• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dalam Rangkapemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusifdi Kota Tanjungbalai Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dalam Rangkapemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusifdi Kota Tanjungbalai Chapter III V"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenispenelitianyang digunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan , dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2014:6).

Dalam hal ini metode penelitian deskriptif digunakan, yang merupakan “prosedur ilmiah untuk pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan fenomena sosial lainnya) pada waktu atau saat sekarang serta berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya” (Nawawi, 1983). Jadi, metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran apa adanya tentang berbagai strategi yag diterjemahkan ke dalam program dan kegiatan serta bagaimana implementasi strategi yang dilakukan oleh BadanKesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mengambil tempat di Kantor Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 107

24

(2)

Tanjungbalai. Satuan kerja perangkat daerah ini dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tanjungbalai dan telah diubah menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 03 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tanjungbalai.

3.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan perkiraan waktu selama lebih kurang 2 (dua) bulan yang terdiri dari : persiapan, pengumpulan data dan informasi, verifikasi dan penyimpulan serta penyajian hasil penelitian.

3.4. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel yang disebut dengan informan sesuai jenis penelitian kualitatif.

Penetapan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposif yakni penulis menetapkan informan dengan asumsi bahwa informan dinilai memahami permasalahan penelitian sehingga mampu memberikan informasi yang relevan dan diperlukan.

Informan yang dipilih adalah informan kunci (key informan), di mana baik dari segi pengetahuan ataupun keterlibatan mereka dengan permasalahan yang akan diteliti tidak diragukan lagi. Di samping itu, dipilih pula informan tambahan yang mengetahui pokok permasalahan yang akan diteliti oleh penulis di lapangan.

(3)

Kesatuan Bangsa dan Politik (Khairuddin, SH), Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik (Ricky SR Siregar, S.Sos, MSi) dan Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan (Melati Polsari Sianturi, SE). Sedangkan informan tambahan adalah 1 (satu) orang unsur staf (Aliberto Siringo) serta masing-masing 1 (satu) orang pengurus forum strategis yakni Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tanjungbalai (H. Haidir Siregar, S.Ag.), Wakil Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Tanjungbalai (Agustoni, S.Pd.), anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Tanjungbalai (M. Gurusinga, BA), Perwira Penghubung Kodim 0208/Asahan (Mayor Inf Indra Bakti) dan 1 (satu) orang tokoh lembaga swadaya masyarakat/organisasi kemasyarakatan (Khairuddin Tambunan). Jumlah seluruh informan sebanyak 12 ( dua belas) orang.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperolehdengancara : 1. Wawancara terhadap Informan

Untukmengetahui strategi apa saja serta bagaimana implementasi strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam rangka mewujudkan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai terhadap masing-masing informan.

(4)

2. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran nyata suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk mengerti perilaku manusia, untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu, melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu.

Sesuai dengan pendapat Bungin (2007), penulis menggunakan bentuk

observasi tidak terstruktur yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi (Sujarweni, 2004). Dalam hal ini penulis mempelajari dan menganalisa setiap dokumen yang berkaitan dengan data dan informasi kongkrit yang mendukung penelitian tesis ini, seperti : Dokumen Rencana Strategis (2011-2016) , Rencana Kerja dan laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai serta peraturan perundang-undangan yang terkait lainnya.

3.6. Defenisi Konsep

(5)

Adapun definisi konsep yang disusun penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Strategi adalah perencanaan komprenhensif dalam menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai tujuannnya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.

2. Implementasi Strategi adalah upaya dan cara untuk melaksanakan perencanaan dengan pengelolaan seluruh tingkat manajemen sampai ke lini terbawah dan sumber daya yang tersedia dengan memperhatikan lingkungannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Adapun implementasi strategi tersebut dilakukan dalam suatu sistem yang dikenal dengan sistem implementasi strategi.

3. Sistem implementasi strategi adalah suatu kesatuan cara dalam melaksanakan perencanaan strategis yang terdiri dari tiga komponen, yaitu :

(1)Perencanaan integral dan sistem pengendalian merupakan pengelolaan dan pengendalian terhadap penjabaran perencanaan induk ke dalam perencanaan antara dan perencanaan operasional. (2)Kepemimpinan, motivasi dan komunikasi adalah cara

melaksanakan strategi yang telah ditetapkan melalui peranan pemimpin eselon atas dalam memotivasi dan mengkomunikasikan kepada jajarannya agar tercapai tujuan yang telah direncanakan. (3)Manajemen sumber daya manusia dan kultur organisasi adalah

(6)

iklim budaya yang mendukung tercapainya tujuan organisasi, sesuai dengan rencana.

4. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai adalah Satuan perangkat daerah yang dibentuk dengan peraturan daerah untuk membantu kepala daerah dalam bidang teknis kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat. 5. Pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota

Tanjungbalai adalah upaya dan cara yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat melalui pelaksanaan strategi dan perencanaan yang telah ditetapkan agar terpelihara suasana yang menyatu, demokratis, terhindar dari konflik, perpecahan dan kerusuhan di kalangan masyarakat Kota Tanjungbalai. 3.7. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian.

2. Koding yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut macamnya. 3. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan agar data mudah dianalisis dan disimpulkan serta untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam

penelitian sehingga jawaban yang beraneka ragam dapat disingkat. 4. Mendeskripsikan dan menjawab pokok permasalahan dalam penelitian ini,

(7)

(1) perencanaan integral dan sistem pengendalian; (2) kepemimpinan, motivasi dan komunikasi;

(8)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1.1. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sebagai salah satu lembaga teknis daerah, Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 107 Tanjungbalai Provinsi Sumatera Utara, SKPD ini memiliki tugas pokok dan fungsi yang telah diatur dan ditetapkan dalam peraturan daerah.

Menurut Pasal 7 Ayat 1 dan 2 Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tanjungbalai, Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Badan Kesatuan, Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

b. pemberian dukungan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

(9)

d. pengelolaan urusan ketatausahaan;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas dan fungsinya; Dari uraian tugas dan fungsi tersebut dapat kita pahami akan fungsi pemerintahan dalam membantu Kepala Daerah (Walikota), Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai memiliki fungsi untuk menciptakan lingkungan politik atau situasi daerah yang kondusif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Adisasmita (2011) bahwa institusi pemerintahan berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif.

Di samping itu, Badan ini juga mempunyai tugas untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa dimaksudkan agar terwujudnya dan terpeliharanya suasana persatuan dan kesatuan bangsa dan kesadaran politik dan berdemokrasi dalam kehidupan masyarakat Kota Tanjungbalai yang beragam dan berbeda-beda. Hal ini tentunya dilandasi oleh pemahaman dan penghayatan akan nilai-nilai ideologi Pancasila, wawasan kebangsaan, UUD 1945 serta cinta tanah air dan tetap mawas diri akan adanya ancaman,tantangan, hambatan dan gangguan yang ingin merusak tatanan ke-bhinekatunggalika-an dan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun dari luar negeri.

(10)

berkreasi terhindar dari gangguan dan ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, judi, minuman keras, prostitusi, konflik sosial, dan berbagai tindakan kriminalitas dan anarkis yang bertentangan serta melanggar hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Badan yang mengatakan :

“Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai, Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

Sedangkan fungsinya membantu Walikota dalam perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan ketatausahaan serta tugas lainnya di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

Dapat dijelaskan bahwa dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa dan politik dimaksudkan agar terwujudnya dan terpeliharanya suasana persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatnya wawasan dan kesadaran politik dan berdemokrasi dalam kehidupan masyarakat Kota Tanjungbalai yang beragam dan berbeda-beda. Hal ini tentunya dilandasi oleh pemahaman dan penghayatan akan nilai-nilai ideologi, wawasan kebangsaan,UUD 1945 serta cinta tanah air dan tetap mawas diri akan adanya ancaman,tantangan, hambatan dan gangguan yang ingin merusak tatanan kebhinekatunggalikaan dan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun dari luar negeri.

(11)

Sesuai Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tanjungbalai, sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 03 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tanjungbalai, Bagan Struktur Organisasi Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai sebagaimana terlihat di bawah ini :

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat Kota Tanjungbalai

BIDANG PROGRAM BIDANG KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

(12)

Dari bagan tersebut dapat kita ketahui bahwa Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai secara struktural dipimpin oleh seorang Kepala Badan (Eselon II b) dan dibantu oleh seorang Sekretaris (Eselon III a) dan 3 (tiga) orang Kepala Bidang (Eselon III b). Sedangkan Sekretaris dan Kepala Bidang masing-masing dibantu oleh dua orang yakni Kepala Sub Bagian (Eselon IV a) dan Kepala Sub Bidang (Eselon IV a). Masing-masing Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang dibantu oleh unsur staf dan tenaga kerja sukarela.

Tenaga sukarela direkrut sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Sedangkan kelompok jabatan fungsional dan unit pelaksana teknis badan sampai dengan saat ini tidak difungsikan karena tugas dan fungsi SKPD ini masih dapat ditangani oleh pejabat dan staf yang ada.

B. Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan

Menurut Peraturan Walikota Tanjungbalai Nomor 29 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai dan Peraturan Walikota Tanjungbalai Nomor 21 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Tanjungbalai Nomor 29 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai, uraian tugas dan fungsi badan ini adalah sebagai berikut :

1). Kepala Badan

(13)

Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Badan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

b. pelaksanaan pelayanan umum bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

c. pengelolaan urusan ketatausahaan;

d. penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan program-program pembinaan kesatuan bangsa, pembangunan politik dalam negeri dan perlindungan masyarakat;

e. perumusan kebijakan dan pengembangan nilai-nilai kebangsaan serta pelaksanaan penanganan konflik;

f. perumusan kebijakan dan pelaksanaan fasilitasi kelembagaan serta pelaksanaan pembangunan politik;

g. perumusan kebijakan dan pelaksanaan perlindungan masyarakat;

h. pelaksanaan pengamanan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas sesuai kebijaksanaan Kepala Daerah;

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai bidang tugas dan fungsinya;

j. pelaporan dan pertangungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah Kota sesuai standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Badan dibantu oleh:

a. Sekretaris

(14)

c. Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik

d. Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik 2). Sekretaris

Sekretaris mempuyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan yang meliputi : pembinaan, ketatusahaan, ketatalaksanaan hukum. Kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, perlengkapan, kepegawaian, menghimpun data statistik, perumusan rencana dan program keuangan dalam pembinaan pelayanan teknis dan administrasi kepada Kepala Badan dan semua unsur di lingkungan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Sekretaris mempunyai fungsi : a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan hukum, rumah tangga,

administrasi, protokol dan hubungan masyarakat;

b. penyiapan analisa kebutuhan, pengadaan administrasi dan inventarisasi barang perlengkapan serta melakukan perawatan dan pemeliharaan; c. penyiapan bahan petunjuk umum dan teknis di bidang kepegawaian

serta memberikan pelayanan administratif kepegawaian;

d. penyusunan anggaran keuangan, administrasi keuangan, pertanggungjawaban serta laporan keuangan;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai bidang tugas dan fungsinya;

f. pelaporan dan pertangungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Daerah sesuai standar yang ditetapkan.

(15)

a. Kepala Sub bagian Umum dan Kepegawaian b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan 2a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

a. melaksanakan urusan ketatalaksanaan, hubungan masyarakat dan hukum;

b. melaksanakan urusan adaministrasi kepegawaian;

c. melaksanakan pengusulan, penyusunan, perumusan, penginventarisan program kerja tahunan untuk dibahas dalam rencana pembangunan daerah;

d. melaksanakan urusan rumah tangga;

e. menerima, membaca, mengagendakan dan mendistribsikan surat surat masuk sesuai dengan tujuan surat;

f. melaksanakan persiapan administrasi perjalanan dinas pegawai;

g. melaksanakan pengendalian surat masuk sesuai dengan penataan kearsipan pola baru;

h. meneliti konsep surat dan menyesuaikan dengan tata naskah yang berlaku;

i. mempersiapkan dan menyusun rencana kegiatan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatannya;

j. menyusun dan mempersiapkan rencana kebutuhan barang dan perbekalan serta alat tulis kantor:

k. menyusun daftar urut kepangkatan (DUK);

(16)

m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang tugasnya;

n. melaporkan dan mempertangungjawabkan atas pelaksanaan tugas kepada Sekretaris sesuai standar yang ditetapkan.

2.b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perengkapan mempunyai tugas :

a. melaksanakan urusan administrasi keuangan dan perlengkapan yang meliputi penyusunan anggaran, pembukuan, pertanggungjawaban serta laporan keuangan;

b. melaksanakan penyiapan dan melakukan pengelolaan administrasi keuangan, perlengkapan dan peralatan kantor;

c. melaksanakan persiapan usuan surat perintah pembayaran (SPP)untuk diproses lebih lanjut;

d. melaksanakan penyusunan laporan bulanan;

e. menginventarisasi barang-barang/perlengkapan asset pemerintah;

f. melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang tugasnya;

g. melaporkan dan mempertangungjawabkan atas pelaksanaan tugas kepada Sekretaris sesuai standar yang ditetapkan.

3). Kepala Bidang Program

(17)

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang Program mempunyai fungsi :

a. pegoordinasian, penyusunan,Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);

b. pengoordinasian penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);

c. pengoordinasia pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pengendalian program, evaluasi dan pelaporan;

d. pengoordinasian pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan pengumpulan data;

e. penyiapan data dan analisa perencanaan dalam rangka penyusunan program kerja tahunan;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

g. pelaporan dan pertangungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan sesuai standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Sekretaris dibantu oleh: a. Kepala Sub Bidang Perencanaan

b. Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan 3.a. Kepala Sub Bidang Perencanaan

Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas :

(18)

b. melaksanakanpenyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan (DPA);

c. mengumpulkan bahan dan data untuk penyusunan rencana;

d. mengolah bahan dan data yang telah dikumpulkan untuk penyusunan rencana;

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Program sesuai bidang tugasnya;

f. melaporkan dan mempertangungjawabkan atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Program sesuai standar yang ditetapkan.

3.b. Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas : a. melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan;

b. mengumpulkan bahan dan data hasil pelaksanaan setiap program kegiatan;

c. menyusun Laporan Akuntabiitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); d. mengolah data hasil pelaksanaansetiap program kegiatan;

e. menyajikan data hasil pelaksanaan setiap program kegiatan;

f. melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Program sesuai bidang tugasnya;

g. melaporkan dan mempertangungjawabkan atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Program sesuai standar yang ditetapkan.

4). Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik

(19)

Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai dalam bidang : pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa dan pembangunan politik dalam negeri. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai fungsi :

a. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan ideologi negara;

b. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan wawasan kebangsaan;

c. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan bela negara;

d. pengkoordinasian perumusan kebijakan pelaksanaan pembinaan nilai-nilai sejarah kebangsaan;

e. pengkoordinasian perumusan kebijakan pelaksanaan pembinaan pembauran kebangsaan dan kewarganegaraan;

f. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan kewaspadaan nasional;

g. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pemantauan orang asing, tenaga kerja asing dan organisasi masyarakat asing di daerah;

h. pengkoordinasian kebijakan dan pelaksanaan pembinaan ketahanan nasional;

i. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan ketahanan ekonomi;

(20)

k. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan fasilitasi kelembagaan;

l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan sesuai standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dibantu oleh :

a. Kepala Sub Bidang Ideologi, Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional b. Kepala Sub Bidang Pembangunan Politik dan Fasilitasi Kelembagaan.

4.a. Kepala Sub Bidang Ideologi, Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional

Kepala Sub Bidang Ideologi, Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan pembinaan ideologi, wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama, kemasyarakatan dan ketahanan ekonomi;

Kepala Sub Bidang Ideologi, Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut di atas, mempunyai fungsi:

a.penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penguatan dan implementasi ideologi dan nilai-nilai Pancasila;

(21)

c.penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pendidikan dan pemberdayaan bela Negara;

d.penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan ketahanan seni, ketahanan budaya serta kerukunan umat beragama, kepercayaan dan kehidupan bermasyarakat;

e.penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penguatan dan implementasi nilai-nilai sejarah kebangsaan;

f.penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan fasilitasi pembauran kebangsaan dan pembinaan kewarganegaraan;

g.penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan kewaspadaan dini, kajian strategis, dan kerja sama intelijen keamanan daerah;

h. penyiapan perumusan kebijakan serta melaksanakan pemantauan berupa verifikasi dokumen administrasi dan tindakan lapangan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing, tenaga kerja asing dan organisasi masyarakat asing di daerah;

j. penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan ketahanan masyarakat dalam menghadapi masalah dan atau penyakit sosial kemasyarakatan;

k. penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan identifikasi, kompilasi, bimbingan dan evaluasi dalam rangka hubungan dengan organisasi kemasyarakatan;

(22)

kesenjangan perekonomian, ketahanan perdagangan, ketahanan sumber daya alam dan kesenjangan perekonomian, ketahanan perdagangan, ketahanan lembaga usaha ekonomi dan perilaku perekonomian masyarakat dan ketahanan ekonomi lainnya;

m.melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik sesuai bidang tugasnya;

n.melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik sesuai standar yang Kepala Sub Bidang Pembangunan Politik dan Fasilitasi Kelembagaan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan dan politik dalam negeri dan fasilitasi kelembagaan organisasi politik, lembaga perwakilan rakyat daerah dan pemilihan umum.

4.b. Kepala Sub Bidang Pembangunan Politik dan Fasiitasi Kelembagaan Kepala Sub Bidang Pembangunan Politik dan Fasilitasi Kelembagaan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan dan politik dalam negeri dan fasilitasi kelembagaan organisasi politik, lembaga perwakilan rakyat daerah dan pemilihan umum.

. Kepala Sub Bidang Pembangunan Politik dan Fasilitasi Kelembagaan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas, mempunyai fungsi :

(23)

b. penyiapan rumusan kebijakan dan fasilitasi kelembagaan politik pemerintahan;

c. penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan fasilitasi kelembagaan dan hubungan dengan partai politik;

d. penyiapan rumusan kebijakan dan pendidikan politik kepada masyarakat;

e. penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan peningkatan nilai-nilai demokrasi;

f. penyiapan rumusan kebijakan dan fasilitasi pengembangan peranan supra struktur politik dan infra struktur politik;

g. penyiapan rumusan kebijakan dan fasilitasi yang diperlukan dalam hubungan dengan lembaga perwakilan rakyat di daerah;

h. penyiapan rumusan kebijakan serta pelaksanaan monitoring dan fasilitasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemilihan umum;

i. penyiapan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik sesuai bidang tugasnya;

j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik sesuai standar yang ditetapkan.

5). Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik

(24)

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan penanganan konflik mempunyai fungsi :

a. pengkoordinasian perumusan kebijakan peningkatan sumber daya manusia serta kelengkapan operasional Satuan Perlindungan Masyarakat;

b. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan pengembangan kelembagaan Satuan Perlindungan Masyarakat;

c. pengkoordinasian pelaksanaan kesiagaan satuan perlindungan masyarakat;

d. pengkoordinasian pelaksanaan fasilitasi terhadap upacara peringatan hari-hari besar nasional;

e. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan pengamanan yang diperlukan di daerah;

f. pengkoordinasian perumusan kebijakan dan pelaksanaan antisipasi dan fasilitasi penanganan konflik;

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

h. melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan sesuai standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik dibantu oleh :

a. Kepala Sub Bidang Pengembangan Potensi dan Pelaksanaan Perlindungan Masyarakat

(25)

B.5.1. Kepala Sub Bidang Pengembangan Potensi dan Pelaksanaan Perlindungan Masyarakat

Kepala Sub Bidang Pengembangan Potensi dan Pelaksanaan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan pengembangan potensi dan pelaksanaan perlindungan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Sub Bidang Pengembangan Potensi dan Pelaksanaan Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan perekrutan dan kerja sama kegiatan satuan perlindungan masyarakat sesuai kebutuhan;

b. penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan satuan perlindungan masyarakat;

c. penyiapan rumusan kebijakan dan pengadaan kelengkapan satuan perlindungan masyarakat;

d. penyiapan rumusan kebijakan dan pengembangan manajemen dan organisasi satuan perlindungan masyarakat secara sistematis;

e. penyiapan rancangan dan pelaksanaan tata upacara pada setiap peringatan hari-hari besar nasional;

(26)

g. penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan pengamanan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan;

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik sesuai bidang petugasnya;

i. melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik.

5.b. Kepala Sub Bidang Penanganan Konflik

Kepala Sub Bidang Penanganan Konflik mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penanganan konflik.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Sub Bidang Penanganan Konflik mempunyai fungsi :

a. penyiapan rumusan kebijakan dan melaksanakan pendataan daerah rawan konflik;

b. menyiapkan rumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan analisis potensi konflik sosial;

c. peyiapan rumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan analisis potensi konflik pemerintahan;

d. peyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan sosial dan pelatihan penanganan konflik;

(27)

f. penyiapan rumusan kebijakan dan fasilitasi penanganan konflik pemerintahan;

g. penyiapan rumusan kebijakan dan fasilitasi rekonsiliasi sosial;

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik sesuai standar yang ditetapkan;

i. melaporkan dan mempertanggungkan atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik. Dari uraian tugas dan fungsi masing-masing jabatan mulai dari eselon yang tertinggi sampai kepada eselon yang terendah dapat kita pahami memiliki kaitan satu jabatan dengan jabatan lainnya dan merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan tujuan organisasi sesuai misi yang telah ditentukan. Artinya, dari sudut pandang manajemen strategis, apapun keputusan atau kebijakan manajemen puncak tidak akan dapat diimplementasikan jika manajemen di bawahnya tidak melakukan apa yang telah ditetapkan. Demikian pula manajemen di posisi menengah dan bawah serta unsur lini pegawai (staf) tidak akan dapat melakukan apapun, jika manajemen puncak tidak merumuskan, merencanakan dan mendelegasikannya ke manejemen di bawahnya.

(28)

kepada pegawai atau staf” akan terganggu dan dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.

Namun, sebagaimana diungkapkan Sekretaris dan Kepala Bidang Program dalam wawancara, bahwa “fase implementasi strategi tersebut tidak pernah terganggu karena Kepala Badan dapat menjalankan perannya dengan baik”.

C. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Sesuai dengan Rencana Strategis Tahun 2011-2016 bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat adalah sebagai berikut :

C.1. V i s i

Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana suatu organisasi akan dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi serta uraian yang terkandung dalam serangkaian tanggungjawab organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai, Sesuai dengan kesepakatan antara pimpinan dan pembantu pimpinan / staf maka disusun visi dan misi sebagai berikut:

Adapun visi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai adalah :

(29)

C.2. M i s i :

1. Melakukan penguatan dan pelaksanaan nilai – nilai Pancasila, Wawasan Kebangsaan, Pembauran Kebangsaan, Kewaspadaan Bangsa dan Ketahanan di Wilayah Kota Tanjungbalai.

2. Mendorong peningkatan peranan supra dan infra struktur politik yang berdasarkan prinsip – prinsip demokrasi.

3. Mendorong peningkatan perlindungan keamanan dan ketentraman masyarakat secara terpadu dan berkesinambungan.

Misi tersebut di atas dapat dijelaskan pengertiannya sebagai berikut :

a.Memantapkan wawasan berbangsa dan bernegara masyarakat Kota Tanjungbalai dimaksudkan dalam perwujudan iklim kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, dinamis dan damai serta mantapnya wawasan kebangsaan, integritas dan ketahanan masyarakat, bangsa dan negara, sehubungan dengan tuntutan reformasi yaitu adanya kecendrungan masyarakat untuk lebih mementingkan kelompoknya baik secara kesukuan maupun agama sehingga memberikan peluang terjadinya disintegrasi bangsa.

(30)

c.Ikut serta dalam peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat Kota Tanjungbalai, turut serta menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan untuk pelaksanaan pembangunan di Kota Tanjungbalai, terutama pembinaan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat.

C.3. Tujuan dan Sasaran C.3.1. Tujuan

Penetapan tujuan organisasi pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilaksanakan setelah penetapan visi dan misi, dengan mengetahui faktor-faktor kunci keberhasilan berarti organisasi tersebut telah mengetahui kelebihan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan merupakan hasil yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun serta harus konsisten dengan tugas dan fungsi secara kolektif untuk menggambarkan arah strategi organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan.

Adapun yang menjadi tujuan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai adalah :

Misi Pertama, memantapkan wawasan kebangsaan dalam berbangsa

dan bernegara masyarakat Kota Tanjungbalai, dengan tujuan :

-Meningkatnya kesadaran masyarakat akan wawasan kebangsaan -Meningkatnya tatanan kehidupan masyarakat Kota Tanjungbalai yang

(31)

Misi Kedua, mendorong peningkatan peranan supradan infra

strukturpolitik di Kota Tanjungbalai, dengan tujuan:

-Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan supra dan infra struktur politik.

-Meningkatnya kemandirian infra dan supra struktur politik.

Misi ketiga, mendorong masyarakat dalam meningkatkan keamanan dan

ketertiban Kota Tanjungbalai, dengan tujuan:

-Berperannya seluruh komponen masyarakat guna membantu pencegahan konflik di Kota Tanjungbalai

C.3.2. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang akan dicapai atau dihasilkan oleh instansi dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan dan bulanan serta harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

Misi pertama, memantapkan wawasan berbangsa dan bernegara

masyarakat Kota Tanjungbalai.

Tujuan 1 : meningkatnya kesadaran masyarakat akan wawasan kebangsaan, dengan sasaran :

-meningkatnya pemahaman akan wawasan kebangsaan;

(32)

-meningkatnya pengetahuan masyarakat akan erlunya pembauran.

Misi kedua, mendorong peningkatan peranan supra dan infra struktur

politik di Kota Tanjungbalai.

Tujuan 1 : meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan supra dan infra struktur politik, dengan sasaran :

- meningkatnya penyaluran aspirasi masyarakat melalui supra dan infra struktur politik.

Tujuan 2 : meningkatnyakemandirian infra dansupra struktur politik,dengan sasaran :

- meningkatnya kemampuan supra dan infra struktur politik dalam pencapaian tujuan organisasi.

Misi ketiga, mendorong masyarakat dalam meningkatkan keamanan dan

ketertiban Kota Tanjungbalai.

Tujuan 3 : berperannya seluruh komponen masyarakat guna membantu pencegahan konflik di Kota Tanjungbalai, dengan sasaran :

- meningkatnya kemampuan komponen lapisan masyarakat untuk mendeteksi penyebab terjadinya konflik.

(33)

D. Personil

Dari hasil pengumpulan data di lapangan dapat diketahui data personil yang terdapat pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai sebagaimana yang tertera di dalam tabel berikut :

Tabel 4.1. Data Personil Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai

Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai, 2016

Dari tabel diketahui bahwa sumber daya personil atau pegawai Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai yang berjumlah 60 (enam puluh) orang terdiri dari pendidikan Strata S2 sebanyak 2 (dua) orang, Strata S1 sebanyak 11 (sebelas) orang, dan Sekolah Menengah atas sebanyak 47 (empat puluh tujuh) orang.

(34)

E. Sarana dan Prasarana

Hasil pengumpulaan data di lapangan menunjukkan adanya sarana dan prasarana Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai sebagaimana yang dicantumkan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2. Data Sarana dan Prasarana Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai

________________________________________________________________________ Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai, 2016

(35)

dapat diwujudkan, di mana sumber daya manusia mengelola sumber daya lainnya untuk mendukung tercapainya sasaran strategi dan menyentuh semua tingkatan manajemen mulai dari manajemen puncak (Kepala Badan) sampai pada pegawai lini paling bawah sebagaimana yang dikatakan oleh Higgins (1985).

F. Forum-Forum Strategis

Dalam rangka kemitraan dengan komponen masyarakat serta pembinaan persatuan kesatuan bangsa dan kondusivitas daerah di Kota Tanjungbalai, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat memiliki forum- forum strategis yang dibentuk melalui Keputusan Walikota Tanjungbalai Tahun 2013 yaitu:

1. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tanjungbalai 2. Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Tanjungbalai

3. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Tanjungbalai Ketiga forum strategis ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam hal peningkatan kerukunan umat beragama (FKUB), peningkatan usaha-usaha pembauran kebangsaan di kalangan masyarakat (FPK), dan peningkatan deteksi dini dan cegah dini masyarakat (FKDM). Di mana ketiga forum tersebut dana operasionalnya ditampung pada Pos Anggaran Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai setiap tahun. 4.1.1.2. Sekilas tentang Keberadaan Kota Tanjungbalai

(36)

Adapun jarak tempuh Kota Tanjungbalai ke Port Klang Selangor, Malaysia lebih kurang empat setengah jam dengan menaiki kapal ferry. Sedangkan jarak tempuh antara Kota Tanjungbalai dengan Ibukota Provinsi Sumatera Utara di Medan dengan jarak tempuh 186 km serta waktu tempuh lebih kurang 4,5 – 5 jam dengan menggunakan kenderaan roda empat (Kota Tanjungbalai Dalam Angka, 2016) .

Secara administratif, Kota Tanjungbalai memiliki luas 6.025 km2 terdiri dari 6 (enam ) kecamatan dan 31 (tiga puluh satu) kelurahan dengan total jumlah lingkungan sebanyak 187 (seratus delapan puluh tujuh) lingkungan.

Adapun luas wilayah masing-masing kecamatan adalah : Datuk Bandar 2249 km2 (37,16%), Datuk Bandar Timur 1457 km2 (24,07%), Tanjungbalai Selatan 198 km2 (3,27%), Sei Tualang Raso 809 km2 (13,37%), dan Teluk Nibung 1255 km2 (20,74 %) (sumber : Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2016).

Kota Tanjungbalai juga berbatasan sebelah Utara dengan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan.

Dari segi jumlah pemeluk agama, Kota Tanjungbalai menurut data tahun 2015 terdiri dari : Islam 141.420 orang, Kristen 13.532 orang, Katolik 3622 orang, Hindu 46 orang, Budha 10.130 orang, dan Konghucu 25 orang dan lainnya nihil (Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai, 2015).

Adapun dari karakteristik suku bangsa, masyarakat Kota Tanjungbalai terdiri dari : Melayu (15,41%), Batak (42,36), Jawa (12,06), Minang (3,58), Aceh (1,11 %), Tionghoa (8 %) dan lainnya (0,5 %) (Kota Tanjungbalai Dalam Angka, 2015). Etnis Tionghoa menguasai hampir 70% sektor industri dan perdagangan menengah ke atas serta sektor perikanan yang membuat etnis ini hidup cukup mapan dan secara umum bermukim di Kecamatan Tanjungbalai Selatan, terkesan eksklusif dan terbatas pergaulannya dengan warga masyarakat lainnya.

(37)

unit, vihara 7 unit, dan kelenteng sebanyak 5 unit (Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai, 2016).

Dari ketiga karakteristik yakni agama dan suku dan tempat beribadah warga masyarakat tersebut, dapat terlihat keragaman sekaligus perbedaan penganut agama yang harus diantisipasi oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai agar dapat senantiasa tercipta toleransi dan terpelihara kerukunan serta keharmonisan dan ketenteraman di dalam kehidupan beragama di Kota Tanjungbalai. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi gesekan antar warga dalam kaitan dengan pelaksanaan peribadatan mulai dari pendirian rumah ibadah, kegiatan perayaan-perayaan maupun interaksi kehidupan antar umat beragama serta pembauran kebangsaan di bidang ekonomi, bahasa dan sosial budaya sebagaimana yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pula diketahui dari data yang dikumpulkan tentang jumlah organisasi di Kota Tanjungbalai yaitu : partai politik 12 organisasi, Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) 105 organisasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 55 organisasi (Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai, 2016).

(38)

Tabel 4.3. Perolehan Kursi Partai Politik Hasil Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Tanjungbalai Tahun 2014

__________________________________________________________________

No. Partai Politik Jumlah

__________________________________________________________________

12. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Jumlah 25 kursi

0 kursi

__________________________________________________________________ Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungbalai, 2014.

Dari data-data tersebut di atas dapat kita pahami bagaimana gambaran keragaman serta dinamika sosial dan politik dari berbagai wadah penyaluran aspirasi dan kepentingan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Tanjungbalai. Jika hal ini tidak diakomodir dan diantisipasi dengan baik oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai melalui Badan Kesbangpol dan Linmas, maka dapat diprediksi akan tercipta potensi konflik yang lambat laun maupun sewaktu-waktu dapat meledak sebagaimana peristiwa 29 Juli yang lalu.

(39)

Tabel 4.4. Nama-Nama Instansi Vertikal yang berlokasi di Kota Tanjungbalai ________________________________________________________________________

No. Nama Instansi Alamat

________________________________________________________________________

1. Kepolisian Resor Tanjungbalai Jln. Jend. Sudirman

2. Kejaksaan Negeri Tanjungbalai Asahan Jln. Jend. Sudirman 3. Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungbalai Jln. Jend. Sudirman 4. Kantor Imigrasi Tanjungbalai Asahan Jln. Jend. Sudirman 5. Kantor Perwira Penghubung Kodim 0208/Asahan Jln. Jend. Sudirman 6. Kantor Pengadilan Agama Kota Tanjungbalai Jln. Jend. Sudirman 7. Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai Jln. Jend. Sudirman 8. Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungbalai Jln. Jend. Sudirman 9. Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai Jln. Jend. Sudirman

10. Pengadilan Agama Tanjungbalai Jln. Jend. Sudirman

11. Pengadilan Negeri Tanjungbalai Jln. Pahlawan

12. Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungbalai Jln. Masjid 13. Pangkalan Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan Jln. Masjid 14. Sub Detasemen Brimob Tanjungbalai Jln. Sei Raja 15. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Teluk Nibung Jln. Yos Sudarso 16. Stasiun Karantika Pertanian Tanjungbalai Asahan Jln. Yos Sudarso 17. Stasiun Karantina Kesehatan Tanjungbalai Asahan Jln. Yos Sudarso 18. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Jln. Yos Sudarso 19. Lembaga Pemasyarakatan Tanjungbalai Jln. Masjid Pusima

__________________________________________________________________

Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai, 2016

Koordinasi, komunikasi dan kerja sama selalu diadakan dengan instansi vertikal terkait terutama dengan pihak Polres Tanjungbalai, Perwira Penghubung Kodim 0208/Asahan, Kejaksaan Negeri Tanjungbalai Asahan, Bea Cukai, Pangkalan Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan dalam upaya memelihara kesatuan bangsa dan kondusivitas Kota Tanjungbalai.

(40)

pengambilan kebijakan pemerintahan serta dalam hal mengantisipasi hal-hal yang tidak diingini.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik yang mengatakan bahwa “rapat-rapat secara berkala dan koordinasi sesuai kebutuhan dilakukan dalam Forum Kominda Kota Tanjungbalai untuk mengantisipasi situasi perkembangan daerah dari hal-hal yang tidak diingini. Adapun rapat-rapat tersebut dikoordinir dan dikelola oleh Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai selaku Sekretaris forum ini. Namun dua tahun belakangan ini, khususnya mengenai rapat-rapat tersebut sangat jarang dilakukan, dikarenakan kesibukan masing-masing instansi” (wawancara, Desember 2016).

4.2. Pembahasan

4.2.2. Strategi-strategi yang Diimplementasikan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dalam Rangka Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai

Strategi-strategi yang diimplementasikan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai setiap tahunnya merupakanupaya untuk mencapai sasaran dari setiap tujuan yang dijabarkan dari visi dan misi selaku strategi induk organisasi yang dikenal dengan istilah perencanaan integral sebagaimana pandangan Higgins (1985).

(41)

Perencanaan operasional menghubungkan sasaran-sasaran strategis dengan perencanaan operasional yang dikenal dengan program. Tugas program ini menerjemahkan strategi ke dalam tugas operasional.

Selanjutnya tugas perencanaan operasional adalah menerjemahkan program ke dalam kegiatan yang memberi substansi pada strategi.

Sedangkan kunci dari keberhasilan perencanaan operasioanl (kegiatan) adalah anggaran. Melalui anggaran inilah dapat diketahui apakah rencana operasional mampu mencapai sasaran yang dikehendaki dalam strategi.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa berbagai program dan kegiatan yang ada merupakan penjabaran dari strategi strategi -strategi yang bermuara secara integral dari strategi induk organisasi.

Dengan demikian, dalam kajian untuk menjawab pertanyaan tentang strategi apa saja yang diimplementasikan oleh satuan kerja perangkat daerah ini, penulis mendeskripsikannya dari strategi-strategi yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan yang disusun oleh Badan Kesbangpol dan Linmas dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

(42)

Masyarakat dalam rangka Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai sebagaimana tercantum dalam lampiran 1 tesis ini.

Dari matrikstersebut dapat kita pahami bahwa perencanaan yang dilakukan oleh Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai sesuai dengan pandangan Higgins berkaitan dengan perencanaan integral.

Selanjutnya sesuai dengan hasil wawancara bulan Nopember 2016 kepada Sekretaris, Kepala Bidang Program, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, dan Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik dan Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan diperoleh gambaran tentang strategi-strategi yang diimplementasikan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan dukungan terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Sekretaris menyatakan bahwa “Strategi ini dimaksudkan untuk memberi dukungan terhadap sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Di mana manusia sebagai pelaksana tugas untuk mencapai tujuan dan sasaran SKPD harus didukung dengan hal-hal yang berkaitan dengan material, teknologi, maupun kemampuan personil, sarana dan prasarana” (wawancara, Nopember 2016)

Adapun jenis strategi yang ditujukan untuk mendukung sumber daya organisasi sesuai dengan pendapat Koteen (1991) tentang resources support strategy atau strategi pendukung sumber daya. Koteen mengatakan bahwa

(43)

2.Meningkatkan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

Kepala Bidang Program mengatakan bahwa “penetapan strategi ini merupakan upaya untuk mengembangkan suatu sistem berkaitan dengan tugas dan fungsi Bidang Program yang berkenaan dengan penyusunan perencanaan, pengelolaan, dan pelaporan kinerja organisasi” (wawancara, Nopember 2016). Jika dikaitkan dengan pendapat Koteen, melalui penjabaran startegi ini, dapat pula diadakan evaluasi sebagai bahan untuk pengembangan kemampuan Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai dalam merumuskan dan melaksanakan inisiatif-inisiatif strategis baru. Jadi,tidak semata-mata hanya tergantung dengan program dan kegiatan dari tahun ke tahun, yang jika tidak dikembangkan bisa terjebak dalam program dan kegiatan itu-itu saja.

3.Meningkatkan pemeliharaan keamanan, ketertiban, ketenteraman dan kenyamanan masyarakat dan lingkungan.

Menurut Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik, “Untuk dapat menciptakan dan memelihara situasi kondusif di kalangan masyarakat perlu terus- menerus diupayakan situasi aman, tenteram, tertib dan nyaman. Untuk itu, masyarakat perlu pula terus didorong dan dimotivasi untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkaannya bersama-sama dengan pimpinan-pimpinan daerah dan aparat keamanan terkait. Untuk tujuan itulah, maka ditetapkan strategi tersebut di atas” (wawancara, Nopember 2016).

(44)

secara dini dan diantisipasi serta diambil langkah yang tepat oleh pejabat yang berwenang. Maka, dengan strategi ini masyarakat bersama-sama aparat terkait diarahkan untuk dapat memiliki kesamaan persepsi dan gerak langkah dalam menghadapi dan mengatasinya.

4. Meningkatkan dan mengembangkan wawasan kebangsaan bagimasyarakat

Masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, budaya, adat istiadat dan golongan dengan berbagai perbedaan dan kepentingannya jika tidak direkat dengan wawasan, pembauran serta sikap persatuan dan kesatuan bangsa akan dapat menyebabkan konflik dan perpecahan. Untuk itu menurut Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, “ditetapkan upaya dan cara yakni melalui strategi di atas, agar tetap terpelihara kesatuan bangsa berdasarkan nilai-nilai luhur budaya Bangsa Indonesia yang terkristalissasi dalam nilai-nilai Idiologi Pancasila yang cocok dengan keberadaan bangsa kita serta nilai-nilali tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman” (wawancara, Nopember 2016).

(45)

“Maka melalui strategi meningkatkan pencegahan dan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) ini diharapkan dapat menimbulkan kesadaran masyarakat untuk mencegah keterlibatannya dengan penyalahgunaan narkoba serta bersama-sama dengan seluruh komponen anak bangsa khususnya yang berada di Kota Tanjungbalai, bahu membahu dengan pemerintah, aparat keamanan dan penegak hukum untuk memberantas peredaran gelap narkoba” Demikian pernyataan Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik pada wawancara Bulan Nopember 2016 tentang maksud ditetapkannya strategi tersebut agar penyakit masyarakat yang telah menjadi ancaman nasional dan pengganggu kondusivitas Kota Tanjungbalai dapat diminimalisir bahkan jika mungkin ditiadakan.

6. Meningkatkan pentingnya pemahaman, partisipasi politik dan demokratisasi masyarakat

Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik menyatakan, “melalui strategi ini diharapkan masyarakat semakin meningkat pemahamannya tentang politik dan demokrasi sehingga mendorong peningkatan kesadaran dalam hal berpolitik dan memanfaatkan hak-hak politiknya sekaligus tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Tanjungbalai” (wawancara, Nopember 2016).

(46)

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan dapat terdukung dan mencapai tujuannya.

Adapun realisasi dari keenam strategi tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan program dan kegiatan strategis yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 dan dapat kita lihat sebagaimana tertera pada Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai yang dapat kita lihat dalam lampiran 2.

Berdasarkan tabel tersebut di atas dan sesuai hasil wawancara dengan Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan dapat kita ketahui tentang realisasi fisik dan keuangan 8 (delapan) program dan 31 (tiga puluh satu) kegiatan yang dilaksanakanoleh Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai. Beliau juga menyatakan bahwa “ada sebanyak 5 (lima) program dan 11 (sebelas) kegiatan di antaranya merupakan program utama yang terkait langsung dengan upaya pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai. Sedangkan dua program lainnya adalah program pendukung” (wawancara, Nopember 2016).

Selanjutnya dari hasil pengumpulan data dan informasi masing-masing melalui wawancara Bulan Nopember 2016 dengan Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dan Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik, diperoleh penjelasan mengenai keenam program utama tersebut sebagai berikut :

Ad. 1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

(47)

Program yang disusun untuk meningkatkan keamanan ini diarahkan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Mengingat pentingnya keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan bersama, maka kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan forum pemuda pelopor revolusi mental dibentuk, Maka lewat kegiatan penyiapan tenaga pelopor keamanan revolusi mental dibentuk melalui loka karya dan sosialisasi terhadap masing-masing 120 (seratus dua puluh ) orang pemuda dan pelajar dilaksanakan pada bulan september 2016 yang lalu. Melalui sosialisasi ini telah terbentuk Forum Pemuda Lintas Agama Pelopor Keamanan Revolusi Mental Kota Tanjungbalai.

Di samping itu dilaksanakan pula Loka Karya intelijen dasar bagi aparat Kesbangpol Linmas dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan aparat dalam hal antisipasi keamanan di lingkungannya.

Menghadirkan narasumber baik dari lokal maupun pusat yang ahli di bidangnya agar tercipta personil-personil Kesbang yang mampu dan terampil dalam bidang intelijen.

02. Kegiatan : Pengendalian kenyamanan lingkungan

Program kegiatan ini ditujukan untuk pemantauan situasi dan kondisi lingkungan di Kota Tanjungbalai melalui aktivitas patroli yang dilaksanakan oleh pegawai Kesbang pada setiap malam Kamis dan malam Minggu setiap minggunya. Dari hasil patroli ini dapat diketahui informasi situasi keamanan di setiap kecamatan.

(48)

Melalui kegiatan ini masyarakat diarahkan untuk memiliki kesadaran dini sekaligus kemampuan untuk mendeteksi dan mengantisipasi secara diniakan adanya ancaman dan gangguan keamanan dan kenyamanan di lingkungannya masing-masing.

Di samping itu, dibangun pula kerja sama dengan forum strategis yang dibentuk oleh Badan Kesbangpol dan Linmas yakni: Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Tanjungbalai tahun 2013 yang disahkan dengan Keputusan Walikota Tanjungbalai. Bersama-sama dengan forum strategis ini, mendorong kesadaran masyarakat maupun aparat akan pentingnya kewaspadaan dini di dalam segala aspek kehidupan.

Ad.2. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 01. Kegiatan : Peningkatan kerja sama dengan Aparat Keamanan Dalam Teknik Pencegahan Kejahatan

(49)

Di samping itu, program ini juga ditujukan untuk membina koordinasi dan kerjasama antar aparat intelijen daerah yang tergabung dalam forum Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Kota Tanjungbalai yang anggotanya terdiri dari aparatur yang memiliki pejabat intelijen sepeti : Kesbang, Polres, Kajari, Kodim, Imigrasi, Bea Cukai, dan Pangkalan Angkatan Laut.

Rapat koordinasi dilakukan secara berkala 3 (tiga) kali sebulan atau sewaktu-waktu yang dibutuhkan. Namun, tahun ini hal tersebut tidak terlaksana dengan lancar, mengingat anggarannya yang tidak dapat digunakan karena adanya ketentuan agar penganggaran kegiatan kominda melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ad.3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

01. Kegiatan : Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama.

(50)

Di samping itu, FKUB Kota Tanjungbalai yang dibentuk oleh Kesbang dengan Keputusan Walikota Tanjungbalai tahun 2013, secara bersama-sama juga proaktif menggunakan anggaran yang cukup terbatas dalam membina dan meningkatkan toleransi dan kerukunan hidup umat beragama.

02. Kegiatan : Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa

Untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, masyarakat harus senantiasa diingatkan akan pentingnya nilai-nilai luhur yang telah dibangun oleh para pendiri Bangsa Indonesia yang penuh dengan semangat pengorbanan, kebersamaan, penghargaan hak dan keawajiban orang lain, mengutamakan persatuan, cinta tanah air, patriotisme, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa lainnya yang terkristalisasi dalam Pancasila.

Untuk itu, diaksanakan sosialisasi tentang pentingnya pengenalan kembali akan nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan dan pembentukan karakter bangsa yang telah mulai luntur dalam diri masyarakat Kota Tanjungbalai. Dilaksanakan pada bulan Juni 2016 dengan peserta sebanyak 100 (seratus ) orang yang terdiri dari pelajar, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda sebanyak dua kali.

03. Kegiatan : Forum Pembauran Kebangsaan

(51)

berbangsa. Untuk itu lewat forum ini diadakan pula sosialisasi tentag pembauran kebangsaan agar masyarakat semakin siap untuk berinteraksi dengan keragaman suku, budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda. Sekaligus untuk menghilangkan segala bentuk egosentris suku maupun ekskusifisme etnis yang masih dirasakan di kalangan masyarakat khususnya EtnisTionghoa.Telah dilakukan sosialisasi dan dialog kebangsaaan bagi masyarakat yang mengikutsertakan semua suku dan etnis pada bulan Mei 2016.

Ad.4. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

01. Kegiatan : Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Penggunaan Minuman Keras dan Narkoba

Dengan adanya program dan kegiatan ini maka Gerakan Nasional Stop Narkoba dapat tersahuti. Bekerja sama dengan pihak Kepolisian Resor Tanjungbalai dan Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungbalai dilaksanakan lima kali penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba bagi pelajar Sekolah Menengah Atas dengan mendatangi sekolah-sekolah dan warga masyarakat kelurahan yang terdiri dari : tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, orgganisasi wanita dan pengajian-pengajian pada bulan September dan Nopember 2016. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat tentang bahaya narkoba dan membangun kebersamaan untuk mencegah dan memberantas narkoba dari diri, keluarga, dan lingkungan masing-masing.

(52)

01. Kegiatan : Penyuluhan kepada Masyarakat

Program dan kegiatan ini ditujukan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pemahaman yang benar tentang hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Untuk itu telah dilakukan satu kali penyuluhan politik kepada organisasi pemuda dan pelajar pada bulan Juli 2016 sebanyak 100 (seratus) orang.

02. Kegiatan : Koordinasi dan Verifikasi Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

Partai politik sebagai pilar demokrasi menjadi sasaran kegiatan ini agar melaui partai pendidikan politik dapat berlangsung kepada rakyat dengan menggunakan dana bantuan keuangan kepada partai politik. Di mana sebanyak 60% dari seluruh bantuan yang diterima partai dari pemerintah selama setahun penuh, wajib digunakan untuk biaya pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan demikian partai politik dan Pemerintah dapat bersama-sama untuk mewujudkan pendidikan politik tersebut demi mencerdaskan kehidupan politik dan mengembangkan kehidupan berdemokrasi yang maju dan dinamis sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(53)

Pemerintah Kota Tanjungbalai sesuai dengan peruntukannya yakni 60% untuk pendidikan politik rakyat.

03. Kegiatan : Fasilitasi Pembinaan terhadap LSM

Pembinaan terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat atau organisasi kemasyarakatan difasilitasi Pemerintah Kota Tanjungbalai c.q. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dengan mengadakan pembinaan melalui kegiatan ini. Tujuannya agar LSM mengerti status dan peran mereka dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai yang diatur oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Untuk itu, telah dilakukan pembinaan terhadap seluruh Organisasi kemasyarakatan/Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di Kota Tanjungbalai pada Bulan Agustus 2016 sebanyak satu kali yang langsung dipandu oleh narasumber yang sengaja diundang dari Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Dari seluruh program utama dan kegiatan strategis di atas, sebagaimana tercantum dalam laporan tersebut, masing-masing menggambarkan strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Kota Tanjungbalai dalam rangka mewujudkan pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

(54)

agar kesatuan bangsa dan kondusivitas daerah di Kota Tanjungbalai senantiasa dapat terwujud dan terpelihara dengan baik.

Hal tersebut senada dengan ungkapan Kepala Badan :

‘Selama saya masih menjadi Kepala Badan Program kegiatan strategis akan saya upayakan yang terbaik dan inovatif agar kesatuan bangsa dan kondusifnya Kota Tanjungbalai ini dapat tetap terwujud dan terpelihara dengan baik.” (wawancara, Nopember 2016)

Hal yang sama juga diakui oleh salah seorang tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat dalam wawancara bulan Desember 2016 bahwa “Kepala Badan Kesbangpol terlihat bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan fungsinya, selalu giat mencari berbagai terobosan dan strategi yang tepat dalam rangka memelihara kesatuan bangsa dan kondusivitas daerah.”

Namun, walaupun demikian beliau juga memberikan pandangan sekaligus masukan :

“Agar pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa tidak dilakukan hanya di satu tempat dan orang-orang yang diutus oleh pihak kecamatan dan organisasi terlihat hanya itu-itu saja. Pelaksanaannya kalau bisa dilakukan di ruang terbuka agar dapat disaksikan dan ditularkan kepada sebanyak-banyaknya orang. Dan sasarannya jangan hanya kepada masyarakat saja, tetapi perlu juga dibuat untuk aparatur selaku contoh dan teladan di tengah-tengah masyarakat. Masukan lainnya dari saya, agar dibentuk kelompok-kelompok diskusi dan penggerak wawasan kebangsaan di setiap kelurahan sehingga nilai-nilai kebangsaan dapat tersosialisasi dan teraktualisasi di tengah-tengah masyarakat.

(55)

4.2.2. Implementasi Strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dalam Rangka Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, implementasi strategi yang menjadi bahasan dalam penelitian tesis ini adalah sebagaimana pandangan dari Higgins yang memahami implementasi strategis tersebut sebagai suatu sistem, yang terdiri dari tiga komponen yaitu : (1) perencanaan integral dan sistem pengendalian, (2) kepemimpinan,motivasi dan sistem komunikasi dan (3) manajemen sumber daya manusia dan kultur organisasi.

4.2.1.1. Perencanaan Integral dan Sistem Pengendalian

Dalam merencanakan program dan kegiatan, Kepala Badan mengumpulkan Seketaris, Kepala-Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang untuk mengkomunikasikan dan menyusun program dan kegiatan dalam rangka memelihara kesatuan bangsa dan kondusivitas daerah sesuai ketentuan yang berlaku setiap tahunnya. Dalam hal ini Kepala Bidang sebagai pejabat yang mengumpulkan dan menyusun dan diberi wewenang untuk mencatat, mengumpulkan serta menyusun usulan-usulan dan masukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang sebagai bahan untuk penyusunan Rencana Kerja Tahunan SKPD pada tahun berjalan.

(56)

Kabid Program dalam kaitan hal tersebut mengungkapkan :

“Penyusunan perencanaan tetap dilakukan secara integral sebagai bahan pembuatan dokumen rencana Kerja Tahunan SKPD dalam tahun berjalan di mana rencana kerja tersebut akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang. Penyusunan program dan kegiatan tersebut berpedoman pada visi misi untuk mencapai tujuan dan sasaran SKPD ini, yaitu memelihara kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai”(wawancara, Nopember 2016).

Setelah program terusun secara integral, selanjutnya dilaksanakan pengendalian agar program-program tersebut dapat diawasi sebaik mungkin dan terhindar dari pengurangan atau penambahan yang tidak perlu yang bisa merubah arah kebijakan awal yang telah direncanakan serta hasil implementasi kegiatan-kegiatandi lapangan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Mengenai hal tersebut, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik yang pernah merasakan adanya sistem pengendalian tersebut, mengatakan :

“Kepala Badan langsung mengadakan pengendalian dalam penyusunan rencana dibantu Kepala Bidang Program maupun ketika implementasi program agar tidak terjadi pengurangan dan penambahan yang tidak perlu serta menghindari adanya program yang salah arah”(wawancara, Nopember 2016).

Dalam hal ini Kepala Badan selaku pemegang tertinggi administrasi, memegang kendali di dalam organisasi Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai. Peranan Kepala Badan sangat terlihat terutama dalam megendalikan proses administrasi dan pelaksanaan strategi yang diterjemahkan lewat program dan kegiatan yang telah disusun.

(57)

yang ada dapat terlaksana dengan baik sesuai rencana” (Wawancara, Nopember 2016).

Dalam kaitan dengan hal tersebut, peranan Kepala Badan juga sangat pro aktif mulai dari penyusunan rencana kerja, pembagian tugas dan personil kegiatan, penganggaran, pengendalian kegiatan sampai kepada lobi-lobi dengan pihak anggota legislatif maupun eksekutif agar pelaksanaan program kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Fakta tersebut sejalan dengan pandangan Kepala Bidang Program yang mengungkapkan :

“Kepala Badan selaku pimpinan tertinggi benar-benar menjalankan fungsinya dengan baik dan sangat pro aktif dalam pengelolaan administrasi dan pengendalian program kegiatan. Mulai dari perencanaan kerja, pembagian tugas dan personil kegiatan, pengangaran, pengendalian kegiatan bakan sampai kepada lobi-lobi dengan pihak egislatif maupun eksekutif agar pelaksanaan program kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar dan mencapai sasaran yang ditetapkan’ (Wawancara, Nopember 2016).

Hal tersebut menunjukkan fakta bahwa terdapat keunikan pada tanggung jawab yang diperankan oleh Kepala Badan yang ternyata tidak selamanya sesuai dengan pandangan yang dikemukakan oleh Salusu (2003) bahwa pada fase implementasi strategi merupakan peralihan tanggung jawab dari Chief Executive Officer (CEO) kepada para manejer tingkat bawahannya. Eselon atas bertugas membuat keputusanstrategis, eseon menengah membuat keputusan operasional, sedangkan eselon bawah membuat keputusan operasional.

(58)

membagi penugasan pekerjaan itu kepada setiap kepala unit kerja yang akan terlibat dalam implementasi. Para Kepala Unit Kerja hendaknya memahami dengan sungguh-sungguh tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan serta wajib meminta klarifikasi kepada Kepala Bidang apabila ada butir-butir penugasan yang belum jelas serta membuat perencanaan dan program untuk didiskusikan dan direalisasikan.

Akan tetapi, dalam konteks pelaksanaan administrasi program tersebut disusun masing-masing oleh Sekretaris dan Kepala-Kepala Bidang dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Program tanpa ada diskusi sebab diskusi rencana program kegiatan atau Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) adalah dengan Kepala Badan. Kepala Bidang Program hanya sebagai tempat menyusun rencana kegiatan serta tempat pengumpulan laporan dari setiap pelaksana kegiatan atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Kepala Bidang Program : “Dalam proses penyusunan rencana dan anggaran kegiatan SKPD, Kepala Bidang Program hanyalah tempat pengumpulan rencana kerja dan pelaporan dari setiap pejabat struktural maupun pejabat teknis kegiatan tanpa ada diskusi sebab diskusi dilaksanakan dengan Kepala Badan selaku penanggung jawab pengguna anggaran”

4.2.1.2 Kepemimpinan, Motivasi dan Sistem Komunikasi

Gambar

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Tabel 4.1. Data Personil Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat  Kota Tanjungbalai
Tabel 4.2. Data Sarana dan Prasarana Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai  ________________________________________________________________________
Tabel 4.3. Perolehan Kursi Partai Politik Hasil Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Tanjungbalai Tahun 2014 __________________________________________________________________
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kuat tekan paving yang diperoleh dari pemanfaatan limbah pembakaran ampas tebu sebagai bahan pengisi (filler)

Pada tinjau an pustaka yang ketiga, yaitu “ Potensi Konflik Antara Penambang Timah Laut Dengan Nelayan Di Kelurahan Tanjung Ketapang Kecamatan Toboali Kabupaten

Based on nasal endoscopy results, there were 10 out of 138 patients (7.2%) that had negative nasal endoscopy result (not found nasal polyp, nasal discharge, or edema)...

Hasil penelitian ini menunjukkan alasan para sales promotion girl (SPG) rokok di Kota Medan memilih bekerja menjadi SPG rokok karena pendapatan yang mereka dapat cukup

Hasil estimasi siklus bisnis menunjukkan bahwa alat analisis yang digu- nakan mampu menangkap kontraksi yang berhu- bungan dengan krisis moneter dan krisis keuangan

Sistem ini dibangun untuk membantu petugas desa dalam melayani masyarakat di bidang pembuatan surat- menyurat mulai dari Surat Ijin Keramainan, surat keterangan kematian,

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk membuat sebuah perancangan system informasi inventory pada AMIK Lembah Dempo Pagaralam

Penghasilan yang cukup tinggi menjadi alasan utama mereka untuk bekerja menjadi SPG rokok, bisa dikatakan. untuk penghasilan menjadi SPG rokok hitungannya perhari