1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pulau Sembilan terdapat di pantai Utara Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat. Pulau Sembilan langsung berbatasan dengan Selat Malaka, sepanjang pantai di Pulau Sembilan terdapat mangrove. Mangrove yang terdapat di pulau ini berbagai macam jenis yang tumbuh secara alami maupun ditanam oleh masyarakat.
Hampir setiap tahun dari kegiatan pengabdian oleh Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melakukan penanaman pohon mangrove. Penanaman dilakukan karena banyaknya lahan kosong yang tadinya lahan mangrove, dikonversi oleh masyarakat untuk tambak maupun sawit. Beberapa tahun terakhir, sebanyak 371 ha telah dilakukan konversi untuk sawit (Leandha, 2015).
Adanya perubahan lingkungan ekosistem wilayah pesisir laut secara tidak langsung mempengaruhi sistem komunitas yang berada di dalamnya, termasuk terhadap keanekaragaman jenis dan struktur komunitas yang berada dalam ekosistem tersebut. Sehingga menurunnya fungsional dari hutan mangrove yang terdapat di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Pemanfaatan hutan mangrove sebagai alih fungsi lahan mengakibatkan turunnya produktivitas hutan mangrove di Desa Pulau Sembilan. Peralihan fungsi tersebut merusak mangrove dan mengganggu kehidupan biota di dalamnya, satu diantaranya adalah Moluska. Moluska dapat digunakan sebagai salah satu indikator biologis suatu perairan. Kelimpahan dan keragaman Moluska sangat
2
bergantung pada daya toleransinya terhadap perubahan lingkungan. Oleh sebab itu, keterkaitan antara mangrove dan Moluska yang berada di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara ini perlu dikaji.
Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
2. Bagaimanakah hubungan kerapatan mangrove terhadap kepadatan Moluska di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Kerangka Penelitian
Ekosistem mangrove merupakan saling berinteraksinya komponen biotik dan abiotik di hutan mangrove dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Adanya perubahan lingkungan ekosistem wilayah pesisir laut secara tidak langsung mempengaruhi sistem komunitas yang berada di dalamnya, termasuk terhadap keanekaragaman jenis dan struktur komunitas yang berada dalam ekosistem tersebut. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
3
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Untuk menelaah kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk menelaah hubungan kerapatan mangrove terhadap kepadatan Moluska
di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Ekosistem mangrove
Lahan alami Perubahan fungsi
lahan (tambak)
Lahan rehabilitasi
Vegetasi mangrove
Status keterkaitan antara vegetasi mangrove dan Moluska
Rekomendasi Pengelolaan Pulau Sembilan
Moluska
4
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai hubungan kepadatan Moluska yang dipengaruhi kerapatan mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.