• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identitas Diri Female Disc Jockey (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Mengenai Identitas Diri Dalam Female Disc Jockey di Kota Medan) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identitas Diri Female Disc Jockey (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Mengenai Identitas Diri Dalam Female Disc Jockey di Kota Medan) Chapter III V"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, maksudnya metode ini adalah metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang biasa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Krisyantono, 2008 : 66).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Penelitian ini tidak mengutamakan banyaknya populasi, jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari informan lainnya.

Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Dengan berbagai metode, peneliti memilih untuk mempelajari sebuah kasus, yakni kasus kecemasan berkomunikasi dan ketidakpastian yang dialami mahasiswa dalam interaksi komunikasi antarpribadi dengan dosen dalam mengulang/perbaikan nilai mata kuliah.

Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Karena itu, peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi-dokumentasi, kuesioner (hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik, dan sebagainya (Krisyantono, 2009:65). Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen pengumpulan data.

(2)

1. Peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk mendatangi secara langsung sumber data.

2. Mengimplementasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih

cenderung kata-kata dari pada angka.

3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses

tidak semata-mata kepada hasil.

4. Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan

yang terjadi.

5. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan

kualitatif.

Berangkat dari karakteristik sebuah penelitian kualitatif yang telah dibentangkan diatas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam penelitian ini, peneliti langsung berlaku sebagai alat peneliti utama (key instrument) yang mana melakukan proses penelitian secara langsung dan aktif mewawancarai, mengumpulkan berbagai materi atau bahan yang berkaitan.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang merujuk pada masalah atau tema yang sedang diteliti (Idrus, 2009 :91). Objek penelitian yang diteliti adalah Identitas diri pada Disc Jockey perempuan yang ada di kota Medan.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Burhan, 2007: 76). Subjek penelitian yang diteliti adalah Disc Jockey yang ada di kota Medan.

3.4. Unit Analisis

Unit analisis umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum mengenai situasi social yang sedang diteliti sebagai objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut Spreadly (Sugiono, 2007:68) yaitu :

(3)

Tempat penelitian akan dilakukan di kota Medan, Sumatera Utara. Pelaku atau objek penelitian ini adalah disc jockey perempuan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

3.5.1 Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in– depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden).

Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building report, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan

dapat dilakukan dengan tatap muka (facetoface) maupun menggunakan telepon

(Sugiyono, 2006; 138-140).

3.5.2 Observasi

(4)

objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok.

Berikut penjelasannya:

1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.

2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

3) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

Manfaat dari observasi antara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan indukti, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini

membuka kemungkinan penemuan atau discovery.

3.5.3 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan, yaitu akan digunakan sebagai sumber data sekunder yang akan diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, serta tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan rumusan penelitian untuk melengkapi data yang diperoleh

melalui observasi dan wawancara. Studi kepustakaan adalah metode yang akan

(5)

Sedangkan menurut miles dan Huberman, seperti yang dikutip Sarantakos (1993) menyatakan bahwa penelitian kualitatif sedikit banyak dapat dianalogikan dengan proses penyelidikan (investigasi), tidak banyak berbeda dengan kerja detektif yang harus mendapat gambaran dan sense tentang fenomena yang diselidikinya. Pengambilan sampel baru dapat ditetapkan lebih tegas setelah penelitian dimulai, dan kurang bermanfaat apabila ditentukan terlalu cepat dari awal.

3.5.4 Penentuan Informan

Pada penelitian kualitatif penentuan informan dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem purposif dan sistem bola salju (snowball). Sistem purposive dilakukan dengan menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan diwawancarai, sedangkan pada sistem bola salju (snowball) informan didapatkan dari rekomendasi informan sebelumnya.

Teknik pengambilan sampel untuk subjek penelitian ini menggunakan teknik Snowball sampling, Snowball sampling merupakan salah satu metode dalam

pengambilan sample dari suatu populasi. Dimana snowball sampling ini adalah

termasuk dalam teknik non-probability sampling (sample dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk metode pengambilan sample seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang bersifat komunitas dari subjektif responden/sample, atau dengan kata lain oblek sample yang kita inginkan sangat langka dan bersifat mengelompok pada suatu Himpunan. Dengan kata lain snowball sampling metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).

Dalam penelitian ini informan yang akan diteliti dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. female disc jockey, dalam hal ini sebagian orang yang mengambil pekerjaan di club malam sebagai female disc jockey

2. Teman dekat dan Manajemen tempat mereka bekerja. Teman dalam hal

ini adalah orang yang mengetahui segala informasi mengenai informan yang mungkin tidak di publikasikan ke semua orang

(6)

ini dimaksudkan agar data yang peneliti peroleh lengkap sehingga menghasilkan penelitian yang maksimal.

3.5.5 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kulitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal :

a. Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian

kualitatif

b. Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun

bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi).

c. Sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi hasil akurasi

penelitian. (Bungin,2008:253).

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

• Perpanjangan Keikutsertaan Kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kulitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan informan dilapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai (Bungin,2008:254).

• Ketekunan Pengamatan untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi,

maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk adalah pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula (Bungin,2008:256).

(7)

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Menurut Denzin (dalam Moleong, 2005) ada empat macam triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori yakni sebagai berikut :

1. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

kembali derajat kepercayaan suatu informasi dengan cara : (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara ; (2) membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi ; (3) membandingkan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu ; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain ; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

2. Pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu mengecek

derajat kepercayaan hasil penelitian dan mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi yang ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau

pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

4. Triangulasi dengan teori dilakukan menguraikan pola, hubungan dan

menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding (Moleong, 2004 : 330-332).

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses pengaturan data yang diorganisasikan dalam suatu bentuk atau kategori (Moleong, 2005). Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis secara kualitatif.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu (Miles dan Huberman, 1992 : 16) :

1. Reduksi data.

Reduksi data merupakan proses dalam pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.

(8)

dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti : merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti : komputer , dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi , maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting dibuang.

2. Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan

Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display data for

qualitative research data in the past has been narative text” artinya : yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).

(9)

3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Proses Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan baik secara observasi maupun melalui proses wawancara langsung terhadap informan yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan terhadap perempuan yang berprofesi sebagai disc jockey selama kurang 3 minggu pada bulan Januari 2016 di bulan Januari di kota Medan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi mengenai subjek penelitian yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian.

Proses awal penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul kepada departemen dan disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah mendapat persetujuan untuk melakukan penelitian sesuai dengan judul yang peniliti ajukan, maka peneliti melakukan segala persiapan yang berhubungan dengan penelitian. Persiapan awal dengan melakukan

observasi mengenai female disc jockey yang berada di klub malam, kafe dan bar para

informan di kota Medan. Adapun klub malam, kafe dan bar tersebut adalah Liberica,

Entrance Music Temple, Prime Bar, dan Shoot. Selanjutnya, peneliti membuat pedoman wawancara sebagai acuan dalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada informan mengenai identitas diri dan konsep diri dalam proses komunikasinya.

Peneliti melanjutkan penelitian dengan mencari informan yang sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Penentuan kriteria ditetapkan atas dasar penjelasan bahwa budaya popular seperti klub malam dapat menghasilkan female disc jockey, informan yang menjadi subjek penelitian adalah female disc jockey di kota Medan. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pendekatan kepada calon informan. Awalnya peneliti mempunyai teman yang

berprofesi sebagai disc jockey yang bernama Rama yang memiliki teman satu manajemen

perempuan yang berprofesi sebagai female disc jockey yang bernama Dhani Maria.

(11)

Dhani Maria menyatakan setuju dengan kegiatan wawancara yang akan dilakukan. Untuk proses wawancara sendiri cukup mudah dilakukan karena kondisi Liberica pada saat

itu cukup kondusif untuk melakukan wawancara dan manajer Liberica juga memberikan

fasilitas kepada peneliti untuk wawancara seperti memberikan waktu kepada peneliti untuk melakukan wawancara kepada subjek penelitian. Penelitian dilakukan pada saat sebelum dan sesudah subjek penelitian bekerja.

Untuk mendapatkan informasi informan lainnya yang belum diketahui, peneliti menanyakan kepada teman peneliti lainnya apakah mereka memiliki teman perempuan yang berprofesi sebagai female disc jockey. Lalu seorang teman peneliti yang bernama Joshua Panjaitan membantu peneliti dengan mengatur pertemuan dengan dua teman wanita yang berprofesi sebagai female disc jockey yaitu Debby Kennedy yang berprofesi sebagai female disc jockey khusus acara event dan Ira Julia yang merupakan seorang resident female disc jockey di Shoot. Peneliti menemui Debby Kennedy di Liberica yang pada saat itu juga sedang bertemu dengan temannya sedangkan Ira Julia ditemui peneliti di kantin kos-kosannya di daerah bilangan Gajah Mada. Dua informan lainnya yaitu Citra Rasyid dan Winny Yohanda

merupakan teman satu manajemen salah satu teman peneliti yang berprofesi sebagai disc

jockey yaitu Steven Aldo yang tergabung dalam suatu manajemen disc jockey dan event organizer yang bernama Filter Management. Kedua female disc jockey tersebut merupakan resident female disc jockey di Prime Bar yang berlokasi di basement di hotel JW Marriot Medan dan kadang berprofesi sebagai female disc jockey pada event – event tertentu.

Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana identitas diri dan konsep diri female disc jockey di kota Medan dan untuk mengetahui apa

saja alasan dan hambatan dalam menjalani profesi sebagai female disc jockey. Proses

(12)

4.1.2. Profil Informan

1. Profil Informan Dhani Maria.

Informan pertama yang ditemui dalam penelitian ini adalah Dhani Maria. Dhani Maria pada hari Sabtu tanggal 14 Januari pada pukul 22.00 – 01.00 WIB di Liberica di daerah Ringroad (Jalan Gagak Hitam) yang notabene merupakan tempat Dhani Maria bekerja sebagai resident disc jockey yang biasa bekerja pada hari Jumat dan Sabtu. Alasan peneliti memilih Dhani Maria sebagai informan pertama peneliti adalah karena dibantu pertama kali oleh seorang peneliti yang bekerja sebagai disc jockey di kafe tersebut yang bernama Rama Mustafha yang dikenal peneliti sebagai teman satu fakultas pada saat masa orientasi

mahasiswa namun saat sekarang sudah bekerja sebagai seorang disc jockey dan memiliki

sebuah manajemen event organizer dan disc jockey bernama Bassline. Dhani Maria yang lahir di Medan pada tanggal 15 Februari pada tahun 1994 dan memiliki etnis Batak Toba. Dhani yang memiliki paras yang manis, berkulit putih dan dahulunya bekerja sebagai sales promotion girl produk bir Bintang. Dhani adalah seorang pekerja keras, ia mampu membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Saat ini ia sedang kuliah di Universitas Pancabudi jurusan Manajemen. Ia merupakan anak sulung dari dua bersaudara yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta.

(13)

Dhani mempunyai hobi travelling dan camping. Karena hobinya tersebut, ia mengaku tidak sungkan untuk berkemah di alam terbuka. Ia mengatakan ia menyenangi pekerjaan ini

dikarenakan ia menyukai music terutama music house yang generik dan memberikan

penghasilan yang sangat memuaskan. Sebulan ia mengatakan ia mengantongi uang sebesar tiga juta rupiah dan tidak jarang ia mendapat saweran dari penonton yang sekali main ia bisa mengantongi uang sebesar satu hingga dua juta rupiah. Dhani mengatakan dengan penghasilannya tersebut ia dapat membiayai uang kuliahnya sendiri. Ia berpendapat bahwa

seorang female disc jockey haruslah berpenampilan seksi karena menurutnya penampilan

seksi merupakan nilai jualnya. Persiapan yang ia lakukan sebelum tampil adalah berdandan

sesuai hari ia main kemudian menyiapkan lagu ke dalam tracklist yang ia mainkan. Ia

mengagumi disc jockey antara lain Armin Van Buuren, David Guetta, Dash Berlin, dan DJ Blast dari Jerman.

Dhani memulai karirnya sebagai seorang female disc jockey pada usia 21 tahun dan baru saja menekuni karirnya selama setahun dua bulan. Ia mengatakan bahwa pekerjaan ini ia dapat saat ia masih bekerja sebagai sales promotion girl dan saat itu ia ditawari seseorang dari manajemen DJ bernama Andi untuk belajar memainkan CDJ lalu ia mulai bermain di Champion Café selama dua bulan. Setelah dua bulan tersebut ia mulai mendapat kebanjiran panggilan bermain seperti di acara PT. Gudang Garam di hotel Mikie Holiday. Terakhir kali ia bermain di event tahun baru di Freedom Café.

Selama bermain tidak jarang ia mendapat tawaran kencan dari tamu namun ia selalu menolak tawaran tersebut karena ia mengatakan bahwa ia bermain murni karena professional bukan karena ia berpakaian seksi lalu ia bisa ditiduri. Namun ia mengapresiasi pemberian tamu misalnya bir, minuman beralkohol berat atau uang.

(14)

Hubungannya dengan keluarga masih berjalan baik – baik saja, tak ada permasalahan yang rumit, dan orang tuanya tidak melarang ia bekerja di dunia malam karena ia membantu keadaan perekonomian keluarganya dan ia merupakan anak yang paling sulung.

2. Profil Informan Debby Kennedy

Informan kedua penelitian ini adalah Debby Kennedy. Debby Kennedy diwawancarai hari Senin pada tanggal 16 Januari 2016 pada pukul 21.00 – 24.00 saat ia sedang makan malam bersama teman – temannya. Ia bertempat tinggal di Jalan Balai Desa, Sunggal dan lahir pada tanggal 15 April 1992. Debby merupakan dari keluarga broken home. Ayahnya adalah seorang ekspatriat Amerika Serikat yang bekerja di Uni Emirat Arab yang jarang pulang ke Indonesia, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga beretnis Jawa namun Debby sendiri enggan membahas lebih panjang soal latar belakang keluarganya. Ia bersama kakak dan kedua adiknya dibesarkan di Medan. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Medan Area namun berhenti pada semester empat karena terlalu sibuk bekerja dan pernah mencoba ikut ujian penerimaan masuk kepolisian namun gagal karena terlalu pendek dan tubuhnya terlalu kurus.

Karena tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ia jadi terjerumus ke dalam dunia malam dengan menjadi seorang female disc jockey. Ia menjalani kursus DJ pada usia 19 tahun dan hanya menjalani selama 10 hari dan langsung mendapatkan kesempatan untuk main di Entrance Music Temple. Saat itu ia mengatakan belum begitu mahir untuk memainkan alat compact disc jockey (CDJ) namun karena rasa percaya dirinya begitu besar sehingga ia merasa enteng saja untuk memainkannya walau ia mengakui banyak tempo lagu yang mismatch pada saat itu. Setelah beberapa kali main di Entrance, ia sering mendapatkan

panggilan untuk main di acara – acara baik itu acara skala kecil dan private atau

(15)

mengidolakan DJ Snake, Erebus, Party Vapor, Slender, Jaux dan Nightmare karena musik yang mereka produksi baginya sangat menarik

Untuk masalah kepribadian sendiri, ia mengaku sebagai orang yang pekerja keras gampang iba, realistis, penyayang keluarga, keras kepala, materialistis, sensitif. dan temperamental. Hal tersebut dibuktikan dengan ketika ia berbicara dengan peneliti, ia berbicara dengan meledak – ledak dan terang – terangan. Dia mengatakan tidak akan mau bermain apabila dia tidak dibayar terlebih dahulu dikarenakan ia sudah beberapa kali ditipu oleh penyelenggara acara karena tidak dibayar. Untuk kelebihan diri, ia mengaku bahwa ia orang yang pekerja keras, pandai memasak, pandai membaca sifat orang, pandai bersolek, dan pandai bergaul. Sedangkan untuk kekurangan diri, ia mengatakan bahwa ia orang yang temperamental, tidak sabaran, tidak tahan terhadap tekanan, masochist (suka menyiksa diri), cengeng rasis terhadap suatu suku tertentu terutama suku tionghoa dan sering lepas kontrol dalam emosi. Hal tersebut ia akui bahwa ia pernah melemparkan gelas secara sengaja di suatu kafe karena berkelahi dengan temannya.

Dalam hal hobi ia mengaku suka berbelanja terutama untuk produk kecantikan dan pakaian namun ia sudah mengurangi kebiasaan dari hobinya tersebut karena sering menyesal membeli barang namun tidak pernah memakainya. Disamping itu ia dahulu suka modeling pada saat masih SMA sebelum ia terjun ke profesi female disc jockey.

Untuk hal gambaran diri, ia mengatakan bahwa ia memang sering melakukan hal buruk namun ia tidak peduli dengan hal tersebut karena menurutnya ia bukanlah orang yang sempurna. Menyikapi hal tersebut ia memiliki harapan untuk menjadi orang lebih baik dan lebih pandai mengontrol diri namun untuk saat ini ia mengatakan bahwa cenderung untuk belum mau mengubah sifat – sifatnya tersebut. Untuk menghadapi situasi yang buruk yang terjadi terhadap dirinya, ia mengatakan akan lebih baik diam dan mencari akar permasalahan untuk diselesaikan.

Dalam hal kebudayaan, karena ia merupakan percampuran Amerika Serikat dan Jawa, ia tidak menganut kebudayaan tertentu secara mendalam namun karena ia mengatakan ia dekat dengan almarhum neneknya, ia mengatakan cenderung mengadopsi kebudayaan Jawa walau tidak begitu mendalam karena ia kurang begitu peduli dengan kebudayaan tersebut.

Pendapatnya terhadap penggambaran media terhadap profesi female Disc Jockey, ia

(16)

karena menurutnya pekerjaan ini tidak begitu sulit dan menghasilkan uang yang banyak apabila pelaku profesi ini berpenampilan menarik walau dari segi keahliaan kurasi musik dan memainkan lagu kurang begitu memadai.Dan untuk sikap dalam gambaran media tersebut, ia mengatakan lebih menerima penggambaran tersebut karena pada realitanya memang benar adanya.

Dalam hal jalinan hubungan dengan lingkungan, ia mengatakan bahwa ia kurang peduli dengan lingkungan tempat ia tinggal karena ia jarang keluar rumah untuk sekedar menyapa orang yang berada disekitar tempat ia tinggal. Namun dalam lingkungan kerja ia mengatakan bahwa hubungannya baik – baik saja karena ia sering dipanggil untuk bermain di banyak acara dan ia juga dikenal tampil atraktif di depan audiens. Ia mengaku sering mendapat ajakan untuk tidur dengan audiens namun ia selektif karena ia mau berhubungan apabila memang suka sama suka dan tidak begitu berharap apabila dibayar. Dan apabila audiensnya memaksa, ia tidak segan – segan untuk memukul audiens yang memaksa tersebut.

Alasan ia mengapa masih betah untuk melakukan pekerjaan ini karena uang dan ia terus menggumpulkan uang agar bisa memiliki usaha kos – kosan dan bisa berinvestasi dalam bidang logam mulia.

3. Profil Informan Citra Rasyid.

(17)

techno, dan breakbeat yang dipionirkan oleh seorang Jerman, Roman Flugel pada tahun 2006

dengan lagu “Gehts Noch” namun dipopulerkan oleh produser musik Belanda seperti Nick

Van Der Wall atau lebih dikenal dengan Afrojack. Pada saat itu genre musik ini sangat

popular di Indonesia pada tahun 2008 hingga pada tahun 2010.) berawal di kelab malam Tobasa Club pada saat itu. Ia diajarkan oleh DJ Donald yang dikenal sebagai guru DJ pertama di kota Medan dan mulai main dari tahun 2009 hingga pada tahun 2011. Setelah itu ia main di kafe sekaligus bar yang berlokasi di lantai atas hotel Swiss Bel Hotel yang bernama The Edge dari tahun 2011 hingga pada tahun 2013. Ia sempat membangun rumah tangga namun rumah tangga kandas karena pekerjaannya. Hingga pada saat ini ia masih menjalani hidup sebagai seorang tua tunggal bagi anak perempuannya yang bernama Sakila. Dia mengatakan pekerjaan ini ia jalankan karena ia hanya bertujuan untuk memonetisasi hobinya untuk menghidupi anaknya walau ia sendiri berpendapat bahwa pekerjaan ini kurang baik di mata masyarakat sekitar karena bekerja pada malam hari dan pulang pada pagi hari.

Menurutnya, menjadi seorang female disc jockey mempunyai beberapa kelebihan seperti

bagi seorang hobi dengan musik elektronik, pekerjaan ini menyenangkan, memberikan penghasilan yang sangat memuaskan, bisa berkumpul dengan teman – teman, dan bisa menambah jaringan pertemanan karena setiap pekerjaan ini mengharuskan tamu dengan tamu yang setiap harinya berganti tiap harinya. Namun baginya, pekerjaan ini juga memiliki kekurangan seperti tamu yang iseng, dicap negatif oleh masyarakat dan mengharuskan pulang pagi. Citra sendiri mengatakan mengapa ia masih bertahan dengan pekerjaan ini karena ia harus membiayai uang sekolah anaknya dan merasa masih puas dengan pekerjaan ini walau ia mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk berhenti dari pekerjaan ini dalam waktu dekat dan lebih memilih untuk membuka usaha sebagai pembuat kue.

(18)

Tidak jarang di rumah orang tuanya ia sering dimarahi oleh kedua orang tuanya karena pekerjaannya di dunia malam, terutama dari ibu Citra sendiri. Ibunya sendiri tidak sungkan menyebut anak perempuannya tersebut dengan pelacur hanya dikarenakan sering pulang pagi karena tuntutan pekerjaannya tersebut. Tapi Citra sendiri tidak peduli dengan kata – kata ibunya karena menurutnya dia sendiri tidak pernah menjajakan diri. Ia berpendapat pekerjaan ini tidak jauh berbeda dengan pekerjaan harian orang kebanyakan seperti menjadi seorang pegawai swasta. Menurutnya yang hanya membedakan hanya lah jam kerjanya saja yang berbanding terbalik.

Pendapat Citra tentang penggambaran media tentang pekerjaan ini menurutnya sudah lebih kearah positif karena pekerjaan ini menurut media sudah mengarah ke arah seni karena banyak musik yang diputar di radio adalah hasil produksi seorang DJ dan dia lebih mengapresiasi tentang penggambaran media tersebut karena dahulu media menganggap pekerjaan ini sangat buruk karena dekat dengan alcohol dan obat – obatan terlarang.

Hubungan Citra dengan lingkungan tempat ia tinggal menurutnya baik – baik saja walau ia mengaku kurang dekat karena hanya bertegur sapa dengan tetangga maupun dengan orang – orang di sekitar rumahnya. Begitu pula dengan hubungan Citra dengan lingkungan tempat ia tinggal. Ia mengatakan hubungannya baik dengan manajemen tempat ia bernaung maupun dengan tempat lama ia bekerja masih berjalan baik – baik saja.

Untuk dengan tokoh idola yang ia kagumi, ia sangat mengagumi Angger Dimas

(seorang Disc Jockey dari Indonesia yang sudah melanglang buana dia kancah musik

elektronik internasional) ia mengaku menyukainya karena ia merupakan salah satu DJ dari

Indonesia yang sudah go international karena menurutnya tidak banyak DJ yang dari

Indonesia sudah memiliki prestasi seperti Angger Dimas dan menurutnya ia orang yang tidak sombong sepengalaman ia pernah berbicara dengan Angger Dimas langsung.

4. Profil Winny Yohanda

(19)

memberikan suatu impresi sebagai orang yang tertutup. Mungkin dikarenakan ia takut penelitian ini dipublikasikan namun peneliti berjanji bahwa walaupun penelitian ini memang akan dipublikasi, namun penelitian ini akan hanya menjadi konsumsi ilmiah. Dan akhirnya Winny lebih terbuka untuk melakukan wawancara. Winny ditemui oleh peneliti pada hari Senin, 23 Januari 2017 pada pukul 22.00 WIB. Winny lahir dari keluarga campuran Padang – Jawa – Palembang – Sunda berumur 27 tahun merupakan anak sulung dari lima bersaudara yang keempat saudaranya laki – laki. Ia mulai menjadi female disc jockey sejak umur 20 tahun di Tobasa Club, Hotel Danau Toba Internasional. Awalnya ia terjun ke dunia kelab

malam sebagai female disc jockey karena tertarik melihat abang sepupunya yang juga

(20)

Untuk personal, ia mengaku orang yang sulit dekat dengan orang, judgemental, gampang kasihan, talkative atau gampang merepet dan pekerja keras. Pekerjaan saat ini yaitu menjadi resident female disc jockey di Prime Bar & Steak merupakan pekerjaan yang paling memuaskan menurutnya karena tamunya lebih berkelas karena harga makanan dan minuman disana sangat mahal dan suasananya cukup santai. Untuk masalah kelebihan dirinya, ia mengatakan bahwa dirinya adalah seseorang yang pekerja keras dan sangat mementingkan

keluarga atau family oriented. Masalah kekurangan dirinya, ia mengatakan bahwa ia

mengatakan bahwa ia orangnya emosional, moody dan gampang bosan terhadap sesuatu. Ia memiliki hobi jalan – jalan, berbelanja, berwisata, menonton film di bioskop dan tidur.

Masalah hubungan Winny dengan orang – orang di lingkungan tempat Winny tinggal, ia mengaku kurang begitu dekat karena ia berusaha untuk tidak ikut campur urusan dengan orang – orang tempat ia tinggal, namun hubungannya dengan orang – orang yang berada di lingkungan tempat ia bekerja, ia mengatakan hubungannya sangat dekat baik itu di

lingkungan manajemen tempat ia bernaung maupun dengan tempat ia menjadi resident disc

jockey. Ia berpacaran dengan pimpinan manajemen tempat ia bernaung dan orang – orang yang bekerja di tempat ia menjadi resident disc jockey sudah mengenal Winny dengan dekat. Walau untuk urusan hubungan dengan audiens ia mengatakan berjalan baik namun ia kurang begitu peduli karena ia trauma pernah dilempar audiens dengan asbak saat ia bekerja di Tobasa Club.

Persoalan tentang siapa yang menjadi DJ idolanya, ia mengaku mengidolakan Juicy M dan Calvin Harris. Ia mengaku sangat mengidolakan mereka karena mereka mainnya jago

dan bisa memainkan 4 deck CDJ sekaligus dan ia mengatakan ingin bisa sama seperti

mereka.

5. Profil Ira Julia

(21)

Donald yang dahulunya merupakan resident disc jockey di kelab malam bernama Tobasa Club. Ia mengaku pada saat itu ia kurang suka nongkrong di kelab malam namun ia ditawari untuk belajar untuk cara memainkan CDJ dan mixer DJ oleh DJ Donald sendiri. Alasan ia tertarik untuk menjadi female disc jockey pada saat itu ialah karena pada saat itu, tahun 2011

kurang begitu banyak wanita yang berprofesi sebagai female disc jockey dan dengan

pekerjaan ini, ia bisa menghasilkan penghasilan yang banyak sekaligus dapat menjaring pertemanan dengan orang baru lebih banyak. Tujuan ia bermain disc jockey sendiri hanya ingin dikenal banyak orang dan lebih banyak menghasilkan uang untuk sekali tampil. Menurutnya pekerjaan ini sebenarnya cukup menyenangkan karena jam kerjanya fleksibel

apabila menjadi seorang freelance disc jockey dan menghasilkan banyak uang dan

menurutnya karena pekerjaan ini dikerjaan oleh orang yang suka musik jadi sebenarnya pekerjaan ini dapat memberikan suatu kesenangan tersendiri. Untuk kekurangan dari pekerjaan ini sendiri, ia mengaku kadang suka diganggu oleh tamu yang usil, suka dikaitkan dengan obat – obatan terlarang dan minuman keras, jam pulang dan jam tidur yang tidak menentu serta kurang teratur dan pola makan menjadi berantakan. Menurutnya , alasan ia masih bertahan dengan pekerjaan ini ialah karena ia memang hobi dengan musik dan penghasilan yang memuaskan sehingga ia jadi tidak terlalu bergantung pada orang tua.

(22)

Mengenai tentang gambaran diri yang Ira miliki, ia mengaku sebagai sebagai orang yang sederhana, supel, dan selalu berusaha professional dalam urusan pekerjaan. Walau ia mengaku masih banyak kekurangan dalam dirinya namun ia berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam dirinya. Untuk menghindari masalah buruk yang ia hadapi, ia selalu bertindak untuk menyelesaikan masalah tersebut dan menghargai dirinya di depan orang jika tidak ingin mendapatkan perlakuan tidak sopan terhadap situasi – situasi yang menakutkan dalam pekerjaan yang ia geluti

Saat berbicara mengenai budaya yang miliki, ia mengatakan karena ia memiliki etnis suku Aceh yang sangat kental di keluarga dimana agama sangat dijunjung tinggi sekali dan dididik keras dengan menanamkan nilai – nilai agama ke dalam dirinya jadi ia berusaha menyembunyikan pekerjaan aslinya dari orang tuanya. Abangnya yang notabene masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Medan sebenarnya sudah mengetahui pekerjaan yang ia miliki namun ia membiarkan saja karena menurut Ira sendiri, abangnya adalah orang yang tertutup dan jarang berkomunikasi dengannya.

Bagi budayanya sendiri, Ira berpendapat bahwa pekerjaan yang ia jalani sekarang sangat jelek di mata mereka karena pekerjaan ini bekerja di dunia malam dan pulang pagi hari namun ia mengatakan untuk bersikap tidak peduli.

Untuk penggambaran media tentang penggambaran pekerjaan yang ia jalani, ia mengatakan pekerjaannya sering digambarkan buruk karena bekerja di dunia malam dan walaupun begitu ada pula media yang mengatakan pekerjaannya positif karena bekerja di dunia seni dan Ira sendiri bersikap bebas dengan pendapat media tersebut. Ia berkata apabila media menggambarkan pekerjaannya baik ya ia terima namun bila digambarkan buruk maka ia akan membantah gambaran media tersebut.

(23)

Hubungannya dengan orang yang mempengaruhi pekerjaannya yaitu DJ Donald, ia mengatakan bahwa hubungannya masih berjalan baik dan masih sering berkomunikasi. Ia berpendapat bahwa DJ Donald menganggap dirinya selalu bersikap optimis dengan pekerjaan yang ia jalani sekarang dan bersikap sopan apabila mereka berdua bertemu.

Tokoh idola yang menjadi panutan Ira dalam menjalani pekerjaan ialah Mahesa Utara, seorang disc jockey dan produser musik asal Jakarta. Ia mengatakan alasan mengapa Mahesa Utara menjadi panutannya dalam bekerja adalah karena ia adalah orang yang baik, kalem dan juga ganteng. Untuk masalah komunikasi dengan tokoh idolanya tersebut ia mengatakan masih sering berhubungan lewat sosial media.

4.2. Identitas Diri Informan

Identitas diri merupakan hal yang didapatkan oleh manusia secara biologis, kognitif, maupun didapat secara sosial. Perubahan biologis selama masa pubertas membawa perubahan nyata secara fisik yang membuat manusia mendefinisikan kembali konsep diri dan hubungan sosialnya dengan orang lain. Bertambahnya kapasitas intelektual menyediakan berbagai cara pandang baru bagi remaja dalam memandang perubahan diri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Perubahan cara pandang ini juga termasuk penilaian terhadap berbagai masalah, nilai-nilai, aturan dan pilihan yang ditawarkan padanya. Interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas memungkinkan untuk memainkan berbagai peran dan status baru di dalam masyarakat. Pengertian Identitas diri yang dimaksud Erikson dirangkum menjadi beberapa bagian (Erickson, 1989), yakni :

a. Identitas diri sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal sama dalam diri seseorang walaupun situasi lingkungan berubah dan diri menjadi tua.

b. Identitas diri sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapat berubah dan selalu mengalami proses pertumbuhan.

c. identitas diri sebagai “gaya hidupku sendiri” yang berkembang dalamtahap-tahap terdahulu dan menentukan cara - cara bagaimana peran sosial diwujudkan.

(24)

e. Identitas diri sebagai pengalaman subjektif akan kesamaan serta kesinambungan batiniahnya sendiri dalam ruang dan waktu.

f. Identitas diri sebagai kesinambungan dengan diri sendiri dalam pergaulan dengan orang lain.

Informan pertama yaitu Dhani Maria pada awalnya menjadi female disc jockey karena faktor pekerjaan yang bekerja sebagai sales promotion girl produk minuman beralkohol yang mengharuskan bekerja pada malam hari yang menghasilkan perkenalan dengan seseorang yang bisa mengajarinya memainkan perangkat disc jockey. Dhani menilai dirinya sebagai seseorang yang pekerja keras, bersikap terbuka terhadap hal baru dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya yang diberikan kepadanya. Budaya yang ia miliki di dalam lingkungannya yaitu batak yang mendidik keras suatu individu agar tidak dimanjakan dan berusaha menyelesaikan segala problematika secara sendiri diterapkan di dalam keluarganya.

Dan menurut Dhani, penggambaran negatif oleh media tentang seorang female disc jockey

dimana mereka menggambarkan pekerjaan tersebut harus berpenampilan seksi sebagai nilai jual mereka, bukan kemampuan atau skill kurasi lagu atau memainkan deck CDJ serta mixer dan bekerja di dunia malam tidak menghalangi Dhani untuk menggeluti pekerjaan ini. Ia juga bersikap cuek dengan penilaian masyarakat apabila pekerjaan ini dicap buruk di mata mereka. Komunikasi yang terjalin antara lingkungan dengan Dhani sendiri berjalan buruk akibat Dhani bersikap cuek karena ia takut berkomunikasi dengan mereka karena asumsi Dhani mengatakan bahwa pekerjaan ini dicap buruk di lingkungannya sehingga ia memilih membatasi hubungan komunikasi dengan lingkungan sekitar tempat ia tinggal namun hal tersebut berbanding terbalik dengan lingkungan tempat ia bekerja

Informan kedua yaitu Debby adalah seseorang yang berasal dari keluarga yang tidak

harmonis atau broken home sehingga membuat ia mencari kesenangan pribadi melalui

(25)

Absennya peran orang tua dan nihilnya nilai moral yang diajarkan kepada dirinya juga membuat dirinya tidak tanggap dengan penilaian masyarakat.

Komunikasi yang Debby jalani dengan keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya juga berjalan buruk disebabkan tidak adanya inisiatif Debby untuk menjalani hubungan komunikasi dan karena nihilnya kegiatan masyarakat yang ia ikuti membuat Debby tidak peduli dengan lingkungannya namun hal tersebut berbanding terbalik dengan hubungan komunikasi antara Debby dengan lingkungan tempat ia bekerja. Karena suatu tujuan untuk

memasarkan diri sebagai female disc jockey, ia membangun hubungan komunikasi begitu

kuat sehingga komunikasi yang terjalin berjalan baik

Informan ketiga adalah Citra adalah seorang single mother yang dikarenakan

hubungan kurang harmonis dengan mantan suaminya dan karena status tersebut mengharuskan ia mencari pekerjaan namun pekerjaan tersebut ia cari dimana pekerjaan tersebut dapat memberikan suatu kesenangan pribadi bagi dirinya. Ia menggambarkan dirinya sebagai orang yang jutek kepada orang yang baru ia kenal, keras kepala namun ramah dengan orang yang sudah lama kenal. Kuatnya budaya yang begitu mengagungkan agama yang ditanamkan melalui keluarganya tidak membuat ia mengurungkan niatnya untuk menggeluti pekerjaan yang dicap jelek di kebudayaan ia berasal. Karena suatu keterpaksaan ekonomi dimana ia harus membiayai nafkah berupa kebutuhan biologis dan kebutuhan edukasi anak semata wayangnya membuat ia tetap bertahan menjalani pekerjaan ini.

Komunikasi yang terjalin antara Citra dengan keluarga beserta lingkungannya juga berjalan buruk karena dalam keluarga ia sering adu mulut dengan orang tuanya karena pekerjaannya yang mengharuskan keluar malam dan pergi kelab malam sehingga tidak jarang ibunya sendiri menganggap dirinya pelacur walaupun dia sendiri tidak pernah menjajakan dirinya sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, Citra berpendapat bahwa pekerjaan ini juga memiliki jangka waktu yang pendek sehingga ia merasa ia tidak mungkin untuk menjadi seorang female disc jockey untuk selamanya dan mungkin akan berhenti dalam jangka waktu yang tidak bisa ia prakirakan.

Informan keempat adalah Winny. Winny merupakan orang yang tertutup dan tidak banyak berbicara saat diwawancara. Winny mempunyai sifat introvert, hanya orang yang dekat yang bisa mengetahui apa yang ia suka dan apa yang tidak ia suka. Mengawali karir

sebagai seorang female disc jockey sejak 7 tahun lalu membuat ia terbiasa dengan

(26)

meninggalkan keluarganya entah kemana sehingga hubungan terdekat yang ia jalin dengan orang tua adalah dengan ibunya sendiri. Ia tidak mau menceritakan tentang bagaimana keadaan hubungan kedua orang tuanya namun ia selalu berusaha untuk membahagiakan ibu dan adik – adik nya yang masih mengenyam pendidikan sampai sekarang. Ia juga kurang begitu dekat orang – orang yang berada di lingkungan tempat ia tinggal sehingga ia jarang mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya tersebut.

Untuk komunikasi dengan audiens, Winny mengaku bahwa ia orang yang professional jadi ia selalu berusaha memuaskan hasrat audiens untuk bersenang – senang walau ia sendiri jarang berkomunikasi lisan dengan audiensnya. Faktor ekonomi seperti kebutuhan hidup baik itu kebutuhan makan bagi ibu dan adik – adiknya serta kebutuhan yang menyangkut edukasi tinggi bagi adik – adiknya adalah suatu alasan kenapa ia masih bertahan ia banting tulang untuk bekerja di gemerlap nya dunia malam.

Informan terakhir atau kelima adalah Ira. Ira merupakan sosok yang yang terbuka dan ramah kepada orang yang bahkan baru ia kenal. Ira sendiri menjalani pekerjaan ini dikarenakan ia mendapat suatu kepuasan batin dan besarnya penghasilan yang diperoleh membuat ia menggeluti pekerjaan ini walau ia sendiri mengatakan bahwa ia bukanlah orang yang begitu suka keluar malam dan bukan penggemar gemerlap dunia malam. Budaya yang dimiliki olehnya yang menanamkan betapa pentingnya nilai – nilai agama dalam kehidupan berbudaya ditanamkan begitu kental di dalam keluarganya sehingga ia tidak berani mengatakan kepada orang tuanya tentang pekerjaan yang ia jalani saat ini. Ia takut karena budayanya sendiri menilai bahwa pekerjaan ini buruk karena bekerja di malam hari dan sarat dengan obat – obatan terlarang dan minuman keras. Namun ia mengatakan tidak peduli apabila orang tuanya mengetahui tentang pekerjaannya ini karena menurutnya ia telah mahir melakukan pekerjaan ini.

(27)

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5

Nama Dhani Debby Citra Winny Ira

Umur 22 Tahun 25 Tahun 32 Tahun 27 Tahun 24 Tahun

Pendidikan Masih Kuliah SMA Sarjana SMA Sarjana

Alamat Jl. Pendidikan,

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5

(28)

Konsep Diri

Dari hasil pengamatan peneliti, maka dapat dilakukan pembahasan mengenai identitas diri dan konsep diri female disc jockey yang ada di kota Medan sebagai berikutL

Peneliti meneliti 5 (lima) orang informan perempuan yang berprofesi sebagai female disc jockey di kota Medan. Dari setiap informan ini, peneliti memperoleh data yang hampir sama mengenai konsep diri dan dalam proses pembentukan identitas diri yang hampir sama. Konsep diri dalam proses komunikasi ini akan dibahas berdasarkan konteks tujuan peneliti yaitu konsep diri dan identitas diri female disc jockey kota Medan.

Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu sedangkan identitas diri merupakan bagaimana suatu diri individiu itu tersebut terbentuk, dan itu bisa diperoleh dari informasi yang diberikan individu yang bersangkutan diberikan kepada orang lain kepada diri individu. Dhani menganggap dirinya memiliki konsep diri yang positif karena ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi meskipun pekerjaannya sebagai female disc jockey dipandang negative oleh masyarakat. Proses terbentuknya identitas dirinya tersebut

(29)

dengan perkataan orang mengenai hal – hal negatif tentang dirinya. Ia menganggap dirinya memperoleh rezeki dengan tidak merugikan orang lain. Dhani memandang sesuatu dengan positif. Hinaan dan cercaan tidak ia gubris sama sekali. Konsep dirinya sebagai female disc jockey tidak menjadi penghalang bagi dirinya untuk bekerja dengan sungguh – sungguh untuk menghidupi keluarganya. Debby pun merasa dirinya memiliki konsep diri yang positif. Ia memiliki rasa percaya diri begitu besar terhadap dirinya sendiri walaupun tidak jarang

cercaan dan hinaan ia terima saat bermain disc jockey dari orang yang tidak menyukai

dirinya. Debby mampu untuk menyelesaikan permasalahan dirinya sendiri. Di ruang lingkup

sesama disc jockey baik itu pria ataupun wanita, Debby tidak pernah memiliki masalah

termasuk komunikasinya. Citra berbeda dengan Ira dan Winny. Citra merasa dirinya memiliki konsep diri negatif sehingga ia memiliki rasa percaya diri yang rendah dikarenakan gagal membangun rumah tangga yang dikarenakan pekerjaannya.

Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki akan memiliki kesadaran diri yang tinggi. Konsep diri yang positif ditandai dengan lima hal yaitu : yakin akan kemampuan mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu; menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek – aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya (Rakhmat, 2005 : 104). Oleh sebab itu , individu dengan konsep diri yang tinggi selalu berusaha menyesuaikan perilakunya kepada orang lain, dan sebaliknya individu dengan kesadaran dan harga diri yang rendah dan akan sulit menyesuaikan perilakunya dengan orang lain.

Informan yang belum memperbaiki dirinya karena masih merasa nyaman dengan pekerjaan yang dimilikinya sekarang. Hal tersebut dikarenakan besarnya penghasilan yang didapat setelah bekerja. Berdasarkan empat tanda konsep diri William dan Phillip, informan dalam penelitian ini juga tidak bisa dikatakan memiliki konsep diri yang positif. Informan dalam penelitian juga tidak bisa dikatakan memiliki konsep diri yang negatif pula karena tidak mampu menyesuaikan perilakunya dengan orang lain yang ditunjukkan beberapa orang yang tidak menerima mereka di lingkungan sosial yang menyebabkan konflik.

(30)

Mengingat konsep diri informan sebagai female disc jockey bukanlah informasi yang

umum dan dapat diketahui sembarang orang. Dewasa ini, female disc jockey bukanlah

sesuatu hal yang asing lagi bagi telinga masyarakat. Namun, bukan berarti masyarakat bisa menerima adanya female disc jockey sebagai sesuatu ciri yang positif di tengah – tengah masyarakat. Tentu akan ada social punishment yang akan diterima oleh informan seperti dikucilkan atau dicemooh. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi suatu halangan bagi informan dalam penelitian ini. Informan tidak pernah menghiraukan segala bentuk social punishment dari masyarakat. Informan dalam penelitian ini tetap dalam pendiriannya bahwa tidak ada satu orang pun yang berhak mengatur kehidupan mereka. Namun, ada pula informan menutup konsep dirinya sebagai seorang female disc jockey dari keluarganya karena tidak ingin orang tua mereka kecewa.

Dhani dan Winny tidak seperti Citra dan Ira yang membunyikan konsep diri mereka yang sebenarnya. Debby dan Winny tetap seperti biasa dalam berinteraksi dengan keluarganya. Tidak ada perbedaan sosok diri yang mereka tampilkan. Winny menjadi sosok yang cerewet di kalangan keluarga sama seperti berada di lingkungan kerja dan lingkungannya. Dhani tetap menjadi orang yang lemah lembut di lingkungan keluarga maupun di lingkungan kerja. Konsep diri dapat diketahui apabila seseorang sering melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Interaksi remaja female disc jockey dengan orang lain dalam penelitian ini berjalan dengan baik. Informan Dhani, Debby, dan Winny mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga terjadi keterbukaan diri. Sedangkan Citra mampu berinteraksi dengan orang lain namun tidak sebaik interaksi tiga informan lainnya sehingga terlihat kurangnya keterbukaan diri Citra. Teman – teman informan memberikan pandangan kepada informan tentang dirinya. Informasi atau pandangan tersebut membentuk konsep diri informan.

(31)

tujuan memenuhi berbagai kebutuhannya. Pengalaman belajar itu bisa berupa pergaulan dengan orang tua, saudara, keluarga lain, guru dan teman – teman sebayanya. Dari sana, individu memahami tingkah laku apa saja yang disenangi dan tidak disenangi oleh kelompok sosial sehingga terbentuklah pola tingkah laku.

(32)

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai identitas diri female disc jockey di kota Medan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hobi dan kebutuhan ekonomi menjadi salah satu alasan bagi female disc

jockey menjalankan profesinya. Pergaulan menjadi faktor menjadi faktor pendukung bagi mereka termasuk lingkungan yang tentunya mempunyai pengaruh besar. Rasa ingin tahu yang berlebihan membuat mereka penasaran sehingga ketagihan juga termasuk kedalam alasan mereka untuk menjalani profesi sebagai female disc jockey.

2. Lingkungan dan keluarga menjadi sumber pembentukkan identitas diri bagi

mereka. Keadaan rumah tangga yang kurang harmonis dan keinginan yang besar untuk mencari eksistensi dalam pergaulan adalah alasan bagi mereka bagaimana identitas diri mereka terbentuk walaupun mereka tidak begitu peduli dengan pandangan masyarakat terhadap pekerjaan mereka yang masih memandang negatif.

3. Female disc jockey berhubungan baik dengan lingkungan mereka. Begitu pula komunikasi dengan orang lain. Female disc jockey tetap bisa berbaur dan

menyesuaikan diri. Female disc jockey tidak menemukan kesulitan dalam

melakukan komunikasi dan beradaptasi di lingkungan teman – teman, di lingkungan sekolah maupun di rumah. Teman – teman mereka menerima dengan baik sehingga tidak ada kesulitan untuk beradaptasi di lingkungan

mereka. Female disc jockey berusaha menjaga hubungan baik. Meskipun

(33)

4. Hina dan caci orang lain tidak menjadi penghalang mereka untuk bekerja mencari nafkah hidup. Female disc jockey terkesan tertutup dengan orang yang baru mereka kenal dan mereka lebih memilih untuk tidak terbuka mengenai diri mereka yang seorang bekerja di dunia malam. Namun, seiring sering dilakukan komunikasi antar pribadi yang dilakukan maka female disc jockey tersebut juga semakin terbuka mengenai dirinya.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu :

1. Lingkungan merupakan tempat belajar bagi siapa saja, termasuk para female disc jockey. Female disc jockey juga punya niat untuk berubah menjadi perempuan biasa yang mepunyai pekerjaan normal. Female disc jockey ini masih bisa diarahkan menjadi perempuan bisa melanjutkan sekolah dan berhasil akan cita – citanya oleh orang – orang terdekatnya. Hendaknya orang – orang terdekat dari female disc jockey ini memberikan pencerahan bahwa yang female disc jockeey salah baik dari segi sosial maupun dari segi agama.

Orang – orang terdekat female disc jockey juga memberikan pencerahan

bahwa menjadi female disc jockey selain melanggar norma agama dan di

kehidupan sosial akan mendapat social punishment berupa cemoohan dan hina dari masyarakat.

2. Keluarga mempunyai andil dalam pembentukan identitas diri dan perubahan

(34)

5.3 Implikasi Teoritis

Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan agar dapat menambah khazanah ilmu komunikasi dan pengetahuan serta wawasan penulis maupun mahasiswa lainnya mengenai identitas diri dan konsep diri female disc jockey di kota Medan. Komunikasi antar pribadi yang terjalin antara female disc jockey dan orang lain mempunyai tujuan yang berbeda – beda, tidak hanya untuk mengetahui identitas diri terbentuk dan konsep diri female disc jockey yang mendalam saja, namun menjalin pertemanan dan menambah relasi dan kepentingan lainnya. Konsep diri dan identitas diri tidak terlepas dari komunikasi antar pribadi , psikologi komunikasi, komunikasi non verbal female disc jockey yang dijelaskan melalui studi kasus yang dapat menjelaskan identitas diri dan konsep dalam female disc jockey tersebut.

5.4 Implikasi Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Jika dua orang saling merespon dengan cara yang sama, mereka dikatakan terlibat dalam sebuah hubungan simetris (symmetrical relationship), pertentangan kekuasaan tepatnya seperti

untuk belajar bahasa Inggris. Bagaimana pendapat anda mengenai warga Medan terutama yang menjadi. anggota

Permasalahan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat dalam sebuah kajian tentang Pola Komunikasi Antara Orang tua asuh dengan Anak Tunagrahita di Unit

Dalam bab ini peneliti menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini, antara lain mendeskripsikan lokasi penelitian (setting penelitian), selanjutnya