• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Acceptance Sampling dalam Pengendalian Kualitas Bahan Baku Menggunakan Pendekatan Logika Fuzzy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Acceptance Sampling dalam Pengendalian Kualitas Bahan Baku Menggunakan Pendekatan Logika Fuzzy"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Montgomery (2009), kualitas adalah salah satu dari faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk di antara

pesaing-pesaing yang ada. Jika kualitas produk tidak sesuai dengan keinginan konsumen,

maka perusahaan akan mengalami kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa

rework, kehilangan waktu, tenaga, uang, dan kepercayaan konsumen dapat hilang. Oleh karena itu, pemahaman dan peningkatan kualitas dalam perusahaan adalah

faktor kunci dalam kesuksesan, pengembangan, dan menjaga kompetisi dalam

bisnis.

PT Gold Coin adalah salah satu perusahaan yang menghasilkan produk

Pakan ternak. Pakan merupakan bahan makanan tunggal atau campuran yang

dapat diolah maupun tidak diolah untuk diberikan kepada hewan untuk

kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Pakan merupakan faktor

utama dalam keberhasilan usaha pengembangan peternakan. Kualitas dari pakan

dipengaruhi oleh kualitas bahan baku, kelembaban, dan suhu pemrosesan bahan

baku itu sendiri. Inspeksi dalam penerimaan bahan baku diperlukan oleh

perusahaan agar pakan ternak yang dihasilkan perusahaan memiliki kualitas yang

baik. Berikut merupakan persentase penggunaan bahan baku produk pakan ternak

(2)

Tabel 1.1. Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam

No Bahan Baku Persentase Penggunaan (%)

1. Jagung Kuning 54

Sumber: PT. Gold Coin Indonesia

Bahan baku yang paling sering digunakan untuk menghasilkan pakan

ternak adalah jagung kuning. Jagung kuning di terima dari supplier yang merupakan hasil panen yang di kumpulkan dari para petani yang merupakan

bahan baku pakan yang paling sering diproduksi oleh perusahaan sehingga perlu

dilakukan inspeksi yang lebih memakan banyak biaya dan tenaga kerja. Kualitas jagung kuning di pengaruhi oleh kadar air, kadar jamur dan kotoran. Pemeriksaan

kadar air, jamur, dan kotoran dilakukan di laboratorium berdasarkan standar yang

ditentukan oleh perusahaan. Standar kadar air, kadar jamur dan kotoran dapat di

lihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Standar Kadar Air, Kadar Jamur, dan Kotoran

Spesifikasi Kadar Kadar Air <23% Kadar Jamur <10% Kotoran <10%

Sumber: Standar Kualitas PT. Gold Coin Indonesia

Salah satu faktor yang turut merubah mutu produk ialah mutu bahan baku

yang diperiksa dalam proses produksi. Kegiatan pengendalian kualitas di

perusahaan ini dilakukan di bagian pengadaan bahan baku. Pengecekan bahan

(3)

Hal ini dilakukan karena bagian ini merupakan titik kritis dalam kendali mutu

produk yang dihasilkan nantinya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti terhadap kepala bagian QC dan kepala bagian produksi didapatkan

bahwa dalam 1 kali penurunan bahan baku, biasanya bahan baku jagung kuning

yang diperoleh berjumlah 100-150 bags dari tiap kedatangan, kemudian dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan oleh pekerja dengan cara menusuk semua bags untuk melihat kualitas bahan baku secara visual (kasat mata) sehingga menyebabkan bahan baku berserakan di lantai dan bahan baku tersebut

dikumpulkam kembali untuk digunakan dalam proses produksi.

Setelah itu pihak quality control mengambil sampel sebanyak 1 kg dari 20% total bags yang datang untuk melihat kadar air, kadar jamur, dan kotoran apakah sudah sesuai dengan standard yang diterapkan perusahaan. Kendala yang

sering terjadi salah satunya ialah semua bahan baku yang di cek oleh QC telah

dinyatakan baik namun ketika bahan baku digunakan dibagian produksi, terdapat

jagung kuning yang tidak sesuai standard namun tetap diolah. Dampak terhadap

masalah tersebut menyebabkan produk sering terjadi reject dan kemungkinan hilangnya produk yang baik, oleh karena itu diperlukan penyempurnaan cara

sampling yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun data persentase

produk reject pada periode bulan mei yang dapat dilihat pada tabel 1.3.

Tabel 1.3. Persentase Produk Reject Periode Bulan Mei 2015

Jenis Produk Jumlah Produksi

(4)

Menurut A. Venkatesh & S. Elango (2013), penelitiannya menjelaskan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui bahan baku yang dikirim

dari supplier dapat diterima (kualitas produk sesuai dengan standar kualitas yang

telah ditetapkan) atau ditolak adalah dengan menggunakan metode sampling penerimaan dengan menggunakan pendekatan logika fuzzy. Sampling penerimaan menjelaskan bagaimana melakukan pemeriksaan dan risiko atas setiap alternatif

tindakan (menolak atau menerima lot) yang akan diambil.

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, didapatkan bahwa

yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini yaitu metode pemeriksaan bahan

baku yang dilakukan oleh perusahaan tidak efektif. Hal ini terjadi karena sistem

sampling yang layak belum di operasikan sehingga perusahaan masih memperoleh bahan baku dengan kualitas yang masih kurang sesuai dengan

spesifikasi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari pemecahan masalah ini adalah untuk

merancang sistem dalam penerimaan bahan baku untuk mendukung kegiatan

pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak bahan baku dengan metode

sampling penerimaan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan rencana sampling penerimaan

(5)

3. Menilai rencana sampling dengan pendekatan logika fuzzy

4. Menyusun standard operating procedure penerimaan bahan baku

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat – manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Perusahaan mendapatkan bahan pertimbangan untuk menerapkan sistem

penerimaan bahan baku dengan metode sampling penerimaan.

2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari selama

kuliah dalam penelitian ini.

1.5. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Perancangan sistem penerimaan bahan baku dengan sampling penerimaan

(metode doublesampling).

2. Perancangan sistem penerimaan bahan baku tidak membahas biaya

pembuatan, pengembangan, dan pengoperasian sistem.

3. Perancangan sistem ini hanya digunakan pada bagian penerimaan bahan baku.

4. Penelitian ini dilakukan hanya pada bahan baku jagung lokal.

1.6. Asumsi yang digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(6)

2. Standar mutu bahan baku sesuai dengan ketetapan perusahaan.

3. Pengadaan bahan baku yang diperoleh dari supplier tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

4. Tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 95% dan 5%

Gambar

Tabel 1.1. Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam
Tabel 1.3. Persentase Produk Reject Periode Bulan Mei 2015

Referensi

Dokumen terkait