• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Organisasi Pendidikan di Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fungsi Organisasi Pendidikan di Sekolah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Fungsi Organisasi Pendidikan di Sekolah

A. Pengertian Organisasi dan Organisasi Pendidikan

Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing (pengorganisasian)

menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli.

Organisasi didefinisikan secara bervariasi oleh para ahli yang dilihat dari berbagai sudut pandang diantaranya :

Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donelly

Organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu

secara sendiri-sendiri. Definisi ini lebih menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara lebih efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit organisasi.

Menurut Stepen P. Robbins

Organisasi merupakan kesatuan (Entity) sosial yang

dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Definisi ini menekankan bahwa organisasi adalah suatu sistem sosial yang perlu dikoordinasikan/perlunya manajemen, batasan organisasi akan

berubah sebagaimana tuntutan lingkungannya sehingga dikatakan “relatif”.

Menurut Oteng Sutisna

Organisasi merupakan mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Defnisi ini menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan.

(2)

arahan perilaku bagi antar anggota organisasi dengan lingkungannya agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Hoy dan Miskel1 menelusuri kajian organisasi dalam tiga

pandangan, yaitu rational, natural, dan open system. Pandangan rasional: organisasi merupakan instrument formal yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dan struktur merupakan aspek yang paling penting. Pandangan natural: organisasi dipandang sebagai kelompok sosial khusus yang bertujuan untuk pertahanan, orang-orang aspek yang paling penting. Sedangkan, dalam pandangan open system, organisasi dipandang sebagai sesuatu yang potensial untuk menggabungkan komponen rasional dan natural dalam suatu

kerangka dan memberikan satu pandangan yang lebih lengkap.

Dari beberapa pengertian tersebut, organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau system untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan,

pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau system dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan),

organisasi adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sedangkan,

pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau system dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:

1. Adanya tujuan bersama. Organisasi mensyaratkan sesuatu yang akan diinginkan, biasanya terumuskan dalam visi, misi, target, dan tujuan. Tujuan inilah yang menyatukan berbagai unsur dalam

organisasi.

(3)

2. Adanya kerja sama dua orang atau lebih. Organisasi terbentuk karena adanya kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

3. Adanya pembagian tugas. Untuk efektifitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi dibutuhkan pembagian tugas.

4. Adanya kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai kemauan atau kehendak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

B. Jenis-Jenis Dan Tipe Organisasi

1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan

tanggung jawab kepada personel dan membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan.2 Lembaga

pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA) merupakan contoh organisasi formal.

Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur administrasi sebagai berikut.

1) Kedudukan struktur menggambarkan letak/posisi setiap orang

dalam organsasi tanpa kecuali.

2) Hierarki/kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu

rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam suatu organisasi.

3) Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur

pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran komunikasi resmi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi, perintah, dan petunjuk pelakasanaan. Kedudukan garis ialah

(4)

staf mewakili keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti. (Sutisna, 1993:208).

(5)

2. Organisasi Informal

organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur organisasi formal.

Walaupun sulit mengidentifikasi keberadaannya secara kasat mata, namun keberadaan organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal (Sutisna, 1993 : 221).

Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam organisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi sosial. Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang di dalam organisasi.

Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam suatu kumpulan, tetapi melibatkan sosial-emosional individu-individu dalam organisasi informal tersebut. Karena itu organisasi informal sering muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar , karena syarat keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak saja keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan antar individu (kesamaan daerah agama, nilai yang dianut, hobi dan sebagainya).

Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi anggota di dalam

(6)
(7)

3. Organisasi Penyelenggara Pendidikan Nasional

Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia terorganisasi sebagaimana dapat dilihat dalam skema berikut.

C. Asas-asas dan Prinsip pengorganisasian

Asas Pengorganisasian:

1. Asas Pembagian Tugas

2. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab

3. Asas disiplin

4. Asas kesatuan komando

5. Asas mengutamakan kepentingan umum

6. Asas keadilan

7. Asas inisiatif

8. Asas kesatuan dan kebersamaan

(8)

1. Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan kerja sama

2. Kesatuan tujuan, sasaran-sasaran unit kerja harus bermuara pada tujuan organisasi

3. Kesatuan komando: struktur organisasi harus dapat menggambarkan sumber kewenangan yang berhak menentukan kebijakan

4. Span of control : harus memperhatikan batas kemampuan manajer dalam mengkoordinasikan unit kerja yang ada

5. Pelimpahan wewenang: keterbatasan kemampuan manajer dalam mengkoordinasikan unit kerja yang ada

6. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab, makin berat tanggung jawab yang diberikan makin besar wewenang yang dilimpahkan

7. Bertanggung jawab: meskipun sudah melimpahkan tanggung jawab kepada staf, manajer tetap bertanggung jawab kepada apa yang dilimpahkannya

8. Pembagian kerja: manajer harus dapat membagi habis semua pekerjaan yang ada

9. The right-man on the right place : menetapkan personalia yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya

10. Hubungan kerja: merupakan rangkaian hubungan fungsional (horizontal) dan hubungan tingkat kewenangan (vertikal)

11. Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang optimal

12. Koordinasi: rangkaian kerja sama perlu dikoordinasikan, diintegrasikan, disederhanakan dan disinkrinisasikan.

Dengan demikian dapat ditegaskan disini, bahwa dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.

Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga

(9)

lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran. Semua itu secara keseluruhan terlibat langsung dalam suasana interaktif yang membentuk kultur lembaga pendidikan. Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang bersifat eksternal adalah yang keberadaanya di luar lembaga, misalnya lingkungan masyarakat, hubungan struktural sekolah dengan pemerintah dan interaksi pihak lembaga dengan keluarga seluruh anak didik.

D.Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan

Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan demikian, di antara tujuan dan manfaat organisasi pendidikan sebagai berikut:

1. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilik dalam mencapai tujuan pendidikan.

2. Terciptanya efektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

3. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimilik.

(10)

Di samping tentang tujuan dan manafaat adanya pengorganisasian di lingkungan pendidikan, kita perlu memahami mengenai efektivitas organisasi. Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Artinya, baik pihak pelanggan internal maupun pihak pelanggan eksternal organisasi merasa puas.

E. Organisasi Siswa Intra Sekolah

Pengertian Organisasi Siswa Intra Sekolah

A.

Secara Semantis

Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. OSIS adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah. Masing-masing kata mempunyai pengertian:

Organisasi. Secara umum adalah kelompok kerjasama anatara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.

Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

Intra, berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang dalam hal ini Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah atau Sekolah/Madrasah yang sederajat.

(11)

OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

C. Secara Fungsional

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan,

khususnya dibidang pembinaan kesiswaan, arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur yang lain yaitu : latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan Wiyatamandala.

D. Secara Sistemik

Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS Sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok, yaitu :

 Berorientasi pada tujuan

 Memiliki susunan kehidupan berkelompok

 Memiliki sejumlah peranan

 Terkoordinasi

 Berkelanjutan dalam waktu tertentu

Fungsi Organisasi Siswa Intra Sekolah :

(12)

pula beberapa fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan,fungsi OSIS adalah :

 Sebagai Wadah

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan.

 Sebagai Motivator

Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.

 Sebagai Preventif

Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara prepentif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah.

Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.

1. Wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi siswa serta menetapkan garis-garis program.

2. Pelaksana kegiatan kesiswaan.

3. Sarana komunikasi antar siswa.

4. Wadah pengembangan potensi diri siswa sebagai calon seorang ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan.

5. Pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, managemen, dan kepemimpinan siswa.

6. Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan kecakapan hidup.

(13)

Manfaat Organisasi Siswa Intra Sekolah

1. Meningkatkan nilai-nilai ketakwaan terhadap Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

2. Menghargai dan mewujudkan nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.

3. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri

4. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan

5. meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur

Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air Setiap organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan OSIS ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

1. Meningkatkan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa 2. Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral

dalam mengambil keputusan yang tepat

3. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam kontek kemajuan budaya bangsa

4. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era globalisasi

5. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan kerjasama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis 6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai

karya artistic, budaya dan intelektual

7. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(14)

Setiap organisasi akan memiliki aktivitas untuk mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan organisasi akan meminta sejumlah aktivitas individu atau kolektif dari anggota organisasi yang harus dikoordinasikan agar terarah pada pencapaian tujuan. Disinilah interaksi social akan berlangsung, interaksi ini tidak saja dipengaruhi oleh struktur organisasi dan individu-individu yang mengisi struktur, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya, politik, teknik produksi, dan lingkungan organisasi (khususnya lingkungan strategis).

2. Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran (Learning Organization)

Learning Organization diperkenalkan oleh oleh Peter Senge sekitar tahun 1990 yang kemudian berkembang pesat dan menghasilkan berbagai aplikasi dalam berbagai bidang keilmuan, salah satunya dalam bidang manajemen.

Leithwood dan Louis (1998) (Hoy dan Miskel, 2001 : 32)mengemukakan “Learning Organization is one in which the participant pursue with a collective commitment to routinely assessing the value of those purposes, modifying them when appropriate, and continually developing more effective and efficient ways to achieve those purposes”. ( LO adalah satu cara dimana seseorang dengan komitmen bersama menilai secara rutin tujuan-tujuan mereka, memodifikasi tujuan-tujuan-tujuan-tujuan tersebut manakala sesuai dan secara terus menerus mengembangkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut ).

Kemampuan suatu organisasi bertahan hidup ditentukan oleh sumber daya manusia organisasinya, karena organisasi dibuat, digerakan dan diorientasikan untuk mencapai tujuan manusia, manusia adalah unsur yang paling pokok dalam suatu organisasi, dan oleh manusia-manusia unggul lah suatu organisasi akan tetap pada kondisi bertahan dan berkembang.

(15)

pengembangan dan adaptasi terhadap perkembangan zaman, dengan kata lain harus terus belajar agar mampu bertahan dan berkembang ( Survival and Growth ).

Pada dunia pendidikan yang harus dicermati dari keberadaan sekolah pada interaksinya dengan lingkungan sekolah yang dinamis adalah menjadikan sekolah sebagai tempat belajar untuk semua orang, tidak saja peserta didik yang harus belajar, tetapi semua staf dan dan pihak yang terkait dengan pengelolaan sekolah yang harus turut serta. Supaya dalam menghadapi permasalahan dapat terkendali secara bersama dan kemudian mencoba berbagai cara untuk menghasilkan lulusan yang lebih unggul atau hasil lebih baik.

Cara yang harus dilakukan oleh kepala dan staf sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai tempat LO adalah :

a. Menemukan berbagai cara untuk membuat struktur organisasi sekolah yang secara terus menerus mendukung layanan pembelajaran dan memperluas kemampuan adaptasi organisasi b. Mengembangkan iklim dan budaya organisasi yang memiliki

karakteristik terbuka, kerjasama, dan mampu mengatur diri sendiri

c. Mengidentifikasi individu yang progresif, sukses, dan terbuka untuk perubahan

d. Mencegah kekerasan, penyelewengan dan politik yang tidak benar dalam layanan pembelajaran

e. Memimpin dengan model kepemimpinan transformasional f. Berkomunikasi secara terbuka dan berkelanjutan

g. Membuat keputusan partisipatif

h. Mengembangkan kapasitas sekolah untuk merespon berbagai masalah secara efektif dan menyeluruh bukan secara sporadis.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://nikendwirahmawati.blogspot.com/2012/03/pengorganisasian -dalam-manajemen.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Siswa_Intra_Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

manajemen keuangan yang berhubungan dengan pengaruh Rasio Likuiditas, Aktiva Produktif, Rentabilitas dan Solvabilitas terhadap Perubahan Laba dan DPR pada

Data Flow Diagram (DFD) juga di kenal sebagai model proses ( process model ) merupakan sebuah teknik analisis yang digunakan untuk menggambarkan aliran input

Bunlar rastgele sürükleme (wandering dragging), amaçlı sürükleme (guided dragging), kısıtlı sürükleme (bound dragging), gizli geometrik yer sürüklemesi (dummy

CPL yang dibebankan pada mata kuliah adalah beberapa capaian pembelajaran lulusan program studi (CPL-PRODI) yang digunakan untuk pembentukan/pengembangan sebuah mata kuliah yang

Cruising all year long is becoming more popular in the Caribbean, so those brave souls who book during the height of hurricane season should be prepared for last minute changes

[r]

Sistem otomasi pendistribusian air secara keseluruhan dapat berkerja sesuai yang diharapkan, dengan proses pengisian air ke tanki maupun ke kedua bak mandi secara otomatis

Rencana dan Realisasi Pelatihan Petani Mengenai Kegiatan Bidang RLPS Di Wilayah kerja BP DAS Sampean