ETIKA BISNIS DALAM MOBILE MARKETING
( Studi Deskriptif Kualitatif pada Jualan Branded Group dan
Apriliza Shop )
JURNAL
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama
Komunikasi Bisnis
Oleh: Bob Sefias Reagan
0710023067
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ETIKA BISNIS DALAM MOBILE MARKETING
( Studi Deskriptif Kualitatif pada Jualan Branded Group dan
Apriliza Shop )
Bob Sefias Reagan
Program S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang 2014
ABSTRAK
Etika bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengidentifikasikan, dan menganalisis penerapan etika bisnis dalam Mobile Marketing yang dilakukan oleh reseller
fashion melalui Blackberry Messenger (BBM).
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian mengamati etika bisnis ditinjau dari sudut pandang reseller bisnis dan konsumen reseller fashion dalam group BBMsserta menemukan model etika bisnis dalam mobile marketing . Informan dalam penelitian ini adalah Jualan Branded Groub dan Apriliza Shop sebagai reseller fashion. Sedangkan untuk analisis data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis reseller fashion juga memerlukan etika bisnis. Etika bisnis menjadi semakin penting ketika kegiatan bisnis dilakukan secara online karena transaksi berlangsung secara tidak tatap muka, seperti bisnis reseller fasion adalah kejujuran, tanggung jawab, bersaing secara sehat, responsif, ramah, peduli dengan pelanggan, dedikasi yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa reseller fashion percaya dengan menerapkan etika bisnis dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan loyalitas dari konsumen. Dan adanya peningkatan penjualan seiring dengan meningkatnya kepercayaan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap reseller fashion.
I. PENDAHULUAN
Dunia usaha di Indonesia
berkembang dengan pesat, hal ini
disebabkan oleh beberapa kebijakan
ekonomi yang diluncurkan Pemerintah
sejak tahun 1983 dalam bentuk deregulasi
dan debirokrasi. Lebih lagi di era global
perdagangan bebas AFTA di tahun 2003
dan APEC mulai tahun 2020 yang
memberikan kesempatan produsen untuk
memasarkan secara bebas.
Adanya pasar bebas yang
mengakibatkan dunia perdagangan
menjadikan persaingan promosi yang lebih
seru, karena banyaknya jenis produk yang
ditawarkan. Berbagai jenis produk yang
ditawarkan sangat berhati-hati dalam
mengisi celah-celah bisnis melalui
promosi. Untuk itu perlunya dilakukan
mengatur strategi pemasaran melalui
promosi agar produknya meningkat dan
jangkauan pasar lebih luas.
Promosi dapat dilakukan melalui
berbagai cara, antara lain; melalui promosi
penjualan, publisitas umum, penjualan
pribadi, dan periklanan. Promosi melalui
media sangatlah efisien karena
menggunakan biaya rendah dan
mempunyai daya bujuk (persuasif) yang
kuat. Media promosi era globalisasi kini
telah banyak bergeser pada media
interaktif yang baru lebih unggul, karena
kemampuannya media interaktif untuk
melengkapi para konsumen dengan kendali
penuh untuk memilih informasi yang ingin
mereka terima atau tolak. Promosi pada
media interaktif salah satunya adalah
melalui internet/e-commerce. Comlabs
ITB (2011), menyatakan bahwa E‐
commerce (electronic commerce) secara
umum dapat berarti sebagai
kegiatan/transaksi jual beli secara
elektronik. Kegiatan jual beli yang terjadi
sama dengan kegiatan jual beli secara
konvensional, yang membedakan hanya
dimana terjadinya penawaran,
penyampaian produk, pembayaran, dan
lainnya dilakukan secara elektronik (online
via Internet).
Saat ini, Internet dapat digunakan
oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana
saja menggunakan berbagai media
elektronik seperti handphone, laptop, atau
personal computer. Proses komunikasi
yang menggunakan perangkat komputer
berjaringan Internet sebagai media
komunikasi ini biasa disebut dengan
Computer Mediated Communication
(CMC). CMC terus berkembang tidak
hanya menggunakan media komputer,
tetapi merambah ke handphone, yang
memiliki fitur yang lengkap dan canggih,
dan disebut sebagai smartphone.
Berbagai macam smartphone
diproduksi oleh produsen dengan berbagai
fitur menarik pula. Salah satu smartphone
yang paling digemari oleh masyarakat saat
kemunculan smartphone itu ditandai
dengan kehadiran Blackberry. Smartphone
satu ini dapat dikatakan sebagai pelopor
penyedia fasilitas Internet.
Blackberry menyediakan banyak
fasilitas, meliputi push e-mail
(mengirimkan pesan elektronik dengan
jaringan Internet), browsing (penjelajahan
dunia maya dengan jaringan Internet),
hiburan seperti musik maupun video,
kamera dan penyimpanan data seperti pada
komputer). Fasilitas yang membedakan
Blackberry dengan smartphone lainnya
terdapat pada fitur BlackBerry Messenger
(BBM). Layanan ini dibuat dan dirancang
khusus untuk berkomunikasi di antara
pengguna Blackberry. Cara menggunakan
BlackBerry Messenger adalah dengan
penghubung nomor PIN yang juga
eksklusif dimiliki masing-masing
perangkat Blackberry. Selain itu,
perbedaan lainnya terletak pada sistem
berlangganan yang harus dilakukan oleh
pengguna. Jika pengguna tidak
memperpanjang masa berlangganan
penggunaan BlackBerry Messenger, maka
pengguna hanya bisa melakukan
komunikasi melalui telepon dan SMS tak
beda dari HP lainnya.
Menurut Deliusno (2012) beberapa
kelebihan BlackBerry Messenger adalah
dapat mengirim pesan teks, gambar, suara
dan dalam perkembangannya akan dapat
digunakan untuk mengirim uang. Beberapa
kelebihan BBM sehingga banyak disukai
dan digunakan konsumen adalah (1) BBM
Groups, dalam BBM, orang suka
berkomunitas, membicarakan segala hal
dengan teman-temannya dalam sebuah
kelompok. (2) Change Display Picture.
Fitur ini, kerap dimanfaatkan oleh
pengguna BlackBerry dari Indonesia untuk
ajang 'narsis' menunjukkan foto-foto
terbaru. (3) Bisa berkirim pesan sesuka
hatinya dengan karakter panjang tanpa
batas. (4) Tidak khawatir kena biaya ekstra
karena semua sudah jadi satu paket dalam
akses data. Melalui BBM, mereka juga
dapat konfirmasi realtime (Arum, 2011).
Kelebihan BBM lainnya adalah
pesan teks berurutan, ada grup chat, bisa
custom avatar, dapat mengatur status, ada
emoticon/smileys, dapat mengambil
gambar dari barcode teman untuk langsung
menambahkan ke BBM, desain antarmuka
baru dan ada backup daftar kontak jarak
jauh atau local (Arcsin, 2012).
BlackBerry Messenger merupakan
salah satu keunggulan dari penggunaan
perangkat BlackBerry selain layanan Push
Mail. Layanan Messenger ini dibuat
khusus bagi pemilik BlackBerry dan
dirancang khusus untuk berkomunikasi di
antara pengguna. Cara menggunakan
BlackBerry Messenger adalah dengan
penghubung nomor PIN yang juga
eksklusif dimiliki masing-masing
dimanfaatkan untuk e-commerce.
E-commerce adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa
melalui sistem elektronik seperti internet
atau televisi, www, atau jaringan komputer
lainnya. E-commerce dapat melibatkan
transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori
otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis (Purnomo, 2011).
Maraknya kegiatan usaha melalui
blackberry juga diikuti dengan handphone
lainnya, dengan meningkatkan fitur dan
aplikasi dari handphone yang bisa
digunakan untuk akses internet.
Perkembangan teknologi tersebut
memunculkan model marketing baru yaitu
Mobile marketing. Mobile marketing
merupakan teknik pemasaran
menggunakan handphone. Pemasaran
menggunakan ponsel dapat dilakukan
dengan beberapa cara sms, MMS,
panggilan dan pilihan bicara dan layanan
multimedia. Perusahaan pemasaran dapat
menggunakan salah satu dari tiga cara
tersebut (Promob, 2012)
Para marketer mulai mengincar
Mobile marketing sebagai target utama
dengan membangun atau membuat dua
versi web atau blog khusus yang dapat
diakses menggunakan perangkat mobile,
karena web dengan kode html biasa tidak
dapat diakses dengan sempurna dengan
perangkat mobil. Hal ini dilakukan untuk
menjaring lebih besar pasar yang belum di
eksploitasi mobil marketing. Profesional
bisnis di Indonesia lebih dari 50%
menggunakan smartphone untuk bekerja
(Wijaya, 2012).
Uraian tersebut menunjukkan
bahwa Mobile marketing merupakan
teknologi terbaru dalam pemasaran
produk. Sebagai bagian dari alat bisnis
kegiatan pemasaran melalui Mobile
marketing juga memerlukan etika bisnis,
agar penggunaan media interaktif melalui
smartphone dapat dipercaya dan yang
terpenting tidak merugikan konsumen.
Salah satu bentuk pengembangan
pemasaran melalui Mobile marketing
adalah penjualan melalui reseller. Reseller
adalah salah satu program Internet untuk
mendapatkan penghasilan secara online.
Re artinya kembali, seller artinya penjual,
jadi arti reseller adalah menjual kembali
suatu produk yang dilakukan oleh penjual
setelah penjual tersebut membelinya. Salah
satunya adalah reseller fashion. Reseller
fashion merupakan perorangan yang
membeli produk fashion dengan tujuan
untuk dijual kembali untuk memperoleh
keuntungan. Reseller fashion sangat
banyak diminati sebagai bisnis, hal
tersebut disebabkan semakin
berkembangnya dunia fashion yang
banyak diminati saat ini. Dengan besarnya
minat konsumen dalam dunia fashion akan
para reseller fashion. Maka tidak
diragukan lagi, produk-produk fashion
akan mendatangkan omset yang besar bagi
para reseller fashion.
Bentuk promosi para reseller
fashion dapat dilakukan dengan cara
menampilkan produk fashion mereka
melalui upload foto-foto produk. Promosi
reseller fashion ini akan membentuk
komunikasi reseller dengan member dalam
group BlackBerry Messenger tersebut.
Promosi reseller fashion ini tentunya harus
memperhatikan etika bisnis, yaitu suatu
studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah.
Promosi harus jujur, bertanggung
jawab, dan tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku. Promosi tidak boleh
menyinggung perasaan dan atau
merendahakan martabat agama, adat
budaya, suku, dan golongan. Promosi
harus dijiwai oleh asas persaingan sehat
(Faizal, 2010). Reseller fashion juga harus
memperhatikan hal-hal tersebut di atas
dalam promosi produk fashion mereka.
Reseller fashion dalam Group
BlackBerry Messenger akan menampilkan
produk fashion mereka pada gambar group
tersebut. Konsumen dalam group tersebut
dapat melihat produknya dalam bentuk
foto. Namun sayangnya beberapa
konsumen merasa kecewa ketika produk
yang dipesan nampak berbeda saat produk
tersebut sudah di tangan konsumen. Hal ini
menunjukkan bahwa promosi yang
digunakan masih melanggar etika bisnis,
yang sengaja maupun tidak sengaja dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap
konsumen produk yang dipromosikan
tersebut. Untuk menghindari dan
mengatasi pelanggaran terhadap
konsumen, maka suatu promosi harus
memenuhi etika bisnis.
Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk memenuhi etika bisnis
dalam Reseller fashion adalah bahwa
promosi harus jujur dan bertanggung
jawab. Hal ini dapat dilakukan oleh
reseller fashion dengan menjelaskan
kepada konsumen dalam promosinya
mengenai detail produk tersebut misalnya
mengenai bahan atau ukuran produk.
Adanya etika bisnis reseller fashion dalam
group Blackberry akan memberikan
kepercayaan kepada konsumen mengenai
produk yang ditawarkan sesuai dengan
realitas produk. Konsumen juga tidak akan
merasa ditipu, karena informasi yang
ditampilkan sesuai dengan produk
sesungguhnya.
Begitu banyaknya pengguna
Blackberry saat ini mempermudah reseller
fashion mendapatkan konsumen fashion
melalui Blackberry. Kedua reseller fashion
ini memanfaatkan Blackberry sebagai
media mereka mempromosikan produk
fashion. Pada umumnya reseller fashion
BlackBerry Messenger. Reseller fashion
membuat group di BlackBerry Messenger
sebagai shop group mereka dan
meng-invite para konsumen ke dalam group
tersebut. Dari pengamatan peneliti ada 4
reseller fashion dan memilih secara acak 2
diantara 4 yaitu Jualan Branded Group
dan Apriliza Shop adalah reseller fashion
yang menggunakan fasilitas Blackberry
sebagai media komunikasi bisnis mereka.
Dua reseller tersebut dipilih secara acak
untuk digunakan sebagai obyek penelitian.
Penelitian ini mengambil dua
obyek reseller fashion yaitu Jualan
Branded Group dan Apriliza Shop. Alasan
penggunaan dua obyek penelitian tersebut
karena kedua reseller tersebut
menggunakan media blackberry sebagai
sarana komunikasi dengan konsumennya
dalam menjalankan bisnis reseller fashion.
Penelitian mengambil dua lokasi ini karena
ingin memberikan wacana ke pembaca
bagaimana etika bisnis Mobile marketing
untuk reseller fashion laki-laki dan
perempuan diterapkan.
Penelitian ini menggambarkan
pentingnya komunikasi antara
produsen/pedagang dengan konsumen,
melalui penerapan etika bisnis, khususnya
melalui penggunaan teknologi Mobile
marketing khususnya melalui BlackBerry
Messenger. Komunikasi yang baik harus
dibangun oleh produsen/pedagang untuk
meningkatkan pelayanan kepada
konsumen. Bentuk komunikasi yang
dilakukan juga harus terus diperbaiki dan
dikembangkan seiring dengan
perkembangan teknologi informasi. Salah
satunya dengan adanya e-commers dan
adanya reseller sebagai bagian dari
pengembangan pemasaran melalui
Internet.
Pentingnya penelitian ini karena
pada saat ini mobile smartphone digemari
oleh semua kalangan karena memiliki
beberapa fitur yang meningkatkan
komunikasi bagi penggunanya.
Smartphone menjadi lebih digemari, ketika
blackberry telah meluncurkan aplikasi
BBM untuk smartphone. Kondisi ini
merupakan peluang untuk menggunakan
media tersebut sebagai sarana bisnis.
Kondisi tersebut banyak dimanfaatkan
oleh reseller untuk meningkatkan jaringan
pemasarannya. Disisi lain, banyak
perusahaan mulai memerhatikan
penerapan etika bisnis untuk meningkatkan
citra perusahaan, mengingat sifat
konsumen yang semakin kritis dalam
melakukan pembelian. Hal ini didukung
penelitian Leppäniemi dan Karjaluoto
(2008) yang menyatakan bahwa kerangka
Mobile Marketing didasarkan pada
integrated marketing communications
(IMC) memberikan penggambaran yang
luas tentang bagaiman pemasaran mobile
(Mobile Marketing) harus diintegrasikan
pemasaran perusahaan. Pentingnya
penelitian ini juga karena belum adanya
Standar Operasional Proses (SOP) yang
baku mengenai penerapan etika bisnis
dalam perusahaan on line. Padahal
perusahaan on line semakin berkembang
seiring dengan perkembangan internet dan
jejaring sosial.
Berdasarkan uraian latar belakang
di atas maka sangat menarik untuk
melakukan penelitian mengenai etika
bisnis dalam Mobile marketing, mengingat
Mobile marketing merupakan media
pemasaran yang baru dan akan terus
berkembang baik dari sisi pengguna
maupun dari sisi teknologi. Penerapan
etika bisnis dalam Mobile marketing akan
menghindarkan konsumen dari kerugian
atas transaksi melakui internet.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang,
maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah
bagaimana penerapan etika bisnis Mobile
Marketing yang dilakukan reseller fashion
melalui group BlackBerry Messenger dari
sudut pandang reseller fashion dan
konsumen ?
III. TINJAUAN PUSTAKA
Etika Bisnis
Untuk dapat memahami pengertian etika
bisnis, maka perlu dipahami mengenai
etika. Arti etika dapat dibedakan dari etika
sebagai praksis dan etika sebagai refleksi.
Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai dan
norma-norma moral sejauh dipraktikkan
atau justru tidak dipraktikkan, walaupun
seharusnya dipraktikkan. Dapat dikatakan
juga etika sebagai praksis adalah apa yang
dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai
dengan nilai dan norma moral. Sedangkan
etika sebagai refleksi adalah pemikiran
moral. Dalam etika refleksi seseorang
berpikir tentang apa yang dilakukan dan
khususnya tentang apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan Etika
sebagai refleksi menyoroti dan menilai
baik buruknya perilaku orang (Bertens,
2009, h.33). Dengan demikan dapat
dikatakan bahwa etika adalah cabang
filsafat yang mempelajari baik buruknya
perilaku manusia (Bertens, 2009, h.35).
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Adapun prinsip etika bisnis
menurut Sutrisna (2011, h.70) adalah:
1. Prinsip otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Saling
Menguntungkan
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan moral
dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan,
agar dalam menjalankan bisnisnya
senantiasa menjaga nama baik dirinya dan
Manfaat Etika Bisnis
Pelaku bisnis akan memperoleh
kepercayaan dan citra yang baik di mata
konsumen. Manfaat perusahaan dalam
menerapkan etika bisnis nenurut Amran
(2012, h.14) yaitu:
1. Perusahaan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen.
2. Menciptakan citra yang baik
di mata konsumen.
3. Meningkatkan motivasi
pekerja.
4. Keuntungan perusahaan
dapat diperoleh.
Tahapan Etika Bisnis
Etika bisnis dapat dijalankan pada
tiga taraf, yaitu (1) taraf makro, (2) taraf
meso dan (3) taraf mikro (Bertens, 2009,
h.35).
Etika bisnis yang dijalankan pada
suatu perusahaan memiliki tahapan. Pada
penelitian ini termasuk tahapan etika bisnis
pada taraf mikro yang fokus adalah
individu dalam hubungan bisnis yaitu
tanggung jawab antara reseller fashion dan
konsumennya.
Etika Bisnis dalam Mobile Marketing
Menurut AnneAhira, etika binsis di
Internet atau dunia maya harus
memperhatikan hal sebagai berikut.
1. Jujur
2. Ramah
3. Berjanji itu untuk ditepati
4. Adil
5. Kepedulian pada pelanggan
6. Responsif
7. Menghargai pesaing
8. Mematuhi hukum yang berlaku
9. Membayar pajak
10. Dedikasi tinggi
Sebagaimana telah dikemukakan,
bahwa Blackberry merupakan salah satu
Smartphone yang banyak digunakan untuk
Mobile Marketing, sehingga prinsip etika
bisnis dalam Mobile Marketing dengan
Blackberry adalah sama dengan penjulan
bisnis secara online. Dua dari nilai etika
bisnis tersebut koheren dengan nilai yang
dikemukakan Bertens sebagai berikut.
1. Bertanggung jawab
2. Bersaing secara sehat.
Computer Mediated Communication (CMC)
Computer Mediated
Communication (CMC) adalah istilah yang
digunakan untuk melakukan komunikasi
berbasis internet, menggunakan computer
antar dua orang atau lebih dan melibatkan
pertukaran informasi melalui jaringan
server. Domain ini mencakup semua alat
dan sistem pesan elektronik (Lee, 2002, h
2)
Munculnya CMC dalam Internet telah
membuka pasar-pasar bisnis menjadi lebih
kompetitif dari sebelumnya. Dengan
Internet, setiap bisnis di dunia
kemungkinan besar merupakan pesaing
menyadari bahwa Internet merupakan alat
yang penting untuk memperbesar pasar
dan lebih baik dalam melayani konsumen
Mobile Marketing
Komunikasi dalam bentuk CMC
terus berkembang, Keunikan dari strategi
mobile marketing adalah bahwa perangkat
mobile bersifat sangat pribadi, sehingga
memungkinkan pemasar dan pengiklan
berinteraksi langsung untuk mendapatkan
pelanggan, serta terlibat dalam dialog
langsung dengan membalas isi pesan. Hal
ini berbeda dengan media iklan tradisional
yang dianggap sebagai cara-cara non
pribadi dalam mengirim pesan, dimana
pelanggan bersifat pasif. Dalam jaringan
mobille marketing, perusahaan bisa
mendapatkan pelanggan melalui aksi pesan
teks, pesan multimedia, dan gambar
(MMS/Multy Media Service). Hal ini
semakin menjelaskan bahwa mobille
marketing dianggap sebagai saran yang
layak sebagai komunikasi pemasaran,
karena adanya karakteristik strategi
pemasaran yang bersifat personalisasi,
unik, tidak terbatas pada lokalisasi dan
dapat berinteraktif di mana-mana
(Al-Alak, 2010).
IV. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
dengan tatanan analisis deskriptif.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk
menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data
sedalam-dalamnya (Kriyantono 2008,
h.58). Menurut Moleong (2010, h.6)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif yang mempunyai tujuan
untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi atau objek tertentu serta
menggambarkan realitas yang terjadi
(Kriyantono, 2008:69). Selanjutnya,
penelitian deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
penulisan ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Hasil pembahasan terhadap
etika bisnis pada reseller fashion mobile
marketing menunjukkan bahwa
sebagaimana kegiatan usaha lainnya,
reseller fashion juga telah menerapkan
etika bisnis. Walaupun secara teori pemilik
reseller belum sepenuhnya memahami
etika bisnis, namun dari hasil wawancara
reseller fashion maupun konsumen
reseller fashion menunjukkan bahwa
kedua reseller fashion yang dijadikan
obyek dalam penelitian ini telah
melaksanakan etika bisnis.
Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku
dalam kegiatan bisnis yang baik
sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan kita sebagai manusia pada
umumnya. Namun, sebagai etika khusus
atau etika terapan, prinsip-prinsip dalam
etika bisnis sesungguhnya adalah
penerapan dari prinsip etika pada
umumnya. (Moerdiyanto, 2009) Dalam hal
ini kedua reseller telah menerapkan
konsep-konsep etika bisnis yaitu:
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
reseller fashion telah melaksanakan etika
bisnis. Nilai yang ditemukan adalah :
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan suatu prinsip
etika bisnis. Kini para praktisi bisnis
dan manajemen mengakui bahwa
kejujuran merupakan suatu jaminan dan
dasar bagi kegiatan bisnis
(Moerdiyanto, 2009).
Kejujuran relevan dalam bisnis
berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut: Sutrisna (2011, h.70)
a. Kejujuran sangat penting dalam
menjaga kelangsungan hubungan
bisnis dengan para relasi.
b. Kesesuaian mutu dan harga
sebagaimana yang diiklankan akan
menciptakan kepercayaan dan
kepuasan konsumen.
Hubungan kerja internal. Perusahaan
mampu bertahan apabila hubungan
kerja antar individu yang ada di
dalamnya dilakukan dengan
berlandaskan pada kejujuran.
Berdasarkan hasil penelitian, kejujuran
yang dalam etika bisnis reseller fashion
tercermin dalam tindakan sebagai
berikut
a. Reseller fashion memberikan
informasi tentang produk sesuai
dengan kondisi produk, yang
ditunjukkan dengan foto disertai
informasi bahan, ukuran.
b. Pemberian harga sesuai dengan yang
dicantumkan saat promosi, syarat
berlaku, menjelaskan harga produk
dan ongkos kirim.
c. Jujur dalam kualitas produk, apalagi
untuk produk branded yang sudah
terkenal dan banyak dijual di toko
lain.
Dari hasil peneliitan menunjukkan
bahwa Apriliza Shop dan Jualan
Branded group cukup jujur dalam
menjalankan bisnis reseller fashion,
sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen.
b. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah perbuatan
yang kita lakukan dalam kehidupan
Tanggung jawab yang diberikan oleh
reseller fashion ditunjukkan dengan
menepati janji, dan memberitahu ketika
terjadi perubahan. Mengirimkan produk
sesuai transaksi yang dilakukan sampai
ke tangan konsumen, dan sebisa
mungkin menyelesaikan complain yang
ada. Menurut Umar Hadi sebagaimana
dikutip Megabudi (2009)
Sebagai pengelola maupun
pemilik jasa suatu layanan,
tanggung jawab merupakan
sikap yang wajib dimiliki.
Karena ini menyangkut
kredibilitas juga melibatkan
kepuasan konsumen.
Semakin kita cepat dan
tanggap dalam memberi
respon yang diadukan
pelanggan semakin
konsumen merasa puas
dengan service yang kita
berikan.
Tanggang jawab reseller fashion
juga mencakup prinsip keadilan. Prinsip
Keadilan menuntut agar kita
memperlakukan orang lain sesuai
dengan haknya. Hak orang lain perlu
dihargai dan tidak boleh dilanggar
(Moerdiyanto, 2009)
c. Bersaing secara sehat
Persaingan sehat merupakan persaingan
yang mengedepankan standar etika. Hal
ini dalam artian, persaingan yang selalu
dilandasi oleh nilai-nilai moral yang
baik. Berdasarkan hasil wawancara
menunjukkan bahwa reseller fashion
berusaha menciptakan persaingan yang
sehat dengan cara menghargai pesaing,
menjaga hubungan baik dengan para
kompetiter selama masih dalam
batas-batas etika dalam bisnis.
Adanya sikap menghargai pesaing,
merupakan standar etika yang harus
dijunjung tinggi agar mewujudkan
persaingan yang sehat dan bernilai
moral (Kurniawan, 2013:2). Dengan
menghargai pesaing tentu tak ada
timbul upaya jahat dalam dinamika
bisnis. Pesaing juga bisa dijadikan mitra
atau teman berbagi certa, tips berbisnis
dan organisasi. (AnneAhira, 2012).
d. Ramah
Sifat ramah dalam bisnis online,
termasuk dalam mobile marketing
sangat dibutuhkan. Karena konsumen
tidak bertatap muka secara langsung,
maka sikap ramah ditunjukkan dengan
kalimat yang ditampilkan baik melalui
situs maupun dalam media BBM. Oleh
karenanya sangat penting menggunakan
dan mengola kata-kata dalam media
BBM, karena dapat mengekspresikan
keramahan. Sifat ramah dapat
meningkatkan ketertarikan konsumen
produk, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan penjualan produk.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
kedua reseller fashion, Apriliza Shop
dan Jualan Branded group telah
bersikap ramah terhadap konsumennya.
Sifat ramah dalam reseller fashion
tercermin dalam :
a. Melakukan interaksi dengan
konsumen
b. Ramah dalam menanggapi setiap
pertanyaan konsumen terkait dengan
produk yang dijual.
Sikap ramah akan meningkatkan jalinan
komsunikasi dan loyalitas konsumen
terhadap reseller fashion.
e. Peduli dengan pelanggan
Peduli menurut Kamus Bahasa
Indonesia (2013) berarti mengindahkan;
memperhatikan; menghiraukan orang
lain. Seorang penjual harus memiliki
kepedulian (empathy) kepada
pelanggan, memperhatikan
permasalahan yang dihadapi
pelanggang dan sebisa mungkin
memberikan solusi kepada pelanggan.
Berdasarkan hasil analisis Apriliza Shop
dan Jualan Branded group cukup
peduli terhadap pelanggan. Nilai
kepedulian terhadap pelanggan
tercermin dalam tindakan berikut ini:
a. Tidak adanya pemaksaan terhadap
pembelian suatu produk, namun
reseller fashion memberikan
informasi yang jelas mengenai
produk tersebut, misalnya kualitas
produk.
b. Penangan pesanan maupun complain
diterima secara welcome oleh
reseller fashion.
Kepedulian terhadap pelanggan
menunjukkan bahwa reseller fashion
memegang etika bisnis yang baik.
(AnneAhira, 2012) Kepedulian kepada
pelanggan akan dapat meningkatkan
loyalitas pelanggan terhadap reseller
fashion (Lotte smart, 2007)
f. Responsif
Pebisnis yang baik adalah selalu mau
menyediakan waktu untuk
berkomunikasi dengan berbagai pihak
termasuk pelanggan. Karena sejatinya
bisnis itu tak bisa berdiri sendiri. Bisnis
anda mungkin satu dari berbagai
rangkaian bisnis yang lain.
Berdasarkan hasil analisis Apriliza Shop
dan Jualan Branded group cukup
responsif terhadap konsumen. Nilai
responsif terwujud dalam penyediaan
waktu untuk konsumen, menjawab
setiap keingintahuan konsumen atas
suatu produk yang dipromosikan
dengan keramahan. Walaupun dari hasil
analisis, Apriliza Shop lebih responsif
dibandingkan Jualan Banded Group.
Hal ini karena waktu untuk
berkomunikasi dengan konsumen tidak
g. Dedikasi yang tinggi
Dedikasi menurut Kamus Bashasa
Indoneis merupakan pengorbanan
tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha atau tujuan
mulia.
Berdasarkan hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa reseller fashion
juga menerapkan nilai etika bisnis
dedikasi. Dedikasi tercermin dalam
penjualan produk yang berkualitas dan
pelayanan yang baik. Dedikasi yang
tinggi akan dapat memberikan
tercapainya perusahaan dalam
membangun profit dan meningkatkan
tarf kehidupan yang lebih baik.
Adanya penerapan etika bisnis
dalam reseller fashion tersebut dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen,
menumbuhkan loyalitas konsumen yang
ditunjukkan banyaknya konsumen yang
melakukan pembelian ulang atau sering
melakukan pembelian ke reseller fashion
Apriliza Shop dan Jualan Branded (gambar
4.5, h 58). Sedangkan loyalitas konsumen
ditunjukkan dengan cara mereferensikan
reseller fashion Apriliza Shop dan Jualan
Branded group ke teman-temannya,
seperti yang kemukakan Hardika, bahwa
dia menjadi konsumen reseller fashion
Jualan Branded group karena pada
awalnya diajak oleh temannya.
Penerapan etika bisnis pada
reseller fashion tersebut berdampak pada
adanya citra baik reseller fashion dimata
konsumen, sehingga bisa meningkatkan
pendapatan reseller fashion. Dari hasil
penelitian ini terdapat temuan yang
menarik mengenai penerapan etika bisnis
dalam reseller fashion, yaitu tujuh nilai
etika bisnis, meliputi kejujuran, tanggung
jawab, bersaing secara sehat, ramah, peduli
dengan pelanggan, responsif dan dedikasi
yang tinggi. Nilai etika bisnis tersebut
tampak lebih komplek dibandingkan nilai
etikan bisnis yang diterapkan pada
perusahaan biasa (tidak on line). Adapun
prinsip etika bisnis secara umum yang
diterapkan pada perusahaan menurut
Sutrisna (2011, h.70) adalah:
6. Prinsip otonomi
Otonomi dalam hal ini adalah sikap dan
kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan berdasarkan kesadarannya
sendiri tentang apa yang dianggapnya
baik untuk dilakukan. Prinsip otonomi
ini sejalan dengan tuntutan bisnis
modern.
7. Prinsip Kejujuran
Kejujuran terkait dengan kepercayaan.
Kejujuran relevan dalam bisnis
berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:
c. Kejujuran sangat penting dalam
menjaga kelangsungan hubungan
bisnis dengan para relasi.
d. Kesesuaian mutu dan harga
menciptakan kepercayaan dan
kepuasan konsumen.
e. Hubungan kerja internal. Perusahaan
mampu bertahan apabila hubungan
kerja antar individu yang ada di
dalamnya dilakukan dengan
berlandaskan pada kejujuran.
8. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang
diperlakukan secara adil sesuai dengan
kriteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan, tidak boleh
dirugikan hak dan kepentingannya, dan
sering disebut sebagai prinsip no harm.
9. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak. Dalam
bisnis yang kompetitif, tetap harus
diupayakan terjadinya win-win solution.
10. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan
moral dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan, agar dalam menjalankan
bisnisnya senantiasa menjaga nama
baik dirinya dan perusahaannya.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis etika
bisnis dalam tinjauan etika praktis yang
diterapkan reseller fashion dalam mobile
marketing media BBM yang telah
dilakukan disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis atas
pandangan reseller fashion dan
konsumen, mengenai penerapan etika
bisnis dalam reseller fashion ditemukan
bahwa:
a. Seperti halnya kegiatan usaha
lainnya, bisnis reseller fashion juga
memerlukan etika bisnis. Etika
bisnis menjadi semakin penting
ketika kegiatan bisnis dilakukan
secara online, seperti bisnis reseller
fashion dalam mobile marketing. Hal
ini karena bisnis online memerlukan
tingkat kepercayaan yang tinggi,
karena konsumen tidak berhadapan
langsung (tatap muka) dalam
melakukan transaksi penjualan.
b. Reseller fashion percaya dengan
menerapkan etika bisnis dapat
meningkatkan kepercayaan
konsumen. Dan adanya peningkatan
penjualan seiring dengan
meningkatnya kepercayaan
konsumen terhadap reseller fashion.
c. Baik Apriliza shop maupun Jualan
branded group telah menerapkan
etika bisnis dalam kegiatan usahanya
sebagai reseller fashion melalui
mobile marketing.
d. Prinsip atau nilai-nilai etika bisnis
yang dilakukan reseller fashion
adalah:
1) Kejujuran, yang tercermin dalam
pemberian informasi tentang
produk sesuai dengan kondisi
2) Tanggung Jawab, yang tercermin
dalam dengan menepati janji, dan
memberitahu ketika terjadi
perubahan. Mengirimkan produk
sesuai transaksi yang dilakukan
sampai ke tangan konsumen, dan
sebisa mungkin menyelesaikan
komplain yang ada.
3) Bersaing secara sehat, yang
tercermin dalam menghargai
pesaing, menjaga hubungan baik
dengan para kompetiter selama
masih dalam batas-batas etika
dalam bisnis.
4) Ramah, tercermin dalam tindakan
melakukan interaksi dengan
konsumen, dan ramah dalam
menanggapi setiap pertanyaan
konsumen terkait dengan produk
yang dijual
5) Responsif, tercermin dalam
penyediaan waktu untuk
konsumen, menjawab setiap
keingintahuan konsumen atas
suatu produk yang dipromosikan
dengan keramahan.
6) Peduli dengan Pelanggan, yang
tercermin dalam tidak adanya
pemaksaan terhadap pembelian
suatu produk, Penangan pesanan
maupun complain diterima secara
wellcome
7) Dedikasi yang Tinggi, yang
tercermin dalam penjualan produk
yang berkualitas dan pelayanan
yang baik dan harga yang
terjangkau.
2. Berdasarkan hasil main map
mengenai penerapan etika bisnis
reseller fashion dalam mobile
marketing melalui BBM, ditemukan
a. Penerapanan etikan bisnis dalam
reseller fashion, dengan
menerapkan nilai kejujuran,
tanggung jawab, bersaing secara
sehat, ramah, peduli dengan
pelanggan, responsif dan dedikasi
yang tinggi dapat menigkatkan
kepercayaan konsumen dan
loyalitas konsumen, yang pada
akhirnya akan berdampak pada
peningkatan pendapatan reseller
fashion.
b. Nilai etika bisnis yang penting
untuk diterapkan oleh reseller
fashion untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen adalah
kejujuran, tanggung jawab dan
peduli dengan pelanggan.
c. Temuan menarik dalam
penerapan etika bisnis reseller
fashion mobile marketing melalui
BBM adalah bahwa nilai-nilai
etikan bisnis yang diterapkan
lebih komplek dibandingkan nilai
etika bisnis yang diterapkan pada
VII. SARAN
1. Saran Akademis
a. Penelitian ini perlu dikembangkan
oleh peneliti selanjutnya dengan
sampel yang lebih besar, sehingga
dapat mendeskripsikan nilai-nilai
Etika Bisnis yang diterapkan dalam
reseller fashion mobile marketing.
b. Penelitian ini dapat dikembangkan
dari sisi etika sebagai refleksi adalah
pemikiran moral. Dalam etika
refleksi seseorang berpikir tentang
apa yang dilakukan dan khususnya
tentang apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan. Etika
sebagai refleksi menyoroti dan
menilai baik buruknya perilaku
orang.
2. Saran Praktis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan etika bisnis dalam mobile
marketing dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen, meningkatkan
loyalitas yang berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan. Oleh
karenanya diharapkan Jualan Branded
Group dn Apriliza Shop sebagai reseller
fashion terus memperhatikan etika
bisnis dalam kegiatan usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bartens, K. (2010). Pengantar etika bisnis.
Yogyakarta: Kanisius.
Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik
praktis riset komunikasi:Disertai
contoh praktis riset media, public
relations, advertising, komunikasi
organisasi, komunikasi pemasaran.
Jakarta: Prenada Media Group.
Lievrouw, L. A., & Livistone, S. (Eds).
(2006). The handbook of new
media, Student Edition. London.
California, New Delhi: Sage
Publications Ltd.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi
penelitian kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ruslan, R. (2006). Metode penelitian
public relations dan komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian
bisnis. Cetakan Kesebelas. Bandung:
Alfabeta.
Sutrisna, D. (2011). Etika bisnis konsep
dasar implementasi dan kasus.
cetakan pertama.Udayana:
University Press.
Umar, H. (2008). Metode penelitian untuk
skripsi dan tesis bisnis. Edisi Kedua.
Cetakan Kesembilan. Jakarta: Raja
Velasquez, M.G. (2010). Etika bisnis,
konsep dan kasus. Edisi 5.
Yogyakarta: ANDI.
Internet :
Anindya, M. (2013). Pahami untung rugi
menjalankan bisnis dropship. 14
juni 2013. www.netpreneur.co.id
Amran, S. (2012). Etika dan hukum bisnis.
Online. Diakses 16 September
2012. 09.30 WIB.
AnneAhira. (2012). Pengertian,
komponen, dan teori komunikasi.
www.AsianBrain.com.
www.anneAhira.com. Diakses 28
Mei 2013.
AnneAhira. (2012).10 Etika bisnis online
yang harus diketahui. online
marketer kelas dunia pertama dari
Indonesia. www.AsianBrain.com.
www.anneAhira.com/Bisnis/Bisnis
Online/AsianBrain/EtikaBisnis.
Diakses 10 Desember 2012
AnneAhira. (2013). Mengkaji arti bisnis
dari berbagai pandangan.
www.anneahira.com. diakses 15
November 2013.
Aprilya, R.D. (2013). Pengaruh perilaku
konsumen dalam hal fashion.
www.resadwi.wordpres.com.
Diakses November 2013.
Arcin. (2012). Kelebihan dan kekurangan
whatsapp vs BBM. Online.
http://www.smartphonesarena.com/
category/technology-smartphone.
Diakses 6 Desember 2012. 10.25
WIB.
Arum, V. (2011). Kelebihan BBM atau
blackberry messenger. Online.
http://
www.anugrahjaya.com/news.
Diakses 2 Maret 2011. 13.00 WIB.
Deliusno. (2012). BBM bakal bisa untuk
mengirim uang. Online.
http://www.kompas.com. Diakses 5
Desember 2012. 08.30 WIB.
Esha. (2011). Distributor dan agen wshal
fashion. www.eshalfashion
Faizal. (2010). Tata Krama dan tata cara
periklanan indonesia. Online.
http://faizal.student.umm.ac.id/2010/05/04
/tata-krama-dan-tata-cara-perik
lanan-indonesia/. Diakses 1 Mei 2012. 08.00
WIB.
Hadi, U. (2008). Etika berbisnis internet.
Online.
ot/etika-bisnis-internet. Diakses 6
September 2012. 15.20 WIB..
Ichtia Cp, Does. (2012). Strategi
kesuksesan reseller Online
(Dropshipper). Online.
http://www.DoesIchtiah.com.
Diakses 9 September 2012. 08.00
WIB
Imadewira. (2012). Kelemahan blackBerry
messenger. Online.
http://www.imadewira.com.
Diakses 18 Januari 2012. 12.00
WIB..
Kamus Bahasa Indonesia Online. 2013
Kartasasmita, G. (1997). Etika dunia
usaha atau etik bisnis dalam
pembangunan. makalah lembaga
studi dan pengembangan etika
usaha indonesia (LSPEU
Indonesia), Jakarta, 25 Agustus
1997. Online.
http://www.ginandjar.com. Diakses
14 September 2012. 15.30 WIB.
Kurniawan, A. (2013). Persaingan sehat.
26 Februari 2013. Web Dosen.
www.ari-kurniawan-fh.web.unair.ac.id/index.html.
Diakses 15 November 2013
Lintang S. (2012). E-Marketing:Media
pemasaran baru yang menarik dan
interaktif. Staf Institut Komunikasi
Indonesia Baru. Media Kajian
Komunikasi Masa Depan.
www.komunikasi.us/index.php/tenta
ng komunikasi. Diakses 15 februari
2013.
Lotte Mart. (2009). Kepuasan pelanggan.
The Lotte Shopping Indonesia
Learning Center Human Resources
Department. Edisi Pertama. 1
Oktober 2009. PT. Lotte Shopping
Indonesia. Jakarta. Diakses 15
November 2013.
Megabudi. (2009). Etika bisnis internet.
Online.
http://www,megabudi.blogspot.co
m. Diakses 6 September 2012.
10.30 WIB.
Moerdiyanto. (2009). Etika bisnis. Diktat
kuliah mahasiswa program studi
manajemen fakultas ilmu sosial
dan ekonomi universitas negeri
Yogyakarta. Online.
http://www.google.co.id/etikabisnis
.pdf. Diakses 6 September 2012.
10.30 WIB.
Monetize, (2010). Pengertian reseller.
Online.
http://www.ajurnaads.blogspot.com
. Diakses 9 September 2012. 12.00
Mulia, G.C. (2011). Pentingnya tanggung
jawab dalam diri seseorang. April
2011. 05:46.
www.mhoel.blogspot.com
Octavicha, A. (2011). Contoh penerapan
etika dalam dunia bisnis diera
perdagangan bebas dan contoh
penerapan prinsip-Prinsip GCG
pada BUMN. Online.
http://www.viicha.blogspot.com.
Diakses 6 September 2012. 11.00
WIB..
Purnomo, A. 2011. Contoh-contoh
penggunaan media digital. Online.
http:// www.Joornla.org/eLearning
KuliahPedia. Diakses 7 Juni 2011.
06:11 WIB.
Smartphoneindonesia. (2012).
Perkembangan blackbarry di
Indonesia.www.smartphoneindone
sia.blogspot.com.
Tantra, H. (2009). Perbedaan sistem
afiliasi dan sistem reseller. Online.
http://www.jasaseo.net. Diakses 9
September 2012. 10.00 WIB.
Ulil, F. (2011). Manfaat perusahaan
dalam menerapkan etika bisnis.
Universitas Gunadarma. Online.
http://www.fachmiulilmaulana.blog
spot. com. Diakses 16 September
2012. 09.30 WIB.
Umyurika. (2012). Pelayanan responsif.
Mutiara Hati.
www.umyurika.wordpress.com.
Diakses 15 November 2013.
Viva news. (2012), 67% Konsumen
indonesia punya smartphone.
www.vivanews.co.id/saintek. Jum'at,
15 Februari 2013 | 05:41 WIB.
Diakses 15 februari 2013.
Wijaya, S.T (2012). B2B mobile
marketing. Specialist or known as
SEO Consultant Jakarta/ engkoh.
www.konsultanseojakarta.com/jasas
eoindonesia. 21 November 2012.
Jurnal :
Al-alak, Basheer. A.M. (2010). Mobile
Marketing: Examining the Impact
of Trust, Privacy Concern and
Consumers Attitudes on Intention
to Purchase. Journal COSE.
International Journal of Business
and Management. Vol 5. No. 3.
March 2010. page 29-41.
Bauer, Hans H, Stuart J Barnes, Tina
Reichardt and Marcus M.
Neumann. (2005). Driving
Consumer Acceptance Of Mobile
Marketing: A Theoretical And
Empiris. Journal of Electronic
Commerce Research. Vol 6. No.3.
Gewei Ye. (2009). Mobile Marketing
Systems: Framework and
Technology Enabler. Journal
Social Science Research Network
(SSRN). page
1-13.www.ssrn.com/abstract=149242
7.
Lee, Carmen K.M. (2002). Literacy
Practices In Computer Mediated
Communication in Hong Kong.
Journal The Reading Matrix. Vol
2. No. 2. June 2002. page 1-25.
Leppaniemi Matti dan Heikki Karjaluoto.
(2008). Mobile Marketing: From
Marketing Strategy to Mobile
Marketing Campaign
Implementation. Journal Faculty of
Economics and Business
Administation, University of Oulu,
Finland. page 1-18.
www.marshall.usc.edu_assets_006
_5568.pdf.
Nugroho, Mahendra Adhi. (2012). Konsep
Teori dan Tinjauan Kasus Etika
Bisnis PT Dirgantara Indonesia
(1960-2007). Jurnal Economia. Vol
8. No.1.
www.journal.uny.ac.id/index.php/e
conomia.
Tanakinjal, Geoffrey H. (2007).
Management of Permission-base
Mobile Marketing Diffusion: A
Conceptual Model. International
Joornal of Business and
Management. Vol 2. No.6. page