• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Koperasi berasal dari kata cooperation yang artinya kerja sama. Secara

pragmatis, organisasi koperasi dapat didefinisikan sebagai organisasi yang didirikan dengan tujuan utama menunjang kepentingan ekonomi para anggotanya melalui suatu perusahaan bersama. Definisi organisasi koperasi secara nominalis

yang digunakan oleh Konferensi Buruh Internasional (1966): “Suatu organisasi koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara

sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis melalui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui pembagian resiko serta

manfaat yang wajar dari usaha, dimana para anggotanya berperan secara aktif” (Partomo, 2009).

Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang

perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan

suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Koperasi Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Koperasi Indonesia adalah organisasi

ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, atau badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi sebagai usaha bersama

(2)

b. Koperasi sebagai lembaga ekonomi yang berwatak sosial

c. Koperasi sebagai salah satu soko guru perekonomian nasional, untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD Tahun 1945 (Anonimus, 2012).

Secara garis besar jenis koperasi dibagi menjadi 5 golongan, yaitu Koperasi Konsumsi, Koperasi Serba Usaha, Koperasi Produksi, Koperasi Jasa dan

Koperasi Kredit (Anoraga dan Widiyanti, 2007).

Koperasi Kredit

Koperasi kredit yang juga sering disebut "Credit Union” adalah koperasi

yang mempunyai usaha tunggal, yakni simpan-pinjam sebagai usaha atau bisnis utamanya. Koperasi kredit ini biasanya muncul atas prakarsa dan mufakat sekelompok orang yang merasa mempunyai kesamaan kebutuhan dan kepentingan

untuk menggerakkan suatu modal bersama, terutama yang berasal dari simpanan untuk dipinjamkan di antara sesama mereka, dengan tingkat bunga yang memadai

sesuai dengan kesepakatan bersama pula. Pinjaman dapat diberikan atas dasar keperluan darurat, usaha produktif (niaga atau investasi), atau untuk keperluan kesejahteraan para anggota. Secara praktis ikatan yang mempersatukan mereka itu

dapat dibagi dalam tiga golongan. Pertama, ikatan kebersamaan lingkungan kerja. Misalnya karyawan sesuatu instansi pemerintah atau swasta, guru, perawat.

(3)

menunjukkan bahwa ketiga jenis ikatan pemersatu sebagai dasar solidaritas

bersama di atas mampu memekarkan kesamaan pandangan terhadap pengembangan sikap hemat, saling percaya, penataan simpanan yang praktis

dalam lingkup swadaya, penggunaan uang secara lebih bijaksana, pelayanan pinjaman secara cepat, tepat dan murah, tanpa keharusan adanya jaminan yang tinggi bagi para anggotanya. Kecuali itu ikatan pemersatu itu memudahkan

pelaksanaan usaha pendidikan yang diberikan kepada para anggota dan calon anggota.

Ada enam pilar/hal pokok bagi pengembangan koperasi kredit yakni yakni swadaya, kerjasama, efisiensi, solidaritas, kesejahteraan bersama dan pendidikan yang bersinambungan, Keenam hal itu biasanya dimasukkan dalam lingkup bahan

pendidikan, baik secara formal maupun secara informal, secara lisan maupun tertulis.

Tujuan Koperasi Kredit :

a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat ringan.

b. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri

c. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari

pendapatan mereka

d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian (Anonimus, 2013).

(4)

1. Keanggotaan terbuka dan sukarela.

2. Pengendalian (kontrol) secara demokrasi, pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak yang sesuai dengan prinsip demokrasi.

3. Tidak diskriminatif, CU tidak membedakan Ras, Kebangsaan, jenis kelamin, Agama maupun Politik.

4. Pelayanan kepada para anggota.

5. Distribusi kepada para anggota 6. Membangun stabilitas keuangan

7. Pendidikan yang berkelanjutan 8. Kerjasama antar Koperasi dan, 9. Tanggung jawab sosial

Kegiatan Credit Union (CU) yang dimaksudkan adalah kegiatan utama ”simpan pinjam” kegiatan yang lain adalah penyuluhan pendidikan (Kursus Koperasi) dan kegiatan sosial yang berorientasikan pada peningkatan

kesejahteraan mesyarakat baik secara sosial dan ekonomi. Untuk mengetahui perkembangan organisasi CU dilihat dari keragaman Koperasi yang meliputi

jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal serta SHU.

Keanggotaan Koperasi

Menurut Mulyana (1980) dalam Lubis (2008), penerimaan anggota dan

pendirian koperasi haruslah betul-betul dibentuk oleh rakyat yang bersangkutan dan menyadari betul apa yang diharapkannya dengan pendirian koperasi tersebut,

(5)

Faktor kualitas anggota khususnya tingkat pendidikan, pengalaman dan

kedudukan sosial akan sangat menentukan maju mundurnya koperasi. Faktor sumber daya manusia menyangkut pendidikan, interaksi antara anggota dengan

bukan anggota, pola konsumsi, etika, maupun kesadaran demokrasi yang mengutamakan keharmonisan interaksi sosial sesama anggota (Lubis, 2008).

Menurut Hendrayogie (1997) dalam Lubis (2008), kurangnya

kesetiaan/loyalitas anggota terhadap koperasi mengakibatkan baik anggota maupun pengurus cenderung lebih mengutamakan kepentingan sendiri, kurang

adanya inisiatif untuk melakukan komunikasi, tidak ada pemberiandan penerimaan informasi, sehingga tujuan antara anggota dan koperasi tidak sejalan.

Anggota berkedudukan sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna

jasa dari perusahaan koperasi. Anggota berpartisipasi aktif dalam pemupuk modal, pemanfaatana pelayanan, menanggung resiko, dan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan. Partisipasi anggota dan manajemen koperasi menjadi

pilar keberhasilan koperasi. Setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang sama, satu anggota satu suara (Anonimus, 2012).

Keanggotaan koperasi ditegaskan dalam pasal 17 Undang-Undang Nomor 25 Rapat Anggota merupakan kolektibilitas suara anggota sebagai pemilik organisasi dan juga merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Rapat anggota

koperasi berfungsi:

a. Mengesahkan AD, ART dan peraturan khusus

b. Mengesahkan program kerja dan anggaran pendapatan serta belanja koperasi c. Mengangkat dan memberhentikan pengawas

(6)

e. Mengesahkan laporan pengawasan dan pengurus

f. Menetapkan pembagian dan penggunaan SHU

g. Menetapkan kebijakan di bidang organisasi, manajemen dan usaha

(Anonimus, 2012).

Pengurus merupakan wakil dari anggota yang dari dan oleh anggota untuk menjalankan/mewakili anggota dalam menajalankan perusahaan koperasi.

Pengawas koperasi berperan dan berfungsi sebagai: melaporkan hasil pengawasannya kepada Rapat anggota, memeriksa pembukuan koperasi,

mengawasi jalannya usaha dan organisasi koperasi, mengawasi kebijakan (Anonimus, 2012).

Pengawas diangkat oleh keputusan bersama dalam Rapat Anggota

koperasi. Adapun tugas pengawas yaitu bertugas untuk melaporkan hasil pengawasannya kepada Rapat Anggota, memeriksa pembukuan koperasi, mengawasi jalannya usaha dan organisasi koperasi, dan mengawasi kebijakan

pengurus (Anonimus, 2012).

Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Novika Dora Dyana (2013) tentang Dinamika Organisasi Koperasi Serba Usaha (Studi Kasus : Koperasi Serba Usaha Palano Jaya Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dinamika organisasi Koperasi KSU Palano Jaya secara keseluruhan berada dalam Kriteria Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Koperasi KSU Palano Jaya

(7)

organisasi, dan hasilnya tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur, masa

keanggotaan dan jumlah tanggungan terhadap dinamika koperasi, namun terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan anggota dengan dinamika

organisasi koperasi.

Peneliti menuliskan pengaruh karakteristik terhadap dinamika koperasi, dan hasilnya secara serempak, umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan

jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap dinamika organisasi koperasi. Namun secara parsial, tingkat pendidikan anggota berpengaruh nyata

terhadap dinamika organisasi koperasi, sedangkan variabel umur, masa keanggotaan, dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi.

Landasan Teori

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga, kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap

keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interpendendi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama

ada di dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah-ubah (Shaw, 1971).

Dalam Ginting (2010), menurut Jenkins (1961), dinamika kelompok adalah kekuatan-kekuatan atau tenaga yang ada dalam kelompok yang

(8)

yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai

tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan

satu kelompok atau organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif, efisien dalam mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuuan tentang kehidupan kelompok atau organisasi. Dinamika dapat dimanfaatkan untuk

memahami faktor-faktor yang dapat menumbuhkan terjadinya kondisi dinamis suatu kelompok yang akan dibina. (Ginting, 2000)

Dinamika organisasi koperasi adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam maupun di lingkungan koperasi yang akan menentukan perilaku dari anggota dan perilaku organisasi koperasi, untuk bertindak atau melaksanakan

kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan koperasi (Dummy, 2003).

Margono (1978) dalam Ginting (2000) menyebutkan bahwa tingkat kedinamisan suatu organisasi/kelompok bergantung pada 9 faktor, yaitu:

a. Tujuan organisasi

Suatu keadaan yang ingin dicapai oleh organisasi yang merupakan sejumlah

cita-cita dari individual yang sama yang hendak dicapai secara bersama di dalam organisasi.

b. Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan,

(9)

c. Fungsi Tugas Organisasi

Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Slamet dalam

Ginting (1995) ada 6 indikator yang dipakai, yaitu : fungsi member informasi, fungsi memuaskan anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi menghasilkan inisiatif, fungsi mengajak untuk berpartisipasi, dan fungsi

menjelaskan.

d. Pemeliharaan Organisasi

Merupakan upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada kehidupan organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada enam usaha mempertahankan kehidupan kelompok, yaitu: partisipasi semua anggota

kelompok, adanya fasilitas, adanya kegiatan kelompok, adanya control social, adanya kesempatan untuk mendapatkan anggota baru, dan adanya sosialisasi. e. Kekompakan Organisasi

Kekompakan organisasi tercipta dengan adanya rasa ketertarikan yang kuat di antara para anggotanya terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting

(1995) ada tujuh indicator yang dipakai, yaitu: kepemimpinan, keanggotaan, nilai tujuan, homogenitas anggota, keterpaduan kegiatan, jiwa kerjasama, dan jumlah anggota.

f. Iklim atau suasana organisasi

Biasa disebut juga atmosfer organisasi yaitu keadaan moral, sikap dan

(10)

g. Tekanan pada organisasi

Segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam organisasi yang diperlukan untuk menumbuihkan kedinamisan organisasi, tetapi tegangan

yang terlalu tinggi atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan organisasi. Tekanan kepada organisasi dapat berasal dari dalam (intern) organisasi yaitu tuntutan ataupun keinginan dari para anggotanya. Sumber dari dalam adalah

konflik, otoriter, persaingan dan lain-lain. Sedangkan tekanan dari luar organisasi (ekstern) dapat berupa tuntutan-tuntutan dan harapan dari pihak

luar, yang dapat menimbulkan ketegangan yang akan mempengaruhi kedinamisan organisasi yang sumbernya adalah berupa tantangan, kritikan, sanksi, penghargaan, hukuman dan lain-lain.

h. Efektivitas organisasi

Efektivitas yang dapat diukur dari tercapainya kepuasan anggota dalam mencapai dan setelah mencapai tujuan kelompok. Menurut Slamet dalam

Ginting (1995) ada tiga indicator, yaitu dapat diliohat dari segi produktivitas, moral, dan kepuasan atau keberhasilan anggota dalam mencapai kebutuhan

pribadinya.

i. Agenda terselubung

Agenda terselubung adalah tujuan yang dirumuskan anggota namun tidak

tertulis tetapi diharapkan akan tercapai. Agenda terselubung penting artinya bagi kehidupan organisasi dan dinamika organisasi, dengan mengabaikannya

(11)

Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika

kelompok, yaitu:

• Kohesi/persatuan, yaitu tingkah laku anggota dalam kelompok seperti

proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok, dan sebagainya.

• Motif/dorongan, yaitu ketertarikan anggota terhadp kehidupan kelompok

seperti kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap

kelompok, dan sebagainya

• Struktur, yaitu bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan

kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya

• Pimpinan, yaitu bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, system

kepemimpinan, dan sebagainya

• Perkembangan kelompok, yaitu perubahan dalam kelompok, snangnya

anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan sebagainya (Santosa, 2004).

Koperasi tidak berbeda dengan usaha-usaha swasta non-koperasi, karena koperasi juga memerlukan tenaga-tenaga yang baik, seperti tenaga pimpinan,

tenaga pelaksana, tenaga komersial yang jujur, cakap, lincah, dan berpandangan jauh. Namun kesulitan koperasi pada awal mulanya adalah tiadanya kemampuan untuk membayar tenaga yang cakap. Sehingga koperasi harus berhasil

mendapatkan orang-orang yang mempunyai jiwa kesosialan yang bersedia menyumbangkan tenaganya.

(12)

turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur

tenaga kerja maka semakin berpengalaman dalam mengelola usahataninya (Suratiyah, 2009).

Pengalaman dari anggota atau pengurus merupakan pendidikan mengenai pentingnya kontak antara anggota. Pendidikan adalah salah satu jalan yang terbaik untuk mempertinggi kesadaran berkoperasi dan meneguhkan keyakinan para

anggota betapa besar manfaat yang dapat diberikan koperasi kepada mereka untuk meningkatkan taraf hidupnya (Widiyanti, 2010).

Menurut Soekartawi (1999) semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam

berusahatani.

Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin tinggi pula pengalaman kerjanya sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi

pendapatan dan produktivitasnya (Suwita, 2011).

Kerangka Pemikiran

Koperasi merupakan suatu balai pendidikan yang memberikan rasa tanggung jawab dan kepercayaan bagi anggotanya. Bahkan koperasi dijadikan sebagai salah satu alat pemerintah dalam melaksanakan kebijakan pembangunan.

Koperasi dibentuk oleh anggota koperasi yang memiliki kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Kepengurusan dan manajemen koperasi

(13)

kegiatan dan keputusan di dalam organisasi ditentukan dalam Rapat Anggota yang

dihadiri oleh anggota dan pengurus koperasi.

Masing-masing anggota memiliki kriteria karakteristik yang berbeda-beda,

seperti: umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan keluarga yang diduga berpengaruh terhadap organisasi koperasi yang berpengaruh terhadap aktivitas organisasi koperasi, dan setiap komponen di dalam koperasi

memilikin peran dan tugas yang diharapkan dapat dikerjakan dengan baik dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi koperasi.

Dinamika organisasi dapat dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut, yaitu tujuan, struktur, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan, kekompakan, suasana organisasi, tekanan dan efektivitas organisasi, dan agenda terselubung.

Agenda terselubung tidak dimasukkan dalam penelitian, peneliti hanya meneliti 8 faktor dinamika.

Setiap koperasi memiliki dinamika organisasi yang berbeda-beda satu

dengan yang lainnya. Dinamika koperasi dapat menggambarkan tentang harapan atau tujuan sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Perbandingan

(14)

Lingkungan

Keterangan: = menyatakan pengaruh = menyatakan hubungan

(15)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan sesuai dengan identifikasi masalah yang ada, maka diajukan beberapa hipotesis untuk diuji

sebagai berikut:

1. Ada perkembangan organisasi koperasi selama 10 tahun terakhir. 2. Karakteristik sosial ekonomi anggota koperasi beragam.

3. Dinamika organisasi pada KKBB lebih tinggi daripada KKBK.

4. Ada pengaruh karakteristik anggota koperasi terhadap dinamika organisasi

Koperasi Kredit.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Perbandingan Dinamika Organisasi KKBB dan KKBK.

Referensi

Dokumen terkait

Ayat tersebut menjelaskan bahwa qadzaf (menuduh) perempuan yang baik baik melakukan perbuatan zina adalah merupakan salah satu perbuatan yang masuk dalam kategori tindak

dari total biaya yang telah ditentukan. 2) Bukti pembayaran dari bank dilegalisasi ke bagian keuangan. 3) Mahasiswa membeli Buku Panduan Penulisan Skripsi dan Buku Bimbingan Skripsi

Pengaturan mengenai PPNS, telah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 3 Tahun 2008 yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor

Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 40 menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dan DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kebijakan

Ujian Skripsi Pengumuman Dosen Pembimbing Arsip Selesai Surat Kesediaan Pembimbingan Bersedia. Surat Kesediaan Pembimbingan Proposal / Skripsi di

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menjelaskan praktek monopoli adalah “pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengenai pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan penjualan dan dividen

Pada wilayah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang sesuai untuk pengembangan komoditas utama, maka ketersediaan infrastrukturnya cenderung lebih lengkap dan