BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia terdiri atas unsur-unsur yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan manusia. Kebutuhan Dasar Manusia menurut teori Hirarki Abraham Maslow terdiri atas kebutuhan fisiologis, aman nyaman, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Perry, 2005).
Teori Hirarki merupakan teori yang dapat digunakan perawat untuk
memahami kebutuhan dasar manusia ketika mengaplikasikan asuhan
keperawatan. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi klien yang mengalami gangguan kesehatan, kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar klien yang terganggu. Teori keperawatan Virginia Henderson; mencakup seluruh kebutuhan dasar manusia yang dibagi kedalam 14 kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan atau lebih sering disebut 14 kebutuhan dasar Henderson dan kebutuhan mobilisasi terdapat
dalam urutan keempat yaitu “Bergerak dan mempertahankan posisi yang
dikehendaki”, (Potter & Perry, 2005).
Mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. Tujuan mobilisasi atau mobilitas yaitu; memenuhi kebutuhan dasar manusia, mencegah terjadinya trauma, mempertahankan tingkat kesehatan, mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari, mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh (Hidayat 2006).
Gangguan mobilitas fisik (imobilitas) didefenisikan North American
penggunaan kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi), dan pembatasan gerakan volunter (Potter, 2005).
Penyebab secara umum yang dapat mengakibatkan gangguan mobilitas seperti; kelainan postur, gangguan perkembangan otot, kerusakan sistem saraf pusat, trauma langsung pada muskuloskeletal dan neromuskular, dan kekuatan otot. Klien yang mengalami gangguan mobilitas fisik tidak mampu untuk melakukan aktivitas secara mandiri, dan memiliki ketergantungan pada orang di sekitarnya, seperti pada keluarganya (Brunner & Suddarth 2002).
Stroke salah satu yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas (mobilisasi) fisik. Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran yang perfusinya tidak adekua, dan jumlah aliran darah koleteral (sekunder dan aksesoris). Fungsi otak yang tidak rusak tidak dapat memperaiki kerusakan sepenuhnya. Stroke adalah penyakit motor neuron atas atau hemoragi serebral yaitu suatu hemoragi ke dalam area otak yang mengakibatkan kehilangan fungsi pada bagian otak tersebut, umumnya mengacu sebagai cedera serebro-vaskuler (CSV) atau stroke (Brunner & Suddarth 2002).
Karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunter
pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakanneuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan, yang dapat menyebabkan paralisis dan hilangnya atau menurunnya refleks tendon dalam, pada bagian ekstremitas yang terkena, yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan atau kerusakan mobilitas fisik yang dapat juga menyebabkan masalah lain seperti kurang perawatan diri dan resiko kerusakan integritas kulit (Brunner & Suddarth 2002).
(43, 1 per seribu). Prevalensi pada laki lebih banyak dari pada wanita. Laki 7,1 per seribu, dan wanita 6,8 per seribu (Riskesdas 2013).
Data dari stroke registry yang juga dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sejak 2013 sampai 2014, menunjukkan proporsi menurut kelompok umur dibanding total pasien stroke (angka proporsional) sebagai berikut; kelompok umur 21-30 tahun (0,7%), kelompok umur 31-40 tahun (4,5%), kelompok umur 41-50 tahun (18,5%), kelompok umur 51-60 tahun (33,8%), kelompok umur >60 tahun (42,1%).
Oleh karena itu, permasalahan kebutuhan dasar mobilisasi atau mobilitas harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan mobilisasi selama dilakukan perawatan, menarik minat penulis untuk membahas dan menyusun intervensi penatalaksanaan gangguan mobilisasi yang dialami oleh klien.
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujusan untuk memberikan asuhan keperawatan pada Ny. D, dengan prioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi aktivitas di lingkungan 5 kelurahan Harjo Sari, kecamatan Medan Amplas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasein dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasein dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi
c. Mahasiswa mampu memberikan intervensi keperawatan pada pasein dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi
d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan pada pasein
dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasein dengan
C. Manfaat
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilitas.
2. Pelayanan Keperawatan
Memberi informasi dan membantu meningkatkan dalam upaya pencegahan mobilitas.
3. Klien