1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada
beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat mikrobiologis. Tetapi
sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil
lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. Selain sebagai faktor yang
ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran
atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahan dapat
ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata. (Cahyadi, 2006).
Pewarna makanan digunakan untuk berbagai jenis makanan, terutama
berbagai produk jajan pasar dan berbagai makanan olahan yang dibuat oleh
industri kecil ataupun industri besar. Penggunaan pewarna diperbolehkan, selama
penggunaanya tidak melebihi kadar yang telah ditetapkan. Namun demikian,
apabila pewarna yang digunakan adalah pewarna non-makan, misalnya pewarna
tekstil atau kertas ataupun pewarna makanan tetapi dalam jumlah yang berlebihan,
tentulah dilarang penggunaannya, sebab akan membahayakan kesehatan
konsumen. (Yuliarti, 2007).
Jajanan pasar yang sering ditambahkan pewarna makanan adalah jeli. Jeli
merupakan makanan setengah padat yang terbuat dari buah-buahan dan gula
dengan kandungan total padatan minimal 65 persen. Komposisi bahan mentahnya
ialah 45 bagian buah dan 55 bagian gula. (Koswara, 2006).
2
Penambahan pewarna makanan dengan warna yang bagus akan menambah
nilai estetika dari produk jeli tersebut, sehingga konsumen yang sebagian besar
anak-anak tertarik untuk membelinya. (Koswara, 2006).
Identifikasi dalam percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode
Kromatografi Kertas karena metode ini sangat sederhana sehingga zat pewarna
tambahan pangan dapat dengan mudah diketahui, selain itu dalam pengerjaannya
menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan mudah untuk ditemui.
Disamping itu, pada pengujian dilakukan dengan metode kromatografi
kertas karena acuan dari Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar
POM di Medan adalah SNI 01-2895-1992, yang menyebutkan bahwa identifikasi
zat pewarna dilakukan dengan metode kromatografi kertas. (Badan POM, 2007).
Oleh karena banyaknya produk jeli di pasaran yang sangat mungkin
mengandung pewarna makanan, maka penulis ingin sekali menulis Karya Ilmiah
yang berjudul “Identifikasi Zat Pewarna Tambahan Pangan Pada Jeli Secara
Kromatografi Kertas“. Identifikasi ini dilakukan di Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan.
3
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari identifikasi zat pewarna makanan pada jeli adalah
untuk mengetahui apakah zat pewarna yang digunakan dalam jeli tersebut sesuai
dengan Perka BPOM No 37-2013.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari identifikasi zat pewarna makanan pada jeli adalah
sebagai sumber informasi mengenai pewarna makanan yang digunakan pada jeli
yang diuji.