• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Akuntan Publik Dalam Penerbitan Obligasi Daerah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Akuntan Publik Dalam Penerbitan Obligasi Daerah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEBERADAAN (EKSISTENSI) PROFESI AKUNTAN PUBLIK DALAM HUKUM DI INDONESIA

A. Tinjauan Umum Tentang Akuntan Publik

1. Pengertian Akuntan Publik

Secara umum, profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa

utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh

publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam mengambil keputusan.21 Jasa asurans adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk

memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran

informasi keuangan dan non-keuangan berdasarkan suatu kriteria.22 Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:23

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 dan angka 2 Peraturan Menteri Keuangan

Nomor17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik “Akuntan adalah seseorang

yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

a) Jasa audit atas informasi

keuangan historis; b) Jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan c) Jasa

asurans lainnya.

24

21

Penjelasan atas Undang-Undang No.5 tentang Akuntan Publik

22

Penjelasan pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.5 tentang Akuntan Publik

23

Pasal 3 ayat (1) ) Undang-Undang No.5 tentang Akuntan Publik

24

Pasal 1 angka (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

(2)

memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Keuangan ini.”25

Akuntan menurut pekerjaan yang dilakukannya dapat terbagi atas akuntan

pemerintah, akuntan publik, akuntan intern, di perusahaan swasta yang bukan

kantor akuntan, dan akuntan pengajar. Akuntan pemerintah terdiri dari mereka

yang berugas di perusahaan-perusahaan negara, bank-bank pemerintah, akuntan

pajak, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara dan lain-lain.Kelompok

akuntan pengajar juga merupakan salah satu dari keempat golongan akuntan. Dengan demikan, profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar

dalam mendukung perekonomian yang sehat dan efisien serta meningkatkan

transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.

26

Akuntan swasta menjalankan tugasnya sebagai akuntan yang mengatur

pembukuan dan pembuatan ikhtisar-ikhtisar keuangan, atau membuat sistem

akuntansi perusahaan, atau sebagai akuntan pemeriksa (auditor). Jika pemeriksaan

dilakukan oleh pemeriksa yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, disebut

pemeriksaan intern (internal audit), sedangkan jika pemeriksaan dilakukan oleh

akuntan dari suatu kantor akuntan yang tidak menjadi bagian dari perusahaan

yang diperiksa, disebut pemeriksaan ekstern (eksternal audit) atau pemeriksaan

bebas (independent audit).27

25

Pasal 1 angka (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

26

Theodorus M. Tuanakotta, Auditing, Petunjuk pemeriksaan akuntan Publik, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,1997), hal.4.

27

(3)

2. Dasar hukum Profesi akuntan Publik

Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan juga Akuntan Publik itu

sendiri dalam pemberian jasa, maka diperlukan adanya undang-undang yang

mengatur profesi Akuntan Publik, Undang-Undang yang ada lebih dahulu yaitu

Undang-Undang Nomor.34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan.

Pengaturan mengenai profesi Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan yang ada pada saat ini dan tidak mengatur hal-hal yang mendasar

bagi profesi akuntan publik.

Saat ini pengaturan tentang profesi akuntan publik diatur di dalam

Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Keistimewaan dari

Undang-Undang Akuntan Publik ini, yaitu mengatur mengenai “ Jasa Asuransi”

yang merupakan hak ekslusif bagi Akuntan Publik, yaitu jasa Akuntan Publik

yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi

atau pengukuran informasi keuangan dan non Keuangan berdasarkan suatu

kriteria. Selain mengatur mengenai profesi Akuntan Publik, Undang-Undang ini

juga mengatur mengenai Kantor Akuntan Publik ( KAP ) yang merupakan wadah

bagi Akuntan Publik dan bentuk usaha KAP yang sesuai dengan profesi Akuntan

publik, yaitu independensi dan tanggung jawab professional terhadap hasil

pekerjaannya.28

(4)

3. Fungsi dan Peran Akuntan Publik

Akuntan Publik bertugas antara lain melakukan pemeriksaan atas laporan

keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya, memeriksa pembukuan,

apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia dan ketentuan Bapepam

serta memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik.29

Peran profesi akuntan di dalam bidang pasar modal adalah

mengungkapkan informasi keuangan emiten dan memberikan pendapat mengenai

kewajaran atas data yang disajikan dalam laporan keuangan.30Peranan akuntan publik dibutuhkan untuk melakukan penilaian dan menentukan kelayakan dari

laporan keuangan seperti neraca, laporan laba/rugi dan laporan perubahan modal

emiten.31

Laporan yang disampaikan kepada OJK wajib disusun berdasarkan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.Akuntan harus memperhatikan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

dalammelaksanakan kegiatan. Peran lain profesi akuntan dalam pasar modal

adalah membantu mengembangkan standar tersebut. Hal itu dapat berupa

pengembangan SAK yang berkaitan dengan instrumen-instrumen pasar modal,

seperti efek derivatif, Standar Pemeriksaan Industri Efek, dan lain-lain. Adanya

pengembangan standar itu dan juga ketaatan kepada kode etikprofesi diharapkan

29

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 124

30

Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. (Prenada Media. Jakarta. 2004).hlm. 90

31

(5)

bahwa profesi akuntan akan selalu dapat mengikuti perkembangan industri

keuangan yang tumbuh pesat dan semakin kompleks.32 4. Hubungan Hukum Para Pihak

Profesi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya kepada klien harus

profesional dan sesuai dengan kode etik akuntan.Jasa Akuntan Publik dibutuhkan

oleh emiten yang ingin melakukan penawaran umum di pasar modal sebagai salah

satu syarat yang diatur oleh Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar

Modal. Dalam konteks hubungan hukum dalam menjalankan profesinya,

Akuntan Publik bersikap independen. Berbeda halnya dengan profesi lawyer

yang harus mengutamakan kepentingan klien, Akuntan Publik harus mampu

menjaga independensinya. Hal ini dikarenakan hasil pekerjaan dari Akuntan

Publik tidak hanya digunakan oleh kliennya sendiri tapi juga digunakan oleh

investor atau publik sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan

ekonomi. Peraturan yang mengatur mengenai independensi akuntan publik yang

memberikan jasa di pasar modal diatur dalam Peraturan Nomor VIII.A.2 lampiran

Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor :

B. Pengaturan Akuntan Publik Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2011

Kep-86/BL/2011 tentang

Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa di Pasar Modal.

1. Jenis jasa yang diberikan

32

(6)

Profesi Akuntan Publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi

masyarakat, yang dapat digolongkan ke dalam dua (2) kelompok jasa assurans,

dan jasa non-assurance.

a. Jasa Asurans

Jasa asurans adalah jasa akuntan publik yang bertujuan untuk memberi

keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan

dan non- keuangan berdasarkan suatu kriteria.33

b. Jasa Atestasi

Jasa asurans juga dapat diartikan sebagai jasa profesional independen yang

meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan

memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan

keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan

mutu informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka

lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance harus memiliki kompetensi

dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya.

Jasa asurans yang diberikan oleh akuntan publik ini diatur dalam pasal 3

Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan publik.

Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan oleh profesi akuntan publik

adalah jasa atestasi.Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau

pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu

entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah

33

(7)

ditetapkan.Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara

implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk

laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa

laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntanasi berterima umum (generally

accepted accounting principles). Jasa atestasi akuntan publik terbagi atas

beberapa jenis, antara lain :34

1) Jasa Audit

Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari

laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yagn dibuat oleh

manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut

dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan

keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai

apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum. Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditor

memberikan keyakinan positif (positive assurance)atas asersi yang dibuat oleh

manajemen dalam laporan keuangan historis. Keyakinan (assurance)menunjukkan

tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa

simpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah benar.Tingkat keyakinan

yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti.Semakin

banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi

34

(8)

tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor.Jasa ini merupakan jasa profesi

akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat dan sering kali disebut

sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.

2) Pemeriksaan (Examination)

Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi

akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi

yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh jasa

pemeriksaan yang dilaksanakan oleh profesi akuntan publik adalah pemeriksaan

terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan

kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang ditetapkan oleh

instansi pemerintah atau badan pengatur.

Dalam menghasilkan jasa pemeriksaan, akuntan publik memberikan

keyakinan positif atas asersi yang dibuat oleh manajemen.Pemeriksaan yang

dilaksanakan oleh profesi akuntan publik selain terhadap laporan keuangan

historis, seperti misalnya terhadap informasi keuangan prospektif, disebut dengan

istilah pemeriksaan, dan akuntan publik yang menghasilkan jasa pemeriksaan

seperti ini disebut dengan praktisi. Dengan demikian istilah audit dan auditor

khusus digunakan jika jasa profesi akuntan publik berkaitan dengan atestasi atas

asersi yang terkandung dalam laporan keuangan historis.

3) Review

Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik

(9)

keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.

Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan dengan keyakinan positif

yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan, karena

lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti

lebih sempit dalam jasa reviewdibandingkan dengan yang digunakan dalam jasa

audit dan jasa pemeriksaan.

Dalam menghasilkan jasa audit dan pemeriksaan, akuntan publik

melaksanakan berbagai prosedur berikut ini: inspeksi, observasi, konfirmasi,

permintaan keterangan, pengusutan (tracing), pemeriksaan bukti pendukung

(vouching), pelaksanaan ulang (reperforming), dan analisis. Dengan hanya dua

prosedur (permintaan ketarangan dan prosedur analitik) yuang dilaksanakan

dalam jasa review, akuntan publik memberikan keyakinan negatif atas asersi yang

dibuat oleh manejemen, sehingga tingkat keyakinan yang diberikan oleh akutnan

dalam laporan hasil reviewlebih rendah dibandingkan dengan tingkat yang

diberikan dalam jasa audit dan pemeriksaan.

4) Prosedur yang disepakati

Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan

publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik.

Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh akuntan publik dalam menghasilkan

jasa atestasi dengan prosedur yang disepakati lebih sempit dibandingkan dengan

audit pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan akuntan publik dapat bersepakat

(10)

suatu laporan keuangan. Bukan terhadap semua unsur laporan keuangan.Untuk

tipe jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan” atau

suatu keyakinan negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review

.

c.

Jasa Non-assurance

Jasa nonassuranceadalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di

dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan

temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilkan oleh

akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi. Dalam jasa

kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti

pencatatan (baik dengan manualmaupun dengan komputer) transaksi akuntansi

bagi kliennya sampai denagn penyusunan laporan keuangan. Jasa perpajakan

meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada kliennya dalam

pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan,

perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah

perpajakan.

(11)

Untuk dapat berpraktik, ada beberapa syarat yang harus diakukan oleh

Akuntan Publik.Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan

publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:35

a. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh

IAPI atau perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk

menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik

b. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka

wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional

Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam

2 tahun terakhir.

c. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan

paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500

(lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi

perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan

KAP.

d. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan

Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.

e. Memiliki (NPWP).

f. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.

(12)

g. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

h. Menjadi anggota IAPI.

i. Tidak berada dalam pengampuan.

j. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin

Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dan membuat surat pernyataan bermeterai

cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah

benar.Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama

5 tahun (dapat diperpanjang).

3. Kantor Akuntan Publik

Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan

izin dari

jasanya.Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk

badan usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin

usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:36

a. Memiliki izin akuntan publik.

b. Menjadi anggota

(13)

c. Mempunyai paling sedikit 2 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang diantaranya berijazah sarjana.

d. Memilik

e. Memiliki rancangan

memenuhi

mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu.

f. Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.

g. Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah ruang kantor yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.

h. Membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang mencantumkan alamat Akuntan Publik, nama dan domisili kantor, serta maksud dan tujuan pendirian kantor (hanya untuk KAP berbentuk badan usaha perseorangan).

i. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.

Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-persyaratan di

atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki NPWP KAP.

b. Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.

c. Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik.

d. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik.

e. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.

f. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.

KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh

wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.

4. Hak, kewajiban dan larangan

Seorang Akuntan Publik dan KAP diperbolehkan untuk memperoleh haknya

(14)

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Adapun haknya adalah

sebagai berikut :37

a) Mendapatkan imbalan jasa

b) Mendapatkan perlindungan hukum setelah memberikan jasa kepada klien sesuai dengan SPAP.

c) Mendapatkan data, dokumen dan informasi yang berhubungan dengan jasa yang telah diberikan dan sesuai dengan ketentuan peraturan UU.

Akuntan Publik dan KAP memiliki kewajiban yang berbeda-beda.

Masing-masing kewajiban itu adalah :

1. Akuntan Publik

a) Mempunyai perilaku yang bertanggung jawab, integritas yang tinggi, baik dan jujur.

b) Selalu mengikuti pelatihan profesional untuk menjaga kompetensinya.

c) Terdaftar dalam keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan Publik.

d) Bertangggung jawab dengan jasa yang sudah diberikan. e) Bertempat tinggal di Indonesia.

f) Menjadi rekan dari KAP selama180 hari, dimulai ketika diangkat menjadi seorang akuntan.

g) Selama 30 hari selalu memberikan laporan secara tertulis kepada Menteri.

2. KAP

a) Memberi laporan keuangan dan kegiatan usaha untuk tahun sebelumnya.

b)Memberi laporan realisasi laporan tahunan dan program pengembangan profesi akuntan.

c) Wajib memberi laporan kepada Menteri secara tertulis. d)Perubahan susunan rekan.

e) Perubahan pimpinan KAP dan pimpinan cabang.

f) Perubahan tempat tinggal pimpinan KAP dan pimpinan cabang. g)Perubahan alamat KAP.

h)Berakhirnya kerjasama dengan OAA dan KAPA.

i) Mencabut izin KAPA sesuai dengan otoritas negara asal KAPA yang bekerjasama dengan KAP.

(15)

Selanjutnya, Akuntan Publik dan KAP sesuai dengan ketentuan

hukum dan UU mempunyai beberapa larangan yang harus dipatuhi.

Adapun larangan tersebut adalah :

1. Akuntan Publik

a) Tidak boleh memiliki partner lebih dari satu KAP.

b) Tidak boleh merangkap menjadi pegawai atau pejabat negara, kecuali sudah teracatat sebagi pimpinan dan pegawai dari lembaga yang sudah ditunjuk negara untuk kepentingan profesi bidang akuntansi.

c) Memberikan jasa klien masih dalam pembekuan izin. d) Memberikan jasa lewat KAP yang terkena pembekuan izin. e) Memberikan atau menerima komisi.

f) Membantu, melakukan dan memalsukan data.

g) Melakukan tindakan yang membuat dokumen yang berkaitan dengan jasa yang diberikan tidak dapat dipakai dengan semestinya.

2. KAP

a) Menjalin kerjasama dengan OAA dan KAPA yang sudah menjalin kerjasama dengan KAP yang lain.

b) Mencatumkan nama OAA dan KAPA yang sudah dibatalkan atau dibekukan oleh Menteri.

c) Memiliki rekan kerjasama non akuntansi yang tidak terdaftar di Kementerian.

d) Membuat iklan yang tidak sesuai atau menyesatkan.

5. Pembinaan dan pengawasan

Berdasarkan Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik,

beberapa hal pokok terkait dengan pembinaan dan pengawasan terhadap akuntan

publik, antara lain:

a. Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik

(16)

b. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh sekretaris

jenderal, dimana dapat meminta pendapat atau masukan dari IAPI

dan/atau pihak yang terkait.

c. Akuntan Publik wajib menjadi anggota IAPI dan wajib mengikuti

pendidikan profesional berkelanjutan (PPL) yang diselenggakan dan/atau

yang diakui oleh IAPI dan pusat pembinaan dan jasa penilai (PPAJP)

dari sekretariat jenderal, Departemen Keuangan.38

C. Tanggung Jawab Akuntan Publik

1. Tanggung Jawab Etik

Akuntan Publik dalam melaksanakan tugas dan perannya yang diatur di

dalam Undang-Undang Akuntan Publik, tidak bisa lepas dari prinsip-prinsip dasar

atau etika yang melekat pada profesi tersebut. Etika sebagai salah satu unsur

utama dari profesi menjadi landasan utama bagi akuntan dalam menjalankan

kegitan profesional. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai

dengan kepentingan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi

akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari

AD/ART Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan yang berlaku, yaitu Keputusan

Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang penetapan Ikatan Akuntan

Indonesia sebagai Organisasi Profesi Akuntan.

38

(17)

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Akuntan publik harus

mematuhi prinsip dasar etika, antara lain :39

a. Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional

dan bisnis.

b. Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau

pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain yang dapat

mengesampingkan pertimbangan profesional atau bisnis.

c. Kompetensi dan kehati-hatian profesional, yaitu menjaga pengetahuan dan

keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa

klien atau pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang kompeten

berdasarkan perkembangan praktik, peraturan dan teknik mutakhir, serta

bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan standar profesional

yang berlaku.

d. Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari

hasil hubungan profesional dan bisnis dengan tidak mengungkapkan infomasi

tersebut kepada pihak ketiga tanpa ada kewenangan yang jelas dan memadai,

kecuali terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk

mengungkapkannya, serta tidak menggunakan informasi tersebut untuk

keuntungan pribadi Akuntan Profesional atau pihak ketiga.

e. Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan

menghindari perilaku apapun yang mengurangi kepercayaan kepada Profesi

Akuntan Profesional.

(18)

Akuntan publik secara moral dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

harus berjalan di atas koridor prinsip dasar etika akuntan publik serta selalu

menjaga sikap mental yang independen.Hal ini diperlukan mengingat profesi

akuntan sebagai profesi yang dipercaya oleh masyarakat sehingga harus selalu

menjaga kepercayaan yang diberikan dan menghindari tindakan-tindakan yang

dapat merugikan masyarakat. Disisi lain, profesi akuntan yang bergerak di pasar

modal harus selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, sehingga akuntan

tidak terjebak pada hal-hal yang dapat merugikan akuntan yang bersangkutan dan

profesi akuntan secara keseluruhan.

2. Tanggung Jawab Perdata

Setiap pelanggaran yang menyebabkan kerugian bagi orang lain dapat

menyebabkan gugatan perdata oleh pihak yang dirugikan terhadap orang yang

telah merugikannya. Hal ini tentu juga berlaku dalam hukum di bidang pasar

modal.UUPM mengintrodusir dua metode pertanggungjawaban perdata di bidang

pasar modal, yaitu pertanggungjawaban khusus dan pertanggungjawaban umum.40

Dalam pertanggungjawaban khusus undang-undang membebankan

liabilitas yuridis yang khusus terhadap pihak tertentu jika yang bersangkutan

melakukan tindakan yang khusus pula.Dalam UUPM sistem pertanggungjawaban

khusus ini berlaku terhadap pelanggaran atas informasi yang menyesatkan,

khususnya yang berhungan dengan (a) pernyataan pendaftaran dalam rangka a. Pertanggungjawaban Khusus

40

(19)

penawaran umum dan/atau (b) yang berhubungan dengan penawaran atau

penjualan efek.Hal ini bisa dilihat pada pasal 80 dan pasal 81 UUPM.

1) Pertanggungjawaban Dalam Rangka Penawaran Umum

Beberapa persyaratan agar pertanggungjawaban seperti ini dapat diterapkan

adalah sebagai berikut :

a) Terdapat misleading information;

b) Informasi tersebut dimuat dalam pernyataan pendaftaran dalam rangka

penawaran umum;

c) Pihak yang bertanggung jawab hanya bertangung jawab secara yuridis

sebatas pada keterangan yang diberikannya;

d) Tidak ada pertanggungjawaban jika pelakunya dapat membuktikan

(pembuktian terbalik) bahwa dia telah bertindak secara profesional, dan

telah mengambil langkah-langkah yang cukup untuk memastikan bahwa

tidak ada informasi yang menyesatkan;

e) Masa daluarsa dari gugatan tersebut adalah 5 (lima) tahun sejak

pernyataan pendaftaran;

f) Tanggung jawab tersebut, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama

dari para pihak yang melakukannya;

g) Adanya suatu kerugian sebagai akibat dari informasi yang menyesatkan

tersebut;

h) Para pihak yang dapat dimintakan tanggung jawabnya adalah sebagai

berikut:

(20)

(2) direktur dan komisaris emiten pada waktu pernyataan pendaftaran

menjadi efektif;

(3) penjamin pelaksana emisi efek;

(4) konsultan hukum;

(5) penilai;

(6) akuntan publik;

(7) notaris;

(8) Pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas

persetujuannya memuat dalam pernyataan pendaftaran.

2) Pertanggungjawaban Dalam Rangka Penawaran Atau Penjualan Efek

Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat dimintakan pertanggujawaban

secara pedata, khususnya yang berhubungan dengan penawaran atau penjualan

efek di pasar modal adalah sebagai berikut:

a) Adanya penawaran efek atau penjualan efek

b) Dengan menggunakan prospektus atau cara lain, baik tertulis ataupun

lisan;

c) Adanya informasi yang menyesatkan;

d) Pelakunya mengetahui atau sepatutnya mengetahui tentang informasi

yang menyesatkan tersebut;

e) Sewaktu membeli efek, pembeli efek belum mengetahui bahwa

informasi yang bersangkutan adalah menyesatkan;

(21)

b. Pertanggungjawaban umum

Menurut pertanggungjawaban umum undang-undang tidak menyebutkan

atau memperinci perbuatan-perbuatan khusus yang dilanggar oleh orang-orang

tertentu, melainkan hanya menunjuk kepada setiap pelanggaran terhadap

undang-undang atau peraturan pelaksanaanya.Jika timbul kerugian, maka si pelanggar

dapat dimintakan tanggung jawab perdatanya secara hukum. Hal ini dapat dilihat

pada pasal 111 UUPM yang disebut pasal catch all.

Pasal 111 UUPM menyebutkan :

“Setiap pihak yang menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran atas

undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya dapat menuntut ganti rugi,

baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain yang memiliki

tuntutan serupa, terhadap pihak atau pihak-pihak yang bertanggung jawab atas

pelanggaran tersebut.”

Dari pasal tersebut dapat diketemukan syarat-syarat yang diperlukan agar

suatu ganti rugi perdata dapat dituntut dari pihak pelanggar, yaitu sebagai berikut:

1) adanya pelanggaran atas UUPM ataupun peraturan pelaksanaannya (

termasuk pelanggaran oleh pihak otoritas, seperti Bapepam atau

pegawainya);

2) adanya kerugian;

3) kerugian tersebut timbul sebagai akibat dari pelanggaran atas

perundang-undangan tersebut;

4) jika ada beberapa pihak yang dirugikan , tuntutan ganti rugi dapat dilakukan

(22)

Terbukanya kesempatan menuntut ganti rugi secara perdata oleh UUPM,

terutama dengan adanya pasal catch all (pasal 111), menjadi semakin besar.

Namun demikian, jika pasal 111 ini tidak dapat diterapkan, masih ada cara lain

untuk dapat menjaring si pelanggar hukum pasar modal agar bertanggung jawab

secara perdata, yaitu melalui perbuatan melawan hukum vide pasal 1365 jo pasal

1366 KUHPerdata.

Pasal 1365 jo pasal 1366 KUHPerdata secara tegas menyatakan bahwa

“tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian pada orang lain,

mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti

kerugian tersebut” dan “setiap orang bertanggung jawab tidak saja atas kerugian

yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebakan

kelalaian atau kekuranghati-hatiannya”. Jadi, apabila terjadi kesalahan atau

kelalaian akuntan publik atas laporan keuangan yang dibuatnya, akan membawa

akibat bagi dirinya bertanggung jawab bukan hanya kepada emiten atau

perusahaan publik yang menggunakan jasa akuntan publik itu, tetapi juga kepada

pihak ketiga seperti pemegang saham dan kreditor. Hail ini dilakukan demi

kepentingan perlindungan publik.

Namun dalam kenyataannya, sama halnya dengan pertanggungjawaban

pidana, sangat sedikit sekali kasus-kasus yang menyangkut pertanggungjawaban

perdata dari akuntan publik.

3. Tanggung Jawab Pidana

Meskipun di dalam UUPM tidak dijumpai pasal-pasal yang secara khusus

(23)

publik, namun secara umum pengaturan tentang tanggung jawab akuntan publik

secara pidana dapat dilihat dari beberapa pasal berikut :

Pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal menyebutkan :

“Dalam kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang secara langsung atau

tidak langsung:

a. menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara

apapun;

b. turut serta menipu atau mengelabui pihak lain; dan

c. membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak

mengungkapan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak

menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat

dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk

diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain

untuk membeli atau menjual efek.”

Dalam penjelasan pasal 90 UUPM itu disebutkan bahwa yang dimaskud

dengan “kegiatan perdagangan efek” dalam pasal ini adalah kegiatan yang

meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan efek yang terjadi

dalam rangka penawaran umum, atau terjadi di bursa efek, maupun kegiatan

penawaran, pembelian dan atau penjualan efek di luar bursa efek atas efek emiten

atau perusahaan publik.

Berdasarkan penjelasan pasal 90 UUPM di atas, tampak bahwa ada peran

akuntan publik, khususnya pada dokumen yang menyatakan laporan keuangan

(24)

Pasal 93 UUPM menyebutkan :

“Setiap pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat pernyataan atau

memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan

sehigga mempengaruhi harga efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan

dibuat atau keterangan diberikan:

a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui

pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau

menyesatkan; atau

b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan

kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.

Disini juga terlihat adanya peran akuntan publik yang memberikan pernyataan

atas laporan keuangan yang diauditnya yang merupakan juga suatu fakta material.

Meskipun pada prinsipnya pertanggungjawaban pidana dapat dibebankan

pada seorang akuntan publik, namun kesulitan menggiring seorang akuntan publik

untuk bertanggung jawab secara pidana merupakan masalah umum yang dihadapi

para penegak hukum di bidang pasar modal. Hal ini terlihat dari sedikitnya

kasus-kasus yang menuntut pertanggungjawaban pidana akuntan publik yang diputuskan

oleh pengadilan baik di Amerika Serikat maupun di negara-negara lain.41

41

Referensi

Dokumen terkait

 Seluruh kelompok komoditi pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan indeks harga pada bulan ini yaitu : kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan

Transkripsi hasil wawancara merupakan proses yang dilakukan oleh peneliti untuk merubah hasil wawancara dengan informan dalam bentuk audio-file ke dalam bentuk tulisan

[r]

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lama praktik laboratorium dengan kesehatan fungsi paru pada mahasiswa Jurusan Ortotik

The following paper tries to discuss the va rious dimensions of a model that can be developed in innovation, with reference to the innovation business that has

Membuat alat bantu sesuai dengan desain plat pintu bagian depan Komodo MBDA, untuk meletakan plat pintu ketika akan di-assembly dengan komponen- komponen penyusun pintu 2.

Apakah menurut Bapak/ibu komunikasi yang terjadi di dalam Badan?. Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan berjalan

Bureaucracy disease if neglected might become an acute problem, causing lower employees performance, and decreasing the organizational achievement Organization should review