 51.3 49.6 48.4 47.3 45.9 45.4 2016

Bengkulu 51.3 47.9 46.0 45.1 44.5 44.4 2013

Lampung 51.2 49.6 48.6 47.2 45.6 45.4 2016

Bangka Belitung 48.7 46.1 44.9 44.2 43.4 43.1 2005

Kepulauan Riau 46.8 49.6 46.4 41.8 38.2 38.0 2008

DKI Jakarta 37.4 39.8 41.9 42.2 40.2 39.6 1980an

Jawa Barat 50.0 47.6 46.6 46.3 46.2 46.8 2011

Jawa Tengah 49.9 48.1 47.7 48.4 49.9 51.7 2012

DI Yogyakarta 45.9 45.0 45.4 46.8 47.7 48.4 1996

Jawa Timur 46.1 44.2 43.7 44.4 46.1 48.3 1998

Banten 48.6 46.4 45.4 43.8 41.7 41.0 2007

(10)

10

Perbedaan Rasio Ketergantungan

Menurut Provinsi (2)

Provinsi

2010

2015

2020

2025

2030

2035

Momen

Bonus

Demog

rafi

Nusa Tenggara

Barat 55.6 53.7 52.2 50.3 48.6 48.0 2027

Nusa Tenggara

Timur 70.6 66.7 63.5 61.8 61.7 61.5

-Kalimantan Barat 52.6 50.9 49.8 48.8 47.3 46.6 2022

Kalimantan

Tengah 50.3 46.2 43.4 41.6 40.3 39.9 2011

Kalimantan

Selatan 49.2 48.7 47.7 46.2 44.6 44.7 2006

Kalimantan Timur 48.7 46.2 44.5 43.7 43.0 43.3 2005

Sulawesi Utara 48.0 46.6 46.3 46.9 47.3 48.4 2000

Sulawesi Tengah 52.5 50.4 49.7 49.4 48.4 48.6 2025

Sulawesi Selatan 56.0 52.9 51.3 50.4 49.6 49.6 2030

Sulawesi Tenggara 63.5 60.4 58.0 54.6 52.7 51.7

-Gorontalo 51.8 48.6 47.6 47.6 47.7 47.8 2014

Sulawesi Barat 60.4 56.0 53.9 52.7 51.5 51.0

-Maluku 63.1 59.8 58.1 57.4 55.9 54.3

-Maluku Utara 61.1 58.7 56.0 53.5 51.6 50.8

-Papua Barat 53.7 49.9 47.1 45.5 44.4 43.6 2016

Papua 53.7 47.5 43.8 41.9 41.6 42.4 2014

(11)

BONUS DEMOGRAFI AKAN

TEREALISIR BILA:

Suplai tenaga kerja

yang besar

dan berkualitas akan

meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat

Perempuan

yang semakin

terdidik memasuki pasar kerja

lebih banyak shg membantu

peningkatan pendapatan

keluarga

Tabungan masyarakat

meningkat

dan diinvestasikan

secara produktif

Kebijakan

investasi pemerintah

(12)

Pengalaman Internasional

12

1960 - 2000

Pert. GDP/th

(%)

Kontribusi (%) Bonus Demografi thd pert.

ekonomi

Cina 7.0 9.2

Korsel 7.3 13.2 Singapu ra 8.2 13.6 Thailan d 6.6 15.5

Turunnya

dependency ratio

berkontribusi bagi pertumbuhan

ekonomi

Sumber: 1. UN Population Prospect Rev. 10 dan Mawson & Kinugasa 2005

(13)

AKAN MENJADI BONUS ATAU BENCANA?

(14)

NEGARA 2013 2014 2015

SINGAPORE 9 4 5

BRUNEI 30 30 30

MALAYSIA 62 59 59

THAILAND 89 88 87

VIETNAM 121 115 115

LAO PDR 139 137 138

PHILIPPINES 117 114 116

CAMBODIA 138 143 143

MYANMAR 150 146

145

INDONESIA 108 110 113

CHINA 101 91 90

JAPAN 10 17 17

KOREA 12

18

18

SRI LANKA 92 72 73

INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA NEGARA ASEAN

(15)

Peringkat Global IPM

Indonesia

2009 2010 2011 2014 2013 2014 2015 100 105 110 115 120 125 111 108 124 121 108 110 113 TAHUN P E R IN G K A T Tahu

n Peringkat Kemajuan

2009 111/181 Negara

2010 108/169

Negara Naik 3 level

2011 124/187

Negara Turun 16 level

2012 121/187

Negara Naik 3 level

2013 108/ 187

Negara Naik 3 level

2014 110/188

Negara Turun 2 level

2015 113/188

(16)

ANGKA KEMATIAN BAYI DAN ANAK DI

INDONESIA

TAHUN 1991-2012

Sumber data: SDKI Tahun 1991, 1994, 1997, 2002, 2007 dan 2012

(17)
(18)
(19)

KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA

STUNTING DI INDONESIA MENURUT

PROVINSI

(20)
(21)

21

SANGAT KURUS 16 BULAN

SANGAT KURUS

MARASMUS 24 BULAN 18 BULAN

(22)

22

Gizi buruk : Kwashiorkor

Rambut

Wajah

‘Puffy’

(23)

23

(24)

24

(25)
(26)

Pertumbuhan

massa tubuh

dan komposisi badan

Metabolisme

glukosa,

lipids

, protein

Hormon/receptor/gen

Perkembangan

otak

Kognitif dan

Prestasi belajar

Kekebalan

Kapasitas kerja

Diabetes, Obesitas, Penyakit jantung dan

pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas lansia

Gizi pada

1000 hari pertama

kehidupan

(janin dan

bayi 2 tahun)

Dampak jangka

pendek

Dampak jangka

panjang

Mati

Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)

1000 HARI PERTAMA

KEHIDUPAN, PENTING!!!

1000 HARI PERTAMA

KEHIDUPAN, PENTING!!!

(27)

27

(28)

Pertumbuhan dan Perkembangan

Sel Syaraf Muda menjadi Sel Syaraf Dewasa

(29)

TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI

SINAPS

(30)
(31)
(32)

http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021

Anak Usia 3 Tahun

Norma

l

Terabaikan

(33)

Transisi Epidemiologi

Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)

Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat

Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan

perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang

aktifitas fisik, merokok, dll)

Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015

33 Cedera; 7.00% Penyakit Tidak Menular; 37.00% Penyakit Menular; 56.00% Cedera; 8.00% Penyakit Tidak Menular; 49.00% Penyakit Menular; 43.00% Cedera; 9.00% Penyakit Tidak Menular; 58.00% Penyakit Menular; 33.00%

1990

2000

2010

2015

Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)  hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur

(34)

Perubahan Beban Penyakit

Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)

Peringka

t Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2015

1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke

2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin

3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik

4 Stroke 4 Diare 4 Kanker

5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus

6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis 7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA

8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi

13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi

Kelahiran 9

Asfiksia dan Trauma Kelahiran

16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Tahun 1990:

penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll)

menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar

Sejak Tahun 2010

: PTM menjadi penyebab terbesar

kematian dan kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung,

kanker, diabetes)

Tanpa upaya kuat, tren peningkatan PTM ke depan masih

terjadi

(35)

TANTANGAN

PENINGKATAN

AKSES DAN

PEMERATAAN

PENDIDIKAN

(36)

INDONESIA

MALAYSIA

OECD

Diolah dari: Encyclopedia of Nations, http://www.nationsencyclopedia.com/ diakses Januari 2011

F. Jadwal & Organisasi

F. Jadwal & Organisasi

Skenario Pemenuhan Kebutuhan Mencapai

Komposisi

(37)

Perkembangan Komposisi Tenaga Kerja

Indonesia

(Sumber: data BPS, Proyeksi 2025 PBB, Target APK)

(38)

TANTANGAN

PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN

(39)

Agenda

Kualitas Karakter

Bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah.

Kompetensi

Bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks.

Literasi Dasar

Bagaimana menerapkan

keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Iman & taqwa

Pancasilais - cinta tanah air Kesadaran sosial&budaya Kepemimpinan

Inisiatif

Rasa ingin tahu Gigih Kemampuan beradaptasi ... 1. 2. 3. 4. Berpikir kritis/memecahkan masalah Kreativitas Komunikasi Kolaborasi ... 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Baca tulis Berhitung Literasi sains Literasi informasi

teknologi dan komunikasi Literasi keuangan

Literasi budaya dan kewarganegaraan ...

1

2

3

Kecakapan Abad 21

Kurikulum Pembelajaran Perbukuan

Monitor & feedback K13 Kurikulum kontekstual – KTSP Kurikulum vokasi

Kurikulum inklusif futuristik

Pembelajaran abad 21

Pembelajaran dinamis saintifik Wholistic learning

Buku pendamping kurikulum Buku teks

Buku pengayaan Buku bacaan

Penilaian

Penilain Kelas & Sekolah INAP

(40)

Hasil pembelajaran masih berada

di bawah negara-negara lain

Indonesia berada di peringkat 3 terbawah untuk rata-rata skor PISA (Math, Science, Read)

Lebih dari ¾ siswa berada di “low” level

pada matematika (TIMSS) dan tidak ada yang berada di “advanced” level

TIMSS 2011, Math results Share of students at each level

(41)

How is that going to happen?

Country Average score  across  Reading,  Mathematics  and Science  (OECD  average=500) Average  annual  progress in  points per  year across  the three  domains Years to move  from country  average to  500 at current  averge pace Progress in  points per  year to reach  500 in 25  years Acceleration  to reach  learning goal  of average  PISA of 500 in  25 years Average (of  these 

countries) 404 0.9 91 3.8 2.9

Peru 375 2.5 50 5.0 2.5

Indonesia 384 0.4 317 4.6 4.3

Colombia 393 1.9 55 4.3 2.4

Tunisia 397 3.0 35 4.1 1.1

Argentina 397 0.7 155 4.1 3.5

Jordan 398 ­0.7Forever 4.1 4.8

Brazil 402 2.5 39 3.9 1.4

Uruguay 412 ­1.8Forever 3.5 5.3

Malaysia 413 ­0.3Forever 3.5 3.8

Mexico 417 1.7 49 3.3 1.6

Costa Rica 426 ­0.9Forever 3.0 3.9

(42)

Pergerakan Skor PISA OECD

Indonesia 2000-2015

PISA 2000 PISA 2003 PISA 2006 PISA 2009 PISA 2012 PISA 2015330 340 350 360 370 380 390 400 410 371 382 393 371 375 397

393 395 393

383 382 403 367 360 391 371 375 386 Literasi Membaca Literasi Sains Literasi Matematika

Partisipasi Indonesia pada Survei PISA OECD 2000-2015

S

o

k

r

(43)

Perbandingan Peringkat

PISA 2012 & 2015

Peringkat PISA 2015

(Matematika & Sains)

Negara

Matemati

ka

Membaca

Sains

2012 201

5 2012 2015 2012 2015

1 Singapura 573 564 542 535 551 556

2 Hong

Kong-China 561 548 545 527 555 523

3 Korea 554 524 536 517 538 516

4 Jepang 536 532 538 516 547 538

4 Chinese Taipei 560 542 523 497 523 532

8 Vietnam 511 495 508 467 528 525

n.a. B-S-J-G-China n.a. 531 n.a. 494 n.a. 516

47 Thailand 427 415 441 409 444 421

n.a. Malaysia 421 n.a. 441 n.a. 420 n.a.

69 Indonesia 375 386 396 397 382 403

(44)

EGRA: Reading and Comprehension by

Region (RTI/USAID, 2014)

44 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

47.2% 55.6% 42.4% 33.3%

23.1% 26.3% 24.7% 28.3%

28.5%

27.4% 20.7% 16.9% 24.1% 26.5%

27.5% 5.8% 2.7% 5.2% 11.7% 22.0%

Reading fluently with comprehension Reading with comprehension

(45)

45

Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/

HASIL A

K

SI/

INAP

(46)

46

HASIL A

K

SI/

INAP

2016

Perbandingan Capaian

Literasi Membaca

Antardaerah

Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/

(47)

47

PETA CAPAIAN - MEMBACA

Persentase Siswa dengan

Kemampuan Literasi

(48)

48

PETA CAPAIAN -

MATEMATIKA

Persentase Siswa dengan

Kemampuan Numerasi/Literasi

(49)

49

PETA CAPAIAN - IPA

(50)

100 80 60 40 20 0 20 40 60 80

Level 4/5 Level 3 Level 1 or below Level 2

Percentage of the population

Literacy proficiency by performance level

50

(51)

100 80 60 40 20 0 20 40 60 80

Level 4/5 Level 3 level 1 and below Level 2

Percentage of the population

Numeracy proficiency by performance level

51

(52)

Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi

2017-2019

Agenda 1: Advokasi, Kampanye,

Sosialisasi dan KIE Perubahan

Perilaku

Advokasi kepada pimpinan pusat &

daerah serta tokoh masyarakat

Sosialisasi kepada PengelolaProgram

Kampanye dan KIE kepada masyarakat

luas

Agenda 2: Penguatan

koordinasi lintas sektor

Penguatan strategi koordinasi lintas

sektor

Penyesuaian Gugus Tugas Gernas

dengan perkembangan yang ada

Komunikasi dan koordinasi Pemerintah

dan Non-Pemerintah

Komunikasi dan koordinasi di tingkat

daerah

52

Agenda 3: Pengembangan Program

Gizi Spesifik dan Sensitif yang Terbukti Efektif

Intervensi gizi spesifik dan sensitif

yang terbukti efektif

Memperkuat program fortifikasi

pangan dan suplementasi

Memperkuat cakupan program WASH

Identifikasi intervensi di sektor

pertanian & ketahanan pangan

Jaminan sosial yang berdampak

optimal terhadap percepatan perbaikan gizi

Pengembangan model dan scaling up

program spesifik-sensitif terintegrasi

Agenda 4: Membangun

pangkalan data percepatan

perbaikan gizi

Pengembangan pangkalan data &

(53)
(54)
(55)

Quality basic education → equal

opportunity → inclusive growth

(56)

Modal Apa Yang Sudah Kita

Miliki

1. Sejak 2009 Anggaran Pendidikan sudah

dijamin minimal sebesar 20 per sen dari

APBN dan APBD.

2. Dengan disahkannya UU Guru dan

Dosen maka kesejahteraan guru semakin

membaik karena mendapat tunjangan

profesi.

3. Disediakannya biaya operasional yg

semakin besar utk penyelenggaraan

pendidikan di semua satuan pendidikan.

4. Dana desa yg semakin besar bisa

digunakan utk mendukung

penyelenggaraan pendidikan yg bermutu.

5 persen dari APBN akan dialokasikan utk

(57)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

1) Mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang melandasi konsep-konsep yang digunakan dalam buku teks harus jelas.. 3) Menarik minat pembaca

Tipe bangunan gedung berfungsi untuk menentukan nilai basic score suatu bangunan, seperti pada Gambar 3 yang dimana basic score berfungsi untuk menjadi nilai

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam rangka mewujudkan pembangunan sistem hukum nasional (Sistem Hukum Pancasila) yang berdasarkan nilai- nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, perlu

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Tri Widyastuti dan Dwi Handoko (2014) dengan judul “Pengaruh Independensi, Kompetensi dan Integritas

MU LAI BERLAKUNYA PUTUSAN TALAK BAGI MEKEKA YANG BERAGAMA

Dari hasil pengujian yang dilakuakn terhadap tingkat kesejahteraan anggota melalui kebutuhan manusia menurut sifatnya dan jenisnya sebelum dan sesudah diadakannya program

Tes pada akhir pembelajaran disebut post-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam keterampilan menulis kalimat sederhana setelah diberikan perlakuan

prestasi kerja karyawan kebanyakan dari kemampuan tiap individu yang beraneka ragam dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para pegawai memiliki tingkat