PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman Padi (Oryza sativa L.) merupakan sumber pangan utama penduduk Indonesia yang sebagian besar dibudidayakan sebagai padi sawah. Karena merupakan makanan utama penduduk Indonesia maka, beras harus selalu tersedia. Dalam upaya pencapaian target program peningkatan produksi beras nasional (P2BN), pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui badan pengembangan dan penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh petani agar produksi padi di Indonesia semakin meningkat dari tahun sebelumnya (BPS, 2011).
Persemaian benih merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan pada budidaya tanaman padi tanam pindah, karena pada tahap inilah terjadi perubahan drastis dari benih menjadi bibit dalam bercocok tanam padi. Disisi lain cekaman cuaca saat ini sulit untuk diprediksi karena pengaruh dari iklim global, sehingga bisa saja terjadi kemarau yang panjang atau musim hujan yang terus-menerus di sepanjang bulan. Keadaan ini dapat mempersulit petani dalam masa penyemaian benih (Handayani, 2013).
Berbagai teknologi telah dikembangkan untuk dapat meningkatkan produksi, varietas unggul padi dan juga teknologi budidaya tanaman. Teknologi varietas unggul adalah salah satu teknologi berperan penting dalam peningkatan hasil padi sawah. Salah satu titik tumpu utama peningkatan produksi padi adalah perakitan alat, perbaikan varietas unggul padi yang baru dan peningkatan produktivitas padi. Penggunaan varietas unggul padi dapat lebih optimal yaitu
2
dengan memanfaatkan benih unggul yang dikelola dengan baik terutama saat memproduksi bibit (Tambunan dan Sembiring, 2007).
Penelitian pada alat penyemai benih sistem dapog ini dilakukan untuk mengoptimalkan alat yang sudah dirancang sebelumnya menjadi lebih optimum sehingga alat ini dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Alat yang sudah dirancang diuji terlebih dahulu untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari alat tersebut. Sehingga dapat mengurangi kegagalan pada pengoperasian alat dan alat penyemai benih padi sistem dapog ini menjadi sangat baik, aman untuk digunakan oleh operator dan dioperasikan dalam peningkatan produktivitas padi secara optimal.
Kelemahan dari alat sebelumnya yaitu kurangnya tebal pada tanah sebesar 0,1 cm dan kelebihan tebal pada pupuk sebesar 0,1 cm. Tanah dan pupuk yang jatuh di tray tidak rata/bergelombang hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan padi yang tidak seragam. Tray yang berbentuk kotak sebelumnya di modifikasi agar mempermudah proses perataan pada tanah dan pupuk. Conveyor belt pada alat sebelumnya terlalu kecil dan tidak berada ditengah jatuhnya bahan sehingga operator harus menggeser tray tepat di tengah jatuhnya bahan.
Modifikasi putaran pada alat sebelumnya bertujuan untuk mengubah kecepatan pada putaran penjatah di tanah dan pupuk sehingga ketebalan tanah dan pupuk sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu tebal tanah sebesar 1,2 cm dan ketebalan pupuk sebesar 0,5 cm. Penambahan perata pada tanah dan pupuk bertujuan untuk meratakan tanah dan pupuk hal ini membuat pertumbuhan tanaman padi menjadi seragam (BPPP, 2016).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kecepatan putaran penjatah yang optimal pada alat penyemai benih padi sistem dapog.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alat penyemai benih padi sistem dapog.
3. Bagi masyarakat sebagai informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan terutama petani padi.
Batasan Masalah
1. Pengujian hanya dilakukan pada komoditi benih padi.
2. Pengujian hanya mengubah kecepatan putaran, penambahan scraft, pengubahan tray dan conveyor belt.
3. Pengujian hanya sampai benih tumbuh pada tray.