• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengetahuan Wawasan Sosial Budaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Pengetahuan Wawasan Sosial Budaya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

...2

BAB I PENDAHULUAN

...3

Latar Belakang

...3

Maksud dan Tujuan

...4

Rumusan Masalah

...4

BAB II PEMBAHASAN

...5

Pengertian Sistem Pengetahuan

...5

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

...6

Macam-macam Sistem Pengetahuan

...7

Sistem Pengetahuan Masyarakat Maritim

...10

BAB III PENUTUP

...16

KESIMPULAN

...16

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah tercinta atas anugrah kepekaan rasa dalam menerima segala keindahan dan kenikmatan. Tak lupa kita hanturkan salam dan shalawat atas nabi besar Muhammad SAW. Alhamdulillah berkat rahmat ,hidayah,kesehatan, dan kesempatan yang diberikan oleh Allah(Tuhan Maha Kuasa) kami selaku kelompok IV dapat menyelesaikan tugas makalah wawasan sosial budaya maritim yang berjudul “Sistem Pengetahuan” yang diberikan oleh Bapak Dr. A. Adri Arief, S.Pi. N.Si. Tugas ini kami susun berkat bantuan dan sumber informasi yang kami peroleh. Kurang lebih dua minggu waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas ini, dan sekarang , alhamdulillah tugas ini dapat kami selesaikan. Begitu benyak kendala yang kami alami dalam mengerjakan tugas ini, Namun berkat bantuan dari beberapa pihak dan sumber informasi terutama bapak yang telah memberikan sedikit penjelasan tentang sistem pengetahuan masyarakat maritim.

Akhir kata mohon maaf jika makalah yang kami buat tidak sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah, semoga banyak ilmu yang bermanfaat yang bisa kalian dapatkan dalam makalah ini.

Makassar, 22 September 2014

Penyusun

(3)

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Kebudayaan pada dasarnya adalah keseluruhan pengetahuan yang dimiliki secara bersama oleh warga suatu masyarakat. Pengetahuan yang telah diakui sebagai kebenaran sehingga fungsional sebagai pedoman. Satuan-satuan pengetahuan itu terumuskan dalam wujud kata-kata, kalimat-kalimat, ungkapan-ungkapan, pepatah-petitih, peribahasa, wacana-wacana, dalil-dalil, rumusan-rumusan, bahkan teori-teori. Keseluruhannya digunakan secara selektif dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan atau persoalan yang dihadapi. Penggunaan pengetahuan oleh orang per orang atau kelompok orang atau masyarakat, menggambarkan bahwa sejatinya pengetahuan dimaksud telah dipahami, diresapi, dan diyakini berkat adanya suatu proses pendidikan panjang (dari sejak kecil sampai dewasa) dalam bentuk internalisasi dan sosialisasi.

(4)

 Maksud dan Tujuan

Makalah yang berjudul “ Sistem Pengetahuan” memiliki maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim yang diberikan oleh Bapak Dr. A. Adri Arief, S.Pi. N.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memerikan gambaran kepada saya dan orang-orang yang membaca makalah ini tentang bagaimana sebenarnya sistem pengetahuan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat maritim yang memiliki potensi yang sangat luar biasa namun belum mampu memanfaatkannya secara maksimal. Dan bagaimana kita memaknai sistem pengetahuan itu sebagai acun untuk mengembangkan sistem pengetahuan itu.

 Rumusan Masalah

1. Pengertian Sistem Pengetahuan

2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Pengetahuan 3. Macam-macam Sistem Pengetahuan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

 Pengertian Sistem Pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa difinisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi.

a) Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

b) Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.

Dalam arti lain, Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah atau tidak sekolah, sudah pasti dianggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena dua hal. Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang merupakan kemampuan menalar. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

(6)

dimana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.

Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia sehari hari. Jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menghasilkan sesuatu, maka akan menghasilkan kemampuan apa yang kemudian disebut sebagai teknologi. Oleh karena itu, sebagai mana dikatakan Brown dan Brown (1980), bahwa teknologi pada hakikatnya merupakan penerapan pengetahuan oleh manusia guna mengerjakan sesuatu tugas yang dikehendakinya. Dengan kata lain, teknologi merupakan penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkan.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap satu atau beberapa hal berbeda dengan orang lain. hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari intern manusia itu sendiri, ataupun dari ekstern manusia itu sendiri. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1) Pendidikan

Pendidikan” adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

2) Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

3) Keterpaparan informasi

(7)

diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi

4) Pengalaman

Pengalaman dialami oleh manusia karena manusia selalu berkarya, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Pengalaman yang dialami manusia dapat berbekas dalam ingatan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pengetahuan manusia itu sendiri. Semakin banyak pengalaman yang dialami oleh seseorang, maka kemungkinan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut

 Macam-macam Sistem Pengetahuan

1. Pengetahuan Pra Ilmiah

Pengetahuan pra ilmiah diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan perasaan, keyakinan dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat . oleh karenanya pencarian pengetahuan dengan cara ini persentase kebenarannya sangat rendah. Pengetahuan yang diperoleh mungkin saja benar atau mungkin saja salah. Sampai saat ini belum ada metode tertenu yang dapat digunakan untuk mendekati kebenaran pengetahuan pra ilmiah, namun pada umumnya manusia melakukan pendekatan terhadap suatu hal melalui beberapa cara berikut ini :

 Mitos merupakan substansi pengetahuan yang disampaikan kepada utusannya. Manusia dalam menerima pengetahuan ini bersifat pasif, namun dengan keyakinan bahwa semuanya benar. Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal pikiran manusia namun dapat dipelajari maksud atau makna yang terkandung didalamnya

(8)

Pengetahuan yang teah ada sering digunakan pleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran. Sebagai contoh sampai abd pertengahan, manusia menganggap bumi adalah pusat dari alam semesta, sehingga saat Corpenicus menyatakan bahwa bumi bukan sebagai pusat alam semesta dan hanya merupakan planet dari sistem tata surya, maka penguasa dan kepercayaan pada saat itu menolak dengan keras. Sampai-sampai Bruno sebagai pengikut Copernicus dengan paham tadi serta penemuan-penemuan yang lain yang sangat bertentangan dengan penguasa saat itu, dianggap kemasukan setan dan dibakar mati pada tahun 1600.

 Prasangka

Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau salah. Dengan prasangka orang sering mengambil keputusan atau kesimpulan yang keliru. Cara ini hanya berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang konsep kebenaran  Intuisi

Istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran. Intuisi manusia terkadang tidak terlalu tajam melihat dan memproyeksikan masa depan, dengan kata lain secara intuitif tidak mempunyai logika atau pola berpikir tertentu serta langkah sistematik dan terkendali. Contohnya seorang astrolog pada saat meramal nasib seseorang, disamping menggunakan rumusanya, juga sering menggunakan intuisinya.

 Penemuan Kebetulan

Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan dan bebrapa diantaranya adalah sangat berguna. Sebagai contoh adalah penemuan obat kina sebagai obat malaria. Seorang pengembara yang sedang mengalami demam malaria melalui sebuah rawa, karena merasa haus, ia meminum air rawa tersebut. Namun demikian air rawa terasa pahit karena mengandung ekstrak pohon kina besar yang tumbang didalamnya. Ternyata setelah meminum air tersebut demam yang dideritanya berangsur-angsur sembuh.

 Cara coba-coba

(9)

Cara ini mengandung uncur pembelajaran dengan pengalaman yang bertambah, waktu yang lama dan biaya yang relatif besar.

Kebenaran pengetahuan yang diperoleh melalui beberapa cara di atas yang sifatnya pra ilmiah, hal ini berarti kebenaran tersebut tidak mempunyai arti sama sekali. Kebenaran melalui cara ini juga terkadang dapat digunakan sebagi penunjang untuk melakukan penelitian ilmiah sehingga yang tadinya tidak ilmiah dapat berubah mencadi bersifat ilmiah jika diteliti secara ilmiah. Artinya tidak menutup kemungkinan suatu jenis pengetahuan pra ilmiah akan menjadi ilmiah apabila memenuhi kriteria-kriteria pengetahuan secara ilmiah.

2. Pengetahuan Ilmiah

Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris maupun berdasarkan referensi pengalaman sebelumnya. Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah disebut ilmu. Artinya nanti dapat disebut ilmu apabila memenuhi dua kriteria utama yaitu rasional dan empirik.

Menurut Helmy A. Kotto, ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, konsisten, dan berkesinambungan serta telah teruji kebenarannya dan dapat diandalkan kegunaannya bagi manusia.

Adapun kriteria Ilmu Pengetahuan sebagai berikut :

 Logis atau Masuk Akal

Sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya.

 Objektif

Harus sesuai objek yang dikaji dan didukung oleh fakta empiris.

 Metodik

Pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu teratur, dirancang, diamati, terkontrol.

 Sistematik

Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan saling menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

 Universal

Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja dengan tata cara dan variable eksperimentasi yang sama, akan diperoleh hasil hasil yang sama atau konsisten

(10)

Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan yang benar (sifatnya tentatif)

 Sistem Pengetahuan Masyarakat Maritim

Masyarakat Pesisir meyakini bahwa lautan yang dimiliki oleh mereka berdasarkan pembagian kawasan laut yang disahkan oleh Raja Desa itu merupakan suatu sumber daya alam yang dijadikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan lebihnya dijual untuk keuntungannya.

Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakterisik masyarakat agraris atau petani. Dari segi penghasilan, petani mempunyai pendapatan yang dapat dikontrol karena pola panen yang terkontrol sehingga hasil pangan atau ternak yang mereka miliki dapat ditentukan untuk mencapai hasil pendapatan yang mereka inginkan. Berbeda halnya dengan masyarakat pesisir yang mata pencahariannya didominasi dengan pelayan. Pelayan bergelut dengan laut untuk mendapatkan penghasilan, maka pendapatan yang mereka inginkan tidak bisa dikontrol. “Nelayan menghadapi sumberdaya yang bersifat open acces dan beresiko tinggi. Hal tersebut menyebabkan masyarakat pesisir sepeti nelayan memiliki karakter yang tegas, keras, dan terbuka” (Satria, 2002).

Selain itu, karakteristik masyarakat pesisir dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya, aspek pengetahuan, kepercayaan (teologis), dan posisi nelayan sosial. Dilihat dari aspek pengetahuan, masyarakat pesisir mendapat pengetahuan dari warisan nenek moyangnya misalnya mereka untuk melihat kalender dan penunjuk arah maka mereka menggunakan rasi bintang.

Secara garis besar Sistem pengetahuan kemaritiman dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: pengetahuan pelayaran, pengetahuan kondisi lingkungan dan sumber daya laut, dan pengetahuan lingkungan sosial budaya. Yang dimana ketiga subsistem pengetahuan ini berkaitan satu sama lain secara fungsional.

(11)

dan menjamin keselamatan di Laut. Di Nusantara ini, Masyarakat nelayan memiliki pengetahuan tentang dua tipe musim yaitu musim barat dan musim timur, yang memiliki pola dan karakteristik masing-masing, sebagai berikut:

 Musim barat terjadi pada bulan Desember sampai dengan Juni ditandai dengan hujan lebat, angin/badai besar dan arus kuat dari arah barat ke timur. Pada musim ini kemungkinan untuk melakukan aktifitas pelayaran sangat kurang.  Musim timur terjadi pada bulan Juli Desember ditandai dengan angin dan arus

gerak lemah dari timur ke barat. Pada musim ini memberikan peluang besar bagi nelayan untuk melakukan aktifitasnya secara intensif.

Selain dari kedua musim tersebut Nelayan juga harus mengetahui musimberikut :  Musim peralihan merupakan peralihan musim barat ke musim timur yang

berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yakni bulan Mei sampai dengan Juli.Musim ini ditandai dengan goncangan ombak kurang menentu yang tak henti-hentinya.

 Selain musim barat, musim timur, dan musim peralihan terdapat pula musim yang memungkinkan nelayan untuk menangkap ikan. Musim ini berlangsung antara bulan Oktober sampai dengan April. Nelayan pulau Sembilan mengetahui secara pasti waktu-waktu yang tepat untuk menangkap ikan.. Terjadinya perubahan musim, perubahan cuaca dan suhu, kondisi air laut, kondisi dasar, membawa pengaruh positif dan negatif pada aktivitas pelayaran yang dilakukan oleh nelayan. Ditinjau dari pengalaman dan warisan pengetahuan, Nelayan memiliki perangkat-perangkat pengetahuan tentang lokasi-lokasi berbahaya, seperti selat-selat yang memiliki banyak pusaran air, tempat-tempat yang dihuni oleh banyak hiu, gurita, dan paus. Nelayan juga memiliki pengetahuan tentang tempat keramat yang dihuni oleh hantu-hantu laut, dan juga tempat-tempat yang aman untuk dilalui dan digunakan sebagai tempat-tempat beristirahat. Selain itu, Nelayan juga memiliki pengetahuan tentang kondisi dasar (dalam, dangkal, berpasir, berlumpur, berbatu-batu, rata, landai, curam) dan kondisi air laut (berombak dan berarus). Pengetahuan seperti ini diperlukan bagi pilihan penggunaan tipe-tipe alat tangkap.

2. Pengetahuan tentang Lingkungan dan Sumber Daya Laut.

(12)

lokal seperti berikut :  Udang laut. Nelayan pengguna kawasan karang Sulawesi Selatan mengetahui tiga jenis udang/ lobster merupakan komoditi ekspor andalan, yaitu udang mutiara, udang bamboo, dan udang kipas.  Teripang. Nelayan pulau Sembilan mengenal kurang lebih 20 jenis teripang, diantaranya ialah teripang koro, teripang buang kulit asli, teripang buang kulit biasa, teripang tai kongkong, teripang batu, teripang tenas, teripang pandang .Sedangkan para pedagang di Makassar hanya mengetahui kurang lebih 40 jenis teripang.  Bagi nelayan pulau Sembilan, berbagai klasifikasi biota liar dan tidak liar, seperti penyu, hiu, siput (lola, kima, mata tujuh,dll), akar bahar, rotan laut, dan agar-agar merupakan komoditi tangkapan utama nelayan untuk diekspor sejak abad ke-16. Walaupun Nelayan memiliki banyak pengetahuan mengenai hal tersebut namun klasifikasi pengetahuan nelayan lokal masih dinilai sangat minim, hal ini dikarenakan nelayan hanya perlu memberi nama pada jenis-jenis ikan dan biota lainnya berdasarkan nilai ekonominya, berbahaya, bermakna simbolik, dan berfungsi praktis bagi kehidupan masyarakat nelayan. Berbeda dengan pengetahuan dari komunitas saintis (dosen, mahasiswa, peneliti, pengelola laboratorium, ahli lingkungan dan pengelola museum) yang mengetahui ratusan bahkan ribuan jenis ikan dan biota laut lainnya dengan nama/istilah latin. Mereka mengetahui lokasi dan perkembangbiakan, kondisi populasi dan perilaku biota laut melalui pendidikan dan penelitian ilmiah.

• Para pedagang hasil laut, pengusaha modal, pasar, industry hasil laut, tukang perahu, pembuat alat-alat tangkap, toko bahan pembuatan alat tangkap dan alat-alat pertukangan serta bahan perlengkapan dan perbekalan ke laut.

(13)

dominan, petambak dan pembudidaya laut, yang berasal dari daerah dan suku bangsa yang berlainan atau sama.

• Pihak pemerintah dari instansi terkait, aparat keamanan laut, peneliti. Pemerhati lingkungan laut, LSM, lembaga donor, pelayar, petambang, industri pariwisata, seniman, dan ragawan laut, pencari harta karun, dan sebagainya. Pengetahuan mengenai hal-hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menentukan sikap dan membuat suatu keputusan.

Contoh lain yang dapat kita lihat tentang pengetahuan yaitu Pengetahuan tentang

pelayaran nelayan patorani

Sistem pengetahuan tentang pelayaran nelayan patorani meliputi unsur-unsur pengetahuan, seperti :

a) Pengetahuan tentang berlayar : adanya kepercayaan terhadap roh-roh yang mendiami satu tempat atau lokasi penangkapan. Untuk menghindari murkanya maka kesemuanya harus diselati melalui upacara selamatan membuang daun sirih dari tembakau.

b) Pengetahuan tentang musim dan hari pemberangkatan: Untuk kelompok pa’rengge, bulan Oktober/November dan untuk kelompok pa’ttorani, bulan Maret/April (Musim Timur). Kegiatan ini dikenal dengan istilah “assawakung” meninggalkan desa mencari daerah tangkapan (fishing ground). Penetapan “hari baik” berdasarkan kepercayaan yang diyakininya juga tertampilkan. Hari senin dan kamis merupakan hari yang dipercayai oleh masyarakat nelayan di desa ini sebagai “hari baik” untuk melakukan “assawakung”.Mereka percaya, bahwa kesalahan dalam penentuan waktu pemberangkatan dapat menimbulkan hal yang fatal. Oleh karena itu pencatatan waktu pemberangkatan harus diperhitungkan secara cermat dan teliti mungkin. Penentuan hari baik dan hari jelek berdasarkan pada tradisi dan kebiasaan yang sudah lama dipertahankan atau berdasarkan pada tradisi dan kebiasaan yang sudah lama dipertahankan atau berdasarkan pengalaman yang berlangsung kali teruji kebenarannya, seperti hari pemberangkatan sedapat mungkin hari selasa, rabu, sabtu, dan minggu. Selain hari itu merupakan pantangan untuk dijadikan sebagai hari pemberangkatan.

(14)

akan ada angin kencang atau badai, bila arah awan gelapnya dari barat akan menuju timur berarti akan datang hujan atau badai.

d) Pengetahuan tentang bintang (mamau) dan Bulan : tanda lain yang sering juga diperhatikan adalah dengan melihat bintang, seperti; bintang porong-porong akan terjadi musim barat, bintang tanra tellu akan terjadi hujan lebat, bintang wettiung menjadi pedoman berlayar, bintang mano dan sebagainya.

e) Pengetahuan tentang petir dan kilat: petir dan kilat dimaknai suatu kekuatan bertujuan untuk mengusir/mengejar setan dilaut yang menganggu nelayan beraktivitas. Oleh karena itu, setiap ada petir maupun kilat nelayan-nelayan patorani menghentikan aktivitas sejenak lalu membaca doa keselamatan.

f) Pengetahuan tentang gugusan karang (sapa) : pengetahuan mengenai keberadaan gugusan karang (sapa) melalui tanda-tabda seperti; adanya pantulan sinar matahari yang nampak kelihatan bercahaya, keadaan ombak disekitar karang tenang dan tidak berarus, adanya gerombolan burung yang terbang rendah dengan menukik dan berkicau.

g) Pantangan (pamali) yang berkaitan dalam aktivitas pelayaran: hal-hal yang harus dihindari selama aktivitas pelayaran menurut kepercayaan nelayan adalah; tidak boleh bersiul-siul karena akan mengundang datangnya angin, dilarang mencelupkan alat-alat dapur di laut karena dapat mendatangkan badai, dilarang menghalagi atau menegur jalan seorang nelayan apabila hendak menuju ke perahu, dilarang memanggil orang yang berada di daratan apabila sedang berada di atas perahu, dilarang takabbur atau bicara hal-hal yang tidak sopan karena mengundang datangnya ikan hiu, dilarang tidur tengkurap atau tiarap selama berlayar.

(15)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Pada dasarnya kebudayaan manusia atau masyarakat dipengaruhi oleh

beberapa unsur, salah satunya adalah pengetahuan. Sebagai makhluk berakal

manusia menggunakan pengetahuan untuk menjawab berbagai persoalan

hidup dengan cara yang diyakininya sehingga cara tersebut dianut secara turun

temurun dalam suatu masyarakat dan menjadi seuatu kebudayaan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Herminanto and winarno. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar . Jakarta : Bumi Aksara

Buku Ajar Sosial Budaya Maritim. Makassar:UPT.MKU Unhas.

Hanapi Usman,dkk. 2013.Buku Ajar Wawasan Ipteks.Makassar:UPT.MKU Unhas.

Sulviyana, dkk. 2012. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir. Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo Kendari.

Referensi

Dokumen terkait

dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM). 3) Karakteristik tipologi area sempadan (sempadan horisontal dan sempadan vertikal) pada objek penelitian yang bersifat

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda pada tabel 3 untuk mengetahui hubungan antara persepsi dan tingkat pengetahuan penderita TB dapat dijelaskan

Menjawab tujuan kedua yaitu mengukur mengukur kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya

Judul : Pelatihan Elektro, Perbengkelan Sepeda Motor Dan Las Bagi Masyarakat Di Sekitar Koridor Jalan Tol Semarang.. Program :

Seperti telah dijelaskan pada latar belakang penelitian yang akan dilakukan, penulis tertarik untuk melakukan perancangan reverse vending machine khusus botol

Tabel 4.26 Resume Hasil Analisa Regresi Dan Pengaruh Antar Variabel Pada Penelitian Mengenai Pengaruh Terpaan Beuaty Vlog Terhadap Perilaku Mempercantik Diri Perempuan Di Salatiga

15 IUCN Red List (http://www.iucnredlist.org). Assessment of HCVs in La Nga State Forestry Company. Assessment of HCVs in Ba To State Forestry Company. Assessment of HCVs in Ha

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh ekstrak etanol kulit buah manggis yang berfungsi sebagai antioksidan alami yang relatif aman dibandingkan