Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia
yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis
dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Ketaren (2007) menyatakan bahwa peranan koperasi dalam perekonomian secara makro adalah meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat dan
lingkungan, pemahaman yang mendalam terhadap asas, prinsip, dan tata kerja koperasi, meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan, meningkatkan
pemerataan keadilan, dan meningkatkan kesempatan kerja.
Menurut Ginting (2003) dan Dummy (2003), tingkat kedinamisan organisasi yang tinggi merupakan harapan dari satu kelompok atau organisasi, dan
efektif sebagai pemanfaatan potensi untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan koperasi dapat pula menjadi kesulitan dalam keberhasilan koperasi karena seringkali tujuan koperasi itu tidak/sulit dimengerti oleh anggota, sulit
dibayangkan (penuh kata-kata yang tidak operasional), tidak jelas tujuan jangka pendek atau jangka panjangnya, dan tidak sesuai dengan tujuan anggota, dan
lain-lain.
Pencapaian peningkatan kesejahteraan adalah tujuan usaha yang bermanfaat dalam usaha koperasi serta merupakan karya kegiatan dalam rangka
tanggung jawab moril dan sosial. Dengan kata lain, tujuan koperasi adalah membuat karya yang dapat memberikan sumbangan kesejahteraan yang
gotong-royong dan manfaat dalam kesejahteraan merupakan sendi integral dalam kesejahteraan hidup dimana keuntungan hanya merupakan bagian dari sarana kemanfaatan (Widiyanti, 2010).
Sekarang ini telah semakin banyak pilihan yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat untuk memperoleh modal usaha, baik melalui
lembaga seperti bank ataupun lembaga yang bukan perbankan. Namun untuk memperoleh modal usaha terutama bagi usaha kecil menengah juga dapat diperoleh melalui Koperasi kredit yang notabene adalah lembaga keuangan bukan
bank. Koperasi kredit (Credit Union) adalah salah satu jenis koperasi di Indonesia, koperasi kredit termasuk ke dalam jenis koperasi jasa yakni jasa usaha di bidang
keuangan. Koperasi kredit memiliki ciri khusus dibandingkan dengan model koperasi simpan pinjam lain, dimana prinsip koperasi internasional menjadi landasan dalam kegiatan Koperasi kredit.
Koperasi kredit menjadi popular di Indonesia ketika sulitnya masyarakat mengakses dana dari perbankan. Koperasi kredit atau kopdit semakin berkembang. Tumbuhnya koperasi ini memberikan peluang bagi masyarakat
untuk mendapat dana membantu memecahkan masalah keuangan dan paling tidak menggantikan peran rentenir yang sebelumnya banyak meminjamkan uang
kepada masyarakat khususnya pedesaan semakin berkurang (Siagian, 2003). Jenis koperasi kredit (kopdit) ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya bunga
yang ringan. Kopdit bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan anggota secara terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para
Koperasi dapat memberikan pertolongan kepada para anggotanya Karena ia memiliki dana/modal dalam jumlah yang cukup. Untuk itu, ia perlu melakukan akumulasi modal dari para anggotanya melalui simpanan yang diberikan oleh
mereka dalam hal ini simpanan wajib, pokok dan sukarela. Dari uang simpanan itulah, koperasi kemudian mampu menyalurkan kredit kepada para anggotanya.
Dari uang yang dipinjamkan oleh koperasi itu, kemudian para anggota dapat memanfaatkannya guna keperluan produktif. Misalnya, bagi para anggota koperasi yang berprofesi sebagai petani, pinjaman yang diberikan dapat
digunakan untuk membeli pupuk dan sarana produksi pertanian lainnya (Anoraga dan Widiyanti, 1993).
Menurut data statistik Kopdit Binaan Puskopdit Bekatigade Sumatera Utara (2014), ada 60 Koperasi kredit aktif di Sumatera Utara. Kopdit Mandiri Tebing Tinggi merupakan Kopdit dengan nomor urut satu (pertama) dengan
Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan Koperasi Kredit Bermodal Besar (KKBB)
dan Koperasi Kredit Bermodal Kecil (KKBK) selama 10 tahun terakhir
di daerah penelitian?
2. Bagaimana perbedaan karakteristik sosial ekonomi anggota KKBB dan
KKBK Kota Tebing Tinggi?
3. Bagaimana perbedaan dinamika organisasi KKBB dan KKBK Kota
Tebing Tinggi?
4. Bagaimana pengaruh karakteristik anggota koperasi terhadap dinamika
organisasi Koperasi Kredit?
5. Bagaimana hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan
dinamika organisasi? Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan KKBB dan KKBK selama 10 tahun
terakhir di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik sosial ekonomi anggota KKBB
dan KKBK di Kota Tebing Tinggi.
3. Untuk mengetahui perbedaan dinamika organisasi KKBB dan KKBK Kota
Tebing Tinggi.
4. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik anggota koperasi terhadap
5. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan
dinamika organisasi.
Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi pengurus dan anggota koperasi di daerah
penelitian.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.