• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Penilaian Tugas ini disusun u

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Penilaian Tugas ini disusun u"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

“Manajemen Penilaian”

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen dan Akreditasi Sekolah

Dosen Pengampu : Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Alif Yaya Zunaidi 16160074

JURUSAN TARBIYAH

PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional yang merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kualitas manusia yang berguna dan bermutu untuk kemajuan bangsa dan Negara. Pendidikan yang bermutu pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas belajar dengan baik kepada siswa sehingga timbul interaksi antar keduanya agar tercapai cita-cita yang diharapkan dan hal ini berlangsung terus menerus.

Saat ini pendidikan yang bermutu sering dipandang sebagai suatu kegiatan yang sangat teramat penting untuk mulai menciptakan suatu perubahan serta perkembangan yang diperhitungkan akan terjadi di masa depan. Hal ini ditentukan oleh persepsi suatu masyarakat pendidikan terhadap berbagai kecenderungan yang ada. Sehingga beberapa atau bahkan semua kalangan menganggap mutu pendidikan menjadi sangat penting demi mencapai pendidikan yang bermutu .Disamping itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu pula untuk mendukung suksesi terhadap pelaksanaan pendidikan yang ada. Itulah salah satu dari tujuan pendidikan bermutu yakni untuk meningkatkan mutu SDM yang ada di Indonesia.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, peran serta dan dukungan semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan baik dari pihak sekolah, masyarakat, maupun pemerintah.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

Manajemen adalah suatu proses yang nyata, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya.1

Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan tes maupun nontes. Sementara itu, pengertian penilaian belajar dan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif. Tujuannya adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu.2

Manajemen penilaian merupakan suatu usaha yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk mengukur hasil belajar baik menggunakajn tes maupun non tes.

Kemampuan guru untuk melakukan penilaian belajar siswa melekat pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan guru melakukan kegiatan penilaian proses dan belajar siswa serta memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi belajar siswa untuk kepentingan pembelajaran siswa.Ada empat prinsip guru profesional yang berkaitan dengan kegiatan penilaian belajar siswa.yaitu berkesinambungan, menyeluruh, obyektif dan kooperatif. 3

Guru berperan dan bertanggung jawab terhadap kegiatan penilaian belajar siswa secara berkesinambungan. Penilaian belajar siswa yang berkesinambungan haruslah memantau proses, kemajuan, dan perbaikan pembelajaran siswa secara terus-menerus.

Guru melaksanakan penilaian belajar siswa yang bersifat menyeluruh. Hasil belajar siswa mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam praktiknya, penilaian belajar siswa menggunakan beragam metode/teknik dan instrumen penilaian selama periode pembelajaran tertentu, sehingga guru memperoleh informasi perkembangan belajar siswa yang menyeluruh dan akurat yang meliputi ketiga aspek tersebut. Selain itu, meskipun

1Sadili Samsudin, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara. hal. 18

2 Jumanta Hamdayana. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm.190

(4)

tersedia beragam metode/teknik dan instrumen penilaian, guru dapat memilih dan menggunakan teknik dan instrumen penilaian yang paling tepat untuk mengukur perkembangan atau hasil belajar siswa.

Guru melaksanakan penilaian belajar siswa secara objektif. Tentu saja guru harus melaksanakan penilaian belajar siswa berlandaskan prosedur-prosedur penilaian yang baik sehingga hasilnya pun objektif. Objektivitas juga tercermin dari pandangan dan sikap guru terhadap teknik dan instrumen penilaian belajar siswa. Maksudnya, guru tidak terpaku pada satu teknik dan instrumen penilaian tertentu, melainkan menggunakan berbagai teknik dan instrumen berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, juga berdasarkan kekuatan dan kekurangan setiap teknik dan instrumen penilaian, sekaligus mengatasi keterbatasannya.

Guru melaksanakan kegiatan penilaian belajar siswa secara kooperatif. Artinya, kegiatan penilaian belajar siswa di sekolah membutuhkan kerja sama antara guru, administrator sekolah, konselor, orang tua, dan lain-lain. Kerja sama tersebut dimulai dari perencanaan, penyusunan penilaian, metode atau teknik penilaian yang digunakan, kondisi belajar siswa, dan lain-lain. Nantinya hasil kegiatan penilaian belajar siswa akan menjadi laporan perkembangan belajar siswa yang dapat dipertanggungjawabkan kepada siswa, guru lain, orang tua, dan berbagai pihak yang membutuhkan informasi hasil belajar tersebut.

Di dalam Kurikulum 2013, kegiatan penilaian belajar diselenggarakan untuk mengukur kemampuan siswa menguasai kompetensi pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dari sinilah kita dapat melihat bahwa penilaian belajar siswa bersifat menyeluruh, tidak melulu pada aspek pengetahuan, melainkan pada aspek sikap dan keterampilan. Dengan demikian, siswa dapat berkembang secara utuh.

Dalam implementasi Kurikulum 2013, guru sangat dianjurkan untuk mengutamakan penilaian unjuk kerja.4 Siswa diamati dan dinilai dalam bergaul, bersosialisasi di masyarakat dan dalam menerapkan pembelajaran dalam kehidupan nyata. Bila waktunya terbatas, penilaian unjuk kerja dapat dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung, baik klasikal atupun individual.

Fokus penilaian dalam kurikulum 2013 adalah keberhasilan belajar siswa dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan, meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pencapaian kompetensi siswa benar-benar terukur dan empiris, oleh karena itu harus ada rumusan yang jelas tentang kriteria kompeten tersebut. Berikut adalah kriteria kompeten yang harus dicapai oleh siswa, antara lain:

(5)

 Siswa mampu memahami konsep yang mendasari standar kompetensi yang harus dikuasai.

 Siswa mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan standar kompetensi yang harus dicapai dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.

 Siswa mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam kehidupan seharihari. Siswa dapat dikatakan kompeten setelah dilakukan penilaian dengan instrumen yang benar-benar kompeten secara nyata dan relative permanen/tetap, sehingga informasi yang diberikan benar-benar akurat.

Pencapaian kompetensi siswa adalah sesuatu yang terukur, operasional dan siswa mengalami secara pribadi di dalam proses pembelajaran tersebut. Namun pada kenyataan di lapangan, penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru hanya dari segi pengetahuan saja. Guru mengukur keberhasilan belajar siswa dengan tes tertulis, untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang sudah diajarkan oleh guru. penilaian hanya terfokuskan pada kompetensi pengetahuan siswa, sedangkan sikap dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran berlansung tidak dinilai. Sehingga terlihat, pencapaian kompetensi pengetahuan dari siswa adalah paling utama. Jika kita melihat kepada kurikulum 2013, penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik. Penilaian yang dilakukan mencakup kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru harus merancang instrumen penilaian sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dari mata pelajaran dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Permendikbud, Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dilakukan secara seimbang, untuk mengetahui bahwa setiap siswa sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Muatan di dalam penilaian antara lain, ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program dan proses. Adapun teknik dan instrumen penilaian, sebagai berikut:

1. Penilaian kompetensi sikap.

 Observasi, dilakukan secara berkesinambungan baik secara langsung maupun tidak langsung perilaku siswa.

(6)

 Penilaian antarsiswa, siswa saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

 Jurnal, merupakan catatan guru baik di dalam maupun di luar kelas, mengenai kekuatan dan kelemahan siswa

2. Penilaian kompetensi keterampilan

 Penilaian kerja, siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan praktek, proyek dan portofolio.

 Tes praktek, penilaian yang menuntut respons berupa perilaku yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.

 Projek, tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan baik tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

 Portofolio, berupa kumpulan seluruh karya siswa yang bersifat reflektif-integratif, dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya.

3. Penilaian kompetensi pengetahuan

 Tes tulis, berupa PG, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian.

 Tes lisan, berupa daftar pertanyaan.

 Penugasan, berupa pekerjaan rumah dan proyek yang dapat dikerjakan individual maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Berdasarkan penjabaran di atas, instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan: mempresentasikan kompetensi yang ada dinilai, susunan penilaian memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan perkembangan siswa.

Prinsip yang paling penting dari penilaian autentik adalah dalam pembelajaran tidak hanya menilai apa saja yang sudah diketahui oleh siswa, tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah pembelajaran selesai. Sehingga kualitas hasil belajar dan kerja siswa dalam menyelesaikan tugas dapat terukur. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni:

1. Autentik dari instrumen yang digunakan, menggunakan instrumen yang bervariasi yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada dikurikulum.

(7)

3. Autentik dari aspek kondisi siswa, menilai input (kondisi awal siswa), proses (kinerja dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar), dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, keterampilan maupun pengetahuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar).

Melalui kurikulum 2013 penilaian autentik menjadi penekanan dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa yang memperhatikan seluruh minat, potensi dan prestasi siswa secara menyeluruh. Penilaian juga dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Sangat penting untuk melibatkan siswa dalam penilaian, sehingga siswa secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka. 5

Kompetensi dan Teknik Penilaian di SD/MI untuk semua kompetensi dasar yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku sesuai budipekerti dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan proses pembelajaran.

a. Sikap spiritual

Penilaian sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) Ketaatan beribadah;

(2) Berperilaku syukur;

(3) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan

(4) Toleransi dalam beribadah. Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai karakteristik satuan pendidikan.

b. Sikap Sosial

Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi:

(1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan;

(2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan;

(8)

(3) tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa;

(4) santun yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik;

(5) peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan; dan

(6) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap sosial tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.

c. Teknik penilaian Sikap

Penilaian sikap di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran agama, PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Teknik penilaian yang digunakan meliputi: observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertent (incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Sedangkan teknik penilaian diri dan penilaian antar-teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. 6

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (dunia nyata).

(9)

Penilaian pengetahuan dan keterampilan menggunakan angka dengan rentangskor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Sedangkan untuk Nilai akhir semester dilengkapi dengan predikat dengan ketentuan :

86 – 100 = Sangat Baik (A) 76 – 86 = Baik (B)

56 – 75 = Cukup (C ≤ 55 = Kurang (D)

Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

Tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap

Penilaian sikap

spiritual

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Penilaian sikap sosial

1. jujur 2. disiplin

3. tanggung jawab 4. toleransi

5. gotong royong 6. santun

7. percaya diri

Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan ilmiah/saintifik (scientific approach) untuk mengarahkan peserta didik mencapai kompetensi yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mengukur ketercapaian ketiga ranah tersebut dilakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang dilakukan mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. 7

Penilaian dilakukan dengan tes dan non-tes melalui observasi/pengamatan, penilaian diri (self assessment), penilaian antarteman (peer assessment), ulangan, ujian, dan penugasan (projek dan portofolio). Instrumen penilaian dapat berupa perangkat tes yang berisi butir-butir

(10)

soal, daftar cek (check list) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, dan jurnal. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester perlu diolah untuk dimasukkan ke dalam buku laporan hasil belajar (rapor). Nilai rapor merupakan gambaran pencapaian kemampuan peserta didik dalam satu semester.

1. Penilaian Pengetahuan

a. Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik) Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian)= NH, Nilai Ulangan Tengah Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester = UAS

b. Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).

c. Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan UAS.

d. Penilaian rapor untuk pengetahuan menggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 – 4 (kelipatan 0,33), dengan 2 (dua) desimal dan setiap aras (tingkatan).

e. Penghitungan Nilai Pengetahuan 2. Penilaian Keterampilan

a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik). Penilaian Keterampilan terdiri atas: Nilai Praktik, Nilai Projek, dan Nilai Portofolio

b. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD

c. Penghitungan nilai keterampilan diperoleh dari rata-rata Penilaian Praktik, Penilaian Projek dan Penilaian Portofolio.

d. Pengolahan Nilai Rapor (LHB) untuk Keterampilan menggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 - 4 (kelipatan 0,33), dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat aras (tingkatan).

e. Penghitungan Nilai Keterampilan 8 3. Penilaian Sikap

a. Sikap (spiritual dan sosial) untuk LHB terdiri atas sikap dalam mata pelajaran dan sikap antarmata pelajaran. Sikap dalam mata pelajaran diisi oleh setiap guru mata pelajaran berdasarkan rangkuman hasil pengamatan guru, penilaian diri, penilaian sejawat, dan jurnal, ditulis dengan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), atau Kurang (K). Sikap antarmata pelajaran diisi oleh wali kelas setelah berdiskusi dengan semua guru mata pelajaran, disimpulkan secara utuh dan ditulis dengan deskripsi koherensi.

(11)

b. Penilaian Sikap dalam mata pelajaran diperoleh dari hasil penilaian observasi (Penilaian Proses), penilaian diri sendiri, penilaian antarteman, dan jurnal catatan guru.

c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).

d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) menggunakan nilai Kualitatif sebagai berikut:

SB = Sangat Baik = 80 - 100 B = Baik = 70 - 79

C = Cukup = 60 - 69 K = Kurang = < 60

(12)

Penilaian merupakan bagian integral dari sebuah pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran, penilaian berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian di dalam pembelajaran membantu guru dalam mengevaluasi keefektifan kurikulum, strategi mengajar dan kegiatan belajar yang mencakup kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi siswa menjadi manusia Indonesia berkualitas. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin: 1) perencanaan penilaian siswa sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, 2) pelaksanaan penilaian siswa secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan 3) pelaporan hasil penilaian siswa secara objektif, akuntabel dan informatif. Dalam menyusun rencana pembelajaran, guru perlu memperhatikan instrumen penilaian yang digunakan harus memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan terencana dan baik mulai dari penentuan instrumen, penyusunan instrumen, telaah instrumen, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil penilaian. Ketika hal ini dilakukan maka guru dapat meningkatkan mutu hasil belajar siswa dalam pencapaian kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan secara maksimal setelah siswa selesai mengikuti proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

(13)

Hamdayana, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Herman Yosep dan Yustiana Wahyu. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: PT. Kanisius

E.Mulyasa. 2015. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakary

Iskandar, Haris. 2013. Model Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik SMA. Jakarta: Rajawali Press.

Gambar

Tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar teoritis yang berkaitan dengan pertimbangan hakim terhadap memutus perkara pidana berdasarkan Pasal 310 ayat (4) dan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Survei Penggunaan Internet Untuk Pencarian Informasi Obat dan Kesehatan di Kalangan Remaja Desa Bleberan Kecamatan Playen Kabupaten Gunung

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

Pada masa tertentu umat islam mengalami kerusuhan yang mengakibatkan ilmu kurang mendapat perhatian, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan.secara umum metode-metode

kompetensi kebahasaan yang memadai dari para pengasuh yang tinggal berdampingan dengan siswa-siswi di asrama. 2) Kurikulum dan metode pembelajaran bahasa yang bervariasi dan dan

Dan jalan yang menghantarkan pada berhentinya sankhara adalah Delapan Jalan Ariya: cara pandang yang tepat, pikiran yang tepat, ucapan yang tepat, perbuatan yang tepat,

Endapan adalah dikumpulkan dan dilarutkan dalam larutan aseton dengan air (1:2 v/v) bertindak sebagai pelarut sebelum analisis dilakukan. Kromatogram menunjukkan

[r]