• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Media Pembelajaran di sekola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengelolaan Media Pembelajaran di sekola"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Media pembelajaran merupakan peralatan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang berguna mempermudah penyampaian dan pemahaman suatu pengetahuan yang sulit dipahami dan pengetahuan yang baru. Media pembelajaran sangat membantu bahkan diperlukan dalam pembelajaran siswa terutama siswa sekolah dasar, karena pada usia tujuh sampai sepuluh tahun anak masih dalam tahap belajar hal-hal yang konkret. Dengan digunakannya media pembelajaran di sekolah dasar guru akan terbantu sehingga tidak harus berulang kali menjelaskan kepada satu persatu siswa. Selan guru, siswa akan lebih mudah dalam memahami dan mengingat pengetahuan yang sulit dipahami dan pengetahuan yang baru. Penggunaan media pembelajaran menuntut siswa untuk aktif mencari, menganalisis, dan menyimpulkan sehingga membuat siswa dapat berfikir rasional dan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Guru juga dapat menanamkan kreatifitas kepada siswa dalam proses pembuatan media pembelajaran yang mereka sukai dan menarik. Selain dampak positif tersebut, guru harus memperhatikan dampak negatif dari pembuatan media. Dampak yang akan terjadi pada sekolah, guru, dan siswa.

(2)

modern dan persaingan yang semakin ketat. Siap mengembangkan keuntungan dari kemajuan teknologi untuk mengunggulkan pendidikan.

Tenaga pendidik berperan dalam pengadaan sarana dan prasarana serta tata kelola berbagai hal di sekolah yang menunjang keberhasilan pembelajaran pada satuan pendidikan. Tenaga pendidik dapat memanfaatkan teknologi untuk pengadaan tersebut. Salah satunya pengadaan sarana prasarana untuk peserta didik. Guru dapat mencarikan peserta didik pengetahuan yang lebih luas dan jelas. Guru juga dapat memberikan materi pembelajaran yang lebih menarik dan mudah didapat. Materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa guru dapat mencari materi tersebut melalui jaringan internet, seperti gambar, video, animasi, dan sebagainya. Apabila peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan teknologi sendiri, pendidik dapat mendampingi dan memberikan bimbingan pada peserta didik. Selain menfasilitasi siswa, guru dapat berkreasi semaksimal mungkin untuk mengajukan karyanya pada perlombaan yang nantinya akan menguntungkan bagi guru pribadi dan sekolah. Sekolah juga dengan mudah mengelola administrasi dan kebutuhan warga sekolah. Denganmunculnya teknologi di dalam dunia pendidikan guru dan siswa dapat menghasilkan kerja, karya, dan produk semaksimal mungkin. Selain itu, pengaturan berbasis teknologi juga dapat mempersingkat waktu, karena sudah ada program-program yang dapat mengelola angka dan huruf, misalnya microsoft word, microsoft excel, microsoft power point, dan sebagainya.

(3)

sekolah, guru, dan siswa, bahkan lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan jaringan internet, warga sekolah akan dengan mudah mendapatkan layanan informasi secara lengkap. Tidak hanya itu, mereka juga akan mendapatkan pengetahuan yang sangat luas. Dengan jaringan internet, semua orang dengan mudah mengakses pengetahuan yang ingin diketahui. Cara ini yang terkadang ada beberapa orang yang salah menggunakan. Untuk itu, diperlukan kesadaran dan pendampingan untuk anak-anak dalam menggunakan internet agar tidak menyalahgunakan fasilitas tersebut pada hal-hal yang negatif.

Pengelolaan media pembelajaran di sekolah-sekolah yang tersebar di Indonesia sudah banyak yang menggunakan teknologi dengan jaringan internet. Teknologi dipilih dibeberapa sekolah karena mudah didapat dan digunakan dimanapun berada, dapat diakses kapanpun, dan mempercepat dalam menyelasaikan keperluan yang dibutuhkan. Media pembelajaran berbasis teknologi tersebut selain dapat membantu mengelola media pembelajaran dalam pedidikan, dapat mempermudah dalam mengelola administrasi sekolah. Pemerintah sebisa mungkin memberikan fasilitas berbasis teknologi kepada setiap sekolah untuk mempermudah sekolah dalam mengikuti perkembangan pendidikan. Fasilitas yang diberikan terutama digunakan untuk pemenuhan kebutuhan siswa, yaitu untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif dan meningkatkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa. Siswa dapat mencari dan menemukan sendiri pengetahuan melalui internet. Siswa juga dapat mengembangkan bakat dan potensinya sendiri drngan bantua teknologi tersebut.

(4)

pada pembelajaran tersebut. Siswa tetap membutuhkan pendampingan dan bimbingan dari tenaga pendidik dalam proses pembelajaran. Guru dapat menyampaikan langkah-langkah penggunaan media pembelajaran kemudian siswa mencari, menganalisis, dan menyimpulkan sendiri. Apabila ada siswa yang kurang paham dalam memahami media tersebut guru akan bertindak sebagai fasilitator.

Dalam kehidupan sehari-hari, tampak bahwa perkembangan teknologi sudah sangat luas. Hampir setiap orang menggunakan tekologi setiap harinya. Terutama pada teknologi yang menggunakan jaringan internet. Hal ini menandakan teknologi telah menjadi konsumsi sehari-hari yang tidak dapat ditinggalkan. Selain menyampaikan informasi, teknologi yang juga dapat membantu berkomunikasi dengan jarak jauh tidak mungkin dapat ditinggalkan. Dari hal tersebut terlihat perbedaan yang jauh dari jaman sebelumnya yang masih menggunakan materiil manual. Jaman yang sudah modern, hampir semua hal dibantu oleh teknologi. Tetapi dalam dunia pendidikan tidak semua hal harus menggunakan sistem berbasis teknologi, dikarenakan tingkat kemampuan sekolah dan kemampuan personalia yang kurang dalam mengaplikasikan teknologi.

Sekolah dan personalia yang kurang memahami dalam mengaplikasikan media pembelajaran yang sudah modern tidak sedikit yang enggan untuk mempelajari lebih mendalam mengenai media tersebut dikarenakan memakan waktu yang cukup lama dan membutuhkan keterampilan mengingat yang baik. Waktu yang cukup lama untuk mempelajari mengenai media pembelajaran tersebut menyebabkan sekolah dan personalia memilih menggunakan metode lama karena merasa metode lama tersebut sudah terbiasa digunakan dan mudah. Sedangkan menggunakan teknologi dirasa susah dan butuh ketelitian.

(5)

dapat digunakan untuk membantu siswa agar lebih memahami konsep yang harus dipelajari menggunakan media dan menyegerakan pemenuhan administrasi yang harus segera dilaporkan oleh sekolah kepada dinas pemerintah. Sekolah yang kurang mampu dalam pengadaan media tersebut merasa akan lebih baik jika menggunakan meteriil seadanya.

Dukungan materiil lainnya yang ditujukan kepada siswa dapat berupa media pembelajaran. Sebagian siswa belum mengetahui mengenai kemajuan media pembelajaran. Di rumahpun mereka tidak mempunyai fasilitas media yang dapat menunjang pembelajarannya. Hal tersebut yang memungkinkan siswa agar belajar mengenai kemajuan teknologi di sekolah. Kurikulum sekarang yang menuntut siswauntuk belajar dengan bantuan teknologi. Agar siswa dapat mengikuti perkembangan jaman, sedangkan media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar tidak terpenuhi. Terutama pada media yang sudah berbasis teknologi.

(6)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengemukakan identifikasi masalah seebagai berikut.

1. Kurangnya pemahaman dalam pengelolaan media pembelajaran. 2. Pengetahuan personalia yang sedikit pada pengelolaan media

pembelajaran. C. FokusPenelitian

Melihat luasnya permasalahan tentang media pembelajaran yang diuraikan di atas, maka fokus penelitian ini adalah:Pengelolaan media pembelajaran oleh sekolah dan personalia di SD N Kotagede 1.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Bagaimana pengelolaan media pembelajaran di SD N Kotagede 1?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka peneliti bertujuan untuk mendeskripsikanpengelolaan media pembelajarandi SD N Kotagede 1.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat:

1. Manfaat teoritis

Memberi masukan dalam upaya meningkatkan pengelolaan media pembelajarandiSD N Kotagede 1.

2. Manfaat praktis a. Bagi sekolah

1. Memberi gambaran sejauh mana pengelolaan media pembelajaran oleh sekolah tersebut.

(7)

b. Bagi guru

1. Memberi gambaran sejauh mana pengelolaan media pembelajaran oleh guru di sekolah tersebut.

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengelolaan Media Pembelajaran

Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah sama pengertiannya dengan manajemen (management), yaitu pengurusan.

Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media sendirimenurut Gagne’ danBringgs(1975) dalambukunya Prof. Dr.

AzharArsyad (2013: 4)

meliputialatsecarafisikdigunakanuntukmenyampaikanisimateripeng ajaran, yang terdiridariantara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambarbingkai), foto, gambar, grafik, televisi dankomputer. Dengan kata lainbahwa media adalahkomponensumberbelajaratauwahanafisik yang mengandungmateriinstruksional di lingkungansiswa yang dapatmerangsangsiswauntukbelajar. Walaupun media fungsinyahanyasebagaialatbantuakantetapimemilikiperanan yang

tidakkalahpentingnya.Sehingga guru

dituntutuntukdapatmenggunakanataubahkanmenggunakan media dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.

B. Media Pembelajaran Dalam Pengajaran

(9)

pendidikan hanyalah alat-alat pelajaran yang bersifat elektronis saja, yang secara langsung merupakan hasil perkembangan teknologi. Ada tiga jenis media, yaitu:

1) media audio (media untuk pendengaran), 2) media visual (media untuk penglihatan), dan

3) media audio-visual (media untuk pendengaran maupun penglihatan).

C. Ruang LingkupPengelolaan Media Pembelajaran

Tidak diingkari bahwa istilah manajemen itu sendiri kadang menimbulkan tafsiran yang terlalu sempit. Sebagai bandingan akan dikemukakan di sini pendapat Mc Forland mengenai tiga langkah dalam manajemen, yatiru:

1) perencanaan,

2) pengorganisasian, dan 3) pengawasan.

D. Pelaksanaan pengelolaan Media

Pengelolaan materiil tidak terbatas pada masalah pelaksanaan program saja, yang dalam hal ini penggunaan materiil dalam proses pendidikan. Sesuai dengan langkah dalam menejemen meliputi beberapa bagian kegiatan, maka dalam pengelolaan materiil (media) di bicarakan beberapa segi, yaitu:

1) perencanaan, 2) pengadaan, 3) penggunaan, 4) pengaturan, 5) personalia, dan 6) pembiayaan.

1. Perencanaan Media Pembelajaran

(10)

media pembelajaran. Itulah sebabnya sebelum sampai tahap pengadaan, didahului oleh tahap perencanaan. Perencanaan di sini mengandung arti perencanaan pengadaan. Perencanaan pengadaan media pembelajaran dapat terjadi dengan cara sebagai berikut: a) Guru kelas seharusnya sudah dapat meramalkan media apa

yang akan dibutuhkan untuk tahun yang akan dilalui. Hal ini didasarkan atas pengalaman mengajar tahun sebelumnya. dengan demikian guru kelas atau guru mata pelajaran tersebut mengajukan daftar kebutuhan media pembelajaran kepada Kepala Sekolah.

b) Dalam rapat tahunan (menjelang kenaikan kelas), Kepala Sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melaporkan pelaksanaan pelajaran selama satu tahun beserta kesulitan dan cara mengatasinya.

c) Dewan guru mengadakan musyawarah untuk mengadakan perencanaan penggantian atau penambahan media.

Perencanaan dilakukan sesuai dengan pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan media pembelajaran yang pengadaannya dapat melalui prosedur sederhana, maka kebutuhan untuk tahun berikutnya segera dapat terpenuhi. Sedangkan kebutuhan media pembelajaran yang prosedurnya sulit (harga tinggi dan membutuhkan usaha pengumpulan uang), maka kebutuhan itu dapat terpenuhi bila sudah ada uang. Maka untk perencanaan tidak boleh mendadak. Semuanya disesuaikan dengan mendesaknya kebutuhan dan tenggang waktu yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan. Selain itu, bila ada perubahan kurikulum atau materi pelajaran, maka perencanaan dilakukan sesuai dengan datangnya peratura baru tersebut dengan pertimbangan waktu dan biaya yang tersedia.

(11)

a) mengadakan analisa terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan media dalam penyampaian,

b) mengadakan inventarisasi terhadap media pembelajaran yang telah ada,

c) mengadakan seleksi terhadap media pembelajaran yang dapat dimnfaatkan, bak dengan reparasi/modifikasi maupun tidak, d) mencari dana (bila belum ada) atau menentukan dana yang

mana akan digunakan (bila sudah ada). jika sekolah sudah mengajukan usulan kepada pemerintah dan sko-nya sudah keluar, maka prosedur ini berarti tinggal menyelesaikan macam media pembelajaran yang dibutuhkan dengan besarnya pembiayaan yang disetujui, dan

e) menunjuk seseorang yang diserahi untuk mengadakan alat. 2. Pengadaan Media Pembelajaran

Secara garis besar media pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu:

a) buatan pabrik, dan b) buatan sendiri.

1. Media buatan pabrik

Ditinjau dari segi sempurnanya media, maka ada media yang dibuat oleh pabrik secara besar-besaran, baik pabrik dalam maupun pabrik luar negeri dan ada alat yang dibuat oleh perseorangan sebagai hasil industri rumah, tidak dalam jumlah besar. Media pembelajaran buatan pabrik ini untuk dapat sampai ke sekolah ada beberapa cara, yaitu:

a) Dibeli oleh sekolah sendiri,

b) Dibeli oleh badan/yayasan lalu disumbangkan ke sekolah,

(12)

d) Disumbangkan atau dipinjamkan oleh pabriknya kepada sekolah, baik dalam jangka waktu lama ataupun sementara.

2. Media buatan sendiri

Di samping untuk menghemat biaya, ada kalanya sekolah perlu membuat media pembelajaran sendiri karena: a) media tersebut tidak bersifat permanen,

b) dibuat dari bahan yang ada di lingkungan sekolah, dan c) bukan kodian.

Menurut yang dibuat, media buatan sendiri ini dapat merupakan hasil karya dari:

a) guru atau instruktur; siswa-siswa sendiri,

b) baik dengan atau tanpa bimbingan guru atau instruktur; c) orang-orang di pusat media.

Keuntungan membuat media pembelajaran sendiri, yaitu: a) ongkosnya lebih murah,

b) paling mendekati alam lingkungan, c) dapat memenuhi kebutuhan mendadak,

d) dalam pengerjaan bersama antara guru dengan siswa dapat terjalin hubungan yang baik, dan

e) para siswa dilatih dan dapat menghargai nilai bekerja. 3. Penggunaan Media Pembelajaran

Pembelian suatu barang bertujuan untuk digunakan. Walaupun barangnya indah dan menarik, kalau tidak dapat digunakan tidak perlu di beli. Pengaturan penggunaan atau media dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:

a) banyak nya alat untuk tiap macam b) banyaknya kelas

c) banyaknya siswa daalam tiap tiap kelas

(13)

Dengan mengingat beberapa faktor di atas serta pola pengaturan media pembelajaran (sentralisasi atau desentralisasi) maka secara umum dapat diatur sebagai berikut.

1. Media pembelajaran untuk kelas tertentu. 2. Media pembelajaran untuk beberapa kelas. 3. Media pembelajaran untuk semua anak.

1. Media pembelajaran unuk kelas tertentu

Ada kalanya sesuatu alat hanya dibutuhkan oleh kelas tertentu sesuai dengan kurikulum yang menuntut digunakannya media tersebut. Jika banyaknya alat yang ada sesuai dengan banyaknya kelas yang mebtutuhkan, maka alat tersebut dapat dibagikan dan disimpan oleh guru kelas atau guru bidang studi yang mengajar di kelas itu.

2. Media pembelajaran untuk beberapa kelas

Apabila banyaknya alat terbatas, padahal yang membutuhkan lebih dari satu kelas, maka alat tersebut terpaksa digunakan secara bersama-sama. Ada dua kemungkinan pengaturan, yaitu:

a) Media pembelajaran diangkut ke kelas yang membutuhkan secara bergantian, dan

b) Media pembelajaran disimpan di suatu ruangan dan guru mengajak siswa untuk mendatangi ruangan itu.

3. Media pembelajaran untuk semua siswa

(14)

dipergunakan oleh banyak kelas untuk mengikuti salah satu mata pelajaran tertentu.

4. Pengaturan Media Pembelajaran

a. Pengatuarn Awal dan Pengaturan Kembali

Tindakan setelah media pembelajan tiba di sekolah adalah menyimpan atau meletakkan barang di tempat yang betul agar tetap terpelihara. Penyimpanan pertama inilah yang dmaksud dengan istilah pengaturan awal. Suatu prinsip yang perlu diketahui adalah bahwa kemudahan pengaturan media pembelajaran dipengaruhi oleh banyak sedikitnya macam, banyak sedikitnya barang untuk tiap macam, dan tersedianya tempat.

Apabila hanya ada sedikit media pembelajaran, maka pengaturannya semakin mudah. Sebaliknya, implikasi dari prinsip tersebut adalah bahwa sekolah yang dapat mendatangkan banyak media pembelajaran memerlukan tempat penyimpanan dan tenaga pengatur secara khusus. Sebagai langkah serempak dengan pengadaan media pembelajaran adalah penyediaan tempatnya. Berturut-turut dari yang besar ke yang kecil, maka tempat penyimpanan media dibedakan atas:

a) ruangan;

b) lemari tertutup dan lemari terbuka; c) sekat-sekat (rak-rak).

Untuk mempermudah pengaturan, maka setiap tempat diberi kode sehingga ada:

a) ruangan media; b) ruang alat Olah Raga; c) ruang alat IPA;

d) ruang media alat IPS, dan sebagainya.

(15)

sudah tercipta susatu sentral media pembelajaran atau pusat media yang lengkap yang diperuntukkan bagi beberapa sekolah. Penyimpanan akan lebih mudah dilakukan apabila pada stiap ak atau setiap lemari ditempeli dafar media dan diletakkan disitu.Sebagai langkah lain dari pemberian kode tempat adalah pemberian kode media. Pemberian kode pada media pembelajaran dimaksudkan untuk mempermudah pencacahan kembali setelah media tersebut digunakan.

Media pembelajaran yang baik adalah alat pelajaran yang dapat digunakan berkali-kali, bukan hanya untuk hiasan lemari yang tidak pernah dikeluarkan dari tempatnta.penggunaan media yang berkali-kali inilah maka perlu pengaturan kembali secara terus menerus.Jadi pengaturan kembali dilakukan setelah media pembelajaran itu digunakan. Dapat dikatakan bahwa ada dua unsur dalam pemeliharaan media, yaitu:

a) pengaturan, dan b) pembersihan. a. Pencatatan barang

Selain label padatiap media dan daftar yang harus ditempelkan pada setiap rak atau lemari rumah maka dalam pencatatan diperlukan beberapa macam buku, yaitu:

1) buku inventaris,

2) buku catatan tentang masuk dan keluarnya media, dan 3) buku catatan istimewa.

1. Buku inventaris

Buku inventaris adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua kekayaan (dalam hal media pembelajaran) yang dimiliki oleh suatu sekolah.

2. Buku catatan tentang masuk dan keluarnya media

(16)

media. Dengan adanya buku ini maka tidak setiap hari harus membuka buku inventaris.

3. Buku catatan istimewa

Buku catatan istimewa ini diadakan untuk mencatat hal-hal khusus yang bukan catatan rutin, dan kadang-kadang bersifat mendesak untuk diselesaikan.

b. Penyingkiran media

Apabila biaya pemeliharaan atau biaya reparasi sudah melebihi dari biaya pembelian (harga media), maka mediatersebut sebaiknya disingkarkan. Jika jenis media tersebut penting, maka pemakai harus mencari ganti dengan cara meminjam atau menyewa. Dalam penyingkiran media, kerugian yang ditimbulkan oleh kerusakan sehingga harus meminjam atau menyewa, dipertimbangkan dahulu sebagai harga. Dengan demikian maka secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam menyingkirkan media perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu:

1) biaya perbaikan, 2) biaya pemeliharaan,

3) kekacauan tugas selama media dalam perbaikan, dan 4) penurunan efektivitas kerja media, misalnya dengan mesin

tulis baru sebuah konsep dapat diselesaikan dalam lima hari, tetapi dengan mesin tulis yang hampir rusak harus diselesaikan selama sepuluh hari.

Penyingkiran media dilalui dengan beberapa tahap-tahap, yaitu:

1) pemeliharaan media yang dilakukan tiap yahun bersmaan dengan waktu memperkirakan kebutuhan,

2) memperhitungkan faktor-faktor penyingkiran ditinjau dari segi nilai uang,

(17)

4) membuat surat pemberitahuan kepada atasan akan diadakannya penyingkiran dengan menyebutkan media yang akan disingkirkan,

5) melaksanankan penyingkiran yang harus disaksikan oleh atasan, dapat dilakukan dengan mengadakan pelelangan; menghibahkan kepada badan/ orang lain; dan membakar, dan

6) membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran. 5. Personalia Pengelola Media Pembelajaran

a. Jumlah dan kualifikasi

Macam dan banyaknya serta kompleksitas media pembelajaran sangat menentukan banyaknya serta kualifikasi tenaga yang dibutuhkan untuk mengatur dan mengelola media tersebut. Walaupun suatu sekolah memiliki banyak ragam dan jumlah media, akan tetapi jika media tersebut bukan merupakan media yang kompleks, dapat diatasi dengan pembagian tugas antar guru. Apabila sekolah mempunyai tenaga khusus, hal tersebut lebih diutamakan.

b. Pola personalia

1. Media pembelajaran hanya diserahkan dan dikelola oleh guru kelas atau guru bidang studi di bawah koordinasi Kepala Sekolah. Sistem yang digunakan adalah desentralisasi.

2. Sekolah memiliki tenaga khusus yang menangani media pembelajaran yang tidak begitu kompleks. Tenaga tersebut sebagai koordinasi perantara antara Kepala Sekolah dengan guru.

(18)

4. Untuk sekolah yang besar dan sudah memiliki media pembelajaran yang komplit, Kepala Sekolah merasa perlu menunjuk seorang petugas khusus yang merupakan koordinator bagi semua peralatan media.

c. Mekanisasi kerja personil

Dengan mengadakan papan tempel atau label baik dirak ataupun di luar lemari dan dipintu ruangan yang menerangkan macam dan jumlah media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah, maka guru akan mudah mengetahuinya. Apabila mungkin, pusat media mengeluarkan sebuah booklet untuk para guru sehingga guru tidak perlu datang ke pusat media. Dalam menggunakan media, maka langkah yang dilakukan oleh peminjam adalah:

1) mengadakan pengecekan dengan melihat buku pinjaman apakah media yang dimaksud masih ada dan belum dipesan atau dipinjam guru lain,

2) mendaftarkan untuk meminjam pada hari tertentu, dan 3) menuliskan bon pinja dan mencantumkan pula jam

pengembalian penggunaan dan pengembalian.

Dengan mengadakan pengaturan pemesanan dalam peminjaman, maka lalu lintas peminjaman dapat lebih teratur dan petugas tidak harus banyak membuang waktu. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1) petugas media memeriksa kartu/ bon pemesanan,

2) petugas media menyiapkan media yang dipesan dan meletakkannya di tempat yang sudah disediakan khusus untuk pesanan,

3) setelah selesai digunakan, guru atau siswa mengembalikan media dan meletakkannya di ruang khusus, dan

(19)

d. Komunikasi antara pusat media dengan guru-guru

Untuk mempermudah hubungan antara semua perugas, maka diperlukan mekanisme komunikasi antara petugas di pusat media maupun di sekolah. Pada dasarnya komunikasi ini dapat dibedakan atas:

1) komunikasi rutin, dan 2) komunikasi non rutin. e. Personalia untuk laboratorium

Laboratorium mempunyai arti penting bagi pendidikan IPA, konsep-konsep dalam IPA adakalanya sama sekali tidak dapat dberikan hanya dengan ceramah, atau bahkan tidak mungkin. Oleh karena itu personalia untuk laboratorium perlu dibicarakan tersendiri.

Fungsi laboratorium sendiri meliputi:

1) Membantu para pendidik untuk memberikan landasan berfikir yang sistematis, analitis maupun konstruktif kepada anak didik mereka, dan

2) Memberikan kesempatan kepada para siswa secara aktif melakukan percobaan-percobaan, sehingga tertanam konsep secara mendalam.

Laboratorium memerlukan tenaga ahli khusus, yang meliputi ketua dan pembantunya. Di samping itu juga memerlukan tenaga laboran dan bendahara.

f. Pengadaan personil

Sehubungan dengan masalah pengadaan personil ini Joint Standards memberikan pedoman berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.

1. Memerinci tugas-tugas dalam penanganan media pembelajaran.

(20)

3. Mengisi lowongan tugas yang belum digarap itu dengan tenaga non profesional yang ada secara lebih efisien. 4. Menyususn pola training untuk tenaga yang semula non

profesional dan untuk tenaga baru sebagai tambahan. 6. Pembiayaan Untuk Media Pembelajaran

a. Peranan biaya bagi pendidikan

Penilaian terhadap baik dan tidaknya suatu sekolah dilihat dari baik dan tidaknya mutu lulusan. Sedangkan mutu lulusan itu sendiri ditentukan oleh mutu pengajaran. Kaitan erat anata biaya dengan mutu pembelajaran atau mutu manusia dapat digambarkan sebagai berikut.

b. Elemen-elemen pembiayaan media pembelajaran

Apabila kita memasuki sabuah sekolah, dan kita sempat mengamati ke seluruh bagian ruangan, akan ada kesan pada kita mengenai lengkap atau tidaknya sekolah tersebut. Kelengkapan ini dapat ditunjukkan melalui:

1) macam dan banyaknya ruangan, 2) macam dan banyaknya perabot, dan 3) macam dan banyaknya alat pelajaran.

Dalam praktik laboratorium atau bengkel kerja, para siswa memerlukan bahan-bahan untuk praktik, seperti: tepung, minyak, spiritus, kapas, dan lain sebagainya. Semua ini digolongkan ke dalam bahan-bahan habis karena sesudah dipergunakan satu kal, tidak dapat dipergunakan kembali. Sedangkan botol, gelas ukur, termometer, panci, dan lain sebagainya, masih dapat digunakan berkali-kali setelah penggunaan pertama.

Biaya banyak

Sarana lengkap

Penyampaian belajar baik

(21)

Kedua jenis material tersebut termasuk ke dalam kebutuhan yang memerlukan biaya. Maka dengan singkat dapat dikatakan bahwa elemen-elemen pembiayaan media pembelajaran dapat meliputi:

1) biaya untuk ruangan, 2) biaya untuk tempat media, 3) biaya untuk alat, dan 4) biaya untuk bahan. c. Macam-macam pembiayaan

Mengingat tujuan program pendidikan secara makro dan jangka panjang, maka pembiayaan pendidikan uang meliput media pembelajaran dibedakan atas tiga macam, yaitu:

1) biaya penerusan, 2) biaya penambahan, dan

3) biaya perluasa atau penciptaan. d. Sumber biaya

(22)

Dengan demikian, sumber biaya untuk sarana pendidikan dapat dibedakan atas:

1) Pemerintah,

(23)
(24)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti memilih menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena kualitatif tidak hanya lazim dimaknai sebagai jenis data, tetapi juga berhubungan dengan analisis data dan interpretasi atas objek kajian. Selain dimaknai dengan pernyataan tersebut, penelitian kualitatif juga dicirikan dengan hasil penelitian berupa data deskriptif berupa kata-kata. Sebagaimana pengertian kualitatif yang didefinisikan oleh Lexy J.Moloeng (2007: 6) berikut ini: “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Dan didefinisikan oleh Bogdan dan Taylor (1993: 30), metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sesuatu atau seseorang yang darinya diperoleh keterangan. Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut informan. Penelitian ini mengambil informan kunci kepala sekolah. Selanjutnya, data yang diperoleh dari informan kunci ditriangulasi dengan data dari informan tambahan yaitu guru kelas 4, guru Penjaskes, guru Agama Islam, dan siswa yang berada di SD N Kotagede 1 untuk keakuratan data yang diperlukan dalam penelitian.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

(25)

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 308), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak observasi, wawancara mendalam, dam dokumentasi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebgai berikut.

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2011: 231).

Teknik wawancara dalam penelitian pendekatan kualitatif menurut Patton (1990: 280-290) dikutip oleh Catherine Marshal, 1995: 80) dibagi menjadi tiga kategori, yaitu 1) wawancara dengan cara melakukan pembicaraan informal (informal convertational interview), 2) wawancara umum yang terarah (general interview guide approach), 3) wawancara terbuka yang standar (standardized open-ended interview).

Sebelum melakukan kegiatan wawancara, peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara agar proses tetap terfokus dan tidak keluar dari konteks yang menjadi tujuan utama peneliti yaitu mendeskripsikan pengelolaan media pembelajaran di SD N Kotagede 1. Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dan fleksibel, sementara itu pedoman wawancara hanya digunakan sebagai acuan.

(26)

yang menggunakan media pembelajaran di sekolah tersebut, yaitu orang-orang yang memiliki peran penting dalam permasalahan yang ingin diketahui untuk menjawab penelitian.

2. Observasi

Nasution (Sugiyono, 2011: 226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Selanjutnya, menurut Sugiyono (2010: 204) dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation (observasi non pertisipan). Kemudian, dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Dari segi proses pengumpulan data, peneliti menggunakan observasi non partisipan karena peneliti tidak terlibat hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisi, dan membuat kesimpulan tentang pengelolaan media pembelajaran di SD N Kotagede 1. Sedangkan dari segi instrumentasi yang digunakan, peneliti menggunakan observasi terstruktur karena observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yan diamati, kapan, dan dimana tempat penelitian.

Sebelum melakukan observasu, peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan agar proses observasi tetap fokus dan tidak keluar dari konteks yang menjadi tujuan utama peneliti yaitu mendeskripsikan pengelolaan media pembelajaran di SD N Kotagede 1.

3. Dokumentasi

(27)

Untuk memperoleh data dokumentasi, peneliti mengambil dari dokumen-dokumen berupa rencana kerja sekolah, program sekolah, kurikulum sekolah, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan ruang penyimpanan media pembelajaran. Peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto media pembelajaran, papan tempel, label di rak, dan label pengumuman mengenai media pembelajaran di ruang media SD N Kotagede .

4. Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya (Lexy J.Moleong, 2007: 168). Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah focus penelitian menjadi jelas, maka dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara (Sugiyono, 2010: 307). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasim dan dokumentasi. Oleh karena itu, penelitian ini dibantu dengan instrumen pedoman wawancara, pedoman observasi, alat perekam, kamera, dan alat tulis.

E. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 337) mengumkakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsungs secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data siplay, dan conclusion drawing/verification.

a. Reduksi data (Data Reduction)

(28)

data yang berupa pengelolaan media pembelajaran di SD N Kotagede yang diperoleh dari catatan-catatan lapangan. Data yang diperoleh tersebut merupakan data yang masih kompleks. Setelah memilah, peneliti menyerderhanakan data tersebut.

b. Penyajian data (Data Display)

Penyajian data sebagai sekumppulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Mathew B.Miles dan A.Michael Huberman, 1992: 17). Peneliti menyajikan data berupa pengelolaan media pembelajaran di SD N Kotagede 1. Dalam penelitian ini, data tersebut disajikan secara deskriptif.

c. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh (Mathew B.Miles dan A.Michael Huberman, 1992: 19). Data-data berupa pengelolaan media pembelajaran di SD N Kotagede1 yang telah dikemukakan pada penyajian data diinterpretasikan kemudian dianalisis untuk memperoleh kesimpulan.

McDrury ( Collaborative Group Analysis of Data, 1999 ) seperti yang dikutip Moleong (2007: 248) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data,

b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

c. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan. d. Koding yang telah dilakukan.

F. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2010: 336). Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan uji kredibilitas.

(29)

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Dalam pengujian kredibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi.

Upaya untuk menjaga kredibiltas dalam penelitian adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2009: 270-276) :

1) perpanjangan pengamatan, 2) meningkatkan ketekunan, 3) triangulasi,

4) analisis kasus negative,

5) menggunakan bahan referensi, dan 6) mengadakan member chek.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik uji keabsahan data atau kredibilitas dengan trianggulasi dan mengadakan member check.

1. Trianggulasi

Peneliti melakukan pengecekan melalui berbagai sumber yakni melalui beberapa siswa di kelas IV SD Negeri Kotagede I untuk mendapatkan data yang valid.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti menggali informasi dari kepala sekolah lalu triangulasi ke guru serta ke siswa. Kemudian data dari sumber-sumber tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana yang memiliki pandangan sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mencek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan data tentang implementasi pendidikan karakter dengan metide wawancara, lalu dicek dengan observasi, kemudian dengan dokumentasi.

(30)

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut sudah valid, sehingga semakin kredibel atau dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Conny R. Setiawan. 2010. Metode Penilaian Kualitatif. Cikarang: Grasindo

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Bandung: Graha Ilmu

Kunto, Suharsimi Ari. 1987. Pengelolaan Materiil. Jakarta: Prima Karya

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

tingkah laku yang ada pada diri seseorang (Chalpin, 2006). Inventori stres akademik perlu dikembangkan karena 1) belum adanya inventori stres akademik, 2)

Tabel 8 menunjukan pada perlakuan tanpa pupuk pada varietas Pulau Petai meningkatkan persentase gabah bernas per malai sebaliknya pemberian pupuk menurunkan persentase

Kompetensi umum Diharapkan Mahasiswa dapat memahami kemampuan dasar seni anak usia SD dikaitkan dengan pembelajaran seni di sekolah3. Kompetensi Khusus Diharapkan

Brosur adalah suatu alat untuk promosi barang, jasa dan lain-lain, yang terbuat dari kertas yang dimana di.. 7 dalamnya terdapat sejumlah informasi dan juga penawaran

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perencanaan dan pengendalian persediaan yang dilakukan yang dilakukan oleh perusahaan CV. Biji Kopi Makmur Indralaya, sehingga

mendapatkan pembelajaran ulang karena itu utamanya para tutor sebaya selalu mendominasi pertanyaan guru pada tahap menghubungkan (Connect). c) Hasil analisis data

Telah menjadi hukum alam, kehidupan ini selalu dipenuhi oleh dua hal yang saling bertetangan. Begitu juga manusia, ada yang terlahir sempurna dan begitu

Pada perayaan kasih ini juga, diteladani pembasuhan kaki 12 umat yang dipilih oleh pengurus stasi, untuk menerima pembasuhan kaki dari Pastor Otello Pancani SX – yang