BAB II
KEBERADAAN (EKSISTENSI) PROFESI AKUNTAN PUBLIK DALAM HUKUM DI INDONESIA
A. Tinjauan Umum Tentang Akuntan Publik
1. Pengertian Akuntan Publik
Secara umum, profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa
utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh
publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam mengambil keputusan.21 Jasa asurans adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran
informasi keuangan dan non-keuangan berdasarkan suatu kriteria.22 Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:23
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 dan angka 2 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik “Akuntan adalah seseorang
yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
a) Jasa audit atas informasi
keuangan historis; b) Jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan c) Jasa
asurans lainnya.
24
21
Penjelasan atas Undang-Undang No.5 tentang Akuntan Publik
22
Penjelasan pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.5 tentang Akuntan Publik
23
Pasal 3 ayat (1) ) Undang-Undang No.5 tentang Akuntan Publik
24
Pasal 1 angka (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.
memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini.”25
Akuntan menurut pekerjaan yang dilakukannya dapat terbagi atas akuntan
pemerintah, akuntan publik, akuntan intern, di perusahaan swasta yang bukan
kantor akuntan, dan akuntan pengajar. Akuntan pemerintah terdiri dari mereka
yang berugas di perusahaan-perusahaan negara, bank-bank pemerintah, akuntan
pajak, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara dan lain-lain.Kelompok
akuntan pengajar juga merupakan salah satu dari keempat golongan akuntan. Dengan demikan, profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar
dalam mendukung perekonomian yang sehat dan efisien serta meningkatkan
transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.
26
Akuntan swasta menjalankan tugasnya sebagai akuntan yang mengatur
pembukuan dan pembuatan ikhtisar-ikhtisar keuangan, atau membuat sistem
akuntansi perusahaan, atau sebagai akuntan pemeriksa (auditor). Jika pemeriksaan
dilakukan oleh pemeriksa yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, disebut
pemeriksaan intern (internal audit), sedangkan jika pemeriksaan dilakukan oleh
akuntan dari suatu kantor akuntan yang tidak menjadi bagian dari perusahaan
yang diperiksa, disebut pemeriksaan ekstern (eksternal audit) atau pemeriksaan
bebas (independent audit).27
25
Pasal 1 angka (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.
26
Theodorus M. Tuanakotta, Auditing, Petunjuk pemeriksaan akuntan Publik, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,1997), hal.4.
27
2. Dasar hukum Profesi akuntan Publik
Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan juga Akuntan Publik itu
sendiri dalam pemberian jasa, maka diperlukan adanya undang-undang yang
mengatur profesi Akuntan Publik, Undang-Undang yang ada lebih dahulu yaitu
Undang-Undang Nomor.34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan.
Pengaturan mengenai profesi Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan yang ada pada saat ini dan tidak mengatur hal-hal yang mendasar
bagi profesi akuntan publik.
Saat ini pengaturan tentang profesi akuntan publik diatur di dalam
Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Keistimewaan dari
Undang-Undang Akuntan Publik ini, yaitu mengatur mengenai “ Jasa Asuransi”
yang merupakan hak ekslusif bagi Akuntan Publik, yaitu jasa Akuntan Publik
yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi
atau pengukuran informasi keuangan dan non Keuangan berdasarkan suatu
kriteria. Selain mengatur mengenai profesi Akuntan Publik, Undang-Undang ini
juga mengatur mengenai Kantor Akuntan Publik ( KAP ) yang merupakan wadah
bagi Akuntan Publik dan bentuk usaha KAP yang sesuai dengan profesi Akuntan
publik, yaitu independensi dan tanggung jawab professional terhadap hasil
pekerjaannya.28
3. Fungsi dan Peran Akuntan Publik
Akuntan Publik bertugas antara lain melakukan pemeriksaan atas laporan
keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya, memeriksa pembukuan,
apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia dan ketentuan Bapepam
serta memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik.29
Peran profesi akuntan di dalam bidang pasar modal adalah
mengungkapkan informasi keuangan emiten dan memberikan pendapat mengenai
kewajaran atas data yang disajikan dalam laporan keuangan.30Peranan akuntan publik dibutuhkan untuk melakukan penilaian dan menentukan kelayakan dari
laporan keuangan seperti neraca, laporan laba/rugi dan laporan perubahan modal
emiten.31
Laporan yang disampaikan kepada OJK wajib disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.Akuntan harus memperhatikan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dalammelaksanakan kegiatan. Peran lain profesi akuntan dalam pasar modal
adalah membantu mengembangkan standar tersebut. Hal itu dapat berupa
pengembangan SAK yang berkaitan dengan instrumen-instrumen pasar modal,
seperti efek derivatif, Standar Pemeriksaan Industri Efek, dan lain-lain. Adanya
pengembangan standar itu dan juga ketaatan kepada kode etikprofesi diharapkan
29
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 124
30
Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. (Prenada Media. Jakarta. 2004).hlm. 90
31
bahwa profesi akuntan akan selalu dapat mengikuti perkembangan industri
keuangan yang tumbuh pesat dan semakin kompleks.32 4. Hubungan Hukum Para Pihak
Profesi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya kepada klien harus
profesional dan sesuai dengan kode etik akuntan.Jasa Akuntan Publik dibutuhkan
oleh emiten yang ingin melakukan penawaran umum di pasar modal sebagai salah
satu syarat yang diatur oleh Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal. Dalam konteks hubungan hukum dalam menjalankan profesinya,
Akuntan Publik bersikap independen. Berbeda halnya dengan profesi lawyer
yang harus mengutamakan kepentingan klien, Akuntan Publik harus mampu
menjaga independensinya. Hal ini dikarenakan hasil pekerjaan dari Akuntan
Publik tidak hanya digunakan oleh kliennya sendiri tapi juga digunakan oleh
investor atau publik sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan
ekonomi. Peraturan yang mengatur mengenai independensi akuntan publik yang
memberikan jasa di pasar modal diatur dalam Peraturan Nomor VIII.A.2 lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor :
B. Pengaturan Akuntan Publik Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2011
Kep-86/BL/2011 tentang
Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa di Pasar Modal.
1. Jenis jasa yang diberikan
32
Profesi Akuntan Publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi
masyarakat, yang dapat digolongkan ke dalam dua (2) kelompok jasa assurans,
dan jasa non-assurance.
a. Jasa Asurans
Jasa asurans adalah jasa akuntan publik yang bertujuan untuk memberi
keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan
dan non- keuangan berdasarkan suatu kriteria.33
b. Jasa Atestasi
Jasa asurans juga dapat diartikan sebagai jasa profesional independen yang
meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan
memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan
mutu informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka
lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance harus memiliki kompetensi
dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya.
Jasa asurans yang diberikan oleh akuntan publik ini diatur dalam pasal 3
Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan publik.
Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan oleh profesi akuntan publik
adalah jasa atestasi.Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu
entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah
33
ditetapkan.Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara
implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk
laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntanasi berterima umum (generally
accepted accounting principles). Jasa atestasi akuntan publik terbagi atas
beberapa jenis, antara lain :34
1) Jasa Audit
Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari
laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yagn dibuat oleh
manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut
dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan
keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai
apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditor
memberikan keyakinan positif (positive assurance)atas asersi yang dibuat oleh
manajemen dalam laporan keuangan historis. Keyakinan (assurance)menunjukkan
tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa
simpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah benar.Tingkat keyakinan
yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti.Semakin
banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi
34
tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor.Jasa ini merupakan jasa profesi
akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat dan sering kali disebut
sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.
2) Pemeriksaan (Examination)
Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi
akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi
yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh jasa
pemeriksaan yang dilaksanakan oleh profesi akuntan publik adalah pemeriksaan
terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan
kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang ditetapkan oleh
instansi pemerintah atau badan pengatur.
Dalam menghasilkan jasa pemeriksaan, akuntan publik memberikan
keyakinan positif atas asersi yang dibuat oleh manajemen.Pemeriksaan yang
dilaksanakan oleh profesi akuntan publik selain terhadap laporan keuangan
historis, seperti misalnya terhadap informasi keuangan prospektif, disebut dengan
istilah pemeriksaan, dan akuntan publik yang menghasilkan jasa pemeriksaan
seperti ini disebut dengan praktisi. Dengan demikian istilah audit dan auditor
khusus digunakan jika jasa profesi akuntan publik berkaitan dengan atestasi atas
asersi yang terkandung dalam laporan keuangan historis.
3) Review
Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik
keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.
Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan dengan keyakinan positif
yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan, karena
lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti
lebih sempit dalam jasa reviewdibandingkan dengan yang digunakan dalam jasa
audit dan jasa pemeriksaan.
Dalam menghasilkan jasa audit dan pemeriksaan, akuntan publik
melaksanakan berbagai prosedur berikut ini: inspeksi, observasi, konfirmasi,
permintaan keterangan, pengusutan (tracing), pemeriksaan bukti pendukung
(vouching), pelaksanaan ulang (reperforming), dan analisis. Dengan hanya dua
prosedur (permintaan ketarangan dan prosedur analitik) yuang dilaksanakan
dalam jasa review, akuntan publik memberikan keyakinan negatif atas asersi yang
dibuat oleh manejemen, sehingga tingkat keyakinan yang diberikan oleh akutnan
dalam laporan hasil reviewlebih rendah dibandingkan dengan tingkat yang
diberikan dalam jasa audit dan pemeriksaan.
4) Prosedur yang disepakati
Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan
publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik.
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh akuntan publik dalam menghasilkan
jasa atestasi dengan prosedur yang disepakati lebih sempit dibandingkan dengan
audit pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan akuntan publik dapat bersepakat
suatu laporan keuangan. Bukan terhadap semua unsur laporan keuangan.Untuk
tipe jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan” atau
suatu keyakinan negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review
.
c.
Jasa Non-assuranceJasa nonassuranceadalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan
temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilkan oleh
akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi. Dalam jasa
kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti
pencatatan (baik dengan manualmaupun dengan komputer) transaksi akuntansi
bagi kliennya sampai denagn penyusunan laporan keuangan. Jasa perpajakan
meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada kliennya dalam
pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan,
perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah
perpajakan.
Untuk dapat berpraktik, ada beberapa syarat yang harus diakukan oleh
Akuntan Publik.Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan
publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:35
a. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh
IAPI atau perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk
menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik
b. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka
wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam
2 tahun terakhir.
c. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan
paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500
(lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi
perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan
KAP.
d. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
e. Memiliki (NPWP).
f. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
g. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
h. Menjadi anggota IAPI.
i. Tidak berada dalam pengampuan.
j. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dan membuat surat pernyataan bermeterai
cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah
benar.Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama
5 tahun (dapat diperpanjang).
3. Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan
izin dari
jasanya.Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk
badan usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin
usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:36
a. Memiliki izin akuntan publik.
b. Menjadi anggota
c. Mempunyai paling sedikit 2 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang diantaranya berijazah sarjana.
d. Memilik
e. Memiliki rancangan
memenuhi
mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu.
f. Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.
g. Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah ruang kantor yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.
h. Membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang mencantumkan alamat Akuntan Publik, nama dan domisili kantor, serta maksud dan tujuan pendirian kantor (hanya untuk KAP berbentuk badan usaha perseorangan).
i. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-persyaratan di
atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki NPWP KAP.
b. Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.
c. Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik.
d. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik.
e. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.
f. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh
wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.
4. Hak, kewajiban dan larangan
Seorang Akuntan Publik dan KAP diperbolehkan untuk memperoleh haknya
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Adapun haknya adalah
sebagai berikut :37
a) Mendapatkan imbalan jasa
b) Mendapatkan perlindungan hukum setelah memberikan jasa kepada klien sesuai dengan SPAP.
c) Mendapatkan data, dokumen dan informasi yang berhubungan dengan jasa yang telah diberikan dan sesuai dengan ketentuan peraturan UU.
Akuntan Publik dan KAP memiliki kewajiban yang berbeda-beda.
Masing-masing kewajiban itu adalah :
1. Akuntan Publik
a) Mempunyai perilaku yang bertanggung jawab, integritas yang tinggi, baik dan jujur.
b) Selalu mengikuti pelatihan profesional untuk menjaga kompetensinya.
c) Terdaftar dalam keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan Publik.
d) Bertangggung jawab dengan jasa yang sudah diberikan. e) Bertempat tinggal di Indonesia.
f) Menjadi rekan dari KAP selama180 hari, dimulai ketika diangkat menjadi seorang akuntan.
g) Selama 30 hari selalu memberikan laporan secara tertulis kepada Menteri.
2. KAP
a) Memberi laporan keuangan dan kegiatan usaha untuk tahun sebelumnya.
b)Memberi laporan realisasi laporan tahunan dan program pengembangan profesi akuntan.
c) Wajib memberi laporan kepada Menteri secara tertulis. d)Perubahan susunan rekan.
e) Perubahan pimpinan KAP dan pimpinan cabang.
f) Perubahan tempat tinggal pimpinan KAP dan pimpinan cabang. g)Perubahan alamat KAP.
h)Berakhirnya kerjasama dengan OAA dan KAPA.
i) Mencabut izin KAPA sesuai dengan otoritas negara asal KAPA yang bekerjasama dengan KAP.
Selanjutnya, Akuntan Publik dan KAP sesuai dengan ketentuan
hukum dan UU mempunyai beberapa larangan yang harus dipatuhi.
Adapun larangan tersebut adalah :
1. Akuntan Publik
a) Tidak boleh memiliki partner lebih dari satu KAP.
b) Tidak boleh merangkap menjadi pegawai atau pejabat negara, kecuali sudah teracatat sebagi pimpinan dan pegawai dari lembaga yang sudah ditunjuk negara untuk kepentingan profesi bidang akuntansi.
c) Memberikan jasa klien masih dalam pembekuan izin. d) Memberikan jasa lewat KAP yang terkena pembekuan izin. e) Memberikan atau menerima komisi.
f) Membantu, melakukan dan memalsukan data.
g) Melakukan tindakan yang membuat dokumen yang berkaitan dengan jasa yang diberikan tidak dapat dipakai dengan semestinya.
2. KAP
a) Menjalin kerjasama dengan OAA dan KAPA yang sudah menjalin kerjasama dengan KAP yang lain.
b) Mencatumkan nama OAA dan KAPA yang sudah dibatalkan atau dibekukan oleh Menteri.
c) Memiliki rekan kerjasama non akuntansi yang tidak terdaftar di Kementerian.
d) Membuat iklan yang tidak sesuai atau menyesatkan.
5. Pembinaan dan pengawasan
Berdasarkan Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik,
beberapa hal pokok terkait dengan pembinaan dan pengawasan terhadap akuntan
publik, antara lain:
a. Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik
b. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh sekretaris
jenderal, dimana dapat meminta pendapat atau masukan dari IAPI
dan/atau pihak yang terkait.
c. Akuntan Publik wajib menjadi anggota IAPI dan wajib mengikuti
pendidikan profesional berkelanjutan (PPL) yang diselenggakan dan/atau
yang diakui oleh IAPI dan pusat pembinaan dan jasa penilai (PPAJP)
dari sekretariat jenderal, Departemen Keuangan.38
C. Tanggung Jawab Akuntan Publik
1. Tanggung Jawab Etik
Akuntan Publik dalam melaksanakan tugas dan perannya yang diatur di
dalam Undang-Undang Akuntan Publik, tidak bisa lepas dari prinsip-prinsip dasar
atau etika yang melekat pada profesi tersebut. Etika sebagai salah satu unsur
utama dari profesi menjadi landasan utama bagi akuntan dalam menjalankan
kegitan profesional. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi
akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari
AD/ART Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan yang berlaku, yaitu Keputusan
Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang penetapan Ikatan Akuntan
Indonesia sebagai Organisasi Profesi Akuntan.
38
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Akuntan publik harus
mematuhi prinsip dasar etika, antara lain :39
a. Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional
dan bisnis.
b. Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain yang dapat
mengesampingkan pertimbangan profesional atau bisnis.
c. Kompetensi dan kehati-hatian profesional, yaitu menjaga pengetahuan dan
keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa
klien atau pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, peraturan dan teknik mutakhir, serta
bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan standar profesional
yang berlaku.
d. Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari
hasil hubungan profesional dan bisnis dengan tidak mengungkapkan infomasi
tersebut kepada pihak ketiga tanpa ada kewenangan yang jelas dan memadai,
kecuali terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya, serta tidak menggunakan informasi tersebut untuk
keuntungan pribadi Akuntan Profesional atau pihak ketiga.
e. Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
menghindari perilaku apapun yang mengurangi kepercayaan kepada Profesi
Akuntan Profesional.
Akuntan publik secara moral dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
harus berjalan di atas koridor prinsip dasar etika akuntan publik serta selalu
menjaga sikap mental yang independen.Hal ini diperlukan mengingat profesi
akuntan sebagai profesi yang dipercaya oleh masyarakat sehingga harus selalu
menjaga kepercayaan yang diberikan dan menghindari tindakan-tindakan yang
dapat merugikan masyarakat. Disisi lain, profesi akuntan yang bergerak di pasar
modal harus selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, sehingga akuntan
tidak terjebak pada hal-hal yang dapat merugikan akuntan yang bersangkutan dan
profesi akuntan secara keseluruhan.
2. Tanggung Jawab Perdata
Setiap pelanggaran yang menyebabkan kerugian bagi orang lain dapat
menyebabkan gugatan perdata oleh pihak yang dirugikan terhadap orang yang
telah merugikannya. Hal ini tentu juga berlaku dalam hukum di bidang pasar
modal.UUPM mengintrodusir dua metode pertanggungjawaban perdata di bidang
pasar modal, yaitu pertanggungjawaban khusus dan pertanggungjawaban umum.40
Dalam pertanggungjawaban khusus undang-undang membebankan
liabilitas yuridis yang khusus terhadap pihak tertentu jika yang bersangkutan
melakukan tindakan yang khusus pula.Dalam UUPM sistem pertanggungjawaban
khusus ini berlaku terhadap pelanggaran atas informasi yang menyesatkan,
khususnya yang berhungan dengan (a) pernyataan pendaftaran dalam rangka a. Pertanggungjawaban Khusus
40
penawaran umum dan/atau (b) yang berhubungan dengan penawaran atau
penjualan efek.Hal ini bisa dilihat pada pasal 80 dan pasal 81 UUPM.
1) Pertanggungjawaban Dalam Rangka Penawaran Umum
Beberapa persyaratan agar pertanggungjawaban seperti ini dapat diterapkan
adalah sebagai berikut :
a) Terdapat misleading information;
b) Informasi tersebut dimuat dalam pernyataan pendaftaran dalam rangka
penawaran umum;
c) Pihak yang bertanggung jawab hanya bertangung jawab secara yuridis
sebatas pada keterangan yang diberikannya;
d) Tidak ada pertanggungjawaban jika pelakunya dapat membuktikan
(pembuktian terbalik) bahwa dia telah bertindak secara profesional, dan
telah mengambil langkah-langkah yang cukup untuk memastikan bahwa
tidak ada informasi yang menyesatkan;
e) Masa daluarsa dari gugatan tersebut adalah 5 (lima) tahun sejak
pernyataan pendaftaran;
f) Tanggung jawab tersebut, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dari para pihak yang melakukannya;
g) Adanya suatu kerugian sebagai akibat dari informasi yang menyesatkan
tersebut;
h) Para pihak yang dapat dimintakan tanggung jawabnya adalah sebagai
berikut:
(2) direktur dan komisaris emiten pada waktu pernyataan pendaftaran
menjadi efektif;
(3) penjamin pelaksana emisi efek;
(4) konsultan hukum;
(5) penilai;
(6) akuntan publik;
(7) notaris;
(8) Pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas
persetujuannya memuat dalam pernyataan pendaftaran.
2) Pertanggungjawaban Dalam Rangka Penawaran Atau Penjualan Efek
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat dimintakan pertanggujawaban
secara pedata, khususnya yang berhubungan dengan penawaran atau penjualan
efek di pasar modal adalah sebagai berikut:
a) Adanya penawaran efek atau penjualan efek
b) Dengan menggunakan prospektus atau cara lain, baik tertulis ataupun
lisan;
c) Adanya informasi yang menyesatkan;
d) Pelakunya mengetahui atau sepatutnya mengetahui tentang informasi
yang menyesatkan tersebut;
e) Sewaktu membeli efek, pembeli efek belum mengetahui bahwa
informasi yang bersangkutan adalah menyesatkan;
b. Pertanggungjawaban umum
Menurut pertanggungjawaban umum undang-undang tidak menyebutkan
atau memperinci perbuatan-perbuatan khusus yang dilanggar oleh orang-orang
tertentu, melainkan hanya menunjuk kepada setiap pelanggaran terhadap
undang-undang atau peraturan pelaksanaanya.Jika timbul kerugian, maka si pelanggar
dapat dimintakan tanggung jawab perdatanya secara hukum. Hal ini dapat dilihat
pada pasal 111 UUPM yang disebut pasal catch all.
Pasal 111 UUPM menyebutkan :
“Setiap pihak yang menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran atas
undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya dapat menuntut ganti rugi,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain yang memiliki
tuntutan serupa, terhadap pihak atau pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
pelanggaran tersebut.”
Dari pasal tersebut dapat diketemukan syarat-syarat yang diperlukan agar
suatu ganti rugi perdata dapat dituntut dari pihak pelanggar, yaitu sebagai berikut:
1) adanya pelanggaran atas UUPM ataupun peraturan pelaksanaannya (
termasuk pelanggaran oleh pihak otoritas, seperti Bapepam atau
pegawainya);
2) adanya kerugian;
3) kerugian tersebut timbul sebagai akibat dari pelanggaran atas
perundang-undangan tersebut;
4) jika ada beberapa pihak yang dirugikan , tuntutan ganti rugi dapat dilakukan
Terbukanya kesempatan menuntut ganti rugi secara perdata oleh UUPM,
terutama dengan adanya pasal catch all (pasal 111), menjadi semakin besar.
Namun demikian, jika pasal 111 ini tidak dapat diterapkan, masih ada cara lain
untuk dapat menjaring si pelanggar hukum pasar modal agar bertanggung jawab
secara perdata, yaitu melalui perbuatan melawan hukum vide pasal 1365 jo pasal
1366 KUHPerdata.
Pasal 1365 jo pasal 1366 KUHPerdata secara tegas menyatakan bahwa
“tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut” dan “setiap orang bertanggung jawab tidak saja atas kerugian
yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebakan
kelalaian atau kekuranghati-hatiannya”. Jadi, apabila terjadi kesalahan atau
kelalaian akuntan publik atas laporan keuangan yang dibuatnya, akan membawa
akibat bagi dirinya bertanggung jawab bukan hanya kepada emiten atau
perusahaan publik yang menggunakan jasa akuntan publik itu, tetapi juga kepada
pihak ketiga seperti pemegang saham dan kreditor. Hail ini dilakukan demi
kepentingan perlindungan publik.
Namun dalam kenyataannya, sama halnya dengan pertanggungjawaban
pidana, sangat sedikit sekali kasus-kasus yang menyangkut pertanggungjawaban
perdata dari akuntan publik.
3. Tanggung Jawab Pidana
Meskipun di dalam UUPM tidak dijumpai pasal-pasal yang secara khusus
publik, namun secara umum pengaturan tentang tanggung jawab akuntan publik
secara pidana dapat dilihat dari beberapa pasal berikut :
Pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal menyebutkan :
“Dalam kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang secara langsung atau
tidak langsung:
a. menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara
apapun;
b. turut serta menipu atau mengelabui pihak lain; dan
c. membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak
mengungkapan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak
menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat
dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk
diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain
untuk membeli atau menjual efek.”
Dalam penjelasan pasal 90 UUPM itu disebutkan bahwa yang dimaskud
dengan “kegiatan perdagangan efek” dalam pasal ini adalah kegiatan yang
meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan efek yang terjadi
dalam rangka penawaran umum, atau terjadi di bursa efek, maupun kegiatan
penawaran, pembelian dan atau penjualan efek di luar bursa efek atas efek emiten
atau perusahaan publik.
Berdasarkan penjelasan pasal 90 UUPM di atas, tampak bahwa ada peran
akuntan publik, khususnya pada dokumen yang menyatakan laporan keuangan
Pasal 93 UUPM menyebutkan :
“Setiap pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat pernyataan atau
memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan
sehigga mempengaruhi harga efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan
dibuat atau keterangan diberikan:
a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui
pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau
menyesatkan; atau
b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan
kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.
Disini juga terlihat adanya peran akuntan publik yang memberikan pernyataan
atas laporan keuangan yang diauditnya yang merupakan juga suatu fakta material.
Meskipun pada prinsipnya pertanggungjawaban pidana dapat dibebankan
pada seorang akuntan publik, namun kesulitan menggiring seorang akuntan publik
untuk bertanggung jawab secara pidana merupakan masalah umum yang dihadapi
para penegak hukum di bidang pasar modal. Hal ini terlihat dari sedikitnya
kasus-kasus yang menuntut pertanggungjawaban pidana akuntan publik yang diputuskan
oleh pengadilan baik di Amerika Serikat maupun di negara-negara lain.41
41