• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Status Gizi dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Anak Balita Keluarga Perokok di Desa Padang Bulan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Status Gizi dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Anak Balita Keluarga Perokok di Desa Padang Bulan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Merokok adalah salah satu perilaku hidup yang tidak sehat yang dapat merugikan dan sangat mengganggu bagi diri sendiri maupun orang lain disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan seperti balita. Padahal mereka yang bukan perokok mempunyai hak untuk menghirup udara bersih bebas asap rokok. Seseorang yang bukan perokok apabila terus-menerus terkena asap rokok dapat menderita dampak resiko penyakit jantung dan kanker paru-paru (Aditama, 2011).

Masalah rokok juga menjadi persoalan sosial ekonomi dimana terdapat 60% dari perokok aktif atau sebesar 84,84 juta orang dari 141,44 juta orang adalah mereka yang berasal dari penduduk miskin atau ekonomi lemah yang sehari-harinya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Selain itu, dengan berkurangnya hari bekerja yang disebabkan karena sakit, maka perokok menurunkan produktifitas pekerja. Dengan demikian jumlah pendapatan yang diterima berkurang dengan pengeluaran meningkat akibat biaya berobat (Chaudhuni, 2006).

(2)

Peningkatan ini merupakan jumlah tertinggi kedua di dunia berdasarkan hasil penelitian The Institute for Health Metrics and Evaluation (IMHE) dalam Jurnal Kesehatan Amerika (Hafid, 2014).

Indonesia, rokok menjadi masalah nasional karena menyangkut berbagai bidang kesehatan dan sebagai salah satu negara terbesar di Asia yang diperkirakan sangat terpengaruh oleh epidemik merokok apalagi konsumsi rokok di negara ini cukup tinggi (Murti, 2005). Hal ini disebabkan karena kenyataannya akibat buruk dari rokok bukanlah akibat biasa yang dirasakan dalam jangka waktu yang pendek tetapi akan terus terasa setelah beberapa tahun bahkan berpuluh-puluh tahun (Utama,2004). Selain itu, paparan asap rokok berpengaruh terhadap terjadinya ISPA pada balita, dimana balita yang terpapar asap rokok beresiko lebih besar untuk terkena ISPA dibandingkan balita yang tidak terpapar oleh asap rokok (Hidayat, 2005).

(3)

Menurut Rikesdas tahun 2013, prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Indonesia mencapai 25,0% dan tidak jauh berbeda dengan tahun 2007 dengan prevalensi 25,5%. Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun dengan prevalensi 25,8% menurut jenis kelamin, tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan .

Indonesiamerupakan negara yang selalu menempati urutan pertama yang menderita infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan merupakan penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit maupun di Puskesmas. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA/ Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita.

Menurut Penelitian Miftahur (2014),diwilayah kerja Puskesmas Paciran Kabupaten Lamongan bahwa terdapat anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok 65,7% dengan kejadian ISPA 60,0% dan ada hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Puskesmas Paciran Kabupaten Lamongan.

(4)

balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak, ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8% anak balita Indonesia pendek (SKRT, 2004).

Kurang gizi pada anak dikombinasikan dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat akan menyebabkan penurunan reaksi kekebalan tubuh yang berarti kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menjadi turun. Keadaan tersebut yang akan menyebabkan anak sangat berpotensial terkena penyakit infeksi seperti ISPA.

Puskesmas Kotanopan berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal dengan wilayah kerja sebanyak 36 desa/kelurahan dan jumlah penduduk 28.281 jiwa. Pekerjaan mayoritas penduduk adalah petani, pedagang dan buruh harian. Dari pengumpulan data Puskesmas ditemukan sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas Kotanopan dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) sebagai urutan pertama, dilihat dari Data Laporan Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Kotanopan dengan jumlah kunjungan mencapai 2.405 jiwa dari Januari-Desember tahun 2014. Tingginya penyakit ISPA di wilayah Puskesmas ini salah satunyadikarenakan kebiasaan merokok dan sanitasi lingkungan, Selain itu status gizi balita di wilayah kerja puskesmas kotanopan ini juga masih rendah. Data status gizi balita diwilayah kerja Puskesmas Kotanopan terdapat 11 balita yang mengalami gizi kurang.

(5)

mereka juga mengatakan sudah lama merokok dan bisa menghabiskan rokok antara 6 sampai 15 batang perhari. Mereka merokok disela-sela istirahat dari aktivitasnya, diwaktu luang, sehabis makan dan konsumsi rokok akan meningkat jika sedang suntuk. Mereka juga mengatakan sudah pernah berhenti merokok apalagi saat mereka sakit tetapi hanya bertahan sementara karena bagi mereka merokok adalah salah satu kenikmatan setelah makan.

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 balita pada keluarga perokok yang di kunjungi di Desa Padang Bulan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal terdapat 4 balita yang gizi kurang , 1 balita yang gizi lebih dan 4 balita yang memiliki berat badan normal. Dari 10 balita tersebut juga terdapat 6 balita yang mengalami gejala klinis ISPA seperti batuk dan pilek.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Status Gizi dan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

pada anak BalitaKeluarga Perokok di Desa Padang Bulan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

(6)

Desa Padang Bulan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015”.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran status gizi dan penyakit infeksi saluran pernafasan akut pada anak balita keluarga perokok di Desa Padang Bulan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(2005) mengenai kekerabatan antar anggrek spesies berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga, hasil analisis cluster memperlihatkan bahwa anggrek yang berasal

Dengan telah melakukan Penelitian, Evaluasi, Klarifikasi dan Pembuktian oleh Panitia Pengadaan Barang / Jasa menurut ketentuan yang berlaku, yang dituangkan dalam Berita Acara

Menurut Bapak Deni Hamdani, yaa.. pasti sudah, soalnya saya melihat peserta didik dikelas pada saat guru tersebut mengajar, asik-asik aja nampaknya, tidak ada satupun peserta didik

Proporsi Infeksi Tuberkulosis dan Gambaran Faktor Risiko pada Balita yang Tinggal dalam satu Rumah dengan pasien Tuberkulosis Paru dewasa.. 2011 Desain penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian Carpal Tunnel Syndrome dengan produktivitas pekerja wanita pada bagian

Secara umum kesimpulan dalam penelitian ini adalah “ Implementasi pembelajaran tematik dengan Quantum Teaching di kelas III SDN 21 Kecamatan Sungai Raya

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014