• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Paparan Terhadap Citra Digital Radiografi (DR) Pada Thoraks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor Paparan Terhadap Citra Digital Radiografi (DR) Pada Thoraks"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sinar-X dengan energi rendah umumnya digunakan sebagai radiodiagnostik, sedangkan sinar-X dengan energi tinggi umumnya dimanfaatkan untuk radioterapi. Pemanfaatan sinar-X dengan energi rendah di bidang kedokteran umumnya digunakan untuk radiodiagnostik dalam pembuatan foto-foto radiografi konvensional, seperti pembuatan foto-foto radiografi kepala, thoraks, abdomen dan lain sebagainya (Susilo, 2011). Pada perkembangan selanjutnya, sistem radiografi konvensional yang masih menggunakan film, tergantikan oleh sistem radiografi digital yang mempunyai banyak kelebihan. Sistem radiografi digital mampu mengurangi biaya pencetakan film, mempermudah dalam penyimpanan, lebih ramah lingkungan serta mempermudah dalam mendiagnosa.

Digital / Radiografi Langsung (DR) adalah suatu bentuk sinar-X pencitraan, di mana detektor panel datar digunakan sebagai pengganti film. Dengan sistem DR gambar dapat dilihat di monitor segera setelah akuisisi, yang memakan waktu beberapa detik dan dapat disimpan / diteruskan dimanapun mereka dibutuhkan. Seperti gambar-gambar digital, beberapa salinan data gambar selalu identik. Selain preview gambar segera dan ketersediaan keuntungan dari DR atas film yang mencakup jangkauan dinamis yang lebih luas yang membuatnya lebih pemaaf untuk eksposur atas dan bawah serta kemampuan untuk menerapkan teknik pemrosesan citra khusus yang meningkatkan tampilan keseluruhan gambar. Keuntungan lainnya termasuk efisiensi waktu melalui proses kimia melewati dan pengurangan biaya terkait dengan proses, mengelola dan menyimpan film. Radiasi juga kurang dapat digunakan untuk menghasilkan gambar kontras mirip dengan radiografi konvensional. Akibatnya waktu paparan yang dipersingkat dari menit ke detik.

Sistem Direct Radiografi (DR) adalah system baru pada pesawat rontgen digital yang berkembang saat ini dimana image atau gambar hasil expose dari objek

1

(2)

2

radiografi diubah kedalam format digital secara real time dengan menggunakan sensor berupa flat panel atau Charge Coupled Devices (CCD), jadi tak perlu menggunakan cassette reader untuk mendapatkan gambar secara digital.

Salah satu keuntungan utama dari radiografi digital adalah kemampuan untuk memproses gambar setelah mereka direkam. Berbagai bentuk pengolahan digital dapat digunakan untuk mengubah karakteristik dari gambar digital. Untuk radiografi digital kemampuan untuk mengubah dan mengoptimalkan kontras adalah nilai besar. Hal ini juga memungkinkan untuk menggunakan pengolah digital untuk meningkatkan visibilitas detail dalam beberapa radiografi. Metode pengolahan berbagai dieksplorasi secara rinci jauh lebih dalam modul lain. Radiografi digital dan lain gambar medis digital, disimpan sebagai data digital. Keuntungan (dibandingkan dengan gambar yang direkam pada film) meliputi: Cepat penyimpanan dan pengambilan, kurang fisik ruang penyimpanan yang dibutuhkan, kemampuan untuk menyalin dan menggandakan tanpa kehilangan kualitas gambar.

Metode penyimpanan digital gambar dan proses ini dibahas lebih rinci dalam modul lain. Keuntungan lain dari gambar digital adalah kemampuan untuk mentransfer mereka dari satu lokasi ke lokasi lain sangat cepat. Ini dapat berupa: Dalam fasilitas pencitraan untuk perangkat penyimpanan dan tampilan, untuk lokasi lain (Teleradiology), dimana saja di dunia (melalui internet).

Dibandingkan dengan radiografi direkam dan ditampilkan dalam film, yaitu "softcopy", ada keuntungan dari menampilkan "softcopy". Salah satu keuntungan utama adalah kemampuan untuk menyesuaikan dan mengoptimalkan karakteristik citra seperti kontras. Keuntungan lainnya termasuk kemampuan untuk memperbesar, membandingkan beberapa gambar dan melakukan berbagai fungsi analitis saat melihat gambar.

Tujuan membuat citra adalah agar citra dapat dilihat dengan jelas, untuk itu citra harus memiliki bentuk yang tegas diiringi oleh adanya kontras radiografi yang cukup. Kontras radiografi adalah perbedaan terang antara berbagai bagian citra, yang sesuai dengan perbedaan daya serap bagian tubuh terhadap sinar-X (Artawijaya, 2010). Dalam radiologi, kualitas gambar adalah ukuran efektivitas untuk diagnosis yang akan dilakukan.

(3)

3

1.2 Rumusan Masalah

Dari rencana penelitian ini dapat dirumuskan:

1. Perolehan citra digital yang baik sangat dipengaruhi oleh besaran ekspose dari alat pencitraan itu sendiri.

2. Parameter pengamatan pada ekspose terdiri atas Tegangan ekspose (kV), arus ekspose (mA), dan waktu ekspose (s).

3. Pengamatan citra digital dilakukan pada daerah thoraks.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian dibatasin pada:

1. Pengamatan citra digital dilakukan dengan mengatur besaran ekspose yang diberikan.

2. Parameter ekspose berlaku pada tegangan ekspose (kV), arus ekspose (mA) dan waktu ekspose (s).

Untuk tegangan ekspose 90 kV; 100 kV; 110 kVdan 120 kV. Untuk Arus ekspose 300 mA.

Untuk waktu ekspose 1,0 s; 1,5 s; 2,0 s dan 2,5 second. 3. Organ pengamatan pada thoraks.

1.4. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui optimal besaran ekspose terhadap citra digital radiografi.

2. Melihat pengaruh tegangan ekspose terhadap citra digital radiografi yang dihasilkan.

1.5. Manfaat Penelitian.

Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pengamatan citra digital pada organ tertentu terutama dalam pengaturan besaran ekspose yang ter-optimal agar tidak terlalu besar serapan objek penyinaran terhadap radiasi akibat penyinaran yang berulang–ulang.

1.6. Sistem penulisan

Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai berikut:

(4)

4

Bab I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan. Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian, pengujian sampel. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh dari penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan memberikan saran untuk penelitian yang lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Teori plate tektonik berasal dari teori continental drift (hanyutan benua) yang pertama kali dikemukanan oleh Alfed Wegener di tahun 1912 yang menyatakan

Definisi Kalimat Pasif Bahasa Jepang Beberapa pendapat ahli linguistik Jepang yang mendefinisikan kalimat pasif bahasa Jepang, di antaranya yaitu Kudoo Mayumi (1990:48)

Dalam rangkaian finalisasi seluruh tahapan dan proses Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP Kota Muara Bungo Tahun Anggaran 2011, Satuan

Dan analisis daerah bahaya gunungapi, diperoleh tingkat kerentanan tiap-tiap bentuk lahan terhadap bencana Gunungapi Slamet yang dikelaskan ke dalam tiga tingkat, yaitu

Menurut kasmir (2008:176) memberikan batasan bahwa “Perputaran Piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu

Program Bimbingan dengan Teknik Role Playing untuk Mengembangkan Orientasi Karir Siswa: Penelitian Eksperimen Repeated Measures terhadap Siswa Anak Jalanan. Universitas

2015 menyatakan Pelelangan Gagal dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 04 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

Laju rata-rata pertambahan panjang secara linier di kedalaman 9 meter, 6 meter, dan 3 meter selama empat bulan yaitu dari bulan agustus- november meningkat