• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJ"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN STRATEGI

DAN MODEL PEMBELAJARAN

EFEKTIF

Oleh :

SUMARSO, M.Pd.

(2)

PENGANTAR

(1) Pendekatan pembelajaran (2) Strategi pembelajaran

(3)

Pendekatan Pembelajaran

(4)

Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam

pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru

(teacher-centred approaches)

dan pendekatan yang berpusat pada siswa

(student-centred

(5)

Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi

pembelajaran langsung

(direct

instruction),

pembelajaran
(6)

Sedangkan, pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi

pembelajaran

discovery

dan
(7)

Strategi Pembelajaran

Kemp

(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah

suatu kegiatan pembelajaran

yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan

(8)

Kozma (

dalam Sanjaya 2007)

secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat

memberikan fasilitas atau

bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan

(9)

Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam

lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran

dimaksud meliputi; sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman

(10)

Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Menurut mereka strategi pembelajaran

bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan

termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan

(11)

Cropper

di dalam

Wiryawan

dan

Noorhadi

(1998) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas

berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa setiap

(12)

Simpulan :

Pertama,

strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan

pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam

(13)

Kedua

, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

Artinya, arah dari semua

(14)

Metode Pembelajaran

(15)

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode

(16)

Dengan demikian, salah satu

keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam

pembelajaran adalah

(17)

Pemilihan metode terkait

langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan

pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga

(18)

Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk

dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode

sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan

belajar-mengajar sama

pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam

(19)

Teknik Pembelajaran

Teknik adalah cara yang

(20)

Taktik Pembelajaran

Taktik adalah gaya seseorang

dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan

(21)

Model Pembelajaran

Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model

pembelajaran adalah: “Kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas

(22)

Joyce

et al

. (1992: 4) mendefinisikan model

pembelajaran sebagai berikut: “

A

model of teaching is a plan or

pattern that we can use to design

face to face teaching in

classrooms or tutorial settings and

to shape instructional

(23)

Arends (2001: 24)

mengemukakan:

“Models of

teaching is an overall plan, or

pattern, for helping students to

learn spesific kinds of knowledge,

(24)

Berdasarkan pengertian konsep model pembelajaran seperti itu, maka setiap model pembelajaran berfungsi memberikan arah

(25)

Pembelajaran adalah proses

interaksi antarpeserta didik,

antara peserta didik dengan

tenaga pendidik dan sumber

belajar

pada

suatu

lingkungan

belajar.

(Permendikbud

No.

103

(26)

Prinsip Pembelajaran K-13

1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;

2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; 3. proses pembelajaran

menggunakan pendekatan ilmiah;

(27)

Lanjutan …

5. pembelajaran terpadu; 6. pembelajaran yang

menekankan pada jawaban divergen yang memiliki

kebenaran multi dimensi; 7. pembelajaran berbasis

(28)

Lanjutan …

8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan

keterkaitan antara

hard-skills

dan soft-skills;

9. pembelajaran yang

mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta

(29)

Lanjutan …

10.pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan (ing ngarso sung

tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani);

11.pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di

(30)

Lanjutan …

12.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; 13.pengakuan atas perbedaan

(31)

Dan …

14. suasana belajar

(32)

Sikap (Tahu Mengapa) Keterampilan (Tahu Bagaimana) Pengetahuan (Tahu Apa) Produktif Inovatif Kreatif Afektif

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Langkah-Langkah

Pembelajaran

1. Pendahuluan 2. Inti

(41)

Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 1. mengondisikan suasana belajar

yang menyenangkan;

2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan

dikembangkan sebelumnya

berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan

(42)

Lanjutan …

3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya

dalam kehidupan sehari-hari; 4. menyampaikan garis besar

cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan

(43)

Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

(44)

Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang

disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses

mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba,

(45)

Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada

kompetensi dasar dari 1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama,

toleransi, disiplin, taat aturan,

menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus

(46)

Kegiatan Penutup

Terdiri atas :

1. Kegiatan Guru dengan Peserta Didik

(47)

Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:

a) Membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan; dan

(48)

Kegiatan guru yaitu:

(a) melakukan penilaian;

(b)merencanakan kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; (c) menyampaikan rencana

(49)

1. Number Head Together (NHT) 2. Jig Saw

3. Student Team Achievment Divisions (STAD)

4. Make a match

5. Picture and Picture 6. Stick Talking

(50)

Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya

kerjasama antar siswa dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok

kecil dan diarahkan untuk

mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.

(51)

Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk

memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar

(52)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang

menekankan pada struktur khusus

yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki

tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik. Tipe ini

dikembangkan oleh Kagen dalam

Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan

(53)

Tujuan yang hendak dicapai

dalam pembelajaran

kooperatif dengan tipe NHT

yaitu :

1. Hasil belajar akademik

stuktural

2. Pengakuan adanya

keragaman

3. Pengembangan

(54)

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Numbered Heads Together adalah sebagai berikut : Kelebihan:

Setiap siswa menjadi siap semua

Dapat melakukan diskusi

dengan sungguh-sungguh.

Siswa yang pandai dapat

(55)

Kelemahan:

Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak

karena membutuhkan waktu yang lama.

Tidak semua anggota

(56)

Penerapan pembelajaran

kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim

(2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :

a) Pembentukan kelompok; b) Diskusi masalah;

(57)

Langkah 1. Persiapan

Langkah 2. Pembentukan kelompok

Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Langkah 4. Diskusi masalah

Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Langkah 6. Memberi kesimpulan

(58)

Ada beberapa manfaat pada model

pembelajaran kooperatif tipe NHT antara lain adalah :

1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran

3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5. Konflik antara pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam

(59)

Model pembelajaran ini baik digunakan karena model ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih siap dalam menguasai materi serta belajar

menerima keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah. Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia model atau metode mengajar

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan oleh karenanya guru dituntut untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai.

(60)

Model Pembelajaran

STAD

dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins.

Siswa dalam suatu kelas tertentu

dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan

(61)

1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara

heterogen.

2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh

anggota-anggota kelompok

4. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada

anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu

(62)

5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat

menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.

6. Guru memberi penghargaan (

rewards

) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin
(63)

1. Meningkatkan kecakapan individu

2. Meningkatkan kecakapan kelompok

3. Meningkatkan komitmen 4. Menghilangkan prasangka

buruk terhadap teman sebaya 5. Tidak bersifat kompetitif

6. Tidak memiliki rasa dendam

(64)

1. Konstribusi dari siswa

berprestasi rendah menjadi kurang

2. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan

(65)

Jigsaw adalah tipe pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan oleh

Elliot Aronson’s. Model pembelajaran

ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga

pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya

(66)

Pada model

pembelajaran jigsaw ini keaktifan siswa (student centered) sangan dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang

beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan

(67)

Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa

anggota kelompok ahli yang

dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang.

Guru harus trampil dan

mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang

(68)

Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk

mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada

(69)

Sesuai dengan namanya, teknis

penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji. Menurut

Arends (1997), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:

1. Awal kegiatan pembelajaran 2. Melakukan Pembelajaran

Pendahuluan 3. Kegiatan

(70)

1. Mempermudah pekerjaan guru

dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas

menjelaskan materi kepada rekan-rekannya

2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat

3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif

dalam berbicara dan berpendapat.

(71)

1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol

jalannya diskusi.

2. Siswa yang memiliki kemampuan

membaca dan berfpikir rendah akan

mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli

3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan

(72)

Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu

alternatif yang dapat diterapkan

kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang

merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin

(73)

Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari

(74)

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal

dari kartu yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya

(75)

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan

kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan

kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu

jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

(76)

1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan

2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal

4. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move)

5. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.

6. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

(77)

1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses

pembelajaran

3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

4. Pada kelas yang gemuk (>30

(78)

Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada

mulanya digunakan oleh

penduduk asli Amerika untuk

mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat

dalam suatu forum

(79)

Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa

(80)

1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.

2. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.

3. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.

4. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.

5. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan anggota kelompok untuk

(81)

6. Guru mengambil tongkat dan

memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi

pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya, demikian seterusnya

sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru.

7. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.

8. Guru memberikan kesimpulan.

(82)

1. Menguji kesiapan siswa. 2. Melatih membaca dan

memahami dengan cepat.

3. Termotivasi lebih giat belajar (belajar dahulu)

(83)

Membuat siswa gelisah, bahkan stress dan lain2 (bercanda)

(84)

1. Talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara

bergiliran/bergantian. 2. Model pembelajaran ini

membuat anak didik ceria, senang, dan melatih mental anak didik untuk siap pada kondisi dan siatuasi apapun

(85)

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran

Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif

(86)

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang

menggunakan gambar dan

(87)

Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa)

bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya

2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota

kelompok mempunyai tujuan yang sama 3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus

membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya

(88)

5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya

6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan

(89)

Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar

dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara

memasang/mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga

(90)

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Di langkah ini guru

diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata

pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus

dikuasainya. Disamping itu guru juga

harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik

(91)

Menyajikan materi sebagai pengantar

Guru menunjukkan/

Memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi

Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/mengurutkan

(92)

Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar

tersebut

Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai

menanamkan konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

(93)

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

2. Melatih berpikir logis dan sistematis. 3. Membantu siswa belajar berpikir

berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, 4. Mengembangkan motivasi untuk belajar

yang lebih baik.

5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas

(94)

1. Memakan banyak waktu 2. Banyak siswa yang pasif.

3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. 4. Banyak siswa tidak senang

apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain

5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup

(95)
(96)
(97)

Referensi

Dokumen terkait

Ekspresi p53 mutan tidak signifikan berhubungan dengan operabilitas kanker serviks IIB pasca kemoterapi neoajuvan (OR 1,35), tetapi regimen kemoterapi kombinasi

Yustinus de Yacobis Junior High School experience boredom in teaching learning activities in the classroom which results in the students’ motivation in learning English

dinamakan sahadat tauhid adalah didalam kalimah tersebut kita bersaksi dengan penuh rasa bahawa tiada yang lain hanya Allah semata2 tiada bersekutu baginya dalam segala2 hal dan

Pada penelitian ini ingin membuktikan adanya stres dapat meningkatkan aktivitas motorik, hal ini telah ditujukan dengan hasil analisis statistik yang telah membuktikan adanya

Hasil analisis hubungan antara faktor psikologis dengan kepatuhan pasien DM tipe 2 diperoleh bahwa hanya ada 5 (18.5 %) pasien yang memiliki faktor psikologis baik yang

Kader juga harus mampu berkomunikasi dengan efektif, baik dengan individu atau kelompok maupun masyarakat, kader juga harus dapat membina kerjasama dengan semua

Berdasarkan analisis, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang dilakukan dengan menggunakan nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo atas dasar harga konstan 2010, pada periode

maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR. Kurang gizi yang kronis pada masa anak-anak dengan/tanpa sakit yang berulang akan menyebabkan