• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resiko Tingkat Bunga pada Bank Umum di I (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resiko Tingkat Bunga pada Bank Umum di I (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Resiko Tingkat Bunga pada Bank Umum di Indonesia 2015-2016 Ingtias Nur Widias Tuti

Universitas Trilogi

A. Latar Belakang

Risiko pada perubahan suku bunga memiliki pengaruh besar bagi suatu

perusahaan. Naik dan turunnya suku bunga secara tidak stabil memiliki efek bagi setiap keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, penciptaan pada suatu kestabilan suku bunga merupakan harapan dan dambaan bagi banyak pebisnis. Dalam bab ini kita akan membahas tentang risiko suku bunga dan berbagai sebab yang bisa melatarbelakanginya serta sejauh mana pengaruh tersebut timbul dalam bentuk turut mempengaruhi bidang lainnya.

Setelah membaca bab ini diharapkan Mahasiswa/I mampu memahami baik tentang :

1. Risiko suku bunga dari berbagai perspetif 2. Hubungan risiko suku bunga dan obligasi

3. Pengaruh suku bunga dengan kebijakan penawaran uang 4. Berbagai bentuk pernyataan yang diberikan serta mampu

menyelesaikan kasus yang ada, hingga memberikan solusinya. B.Tujuan Penulisan :

1. Mengetahui defenisi risiko suku bunga.

2. Mengetahui bagaimana risiko suku bunga itu bisa terjadi. 3. Mengetahui bagaimana bentuk risiko yang terjadi pada pemegang obligasi.

4. Mengetahui faktor yang menyebabkan perubahaan pada suku bunga domestik.

C.Literatur

1. Defenisi risiko suku bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan

perusahaan.

(2)

Pada saat seorang memutuskan untuk menempatkan dananya di bank dalam bentuk time deposit (deposito) maka artinya ia sudah melihat sisi keuntungan dan kenyamanan, terutama jika ia membandingkan berinvestasi di tempat lain seperti membeli saham. Kondisi pasar saham yang berfluktuasi menyebabkan tingkat risiko memiliki posisi tersendiri, tingkat return yang diharapkan juga penuh dengan kondisi yang berfluktuasi, dengan kata lain jika estimasi keuntungan yang diharapkan tidak tercapai atau actual returnnya adalah tidak diperoleh bahkan terlalu jauh maka kerugian finansialah yang akan diperoleh.

3.Suku bunga dan jangka waktu obligasi

Suku bunga dan jangka waktu obligasi memiliki keterkaitan dalam mmberikan ketetapan. Untuk ini ada dua bentuk keputusan yang biasa berlaku atau diterapkan oleh pemerintah dan perusahaan, yaitu obligasi dengan jangka waktu pendek (short term) dan obligasi dengan jangka waktu panjang (long term). Dimana obligasi jangka waktu pendek memiliki suku bunga yang lebih rendah dari pada obligasi yang jangka panjang, contohnya pada tanggal 26 februari 2009, misalnya pemerintah menerbitkan obligasi dengan tenor 5 dan 10 tahun. Untuk tenor 5 tahun telah diserap pasar senilai 1 milyar dollar AS dengan yield (bunga) 10,5 persen. Sedangkan untuk tenor 10 tahun diserap pasar 2 miliar dollar AS dengan yield lebih tinggi 11,75 persen.

4. Konsep manajemen risiko pada suku bunga obligasi

Ada beberapa alasan yang bisa kita pahami mengapa suku bunga obligasi memiliki angka suku bunga yang berbeda pada masa kurun waktu 5 hingga 10 tahun, jika ini kita lihat dari segi perspektif manajemen risiko, yaitu :

Pertama, dengan kondisi suku bunga obligasi yang cenderung stabil maka masyarakat akan merasa lebih nyaman serta lebih menguntungkan dari pada menempatkan uang tersebut dipasar atau dengan asumsi menginvestasikan uang tersebut ke pasar akan jauh memiliki tingkat risiko yang tinggi.

(3)

Ketiga, penjual obligasi dengan masa waktu 5 hingga 10 tahun dan jarak suku bunga yang juga tidak begitu tinggi ini akan memberi kenyamanan dari segi mengelola dana dari hasil penjualan obligasi sesuai dengan master plan yang dikonsepkan sejak awal tanpa harus terburu-buru dan bekerja secara under pressure (dibawah tekanan)

Keempat, pemegang serta pembeli obligasi umumnya adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dan menginginkan dana tersebut diamankan ke tempat yang memiliki risiko yang seminimal mungkin, yang salah satunya adalah membeli obligasi khususnya obligasi yang dijual oleh pemerintah.

5. Risiko pada Hubungan Obligasi dan Saham

Obligasi adalah suatu surat berharga yang dijual kepada publik, dimana disana dicantumkan beberapa ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya yang menjelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh lembaga terkait.

Obligasi yang memiliki tingkat suku bunga tetap dan obligasi yang memiliki tingkat suku bunga berubah berdasarkan keadaan pasar mampu memberi pengaruh khusus pada keputusan yang dibuat oleh seorang investor

6. Dampak perubahan suku bunga bagi perusahaan

Menurut Mamduh M. Hanafi perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan perusahaan menghadapi dua tipe risiko, yaitu :

A.Risiko perubahan pendapatan : pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah yaitu berkurang dari yang diharapkan).

B. Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah karena lebih kecil (turun nilainya).

7. Risiko pada perubahan suku bunga dan permintaan uang Secara sederhana kita bisa menyimpulkan bahwa permintaan uang sangat

dipengaruhi oleh faktor kondisi berlakunya suku bunga dipasaran dan begitu pula sebaliknya. Kita dapat menarik beberapa kesimpulan dari pergerakan perubahan naik turunnya suku bunga yaitu :

(4)

Kedua, pada saat suku bunga diturunkan dari titik A ke titik C bahkan ke titik D maka banyak pihak yang berkeinginan menarik dana atau simpanan dari bank untuk selanjutnya dipakai guna mengembangkan usaha atau meminjamkan dananya tersebut kepihak yang di anggap memiliki kapabilitas dalam mengelola dan mengatur keuangan secara baik serta tentunya mampu memberikan

keuntungan secara menarik dan aman.

Ketiga, pada saat suku bunga diturunkan dari titik A ke titik C bahkan ke titik D bahkan lebih jauh lagi maka ini akan bisa mengakibatkan persoalan jika tidak di lakukan kontrol secara hati-hati.

8. Risiko Carry Trade

Risiko carry trade adalah bentuk perilaku investor dalam melakukan investasi dengan cara meminjam dana dari suatu Negara dan yang memiliki tingkat suku bunga yang rendah dan selanjutnya membawa dana tersebut untuk diinvestasikan atau ditanamkan pada Negara yang memiliki tingkat suku bunga tinggi, dengan harapan akan memperoleh selisih keuntungan di sana.

Persoalannya adalah jika suku bunga kembali ke posisi normal atau rendah maka dana yang berasal dari carry trade tersebut akan ditarik kembali untukdi bawah ke tempat asalnya. Kasus carry trade ini hamper memiliki kesamaan dengan hot money (arus dana asing jangka pendek)

9. Faktor yang menyebabkan perubahan pada suku bunga domestik Ada 3 faktor yang mampu memberi pengaruh pada suku bunga domestik suatu Negara, yaitu :

a. Kondisi ekonomi global

b. Stabilitas ekonomi dalam negeri

c. Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri.

Bila ketiga hal ini terjadi terus dan tidak mendapat penanganan yang serius terutama dari lembaga yang berwenang khususnya Bank Sentral yaitu Bank Indonesia maka diperkirakan secara jangka panjang akan memberi efek pada stabilitas suku bunga.

D.Rekomendasi pada Bank Umum di Indonesia 2015-2016

(5)

1. Pinjaman perbankan bersifat perhitungan bunga efektif, yaitu flat hanya satu tahun dan selanjutnya berdasarkan kondisi realita pasar.

2. Selama ini para konsumen yang membeli produk perikanan pada

PT.Perikanan Samudra India banyak yang membeli secara tidak tunai atau kredit, yaitu membayarnya secara bertahap. Sehingga penerimaan penjualan perusahaan adalah bersifat bertahap.

3. Selama ini perusahaan juga sudah memiliki utang dalam bentuk valuta asing kepada para rekanan bisnis, dan sistim pembayarannya juga di bayar tidak secara tunai.

Kesimpulan

Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan

perusahaan. Adapun pengertian risiko suku bunga menurut Mashud Ali adalah terjadi sebagai akibat dari terdapatnya mismatched atas maturities pada interest rate related products di sisi aktiva dan passiva neraca bank. Menurut Mamduh M. Hanafi perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan perusahaan menghadapi dua tipe risiko, yaitu :

a. Risiko perubahan pendapatan : pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah yaitu berkurang dari yang diharapkan).

b. Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah karena lebih kecil (turun nilainya).

Ada 3 faktor yang mampu memberi pengaruh pada suku bunga domestik suatu Negara, yaitu :

a. Kondisi ekonomi global

b. Stabilitas ekonomi dalam negeri

c. Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri. D. Daftar Pustaka

Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita , M. The Validity of Capital Assets Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting The Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange.American Journal of Economics,Finance and Management Vol .1, No 3,2015,pp .

Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(6)

http://sukubungadan.blogspot.com/2014/03/makalah-suku-bunga.html [13 November 2014]

http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-suku-bunga.html [13 November

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan variabel Suku Bunga, Nilai Tukar Valas, Jumlah Uang Beredar, dan Tingkat Risiko Pembiayaan Musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga SBI dan tingkat likuiditas terhadap risiko investasi saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Dari hasil pengujian model yang digunakan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel bebas pendapatan nasional, tingkat suku bunga, penghimpunan dana

Sebagai pembanding, new zealand yang juga menerapkan ITF, telah berhasil mencapai tingkat inflasi yang rendah sesuai dengan target yang diinginkan mereka menggunakan suku

Semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan membuat nilai perusahaan menurun dihadapan para investor karena suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi keputusan investasi,

Penurunan tingkat suku bunga ini akan mendorong para investor mengambil kredit bank untuk melakukan kegiatan investasi yang tentu saja peningkatan kegiatan

Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh tingkat suku bunga dan likuiditas perusahaan terhadap risiko investasi saham

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga SBI dan tingkat likuiditas terhadap risiko investasi saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa