KERJA PRAKTIK
MANAJEMEN WAKTU, PERALATAN, TENAGA, DAN
BAHAN PADA PEMBANGUNAN EMBUNG BIMOMARTANI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Untuk mencapai derajat sarjana S-1
Program Studi Teknik Sipil
Disusun oleh :
SAIN CADITYA WAHYUDI 5105111044
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
iii
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik ini tidak merupakan
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
tertulis sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Januari 2014
iv
MOTTO
Semakin banyak orang yang meremehkanmu maka semakin banyak kesempatanmu untuk maju.
Life is chalenges.
Keindahan hidup ini adalah keputusanmu.
Marah dan sedihmu tak boleh lebih panjang daripada kegembiraanmu.
- Mario Teguh
What do women look of a man? How much your money and your car.
v
PERSEMBAHAN
Terucap kata syukur atas segala karunia yang telah diberikan Allah SWT,
sehingga Laporan kerja Praktik ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :
Allah SWT, jadikan hambaMu ini orang yang selalu menyukuri nikmatmu. Nabi Muhammad SAW, semoga pengikutmu ini bisa menjadikanmu
uswatun hasanah.
Bapak dan ibu tercinta, yang selalu memberikan dukungan moril dan
materil, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan.
Rantauna Redy Hermawan dan Sukaeli Gulo sebagai teman kelompok
kerja praktik di lapangan, terima kasih atas dukungan, kerjasama, dan
motivasinya.
Teman-teman di JOGIST yang selalu memberikan semangat dan motivasi. Rekan – rekan Teknik Sipil di Universitas Teknologi Yogyakarta dan di
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas ramat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini yang menjadi salah satu
syarat dalam meraih gelar Sarjana di Universitas Teknologi Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan kerja praktik, sehingga penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran, serta tanggapan yang berguna bagi laporan kerja praktik ini.
Selama penyususnan laporan kerja praktik penulis telah mendapatkan
bimbingan, dorongan, dan bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Bambang Hartadi, MM., PhD., CPA. Selaku Rektor Universitas
Teknologi Yogyakarta
2. Bapak Dr. Arief Hermawan, S.T.,M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi.
3. Bapak Adi Setiabudi Bawono, S.T., MT., selaku ketua Program Studi Teknik
Sipil sekaligus dosen pembimbing
4. Ibu Ratna Septi Hendrasari, S.T.,M.Eng., selaku Dosen pembimbing kerja
praktik di Universitas Teknologi Yogyakarta.
5. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi.
6. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan spiritual dan
material.
7. Bapak Maryono, Maryanto, dan Supriono, S.T., selaku pembimbing kerja
praktik di proyek pembangunan Embung Bimomartani.
8. Rekan-rekan Teknik Sipil di Universitas Teknologi Yogyakarta dan di proyek
vii
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil alamin, semoga
laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berguna
bagi penulis, dan seluruh pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, Januari 2014
vii
INTISARI
Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam/cekungan untuk menampung air dari hujan, parit, atau sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian pangan (hortikultura), perkebunan dan peternakan. Di Desa Bimomartani mayoritas penduduk setempat berprofesi sebagai petani dan peternak ikan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu pengelolaan air untuk menanggulangi kekurangan air di daerah pertanian, persawahan, dan perikanan dengan membangun kolam penampung air atau sering disebut embung.
Pengamatan ini merupakan pengamatan langsung di lapangan yang dilakukan di Embung Bimomartani, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Parameter yang diamati yaitu manajemen waktu, manajemen peralatan, manajemen tenaga, dan manajemen bahan. Pengamatan dilakukan selama 2 bulan di lapangan dengan melihat langsung proses pelaksanaan dan wawancara kepada Site menejer, Site Engineer, Pelaksana, dan Mandor, maupun staf teknik proyek yang bersangkutan untuk memperoleh data yang konkrit. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis SWOT, dan dari analisis SWOT didapatkan strategi-strategi yang harus diambil untuk menyelamatkan perusahaan dan proses pembangunan.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa proses pekerjaan dan pelaksanaan manajemen tidak sesuai dengan gambar rencana dan Time Schedule, hal ini karena adanya beberapa masalah dengan pembebasan lahan. Namun secara teknis sudah memenuhi RKS dan dokumen kontrak.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
1.6 Nilai dan Pembiayaan ... 6
1.7 Waktu Pelaksanaan Proyek ... 7
1.8 Ruang Lingkup Pengamatan ... 7
1.8.1 Lingkup Pengamatan ... 7
1.8.2 Tujuan Pengamatan ... 7
1.8.3 Manfaat Pengamatan ... 8
1.9 Metode pengumpulan Data ... 8
BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN ... 10
viii
2.2 Dasar-dasar Perencanaan ... 10
2.2.1 Dasar Perencanaan Bahan ... 11
2.2.2 Dasar Perencanaan Tenaga Kerja ... 14
2.2.3 Dasar Perencanaan Peralatan ... 15
2.2.4 Dasar perencanaan Waktu ... 16
2.3 Analisis SWOT ... 16
BAB III ORGANISASI PROYEK ... 19
3.1 Tinjauan Umum ... 19
3.2 Unsur Pokok Pelaksanaan Pembangunan ... 19
3.2.1 Pemberi Tugas (Owner) ... 19
3.3 Hubungan Kerja Antar Unsur-Unsur Pelaksana ... 29
3.3.1 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan konsultan ... 30
3.3.2 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan perencana ... 30
3.3.3 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan kontraktor ... 31
3.3.4 hubungan kerja antara kontraktor tugas dengan konsultan... 31
viii
3.6.2 Reporting ... 33
3.7 Struktur Organisasi Proyek ... 33
BAB IV ADMINISTRASI PROYEK ... 35
4.1 Tinjauan Umum ... 35
BAB V BAHAN DAN PERALATAN... 44
viii
5.2.2.3 Breaker Excavator ... 55
5.2.3 Alat Tukang ... 57
BAB VI ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK EMBUNG BIMOMARTANI ... 58
6.1 Analisis SWOT Bahan ... 58
6.1.1 Pemilihan bahan ... 58
6.1.2 Strategi analisis bahan ... 60
6.2 Analisis SWOT Peralatan ... 62
6.2.1 Pemilihan alat berat ... 62
6.2.2 Penempatan alat berat ... 62
6.2.3 Strategi analisis peralatan ... 63
6.3 Analisis SWOT Waktu ... 65
6.3.1 Manajemen waktu ... 65
6.3.2 Strategi analisis waktu ... 66
6.4 Analisis SWOT Tenaga ... 68
6.4.1 Pemilihan tenaga kerja ... 68
6.4.2 Penempatan tenaga kerja ... 69
6.4.3 Sistem koordinasi tenaga kerja ... 69
6.4.4 Strategi analisis tenaga kerja ... 70
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
7.1 Kesimpulan ... 73
7.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1 Matrik SWOT ... 57
Tabel 6.2.2 SWOT Bahan ... 60
Tabel 6.3.3 SWOT Peralatan ... 64
Tabel 6.4.2 SWOT Waktu ... 68
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi Proyek ... 4
Gambar 3.2 Struktur Organisasi ... 33
Gambar 5.1.1 Batu (Hasil Galian) ... 43
Gambar 5.1.2 Pasir (Hasil Galian) ... 44
Gambar 5.1.3 Air ... 46
Gambar 5.1.4 Semen Portland ... 48
Gambar 5.1.5. Kayu Sengon ... 49
Gambar 5.2.1.Alat Aduk Beton ... 50
Gambar 5.2.2 Ember ... 52
Gambar 5.2.3 Excavator ... 53
Gambar 5.2.4 Bulldozer ... 54
Gambar 5.2.5 Breaker ... 55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Diterima Kerja Praktik ... L1
Lampiran 2. Surat Selesai Kerja Praktik ... L2
Lampiran 3. Daftar Hadir Kerja Praktik ... L3
Lampiran 4. Laporan Harian ... L4
Lampiran 5. Laporan Mingguan ... L5
Lampiran 6. Rencana Mutu Kontrak ... L6
Lampiran 7. Dokumen Penawaran ... L7
Lampiran 8. Time Schedule ... L8
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan air dari tahun ke tahun akan semakin meningkat, namun hal
tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih yang makin lama
makin berkurang. Dusun Bimomartani, Ngemplak, Sleman merupakan daerah
dataran tinggi. Ketersediaan air berubah-ubah sesuai musim yang sedang
berlangsung, ketika musim kemarau ketersediaan air berkurang dan ketika musim
hujan ketersediaan air melimpah. Untuk menyiasati hal ini maka dibangunlah
bangunan penampung air berupa embung untuk menampung aliran air yang
berasal dari sungai Krasak yakni Embung Bimomartani. Embung ini nantinya
akan dimanfaatkan sebagai sumber pengairan untuk perikanan air tawar di
Kec.Ngemplak sleman.
Dengan pembuatan embung di kawasan tersebut nantinya diharapkan
bisa membantu para petani dan peternak ikan untuk meningkatkan
produktifitasnya. Seiring dengan peningkatan produktifitas para peternak ikan dan
petani, diharapkan bisa menunjang kemajuan ekonomi penduduk setempat dan
dapat menunjang kebutuhan pasokan ikan didaerah tersebut, dan di ekspor ke
2 1.2 Tujuan pembangunan
Pembangunan Embung Bimomartani di Dusun Banjarharjo ini sangat
dibutuhkan masyarakat di sekitar daerah tersebut terutama pada musim kemarau
panjang. Tujuan secara umum Pembangunan Embung Bimomartani ini adalah:
a. Menampung air hujan dan aliran perukaan (run off) pada wilayah
sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan seperti
penampungan air parit yang berasal dari sungai Krasak.
b. Menyediakan sumber air untuk pengairan tanaman di musim kemarau.
c. Meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam, dan pendapatan
petani di lahan tadah hujan.
d. Mengaktifkan tenaga kerja petani dan peternak pada musim kemarau
sehingga tetap bisa beraktivitas secara normal dengan hasil panen
yang stabil.
e. Mencegah atau mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan
resiko banjir.
f. Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.
1.3 Gambaran umum
Gambaran umum proyek menjelaskan tentang pembangunan bangunan
Embung Bimomartani yang berlokasi di Jl. Cangkringan km 8 Dusun Banjarharjo,
Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Daerah lokasi
3
pembuatan jalan sementara. Selain itu daerah sekitar tersebut merupakan daerah
persawahan penduduk setempat sehingga perlu sosialisasi perizinan penggunaan
lahan untuk pembuatan jalan sementara menuju proyek pembangunan embung.
Bangunan ini didirikan diatas tanah seluas 5000 m2, milik
Pemerintah dan sebagian milik warga yang sudah dipindah kepemilikannya
menjadi milik Negara. Untuk pembiayaan proyek berasal dari Dinas Pekerjaan
Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas PUP/ESDM)
Provinsi Daerah Istmewa Yogyakarta. Dana proyek tersebut merupakan dana
APBD Tahun 2013 Provinsi DIY.
1.4 Lokasi dan situasi
Pembangunan Embung Bimomartani berada di Jl. Cangkringan km 8
dusun Banjarharjo, Bimobartani, Gemplak, Sleman, Yogyakarta. Dengan luas
lahan 5000 m2 dengan keadaan topografi tanah miring.
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi Embung adalah:
a. Berada di aliran sungai
b. Berada didekat Persawahan dimana merupakan salah satu tempat
pengairan bagi embung nantinya.
c. Dekat dengan jalan raya, dimana jarak antara embung dengan jalan
raya berkisar 50m, ini memudahkan kendaraan alat berat dalam
4
Adapun lokasi proyek dan batas-batas lahan masing-masing sisi adalah:
a. Sebelah Barat : Persawahan
b. Sebelah Timur : Kandang ayam, sawah, dan Swalayan.
c. Sebelah Utara : Persawahan dan sungai
d. Sebelah Selatan : Persawahan dan sungai.
5 1.5 Data teknis
Data teknisi Proyek Pembangunan Embung Bimomartani adalah sebagai
berikut:
a. Lokasi
Lokasi Embung Bimomartani terletak di Dusun Banjarharjo. Daerah
tersebut merupakan daerah persawahan penduduk setempat sehingga
perlu sosialisasi perizinan penggunaan lahan untuk pembuatan jalan
sementara menuju proyek pembangunan embung.
b. Teknis dan Pelaksanaan
Pembangunan embung secara teknis meliputi beberapa hal, antara lain:
1) Terdapat sumber air yang dialirkan dari sungai Krasak
2) Terdapat alur/cekungan-cekungan tempat melintas atau
berkumpulnya air, sehingga lokasi tersebut secara alami
sudah kedap air, memudahkan menampung air dan tidak
banyak memerlukan biaya untuk galian dan pembuatan
tanggul
3) Memiliki kemiringan lahan yang cukup untuk mengalirkan
air.
4) Tersedianya dana dari dinas PUP/ESDM DIY yang
ditunjuk sebagai pelaksana adalah PT. Citra Mataram
Konstruksi dengan konsultan pengawas CV. Jana
6
5) Pelaksanaan proyek secara berkesinambungan sampai
selesai pada tahap PHO.
1.5.1 Elevasi Bangunan
Elevasi-elevasi bangunan terbagi menjadi ;
a. Lantai sisi hilir : +338.133 dimana lantai beton hanya pada
bagian hilir yakni sepanjang 20m dari bangunan pelimpah.
b. Lantai sisi hulu : +338.67
c. Muka air Normal : +342.63
d. Muka air Banjir : +343.13
e. Kemiringan bangunan pelimpah 1 : 1
1.5.2 Struktur Bangunan
Struktur bangunan adalah struktur utama bangunan yang berfungsi
untuk pendukung kekuatan bangunan. Data struktur bangunan pada proyek
pembangunan Embung Bimomartani Yogyakarta adalah sebagai berikut:
a. Struktur Bawah : Pondasi beton.
b. Struktur Dinding : Pasangan batu kali, Plester, Acian luar, dan
Cat.
1.6 Nilai dan Pembiayaan
Dalam pembangunan proyek Embung Bimomartani ini mulai tahap
awal hingga bangunan berdiri dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya
membutuhkan biaya dengan estimasi total sebesar ± Rp 3.256.014.000,00 (tiga
miliar dua ratus lima puluh enam juta empat belas ribu rupiah) dimana untuk
7
dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas PUP/ESDM) Provinsi Daerah Istmewa
Yogyakarta. Dana proyek tersebut merupakan dana APBD Tahun 2013 Provinsi
DIY.
1.7 Waktu Pelaksanaan Proyek
Waktu pelaksanaan proyek pembangunan Embung Bimomartani mulai
dari pekerjaan persiapan dimulai dari tanggal 30 Mei 2013 sampai 27 Oktober
2013. Jika waktu pelaksanaan proyek bobot pekerjaan kurang dari Time Schedule
yang direncanakan maka pihak kontraktor harus mengejar ketertinggalan
pekerjaan, dengan cara menambah jumlah pekerja atau menambah jam kerja
(lembur).
1.8 Ruang Lingkup Pengamatan 1.8.1 Lingkup pengamatan
Lingkup pengamatan meliputi pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan persiapan ( Pengukuran, Pembersihan, dan Pembuatan
jalan).
b. Pekerjaan galian, dewatering, lantai, dan pemasangan dinding.
c. Manajemen proyek (waktu, tenaga, alat, dan bahan).
1.8.2 Tujuan pengamatan
Tujuan pengamatan tentang manajemen proyek embung Bimomartani
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen waktu.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen peralatan.
8
d. Untuk mengetahui bagaimana memanajemen bahan.
1.8.3 Manfaat pengamatan
Manfaat dari pengamatan ini yaitu :
a. Untuk menambah pengalaman dilapangan tentang bagaimana cara
memanajemen waktu.
b. Untuk mengetahui cara memanajemen peralatan.
c. Untuk mengetahui cara memanajemen tenaga dan bahan.
1.9 Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan
langsung yang berhubungan dengan proses pekerjaan kepada pembimbing
kerja praktek di lapangan yaitu Site menejer, Site Engineer, Pelaksanan,
dan Mandor, maupun staf teknik proyek yang bersangkutan untuk
memperoleh data dan informasi dalam pembangunan proyek.
b. Observasi
Observasi yang dilakukan dengan mengamati secara langsung proses
pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek. Hal ini untuk mengetahui
prosedur pelaksanaan yang dipakai dalam pekerjaan mulai dari tahap
9
c. Dokumentasi
Gambar kerja diambil langsung di lapangan maupun gambar kerja dari
pihak proyek.
d. Studi Literatur
Studi literature dilakukan dengan mencari dan memahami literatur dan
10 BAB II
DASAR-DASAR PERENCANAAN
2.1Tinjauan umum
Perencanaan adalah suatu proses penentuan pelaksanaan suatu proyek agar
berjalan dengan baik dan lancar. Perencanaan sangat penting dalam suatu proyek
karena perencanaan menjadi patokan dalam pelaksanaan apabila dalam
pelaksanaan terjadi kesalahan. Perencanaan Manajemen Embung dibuat sesuai
dengan data-data sebagai berikut :
a. Gambar perencanaan
b. Lama waktu kontrak
c. Ketersediaan alat dan bahan
d. Hitungan struktur dan non struktur
e. Rencana anggaran biaya
f. Kondisi dan situasi di lapangan
g. Efisiensi kerja
2.2Dasar-dasar perencanaan
Dasar-dasar perencanaan adalah acuan dalam perencanaan yang digunakan
untuk memanajemen waktu, tenaga, peralatan dan bahan agar dalam
pelaksanaanya menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan dan teratur sehingga
tidak terjadi kesalahan teknis dalam pembangunan embung. Dasar perencanaan
manajemen Embung Bimomartani tercantum dalam Dokumen Pengadaan Dinas
11
No.602/016/09-April-2013 tentang pengadaan pekerjaan kontruksi
PEMBANGUNAN EMBUNG BIMOMARTANI Kabupaten Sleman.
2.2.1 Dasar Perencanaan Bahan
a. Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran
plastik kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan
untuk bendungan permanen.
b. Pekerjaan Saluran Pengelak
1) Pasangan Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu , batu harus
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu
kali yang di pecah salah satu sisinya tidak rapuh, tidak keropos,
tidak berpori.
c. Batu harus rata ,lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan
tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih.
e. Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5
t/m3 dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm.
batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah salah
12
Komitmen (PPK), dan digunakan bersama-sama dengan batu
belah.
f. Terkecuali diperintahkan lain oleh PPK, batu harus memiliki
ketebalan kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu
setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu
setengah kali lebarnya.
2) Pasir
a. Pasir lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai
atau sumber lain yang telah disetujui oleh PPK.
b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah
organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak
terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam
dan lain-lain yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
c. Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
1) Penutupan Sungai secara vertikal
a. Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah
material qua ry, baik quary lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton
maupun sebagai batuan urug yang terselaksi yang digunakan
dari bongkah besar dengan berat 1 – 5 ton.
b. Material yang digunakan untuk penutupan-penutupan penting
adalah beton, baik yang bentuk kubus maupun struktur yang
13
c. Berat volume untuk material kapur (ρ = 2,1) akan 3 kali lebih
besar dari material basalt (ρ = 2,9), atau blok beton (ρ = 2,4)
akan memerlukan 60% lebih berat dari blok granit ( ρ = 2,7).
d. Bentuk kubus akan lebih baik dalam aliran turbulen dan
superkritis dan bentuk kerakal akan lebih baik untuk
kondisi-kondisi lainnya.
2) Penutupan Sungai Secara Horizontal
a. Material urugan batu yang diklasifikasi atau blok beton harus
lebih diperkatat, sejumlah besar material lebih sesuai untuk
material kuari daripada untuk beton mana yang lebih ekonomis
untuk digunakan blok beton yang besar.
b. Pemilihan material berdasarkan elevasi terendah dan tidak
sama dengan elevasi rata-rata.
c. Material penutupan horizontal terdiri dari batuan atau beton.
d. Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah
material qua ry, baik quary lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton
maupun sebagai batuan urug yang terselaksi yang digunakan
dari bongkah besar dengan berat 1 – 5 ton.
d. Pekerjaan Bendung Pengelak
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran
plastic kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan
14 2.2.2 Dasar perencanaan tenaga kerja
Dalam perencanaan perekrutan tenaga kerja, proyek Embung Bimo
Martani mensyaratkan spesifikasi sebagai berkut :
a. Site Manager : 1 (satu) orang, Pendidikan minimal :
1) S2 Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 1 (satu) Tahun pada
Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya
Air; atau
2) S1 Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 2 (dua) Tahun pada Bidang
Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya
Air; atau
3) D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 5 (lima) Tahun pada Bidang
Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya
Air;
b. Site Engginer : 2 (Dua) orang, Pendidikan Minimal :
D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 4 (empat) Tahun pada
Bidang Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber
Daya Air;
c. Pelaksana Lapangan : 2 (Dua) orang, Pendidikan Minimal :
1) D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 3 (tiga) Tahun pada Bidang
Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Pelaksana
15
2) STM/SMK Bangunan, Pengalaman 5 (lima) Tahun pada Bidang
Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Pelaksana
saluran irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi,
d. Surveyor: 1 (satu) orang Pendidikan minimal:
1) D III Teknik Sipil/Keairan/ DIII Geodesi, Pengalaman 3 (tiga) Tahun
pada Bidang Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang
Juru ukur atau teknisi survey pemetaan; atau
2) STM/SMK Bangunan, Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang
Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Juru ukur atau
teknisi survey pemetaan.
e. Logistik: 1 (satu) orang Pendidikan minimal SMK/STM/SMA,
Pengalaman 3 (tiga) Tahun,
f. Administrator: 1 (satu) orang Pendidikan Minimal SMK/STM/SMA,
Pengalaman 2 (dua) Tahun.
2.2.3 Dasar Perencanaan Peralatan
Dalam pembangunan Embung Bimomartani kontraktor disyaratkan
memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan
16 2.2.4 Dasar Perencanaan Waktu
Dalam pelaksanaan pembangunan Embung Bimomartani, kontraktor di
beri waktu pengerjaan sesuai dengan kontrak kerja yaitu selama 150 hari kalender,
yaitu sesuai persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan
Pembangunan Embung Bimomartani. Sehingga dalam merencanakan time
scandule berpatokan dengan waktu kontrak tersebut.
2.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor
kekuatan(Strength) dan kelemahan (Weakness).Sementara, analisis eksternal
17
Tabel 6.1 Matrik SWOT
Keterangan:
a. Comparative Advantages
Comparative Advantages merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan
peluang sehinggamemberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebihcepat.
b. Mobilization
Mobilization merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukanupaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah
ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
c. Divestment/Investment
Divestment/Invest mentmerupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan
peluang dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang
kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan
18
yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi
lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
d. Damage Control
Damage Control merupakan kondisi yang paling lemahdari semua kondisi, karena
merupakanpertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan
karenanyakeputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi
organisasi. Strategiyang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan
19 BAB III
ORGANISASI PROYEK
3.1 Tinjauan Umum
Orgaisasi proyek adalah suatu system koordinasi dalam sebuah proyek,
organisasi ini dibentuk oleh pihak owner untuk kelancaran dalam pelaksanaan
proyek agar menghasilkan tim kerja yang solid dan efisien. Selain itu dengan
adanya organisasi ini maka tidak semua permasalahan ditangani oleh satu orang
sehingga dengan adanya pembagian tugas itu maka suatu divisi akan bertanggung
jawab terhadap bagian pekerjaannya sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang
baik dan tepat waktu.
3.2 Unsur Pokok Pelaksanaan Pembangunan
Unsur pokok dalam pelaksanaan pembangunan adalah pihak-pihak penting
yang ikut bertanggung jawab dalam proses pelaksanaan.
3.2.1 Pemberi Tugas (owner)
Pemberi tugas adalah pihak yang memiliki proyek dan berperan sebagai
pemberi dana serta sebagai penentu dari sasaran suatu proyek. Pemilik proyek
berbentuk perseorangan, swasta maupun pemerintahan. Dalam proyek Embung
Bimomartani pemilik proyeknya adalah Dinas pekerjaan umum, perumahan, dan
energy sumber daya mineral Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugas dan wewenang
pemilik proyek adalah:
a. Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk terwujudnya suatu
20
b. Memilih kontraktor pelaksana pengawas proyek yang telah terpilih
melalui penunjukkan atau melalui mekanisme lelang.
c. Membuat acuan perencanaan dengan dibantu oleh konsultan
perencana guna mewujudkan gagasan yang ada.
d. Mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu, waktu pelaksanaan,
biaya, sanksi dan denda terhadap pelanggar kontrak.
e. Mengusahakan agar pelaksanaan proyek dapat selesai tepat pada
waktunya.
f. Menetapkan pekerjaan tambah serta kurang dengan pertimbangan dan
saran yang diberikan oleh Konsultan Pengawas ( MK ).
g. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara
bawahannya dengan pihak pemborong.
h. Menerima laporan tentang kemajuan pelaksanaan proyek dari
pelaksana proyek.
i. Menerima dan memeriksa berita acara penyerahan proyek.
j. Mengesahkan semua biaya pembayaran kepada pelaksana sesuai
21 3.2.2 Perencana
Perencana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang
memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan, atau memberikan
konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang
sesuai dengan keinginan pemilik. Perencana dapat berupa perseorangan atau
perseroan yang berbadan hukum.
Tugas dan wewenang perencana adalah:
a. Membuat rancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan owner yang
meliputi gambar rencana, RKS, hitungan struktur dan RAB.
b. Memberikan konsultasi dan pertimbangan kepada owner mengenai
rancangan yang akan dibuat.
c. Membuat gambar rencana yang telah disepakati dengan sedetail
mungkin.
d. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
3.2.3 Pengawas (Supervisi)
Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang telah diangkat oleh
pemberi tugas/owner untuk bertindak sepenuhnya mewakili pemberi tugas
dalam memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dalam batas-batas yang ditentukan baik secara teknis maupun secara
administratif. Yang bertindak sebagai konsultan pengawas di proyek Embung
22
Tugas dan wewenang pengawas adalah:
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawas, dengan masukan hasil
rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
konstuksi yang dibuat oleh kontraktor.
f. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama
dan kedua pekerjaan konstruksi.
g. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop dra wing) yang diajukan oleh
kontraktor.
h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.
i. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan
23
j. Bersama Konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung.
k. Membantu pengelola proyek dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.
i. Membantu pengelola proyek mengurus sampai mendapatkan IPB (Ijin
Penggunaan Bangunan) dari Pemerintah Daerah Tingkat II setempat.
3.2.4 Pelaksana (Kontraktor)
Kontraktor pelaksana adalah pemenang lelang atau dipilih melalui
penunjukan yang dapat berupa perorangan atau badan hukum, yang telah
ditetapkan olek pihak pemilik proyek dan telah pula menandatangani Surat
Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor bekerja dengan mengacu pada gambar
kerja (bestek), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang telah disusun.
Kontraktor dalam proyek Embung Bimomartani adalah PT.Citra Mataram
Kontruksi.
Tugas dan kewajiban pelaksana adalah:
a. Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan
mandor-mandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan.
b. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada
pengawas setiap ada perubahan.
c. Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila rusak
dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat tersebut dan
24
d. Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan.
e. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk,
volume, mutu, dimensi dan lain-lainnya dari bagian-bagian pekerjaan.
f. Memilih dan menetapkan metode pelaksanaan konstruksi (MPK) yang
akan dipakai.
g. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan
rencana-rencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian
internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian
waktu dan mutu.
h. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
Susunan organisasi kontraktor adalah:
3.2.4.1.Site Manager
Site Manager adalah seorang yang ditugaskan oleh perusahaan sebagai
wakilnya untuk melaksanakan pekerjaan secara keseluruhan (pekerjaan fisik
dan administrasi), dari awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan
pekerjaan. Site Manager bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan kepada perusahaan dan pengguna jasa. Dalam proyek
pembangunan Embung Bimomartani ini yang bertugas sebagai Site Manager
adalah Bapak Ir.Sudiro Pramana Sidi. Beliau memiliki SKA Bidang Sipil, Sub
Bidang Sumber Daya Air sehingga memenuhi kualifikasi sebagai Site Manager.
25
a. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan.
b. Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RPAPP (Rencana
Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Proyek).
c. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak.
d. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek.
e. Memberikan pengarahan dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan
proyek.
f. Melakukan negosiasi dengan sub kontraktor/suplier bersama UPP (Unit
Penentuan Pembelian) dan Kepala Divisi.
3.2.4.2.SiteEngineer
Site Engineer bertugas untuk membuat re-desain gambar-gambar
bangunan pekerjaan beserta perhitungannya, pembuatan Time Schedule dan
memonitor progress pelaksanaan, pengendalian mutu, waktu, biaya, dan
kuantitas pekerjaan. Dalam proyek Embung Bimomartani memiliki 2 site
engineer yaitu Bapak Ferdinan,S.T, dan Bapak Supriyanto,S.T. beliau memiliki
Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi dan memiliki SKA
Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air.
Tugas dan wewenang site engineer adalah :
a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya perencanaan pelaksanaan di
26
b. Bertanggung jawab atas terselenggaranya proses pengendalian mutu,
waktu, biaya dan kuantitas pekerjaan.
c. Bertanggung jawab atas terselenggaranya administrasi teknik.
d. Membina dan meningkatkan kualitas SDM personil di lapangan.
e. Mengkoordinir pengadaan gambar kerja/pelaksanaan.
f. Membuat dan mengusulkan kepada Site Manager tentang jadwal
pelaksanaan, jadwal tenaga, jadwal alat dan jadwal bahan.
g. Bertanggung jawab atas penghitungan volume pekerjaan dan penyusunan
re-desain.
h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan di lapangan.
3.2.4.3.Pelaksana Lapangan
Pelaksana Lapangan bertugas mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dan
membagi tugas tersebut kepada pelaksana-pelaksana, Pelaksana Lapangan
bertanggung jawab kepada SiteManager atas semua pelaksanaan pekerja fisik di
lapangan, pengelolaan sumber daya yang ada serta pemeriksaan mutu bahan
yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam proyek embung
Bimomartani ini memiliki 2 Pelaksana yaitu Bapak Maryono dan Bapak
Maryanto. Beliau berpendidikan lulusan STM/SMK Bangunan, Pengalaman 5
(lima) Tahun pada Bidang Konstruksi, dan memiliki SKT Bidang Sipil, Sub
27
Tugas dan kewajiban pelaksana utama adalah :
a. Menyusun program pelaksanaan secara periodik berdasar jadwal waktu
pelaksanaan
b. Menyusun Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
c. Menyiapkan tenaga kerja, peralatan serta bahan yang dibutuhkan sesuai
jadwal harian.
d. Memonitor kebutuhan alat, bahan dan tenaga dan melaporkan pada Site
Manager.
e. Melakukan pencatatan dan pengukuran hasil kerja/opname pekerjaan
f. Menerapkan tindakan pengamanan terhadap kemungkinan hambatan atas
pelaksanaan.
g. Menerapkan Rencana Kerja yang telah ditentukan oleh Site Manager.
3.2.4.4.Surveyor
Surveyor bertugas untuk melakukan uitset/pengukuran awal,
menentukan data ukur untuk dibuat gambar kerja, mengkontrol elevasi bangunan
yang dikerjakan agar tetap sesuai dengan rencana. dan bertanggung jawab pada
Pelaksana Utama/Site Manager. Surveyor dalam proyek Embung Bimomartani
adalah Bapak Suryadi. Beliau berpendidikan lulusan STM/SMK Bangunan,
Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi, dan memiliki SKT
28
Tugas dan kewajiban surveyor adalah:
a. Membuat analisa harga satuan pekerjaan.
b. Melakukan perhitungan pekerjaan tambah kurang.
c. Bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan.
d. Bersama dengan team proyek melaksanakan negosiasi pekerjaan
lapangan.
e. Menyiapkan data-data perusahaan dengan baik.
3.2.4.5.Administrator teknik
Administrator teknik bertugas dan bertanggung jawab atas semua kegiatan
administrasi, secara intern maupun ekstern ( pembuatan semua bentuk laporan)
yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, dari awal
pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan. Administrasi
bertanggung jawab kepada Site Manager.Administrator Teknik dalam proyek
Embung Bimomartani adalah Bapak Sungsang Tri Purboyo,S.T. Beliau
berpendidikan lulusan STM, pengalaman 2 (dua) tahun.
Tugas dan kewajiban administrasi adalah:
a. Mempersiapkan data seluruh karyawan yang ada di proyek.
b. Menangani seluruh surat-surat intern dan ekstern perusahaan.
c. Mengarsipkan seluruh data tersebut diatas dengan baik.
29 3.2.4.6.Logistik
Logistik bertugas menyiapkan kebutuhan material dan bahan yang akan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dan bertanggung jawab kepada Pelaksana
Utama / Site Manager.Yang bertugas sebagi logistik dalam proyek Embung
Bomomartani adalah Bapak Teguh Haryana, pendidikan terakhir STM,
pengalaman 3 (tiga) tahun.
Tugas dan kewajiban logistik adalah :
a. Menyediakan segala material yang akan digunakan di lapangan secara
periodik.
b. Menyediakan segala peralatan yang akan digunakan di lapangan secara
periodik.
c. Mencatat keluar masuk bahan / peralatan di lapangan.
3.3 Hubungan Kerja Antar Unsur-Unsur Pelaksana
Keberhasilan dari suatu proyek sangat bergantung pada kerjasama antar
unsur-unsur yang terkait, pengaturan masing-masing unsur serta pembagian kerja
yang tertib, teratur dan terkoordinir dalam mengerjakan proyek tersebut.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi adalah pemberi tugas
(owner), perencana, konsultan dan kontraktor. Hubungan antara pemberi tugas,
30
Ikatan Kotrak
Ikatan Konsultasi
Ikatan Koordinasi
Gamabar 3.1 Unsur Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi
3.3.1 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan konsultan
Hubungan antara pemberi tugas dengan konsultan diatur sesuai
ikatan kontrak kerja. Konsultan perencana bertugas merencanakan desain
sesuai yang diinginkan pemilik dan konsultan berhak mendapatkan biaya jasa
atas konsultasi yang diberikan sesuai ikatan dalam perjanjian kontrak.
3.3.2 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan perencana
Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana diatur sesuai
ikatan kontrak kerja. Perencana berkewajiban membuat perencanaan
bangunan secara lengkap serta memberikan layanan konsultasi yang diminta
oleh pemberi tugas dimana produk yang dihasilkan berupa Shop Dra wing dan
RKS(Rencana Kerja dan Syarat), sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di Pemberi tugas (Owner) :
Dinas PUP/ESDM
Konsultan pengawas:
CV.Jana Konsultan
Kontraktor :
31
lapangan berdasarkan perencanaan tersebut. Sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh perencana.
3.3.3 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan kontraktor
Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana diatur sesuai
ikatan kontrak kerja. Kontraktor menyatakan kesanggupannya untuk
melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi tugas dan kesanggupan
pemilik untuk membayar hasil kerja kontraktor sesuai dengan kontrak yang
telah disetujui bersama.
3.3.4 Hubungan kerja antara kontraktor dengan konsultan
Hubungan kontraktor dan konsultan yaitu saling koordinasi dalam
pelaksanakan pembangunan. Apabila dalam proses pembangunan kontraktor
mengalami kesulitan maka kontraktor berhak berkonsultasi kepada konsultan,
sedangkan konsultan berkewajiban memberikan solusi atas permasalahan
tersebut. Begitu pula dengan konsultan, konsultan berhak menegur kontraktor
apabila dalam pelaksanaan terjadi ketidak sesuaian dengan gambaran
perencanaan.
3.4 Pengawasan
Dalam pelaksanaan suatu proyek pengawasan sangat penting guna mencegah
terjadinya penyimpangan atau penyelewengan dana, dan untuk mencegah
32 3.5 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai, evaluasi
kinerja, dan langkah perbaikan apabila diperlukan. Proses ini bisa dilakukan
apabila telah ada kegiatan perencanaan sebelumnya, karena esensi pengendalian
adalah membandingkan apa yang seharusnya terjasi dengan apa yang telah terjadi.
Varian kedua kegiatan tersebut mencerminkan potret diri dari proyek tersebut.
3.5.1 Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah pengendalian yang dilakukan antara pihak
pemilik proyek terhadap kontraktor, yaitu penugasan mengawasi langsung
pelaksanaan di lapangan agar yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
3.5.2 Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek adalah usaha sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai dengan sasaran perencanaan dan menganalisis adanya penyimpangan
antara pelaksanaan dan standar perencanaan.
3.5.3 Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu adalah proses-proses yang diperlukan untuk
memastikan penyelesaian pembangunan tepat waktu dan dengan sesuai biaya
yang direncanakan.
3.5 Koordinasi
Untuk mengetahui kemajuan suatu proyek perlu diadakan rapat koordinasi
33 3.5.1 Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi membahas permasalahan yang ada yaitu
permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan
proyek. Rapat koordinasi yang dilakukan bersifat insidentil, yaitu rapat diadakan
jika timbul masalah dalam pelaksanaan proyek dan harus segera dipecahkan.
3.5.2 Reporting
Reporting (Laporan Prestasi Kerja) yang dilakukan dalam proyek ini
adalah laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
a. Laporan Harian merupakan segala kegiatan pekerjaan yang dilakukan
pada hari tersebut.
b. Laporan Mingguan berisi kegiatan harian selama satu minggu dan
masalah-masalah atau hambatan yang terjadi.
c. Laporan Bulanan merupakan rekapitulasi dari Laporan Mingguan
yang disertai laporan visual yang berupa foto-foto proyek.
3.6 Struktur Organisasi Proyek
Dalam menjalankan tugasnya, kontraktor pelaksana bekerja dalam sebuah
organisasi yang memungkinkan komponen-komponen organisasi tersebut dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal tersebut merupakan modal awal untuk
dapat bekerja sama dengan unsur-unsur proyek yang lain.
Struktur organisasi kontraktor proyek pembangunan embung Bimomartani
34
35 BAB IV
ADMINISTRASI PROYEK
4.1 Tinjauan umum
Administrasi merupakan kegiatan administratif suatu proyek dalam
mengelola keuangan, berita acara, dan dokumentasi. Administrasi ini sangat
penting guna terselenggaranya pengendalian proyek.
4.2 Laporan Kerja
Laporan kerja adalah suatu penyampaian informasi tertulis kepada
pimpinan yang mencakup perkembangan pekerjaan, yang memuat uraian
penyimpangan pelaksanaan di lapangan dan perkembangan baru yang timbul di
lapangan.
Fungsi laporan adalah:
a. Laporan disampaikan kepada pimpinan merupakan tanggung jawab yang
harus disampaikan oleh bagian administrasi.
b. Laporan merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan oleh seorang
pemimpin untuk mengetahui jalanya suatu proyek.
Di bawah ini akan diuraikan secara singkat dan jelas mengenai
masing-masing jenis pelaporan yang disampaikan, terdiri dari laporan harian, laporan
36 4.2.1 Laporan Harian
Laporan harian pada embung ini berisi tentang perkembangan pekerjaan
yang dapat dicapai dalam waktu satu hari. Laporan ini dibuat oleh kontraktor yang
selanjutnya diisi oleh pelaksana lapangan sesuai jalannya pekerjaan.
Pada dasarnya hal-hal yang dilaporkan antara lain :
a. Hari dan tanggal pembuatan laporan.
b. Keadaan cuaca
c. Jam kerja
d. Penilaian jumlah tenaga kerja dan pekerjaan
e. Perincian jumlah material yang didatangkan, dan resume pekerjaan hari ini.
Keuntungannya yang diperoleh dari adanya laporan harian ini adalah
apabila suatu waktu mendatang terjadi hal-hal yang memaksa untuk melihat
kembali data-data maka akan memudahkan untuk menelusurinya, dan apabila
terjadi perubahan ataupun hambatan dapat secepatnya diketahui. Laporan harian
pada proyek pembanguan embung Bimomartani dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.2.2 Laporan Mingguan
Laporan mingguan pada embung merupakan laporan yang disusun setiap
minggunya. Laporan ini berisi tentang kemajuan proyek yang dicapai dalam
37
ini antara lain adalah resume target prestasi yang telah dicapai dalam waktu satu
minggu.
Laporan ditandatangani oleh pengawas proyek, pelaksana, dan pengelola
teknis proyek. Pada dasarnya laporan mingguan ini berisi hal-hal sebagai berikut:
a. Jenis pekerjaan yang telah dikerjakan atau diselesaikan
b. Volume dan prosentase pekerjaan dalam mingguan yang lalu
c. Prosentase kemajuan pekerjaan sampai dengan minggu ini
d. Kendala yang dihadapi selama satu minggu itu dan bagaimana cara
mengatasinya
Laporan mingguan ini berguna untuk mengukur prestasi pekerjaan yang
telah tercapai selama 7 (tujuh) hari kerja dan merupakan fungsi kontrol prestasi.
Laporan mingguan pada poyek pembanguan embung dapat dilihat pada Lampiran
4.2.3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada embung merupakan laporan selama 4 (empat)
minggu berturut-turut dalam satu bendel laporan yang pada setiap bulannya
diajukan kepada direksi untuk dimintakan persetujuan kemudian direkapitulasi.
Laporan bulanan ini dilengkapi dengan foto-foto sebagai dokumentasi atas
pelaksanaan pekerjaan selama satu bulan. Laporan bulanan ini berisi tentang :
a. Schedule pekerjaan yang berisi rencana pelaksanaan dan realisai pekerjaan.
b. Pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c. Tenaga kerja dan peralatan yang telah digunakan.
38
e. Pelaksanaan pengecoran dalam bulan tersebut.
f. Jumlah volume galian ataupun urugan pada bulan tersebut.
g. Prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Laporan kerja yang digunakan pada proyek pembangunan Embung Bimomartani
adalah Laporan Harian, Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan.
4.3 Rencana Kerja
Rencana kerja dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan pengawas
proyek yang berisi tentang pelaksanaan pekerjaan beserta waktu yang dibutuhkan.
Rencana kerja dibuat setelah menandatangani kontrak selambat-lambatnya satu
minggu sebelum pekerjaan dimulai. Apabila terjadi perubahan harus meminta
persetujuan pengawas dengan alasan yang kuat dan disertai bukti dan perhitungan
yang tepat. Untuk proyek ini rencana kerja dibuat dengan S-curve (kurva S).
Adapun rencana kerja tersebut berisikan :
a. Kapan/waktu pekerjaan dimulai.
b. Nilai bobot/volume tiap sub pekerjaan.
c. Urutan pekerjaan dan jadwal pengadaan barang
d. Pengoperasian alat
e. Jumlah efektif tenaga kerja
39 4.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada proyek pembangunan embung adalah orang-orang yang
ikut mengerjakan proyek dengan tenaga atau pikiran dan telah terdaftar dalam
daftar tenaga kerja PT.Citra Mataram Kontruksi.
4.4.1 Tenaga Kerja Ahli
Tenaga kerja ahli merupakan tenaga kerja yang mempunyai pendidikan
minimal sarjana pada bidangnya atau berpengalaman dalam bidang struktur,
manajemen dan arsitektur, dan dibuktikan dengan SKA Bidang Sipil atau Sub
Bidang Sumber Daya Air. Tugas tenaga ahli adalah:
a. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan konstruksi di
lapangan
b. Menyusun rencana kerja pelaksanaan dan rencana biaya pelaksanaan
pekerjaan
c. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan
40 4.4.2 Tenaga Kerja Menengah
Tenaga kerja menengah yang bekerja pada proyek ini adalah tenaga
lulusan sarjana muda atau yang sederajat dan cukup berpengalaman dalam
bidangnya. Tenaga kerja menengah dibagi dua golongan.
4.4.2.1 Tenaga kerja teknik
Tenaga kerja teknik merupakan tenaga pelaksana yang mengelola dan
mengatur kegiatan pekerjaan di lokasi proyek. Mengenai syarat dan ketentuan
sebagai tenaga kerja teknik dapat dilihat pada Dasar-Dasar Perencanaan Tenaga
Kerja. Tugas dari tenaga kerja teknik adalah:
a. Membuat gambar kerja
b. Melaksanakan pengukuran
c. Mengontrol hasil pekerjaan
d. Mengatur penempatan peralatan dan material
e. Menetapkan jumlah tenaga kerja pada setiap bagian berdasarkan bobot
pekerjaan
4.4.2.2 Tenaga administrasi
Tenaga administrasi bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi. Tenaga
administrasi mensyaratkan Pendidikan Minimal SMK/STM/SMA, pengalaman 2
(dua) tahun.
Tugas dari adminstrasi adalah:
a. Menyelenggarakan surat menyurat
41
c. Membuat rekapitulasi gaji karyawan dan upah kerja
4.4.3 Tenaga Kerja Pelaksana
Tenaga kerja pelaksana bertugas melaksanakan tiap bagian pekerjaan
pembangunan seperti menghitung banyaknya kebutuhan material, bertanggung
jawab atas terlaksananya suatu pekerjaan, membuat laporan harian, melakukan
pengecoran dan lain-lain. Tenaga kerja pelaksana dalam proyek Embung
Bimomartani mensyaratkan STM/SMK Bangunan, pengalaman 5 (lima) tahun
pada bidang konstruksi, memiliki SKT bidang sipil, sub bidang Pelaksana saluran
irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi.
4.5 Waktu dan Upah Kerja
Pekerjaan yang dilakukan dinilai berhasil apabila telah sesuai dengan
tujuan yang diharapkan (sesuai rencana). Setiap pekerjaan memerlukan disiplin
kerja dari semua unsur proyek sehingga efisiensi kerja dan waktu dapat tercapai.
Tenaga kerja juga mendapatkan haknya untuk menerima upah hasil dari
pekerjaannya, besarnya gaji atau upah yang diterima harus sesuai dengan yang
42 4.5.1 Waktu Kerja
Waktu kerja pada proyek pembangunan Embung Bimomartani ini di bagi
menjadi dua yaitu sebagai berikut :
4.5.1.1 Jam kerja biasa
Jumlah hari kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari, sedangkan jumlah jam
kerja dalam 1 hari adalah 8 jam, kelebihan jam kerja tersebut dianggap sebagai
jam lembur. Perincian jam kerja biasa adalah sebagai berikut :
a. Pukul 08.00 – 12.00 WIB adalah jam bekerja
b. Pukul 12.00 – 13.00 WIB adalah jam istirahat
c. Pukul 13.00 – 17.00 WIB adalah jam bekerja
4.5.1.2 Jam Kerja Lembur
Jam kerja lembur dilakukan apa bila ada pekerjaan yang menuntut harus
segera diselesaikan agar target bagian pekerjaan tersebut tercapai. Jam kerja
lembur di mulai pukul 17. 2. B
4.5.2 Upah Kerja
Pembayaran upah tenaga kerja pada proyek pembangunan Embung Bimomartani
adalah sebagai berikut :
a. Tenaga kerja tetap, pembayaran upah dilaksanakan setiap akhir bulan,
b. Tenaga kerja honorer, pembayaran upah dilaksanakan setiap minggu.
Perincian pembayaran upah tenaga honorer sebagai berikut:
1) Mandor : Rp. 44,000,- / hari
43
3) Tukang batu : Rp. 42,500,- / hari
4) Kepala tukang besi : Rp. 43,500,- / hari
5) Tukang besi : Rp. 42,500,- / hari
6) Kepala tukang kayu : Rp. 44,500,- / hari
7) Tukang kayu : Rp. 44,050,- / hari
8) Pekerja : Rp. 41,500,- / hari
44 BAB V
BAHAN DAN PERALATAN
5.1 Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan dalam proyek Embung Bimomartani
harus sesuai dengan persyaratan yang ada pada dokumen pengadaan Dinas
Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral yaitu tentang
spesifikasi teknis pembangunan Embung Bimomartani.
Adapun bahan bangunan yang diperlukan yaitu Batu belah, Pasir, Air, Semen
Portland, Kayu dan Baja Tulangan.
5.1.1 Batu Belah
Batu belah yang digunakan dalam proyek Embung Bimomartani berasal
dari hasil galian Embung itu sendiri, hal ini dilakukan karena daerah
pembangunan Embung Bimomartani adalah daerah yang dulunya termasuk aliran
lahar dingin Gunung Merapi Yogyakarta.
45
Selain karena daerahnya termasuk aliran lahar dingin, penggunaan batu
yang berasal dari hasil galian embung juga karena lebih ekonomis, dan memenuhi
syarat dibandingkan jika harus membawa batu dari daerah lain. Adapun kendala
yang dihadapi jika menggunakan batu hasil dari galian adalah harus memecah lagi
batuan-batuan tersebut, karena ukuranya yang sangat besar.
5.1.2 Pasir
Pasir merupakan bahan bangunan yang berbentuk butiran-butiran batu
halus. Pasir yang baik untuk bahan bangunan adalah pasir yang sedikit kandungan
lumpurnya, bersih dari sampah organik , sampah kimia, bebas dari banjir serta
tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lain.
Biasanya pasir seperti ini didapat dari sungai atau hasil erupsi gunung berapi.
46
Dalam proyek Embung Bimomartani, pasir yang digunakan yaitu pasir dari hasil
galian embung itu sendiri, karena pasir tersebut baik dan sudah memenuhi
persyaratan sebagai bahan bangunan.
5.1.3 Air
Air merupakan bahan dasar dalam pembuatan kontruksi beton. Pada kontruksi
beton air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sehingga dapat menjadi bahan
perekat antara agregat halus(pasir), agregat kasar(kerikil) serta bahan campuran
beton lainnya. Air yang bagus untuk bahan bangunan adalah air yang layak untuk
diminum, atau yang memenuhi standar SNI yaitu sebagai berikut :
a. Air harus bersih
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 2gr/liter.
c. Tidak mengandung lumpur minyak dan benda terapan lainnya yang bisa
dilihat secara visual.
d. Tidak mengandung garam yang dapat merusak beton (asam organik) lebih
dari 15 gr/liter.
e. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/liter
47
Gambar 5.1.3 : Air yang digunakan dalam pembangunan Embung Bimomartani.
Dengan demikian kontruksi yang baik dan kokoh diawali dengan pemilihan air
yang baik dan benar. Dalam proyek Embung Bimomartani air yang digunakan
berasal dari air aliran irigasi atau parit yang bersumber dari sungai krasak yakni
air yang berasal dari tempat tersebut.
5.1.4 Semen Portland
Semen portland adalah bahan ikat hidrolis yang memiliki sifat akan
mengeras bila dicampur dengan air. Semen portland biasa digunakan sebagai
bahan campuran pokok pembuatan beton, bahan untuk membuat adukan plesteran
(finishing) serta sebagai pengikat (spesi) pasangan batu untuk dinding. Pada
pembangunan Embung Bimomartani menggunakan semen Portland merk semen
48
Syarat semen portland yang digunakan antara lain :
a) Merk semen yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan
kecuali dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Supervisi.
b) Semen harus didatangkan dalam keadaan baru dan asli dan dikirim
dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
c) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus
disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan di tempat
yang tidak terkena air.
d) Kantong semen portland tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak atau
tingginya melampaui 2 meter.
e) Tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa
melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan
49
Gambar 5.1.4 : Semen Portland yang digunakan dalam pembangunan Embung
Bimomartani.
5.1.5 Kayu
Penggunaan kayu pada proyek ini adalah balok-balok kayu atau papan
(termasuk papan multiplex / kayu lapis) dan bambu. Kayu yang digunakan harus
lurus, bebas dari cacat (retak-retak, terpuntir, adanya mata kayu). Kayu atau
bambu yang digunakan harus kering benar, sehingga pada waktu digunakan tidak
terjadi penyusutan. Kayu dan bambu digunakan untuk kerangka bekisting. Pada
pembangunan Embung Bimomartani kayu yang digunakan adalah kayu sengon,
50
Gambar 5.1.5 : Kayu sengon.
5.1.6 Baja Tulangan
Baja tulangan merupakan bahan yang digunakan sebagai tulangan pada
konstruksi beton bertulang dan merupakan bahan utama yang dihitung untuk
memikul kekuatan tarik pada konstruksi beton bertulang.
Baja tulangan yang digunakan dalam proyek pembangunan Embung Bimomartani
ini adalah baja tulangan polos dan tulangan deform. Baja tulangan ini digunakan
tulangan baja polos berdiameter 8mm, 10mm, dan 12 mm dan baja deform yang
berdiameter 16 mm, 19 mm dan 22 mm yang berasal dari toko bangunan di kota
Yogyakarta.
5.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada embung bimomartani adalah sesuatu yang
dapat mempermudah jalanya pengerjaan. Adapun peralatan dalam proyek
Embung Bimomartani ini dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Alat bantu, Alat Tukang,
51 5.2.1 Alat Bantu
Alat bantu adalah alat untuk mempermudah atau meringankan beban
tenaga yang tidak perlu dilakukan alat berat.
5.2.1.1 Mesin Aduk Beton (Molen)
Molen merupakan alat bantu dalam mengaduk beton agar mempercapat
pekerjaan. Mesin ini digerakkan oleh tenaga mesin dan digunakan untuk
menghasilkan beton dalam jumlah kecil. Penempatan mesin aduk beton ini
diusahakan sedekat mungkin dengan tempat bahan campuran dan harus dekat
dengan pekerjaan. Hal ini untuk memanfaatkan waktu pengangkutan seefisien
mungkin. Pada proyek ini mesin aduk beton digunakan untuk pekerjaan
pengecoran dengan volume yang kecil.
52
Bagian penting dari molen adalah motor penggerak drum molen dan
sirip dalam drum molen. Motor penggerak berfungsi untuk menggerakkan drum
molen, sedangkan Drum molen merupakan tempat pengaduk behan-bahan adukan
beton atau spesi. Drum molen berputar pada porosnya karena tenaga gerak dari
motor penggerak. Untuk membolak-balikkan adukan atau mencurahkan adukan
beton digunakan “stang stir” yang dapat digerakkan tenaga manusia. Cara kerja
mesin aduk beton molen yaitu mesin penggerak dihidupkan sehingga drum
pengaduk berputar, lalu masukkan air, semen dan pasir sesuai perbandingan yang
ditentukan. Dengan adanya sirip-sirip dalam tabung aduk, bahan susunan adukan
beton akan teraduk dengan baik. Setelah bahan-bahan tercampur homogen,
kemudian silinder adukan diputar berlawanan arah jarum jam.
5.2.1.2 Ember
Ember dalam proyek Embung Bimomartani ini digunakan untuk
mengangkat hasil adukan semen dari Mesin Pengaduk(Molen) ke tempat para
tukang mengerjakan pasangan batu.
53 5.2.2 Alat Berat
5.2.2.1 Excavator
Ekskavator atau Mesin pengeruk adalah Alat berat yang terdiri dari batang,
tongkat, keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan
untuk penggalian (akskavasi). Rumah rumah diletakan diatas kereta bawah yang
dilengkapi Roda rantai atau Roda. Ekskavator kabel menggunakan Winch dan Tali
besi untuk bergerak. Ekskavator kabel adalah perkembangan alami dari
Penggaruk Uap dan sering disebut Power shovel. Semua gerakan dan fungsi dari
ekskavator hidrolik menggunakan aksi cairan hidrolik, dengan silinder hidrolik
dan motor hidrolik.
54
Dalam proyek Embung Bimomartani Excavator yang digunakan adalah
Exavator dengan menggunakan tenaga diesel engine dan full hydraulic system,
Bagian atas bisa berputar (swing) 360 derajat , roda rantai (track shoe), kapasitas
bucket 0,8 m3. Excavator disewa dari CV. Cahaya Indra Leksana dengan harga
sewa exavator dihitung per Jam dengan biaya Rp.160.000,- tanpa operator. Untuk
jasa operator Rp.150.000,-/hr/8jam+uang makan. Untuk penyewaan harian
minimal 8 jam, sedangkan untuk bulanan minimal 200 jam. Biaya angkut dalam
lingkup kota D.I.Yoyakarta sebesar Rp.1.500.000,- dengan menggunakan truck
traller.
5.2.2.2 Dozer
Dozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau
construction equipment) menggunakan Roda Karet serta dilengkapi dengan pisau
(dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk
menggali, mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban dan menimbun
(Digging, cutting/filling, pushing, spreading, grading, dan skidding). Untuk jarak
dorong yang effisiensi antara 25 – 40 meter jangan lebih dari 100 meter, jarak
mundur jangan terlalu jauh, bila perlu mendorong dilakukan dengan estafet,
55
Gambar 5.2.4 : Alat berat Bulldozer yang sedang istirahat.
Dalam proyek Embung Bimomartani Dozer disewa dari CV. Cahaya Indra
Leksana, Harga sewa per jam adalah Rp. 200.000,- dengan penyewaan harian
minimal 8 jam, bulanan minimal 200jam tanpa jasa operator, untuk sewa jasa
operator Rp.150.000,-/hr/8jam kerja+uang makan.
5.2.2.3 Breaker Excavator
Breaker excavator berfungsi sebagai alat pemecah batu, cara kerja alat ini
sama dengan excavator, hanya saja breaker excavator memiliki bucket yg
berbentuk breaker. Cara kerja breaker yaitu dengan menumbuk batu dengan jarak
pantul 2cm hingga batu itu pecah. Breaker ini bekerja bersamaan dengan
excavator pada saat penggalian, yakni excavator menggali batuan dan breaker
56
Gambar 5.2.5 : Breaker yang dipasang menggantikan bucket pada
excavator.
Dalam proyek embung Bimomartani, breaker disewa juga dari CV.
Cahaya Indra Leksana.
Gambar 5.2.6 : Breaker Excavator sedang bekerja memecah batu di belakang