• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Danau Siais Sebagai Objek Wisata Tapanuli Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Potensi Danau Siais Sebagai Objek Wisata Tapanuli Selatan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI DANAU SIAIS SEBAGAI OBJEK WISATA

TAPANULI SELATAN

KERTAS KARYA

DISUSUN

O L E H

DEVI KUMALASARI.M

NIM : 072204005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NONGELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN

(2)

POTENSI DANAU SIAIS SEBAGAI OBJEK WISATA

TAPANULI SELATAN

DISUSUN

O L E H

DEVI KUMALASARI.M

NIM : 072204005

Pembimbing

(Solahuddin Nasution, SE. MSP)

Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Pendidika Nongelar

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III

Dalam Bidang Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NONGELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN

2010

(3)

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Program Studi Pariwisata

Ketua Jurusan,

Drs. Ridwan Azhar, M. Hum. NIP. 19550923198203.1.001

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh:

Panitia Ujian Penilaian Program Non Gelar

Sastra Dan Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III

Dalam Program Studi Pariwisata

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

\

Dekan,

Prof. Syaifuddin, M.A.Ph.D NIP. 096509091994031004

Panitia Ujian

No Nama Tanda Tangan

1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. ( )

2. Mukhtar Madjid, S.Sos, SE, MA ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan kasih karunianya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Kertas karya ini disusun sebagai salah satu syarat akademis dalam menempuh ujian Diploma III pada program studi Pariwisata Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara Medan. Dengan keberadaan tulisan ini penulis berharap akan menjadi bahan pertimbangan terhadap pengembangan wisata di daerah Tapanuli Selatan yang mempunyai potensi dalam bidang kepariwisataan dan untuk dapat menjadi perhatian dalam kelanjutan pengembangannya.

Dalam kesempatan yang berharga ini penulis tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Syaifuddin. M.A.Ph.D, selaku dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M. Hum, selaku Ketua Jurusan Program Studi Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembaca yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran atas penyempurnaan kertas karya ini

3. Bapak Mukhtar, S.Sos, SE, MA., selaku sekretaris Jurusan Program Studi Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara

(6)

waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan kertas karya ini

5. Para staf pengajar Program Studi Pariwisata yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis baik pada masa perkuliahan maupun dalam menyelesaikan kertas karya ini.

6. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada ayahanda N. Marpaung dan ibunda R. Gultom yang telah menempah jati diri penulis dan serta segala dorongan moril maupun materi yang diberikan. Dan semua keluarga termasuk abang, kakak, adik-adik, yang telah memberikan dorongan selama masa perkuliahan.

7. Teman-teman UW’07, khususnya Juliati Songo Sitompul, Juli Drusilla Manik, Yuni Artika Dewi Ginting, Tri Utami Sembiring, Afrina Butar-butar.

8. Sahabat seperjuangan, Ester, Hary, Herman, Ondo, Ata, yang selama ini memberikan motifasi kepada penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberika lebih dari apa yang telah diberikan selama ini kepada penulis. Akhirnya penulis berharap tulisan yang sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.

Medan, Maret 2010

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

BAB III : GAMBARAN UMUM KECAMATAN SIAIS 3.1 Letak Geografi ... 14

BAB IV : PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

(8)

4.1 Potensi Objek Wisata Danau Siais ... 19

4.2 Kondisi Fisik ... 20

4.2.1 Kondisi Infrastruktur ... 20

4.2.2 Kondisi Suprastruktur ... 22

4.2.3 Kondisi Fasilitas Pelayanan Umum ... 23

4.3 Analisa Produk dan Analisa Pasar ... 24

4.3.1 Analisa Produk ... 24

4.3.2 Analisa Pasar ... 25

4.4 Peranan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat ... 26

4.4.1 Peranan Pemerintah ... 26

4.4.2 Peranan Swasta ... 28

4.4.3 Peranan Masyarakat ... 29

4.5 Kendala yang Dihadapi ... 30

4.6 Proses Pengembangan Ekoturisme di Kawasan Danau Siais ... 33

4.6.1 Proses Perencanaan ... 33

4.6.2 Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan ... 36

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 42

(9)

ABSTRAK

Dalam abad ke 21, perkembangan kepariwisataan Indonesia dituntut untuk dapat mengadaptasi diri terhadap perkembangan yang akan terjadi pada skala nasional, regional dan internasional yaitu di bidang politik, ekonomi, hankam maupun iptek. Secara umum keberhasilan pembangunan kepariwisataan ditentukan oleh tiga faktor yaitu keberhasilan dalam pemasaran, pengembangan produk dan keberhasilan meningkatkan sumber daya manusia.

Pada saat ini Indonesia menginjak tahap pembangunan jangka panjang tahap II yang dilaksanakan di segala bidang termasuk kepariwataan yang terbukti telah mampu meningkatkan pembangunan daerah dan meningkatkan perekonomian rakyat. Danau Siais yang terletak di Kecamatan Siais Kabupaten Tapanuli Selatan adalah salah satu dari beberapa kawasan yang berpotensi untuk diolah menjadi lahan devisa bagi pendapatan daerah khususnya dan nasional pada umumnya yang akan menjadi alternatif lain dari objek wisata yang ada di Sumatera Utara.

Harapan ini sejalan dengan strategi pembangunan kepariwisataan Indonesia yang mengemban misi untuk memberdayakan perekonomian rakyat dan tidak terlepas dari geografis Tapanuli Selatan yang berada di jalur lintas Sumatera sebagai pendorong kepariwisataan di Tapanuli Selatan. Untuk itu diperlukan peranan pihak swasta dalam penanaman modal untuk pengembangan kawasan wisata Danau Siais serta pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat untuk mendukung sepenuhnya dalam pengelolaan dan pengembangannya.

(10)

ABSTRAK

Dalam abad ke 21, perkembangan kepariwisataan Indonesia dituntut untuk dapat mengadaptasi diri terhadap perkembangan yang akan terjadi pada skala nasional, regional dan internasional yaitu di bidang politik, ekonomi, hankam maupun iptek. Secara umum keberhasilan pembangunan kepariwisataan ditentukan oleh tiga faktor yaitu keberhasilan dalam pemasaran, pengembangan produk dan keberhasilan meningkatkan sumber daya manusia.

Pada saat ini Indonesia menginjak tahap pembangunan jangka panjang tahap II yang dilaksanakan di segala bidang termasuk kepariwataan yang terbukti telah mampu meningkatkan pembangunan daerah dan meningkatkan perekonomian rakyat. Danau Siais yang terletak di Kecamatan Siais Kabupaten Tapanuli Selatan adalah salah satu dari beberapa kawasan yang berpotensi untuk diolah menjadi lahan devisa bagi pendapatan daerah khususnya dan nasional pada umumnya yang akan menjadi alternatif lain dari objek wisata yang ada di Sumatera Utara.

Harapan ini sejalan dengan strategi pembangunan kepariwisataan Indonesia yang mengemban misi untuk memberdayakan perekonomian rakyat dan tidak terlepas dari geografis Tapanuli Selatan yang berada di jalur lintas Sumatera sebagai pendorong kepariwisataan di Tapanuli Selatan. Untuk itu diperlukan peranan pihak swasta dalam penanaman modal untuk pengembangan kawasan wisata Danau Siais serta pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat untuk mendukung sepenuhnya dalam pengelolaan dan pengembangannya.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Melihat semakin kompleksnya permasalahan dalam menyambut arena pasar bebas khususnya di bidang ekonomi, terlebih kepada negara yang semakin berkembang, harapan akan sektor pariwisata sebagai peluang dalam meningkatkan perekonomian negara semakin terbuka. Demikian halnya terhadap Negara Indonesia, negara yang kaya akan objek wisata.

Prospek yang dijanjikan dari pengembangan kepariwisataan, serta potensi yang terkandung di dalamnya, pemerintah mencanangkan pengembangan pariwisata nasional sebagai salah satu alternatif penghasil devisa andalan di samping minyak dan gas bumi. Program pengembangan pariwisata merupakan program pembangunan yang minim akan kerusakan lingkungan jika ditangani oleh insan-insan pariwisata yang profesional dan ramah lingkungan, di samping itu pariwisata juga mempunyai prospek dalam membuka lahan berusaha dan peluang kerja yang sangat luas.

(12)

Daerah tujuan wisata (DTW) Sumatera Utara sebagai salah satu DTW yang ada di Indonesia, sudah lama menjadi daerah yang mendapat perhatian dari wisatawan manca negara. Sebagai daerah tujuan wisata utama yang ketiga setelah Bali dan Jawa Tengah, Sumatera Utara semakin berbenah diri dalam menghadapi kunjungan wisatawan di masa yang akan datang. Terbukti dengan semakin menjamurnya pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pengembangan kepariwisataan.

Objek wisata di daerah Tapanuli Selatan masih tergolong dalam potensi “tidur” dan tidak layak jual, salah satunya adalah Danau Siais yang sampai sekarang masih terbengkalai. Letak geografis Tapanuli Selatan merupakan letak yang strategis di mana route perjalanan Sumatera Utara – Sumatera Barat memakan waktu yang relatif lama, akan semakin menarik jika suatu paket wisata memasukkan daerah wisata Tapanuli Selatan di dalamnya. Dengan demikian kekosongan route tour Parapat sampai Sumatera Barat akan terisi dengan adanya paket tour di Tapanuli Selatan.

Kondisi tersebut tentunya akan memberi dukungan yang cukup bagus dalam rencana pengembangan wilayah pariwisata di Kecamatan Siais khususnya dan Tapanuli Selatan pada umumnya, serta akan memberikan harapan baru bagi masyarakat dalam memperoleh peluang kerja. Namun letak keberhasilan ini sangat banyak ditentukan oleh keinginan pemerintah untuk mengembangkan dan menjadikanj Tapanuli Selatan sebagai bahan devisa.

Hal inilah yang mendorong dan menjadi alasan serta motivasi penulis menjadikan “Potensi Danau Siais Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di

(13)

dukungan untuk pemerintah dalam usaha pengembangan daerah Tingkat II Tapanuli Selatan menjadi salah satu alternatif kawasan wisata di Sumatera Utara.

1.2Batasan Permasalahan

Sumber daya yang terwujud dalam pariwisata merupakan aset nasional yang tidak boleh disia-disiakan, diharapkan akan mendorong kelangsungan pembangunan nasional untuk pencapaian status sosial masyarakat yang lebih baik. Beragamnya aspek-aspek yang mendukung dan mempengaruhi pembangunan kepariwisataan nasional, maka sangat luaslah ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk membahas persoalan tersebut. Oleh karena itu untuk menghindari kesimpang siuran dalam pembahasan, penulis merasa perlu memberikan batasan dalam permasalahan dengan menempatkan Danau Siais Kecamatan Siais sebagai titik fokus persoalan dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan kelayakan pengembangan objek wisata Danau Siais sebagai kawasan wisata. Tentunya akan didukung oleh persoalan-persoalan lain yang berhubungan dengan permasalahan. Hal ini dilakukan karena penulis sadar akan kemampuan, pengalaman serta pengetahuan penulis yang sangat terbatas.

1.3Tujuan Penulisan

Sudah selayaknya tulisan ilmiah mempunyai tujuan guna mencapai harapan yang sesuai dengan keinginan penulis. Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan kertas karya ini adalah :

(14)

2. Himbauan kepada semua pihak untuk memberikan perhatian dalam pengembangan daerah wisata di Tapanuli Selatan

3. Memperdalam pengetahuan penulis di bidang pariwisata serta mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang di dapat selama masa perkuliahan

4. Melengkapi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan program pendidikan non gelar di bidang pariwisata.

1.4Metode Penulisan

Metode yang dilakukan dalam penulisan ini adalah : 1. Library research (riset pustaka)

Merupakan pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui perpustakaan, buku-buku, majalah-majalah, brosur serta bahan-bahan dari perkuliahan yang sesuai dengan objek penelitian.

2. Field research (riset lapangan)

Yaitu penulisan yang dilakukan yang mana data langsung diperoleh dari lapangan penelitian, penelitian ini melalui dua cara yakni :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung dilakukan pada daerah objek wisata tersebut

b. Interview, yaitu metode yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengandalkan cara tanya-jawab dengan pihak pengelola dan masyarakat

1.5Sistematika Penulisan

(15)

BAB I Merupakan pendahuluan yang terdiri atas alasan pemilihan judul, batasan permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II Gambaran umum tentang kepariwisataan yang berisikan pengertian pariwisata, bentuk dan jenis pariwisata, pengertian wisatawan serta ulasan mengenai ekoturisme

BAB III Bagian yang menerangkan tentang gambaran umum Kecamatan Siais, membahas mengenai letak geografis, penduduk dan mata pencaharian, sarana dan prasarana lainnya

BAB IV Merupakan bahasan permasalahan, yaitu mengenai potensi wisata, kondisi fisik, analisa produk dan pasar, peranan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat serta prospek dan kendala dalam pengembangan objek wisata Danau Siais.

(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM PARIWISATA

2.1 Pengertian Pariwisata

Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah biasa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan antara daerah objek wisata yang memiliki daya tarik masyarakat/penduduk setempat dan wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, hanya saja belum menjadi kalimat yang populer di telinga masyarakat. Di Indonesia sendiri kata pariwisata mulai masyarakat pada tahun 1958 setelah diadakannya Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes (Jawa Timur) pada tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958.

Jika ditinjau dari segi etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua suku kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap dan kata “wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Dapat diambil pengertian bahwa kata pariwisata berarti suatu perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.

(17)

Menurut pendapat Hunziker dan K. Krapt (1942), pariwisata adalah keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta menyediakan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. Batasan ini merupakan batasan yang diterima secara” official oleh The Assosiation International des Expres Scientifique du Tourisme (AIEST).”

Kemudian Salah Wahab dalam bukunya yang berjudul An Introduction

on Tourism Theory, mengemukakan batasan bahwa kepariwisataan adalah

suatu aktivitas secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang berada dalam negara itu sendiri (di luar negeri) yang meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dan untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam, berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Sementara UU No. 9/1990 menyatakan bahwa :

- Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela atau bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

- Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

- Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk penyelenggaraan pariwisata.

(18)

Seiring dengan perkembangan zaman dan pergeseran dari nilai yang terkandung di dalam kepariwisataan, maka setiap perjalanan atau kunjungan yang datang ke dalam suatu daerah tujuan wisata bisa dimanfaatkan dan dimasukkan dalam kegiatan kepariwisataan. Seperti penyediaan jasa, konversi dan perjalanan insentif yang merupakan realita serta tantangan yang harus dijawab oleh insan pariwisata di masa yang akan datang.

2.2 Bentuk dan Jenis Pariwisata

Untuk lebih memudahkan pengertian serta memperjelas program-program dalam pengembangan kepariwisataan, perlu adanya untuk membedakan pengertian-pengertian pariwisata, bentuk dan jenis pariwisata. Hal ini sangat membantu dalam menyusun strategi pengembangan objek dan daya tarik wisata untuk mengetahui kapan dan dari mana asal wisatawan yang akan menjadi objek pasar.

Berbagai jenis pariwisata yang kita kenal dari beberapa sudut pandang

A. Menurut letak geografi

1. Pariwisata local (Local Tourism)

2. Pariwisata Regional (Regional Tourism) 3. Nasional Tourism (Domestic Tourism) 4. Regional International Tourism

(19)

B. Menurut tujuannya

1. Recreasional Tourism (Pariwisata Rekreasi) 2. Culture Tourism (Pariwisata Budaya) 3. Health Tourism (Pariwisata Kesehatan)

2.3 Pengertian Objek dan Atraksi Wisata

Salah satu unsur yang menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek serta atraksi wisata. Secara sepintas, objek dan atrasi wisata seolah-olah memiliki pengertian yang sama namun sebenarnya berbeda secara prinsipil. Di luar negeri, kita tidak mengenal adanya istilah objek wisata tetapi hanya menyebutkan tourist attraction (atraksi wisata) sedangkan di Indonesia dikenal dengan istilah objek wisata.

Adapun perbedaannya adalah :

Objek wisata, yaitu semua hal-hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam saja sedangkan atraksi wisata yaitu sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan dan dinikmati oleh wisatawan yang dibuat oleh manusia dan memerlukan persiapan-persiapan terlebih dahulu. Objek wisata dapat dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Alam (Nature), yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang

(20)

2. Kebudayaan (Culture), yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia. Contohnya : upacara adat dan upacara keagamaan.

3. Buatan Manusia (Man Mode), yaitu segala sesuatu yang merupakan hasil karya manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Contohnya : candi-candi, prasasti, monuman dan kerajinan tangan. 4. Manusia (Human Being), yaitu segala sesuatu yang merupakan

aktivitas atau kegiatan hidup manusia (way of live) yang khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Contohnya : suku-suku pedalaman yang berada di daerah Kalimantan, Irian Jaya dan cara hidup mereka yang masih primitive dan unik.

2.4 Ekoturisme

(21)

Ekotourisme berakar dari kegiatan wisata alam bukan saja merupakan cabang industri perjalanan paling cepat tumbuh, tetapi di samping sebagai suatu pendekatan baru yang potensial untuk melindungi wilayah-wilayah yang alami serta masih dalam keadaan labil dan terancam juga menyediakan peluang pengembangan masyarakat bagi penduduk di negara yang berkembang. Indonesia sendiri istilah dan penerapan ekotourisme masih tergolong baru. Munculnya istilah ini pertama kalinya di Indonesia pada konferensi PATA di Bali. Terjemahan ekotourisme dalam bahasa Indonesia masih belum mempunyai kebakuan, ada yang menterjemahkannya sebagai wisata alam,wisata ekologi, wisata lingkungan, dan lain-lain.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari habitat daerah sekitar/tempat tinggal, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” dan “logos”. “Oikos” mempunyai pengertian habitat atau daerah tempat tinggal, sedangkan “logos” adalah ilmu pengetahuan, secara umum pengertian ekologi mendapatkan variasi tergantung dari sudut pandang keilmuan yang digunakan.

Oleh kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup “ekotourisme” diterjemahkan menjadi wisata ekologis, karena ekotourisme berasal dari ecological yang artinya bersifat ekologi. Sangkutannya dengan pariwisata bahwa touris sendiri berarti wisata yang jika cakupan keseluruhan adalah berdasarkan fungsi ekologos lingkungan sebagai suatu elemen penting hubungan yang berkaitan dengan aspek ekonomi dan sosial yang sangat menunjang kelangsungan kegiatan wisata.

(22)

mengagumi dan menikmati pemandangan tumbuhan-tumbuhan serta satawaliarnya (termasuk potensi kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar. Juga semua manifestasi kebudayaan yang ada termasuk tatanan lingkungan sosial budaya, baik dari masa lampau ataupun sekarang dengan tujuan untuk melestarikan kesejahteraan masyarakat setempat.

Ekotourisme adalah sebuah bentuk pariwisata yang diinspirasikan melalui lingkungan alam yang asli termasuk di dalamnya budaya yang beraneka ragam. Kunjungan wisatawan biasanya dilakukan pada daerah-daerah yang belum berkembang dengan maksud unrtuk mengungkap apresiasi, keikutsertaan dan kritis terhadap lingkungan. Para wisatawan menggunakan kehidupan liar dan sumber daya alam serta membantu daerah yang dikunjungi melalui penggunaan tenaga kerja dan keuangan untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai lokasi perlindungan alam dan perbaikan yang dilakukan para penduduk setempat.

Ekotourisme yang benar harus didasarkan atas sistem pandang yang mencakup di dalamnya prinsip kesinambungan dan partisipasi masyarakat setempat di dalam potensial untuk pengembangan ekotourisme.

Ekotourisme harus dilihat sebagai usaha bersama antara masyarakat setempat dan pengunjung dalam usaha melindungi kawasan-kawasan, aset budaya dan biologi melalui dukungan terhadap pembangunan masyarakat setempat.

(23)
(24)

BAB III

GAMBARAN UMUM KECAMATAN SIAIS

3.1 Letak Geografi

Kecamatan Siais adalah salah satu kecamatan yang berada pada wilayah Daerah tingkat II Tapanuli Selatan dengan luas wilayah 50.896 Ha,

mempunyai suhu rata-rata 21oC-26oC yang curah hujannya mencapai 2.540 mm/tahun. Topografi kecamatan Siais memiliki daerah yang terbagi atas

daerah tanah sawah seluas 404 Ha yang termasuk di dalamnya sawah irigasi setengan tehnis, sawah irigasi sederhana dan sawah tanah hujan. Tanah kering sebanyak 1.562 Ha. Tanah hutan seluas 47.409 Ha yang termasuk di dalamnya

hutan lebat, hutan belukar, hutan rawa, hutan lindung, hutan produksi, hutan swaka alam dan hutan wisata. Tanah perkebunan yang dimiliki rakyat sebanyak 200 Ha, perkebunan negara 700 Ha, perkebunan swasta 150 Ha, serta tanah fasilitas umum seluas 35 Ha.

(25)

566 km, berada pada pertengahan antara jalur lintas Barat dari pusat propinsi Sumatera Utara menuju Sumatrera Barat.

3.2 Kependudukan

3.2.1 Penduduk

Jumlah penduduk yang mendiami kecamatan ini berdasarkan sensus penduduk tahun 2004 mencapai 26.401 jiwa dengan perincian 13.181 jiwa laki-laki dan 13.220 jiwa perempuan yang bersumber pada 4.456 jumlah KK. Agama mayoritas di Kecamatan Siais adalah Islam. Diantara penduduk terdapat 700 orang yang belum mengecam pendidikan, 1.800 orang yang tidak tamat sekolah dan 150 orang yang buta huruf.

3.2.2 Mata Pencaharian

Kecamatan Siais merupakan daerah agraris yang sebagian besar penduduknya adalah mengelola lahan pertanian baik itu petani tradisional ataupun petani semi modern. Tanaman yang diolah oleh masyarakat merupakan tanaman utama yang berupa padi, jagung, ketela pohon,

ketela rambat, kacang tanah, kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-lain.

(26)

kehidupan dengan merantau ke luar daerah untuk mengharapkan pekerjaan yang layak.

3.3 Prasarana dan Sarana

Prasarana dan sarana yang ada di Kecamatan Siais antara lain :

A. Jalan

Jalur dalam melakukan hubungan di kecamatan ini menggunakan lalu lintas darat sebanyak 95% dan lalu lintas air sebanyak 5%. Kondisi jalan lalu lintas darat dapat dirincikan sebagai berikut :

1. Jalan aspal : 25 km - kondisi baik 16 km - kondisi sedang 06 km - kondisi rusak 03 km 2. Jalan diperkeras : - 3. Jalan tanah 42 km

Jalan utama yang dapat dilalui dengan kenderaan roda 4 hanya sepanjang 40 km, sedangkan jalan utama yang tidak dapat dilalui kenderaan roda 4 adalah sepanjang 32 km.

B. Transportasi

Alat transportasi penduduk sehari-hari adalah :

1. becak 15 unit

2. sepeda motor 85 buah

(27)

4. bus umum 4 unit 5. bus kota 4 unit

Mengenai akomodasi yang ada di Kecamatan Siais hanya berupa usaha rumah makan yang diolah oleh penduduk setempat sebagai mata pencahariannya yaitu sebanyak 8 buah.

C. Sarana Kebutuhan Umum

Sarana kebutuhan umum yang ada dan fungsinya sangat dibutuhkan oleh masyarakat antara lain :

1. Koperasi Unit Desa 1 buah

2. Pasar 2 buah

3. Pusat Listrik Negara 1 buah 4. Kantor Pos 1 buah 5. Puskesmas 1 buah 6. Rumah Bersalin 1 buah 7. Pos Klinik 1 buah

8. Posyandu 21 buah

3.4 Sosial Budaya

(28)

bergotong royong dan saling tolong-menolong, dimana terlihat dari acara pesta adat ataupun kemalangan yang menimpa kerabatnya.

Pada saat sekarang ini populasi marga mandailing yang ada di Kecamatan Siais sudah bercampur dengan orang pendatang dari Tapanuli Utara yang bermarga Toba, namun demikian hal tersebut semakin menghidupkan dalam kehidupan sosial. Kehidupan masyarakat Kecamatan Siais juga merupakan kehidupan yang sangat teguh memegang agama dan kepercayaan adat, hal ini dapat kita lihat pada waktu bulan Ramadhan. Sebagai mayoritas Islam, adalah sangat tabu terbuka di depan umum pada saat berpuasa. Di daerah ini tidak pernah ada kedai nasi, rumah makan yang beroperasi di siang hari.

Di sisi lain tradisi budayapun sangat mempengaruhi cara hidup bermasyarakat. Pesta perkawinan, musyawarah adat ataupun tradisi adat lainnya, masih didominasi oleh praktek para leluhur. Mulai dari acara mengundang, pada saat acara berlangsung, sampai pada saat acara selesai. Kehidupan ini masih berlangsung sampai saat sekarang. Namun sangat disayangkan, daerah yang dekat dengan pusat kota tradisi ini sudah mulai luntur akibat kikisan dari perkembangan teknologi dan modernisasi yang ada.

Fasilitas sosial budaya yang ada di Kecamatan Siais adalah : 1. Pendidikan : SD : 8 buah

SLTP : 1 buah

SLTA Swasta Islam : 2 buah 2. Tempat Peribadatan : Masjid : 42 buah

Surau : 60 buah

(29)

BAB IV

PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

DANAU SIAIS

4.1 Potensi Objek Wisata Danau Siais

Danau Siais terletak di Desa Raniate Kecamatan Siais Kabupaten Dati II Tapanuli Selatan, dengan jarak tempuh 45 km dari ibu kota kabupaten. Desa ini merupakan salah satu desa tertua yang disebabkan letaknya dekat dengan pantai barat. Danau yang berada di desa ini terjadi karena menyusutnya air pantai barat yang meninggalkan bekas pada daerah terendah di kawasan ini sehingga memungkinkan terkumpulnya air, baik itu air dari gunung ataupun mata airnya sendiri.

Danau Siais cukup banyak menyimpan potensi yang masih dapat dikembangkan dan masih bersifat alami, dapat dilihat dengan adanya bukti di sekeliling danau yang mereupakan hutan. Di lereng-lereng bukit masyarakat memanfaatkan lahan dengan membuka kebun tradisional. Apalagi pemerintah akan membangun jalan dari Kecamatan Batang Toru melalui Danau Siais tembus menuju Sumatera Barat. Dengan demikian prospek Danau Siais sebagai objek wisata sudah di ambang pintu, namun yang sangat disayangkan pihak pemerintah tidak memberikan target dalam pengembangan dan pembangunan jalan.

(30)

yang belum dijamah, Danau Siais hanya memiliki daya tarik yaitu berupa pemandangan alam.

Di sini juga terdapat ikan yang masyarakat setempat menyebutkannya ikan “mera”, berada di sebuah sungai kecil tepat di belakang Desa Ranitae ± 650 m dari danau. Orang sering berkunjung untuk melihat banyaknya ikan “mera” yang berada di sungai kecil itu, tidak sedikit yang datang yang hanya untuk meminta hajat. Menurut cerita penduduk setempat, ikan tersebut dulunya dipelihara oleh seorang Syekh guna untuk membersihkan air sungai dari kotoran yang dibuang oleh penduduk setempat. Lalu ia mameberi batas di hulu dan di hilir sungai berupa periuk batok, jika ikan tersebut sudah keluar melewati batas yang ada maka ikan itu bisa ditangkap namun jika ikan itu masih di dalam batas yang ia tentukan ikan itu tidak boleh diambil oleh siapapun. Hal ini sampai sekarang masih dipercayai oleh masyarakat setempat, barang siapa yang mengambil ikan di dalam batas tersebut maka orang itu akan celaka.

4.2Kondisi Fisik

4.2.1 Kondisi Infra Structure (Prasarana Pariwisata)

A. Prasarana Jalan

(31)

program jalan melalui Danau Siais menuju daerah Sumatera Barat yang akan memiliki “nilai lebih” dalam usaha pengembangannya.

Pengembangan fasilitas pariwisata adalah juga merupakan pembangunan fasilitas umum yang akan digunakan oleh masyarakat setempat. Dengan demikian program pembangunan/perbaikan prasarana umum seperti jalan raya, jembatan atau transportasi yang memadai di Kecamatan Siais, juga sekaligus merupakan tahap dari pengembangan objek wisata Danau Siais. Dengan kata lain, prasarana pariwisata adalah sekaligus menyediakan prasarana bagi kehidupan masyarakat setempat.

Masyarakat yang tidak bergerak di sektor pariwisata pun akan merasakan manfaat yang sangat besar dengan lancarnya prasarana pariwisata ke objek wisata. Lalu lintas yang baik dan memadai akan dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengangkut hasil hutannya ke kota, adanya interaksi dengan masyarakat dan suasana kota, akan lebih mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan yang dijual di kota dengan harga yang semestinya. Hal tersebut merupakan sebagian dari manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat dari akibat pengembangan kawasan wisata Kecamatan Siais.

Di sektor pariwisata itu sendiri penyediaan prasaana adalah hal yang sangat mutlak, komponen pokok yang tidak bisa ditawar-tawar. Tersendatnya pengembangan suatu objek wisata adalah akibat dari prasarana jalan yang memadai, kenyamanan dan keselamatan wisatawan dalam perjalanan adalah merupakan kepuasan pribadi bagi mereka.

(32)

yang terkait. Kondisi tersebut merupakan penentu dari pengembangan objek wisata Danau Siais dan kesejahteraan masyarakat.

B. Objek Wisata

Setiap objek yang berpotensi untuk dikembangkan, tidak begitu saja dapat disuguhkan kepada calon pembeli (wisatawan), namun harus mengalami beberapa proses untuk pemolesan yang sedemikian rupa sehingga menjadi suatu produk yang layak jual serta mempunyai daya tarik tersendiri. Danau Siais merupakan daerah yang masih bersifat alami, hanya saja ada beberapa pengusaha kayu hutan yang melakukan penebangan liar di sekitar danau sehingga merusak habitat serta keasrian yang ada. Kondisi ini akan mengurangi daya tarik terhadap bentuk tubuh kawasan Danau Siais. Ketegasan pemerintah dalam menyikapi keadaan tersebut masih lemah, didapati dengan masih berlangsungnya penebangan liar kawasan hutan Danau Siais.

Wisatawan merupakan konsumen dari jasa yang kita tawarkan sebagai pembeli, setiap orang akan menginginkan barang yang terbaik dari produk yang ditawarkan. Mulai dari keunikan, kebersihan, kenyamanan, keindahan, sampai kepada keramah-tamahan yang disajikan. Tentuknya disesuaikan dengan kemampuan daya beli dari konsumen tersebut. Jelaslah bahwa unsur daya saing mempengaruhi usaha pengembangan pariwisata.

4.2.2 Kondisi Supra Struktur

(33)

Setelah terpecah masalah bagaimana caranya wisatawan ke daerah wisata maka akan timbul pertanyaan lain “Bagaimana Saya Tinggal Disana?”, untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyediakan fasilitas akomodasi yang layak sesuai dengan daya beli dan paket wisata yang ditawarkan disertai dengan fasilitas makanan dan minuman yang memenuhi standard. Menyediakan masakan khas daerah merupakan sesuatu daya tarik tersendiri disamping menyediakan menu-menu mancanegara yang sudah terbiasa di konsumsi oleh wisatawan.

Dalam hal menyediakan akomodasi dan restoran Kecamatan Siais harus berbuat banyak, mengingat bahwa belum adanya suatu restoran/rumah makan yang bisa diunggulkan walaupun ada, masih jauh di bawah standard kelayakan. Kondisi tersebut akan terwujud bila pemerintah, masyarakat serta pengusaha keinginan keras untuk menjadikan Danau Siais sebagai kawasan wisata. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah sebagai fasilitator kepada pihak swasta yang bergerak pada sektor pariwisata baik dalam bentuk perizinan maupun dalam sistem pengamanan investasi.

4.2.3 Kondisi Fasilitas Pelayanan Umum

(34)

Dengan demikian perkembangan Kecamatan Siais yang masih jauh tertinggal hendaknya dilengkapi dengan fasilitas yang memudahkan komunikasi dan informasi seperti telkom, kantor pos, pemancar radio dan televisi, rumah sakit, tenaga listrik dan sarana air bersih serta menyediakan fasilitas perbankan yang mampu mengakses segala bentuk transfer uang ataupun money charger di sekitar kawasan wisata yang bersangkutan ataupun di gerbang-gerbang masuknya wisatawan.

4.3 Analisa Produk dan Analisa Pasar

4.3.1 Analisa Produk

Produk wisata merupakan sekelompok jasa yang memiliki sifat ekonomis, sosiologis dan psikologis, terdiri dari produk nyata (tangible product) dan produk tidak nyata (intangible product) yang dihasilkan oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah yang dapat dinikmati dan menjadi kebutuhan wisatawan. Produk ini merupakan rakitan dari beberapa unsur yang ditata dengan baik menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga dapat disajikan menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan.

A. Produk Nyata (Tangible Product)

Produk-produk yang termasuk ke dalam komponen ini adalah prasarana dan sarana pariwisata yang terdiri dari : jaringan jalan, pelabuhan (udara, laut dan darat), hotel, transportasi, restoran, tourist attraction dan objek wisata, telekomunikasi, listrik, air bersih, rumah sakit, kasino, night club, souvenir dan lain sebagainya.

(35)

Yang termasuk ke dalam produk tidak nyata adalah : sumber daya manusia yang berupa segala bentuk pelayanan yang diberikan kepada wisatawan saat melakukan kunjungan, yang terangkum dalam sapta pesona yaitu keamanan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, keindahan, kesejukan, keramah-tamahan dan kenangan, serta segala bentuk kemudahan yang diberikan oileh instansi pemerintah dunia usaha dan masyarakat kepada wisatawan.

Jika kita analisis produk wisatawan di atas, dapat kita ambil beberapa produk utama yang menjadi tujuan dan motivasi wisatawan datang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata yaitu objek dan daya tarik wisata, hotel, transportasi, restoran dan atraksi wisata. Danau Siais yang menjadi titik fokus pembahasan dalam tulisan ini, ternyata belum memiliki beberapa komponen utama yang disebut di atas, masih hanya sebatas objek wisata dengan alamnya yang mempunyai daya tarik tersendiri dan mempunyai potensi untuk menarik wisatawan datang berkunjung masih diperlukan penanganan yang sangat dasar untuk pembenahan dan penataan yang sedemikian rupa agar dapat menjadi suatu objek wisata yang utuh dan layak jual.

4.3.2 Analisa Pasar

Setelah menganalisa produk dengan segala potensi yang dimiliki oleh Danau Siais, maka sangatlah perlu untuk menganalisa pasar mengetahui struktur, segmen serta keinginan pasar terhadap produk yang dimiliki. Kegiatan ini dimulai dari pengumpulan data-data dan informasi yang akurat mengenai pasar wisata, segmen pasar yang dinilai cukup potensial, kebutuhan, harapan serta mengenali kebiasaan dan motivasi dari wisatawan tersebut dapat berkunjung.

(36)

ada di Danau Siais, sebagai bagian dari daerah tujuan wisata Sumatera Utara. Dengan demikian hasil yang didapati adalah :

1. Mengetahui struktur pasar, keinginan/selera masing-masing pasar dan segmen pasar.

2. Menetapkan dan menyesuaikan kebutuhan wisatawan, terutama yang berkaitan dengan fasilitas dan keinginan yang diharapkan.

3. Menyeleksi negara mana yang menjadi pasar potensial utama, pasar potensial dan pasar penunjang.

4. Menetapkan klasifikasi (jenis/macam) wisatawan dari masing-masing negara

Dengan melakukan analisa terhadap pasar, selanjutnya dapat menyusun serangkaian strategi, sasaran dan kegiatan pemasaran serta promosi untuk menarik kunjungan yang memuaskan, sebagai target akhir dari sebuah pengelolaan objek dan daya tarik wisata.

4.4 Peranan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat

4.4.1 Peranan Pemerintah

(37)

Hal tersebut diatur untuk menghindari kesalahpahaman serta kesimpangsiuran dalam pelaksanaan di lapangan.

Demikian juga halnya dalam sektor pariwisata, ketiga unsur tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang sangat strategis yang juga mempunyai keterkaitan satu sama lain. Pemerintah sebagai salah satu instansi yang mempunyai potensi sebagai pemegang power dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh serta yang menentukan berhasil tidaknya suatu program pariwisata dalam suatu daerah mempunyai peran yang sangat besar.

Instansi pemerintah yang khusus menangani kepariwisataan adalah di bawah naungan seorang Menteri yang kemudian dipecah lagi menjadi Direktorat Jenderal, yang dipimpin seorang Direktur Jendral (Dirjen). Untuk menangani kepariwisataan di Daerah Tingkat I, maka dibentuk Kantor Wilayah Tk. I Departemen Pariwisata sebagai instansi vertikal yang bertanggung jawab langsung ke pusat.

Kemudian dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah daerah khususnya Pasal 8 (1), untuk melaksanakan dan memberikan otonomi yang nyata harus dituangkan dahulu dalam peraturan pemerintah. Maka agar dinamis dan bertanggungjawab dalam kaitannya dengan pembinaan kepariwisataan, dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1979 tanggal 13 Agustus 1979 yang menetapkan “Penyerahan sebagian urusan (12 urusan) pemerintah dalam bidang kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I”.

(38)

pelaksanaan dari Daerah Tingkat I, sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

Yang termasuk tugas-tugas instansi pemerintah dalam pengelolaan kepariwisataan nasional adalah :

1. Membuat peraturan serta ketentuan-ketentuan dalam bidang kepariwisataan.

2. Menyediakan prasarana umum yang dibutuhkan oleh dunia pariwisata

seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan sebagainya.

3. Mengawasi (mengontrol) serta memberikan pembinaan dan pengarahan

kepada instansi yang bergerak di bidang pariwisata.

4. Menciptakan kondisi yang sehat dan dinamis serta iklim yang sejuk dalam dunia kepariwisataan.

5. Memberikan fasilitas-fasilitas serta kemudahan-kemudahan kepada dunia usaha yang bergerak di bidang pariwisata dan kepada wisatawan.

6. Melaksanakan promosi wisata dengan pihak swasta.

4.4.2 Peranan Swasta

(39)

oleh dunia usaha sebagai perantara (INTERMEDIARI), adalah juga merupakan citra bangsa Indonesia secara nasional.

Tugas-tugas yang diemban oleh dunia usaha adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan sarana pariwisata yang dibutuhkan oleh wisatawan, seperti hotel, restoran, transportasi dan sebagainya.

2. Membuat paket wisata dan melaksanakan acara perjalanan wisata ke daerah-daerah tujuan wisata.

3. Menyetor sebagian hasil keuntungan yang berupa pajak yang jumlahnya ditentukan oleh pemerintah.

4. Menciptakan iklim yang sehat dalam dunia kepariwisataan nasional. 5. Mengadakan promosi wisata yang bekerjasama dengan pemerintah

daerah.

6. Sebagai pengusaha yang bergerak di wilayah hukum Indonesia, dunia usaha juga bertugas memelihara nama baik bangsa Indonesia serta mengamankan negara dari gangguan negara lain.

Sedangkan fungsi dari dunia swasta adalah :

1. Sebagai perantara dari pemerintah dengan wisatawan 2. Sebagai wakil dari bangsa (duta bangsa)

3. Sebagai pelaksana teknis di lapangan (memberikan pelayanan) langsung kepada wisatawan.

4.4.3 Peranan Masyrakat

(40)

serta pemerataan bangsa, merupakan program keberhasilan pengembangan pariwisata.

Dalam rangkaian perjalanannya wisatawan agar senantiasa berjumpa dan berinteraksi dengan masyarakat, kesalahan dalam penerimaan dan pelayanan masyarakat terhadap wisatawan akan selalu menjadi momok yang selalu diingat oleh wisatawan. Untuk itu diperlukan adanya sadar wisata serta guna menciptakan iklim yang ramah dan terbuka di antara masyarakat, yang tertanam pada setiap lapisan masyarakat sebagai manifestasi dari SAPTA PESONA (aman, tertib, sejuk, indah, ramah-tamah, kenangan).

Untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat pemerintah mengadakan kampanye nasional sadar wisata (KNSW).

Sebagai dasar hukumnya adalah :

1. Instruksi Pemerintah RI Nomor 3/1989 tentang Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 1991.

2. Keputusan Menteri Pariwisata Nomor KM 521 UM/MM/601/MPPT-1989 tentang Penyelenggaraan Kampanye Sadar Wisata.

3. Menciptakan kondisi yang harmonis dalam kegiatan kepariwisataan.

4.5 Kendala yang Dihadapi

(41)

Dalam memudahkan pemahaman mengenai jenis kendala yang dihadapi, penulis membagi kendala ini menjadi 2 bagian. Yaitu, kendala pembangunan fisik dan kendala pembangunan non fisik.

A. Kendala Pembangunan Fisik

Beberapa kendala yang harus dihadapi dalam pembangunan fisik objek wisata Danau Siais antara lain :

1. Prasarana Jalan

Kondisi prasarana jalan di Kecamatan Siais untuk menuju objek wisata Danau Siais masih relatif sederhana dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Untuk penanganannya diperlukan perhatian dan kerja keras dari pihak yang terkait dalam pembangunan aksesibilitas dan amenitas dari pusat kecamatan ke objek wisata.

2. Sarana Akomodasi dan Restoran

Sarana penginapan dan restoran di kawasan ini juga masih sangat minim bisa dikatakan “nol”. Kekurangan tersebut akan tertanggulangi apabila pemerintah mampu menarik investor lokal maupun dari luar negeri.

3. Objek dan Daya Tarik Wisata

(42)

B. Kendala Pembangunan Non Fisik

Beberapa faktor yang termasuk dalam kendala pembangunan non fisik dan secara langsung mempengaruhi kunjungan wisatawan antara lain :

1. Keadaan Politik

Keadaan politik di suatu negara tujuan wisata (Tourist Destination Country) sangat mempengaruhi keinginan dan niat calon wisatawan untuk berkunjung ke negara tersebut. Keadaan politik yang tidak stabil mengakibatkan keamanan wisatawan terletak pada posisi yang labil dan sering menjadi korban situasi.

Kondisi ini cenderung menurunkan grafik kedatangan wisatawan ke suatu negara dan akan berpindah ke negara tujuan wisata lain yang dianggap mampu menjamin keselamatan dalam perjalanan. Demikian juga halnya terhadap keadaan dunia politik di negara asal wisatawan (Tourist Original Country), dimana keadaan politik yang bergejolak di negaranya akan menyebabkan hambatan terhadap masyarakat untuk mengadakan kunjungan ke negara lain.

2. Sosial Budaya

(43)

mereka terkikis oleh tradisi barat yang dibawa oleh wisatawan ke daerah tujuan wisata Danau Siais.

Kebijaksanaan yang diperlukan dalam menanggapai hal di atas adalah dengan tidak menghilangkan salah satu dari harapan tersebut. Salah satu hal yang bisa dianggap mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat akan arti penting serta manfaat dan pengembangan objek wisata serta perlu adanya filtrasi (penyaringan) terhadap budaya yang dibawa oleh wisatawan, menempatkan orang-orang pariwisata yang berasal dari disiplin ilmu pariwisata. Kader-kadar yang demikikian telah mendapat pelatihan khusus dalam pengelolaan suatu kawasan wisata.

4.6 Proses Pengembangan Ekotourisme di Kawasan Danau Siais

4.6.1 Proses Perencanaan

(44)

a. mengevaluasi lokasi yang telah direkomendasikan sebagai kawasan wisata alam b. “site selection” dengan berkonsultasi pada Pemerintah Daerah Tingkat II

Kabupaten Tapanuli Selatan c. menganalisis program ruang

d. menterjemahkan program ruang kepada besar dan luas bangunan/areal untuk mengetahui kebutuhan luas lokasi dan kemungkinan perluasan

e. analisis lokasi dari lingkungan f. analisis sosial budaya

g. analisis master plan kawasan Danau Siais h. pembagian zona pada kawasan wisata i. lay out kawasan wisata

j. pra rencana utilitas k. rencana anggaran biaya l. tahapan pembangunan

Sebagai bahan pada proses perencanaan perlu adanya mengidentifikasi data yang akan menjadi dasar dalam program pengembangan kawasan wisata. Data yang diperlukan antara lain :

a. peta Kecamatan Siais

b. status tanah dan proses pembebasan c. kependudukan

d. kondisi hotel dan restoran yang ada e. transportasi

(45)

h. iklim di sekitar kawasan wisata i. peranan pemerintah daerah

j. rencana tata kawasan wisata Danau Siais

k. apa yang diharapkan pemerintah daerah dan masyarakat dari pengembangan pariwisata

l. peraturan-peraturan daerah yang ada tentang pariwisata atau peraturan lain yang ada kaitannya secara langsung atau tidak langsung

m. nilai ekonomis Danau Siais terhadap kehidupan penduduk n. sikap masyarakat terhadap wisatawan

o. informasi terhadap apa yang dikehendaki wisatawan

Dalam program pembangunan ruang telah diterapkan perlu adanya tempat-tempat dimana akan dilaksanakan pembangunan di kawasan wisata Danau Siais untuk menampung kegiatan pariwisata di daerah ini. Hal ini akan merupakan pusat wisata yang dapat diartikan sebagai “place of destination” (tempat tujuan wisata). Semua wisatawan yang datang ke Tapanuli Selatan akan diarahkan ke tempat tersebut dan semua fasilitas telah disediakan sehingga wisatawan dapat dengan mudah mencari hotel, mengatur rute perjalanan, fasilitas komunikasi, transportasi, guide dan sebagainya.

Perencanaan pengembangan yang akan dibahas dalam program ruang adalah :

(46)

- restoran, kios-kios makanan - kios kerajinan / souvenir - tempat-tempat berteduh - permainan anak-anak - menara peninjau - beberapa kelas hotel

- panggung terbuka untuk acara kebudayaan - pusat informasi wisata

- biro perjalanan - tempat peribadatan

- toilet dan ruang ganti pakaian untuk umum - pintu gerbang masuk kawasan wisata

4.6.2 Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan

(47)

A. Zona Entrance

1. Accesibility

Untuk menuju kawasan Danau Siais bisa ditempuh melalui dua jalur. Jalur yang pertama adalah jalan darat dari pusat kota Padang Sidempuan melawati Desa Simarpinggan Kecamatan Siais, namun kondisi jalan tidak begitu memungkinkan untuk dilewati kenderaan roda empat, untuk itu perlu perhatian pemerintah dalam menyikapi kondisi keadaan jalan menuju kawasan wisata Danau Siais. Jalur yang kedua dapat ditempuh melalui Kecamatan Batang Toru dengan menumpang bus menuju Desa Huta Raja yang kemudian dilanjutkan dengan menyusuri sungai dengan jasa perahu boat yang ada menuju kawasan Danau Siais, disini dapat kita lihat suasana alamiah sepanjang melintasi jalur air sehingga imajinasi wisatawan akan berkembang.

2. Pintu Gerbang

Pintu gerbang masuk dapat didirikan di dua tempat yang sudah disebutkan sehingga wisatawan bisa memilih yang mana akan dilaluinya. Setiap kenderaan yang masuk akan dikenakan biaya tergantung pada besarnya kendaraan yang masuk. Setiap wisatawan yang masukpun akan dikenakan biaya karcis masuk (entrance fee). Bentuk pintu gerbang ini direncanakan dalam bentuk bangunan tradisional Tapanuli Selatan dihiasi dengan dekorasi yang menarik untuk dapat menarik perhatian wisatawan dalam penungguan pengambilan karcis masuk. Taman di sekitar gerbang harus ditata dengan baik dan sistem sirkulasi agar dapat dijadikan pemisahan yang jelas antara jalur masuk dan keluar.

(48)

3. Parkir

Parkir kendaraan dibuat dalam beberapa kelompok sesuai dengan jenis kenderaan serta diberi tanaman perlindung agar kenderaan terlindung dari terik matahari dan memberikan kesan alamiah. Dari tempat parkir diorientasikan menuju plaza utama.

B. Zona Penempatan Intensif

1. Plaza Utama

Plaza utama merupakan tempat bangunan pusat informasi, tempat toilet umum dan sebagainya sehingga wisatawan tidak kebingungan dalam kunjungan pertamanya. Pada Plaza utama diberikan tempat duduk / tempat istirahat yang tertutup maupun terbuka dan taman-taman yang ditata rapi. Dari plaza utama wisatawan diorientasikan kepada taman danau dan taman bukit.

2. Taman Danau

Adalah tempat yang ditata rapi di pinggir danau dengan pelestarian dan tempat duduk untuk beristirahat. Disekeliling taman danau ditempatkan beberapa kegiatan yaitu dermaga tempat berlabuh, tempat memancing, kios makanan dan souvenir.

3. Taman Bukit

(49)

4. Arsitektur

Semua bangunan yang ada pada kawasan wisata Danau Siais direncanakan dalam bentuk bangunan tradisional. Tapanuli Selatan atau modifikasi alamiah sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Seperti perencanaan pembangunan pondok wisata dari daerah dataran pinggir danau ataupun diperbukitan sesuai dengan tata ruang, pondok kerja tempat petugas menangani pelayanan lapangan dan luar sekitarnya, selter di pinggiran jalan setapak dengan kesan yang alami dan sebagainya.

C. Zona Perlindungan

Merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam penanganan masalah kawasan hutan dengan mengeluarkan kebijaksanaan daerah mengenai batas regional hutan alam dan penanganan masalah penebangan kayu liar yang ada di kawasan hutan wisata.

Setelah hal tersebut di atas sudah terpenuhi perlu adanya untuk mengkonsep sistem pengelolaan terhadap bagian-bagian yang bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban masing-masing. Struktur pengelolaan dapat dirincikan :

1. Badan pembina kawasan wisata Danau Siais, yang memerikan pengarahan atas pembangunan dan pengembangan kawasan wisata Danau Siais, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan-pelaksanaan dan pembangunan, menyusun rencana jangka panjang dan menengah pembangunan kawasan wisata Danau Siais.

(50)

wisata Danau Siais yang mandiri dan tanggung jawab kepada badan pembina.

3. Pembantu pelaksana bidang pembinaan, membantu ketua pengelola di bidang pembinaan kawasan, perlindungan dan pengamanan kawasan serta pembinaan dan pelayanan pengunjung.

4. Pembantu pelaksana bidang konservasi, bertugas membantu ketua pengelola dalam penyelenggaraan kawasan wisata di bidang konservasi, pembinaan objek wisata alam, promosi dan informasi.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Objek wisata Danau Siais adalah salah satu kawasan yang menyimpan potensi wisata. Kesejukan dan ketenangan alamnya tidak kalah dengan kawasan yang sudah berkembang lainnya. Daerah ini sangatlah layak diangkat ke permukaan sebagai alternatif dari pengembangan kawasan wisata dan daerah wisata Sumatera Utara. Kondisi geografi yang sangat strategi merupakan unsur pokok dalam hal pengembangannya, dimana perhatian yang diberikan pemerintah dari pihak swasta terhadap pengembangan kawasan ini merupakan dambaan dan harapan dari masyarakat setempat pada khususnya masyarakat Tapanuli Selatan pada umumnya.

Di samping potensi yang terkandung di dalamnya, masih sangat banyak komponen yang harus disiapkan dan membutuhkan dana yang tidak sedikit, penataan dalam satu pola penggunaan tata ruang merupakan kunci yang harus dilaksanakan, untuk itu kerja keras dari berbagai pihak sangat diperlukan terutama para investor yang mau menanam modalnya pada sektor kepariwisataan.

(52)

5.2 SARAN

Setelah mengambil beberapa kesimpulan seperti yang tersebut diatas maka penulis mencoba menyumbangkan buah pikiran dalam bentuk saran sebagai berikut.

a. Perlu kiranya fasilitas-fasilitas lain seperti souvenir shop, toilet umum, lapangan tempat parkir, untuk melengkapi prasarana Desa Siais

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Djoeli, Hazed., Diktat Istilah Pariwisata Program Studi Pariwisata Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan, 1986.

Dinas Pariwisata Daerah Tingkat I Sumatera Utara., Haranggaol Sebagai

Desa Wisata, Medan, 2000.

Fandi Chapid., Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam, Yogyakarta, 1995.

Infra Consultan., Studi Rencana Tapak Kawasan Wisata Tongging Danau Toba, Medan, 2000.

Ibid., Pemasaran Pariwisata, Bandung, Angkasa, 1985.

Koentjaraningrat., Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Aksara Baru, 1979. Kantor Kecamatan Siais., Data Monografi, Tapanuli Selatan, Medan, 2000. Undang-undang No. 9 Tahun 1990., Tentang Kepariwisataan.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Multimedia Mengenai Info Musik Kelompok Bad Religion yang dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 ini dapat memberi kemudahan kepada user yang ingin

[r]

Dalam penulisan ini penulis membahas mengenai perancangan database dan struktur navigasi yang digunakan dalam pembuatan web ini, selain itu penulis juga membahas tentang

[r]

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Aplikasi pembayaran administrasi sekolah pada yayasan XXX)dengan menggunakan bahasa pemrograman Micrososft Visual Basic 6.0, menjelaskan

Memahami jadwal (schedule) dengan menggunakan fitur seperti task drivers untuk mengetahui kenapa suatu tugas (task) berjalan pada tanggal tertentu, multiple level

Hasil penelitian manunjukkan bahwa : (1) gambaran identitas vokasi terkait K3 mahasiswa tergolong rendah (33,08%), kreativitas tergolong sedang (36%), dan

Bersamaan satu atap BRI syariah dengan BRI konvensional yang dulunya terletak di seberang Lotte Mart Km 4.5, masih berbentuk Unit Usaha Syariah atau dikenal dengan (UUS)