• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERJA PRAKTIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KERJA PRAKTIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PRAKTIK

MANAJEMEN WAKTU, PERALATAN, TENAGA, DAN

BAHAN PADA PEMBANGUNAN EMBUNG BIMOMARTANI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Untuk mencapai derajat sarjana S-1

Program Studi Teknik Sipil

Disusun oleh :

SAIN CADITYA WAHYUDI 5105111044

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik ini tidak merupakan

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

tertulis sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Januari 2014

(4)

iv

MOTTO

 Semakin banyak orang yang meremehkanmu maka semakin banyak kesempatanmu untuk maju.

 Life is chalenges.

 Keindahan hidup ini adalah keputusanmu.

Marah dan sedihmu tak boleh lebih panjang daripada kegembiraanmu.

- Mario Teguh

 What do women look of a man? How much your money and your car.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Terucap kata syukur atas segala karunia yang telah diberikan Allah SWT,

sehingga Laporan kerja Praktik ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya. Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

 Allah SWT, jadikan hambaMu ini orang yang selalu menyukuri nikmatmu.  Nabi Muhammad SAW, semoga pengikutmu ini bisa menjadikanmu

uswatun hasanah.

 Bapak dan ibu tercinta, yang selalu memberikan dukungan moril dan

materil, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan.

 Rantauna Redy Hermawan dan Sukaeli Gulo sebagai teman kelompok

kerja praktik di lapangan, terima kasih atas dukungan, kerjasama, dan

motivasinya.

 Teman-teman di JOGIST yang selalu memberikan semangat dan motivasi.  Rekan – rekan Teknik Sipil di Universitas Teknologi Yogyakarta dan di

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas ramat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini yang menjadi salah satu

syarat dalam meraih gelar Sarjana di Universitas Teknologi Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan laporan kerja praktik, sehingga penulis sangat mengharapkan adanya

kritik dan saran, serta tanggapan yang berguna bagi laporan kerja praktik ini.

Selama penyususnan laporan kerja praktik penulis telah mendapatkan

bimbingan, dorongan, dan bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Bambang Hartadi, MM., PhD., CPA. Selaku Rektor Universitas

Teknologi Yogyakarta

2. Bapak Dr. Arief Hermawan, S.T.,M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi.

3. Bapak Adi Setiabudi Bawono, S.T., MT., selaku ketua Program Studi Teknik

Sipil sekaligus dosen pembimbing

4. Ibu Ratna Septi Hendrasari, S.T.,M.Eng., selaku Dosen pembimbing kerja

praktik di Universitas Teknologi Yogyakarta.

5. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi.

6. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan spiritual dan

material.

7. Bapak Maryono, Maryanto, dan Supriono, S.T., selaku pembimbing kerja

praktik di proyek pembangunan Embung Bimomartani.

8. Rekan-rekan Teknik Sipil di Universitas Teknologi Yogyakarta dan di proyek

(7)

vii

Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil alamin, semoga

laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berguna

bagi penulis, dan seluruh pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, Januari 2014

(8)

vii

INTISARI

Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam/cekungan untuk menampung air dari hujan, parit, atau sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian pangan (hortikultura), perkebunan dan peternakan. Di Desa Bimomartani mayoritas penduduk setempat berprofesi sebagai petani dan peternak ikan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu pengelolaan air untuk menanggulangi kekurangan air di daerah pertanian, persawahan, dan perikanan dengan membangun kolam penampung air atau sering disebut embung.

Pengamatan ini merupakan pengamatan langsung di lapangan yang dilakukan di Embung Bimomartani, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Parameter yang diamati yaitu manajemen waktu, manajemen peralatan, manajemen tenaga, dan manajemen bahan. Pengamatan dilakukan selama 2 bulan di lapangan dengan melihat langsung proses pelaksanaan dan wawancara kepada Site menejer, Site Engineer, Pelaksana, dan Mandor, maupun staf teknik proyek yang bersangkutan untuk memperoleh data yang konkrit. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis SWOT, dan dari analisis SWOT didapatkan strategi-strategi yang harus diambil untuk menyelamatkan perusahaan dan proses pembangunan.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa proses pekerjaan dan pelaksanaan manajemen tidak sesuai dengan gambar rencana dan Time Schedule, hal ini karena adanya beberapa masalah dengan pembebasan lahan. Namun secara teknis sudah memenuhi RKS dan dokumen kontrak.

(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

1.6 Nilai dan Pembiayaan ... 6

1.7 Waktu Pelaksanaan Proyek ... 7

1.8 Ruang Lingkup Pengamatan ... 7

1.8.1 Lingkup Pengamatan ... 7

1.8.2 Tujuan Pengamatan ... 7

1.8.3 Manfaat Pengamatan ... 8

1.9 Metode pengumpulan Data ... 8

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN ... 10

(10)

viii

2.2 Dasar-dasar Perencanaan ... 10

2.2.1 Dasar Perencanaan Bahan ... 11

2.2.2 Dasar Perencanaan Tenaga Kerja ... 14

2.2.3 Dasar Perencanaan Peralatan ... 15

2.2.4 Dasar perencanaan Waktu ... 16

2.3 Analisis SWOT ... 16

BAB III ORGANISASI PROYEK ... 19

3.1 Tinjauan Umum ... 19

3.2 Unsur Pokok Pelaksanaan Pembangunan ... 19

3.2.1 Pemberi Tugas (Owner) ... 19

3.3 Hubungan Kerja Antar Unsur-Unsur Pelaksana ... 29

3.3.1 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan konsultan ... 30

3.3.2 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan perencana ... 30

3.3.3 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan kontraktor ... 31

3.3.4 hubungan kerja antara kontraktor tugas dengan konsultan... 31

(11)

viii

3.6.2 Reporting ... 33

3.7 Struktur Organisasi Proyek ... 33

BAB IV ADMINISTRASI PROYEK ... 35

4.1 Tinjauan Umum ... 35

BAB V BAHAN DAN PERALATAN... 44

(12)

viii

5.2.2.3 Breaker Excavator ... 55

5.2.3 Alat Tukang ... 57

BAB VI ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK EMBUNG BIMOMARTANI ... 58

6.1 Analisis SWOT Bahan ... 58

6.1.1 Pemilihan bahan ... 58

6.1.2 Strategi analisis bahan ... 60

6.2 Analisis SWOT Peralatan ... 62

6.2.1 Pemilihan alat berat ... 62

6.2.2 Penempatan alat berat ... 62

6.2.3 Strategi analisis peralatan ... 63

6.3 Analisis SWOT Waktu ... 65

6.3.1 Manajemen waktu ... 65

6.3.2 Strategi analisis waktu ... 66

6.4 Analisis SWOT Tenaga ... 68

6.4.1 Pemilihan tenaga kerja ... 68

6.4.2 Penempatan tenaga kerja ... 69

6.4.3 Sistem koordinasi tenaga kerja ... 69

6.4.4 Strategi analisis tenaga kerja ... 70

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

7.1 Kesimpulan ... 73

7.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Matrik SWOT ... 57

Tabel 6.2.2 SWOT Bahan ... 60

Tabel 6.3.3 SWOT Peralatan ... 64

Tabel 6.4.2 SWOT Waktu ... 68

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Proyek ... 4

Gambar 3.2 Struktur Organisasi ... 33

Gambar 5.1.1 Batu (Hasil Galian) ... 43

Gambar 5.1.2 Pasir (Hasil Galian) ... 44

Gambar 5.1.3 Air ... 46

Gambar 5.1.4 Semen Portland ... 48

Gambar 5.1.5. Kayu Sengon ... 49

Gambar 5.2.1.Alat Aduk Beton ... 50

Gambar 5.2.2 Ember ... 52

Gambar 5.2.3 Excavator ... 53

Gambar 5.2.4 Bulldozer ... 54

Gambar 5.2.5 Breaker ... 55

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Diterima Kerja Praktik ... L1

Lampiran 2. Surat Selesai Kerja Praktik ... L2

Lampiran 3. Daftar Hadir Kerja Praktik ... L3

Lampiran 4. Laporan Harian ... L4

Lampiran 5. Laporan Mingguan ... L5

Lampiran 6. Rencana Mutu Kontrak ... L6

Lampiran 7. Dokumen Penawaran ... L7

Lampiran 8. Time Schedule ... L8

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan air dari tahun ke tahun akan semakin meningkat, namun hal

tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih yang makin lama

makin berkurang. Dusun Bimomartani, Ngemplak, Sleman merupakan daerah

dataran tinggi. Ketersediaan air berubah-ubah sesuai musim yang sedang

berlangsung, ketika musim kemarau ketersediaan air berkurang dan ketika musim

hujan ketersediaan air melimpah. Untuk menyiasati hal ini maka dibangunlah

bangunan penampung air berupa embung untuk menampung aliran air yang

berasal dari sungai Krasak yakni Embung Bimomartani. Embung ini nantinya

akan dimanfaatkan sebagai sumber pengairan untuk perikanan air tawar di

Kec.Ngemplak sleman.

Dengan pembuatan embung di kawasan tersebut nantinya diharapkan

bisa membantu para petani dan peternak ikan untuk meningkatkan

produktifitasnya. Seiring dengan peningkatan produktifitas para peternak ikan dan

petani, diharapkan bisa menunjang kemajuan ekonomi penduduk setempat dan

dapat menunjang kebutuhan pasokan ikan didaerah tersebut, dan di ekspor ke

(17)

2 1.2 Tujuan pembangunan

Pembangunan Embung Bimomartani di Dusun Banjarharjo ini sangat

dibutuhkan masyarakat di sekitar daerah tersebut terutama pada musim kemarau

panjang. Tujuan secara umum Pembangunan Embung Bimomartani ini adalah:

a. Menampung air hujan dan aliran perukaan (run off) pada wilayah

sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan seperti

penampungan air parit yang berasal dari sungai Krasak.

b. Menyediakan sumber air untuk pengairan tanaman di musim kemarau.

c. Meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam, dan pendapatan

petani di lahan tadah hujan.

d. Mengaktifkan tenaga kerja petani dan peternak pada musim kemarau

sehingga tetap bisa beraktivitas secara normal dengan hasil panen

yang stabil.

e. Mencegah atau mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan

resiko banjir.

f. Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.

1.3 Gambaran umum

Gambaran umum proyek menjelaskan tentang pembangunan bangunan

Embung Bimomartani yang berlokasi di Jl. Cangkringan km 8 Dusun Banjarharjo,

Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Daerah lokasi

(18)

3

pembuatan jalan sementara. Selain itu daerah sekitar tersebut merupakan daerah

persawahan penduduk setempat sehingga perlu sosialisasi perizinan penggunaan

lahan untuk pembuatan jalan sementara menuju proyek pembangunan embung.

Bangunan ini didirikan diatas tanah seluas 5000 m2, milik

Pemerintah dan sebagian milik warga yang sudah dipindah kepemilikannya

menjadi milik Negara. Untuk pembiayaan proyek berasal dari Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas PUP/ESDM)

Provinsi Daerah Istmewa Yogyakarta. Dana proyek tersebut merupakan dana

APBD Tahun 2013 Provinsi DIY.

1.4 Lokasi dan situasi

Pembangunan Embung Bimomartani berada di Jl. Cangkringan km 8

dusun Banjarharjo, Bimobartani, Gemplak, Sleman, Yogyakarta. Dengan luas

lahan 5000 m2 dengan keadaan topografi tanah miring.

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi Embung adalah:

a. Berada di aliran sungai

b. Berada didekat Persawahan dimana merupakan salah satu tempat

pengairan bagi embung nantinya.

c. Dekat dengan jalan raya, dimana jarak antara embung dengan jalan

raya berkisar 50m, ini memudahkan kendaraan alat berat dalam

(19)

4

Adapun lokasi proyek dan batas-batas lahan masing-masing sisi adalah:

a. Sebelah Barat : Persawahan

b. Sebelah Timur : Kandang ayam, sawah, dan Swalayan.

c. Sebelah Utara : Persawahan dan sungai

d. Sebelah Selatan : Persawahan dan sungai.

(20)

5 1.5 Data teknis

Data teknisi Proyek Pembangunan Embung Bimomartani adalah sebagai

berikut:

a. Lokasi

Lokasi Embung Bimomartani terletak di Dusun Banjarharjo. Daerah

tersebut merupakan daerah persawahan penduduk setempat sehingga

perlu sosialisasi perizinan penggunaan lahan untuk pembuatan jalan

sementara menuju proyek pembangunan embung.

b. Teknis dan Pelaksanaan

Pembangunan embung secara teknis meliputi beberapa hal, antara lain:

1) Terdapat sumber air yang dialirkan dari sungai Krasak

2) Terdapat alur/cekungan-cekungan tempat melintas atau

berkumpulnya air, sehingga lokasi tersebut secara alami

sudah kedap air, memudahkan menampung air dan tidak

banyak memerlukan biaya untuk galian dan pembuatan

tanggul

3) Memiliki kemiringan lahan yang cukup untuk mengalirkan

air.

4) Tersedianya dana dari dinas PUP/ESDM DIY yang

ditunjuk sebagai pelaksana adalah PT. Citra Mataram

Konstruksi dengan konsultan pengawas CV. Jana

(21)

6

5) Pelaksanaan proyek secara berkesinambungan sampai

selesai pada tahap PHO.

1.5.1 Elevasi Bangunan

Elevasi-elevasi bangunan terbagi menjadi ;

a. Lantai sisi hilir : +338.133 dimana lantai beton hanya pada

bagian hilir yakni sepanjang 20m dari bangunan pelimpah.

b. Lantai sisi hulu : +338.67

c. Muka air Normal : +342.63

d. Muka air Banjir : +343.13

e. Kemiringan bangunan pelimpah 1 : 1

1.5.2 Struktur Bangunan

Struktur bangunan adalah struktur utama bangunan yang berfungsi

untuk pendukung kekuatan bangunan. Data struktur bangunan pada proyek

pembangunan Embung Bimomartani Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Struktur Bawah : Pondasi beton.

b. Struktur Dinding : Pasangan batu kali, Plester, Acian luar, dan

Cat.

1.6 Nilai dan Pembiayaan

Dalam pembangunan proyek Embung Bimomartani ini mulai tahap

awal hingga bangunan berdiri dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya

membutuhkan biaya dengan estimasi total sebesar ± Rp 3.256.014.000,00 (tiga

miliar dua ratus lima puluh enam juta empat belas ribu rupiah) dimana untuk

(22)

7

dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas PUP/ESDM) Provinsi Daerah Istmewa

Yogyakarta. Dana proyek tersebut merupakan dana APBD Tahun 2013 Provinsi

DIY.

1.7 Waktu Pelaksanaan Proyek

Waktu pelaksanaan proyek pembangunan Embung Bimomartani mulai

dari pekerjaan persiapan dimulai dari tanggal 30 Mei 2013 sampai 27 Oktober

2013. Jika waktu pelaksanaan proyek bobot pekerjaan kurang dari Time Schedule

yang direncanakan maka pihak kontraktor harus mengejar ketertinggalan

pekerjaan, dengan cara menambah jumlah pekerja atau menambah jam kerja

(lembur).

1.8 Ruang Lingkup Pengamatan 1.8.1 Lingkup pengamatan

Lingkup pengamatan meliputi pekerjaan sebagai berikut :

a. Pekerjaan persiapan ( Pengukuran, Pembersihan, dan Pembuatan

jalan).

b. Pekerjaan galian, dewatering, lantai, dan pemasangan dinding.

c. Manajemen proyek (waktu, tenaga, alat, dan bahan).

1.8.2 Tujuan pengamatan

Tujuan pengamatan tentang manajemen proyek embung Bimomartani

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen waktu.

b. Untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen peralatan.

(23)

8

d. Untuk mengetahui bagaimana memanajemen bahan.

1.8.3 Manfaat pengamatan

Manfaat dari pengamatan ini yaitu :

a. Untuk menambah pengalaman dilapangan tentang bagaimana cara

memanajemen waktu.

b. Untuk mengetahui cara memanajemen peralatan.

c. Untuk mengetahui cara memanajemen tenaga dan bahan.

1.9 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan

langsung yang berhubungan dengan proses pekerjaan kepada pembimbing

kerja praktek di lapangan yaitu Site menejer, Site Engineer, Pelaksanan,

dan Mandor, maupun staf teknik proyek yang bersangkutan untuk

memperoleh data dan informasi dalam pembangunan proyek.

b. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan mengamati secara langsung proses

pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek. Hal ini untuk mengetahui

prosedur pelaksanaan yang dipakai dalam pekerjaan mulai dari tahap

(24)

9

c. Dokumentasi

Gambar kerja diambil langsung di lapangan maupun gambar kerja dari

pihak proyek.

d. Studi Literatur

Studi literature dilakukan dengan mencari dan memahami literatur dan

(25)

10 BAB II

DASAR-DASAR PERENCANAAN

2.1Tinjauan umum

Perencanaan adalah suatu proses penentuan pelaksanaan suatu proyek agar

berjalan dengan baik dan lancar. Perencanaan sangat penting dalam suatu proyek

karena perencanaan menjadi patokan dalam pelaksanaan apabila dalam

pelaksanaan terjadi kesalahan. Perencanaan Manajemen Embung dibuat sesuai

dengan data-data sebagai berikut :

a. Gambar perencanaan

b. Lama waktu kontrak

c. Ketersediaan alat dan bahan

d. Hitungan struktur dan non struktur

e. Rencana anggaran biaya

f. Kondisi dan situasi di lapangan

g. Efisiensi kerja

2.2Dasar-dasar perencanaan

Dasar-dasar perencanaan adalah acuan dalam perencanaan yang digunakan

untuk memanajemen waktu, tenaga, peralatan dan bahan agar dalam

pelaksanaanya menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan dan teratur sehingga

tidak terjadi kesalahan teknis dalam pembangunan embung. Dasar perencanaan

manajemen Embung Bimomartani tercantum dalam Dokumen Pengadaan Dinas

(26)

11

No.602/016/09-April-2013 tentang pengadaan pekerjaan kontruksi

PEMBANGUNAN EMBUNG BIMOMARTANI Kabupaten Sleman.

2.2.1 Dasar Perencanaan Bahan

a. Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda

Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran

plastik kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan

untuk bendungan permanen.

b. Pekerjaan Saluran Pengelak

1) Pasangan Batu

a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan

harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu , batu harus

dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.

b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu

kali yang di pecah salah satu sisinya tidak rapuh, tidak keropos,

tidak berpori.

c. Batu harus rata ,lancip atau lonjong bentuknya dan dapat

ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan

tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih.

e. Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5

t/m3 dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm.

batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah salah

(27)

12

Komitmen (PPK), dan digunakan bersama-sama dengan batu

belah.

f. Terkecuali diperintahkan lain oleh PPK, batu harus memiliki

ketebalan kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu

setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu

setengah kali lebarnya.

2) Pasir

a. Pasir lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai

atau sumber lain yang telah disetujui oleh PPK.

b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah

organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak

terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam

dan lain-lain yang akan menurunkan mutu pasangan batu.

c. Pekerjaan Penutupan Alur Sungai

1) Penutupan Sungai secara vertikal

a. Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah

material qua ry, baik quary lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton

maupun sebagai batuan urug yang terselaksi yang digunakan

dari bongkah besar dengan berat 1 – 5 ton.

b. Material yang digunakan untuk penutupan-penutupan penting

adalah beton, baik yang bentuk kubus maupun struktur yang

(28)

13

c. Berat volume untuk material kapur (ρ = 2,1) akan 3 kali lebih

besar dari material basalt (ρ = 2,9), atau blok beton (ρ = 2,4)

akan memerlukan 60% lebih berat dari blok granit ( ρ = 2,7).

d. Bentuk kubus akan lebih baik dalam aliran turbulen dan

superkritis dan bentuk kerakal akan lebih baik untuk

kondisi-kondisi lainnya.

2) Penutupan Sungai Secara Horizontal

a. Material urugan batu yang diklasifikasi atau blok beton harus

lebih diperkatat, sejumlah besar material lebih sesuai untuk

material kuari daripada untuk beton mana yang lebih ekonomis

untuk digunakan blok beton yang besar.

b. Pemilihan material berdasarkan elevasi terendah dan tidak

sama dengan elevasi rata-rata.

c. Material penutupan horizontal terdiri dari batuan atau beton.

d. Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah

material qua ry, baik quary lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton

maupun sebagai batuan urug yang terselaksi yang digunakan

dari bongkah besar dengan berat 1 – 5 ton.

d. Pekerjaan Bendung Pengelak

Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran

plastic kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan

(29)

14 2.2.2 Dasar perencanaan tenaga kerja

Dalam perencanaan perekrutan tenaga kerja, proyek Embung Bimo

Martani mensyaratkan spesifikasi sebagai berkut :

a. Site Manager : 1 (satu) orang, Pendidikan minimal :

1) S2 Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 1 (satu) Tahun pada

Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya

Air; atau

2) S1 Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 2 (dua) Tahun pada Bidang

Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya

Air; atau

3) D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 5 (lima) Tahun pada Bidang

Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya

Air;

b. Site Engginer : 2 (Dua) orang, Pendidikan Minimal :

D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 4 (empat) Tahun pada

Bidang Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber

Daya Air;

c. Pelaksana Lapangan : 2 (Dua) orang, Pendidikan Minimal :

1) D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 3 (tiga) Tahun pada Bidang

Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Pelaksana

(30)

15

2) STM/SMK Bangunan, Pengalaman 5 (lima) Tahun pada Bidang

Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Pelaksana

saluran irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi,

d. Surveyor: 1 (satu) orang Pendidikan minimal:

1) D III Teknik Sipil/Keairan/ DIII Geodesi, Pengalaman 3 (tiga) Tahun

pada Bidang Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang

Juru ukur atau teknisi survey pemetaan; atau

2) STM/SMK Bangunan, Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang

Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Juru ukur atau

teknisi survey pemetaan.

e. Logistik: 1 (satu) orang Pendidikan minimal SMK/STM/SMA,

Pengalaman 3 (tiga) Tahun,

f. Administrator: 1 (satu) orang Pendidikan Minimal SMK/STM/SMA,

Pengalaman 2 (dua) Tahun.

2.2.3 Dasar Perencanaan Peralatan

Dalam pembangunan Embung Bimomartani kontraktor disyaratkan

memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan

(31)

16 2.2.4 Dasar Perencanaan Waktu

Dalam pelaksanaan pembangunan Embung Bimomartani, kontraktor di

beri waktu pengerjaan sesuai dengan kontrak kerja yaitu selama 150 hari kalender,

yaitu sesuai persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan

Pembangunan Embung Bimomartani. Sehingga dalam merencanakan time

scandule berpatokan dengan waktu kontrak tersebut.

2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu

organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang

strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor

kekuatan(Strength) dan kelemahan (Weakness).Sementara, analisis eksternal

(32)

17

Tabel 6.1 Matrik SWOT

Keterangan:

a. Comparative Advantages

Comparative Advantages merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan

peluang sehinggamemberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa

berkembang lebihcepat.

b. Mobilization

Mobilization merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus

dilakukanupaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi

untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah

ancaman itu

menjadi sebuah peluang.

c. Divestment/Investment

Divestment/Invest mentmerupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan

peluang dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang

kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan

(33)

18

yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi

lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

d. Damage Control

Damage Control merupakan kondisi yang paling lemahdari semua kondisi, karena

merupakanpertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan

karenanyakeputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi

organisasi. Strategiyang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan

(34)

19 BAB III

ORGANISASI PROYEK

3.1 Tinjauan Umum

Orgaisasi proyek adalah suatu system koordinasi dalam sebuah proyek,

organisasi ini dibentuk oleh pihak owner untuk kelancaran dalam pelaksanaan

proyek agar menghasilkan tim kerja yang solid dan efisien. Selain itu dengan

adanya organisasi ini maka tidak semua permasalahan ditangani oleh satu orang

sehingga dengan adanya pembagian tugas itu maka suatu divisi akan bertanggung

jawab terhadap bagian pekerjaannya sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang

baik dan tepat waktu.

3.2 Unsur Pokok Pelaksanaan Pembangunan

Unsur pokok dalam pelaksanaan pembangunan adalah pihak-pihak penting

yang ikut bertanggung jawab dalam proses pelaksanaan.

3.2.1 Pemberi Tugas (owner)

Pemberi tugas adalah pihak yang memiliki proyek dan berperan sebagai

pemberi dana serta sebagai penentu dari sasaran suatu proyek. Pemilik proyek

berbentuk perseorangan, swasta maupun pemerintahan. Dalam proyek Embung

Bimomartani pemilik proyeknya adalah Dinas pekerjaan umum, perumahan, dan

energy sumber daya mineral Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugas dan wewenang

pemilik proyek adalah:

a. Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk terwujudnya suatu

(35)

20

b. Memilih kontraktor pelaksana pengawas proyek yang telah terpilih

melalui penunjukkan atau melalui mekanisme lelang.

c. Membuat acuan perencanaan dengan dibantu oleh konsultan

perencana guna mewujudkan gagasan yang ada.

d. Mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu, waktu pelaksanaan,

biaya, sanksi dan denda terhadap pelanggar kontrak.

e. Mengusahakan agar pelaksanaan proyek dapat selesai tepat pada

waktunya.

f. Menetapkan pekerjaan tambah serta kurang dengan pertimbangan dan

saran yang diberikan oleh Konsultan Pengawas ( MK ).

g. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara

bawahannya dengan pihak pemborong.

h. Menerima laporan tentang kemajuan pelaksanaan proyek dari

pelaksana proyek.

i. Menerima dan memeriksa berita acara penyerahan proyek.

j. Mengesahkan semua biaya pembayaran kepada pelaksana sesuai

(36)

21 3.2.2 Perencana

Perencana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang

memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan, atau memberikan

konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang

sesuai dengan keinginan pemilik. Perencana dapat berupa perseorangan atau

perseroan yang berbadan hukum.

Tugas dan wewenang perencana adalah:

a. Membuat rancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan owner yang

meliputi gambar rencana, RKS, hitungan struktur dan RAB.

b. Memberikan konsultasi dan pertimbangan kepada owner mengenai

rancangan yang akan dibuat.

c. Membuat gambar rencana yang telah disepakati dengan sedetail

mungkin.

d. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

3.2.3 Pengawas (Supervisi)

Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang telah diangkat oleh

pemberi tugas/owner untuk bertindak sepenuhnya mewakili pemberi tugas

dalam memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di

lapangan dalam batas-batas yang ditentukan baik secara teknis maupun secara

administratif. Yang bertindak sebagai konsultan pengawas di proyek Embung

(37)

22

Tugas dan wewenang pengawas adalah:

a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi

yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta

mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.

c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas

dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.

d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan

persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan

mingguan dan bulanan pekerjaan pengawas, dengan masukan hasil

rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan

konstuksi yang dibuat oleh kontraktor.

f. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk

pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama

dan kedua pekerjaan konstruksi.

g. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop dra wing) yang diajukan oleh

kontraktor.

h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

i. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama,

mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan

(38)

23

j. Bersama Konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan

penggunaan bangunan gedung.

k. Membantu pengelola proyek dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.

i. Membantu pengelola proyek mengurus sampai mendapatkan IPB (Ijin

Penggunaan Bangunan) dari Pemerintah Daerah Tingkat II setempat.

3.2.4 Pelaksana (Kontraktor)

Kontraktor pelaksana adalah pemenang lelang atau dipilih melalui

penunjukan yang dapat berupa perorangan atau badan hukum, yang telah

ditetapkan olek pihak pemilik proyek dan telah pula menandatangani Surat

Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor bekerja dengan mengacu pada gambar

kerja (bestek), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang telah disusun.

Kontraktor dalam proyek Embung Bimomartani adalah PT.Citra Mataram

Kontruksi.

Tugas dan kewajiban pelaksana adalah:

a. Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan

mandor-mandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan.

b. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada

pengawas setiap ada perubahan.

c. Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila rusak

dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat tersebut dan

(39)

24

d. Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai

pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan.

e. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk,

volume, mutu, dimensi dan lain-lainnya dari bagian-bagian pekerjaan.

f. Memilih dan menetapkan metode pelaksanaan konstruksi (MPK) yang

akan dipakai.

g. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan

rencana-rencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian

internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian

waktu dan mutu.

h. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.

Susunan organisasi kontraktor adalah:

3.2.4.1.Site Manager

Site Manager adalah seorang yang ditugaskan oleh perusahaan sebagai

wakilnya untuk melaksanakan pekerjaan secara keseluruhan (pekerjaan fisik

dan administrasi), dari awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan

pekerjaan. Site Manager bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pekerjaan

secara keseluruhan kepada perusahaan dan pengguna jasa. Dalam proyek

pembangunan Embung Bimomartani ini yang bertugas sebagai Site Manager

adalah Bapak Ir.Sudiro Pramana Sidi. Beliau memiliki SKA Bidang Sipil, Sub

Bidang Sumber Daya Air sehingga memenuhi kualifikasi sebagai Site Manager.

(40)

25

a. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam

rangka pelaksanaan pekerjaan.

b. Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RPAPP (Rencana

Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Proyek).

c. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak.

d. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk

pelaksanaan proyek.

e. Memberikan pengarahan dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan

proyek.

f. Melakukan negosiasi dengan sub kontraktor/suplier bersama UPP (Unit

Penentuan Pembelian) dan Kepala Divisi.

3.2.4.2.SiteEngineer

Site Engineer bertugas untuk membuat re-desain gambar-gambar

bangunan pekerjaan beserta perhitungannya, pembuatan Time Schedule dan

memonitor progress pelaksanaan, pengendalian mutu, waktu, biaya, dan

kuantitas pekerjaan. Dalam proyek Embung Bimomartani memiliki 2 site

engineer yaitu Bapak Ferdinan,S.T, dan Bapak Supriyanto,S.T. beliau memiliki

Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi dan memiliki SKA

Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air.

Tugas dan wewenang site engineer adalah :

a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya perencanaan pelaksanaan di

(41)

26

b. Bertanggung jawab atas terselenggaranya proses pengendalian mutu,

waktu, biaya dan kuantitas pekerjaan.

c. Bertanggung jawab atas terselenggaranya administrasi teknik.

d. Membina dan meningkatkan kualitas SDM personil di lapangan.

e. Mengkoordinir pengadaan gambar kerja/pelaksanaan.

f. Membuat dan mengusulkan kepada Site Manager tentang jadwal

pelaksanaan, jadwal tenaga, jadwal alat dan jadwal bahan.

g. Bertanggung jawab atas penghitungan volume pekerjaan dan penyusunan

re-desain.

h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan di lapangan.

3.2.4.3.Pelaksana Lapangan

Pelaksana Lapangan bertugas mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dan

membagi tugas tersebut kepada pelaksana-pelaksana, Pelaksana Lapangan

bertanggung jawab kepada SiteManager atas semua pelaksanaan pekerja fisik di

lapangan, pengelolaan sumber daya yang ada serta pemeriksaan mutu bahan

yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam proyek embung

Bimomartani ini memiliki 2 Pelaksana yaitu Bapak Maryono dan Bapak

Maryanto. Beliau berpendidikan lulusan STM/SMK Bangunan, Pengalaman 5

(lima) Tahun pada Bidang Konstruksi, dan memiliki SKT Bidang Sipil, Sub

(42)

27

Tugas dan kewajiban pelaksana utama adalah :

a. Menyusun program pelaksanaan secara periodik berdasar jadwal waktu

pelaksanaan

b. Menyusun Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

c. Menyiapkan tenaga kerja, peralatan serta bahan yang dibutuhkan sesuai

jadwal harian.

d. Memonitor kebutuhan alat, bahan dan tenaga dan melaporkan pada Site

Manager.

e. Melakukan pencatatan dan pengukuran hasil kerja/opname pekerjaan

f. Menerapkan tindakan pengamanan terhadap kemungkinan hambatan atas

pelaksanaan.

g. Menerapkan Rencana Kerja yang telah ditentukan oleh Site Manager.

3.2.4.4.Surveyor

Surveyor bertugas untuk melakukan uitset/pengukuran awal,

menentukan data ukur untuk dibuat gambar kerja, mengkontrol elevasi bangunan

yang dikerjakan agar tetap sesuai dengan rencana. dan bertanggung jawab pada

Pelaksana Utama/Site Manager. Surveyor dalam proyek Embung Bimomartani

adalah Bapak Suryadi. Beliau berpendidikan lulusan STM/SMK Bangunan,

Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi, dan memiliki SKT

(43)

28

Tugas dan kewajiban surveyor adalah:

a. Membuat analisa harga satuan pekerjaan.

b. Melakukan perhitungan pekerjaan tambah kurang.

c. Bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan.

d. Bersama dengan team proyek melaksanakan negosiasi pekerjaan

lapangan.

e. Menyiapkan data-data perusahaan dengan baik.

3.2.4.5.Administrator teknik

Administrator teknik bertugas dan bertanggung jawab atas semua kegiatan

administrasi, secara intern maupun ekstern ( pembuatan semua bentuk laporan)

yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, dari awal

pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan. Administrasi

bertanggung jawab kepada Site Manager.Administrator Teknik dalam proyek

Embung Bimomartani adalah Bapak Sungsang Tri Purboyo,S.T. Beliau

berpendidikan lulusan STM, pengalaman 2 (dua) tahun.

Tugas dan kewajiban administrasi adalah:

a. Mempersiapkan data seluruh karyawan yang ada di proyek.

b. Menangani seluruh surat-surat intern dan ekstern perusahaan.

c. Mengarsipkan seluruh data tersebut diatas dengan baik.

(44)

29 3.2.4.6.Logistik

Logistik bertugas menyiapkan kebutuhan material dan bahan yang akan

digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dan bertanggung jawab kepada Pelaksana

Utama / Site Manager.Yang bertugas sebagi logistik dalam proyek Embung

Bomomartani adalah Bapak Teguh Haryana, pendidikan terakhir STM,

pengalaman 3 (tiga) tahun.

Tugas dan kewajiban logistik adalah :

a. Menyediakan segala material yang akan digunakan di lapangan secara

periodik.

b. Menyediakan segala peralatan yang akan digunakan di lapangan secara

periodik.

c. Mencatat keluar masuk bahan / peralatan di lapangan.

3.3 Hubungan Kerja Antar Unsur-Unsur Pelaksana

Keberhasilan dari suatu proyek sangat bergantung pada kerjasama antar

unsur-unsur yang terkait, pengaturan masing-masing unsur serta pembagian kerja

yang tertib, teratur dan terkoordinir dalam mengerjakan proyek tersebut.

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi adalah pemberi tugas

(owner), perencana, konsultan dan kontraktor. Hubungan antara pemberi tugas,

(45)

30

Ikatan Kotrak

Ikatan Konsultasi

Ikatan Koordinasi

Gamabar 3.1 Unsur Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi

3.3.1 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan konsultan

Hubungan antara pemberi tugas dengan konsultan diatur sesuai

ikatan kontrak kerja. Konsultan perencana bertugas merencanakan desain

sesuai yang diinginkan pemilik dan konsultan berhak mendapatkan biaya jasa

atas konsultasi yang diberikan sesuai ikatan dalam perjanjian kontrak.

3.3.2 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan perencana

Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana diatur sesuai

ikatan kontrak kerja. Perencana berkewajiban membuat perencanaan

bangunan secara lengkap serta memberikan layanan konsultasi yang diminta

oleh pemberi tugas dimana produk yang dihasilkan berupa Shop Dra wing dan

RKS(Rencana Kerja dan Syarat), sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di Pemberi tugas (Owner) :

Dinas PUP/ESDM

Konsultan pengawas:

CV.Jana Konsultan

Kontraktor :

(46)

31

lapangan berdasarkan perencanaan tersebut. Sedangkan pemilik proyek

memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh perencana.

3.3.3 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan kontraktor

Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana diatur sesuai

ikatan kontrak kerja. Kontraktor menyatakan kesanggupannya untuk

melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi tugas dan kesanggupan

pemilik untuk membayar hasil kerja kontraktor sesuai dengan kontrak yang

telah disetujui bersama.

3.3.4 Hubungan kerja antara kontraktor dengan konsultan

Hubungan kontraktor dan konsultan yaitu saling koordinasi dalam

pelaksanakan pembangunan. Apabila dalam proses pembangunan kontraktor

mengalami kesulitan maka kontraktor berhak berkonsultasi kepada konsultan,

sedangkan konsultan berkewajiban memberikan solusi atas permasalahan

tersebut. Begitu pula dengan konsultan, konsultan berhak menegur kontraktor

apabila dalam pelaksanaan terjadi ketidak sesuaian dengan gambaran

perencanaan.

3.4 Pengawasan

Dalam pelaksanaan suatu proyek pengawasan sangat penting guna mencegah

terjadinya penyimpangan atau penyelewengan dana, dan untuk mencegah

(47)

32 3.5 Pengendalian

Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai, evaluasi

kinerja, dan langkah perbaikan apabila diperlukan. Proses ini bisa dilakukan

apabila telah ada kegiatan perencanaan sebelumnya, karena esensi pengendalian

adalah membandingkan apa yang seharusnya terjasi dengan apa yang telah terjadi.

Varian kedua kegiatan tersebut mencerminkan potret diri dari proyek tersebut.

3.5.1 Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah pengendalian yang dilakukan antara pihak

pemilik proyek terhadap kontraktor, yaitu penugasan mengawasi langsung

pelaksanaan di lapangan agar yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan.

3.5.2 Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek adalah usaha sistematis untuk menentukan standar

yang sesuai dengan sasaran perencanaan dan menganalisis adanya penyimpangan

antara pelaksanaan dan standar perencanaan.

3.5.3 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu adalah proses-proses yang diperlukan untuk

memastikan penyelesaian pembangunan tepat waktu dan dengan sesuai biaya

yang direncanakan.

3.5 Koordinasi

Untuk mengetahui kemajuan suatu proyek perlu diadakan rapat koordinasi

(48)

33 3.5.1 Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi membahas permasalahan yang ada yaitu

permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan

proyek. Rapat koordinasi yang dilakukan bersifat insidentil, yaitu rapat diadakan

jika timbul masalah dalam pelaksanaan proyek dan harus segera dipecahkan.

3.5.2 Reporting

Reporting (Laporan Prestasi Kerja) yang dilakukan dalam proyek ini

adalah laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

a. Laporan Harian merupakan segala kegiatan pekerjaan yang dilakukan

pada hari tersebut.

b. Laporan Mingguan berisi kegiatan harian selama satu minggu dan

masalah-masalah atau hambatan yang terjadi.

c. Laporan Bulanan merupakan rekapitulasi dari Laporan Mingguan

yang disertai laporan visual yang berupa foto-foto proyek.

3.6 Struktur Organisasi Proyek

Dalam menjalankan tugasnya, kontraktor pelaksana bekerja dalam sebuah

organisasi yang memungkinkan komponen-komponen organisasi tersebut dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal tersebut merupakan modal awal untuk

dapat bekerja sama dengan unsur-unsur proyek yang lain.

Struktur organisasi kontraktor proyek pembangunan embung Bimomartani

(49)

34

(50)

35 BAB IV

ADMINISTRASI PROYEK

4.1 Tinjauan umum

Administrasi merupakan kegiatan administratif suatu proyek dalam

mengelola keuangan, berita acara, dan dokumentasi. Administrasi ini sangat

penting guna terselenggaranya pengendalian proyek.

4.2 Laporan Kerja

Laporan kerja adalah suatu penyampaian informasi tertulis kepada

pimpinan yang mencakup perkembangan pekerjaan, yang memuat uraian

penyimpangan pelaksanaan di lapangan dan perkembangan baru yang timbul di

lapangan.

Fungsi laporan adalah:

a. Laporan disampaikan kepada pimpinan merupakan tanggung jawab yang

harus disampaikan oleh bagian administrasi.

b. Laporan merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan oleh seorang

pemimpin untuk mengetahui jalanya suatu proyek.

Di bawah ini akan diuraikan secara singkat dan jelas mengenai

masing-masing jenis pelaporan yang disampaikan, terdiri dari laporan harian, laporan

(51)

36 4.2.1 Laporan Harian

Laporan harian pada embung ini berisi tentang perkembangan pekerjaan

yang dapat dicapai dalam waktu satu hari. Laporan ini dibuat oleh kontraktor yang

selanjutnya diisi oleh pelaksana lapangan sesuai jalannya pekerjaan.

Pada dasarnya hal-hal yang dilaporkan antara lain :

a. Hari dan tanggal pembuatan laporan.

b. Keadaan cuaca

c. Jam kerja

d. Penilaian jumlah tenaga kerja dan pekerjaan

e. Perincian jumlah material yang didatangkan, dan resume pekerjaan hari ini.

Keuntungannya yang diperoleh dari adanya laporan harian ini adalah

apabila suatu waktu mendatang terjadi hal-hal yang memaksa untuk melihat

kembali data-data maka akan memudahkan untuk menelusurinya, dan apabila

terjadi perubahan ataupun hambatan dapat secepatnya diketahui. Laporan harian

pada proyek pembanguan embung Bimomartani dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.2.2 Laporan Mingguan

Laporan mingguan pada embung merupakan laporan yang disusun setiap

minggunya. Laporan ini berisi tentang kemajuan proyek yang dicapai dalam

(52)

37

ini antara lain adalah resume target prestasi yang telah dicapai dalam waktu satu

minggu.

Laporan ditandatangani oleh pengawas proyek, pelaksana, dan pengelola

teknis proyek. Pada dasarnya laporan mingguan ini berisi hal-hal sebagai berikut:

a. Jenis pekerjaan yang telah dikerjakan atau diselesaikan

b. Volume dan prosentase pekerjaan dalam mingguan yang lalu

c. Prosentase kemajuan pekerjaan sampai dengan minggu ini

d. Kendala yang dihadapi selama satu minggu itu dan bagaimana cara

mengatasinya

Laporan mingguan ini berguna untuk mengukur prestasi pekerjaan yang

telah tercapai selama 7 (tujuh) hari kerja dan merupakan fungsi kontrol prestasi.

Laporan mingguan pada poyek pembanguan embung dapat dilihat pada Lampiran

4.2.3 Laporan Bulanan

Laporan bulanan pada embung merupakan laporan selama 4 (empat)

minggu berturut-turut dalam satu bendel laporan yang pada setiap bulannya

diajukan kepada direksi untuk dimintakan persetujuan kemudian direkapitulasi.

Laporan bulanan ini dilengkapi dengan foto-foto sebagai dokumentasi atas

pelaksanaan pekerjaan selama satu bulan. Laporan bulanan ini berisi tentang :

a. Schedule pekerjaan yang berisi rencana pelaksanaan dan realisai pekerjaan.

b. Pekerjaan yang telah dilaksanakan.

c. Tenaga kerja dan peralatan yang telah digunakan.

(53)

38

e. Pelaksanaan pengecoran dalam bulan tersebut.

f. Jumlah volume galian ataupun urugan pada bulan tersebut.

g. Prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Laporan kerja yang digunakan pada proyek pembangunan Embung Bimomartani

adalah Laporan Harian, Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan.

4.3 Rencana Kerja

Rencana kerja dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan pengawas

proyek yang berisi tentang pelaksanaan pekerjaan beserta waktu yang dibutuhkan.

Rencana kerja dibuat setelah menandatangani kontrak selambat-lambatnya satu

minggu sebelum pekerjaan dimulai. Apabila terjadi perubahan harus meminta

persetujuan pengawas dengan alasan yang kuat dan disertai bukti dan perhitungan

yang tepat. Untuk proyek ini rencana kerja dibuat dengan S-curve (kurva S).

Adapun rencana kerja tersebut berisikan :

a. Kapan/waktu pekerjaan dimulai.

b. Nilai bobot/volume tiap sub pekerjaan.

c. Urutan pekerjaan dan jadwal pengadaan barang

d. Pengoperasian alat

e. Jumlah efektif tenaga kerja

(54)

39 4.4 Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada proyek pembangunan embung adalah orang-orang yang

ikut mengerjakan proyek dengan tenaga atau pikiran dan telah terdaftar dalam

daftar tenaga kerja PT.Citra Mataram Kontruksi.

4.4.1 Tenaga Kerja Ahli

Tenaga kerja ahli merupakan tenaga kerja yang mempunyai pendidikan

minimal sarjana pada bidangnya atau berpengalaman dalam bidang struktur,

manajemen dan arsitektur, dan dibuktikan dengan SKA Bidang Sipil atau Sub

Bidang Sumber Daya Air. Tugas tenaga ahli adalah:

a. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan konstruksi di

lapangan

b. Menyusun rencana kerja pelaksanaan dan rencana biaya pelaksanaan

pekerjaan

c. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan

(55)

40 4.4.2 Tenaga Kerja Menengah

Tenaga kerja menengah yang bekerja pada proyek ini adalah tenaga

lulusan sarjana muda atau yang sederajat dan cukup berpengalaman dalam

bidangnya. Tenaga kerja menengah dibagi dua golongan.

4.4.2.1 Tenaga kerja teknik

Tenaga kerja teknik merupakan tenaga pelaksana yang mengelola dan

mengatur kegiatan pekerjaan di lokasi proyek. Mengenai syarat dan ketentuan

sebagai tenaga kerja teknik dapat dilihat pada Dasar-Dasar Perencanaan Tenaga

Kerja. Tugas dari tenaga kerja teknik adalah:

a. Membuat gambar kerja

b. Melaksanakan pengukuran

c. Mengontrol hasil pekerjaan

d. Mengatur penempatan peralatan dan material

e. Menetapkan jumlah tenaga kerja pada setiap bagian berdasarkan bobot

pekerjaan

4.4.2.2 Tenaga administrasi

Tenaga administrasi bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi. Tenaga

administrasi mensyaratkan Pendidikan Minimal SMK/STM/SMA, pengalaman 2

(dua) tahun.

Tugas dari adminstrasi adalah:

a. Menyelenggarakan surat menyurat

(56)

41

c. Membuat rekapitulasi gaji karyawan dan upah kerja

4.4.3 Tenaga Kerja Pelaksana

Tenaga kerja pelaksana bertugas melaksanakan tiap bagian pekerjaan

pembangunan seperti menghitung banyaknya kebutuhan material, bertanggung

jawab atas terlaksananya suatu pekerjaan, membuat laporan harian, melakukan

pengecoran dan lain-lain. Tenaga kerja pelaksana dalam proyek Embung

Bimomartani mensyaratkan STM/SMK Bangunan, pengalaman 5 (lima) tahun

pada bidang konstruksi, memiliki SKT bidang sipil, sub bidang Pelaksana saluran

irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi.

4.5 Waktu dan Upah Kerja

Pekerjaan yang dilakukan dinilai berhasil apabila telah sesuai dengan

tujuan yang diharapkan (sesuai rencana). Setiap pekerjaan memerlukan disiplin

kerja dari semua unsur proyek sehingga efisiensi kerja dan waktu dapat tercapai.

Tenaga kerja juga mendapatkan haknya untuk menerima upah hasil dari

pekerjaannya, besarnya gaji atau upah yang diterima harus sesuai dengan yang

(57)

42 4.5.1 Waktu Kerja

Waktu kerja pada proyek pembangunan Embung Bimomartani ini di bagi

menjadi dua yaitu sebagai berikut :

4.5.1.1 Jam kerja biasa

Jumlah hari kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari, sedangkan jumlah jam

kerja dalam 1 hari adalah 8 jam, kelebihan jam kerja tersebut dianggap sebagai

jam lembur. Perincian jam kerja biasa adalah sebagai berikut :

a. Pukul 08.00 – 12.00 WIB adalah jam bekerja

b. Pukul 12.00 – 13.00 WIB adalah jam istirahat

c. Pukul 13.00 – 17.00 WIB adalah jam bekerja

4.5.1.2 Jam Kerja Lembur

Jam kerja lembur dilakukan apa bila ada pekerjaan yang menuntut harus

segera diselesaikan agar target bagian pekerjaan tersebut tercapai. Jam kerja

lembur di mulai pukul 17. 2. B

4.5.2 Upah Kerja

Pembayaran upah tenaga kerja pada proyek pembangunan Embung Bimomartani

adalah sebagai berikut :

a. Tenaga kerja tetap, pembayaran upah dilaksanakan setiap akhir bulan,

b. Tenaga kerja honorer, pembayaran upah dilaksanakan setiap minggu.

Perincian pembayaran upah tenaga honorer sebagai berikut:

1) Mandor : Rp. 44,000,- / hari

(58)

43

3) Tukang batu : Rp. 42,500,- / hari

4) Kepala tukang besi : Rp. 43,500,- / hari

5) Tukang besi : Rp. 42,500,- / hari

6) Kepala tukang kayu : Rp. 44,500,- / hari

7) Tukang kayu : Rp. 44,050,- / hari

8) Pekerja : Rp. 41,500,- / hari

(59)

44 BAB V

BAHAN DAN PERALATAN

5.1 Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan dalam proyek Embung Bimomartani

harus sesuai dengan persyaratan yang ada pada dokumen pengadaan Dinas

Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral yaitu tentang

spesifikasi teknis pembangunan Embung Bimomartani.

Adapun bahan bangunan yang diperlukan yaitu Batu belah, Pasir, Air, Semen

Portland, Kayu dan Baja Tulangan.

5.1.1 Batu Belah

Batu belah yang digunakan dalam proyek Embung Bimomartani berasal

dari hasil galian Embung itu sendiri, hal ini dilakukan karena daerah

pembangunan Embung Bimomartani adalah daerah yang dulunya termasuk aliran

lahar dingin Gunung Merapi Yogyakarta.

(60)

45

Selain karena daerahnya termasuk aliran lahar dingin, penggunaan batu

yang berasal dari hasil galian embung juga karena lebih ekonomis, dan memenuhi

syarat dibandingkan jika harus membawa batu dari daerah lain. Adapun kendala

yang dihadapi jika menggunakan batu hasil dari galian adalah harus memecah lagi

batuan-batuan tersebut, karena ukuranya yang sangat besar.

5.1.2 Pasir

Pasir merupakan bahan bangunan yang berbentuk butiran-butiran batu

halus. Pasir yang baik untuk bahan bangunan adalah pasir yang sedikit kandungan

lumpurnya, bersih dari sampah organik , sampah kimia, bebas dari banjir serta

tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lain.

Biasanya pasir seperti ini didapat dari sungai atau hasil erupsi gunung berapi.

(61)

46

Dalam proyek Embung Bimomartani, pasir yang digunakan yaitu pasir dari hasil

galian embung itu sendiri, karena pasir tersebut baik dan sudah memenuhi

persyaratan sebagai bahan bangunan.

5.1.3 Air

Air merupakan bahan dasar dalam pembuatan kontruksi beton. Pada kontruksi

beton air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sehingga dapat menjadi bahan

perekat antara agregat halus(pasir), agregat kasar(kerikil) serta bahan campuran

beton lainnya. Air yang bagus untuk bahan bangunan adalah air yang layak untuk

diminum, atau yang memenuhi standar SNI yaitu sebagai berikut :

a. Air harus bersih

b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 2gr/liter.

c. Tidak mengandung lumpur minyak dan benda terapan lainnya yang bisa

dilihat secara visual.

d. Tidak mengandung garam yang dapat merusak beton (asam organik) lebih

dari 15 gr/liter.

e. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/liter

(62)

47

Gambar 5.1.3 : Air yang digunakan dalam pembangunan Embung Bimomartani.

Dengan demikian kontruksi yang baik dan kokoh diawali dengan pemilihan air

yang baik dan benar. Dalam proyek Embung Bimomartani air yang digunakan

berasal dari air aliran irigasi atau parit yang bersumber dari sungai krasak yakni

air yang berasal dari tempat tersebut.

5.1.4 Semen Portland

Semen portland adalah bahan ikat hidrolis yang memiliki sifat akan

mengeras bila dicampur dengan air. Semen portland biasa digunakan sebagai

bahan campuran pokok pembuatan beton, bahan untuk membuat adukan plesteran

(finishing) serta sebagai pengikat (spesi) pasangan batu untuk dinding. Pada

pembangunan Embung Bimomartani menggunakan semen Portland merk semen

(63)

48

Syarat semen portland yang digunakan antara lain :

a) Merk semen yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan

kecuali dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Supervisi.

b) Semen harus didatangkan dalam keadaan baru dan asli dan dikirim

dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.

c) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus

disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan di tempat

yang tidak terkena air.

d) Kantong semen portland tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak atau

tingginya melampaui 2 meter.

e) Tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud

agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah

penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa

melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan

(64)

49

Gambar 5.1.4 : Semen Portland yang digunakan dalam pembangunan Embung

Bimomartani.

5.1.5 Kayu

Penggunaan kayu pada proyek ini adalah balok-balok kayu atau papan

(termasuk papan multiplex / kayu lapis) dan bambu. Kayu yang digunakan harus

lurus, bebas dari cacat (retak-retak, terpuntir, adanya mata kayu). Kayu atau

bambu yang digunakan harus kering benar, sehingga pada waktu digunakan tidak

terjadi penyusutan. Kayu dan bambu digunakan untuk kerangka bekisting. Pada

pembangunan Embung Bimomartani kayu yang digunakan adalah kayu sengon,

(65)

50

Gambar 5.1.5 : Kayu sengon.

5.1.6 Baja Tulangan

Baja tulangan merupakan bahan yang digunakan sebagai tulangan pada

konstruksi beton bertulang dan merupakan bahan utama yang dihitung untuk

memikul kekuatan tarik pada konstruksi beton bertulang.

Baja tulangan yang digunakan dalam proyek pembangunan Embung Bimomartani

ini adalah baja tulangan polos dan tulangan deform. Baja tulangan ini digunakan

tulangan baja polos berdiameter 8mm, 10mm, dan 12 mm dan baja deform yang

berdiameter 16 mm, 19 mm dan 22 mm yang berasal dari toko bangunan di kota

Yogyakarta.

5.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada embung bimomartani adalah sesuatu yang

dapat mempermudah jalanya pengerjaan. Adapun peralatan dalam proyek

Embung Bimomartani ini dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Alat bantu, Alat Tukang,

(66)

51 5.2.1 Alat Bantu

Alat bantu adalah alat untuk mempermudah atau meringankan beban

tenaga yang tidak perlu dilakukan alat berat.

5.2.1.1 Mesin Aduk Beton (Molen)

Molen merupakan alat bantu dalam mengaduk beton agar mempercapat

pekerjaan. Mesin ini digerakkan oleh tenaga mesin dan digunakan untuk

menghasilkan beton dalam jumlah kecil. Penempatan mesin aduk beton ini

diusahakan sedekat mungkin dengan tempat bahan campuran dan harus dekat

dengan pekerjaan. Hal ini untuk memanfaatkan waktu pengangkutan seefisien

mungkin. Pada proyek ini mesin aduk beton digunakan untuk pekerjaan

pengecoran dengan volume yang kecil.

(67)

52

Bagian penting dari molen adalah motor penggerak drum molen dan

sirip dalam drum molen. Motor penggerak berfungsi untuk menggerakkan drum

molen, sedangkan Drum molen merupakan tempat pengaduk behan-bahan adukan

beton atau spesi. Drum molen berputar pada porosnya karena tenaga gerak dari

motor penggerak. Untuk membolak-balikkan adukan atau mencurahkan adukan

beton digunakan “stang stir” yang dapat digerakkan tenaga manusia. Cara kerja

mesin aduk beton molen yaitu mesin penggerak dihidupkan sehingga drum

pengaduk berputar, lalu masukkan air, semen dan pasir sesuai perbandingan yang

ditentukan. Dengan adanya sirip-sirip dalam tabung aduk, bahan susunan adukan

beton akan teraduk dengan baik. Setelah bahan-bahan tercampur homogen,

kemudian silinder adukan diputar berlawanan arah jarum jam.

5.2.1.2 Ember

Ember dalam proyek Embung Bimomartani ini digunakan untuk

mengangkat hasil adukan semen dari Mesin Pengaduk(Molen) ke tempat para

tukang mengerjakan pasangan batu.

(68)

53 5.2.2 Alat Berat

5.2.2.1 Excavator

Ekskavator atau Mesin pengeruk adalah Alat berat yang terdiri dari batang,

tongkat, keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan

untuk penggalian (akskavasi). Rumah rumah diletakan diatas kereta bawah yang

dilengkapi Roda rantai atau Roda. Ekskavator kabel menggunakan Winch dan Tali

besi untuk bergerak. Ekskavator kabel adalah perkembangan alami dari

Penggaruk Uap dan sering disebut Power shovel. Semua gerakan dan fungsi dari

ekskavator hidrolik menggunakan aksi cairan hidrolik, dengan silinder hidrolik

dan motor hidrolik.

(69)

54

Dalam proyek Embung Bimomartani Excavator yang digunakan adalah

Exavator dengan menggunakan tenaga diesel engine dan full hydraulic system,

Bagian atas bisa berputar (swing) 360 derajat , roda rantai (track shoe), kapasitas

bucket 0,8 m3. Excavator disewa dari CV. Cahaya Indra Leksana dengan harga

sewa exavator dihitung per Jam dengan biaya Rp.160.000,- tanpa operator. Untuk

jasa operator Rp.150.000,-/hr/8jam+uang makan. Untuk penyewaan harian

minimal 8 jam, sedangkan untuk bulanan minimal 200 jam. Biaya angkut dalam

lingkup kota D.I.Yoyakarta sebesar Rp.1.500.000,- dengan menggunakan truck

traller.

5.2.2.2 Dozer

Dozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau

construction equipment) menggunakan Roda Karet serta dilengkapi dengan pisau

(dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk

menggali, mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban dan menimbun

(Digging, cutting/filling, pushing, spreading, grading, dan skidding). Untuk jarak

dorong yang effisiensi antara 25 – 40 meter jangan lebih dari 100 meter, jarak

mundur jangan terlalu jauh, bila perlu mendorong dilakukan dengan estafet,

(70)

55

Gambar 5.2.4 : Alat berat Bulldozer yang sedang istirahat.

Dalam proyek Embung Bimomartani Dozer disewa dari CV. Cahaya Indra

Leksana, Harga sewa per jam adalah Rp. 200.000,- dengan penyewaan harian

minimal 8 jam, bulanan minimal 200jam tanpa jasa operator, untuk sewa jasa

operator Rp.150.000,-/hr/8jam kerja+uang makan.

5.2.2.3 Breaker Excavator

Breaker excavator berfungsi sebagai alat pemecah batu, cara kerja alat ini

sama dengan excavator, hanya saja breaker excavator memiliki bucket yg

berbentuk breaker. Cara kerja breaker yaitu dengan menumbuk batu dengan jarak

pantul 2cm hingga batu itu pecah. Breaker ini bekerja bersamaan dengan

excavator pada saat penggalian, yakni excavator menggali batuan dan breaker

(71)

56

Gambar 5.2.5 : Breaker yang dipasang menggantikan bucket pada

excavator.

Dalam proyek embung Bimomartani, breaker disewa juga dari CV.

Cahaya Indra Leksana.

Gambar 5.2.6 : Breaker Excavator sedang bekerja memecah batu di belakang

Gambar

Gambar 1.1 : Denah lokasi Embung Bimomartani.
Tabel 6.1 Matrik SWOT
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Embung Bimomartani
Gambar 5.1.1 : Batu hasil galian Embung Bimomartani.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Form Rekap digunakan sebagai transaksi rekapitulasi data kehadiran siswa. dalam periode tertentu (harian, mingguan, bulanan atau

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Stabilitas Talud dan Bendung

e. Ketua Program Studi Teknik Sipil yang selanjutnya disebut Kaprodi adalah pimpinan tertinggi pada Program Studi Teknik Sipil. Kerja Praktik yang selanjutnya disebut KP adalah

Material yang digunakan sudah memenuhi syarata, adapun material yang digunakan yaitu pada proses pekerasan agregat A dan Untuk mendapatkan kualitas campuran yang

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rakhmat, hidayat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang berjudul “ Proyek

Network Planning CPM Proyek Pembangunan Hotel Grand Keisha, Yogyakarta setelah diterapkan Metode Crashing menggunakan Alternatif Penambahan Jam Kerja (Lembur)

 Salinan Laporan Kerja Praktek berupa fotokopi harus dilakukan pada jenis kertas HVS yang sama dengan naskah aslinya..  Khusus untuk lembar halaman Judul Laporan

Berdasarkan hal tersebut diatas permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah mengetahui berapakah modal kerja yang dibutuhkan pada Proyek Pembangunan