• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam Penanganan Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesiapan Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam Penanganan Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE DALAM PENANGANAN KORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG

DI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

TESIS

Oleh

LISBETH PAKPAHAN 127032180/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KESIAPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE DALAM PENANGANAN KORBAN BENCANA ERUPSI

GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarkat

Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

LISBETH PAKPAHAN 127032180/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Judul Tesis : KESIAPAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE DALAM PENANGANAN KORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG

SINABUNG DI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

Nama Mahasiswa : Lisbeth Pakpahan Nomor Induk Mahasiswa : 127032180 /IKM

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Manajemen Kesehatan Bencana

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Drs. Amir Purba, M.A, Ph.D.) (Abdul Muthalib, S.H, M.A.P Ketua Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

(4)

Telah Diuji

pada Tanggal : 22 Juli 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Drs. Amir Purba, M.A. Ph.D Anggota : 1. Abdul Muthalib, S.H. M.A.P

(5)

PERNYATAAN

KESIAPAN MANAJEMENEN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE DALAM PENANGANAN KORBAN BENCANA ERUPSI

GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2014

(6)

ABSTRAK

Indonesia berada dalam deretan gunung berapi pasifik, dan memiliki 129 gunung api aktif, dua diantaranya berada di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Pada tahun 2010 Gunung Sinabung penah mengalami erupsi dan Agustus 2013 kembali mengalami erupsi, dan akibatnya 32.303 orang mengungsi ke 42 titik pengungsian. Institusi Kesehatan terutama Rumah Sakit selalu memegang peran yang sangat penting pada setiap kejadian bencana, akan tetapi masih banyak Rumah Sakit tidak menunjukkan kesiapan yang memadai menghadapi bencana.

Untuk itu manajemen Rumah Sakit harus mempunyai kesiapan dalam penanganan bencana diantaranya mempunyai Tim Penanggulangan Bencana, rencana penanggulangan Bencana Rumah Sakit, Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Sarana yang cukup, memiliki prosedur khusus dan biaya untuk penanganan korban bencana.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam penanganan korban bencana tahun 2014. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Kabanjahe, mulai dari Mei s/d Juni 2014.

Metode penelitian ini adalah desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tehnik Pengambilan Informan dalam penelitian ini Purposive sampling,dan dilanjukan secara snow ball sampling. Sampel dipilih menurut tujuan penelitian, dan Pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan audiovisual. Data dianalisis secara kualitatif dengan metode induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit belum ada disusun dan Tim penanggulangan bencana Rumah Sakit baru dibentuk, SDM Kesehatan masih mencukupi tetapi perlu peningkatan kapasitas SDM Kesehatan, fasilitas dan sarana untuk penanganan korban bencana masih kurang, SOP penanggulangan bencana belum ada, tidak mempunyai anggaran khusus untuk penanganan korban bencana.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada RSU Kabanjahe untuk menyusun dokumen rencana penanggulangan RS, melakukan pelatihan kegawatdararutan/kebencanaan, menglengkapi fasilitas sarana dan prasaran yang mendukung penanganan bencana, memyusun prosedur khusus dan mempunyai anggaran khusus untuk penanganan korban bencana.

(7)

ABSTRACT

Indonesia is located in the ring of Pacific volcanoes; it has 129 active volcanoes and two of them, Mount Sibayak and Mount Sinabung, are located in Karo District. In 2010, Mount Sinabung was erupted and in August 2013 it was erupted again which caused 32,303 people to evacuate to 42 evacuation camps. Health institution, particularly hospitals, always plays its important role in every disaster incidence although many hospitals do not prepare for facing disasters.

Therefore, the management of a hospital must be ready to handle a disaster by having Disaster Responsiveness Team, planning for handling hospital disaster, adequate human resources in health and facility, having specific procedures and cost for handling disaster victims. The objective of the research was to find out the preparedness of RSU Kabanjahe in handling disaster victims in 2014. The research was conducted at RSU Kabanjahe from May to June, 2014.

The research used qualitative design with phenomenological approach. Informants were obtained by using purposive sampling technique, followed by snowball sampling technique. The samples were selected according to the objective of the research, and the data were gathered by conducting observation, interviews, documentation, and audiovisuals and analyzed qualitatively with deductive method.

The result of the research showed that the planning for handling hospital disaster had not yet been organized, the team for handling hospital disaster was just established, human resources in health was adequate but their capacity needed to be improved, facility for handling disaster victims was insufficient, there was no SOP for handling disaster, and there was no special budget for handling disaster victims.

It is recommended that the management of RSU Kabanjahe organize the document of hospital disaster planning, provide training about emergency/disaster, provide equipment and infrastructure which support the handling of disaster, organize special procedure, and own special budget for handling disaster.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul " Kesiapan Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam Penanganan Korban

Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2013”.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencanaja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis dalam menyusun tesis ini mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(9)

4. Drs. Amir Purba, MA, Ph.D selaku Pembimbing I (satu) dan Abdul Muthalib Lubis, S.H, M.A.P selaku pembimbing II (dua) atas segala ketulusannya dalam menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan perhatian selama proses proposal hingga tesis ini selesai.

5. Drs. Amru Nasution, M.Kes selaku Penguji I (satu) dan dr. Taufik Ashar, M.K.M selaku penguji II (dua), yang telah memberikan saran dan bimbingan selama penulisan tesis ini.

6. Direktur Rumah Sakit Umum Kabanjahe yang telah memberikan ijin penelitian di RSU Kabanjahe.

7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam pengambilan data dan informasi penelitian.

8 Dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Manajemen Kesehatan Bencana, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Kepala Tata Usaha, Kepala Bidang Pelayanan Medik, Kepala Bidang Bina Program, Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan, Kepala Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabuapeten Karo dan Koordinator Posko Pengungsi Mesjid Istiqal Berastagi dan GBKP Simpang Enam Kabanjahe yang telah memberikan waktu dan kesempatan dalam menyelesaikan penelitian.

(10)

Anggela Yulia Putri Tarigan yang selalu memberi doa, kasih sayang, motivasi dan berkorban baik moril maupun materil kepada penulis.

11. Orang tuaku tercinta, St. M. Tarigan dan Ibunda L. Br Saragih yang telah memberikan kasih sayang, pertolongan dan doa selama ini.

12. Rekan-rekan sekerja Magdarentha, S.K.M. M.Kes, Edwin Tambun, Emma Marbun, S.K.M, Linda Magdalena, Dameria Sinaga, Helena Hutauruk dan teman-teman lainnya yang telah memberi dukungan selama ini.

13. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012 Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, September 2014 Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Lisbeth Pakpahan, lahir pada tanggal 10 Oktober 1970 di Banda Aceh Provinsi Aceh, anak dari pasangan Ayahanda Hisar Pakpahan dan Ibunda Sabar Butar-butar.

Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri 060925 Medan, tamat Tahun 1983, Sekolah Menengah Pertama SMPN 20 Medan tamat Tahun 1986, Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Negri 5 Medan, tamat Tahun 1989, Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, tamat Tahun 1994.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2012.

(12)

DAFTAR ISI

2.5.1. Dukungan Pelayanan Medis dan Dukungan Manajerial .. 30

2.6. Perencanaan Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (Hospital Disaster Preparedness) ... 32

2.7. Sumber Daya Manusia Kesehatan ... 33

2.7.1. Peningkatan Kapasitas. ... 36

2.8. Fasilitas Sarana dan Prasarana ... 38

2.9. Standart Operasional Prosedur ... 40

2.9.1. Pengertian SOP ... 40

2.9.2. Tujuan SOP ... 41

2.9.3. Jenis SOP ... 42

(13)

2.9.5. SOP Dalam Penanganan Kegawatdaruratan Bencana ... . 43

2.10. Ketersediaan Anggaran ... 44

2.10.1.Penyusunan Anggaran ... 45

4.4.1. Rencana Penanggulanan Bencana RS (Hosdip) ... 75

4.4.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit ... 78

4.4.3. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ... 81

4.4.4. Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 82

4.4.5. Ketersediaan Anggaran ... 84

4.5. Pelaksanaan ... 87

4.5.1. Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit ... 87

4.5.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit ... 90

4.5.3. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ... 93

4.5.4. Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 96

4.5.5. Ketersediaan Anggaran ... 97

(14)

BAB 5. PEMBAHASAN ... 108

5.1. Perencanaan ... 108

5.1.1. Rencana Penanggulanan Bencana RS (Hosdip) ... 108

5.1.2. Tim Penanggulangan Bencana. ... 112

5.1.3. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit ... 117

5.1.4. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ... 120

5.1.5. Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 121

5.1.6. Ketersediaan Anggaran ... 123

5.2. Pelaksanaan ... 123

5.2.1. Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit dan Tim Penanggulangan Bencana ... 124

5.2.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit ... 125

5.2.3. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ... 127

5.2.4. Standar Operasional Prosedur ... 128

5.2.5. Ketersediaan Anggaran ... 130

5.3. Koordinasi ... 131

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 136

6.1. Kesimpulan ... 136

6.2. Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 139

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1. Jenis Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Kabanjahe ... 62

4.2. Jenis Pelayanan Rawat Inap dan Jumlah Tempat Tidur ... 63

4.3. Jenis Instansi Penunjang Medis/Non Medis ... 63

4.4. Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan RSUD Kabanjahe ... 64

4.5. Data Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan RSU Kabanjahe Tahun 2012 ... 65

4.6. Data Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan RSU Kabanjahe Tahun 2013 ... 66

4.7. Jumlah Kunjungan Pasien Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung di RSU Kabanjahe Tahun 2014 ... 66

4.8. Data 10 (Sepuluh) Penyebab Kematian Terbesar Pasien di RSU Kabanjahe ... 67

4.9. Data 10 (Sepuluh) Penyakit Tertinggi Rawat Inap RSU Kabanjahe Tahun 2013 ... 68

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Kerangka Pikir Penelitian ... 48 5.1. Koordinasi RSU Kabanjahe dalam Penanganan Bencana Erupsi

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari letak negara Indonesiayang berada dalam wilayah Pacific Ring of Fire (deretan gunung berapi Pasifik) yang bentuknya melengkung dari utara pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Indonesia memiliki 13 % jumlah gunung api di dunia atau 129 gunungapi, selain itu berdasarkan data PVMBG 60% dari jumlah gunungapi yang ada di Indonesia yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia dan merupakan gunungapi yang memiliki potensi letusan yang cukup besar. (PVMBG)

(18)

mata, hal ini lebih serius lagi apabila debu tersebut mengandung beberapa unsur logam seperti SO2, karena reaksi alam dapat membentuk unsur sulfat yang sangat iritatif baik pada kulit, mata maupun saluran pernafasan. Selain itu, gas CO bersifat mengikat oksigen, bila terhirup, orang bisa meninggal karena kekurangan oksigen.

Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2º50’–3º19’ Lintang Utara dan 97º55’–98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dan terdapat dua gunungapi terletak di jajaran bukit barisan tersebut yaitu gunung Sinabung dan gunung Sibayak dan kedua Gunungapi tersebut saling berdekatan, dan gunung Sinabung merupakan gunung dengan puncak tertinggi di provinsi Sumatera Utara. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter dan berbentuk strato.

(19)

Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada tahun 2010 mengakibatkan ada sebanyak 25.662 jiwa mengungsi, yang tersebar di 24 titik pengungsian, dan yang mendapat pengobatan di Pos Kesehatan sebanyak 8.522 pengungsi. Kasus terbanyak yang ditangani adalah ISPA (39,1%), Anxietas/ gangguan jiwa ringan (24,0%), Gastritis/ gangguan lambung (16,0%), Konjungtivitis/ mata merah (12,4%), Diare (4,96%), Hipertensi (2,9%), dan Dermatitis/ penyakit kulit (0,7%). Korban rawat inap di RSU Kabanjahe sebanyak 65 orang dengan jenis penyakit yang diderita antara lain ISPA, Dyspepsia/ gangguan pencernaan, Hipertensi, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)/ penyakit pernapasan, Diare, TB Paru dan Vulnus laceratum/ luka robek. Data tersebut berdasarkan laporan Pusat Penanggulangan Krisis Kemenkes RI sampai tanggal 2 September 2010 yang dihimpun dari Dinas Kesehatan setempat. (Foto.soup.io)

(20)

level III (Status Siaga). Masa tanggap darurat masih terus diperpanjang walaupun status gunung Sinabung sudah diturunkan menjadi status Siaga dan desa radius kurang dari 3 km dengan jumlah penduduk sebanyak 12.809 Jiwa (2996 KK) tidak diperbolehkan kembali ke desa mereka dan akan di relokasikan.

Pada Situasi bencana, rumah sakit akan menjadi tujuan akhir dalam penanganan korban bencana dan yang paling sering muncul di rumah sakit adalah saat adanya penderita dalam jumlah banyak, yang harus dilayani sehingga akan melebihi kapasitas rumah sakit. Hal inilah yang sering dilihat oleh masyarakat ketika bencana itu terjadi. Padahal, baik atau buruknya respon rumah sakit terhadap bencana sangat tergantung dari serangkaian aktifitas yang sudah dilakukan jauh sebelumnya. Aktifitas-aktifitas persiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana inilah yang sering kali menjadi persoalan di Indonesia, karena sering kali tidak dilakukan karena berbagai alasan rumah sakit, dimana hal ini akan memperparah bila terjadi kekurangan logistik dan Sumber daya manusia. (Ramli, 2010)

(21)

sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.(UU, RI.No.44 Tahun 2009)

Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 448/Menkes/SK/VI/1993 tentang pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Bencana disetiap Rumah Sakit dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 129//Menkes/SK/II/2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit bahwa dalam setiap unit gawat darurat (IGD) Rumah Sakit harus terdapat satu tim Penanggulangan Bencana. Selain harus adanya Tim Penanggulangan Bencana ada dua hal pokok yang harus dapat dilakukan oleh Rumah Sakit agar siap menghadapi bencana adalah dukungan pelayanan medis (Medical Support) dan dukungan kemampuan menejerial (Management Support). (Depkes, RI. 2009)

Untuk itu pihak manajemen rumah sakit harus mempunyai persiapan khusus ataupun kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana terutama rumah sakit yang berada di daerah rawan bencana seperti bencana erupsi gunungapi. Kesiapsiagaan menurut Nick Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas dan individu mampu menanggapi suatu situasi bencana dengan cepat dan tepat guna. Membangun kesiapan terhadap bencana wajib dilakukan oleh semua rumah sakit, dengan dasar pemikiran bahwa bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, baik dari dalam (internal) rumah sakit maupun dari luar rumah sakit.

(22)

wilayah kerjanya. Akibatnya disetiap kejadian bencana, hambatan dan kekurangan-kekurangan yang sama selalu terjadi (terulang kembali). Salah satu penyebab ketidaksiapan Rumah Sakit tersebut adalah belum adanya petunjuk yang baku sehingga belum ada persepsi yang sama terhadap kesiapan Rumah sakit menghadapi bencana. Disisi lain, pada keadaan tertentu rumah sakit dapat menjadi korban dari bencana, seperti kejadian Tsunami di Aceh pada tahun 2004 rumah sakit mengalami

“total collapse” dari semua sistem yang ada di rumah sakit begitu juga dengan

kejadian gempa bumi di Yokyakarta, Rumah sakit mengalami “colaps function“ sementara waktu (Dirjen Yanmed Depkes RI, 2009).

(23)

Rumah Sakit Umum Kabanjahe adalah Rumah Sakit Kelas C milik Pemerintah Kabupaten Karo yang merupakan rumah sakit rujukan untuk penanganan korban bencana erupsi gunung Sinabung disamping RS. Efarina Etaham dan RS Amanda. Dari survai awal yang dilakukan, pihak manajemen rumah sakit telah membentuk Tim Penanggulangan Bencana setelah gunung Sinabung mengalami erupsi pada tahun 2010 tetapi tidak berjalan sebagaimana mestinya, dan belum adanyan perencanaan rumah sakit akan penanggulangan bencana di rumah sakit

(hospital disaster preparedness) baik bencana dari dalam lingkungan RS maupun

dari luar rumah sakit.

Jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2013 sebanyak 40.054 kunjungan dan rawat inap sebanyak 4.114 orang. Sejak terjadinya Erupsi Gunung Sinabung pada tanggal 15 September 2013 sampai dengan tanggal 7 Januari 2014 pengungsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe adalah sebanyak 175 orang dengan diagnosa terbanyak adalah febris dan dispepsia, dan pengungsi yang rawat jalan sebanyak 270 orang dengan diagnosa penyakit terbanyak adalah conjungtivitis dan ISPA. (Rekam Medik RSU Kabanjahe, 2014). Sampai dengan tanggal 21 Januari pengungsi yang meninggal 32 orang di beberapa rumah sakit di Kabanjahe dan 17 orang meninggal akibat langsung dari awan Panas. (Posko kesehatan Kabanjahe)

(24)

1.6. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kesiapan Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam Penanganan korban Bencana Erupsi Gunung Sinabungdi Kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara Tahun 2014.

1.7. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Kesiapan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dalam Penanganan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara Tahun 2014.

1.8. Manfaat Penelitian

1.8.1. Bidang Keilmuan

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu Manajemen Kesehatan Bencana sehingga Kesiapan Manajemen Rumah Sakit dalam menghadapi Bencana dapat dilaksanakan sesuai dengan kajian-kajian ilmiah dalam penanggulangan bencana

b. Penelitian ini sebagai bahan pengetahuan untuk memperluas bahan penelitian dalam bidang ilmu manajemen kesehatan bencana

1.8.2. Program Studi S2 FKM-USU

(25)

1.8.3. Bagi Rumah Sakit

Referensi

Dokumen terkait

Desa juga memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri dalam Ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam pemerintahan desa, kepala desa

Disamping mediator dari anggota KIP sendiri, juga ada yang namanya mediator pembantu sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (14) perki No 2 tahunn 2010 yang berbunyi

Universitas Negeri

[r]

Membuat karya seni lukis berjudul: Pasar Dipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Dosen, Alumni, dan Mahasiswa (DAM)dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dengan

[r]

Kajian terhadap Tugas Akhir Skripsi mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY selama tahun 2013-2016 cenderung menggunakan pendekatan kualitatif

Guru hendaknya dapat memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat meningkatkan disiplin belajar siswa agar proses belajar. mengajar lebih mudah dan juga dapat