• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Radio adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya. Radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, kabel, electronic gamesdan personal casset players.

Radio sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari zaman Belanda, zaman Jepang, jaman Kemerdekaan, dan zaman Orde Baru. Mulai dari radio yang segmentasinya luas, sampai yang mempersempit diri dalam segementasi(fragmentasi). Sehingga radio yang dulunya bersifat umum, sekarang dikenal dengan radio wanita, radio anak muda, radio untuk remaja, radio khusus berita dan lain sebagainya.

Lembaga penyiaran dalam menjalankan fungsi penyiaran diatur oleh Undang-undang No. 32 tahun 2002, dikatakan bahwa lembaga penyiaran merupakan media

komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat

sosial.

Siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan, serentak dan bebas, memiliki pengaruh yang dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku khalayak, maka penyelenggara penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang berlandaskan kepada keTuhanan Yang Maha Esa dan kemanusian yang adil dan beradab. Dalam pasal 5, UU No.32 2002, disebutkan bahwa penyiaran diarahkan untuk :

a) Menjunjung tinggi pelaksanaan pancasila dan UUD RI 1945

b) Menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa c) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

(2)

e) Meningkatkan kesadaran kekuatan hukum dan disiplin nasional

Menyalurkan pendapat umum dan mendorong peran aktif masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah dan melestarikan lingkungan hidup

f) Mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di

bidang penyiaran

g) Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan

pemerataan, memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi h) Memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab i) Memajukan kebudayaan nasional.

Dengan adanya UU No.32 Tahun 2002 tersebut berdampak terhadap tumbuh suburnya radio penyiaran di Indonesia, dalam hal ini di kota Kisaran. Sedikitnya terdapat empat besar stasiun radio siaran di kota Kisaran, yaitu: Radio Suara Asahan FM(SAS FM), KISS FM, Citra Kisarannada FM, dan BaSS (Bathara Suara Sakti) FM.

SAS FM merupakan radio yang programnya mengedepankan etnik batak seperti lagu-lagu yang diputarkan adalah lagu tradisional Batak. Radio SAS FM

memiliki sasaran pendengar yang berusia 20-45 tahun, kemudian radio KISS FM yang memiliki program siaran yang lebih variatif, seperti lagu indonesia yang persentasenya hingga 40%, lagu barat 30%, dangdut 20%, dan lagu daerah 10%. Lain

(3)

Persaingan stasiun radio siaran tersebut cukup keras karena populasi penduduk Kisaran yang tidak begitu besar. Populasi yang hanya sebesar 66.272 jiwa demikian program jiwa harus dibagi dengan setiap stasiun radio siaran tersebut, belum termasuk dengan stasiun radio siaran pemula. Cukup sulit untuk menarik minat dengar khalayak yang demikian. Untuk itu pemilik stasiun radio siaran harus menentukan target pendengar agar dapat menentukan pola penyiaran. Masing-masing stasiun radio memiliki pola penyiaran yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan target pendengarnya. Pola penyiaran yang disusun harus memiliki ciri khas tersendiri agar dapat menjadi pilihan pendengar.

Dalam hal ini, khalayak dianggap sebagai individu yang aktif. Khalayak selalu berusaha menentukan media apa yang paling tepat yang dapat memenuhi kebutuhannya, seperti kebutuhan akan hiburan, informasi, pendidikan, dan sebagainya. Untuk itu, Radio BaSS FM, membuat segmentasi radio anak muda yang dikhususkan bagi anak muda kota Kisaran.

Yang dikatakan anak muda menurut Fitri R. Ghozally (Ghozally, 2007:18), dalam bukunya “Psikologi Remaja” adalah seseorang yang berusia 17-22 tahun

merupakan masa perkembangan baik secara fisik Maupun pola pikir. Anak muda membutuhkan banyak informasi tentang perkembangan anak muda seperti informasi pendidikan, dan lifestyle. Anak muda juga membutuhkan hiburan dimana kita ketahui

bahwa anak muda identik dengan dunia musik. BaSS FM selalu menyiarkan musik terbaru dari penyanyi solo maupun grup band pendatang baru dan yang sedang naik daun, seperti grup band One Direction dan Isyana Sarasvati, dan lain-lain.

Dewasa ini nilai sebuah informasi tidaklah murah. Harga sebuah majalah juga relatif mahal bagi anak muda yang pada umumnya pelajar dan mahasiswa yang belum memiliki penghasilan. Browsing di internet juga membutuhkan biaya. Tetapi informasi dari radio diperoleh dengan cuma-cuma atau gratis yang tentunya sangat sesuai dengan kondisi anak muda.

(4)

Dengan demikian dapat memudahkan pemilik stasiun radio siaran dalam menentukan pola penyiaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan anak muda kota Kisaran. Meskipun pada akhirnya BaSS FM tidak hanya dikomsumsi oleh kalangan anak muda tetapi juga dikonsumsi oleh kalangan ibu rumah tangga, buruh, dan lain-lain.

Dengan kespesifikan tersebut BaSS FM dapat terus diingat dan mendapat tempat dihati khalayak Kisaran selama 25 tahun. Selain itu, BaSS FM memiliki ciri khas lain yang dapat menarik minat dengar khalayak Kisaran, yaitu BaSS FM selalu menyajikan informasi seputar tanah Asahan setiap paginya.

Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang pola penyiaran BaSS FM yang berada pada frekuensi 93,2 MHz di kota Kisaran, dalam menarik minat dengar anak muda kota Kisaran.

I.2 Perumusan Masalah

Beranjak dari latar belakang masalah yang tertera diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti FM dalam menarik minat dengar anak muda kota Kisaran?”

I.3 Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan tentang pola penyiaran

radio Bathara Suara Sakti FM(93,2 MHz), dalam menarik minat dengar khalayak kota Kisaran.

2. Penelitian ini dilakukan dari November 2015, sampai dengan selesai.

I.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi penyusunan pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti

(5)

2. Untuk mengetahui minat dan motif pendengar siaran radio Bathara Suara Sakti

FM.

3. Untuk mengetahui manfaat dan kepuasan yang diperoleh pendengar Radio

Bathara Suara Sakti FM.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah penelitian di

bidang ilmu komunikasi, khususnya mengenai dunia penyiaran radio.

2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan

penulis mengenai ilmu komunikasi, khususnya di bidang media massa.

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menyusun pola penyiaran radio.

1). Komunikasi

Menurut (Effendi, 2004:9) Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris

Communication berasal dari kata latin Communication, dan bersumber dari kata

Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Akan

tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah, dalam arti

kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.

Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham, melakukan sesuatu perbuatan, dan lain-lain.

Selanjutnya menurut Muhammad Arni (2005:5) dalam bukunya “Komunikasi Organisasi“, disebutkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau pengoperan lambang-lambang dalam bentuk informasi, sehingga terjadi perubahan pada diri si komunikan.

(6)

oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The structure And Function Of Communication In Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “ Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect “.

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:(Effendi, 2004:10).

a. Komunikator (Communicator, Source, Sender). b. Pesan (Message)

c. Media (Channel)

d. Komunikan (Communicant, Communicate)

e. Efek (Impact, Influence)

2). Komunikasi Massa

Komunikasi Massa sebagai bagian dari komunikasi memiliki definisi sederhana dikemukakan oleh Brittner, yakni; komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto, 2004:3).

Definisi komunikasi yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berdasarkan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri

(Dalam Ardianto, 2004:4).

Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology: An Introduction To The Study Of Communication, menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa

dengan lebih tegas, yakni sebagai berikut: (Dalam Ardianto, 2004:3)

Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,

kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang mebaca atau semua orang yang menonton TV, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.

Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

(7)

dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: TV, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.

Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr, komunikasi massa adalah keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut(Dalam Effendi, 2004:22-25):

a Komunikasi massa berlangsung satu arah

Berbeda dengan komunikasi antarpersonal yang berlangsung dua arah (two-way traffic communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way

communication). Ini berarti bahwa tidak tidak terdapat arus balik dari komunikan

kepada komunikator. Setidaknya komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikannya secara langsung.

b Komunikator melembaga

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu

institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. c Pesan yang bersifat umum

Pesan yang disalurkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan

kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.

d Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.

e Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen

(8)

lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seorang komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya dipenuhi.

Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media massa yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas.dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering disingkat menjadi media.

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber/ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

A. Media Massa

Media massa yang pertama kali muncul adalah surat kabar. Oleh sebab itu surat

kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Untuk pertama kalinya surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. di Inggris juga terbit surat kabar pada tahun 1621. sedangkan di Amerika Serikat terbit surat kabar Pensylvania Evening Post dan Daily Advertiser pada tahun 1783. Diikuti pula oleh surat kabar yang terbit di Indonesia yang ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1828, terbit Javasche Courant di Jakarta. Pada zaman Jepang, zaman kemerdekaan, zaman orde lama, dan zaman orde baru. (Antonio Gramsci, 1992)

(9)

Amerika. Di Inggris terbit majalah review yang diterbitkan oleh Daniel Depoe pada tahun 1704. Di Amerika, Benjamin Franklin telah mempelopori penerbitan majalah di Amerika tahun 1740, yakni General Magazine dan Historical Chronicle. Tahun 1820-an sampai 1840-1820-an merupak1820-an zam1820-annya majalah (the age of magazines). Di Indonesia keberadaan majalah sebagai media massa dimulai pada massa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. (a). Awal kemerdekaan, Soemanang, SH. yang menerbitkan majalah Revue Indonesia, dalam salah satu edisinya pernah mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya sudah mencapai ratusan. (b). Zaman Orde Lama, pada masa ini perkembangan majalah tidak begitu baik, karena relatif sedikit majalah yang terbit. (c). Zaman Orde Baru, awal orde baru (1966) banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenis, diantaranya adalah majalah Selecta pimpinan Sjamsudin Lubis. (Efendi, 2004 : 10)

Setelah surat kabar dan majalah, berkembanglah radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman Orde Baru. (a). Zaman Belanda, radio siaran yang pertama di Indonesia (Nederland Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di Batavia

(Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. (b). Jaman Jepang, ketika Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya, radio

(10)

Selanjutnya Televisi, pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada tanggal 1 September 1940. Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962. (Ardianto, 2004:104)

Media massa film juga muncul pada tahun 1903. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film The Grent Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada

tahun 1903. Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David.

Pertumbuhan dan kelarisan internet juga perlu dipahami. Di satu sisi internet dapat dibandingkan dengan perkembangan mesin faksimili pada akhir dasawarsa –an. Sistem faksimili yang mendunia itu tidaklah dibangun dalam waktu semalam, ia berkembang dari beberapa mesin faksimili di sini dan di sana.

Media massa terdiri dari media massa cetak, elektronik, dan media online seperti dibawah ini (Ardianto, 2004 : 104-144):

(1). Surat Kabar

Secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah : (1) to inform, (2) to Comment, dan (3) to

provide. Sedangkan fungsi sekunder media adalah : (1) untuk kampanye

proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu, (2) memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun, dan cerita-cerita khusus, dan (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

Surat kabar sebagai media massa memiliki lima karakteristik, yaitu: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas, dan terdokumentasikan dalam (Suprapto, 2006 : 13)

(2). Majalah

(11)

informasi. Majalah wanita lebih bersifat menghibur, majalah pertanian fungsi utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam.

Majalah memiliki karakteristik tersendiri sebagai media cetak, yaitu: penyajian lebih dalam, nilai aktualitas lebih lama, gambar/foto lebih banyak, dan cover sebagai daya tarik.

(3). Radio siaran

Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja. Selain itu, radio memiliki kemampuan menjual pada khalayak bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu.

Radio siaran juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu: imaginatif, auditori, dan gaya percakapan yang akrab.

(4). Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberikan informasi , mendidik, menghibur , dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan. Televisi memiliki beberapa karakteristik, yaitu: audiovisual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian yang lebih kompleks.

(5). Film

Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi

informatif, maupun edukatif, bahkan persuasif.

Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh, dan identifikasi psikologis.

(6). Komputer dan Internet

(12)

B. Fungsi Media Massa a. Surveillance (pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : (1) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) ; (2) instrumental

surveillance (pengawasan instrumental)

b. Interpretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.

c. Linkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Transmission

Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

e. Entertainment

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran

khalayak.

C. Proses Komunikasi Massa

(13)

Willbur Schramm, dimulai dengan komunikasi yang sederhana (1954) mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal diperlukan tiga komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan, komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen utama (komunikator – pesan – komunikan) mutlak harus ada pada proses komunikasi.

Pengertian proses komunikasi massa pada hakikatnya merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti, yang dilakukan melalui saluran (channel), biasanya dikenal dengan media printed (press), media auditif (radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio visual (televisi dan film). Yang dimaksud dengan media di sini adalah alat yang digunakan untuk mencapai massa (sejumlah orang yang tidak terbatas). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi

media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. (Ardianto, 2004 : 32) Harold D. Lasswell, seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu

ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa)?

(14)

3. Media Massa Radio

Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio (Riswandi, 2009:2). Radio siaran adalah suatu media massa yang menyampaikan pesan dalam bentuk modulasi berupa tanda-tanda (morse), suara (voice), kalimat (talk), bunyi-bunyian (sounds), dan sebagainya, yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik dengan frekwensi tinggi ke udara melalui antena, yang kemudian disebut dengan pemancar (transmiter). Sinyal-sinyal modulasi tersebut kemudian diterima oleh suatu alat penerima yang disebut radio penerima (receive). (Djuroto, 2007 : 3).

Radio siaran mendapat julukan “kekuasaan ke lima” atau “the fifth estate” setelah pers dianggap sebagai kekuasaan ke empat. Radio dijuluki sebagai kekuasaan ke lima karena tiga faktor yang mendukung. (Ardianto, 2004:119)

1. Radio Siaran Bersifat Langsung.

Sifat langsung radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa melalui proses yang rumit.

2. Radio Siaran Tidak Mengenal Jarak Dan Rintangan.

Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh penyiar pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada pula jarak ruang. Suatu pesan yang disiarkan dari satu tempat dapat sampai seketika dengan baik

3. Radio Siaran Memiliki Daya Tarik

Radio memiliki daya tarik disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya, yakni:

a. Kata-kata lisan (Spoken Words) b. Musik (music)

c. Efek suara (Sound Effect)

(15)

A. Sejarah Perkembangan Radio

Sejarah ditemukannya radio dimulai di Inggris dan Amerika Serikat. Donald Mc. Nicol dalam bukunya Radio’s Conquest of Space menyatakan bahwa terkalahkannya ruang angkasa oleh radio dimulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu dengan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik.

Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda, diantaranya adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. ia dijuluki scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga

mewujudkan gelombang elegtromagnetik, yakni gelombang yang digunakan radio dan televisi.

Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. kemudian Le De Forrest melalui eksperimen siaran radionya telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1916, sehingga Ia dikenal sebagai pelopor radio siaran.

Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda,

Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman orde baru. (Ardianto, 2004:117-119)

a. Zaman Belanda

Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di Batavia, yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta.

b. Zaman Jepang

(16)

Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja

c. Zaman Kemerdekaan.

Dengan demikian, ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai oleh Jepang. Tak lama kemudian dibuat pemancar gelap yang berhasil berkumandang di udara radio siaran denagn stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”.

d. Zaman Orde Baru

Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi.

Pada saat ini stasiun radio sudah sangat tumbuh pesat. Di kota Kisaran pun telah terdapat tujuh stasiun radio, yaitu Radio Suara Asahan FM(SAS FM), KISS FM, Citra Kisarannada FM, dan BaSS (Bathara Suara Sakti) FM.

BaSS FM atau Radio Bathara Suara Sakti FM sudah bersiaran selama 19 tahun. Radio ini sudah cukup dikenal dan diingat di hati pendengar di Tanah Kisaran Asahan, dan sudah mempunyai bangsa pasar tersendiri. Radio Bathara Suara Sakti

memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan stasiun radio lainnya yang ada di tanah Kisaran. Radio BaSS FM menghadirkan informasi seputar Asahan setiap pagi.

B. Keunggulan dan Kelemahan Radio

Radio memiliki keunggulan sebagai media penyiaran. Adapun keunggulannya sebagai berikut: (Brandt, 2001:4-13)

1.Langsung

Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan isi/kandungan programnya secara langsung ke hadapan pendengar. Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar langsung menangkap dan mencernanya.

(17)

Radio juga memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media jenis lain. Suatu peristiwa yang terjadi di sebuah tempat, bisa dengan cepat disiarkan oleh sebuah stasiun radio.

3. Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar

Radio makes pictures. Radio menciptakan gambar. Inilah salah satu ungkapan

paling terkenal mengenai radio. Tidak salah memang untuk mengatakan bahwa hanya radiolah satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan “gambar” atau rekaan di ruang imajinasi pendengarnya. Memang, radio memiliki kekuranglengkapannya dibandingkan televisi, yaitu dari aspek visualnya.

4. Tanpa Batas

Radio praktis tidak memiliki batas, baik batas geografis maupun batas-batas usia, ras, tingkat ekonomi-sosial-pendidikan (ingat, orang buta huruf pun bisa menikmati radio. Hanya orang tuna rungu yang tidak bisa menikmati radio.

5. Tak banyak pernik

Menurut Guglielmo Marconi& Karl Braun (1909) Radio adalah media yang tak

memerlukan banyak pernik, paling tidak jika dibandingkan dengan televisi. Untuk meliput sebuah peristiwa, televisi memerlukan setidaknya dua orang kru, satu kamerawan dan seorang reporter.

1. Murah

Radio jelaslah media yang relatif murah, dibandingkan dengan televisi dan bahkan media cetak. Murah dari segi investasi awal (hanya butuh peralatan audio, transmitter atau pemancar, menara dan antene), maupun dari segi biaya produksi.

2. Bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain

Radio bisa dinikmati sambil sang pendengar melakukan aktivitas lain, entah itu membaca, menyetrika, memasak, menyusui anak, menyetir mobil, dan berbagai kegiatan lainnya. Keistimewaan ini tidak dimiliki media cetak dan televisi.

3. Hangat dan dekat

(18)

bisaberakrab-akrab dengan pembaca, karena yang hadir di hadapan pembaca adalah benda mati, berupa tumpukan kertas dan deretan huruf.

4. Mendidik

Radio sangat efektif untuk dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika diingat jangkauan pendengarnya yang luas dan sebagian besar pendengar radio di Indonesia bermukim di wilayah-wilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki sarana pendidikan formal yang memadai.

5. Tempat mendengar musik

Radio adalah media yang paling andal untuk menikmati musik. Hampir tidak ada radio di dunia ini yang tidak menyiarkan musik sama sekali dalam programya. Radio merupakan salah satu media yang memegang peran terpenting dalam perjalanan musik dunia.

6. Memberi kejutan

Radio mampu menyuguhkan kejutan-kejutan lewat program-programnya. Program musik, misalnya, bisa membawa kejutan-kejutan ini, karena perndengar tidak tahu sebelumya musik apa yang disuguhkan oleh penyiar yang sedang bertugas

di studio pada saat itu.

7. Memberi manfaat bagi individu

Karena karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan untuk

lekas diakrabi oleh pribadi-pribadi atau individu pendengarnya. Radio pun kemudian menjadi tumpuan bagi pribadi-pribadi pendengarnya untuk mencari berbagai informasi yang dapat berharga bagi mereka.

8. Memberi manfaat bagi masyarakat

(19)

Selain memiliki keunggulan, radio sebagai media penyiaran juga memiliki kelemahan, yaitu: (Brandt, 2001:13-16)

1.Cepat hilang

Radio adalah media yang sifatnya “selintas”. Apa yang disiarkan menit ini, akan gampang dilupakan orang pada menit berkutnya. Penyebabnya jelas. Pertama, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, pendengar radio biasanya mendengarkan radio sambil mengerjakan kegiatan lain, sehingga konsentrasinya tidak penuh. Dan kedua, siaran yang sudah berlalu, tak bisa dirujuk kembali. Karakter radio yang serba selintas ini sering diibaratkan sebagai “tulisan di atas pasir pantai”.

2. Ruang yang relatif terbatas

Radio adalah medium dengan ruangan yang relatif terbatas. Sebuah stasiun radio swasta rata-rata mengudara selama 18 jam setiap hari. Jumlah jam siaran maksimal tentu saja hanya 24 jam, sebuah pembatas alamiah yang tak mungkin lagi diakali oleh pengelola radio.

3. Beralur Liner

Kelemahan lainnya yang melekat pada karakter radio adalah sifatnya yang

liner. Maksudnya adalah: program yang disiarkan oleh radio mengikuti perjalanan waktu, di mana program B yang disiarkan pukul 10.00 WIB misalnya, muncul setelah program A yang disiarkan antara pukul 09.00-10.00 WIB. Ibarat urutan abjad,

pendengar radio hanya bisa mendengarkan program-program yang disuguhkan dengan mengikuti program urutan A sampai Z.

Lembaga penyiaran radio di Indonesia sesuai Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran, terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran berlangganan. a. Lembaga penyiaran Publik

(20)

b. Lembaga Penyiaran Komersial

Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio.

c. Lembaga Penyiaran Komunitas

Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pencar rendah, luas wilayah jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.

d. Lembaga Penyiaran Berlangganan

Merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia,yang bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan melalui satelit, melalui kabel dan melalui terrestrial (Djuroto, 2007: 64-66).

Berdasarkan hal di atas BaSS FM termasuk ke dalam kategori lembaga penyiaran komersial. Oleh karena itu BaSS FM juga menerima pemasangan iklan guna mencari pemasukan guna mengembangkan BaSS FM agar dapat terus bersaing dengan stasiun radio baru.

Siaran radio mempunyai tiga sasaran untuk membidik atau memancing pendengar agar mendengarkan dengan seksama, mengerti, dan menyetujui. Ketiga sasaran kesediaan pendengar ini disebut sebagai acceptance. Acceptance dalam

konteks komunikasi melalui radio, merupakan faktor terpenting. Karena jika faktor itu bisa dicapai, maka pesan yang disampaikan oleh penyiar radio dapat berjalan lancar. Ini biasanya mudah karena pendengar radio mempunyai rasa percaya diri dan hormat sekali kepada penyiarnya. Sifat ini disebut mutual truth and respect. Jika mutual truth and respect pendengar siaran radio amat tinggi, maka tingkat

acceptance-nya pun menjadi tebal, ini berarti mudah bagi penyiar unuk

menyampaikan pesan-pesan yang diinginkannya. Demikian juga sebaliknya,bila mutual truth and respect-nya rendah, otomatis acceptance pendengarnya pun menjadi

(21)

4.Pola Penyiaran Radio

Radio merupakan media komunikasi massa periodik yang memiliki kemampuan menjangkau khalayak yang luas dalam waktu bersamaan. Disamping itu, harga pesawatnya yang relatif murah sehingga khalayak banyak yang memilikinya. Berdasarkan data pemilikan radio, selama dua dasawarsa terakhir ini terus berkembang.

Dengan jumlah yang cukup besar itu radio akan memiliki potensi yang besar dalam menyebarluaskan informasi. Persoalannya adalah bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang dimiliki radio, agar setiap program yang disajikan memberikan manfaat.

Salah satu aspek yang dapat menentukan keberhasilan radio adalah berkaitan dengan program-program acara yang disiarkan. Rangkaian acara yang menarik diformulasikan kedalam program yang meliputi waktu pagi, siang dan malam. Program tersebut merupakan suatu rangkaian yang dikemas dalam satu format. Setiap stasiun pada pada dasarnya harus mempunyai format yang jelas. Format setiap stasiun dapat menjadi ciri khas dari stasiun yang bersangkutan.

Dengan demikian format menjadi penting bagi suatu stasiun pemancar radio, karena akan berkaitan juga dengan segmentasi khalayak. Dalam hal ini radio Bahana Kusumamengkhususkan target pendengarnya pada anak muda, namun pada

prakteknya radio ini juga dikonsumsi oleh khalayak yang heterogen, yaitu: a. Kalangan dunia usaha

b. Ibu rumah tangga c. Mahasiswa/Pelajar (Redaksi BaSS FM)

Dari pernyataan diatas, dalam upaya pencapaian target pendengar tersebut, diperlukan suatu strategi penyusunan pola penyiaran radio. Adapun pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti FM adalah;

(22)

Acara Siaran Radio

Pendengar radio selektif memilih acara. Hanya acara yang menurut pilihannya baik yang dinikmati, sementara acara yang menurutnya tidak baik akan dilewatkan begitu saja.

Agar acara yang disiarkan menarik, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan sebagai patokan yaitu (Munthe, 1996: 58-61):

1. Acara harus sesuai sasaran

Pastikanlah siapa sasaran yang akan dituju. Hal ini penting untuk memudahkan pengelola siaran dalam mengolah bahan siaran. Acara-acara yang tidak mempinyai sasaran yang konkrit tidak pernah populer dan biasanya akan turun dengan sendirinya.

2. Acara harus spesifik

Isi acara hendaknya membahas materi yang khusus. Umpama saja bidang masalahnya olahraga, maka isinya hanya mempersoalkan salah satu cabang olahraga, misalnya sepakbola. Jadi hanya satu topik yang dibahas secara menyeluruh. Artinya, dalam membahas harus diperhatikan aaspek yang terkait

dengan bidang olahraga sepakbola. 3. Acara harus utuh

Pembahasan materi harus terjaga. Tidak keluar dari konsep yang telah dipatok.

Mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan, dan penyelesaian masalah secara sistematis.

4. Kemasan harus bervariasi

Acara dikemas dalam bentuk yang bervariasi. Variasi dapat ditampilkan dalam dua bentuk yaitu dialog dan monolog. Dalam dialog dapat ditampilkan dua orang atau lebih yang memiliki warna suara berbeda. Kontras warna suara ini sangat mendukung acara karena radio merupakan media audio yang hanya mampu menstimuli indera pendengaran. Dengan warna suara yang berbeda memudahkan pendengar untk mengenali tokoh-tokoh yang terlibat dalam dialog tersebut.

(23)

Pengelola program harus yakin bahwa waktu yang dipilih untuk penyiaran suatu acara sudah tepat. Ketepatan ini didasari pada kebiasaan mendengar dari khalayak. Dengan demikian, acara tersebut akan efektif.

6. Acara harus orisinil

Penyelenggara siaranharus menyajikan acara yang benar-benar hasilkerja tim kreatif studio tersebut. Bukan tiruan, dalam arti acara seperti ini pernah disajikan stasiun lain yang kemudian dimodifikasi di sana-sini sehingga tampaknya orisinil. Bukan juga acara jiplakan. Acara tiruandan jiplakan tidak akan membawa banyak keuntungan bagi stasiun penyelenggara, malahan sebaliknya, acapkali menjadi bumerang.

7. Acara harus disajikan dengan kualitas baik

Mutu tekhnik suatu acara ikut menentukan sukses tidaknya acara di pasar. Pendengar selalu menuntut hasil yang prima tanpa noise (gangguan). Sebab pendengar sangat mendambakan kenyamanan dalam mendengarkan suatu acara siaran.

8. Acara harus disajikan dengan bahasa sederhana

Gunakan bahasa sederhana, artinya bahasa yang dipakai sehari-hari atau bahasa pergaulan. Jangan disajikan acara dengan bahasa ilmiah, kata-kata asing, atau kata-kata baru. Pendengar akan mengalami kesulitan mencerna isi acara. Sebab

tidak semua pendengar memiliki kemampuan yang merata sehingga kemudahan menangkap isi acara berbeda-beda.

Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan bahan siaran yang dianut oleh badan-badan radio siaran di dunia. Yang pertama adalah metode menurut “unsur acara siaran”, yang kedua menurut “tujuan acara siaran”. (Effendy, 1990: 114-117).

Katz, Blumler dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari Teori Uses And Gratification, yaitu: (Ardianto, 2004:71)

1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak dianggap sebagai bagian penting dari

(24)

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan

kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas, bergantung kepada khalayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota

khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus dipertangguhkan sebelum

diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Katz dan Dennis McQuail, menggambarkan logika yang mendasari kepentingan Uses And Gratification sebagai berikut: (Dalam Ardianto, 2004:72)

Setiap individu memilih media yang mampu memenuhi kebutuhannya. Adapun yang menjadi kebutuhan individu atau individual needs adalah:

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan

dorongan penyelidikan.

2. Kebutuhan Afektif (Afektive Needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

(25)

3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif (Personal Integrative Needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat dan harga diri.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social Integrative Needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan upaya menghindari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.(Effendy, 2004:294)

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai. Untuk itu kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru yang akan diuji atau pengembangan teori-teori yang sudah ada dan bahkan berupa kemungkinan-kemungkinan

implementasi hasil penelitian bagi kehidupan nyata. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian. (Nawawi, 2001:40)

Kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang akan dicapai, secara dianalisa secara kritis berdasarkan bahan persepsi (pengamatan) yang dimiliki dan kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang dicapai. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel, yaitu pola penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM dalam menarik minat dengar khalayak Kisaran.

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan sebelumnya maka ada beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan:

1. Variabel bebas (X), merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau

(26)

2. Variabel terikat (Y), variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh

variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat dengar anak muda kota Kisaran.

3. Variabel antara (Z), sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat

diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 2001:58). Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

I.7 Model Teoritis

.

I.8 Operasional Variabel

Operasional variabel berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam penelitian. Maka berdasarkan kerangka konsep dibuatlah operasionalisasi

variabel-variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian.

Komponen Indikator

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz)

Fungsi Suara tujuan siaran Program siaran Jadwal acara Target siaran Strategi siaran Kekuatan siaran Kelemahan siaran Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM (93,2)

Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran

(27)

Minat

dengar Anak

Muda Kota Kisaran

Motif

Manfaat bagi pendengar

Kepuasaan yang diperoleh Frekuensi mendengarkan radio

Waktu mendengarkan empat mendengarkan Durasi/hari

Program yang didengarkan Acara favorit

Penyiar favorit Materi yang disukai

Karakteristik Responden

Umur Pekerjaan Jenis kelamin Kepemilikan radio

I.9 Definisi Operasional

1. Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) a. Fungsi siaran : Informasi, hiburan, pendidikan

b. Tujuan Siaran : Menarik minat dengar anak muda kota Kabanjahe agar menjadi pendengar setia.

c. Program Siaran : Acara yang disiarkan di BaSS FM, meliputi musik,

berita/informasi, iklan, dan acara khusus. d. Jadwal Acara : waktu siaran suatu acara.

e. Target Siaran : Hasil yang ingin dicapai dari suatu acara.

(28)

2. Minat Dengar Anak Muda kota Kisaran

a. Motif Bagi Pendengar : Kebutuhan anak muda kota Kisaran akan informasi

dan hiburan.

b. Manfaat Bagi Pendengar : Manfaat yang diperoleh anak muda dari

mendengarkan siaran radio.

c. Kepuasan yang Diperoleh : Kepuasan yang diperoleh anak muda setelah

mendengarkan BaSS FM.

d. Frekuensi Mendengarkan Radio : Berapa jam mendengarkan radio dalam

sehari.

e. Waktu Mendengarkan : waktu mendengarkan radio, apakah pagi, siang atau

malam

f. Tempat Mendengarkan : Tempat dimana pendengar mendengarkan siaran radio BaSS.

g. Durasi/Hari : Lamanya mendengarkan siaran BaSS FM dalam sehari.

h. Program yang Didengarkan : Acara yang biasanya didengarkan oleh anak muda.

i. Acara Favorit : Acara yang paling banyak disukai pendengar. j. Penyiar Favorit : Penyiar yang paling disukai pendengar BaSS FM. k. Materi yang Disukai : materi yang banyak diminati pendengar BaSS FM.

3. Karakteristik Responden a. Umur : Usia responden.

b. Jenis Kelamin : Jenis kelamin responden.

c. Kepemilikan Radio : Kepemilikan responden atas radio. d. Pekerjaan : Pekerjaan responden

Referensi

Dokumen terkait

l. Penerapan pdnsip independensi' penyelenggaraan pemilukada kabupaten Gowa tahun 2010 belum dilaksanakan dengan baik. Adanya campur tangan kekuasaan pemerintah/elit

Telah dilakukan penelitian tentang efektifitas pelaksanaan perkuliahan berdasarkan analisis instruksional pada mata kuliah fisika sekolah II.. Tujuan penelitiannya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dominasi otak kiri dan otak kanan cenderung mempengaruhi pola pikir siswa dalam menyerap

Dari hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan kanker serviks terhadap sikap pencegahan kanker serviks pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Saptosari Gunungkidul, maka

Pertama , seseorang yang hendak menikah dengan tujuan untuk berbuat zalim kepada istri atau sebaliknya, seperti ingin menyakiti, membalas dendam, memutuskan

Gaya bahasa klimaks, adalah majas nonperbandingan yang dibentuk dengan meletakkan satuan bahasa yang maknanya kurang penting, kemudian disusul satuan bahasa yang

[r]

menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara perlakuan kapasitas lapang dan perlakuan genotipe kedelai terhadap tinggi tanaman, panjang akar, bobot