• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TRANSFORMASI PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN P"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Transformasi Pertanian

Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah proses transformasi pertanian. Transformasi pertanian yaitu sutu proses perubahan pada berbagai aspek di bidang pertanian. Perubahan yang dimaksud bukan hanya pada teknologi namun lebih jauh lagi pada kelembagaan ekonomi dan sosial pertanian. Modernisasi pertanian dalam sistem perekonomian campuran di beberapa negara berkembang juga dapat katakan sebagai suatu proses transisi yang berlangsung secara bertahap tetapi berkesinambungan, yakni pola produksi yang subsisten menjadi sistem pertanian yang terdiversifikasi dan terspesialisasi. Setiap negara yang mencoba mengubah pola pertanian tradisional harus menyadari bahwa upaya untuk menyesuaikan struktur pertanian dalam rangka memenuhi tuntutan atau bahan pangan yang yang semakin tinggi itu juga meliputi perubahan – perubahan yang mempengaruhi stuktur sosial, politik, dan kelembagaan masyarakat pedesaan. Tanpa perubahan – perubahan tersebut, pembangunan pertanian tidak akan berjalan lancar, bahkan sebaliknya akna menyebabkan jurang ketimpangan antara pemilik lahan luas yang kaya dengan para petani kecil penyewa, penggarap, dan yang tidak memiliki lahan sama sekali.

Sebenarnya salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia adalah sektor pertanian yang merupakan penerapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Tanaman dapat diibaratkan sebagai pabrik primer karena dengan memakai bahan dasar langsung dari alam dapat menghasilkan bahan organik yang bermanfaat bagi manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting yaitu:

1. Selalu melibatkan barang dalam volume besar

2. Proses produksi yang memiliki resiko yang relatif tinggi

(2)

dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budi daya alga dan hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih menggunakan bentuk dan cara pertanian yang lama. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup kelompok masyarakat yang paling miskin, upaya yang dilakukan harus langsung diarahkan kepada kelompok penduduk yang bersangkutan. Karena pada umumnya mereka tinggal di pedesaan dan bekerja di sektor pertanian, maka kunci pengentasan kemiskinan terletak pada pembangunan sektor pertanian secara sungguh-sungguh. Revolusi hijau sangat berperan dalam meningkatkan jumlah kawasan garapan dan menaikkan output. Namun, manfaat yang dihsilkan tidak selalu menyebar ke wilayah lain atau mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

Gambaran produksi pertanian berbeda sekali dengan yang dialami oleh negara-negara dunia ketiga. Di negara-negara-negara-negara miskin, metode produksi pertanian dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan berarti. Sampai sekarang, para petani di negara-negara berkembang masih banyak yang menggunakan metode produksi yang sudah dipraktekkan sejak ratusan yang lampau. Dengan teknologi pertanian dan penggunaan masukan (input) tradisional diluar tenaga kerja manusia yang sama, kita mengetahui dari prinsip perolehan hasil yang semakin berkurang (diminishing returns) bahwa jika semakin banyak orang yang mengerjakan sebidang lahan maka tingkat produktivitas marjinal akan semakin menurun sebagai hasil akhirnya standar hidup petani pedesaan di negara-negara dunia ketiga terus memburuk. Sehingga antara negara maju dan negara berkembang muncul suatu kesenjangan yang disebut sebagai kesenjangan produktivitas.

2.2 Struktur Sistem Pertanian (Agraria) Dunia

(3)

 Pola pertanian di negara-negara maju yang memiliki tingkat efisiensi tinggi, dengan kapasitas produksi dan rasio output per tenaga kerja yang juga tinggi, sehingga jumlah petani yang sedikit dapat menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk.

 Pola pertanian yang tidak atau kurang berkembang yang terjadi di negara-negara berkembang. Tingkat produktivitasnya begitu rendah sehingga hasil yang diperoleh seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan para petaninya sendiri. Jangankan untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk daerah perkotaan, untuk keperluan sehari-hari para petani itu saja, hasil-hasil pertanian yang ada tidak mencukupi.

Sehingga antara negara maju dan negara berkembang muncul suatu kesenjangan yang disebut sebagai kesenjangan produktivitas. Pada tahun 2000 kesenjangan produktivitas ini meningkat menjadi lebih dari 50 banding 1, dimana negara-negara yang berpendapatan rendah (produktivitasnya rendah) nilai tambah per pekerja sektor pertanian adalah 346 dolar sedangkan di negara maju seperti Inggris, Swedia, Jepang masing-masing adalah 34.730 dolar, 34.285 dolar, dan 30.620 dolar. Dari hal ini dapat dilihat dan dibuktikan bahwa tingkat kesenjangan produktifitas antara negara maju dengan negara berkembang cukup tinggi dan hal ini merupakan sebuah keadaan yang sangat memprihatinkan.

(4)

sementara lahan garapan pertanian yang ada di desa ditinggalkan dan tidak ada generasi penerus yang akan mengelola karena para pemuda dan pemudi desa memilih untuk melakukan migrasi ke kota agar bisa bekerja di perkantoran atau di sektor industri lain dengan harapan memperoleh standar hidup yang lebih baik. Dari kejadian ini maka sebab dan masalah yang ditimbulkan di negara tersebut adalah:

a. Lapangan pekerjaan di kota semakin sedikit. Hal ini diakibatkan karena banyaknya tenaga kerja yang mencari pekerjaan disana sehingga terjadi persaingan yang sangat ketat antara para pencari kerja.

b. Lahan garapan pertanian di desa mulai terbengkelai. Hal ini diakibatkan karena para pemuda dan pemudi desa melakukan migrasi ke kota untuk mencari pekerjaan disana sehingga orangtua mereka di desa yang sudah berumur tua kerepotan untuk mengelola lahan petaniannya yang luas. Sehingga produktivitas mereka berangsur-angsur turun seiring bertambahnya usia mereka.

c. Semakin sedikitnya tenaga kerja yang ada untuk mengelola lahan pertanian yang luas di daerah pedesaan maka produktivitas sektor pertanian tersebut juga akan turun. Dampaknya juga akan dirasakan oleh negara tersebut yaitu dimana negara-negara yang memiliki lahan pertanian yang luas sudah mulai mengimpor bahan pangan untuk menjaga kestabilan pangan nasional mereka contoh yang paling jelas adalah di negara kita sendiri. Hal ini tentu sangat memprihatinkan mengingat negara kita mempunyai lahan pertanian yang cukup luas tetapi negara kita harus mengimpor bahan pangan dari negara yang luas lahan pertaniannya lebih kecil dari negara kita. Sebenarnya jika lahan pertanian negara kita dikelola dengan baik maka negara kita tidak perlu mengimpor bahan pangan bahkan negara kita bisa menjadi negara pengekspor bahan pangan.

(5)

disebabkan oleh kesalahan dalam memilih strategi industrialisasi -- substitusi impor dan penetapan nilai kurs yang terlalu tinggi.

Semakin memburuknya kinerja pertanian adalah terabaikannya sektor yang sangat penting dalam perumusan prioritas pembangunan oleh pemerintahan negara yang bersangkutan Melihat banyaknya hal yang menyebabkan kinerja pertanian di negara berkembang semakin buruk maka dibutuhkanlah transformasi pertanian agar pembangunan pedesaan tercapai. Adapun faktor pendorong terjadinya transformasi pertanian adalah:

1. Ditemukannya varietas baru 2. Adanya tekanan kependudukan 3. Goncangan produksi

4. Intensitas panen

5. Penggunaan pupuk dan air

2.4 Tahap – Tahap Pembangunan Pertanian Ada 3 tahap perkembangan pembangunan pertanian: 1. Pertanian tradisional (subsisten)

(6)

tahun-tahun yang buruk, para petani dan keluarganya akan mengalami bahaya kelaparan yang sangat mencekam. Dalam keadaan yang demikian, kekuatan motivasi utama dalam kehidupan para petani ini barangkali bukanlah meningkatkan penghasilan, tetapi berusaha untuk bisa mempertahankan kehidupan keluarganya. Pada Pertanian tradisional biasanya lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup para petani dan tidak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi petani, sehingga hasil keuntungan petani dari hasil pertanian tradisional tidak tinggi, bahkan ada yang sama sekali tidak ada dalam hasil produksi pertanian.

Sebenarnya pertanian tradisional merupakan pertanian yang akrab lingkungan karena tidak memakai pestisida. Akan tetapi produksinya tidak mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus bertambah. Untuk mengimbangi kebutuhan pangan tersbut, perlu diupayakan peningkatan produksi yang kemudian berkembang sistem pertanian konvensional. Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja (biasanya jagung atau padi) yang merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana (teknologi yang dipakai rendah). Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang dominan. Pada tahap ini hukum penurunan hasil (law of diminshing return) berlaku karena terlampau banyak tenaga kerja yang pindah bekerja di lahan pertanian yang sempit. Kegagalan panen karena hujan dan banjir, atau kurang suburnya tanah, tindakan pemerasan oleh para rentenir merupakan hal yang sangat ditakuti para petani. Sistem pertanian ladang berpindah sebagai salah satu bentuk pengetahuan ekologi tradisional telah lama dikenal masyarakat luas dan telah lama pula dipraktekkan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Pertanian Tradisional berdasarkan fungsi dasar Ekonomi

(7)

pertanain tradisional maka hasilnya akan tergantung pada proses alam. Pada sistem pertanian terdapat beberapa evaluasi terhadap aspek ekonomi. Pertanian tradisional jika dilihat dari aspek ekonomi antara lain:

a. Penggunaan teknologi yang belum berkembang

Dalam hal ini biasanya pada pertanian tradisional menggunakan alat atau teknologi yang masih rendah atau belum berkembang.Yang mana hal ini dapat memperlambat hasil yang di produksi dan akan membuang waktu dalam proses bercocok tanam. Misalnya pada sistem tradisional masyarakat untuk membajak sawah masih menggunakan kerbau hal ini masih kurang efisiensi dalam pemanfaatan waktu dan tenaga. Akan tetapi dari sektor ekonominya lebih rendah dan minim pengularan untuk mengelolah lahan untuk menghasilkan produk.

b. Tenaga kerja yang masih banyak digunakan

Untuk pertanian tradisional biasanya diguanakan lebih banyak dalam menggelolah lahan pertanian untuk menghasilkan produksi. Hal ini dikarenakan masih minimnya teknologi yang ada sehingga pelaksanaan menggunakan SDM (sumber daya manusia) yang ada. Sebagai contoh dalam hal panen tanaman tebu yang mana digunakan tenaga kerja manusia dalam proses penebangan, kemudian contoh lain proses perontokan helai padi yang masih menggunakan tenaga manusia untuk melakukan walaupun saat ini mulai ada teknologi yang membantu merontokan helai padi. Hal ini mencerminkan bahwa pertanian tradisional masih tergantung dengan Sumber Tenaga Manusia yang ada, akan tetapi dari sektor ekonominya lebih murah.

c. Modal yang dipakai masih sedikit

Dalam hal ini modal dalam pengelolahan produksi pertanian masih sedikit karena kebutuhan yang dibuat tidak terlalu membutuhkan modal lebih. Biasanya juga hanya butuh modal untuk pembayaran tenaga kerja dan lain-lain yang rata-rata minim.

d. Hasil produksi yang masih kurang terjangkau

(8)

e. Pertanian tradisional berdasarkan fungsi dasar Ekologi.

Dalam pertanian tradisional untuk mengolah hasil produk pertanian masih tergantung dengan alam/ekologi sekitar. Dikarenakan dalam proses pertanian tradisional produknya hanya untuk memeunhi konsumsi petaninya, bukan untuk mencari keuntungan besar.

2. Tahap pertanian tradisional menuju pertanian modern (tahap terdiversivikasi)

Pola pertanian terdiversifikasi merupkan tahap perantara yang harus dilalui dalam proses transisi dari pola produksi pertanian subsisten menjadi produksi pertanian yang terspesialisasi. Pada tahap ini, tanaman pokok tanaman pokok tidak mendominasi hasil pertanian karena sudah banyak jenis tanaman perdagangan yang ditanam. Disamping itu para petani juga memiliki pekerjaan sampingan seperti beternak. Ini akan menambah penghasilan petani. Keberhasilan atau kegagalan usaha – usaha transformasi pola pertanian tradisional ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan petani saja, tetapi yang lebih penting, semua itu bergantung pada faktor lingkungan yang akan dihadapi petani seperti kondisi sosial, komersial dan kelembagaan.

3. Sistem Pertanian Modern (pertanian terspesialisasi)

Pertanian terspesialisasi merupakan tahap akhir dan bentuk yang paling maju dari unit usaha pertanian. Ini adalah tipe pertanian yang pada umumnya diterapkan di negara maju. Pertanian spesialisasi ini berkembang sbagai respon terhadap pembangunan yang menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional. Karakteristik – karakteristik umum dari pertanian terspesialisasi adalah pengutamaan jenis tanaman tertentu, pemakaian modal secara intensif, penggunaan teknik produksi secara modern yang hemat, serta pengembangan skala ekonomis yang besar untuk mengurangi biaya dan memaksimalkan keuntungan.

(9)

internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak membahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya. Pertanian modern memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern. Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan pertanian organik. Kegunaan budidaya organik adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan.

Penerapan pertanian organik, memberikan manfaat bagi masyarakat dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat antara lain:

a. Produksi pertanian organik jauh dibawah hasil produksi sistem konvensional

(10)

b. Minimnya akses transportasi pada lokasi-lokasi yang memenuhi syarat untuk budidaya pertanian organik.

Minimnya akses transportasi disebabkan karena daerah yang memenuhi syarat untuk budidaya pertanian organik adalah daerah yang minim pencemaran lingkungan. Hal ini menimbulkan beberapa implikasi lanjutan antara lain: (a). sulitnya mendistribusikan bahan input atau sarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida organik, benih, dan peralatan kerja; (b). sulitnya membawa hasil/produk pertanian organik dari lahan ke pasar; (c). mahalnya biaya untuk transportasi dari dan ke lokasi budidaya pertanian organik. c. Pertanian modern memerlukan biaya produksi relatif lebih rendah dibandingkan

pertanian konvensional.

Khususnya untuk penyediaan input produksi pertanian konvensional memiliki biaya produksi lebih tinggi daripada pertanian modern. Dalam pertanian modern pembelian pupuk dan pestisida sintetis tidak diperlukan lagi. Pengendalian gulma dilakukan secara mekanis. Pengolahan tanah untuk pengendalian gulma setelah tanaman tumbuh dilakukan dengan cara minimal. Banyak orang berpendapat bahwa pengendalian gulma akan meningkatkan frekuensi pengolahan tanah dan juga biaya. Dalam prakteknya, ternyata tidaklah demikian. Dengan perbaikan struktur tanah dan praktek pengelolaan yang baik, pertanian modern justru meminimalkan pengolahan tanah, atau lebih sedikit, dibanding pertanian konvensional.

(11)

beras biasa Rp. 5.500 – 7.000,-/kg; Petani dan peternak bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan jerami dan kotoran ternaknya;Bagi peternak, biaya pembelian pakan ternak dari hasil fermentasi bahan organik lebih murah dari pakan ternak konvensional; Pengembangan pertanian organik berarti memacu daya saing produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional akan produk pertanian organik yang terus meningkat. Ini berarti akan mendatangkan devisa bagi pemerintah daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.

e. Menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan. Pertanian modern akan merangsang hadirnya industri kompos rakyat yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat pedesaan. Disamping itu, penerapan pertanian modern juga akan merangsang adanya kerjasama kemitraan antara petani peternak-pekebun untuk menerapkan sistem pertanian terpadu. Dalam hubungan ini, peternak mendapatkan bahan makanan ternak dari limbah pertanian (jerami dan dedak, misalnya) dari petani, sedangkan petani mendapatkan kotoran hewan dari peternak sebagai bahan kompos untuk usaha pertanian organiknya. Hal ini secara langsung akan menciptakan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan.

Pertanian modern berdasarkan fungsi dasar Ekologi

Prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik dapat dipilahkan sebagai berikut:

a. Memperbaiki kondisi tanah. Dengan menggunakan sistem pertanian modern, tanah yang rusak dapat diperbaiki sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.

b. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara. Jika menggunakan sistem pertanian modern ketersediaan dan keseimbangan daur hara dapat dioptimalisasi melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani.

c. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi.

(12)

e. Pemanfaatan sumber genetika (plasma nutfah) yang saling mendukung dan bersifat sinergisme dengan cara mngkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanian terpadu. f. Menghasilkan bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya

serta tidak merusak lingkungan g. Kualitas SDA dipertahankan

h. Ramah lingkungan karena menggunakan pupuk kompos, ataupun pupuk kandang yang keseluruhannya berasal dari alam,

i. Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.

j. Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dalam pertanian modern diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah. Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik-teknik seperti rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak, meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah, menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.

k. Penghematan energy. Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50–80% energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.

(13)

dikomposkan sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik.

m. Tidak mencemari udara. Pertanian modern terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut. Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.

n. Dapat memanfaatkan limbah. Praktek pertanian modern mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik. o. Menciptakan keanekaragaman hayati. Pertanian organik tidak hanya menghindari

penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar. Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (Genetic Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies.

(14)

a. Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada sistem pertanian berkelanjutan, tidak digunakan pupuk kimia secara berlebihan sehingga produk-produk yang dihasilkan layak konsumsi dan aman serta bergizi bagi masyarakat.

b. Kebutuhan dasar seluruh masyarakat terpenuhi. Dengan menerapkan sistem pertanian modern, hasil produksi yang di dapat stabil sehingga seluruh kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi.

c. Segala bentuk kehidupan dihargai. Manusia hidup di dunia tidak sendiri, melainkan berdampingan dengan hewaan dan tumbuhan. Dengan menerapkannya sistem pertanian modern, manusia, hewan, dan tumbuhan dan bekerjasama dengan baik dan semua berperan dalam menghadapi hidup. Sehingga semua bentuk kehidupan dapat dihargai.

d. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.. Dengan digunakannya sistem pertanian modern dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani. Hal ini dikarenakan petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.

Pertanian Modern:

a. Lebih banyak dan lebih bagus hasil yang akan dihasilkan jika dibandingkan dengan tradisional

b. Lebih efisien dan lebih simpel karena dibantu alat-alat mekanik

Ciri-ciri pertanian Modern

(15)

2. Pertanian mampu mengambil keputusankeputusan yang rasional dan inovatif, memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, mempunyai kemampuan maanajemen modern dan profesional, mempunyai jaringan (networking) yang luas, mempunyai akses informasi ke pasar global dan mempunyai posisi tawar yang kuat.

3. Organisasinya mempunyai organisasi/asosiasi di antara petani yang kuat (solid) dan berjenjang dari tingkat desa ke tingkat nasional, bisa mengakses lembaga keuangan dan lembaga bisnis lainnya.

4. Aturan mainnya mencerminkan adanya kesadaran tingkat makro dan mikro secara operasional berpihak kepada petani khususnya dalam konteks perdagangan global, tidak tumpang tindih, konsisten dengan meminimumkan inkonsistensi di antara berbagai kebijakan yang ada.

Negara Pertanian Modern, Ada 4 daftar negara-negara yang pertaniaan modernnya harus di contoh:

1. Jepang

Sebagai negara dengan budaya teknologi yang tinggi, Jepang menerapkan juga teknologi untuk bidang pertaniannya. Pertanian di negara ini sangat diatur secara detail, dikerjakan secara serius, mengutamakan teknologi namun tetap ramah lingkungan. Dengan keunikan pengelolaannya itu, Badan Pertaniannya PBB (FAO) menjadikan daerah pertaniaan di Jepang masuk dalam daftar Warisan Penting Sistem Pertaniaan Global (GIAHS). Dengan porsi lahan pertanian hanya 25 % saja, masyarakat Jepang benar-benar memanfaatkan lahan mereka secara efisien, mereka menanam di pekarangan, ruang bawah tanah, pinggiran rel kereta, di atas gedung, setiap lahan yang dapat dimanfaatkan mereka optimalkan.

Pasca Tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan pertaniannya, jepang merencanakan sitem pertanian yang lebih modern. Sistem pertanian yang dijalankan oleh robot, seperti traktor tanpa awak, mesin tanam dan mesin panen. Untuk menghalau hama jepang akan menggunakan teknologi lampu LED.

2. Belanda

(16)

negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro. Produk andalannya adalah benih dan bunga. Sektor pertanian merupakan pendorong utama ekonomi di Belanda dengan menyumbang 20% pendapatan nasionalnya. Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset. Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu pusat riset pertanian yang terkenal disana adalah universitas Wageningen.

3. Amerika Serikat

Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien.

4. Taiwan

(17)

2.5 Startegi Menuju Industrialisasi Pertanian. 1. Perubahan teknologi dan inovasi.

Pada sebagian besar NSB, teknologi baru dibidang pertanian dan inivasi – inovasi dalam kegiatan kegiatan pertanian merupakan prasyarat bagi upaya dalam peningkatan outout dan produktivitas. Ada dua sumber inovasi teknologi yang bisa meningkatkan hasil – hasil pertanian, kedua sumber ini mempunyai implikasi yang sangat berbeda bagi pembangunan pertanian di NSB. Inovasi teknologi pertama adalah pengenalan terhadap mekanisme pertanian sebagai ganti tenaga kerja manusia. Pengenalan terhadap peralatan untuk menghemat tenaga manusia akan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap output setiap tenaga kerja. Sedangkan inovasi yang kedua yatu inovasi biologis (seperti bibit unggul) dan kimiawi (pupuk buatan, pestisida, insektisida, dll) merupakan usaha untuk mmemperbaiki mutu tanah yang ada dengan meningkatkan hasil (produktivitas) per hektar walaupun tidak meningkatkan output setiap tenaga kerja. Sebagi contoh dari penerapan pola inovasi teknologis yang pertama diatas yaitu pola mekanisasi adalah pembangunan pertanian di Amerika Serikat, sedangkan pola bikedua telah diterapkan di negara Jepang. Keduanya mengalami sukses karena kedua pola tersebut memang cocok untuk kedua negara tersebut.

2. Kebijakan – kebijakan penunjang

(18)

2.6 Syarat - Syarat Pembangunan Pertanian Dan Daerah Pedesaan A. Syarat – Syarat Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian tidak dapat terlaksana hanya oleh para petani sendiri. Pertanian tidak dapat berkembang melalui tahap subsisten tanpa adanya perkembangan yang sesuai pada bidang – bidang kehidupan nasional lainnya dari masyarakat dimana pertanian itu dilaksanakan. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, setiap petani semakin lama semakin tergantung pada sumber – sumber luar lingkungannya. Petani meningkatkan kadar kesuburan tanah dengan menambahkan pupuk pada lahan pertanian. Selain melakukan hal – hal diatas, ada syarat – syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian. 5 syarat mutlak yang harus dipenuhi yaitu:

1. Adanya pasar untuk hasil – hasil usaha tani

Pembangunan pertanianakan meningkatkan produksi hasil – hasil usaha tani. Hasil – hasil ini tentunya akan dipasarkan dan dijual dengan yang cukup tinggi untuk menutupi biaya dan tenaga kerja yang telah dikeluarkan para petani sewaktu memproduksinya. Di dalam memasarkan hasil – hasil inilah diperlukan demand akan hasil pertanian tersebut.

2. Teknologi yang terus berkembang

Meningkatnya produksi pertanian daikibatkan oleh pemakaian cara-cara atau teknik baru didalam usaha tani. Agar pembangunan pertanian dapat berjalan terus haruslah selalu terjadi perubahan. Apabila perubahan ini berhenti maka pembangunan pertanian juga akan berhenti.

3. Tersedianyan bahan-bahan dan alat-alat produksi

Sebagian besar metode baru yang dapat meningkatkan hasil prodiksi pertanian memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat khusus oleh para petani. Seperti bibit unggul, pemberantas hama, makanan dan obat ternak dan lain sebagainya.

4. Adanya perangsang produksi bagi para petani

(19)

menguntungkan, pembagian hasil yang wajar, dan tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin dibeli petani untuk keluarganya.

5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan continue

Syarat mutlak kelima adalah pengangkutan. Tanpa adanya pengangkutan yang efisien dan murah keempat syarat mutlak lainya tidak dapat berjalan dengan efektif, karena hasil pertanian harus tersebar luas. Oleh karena itu diperlukan suatu jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan perlengkapan produksi ke tiap usaha tani, dan membawa hasil pertanian

Disamping kelima syarat mutlak itu, ada lima syarat lagi yang tidak mutlak, tetapi jika ada akan sangat membantu kelancaran pembangunan pertanian, yaitu:

a. Pendidikan pembangunan b. Kredit produksi

c. Kegiatan gotong royong petani

d. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian e. Perencanaan nasional pembangunan B. Syarat – syarat Pembangunan Pedesaan

Di daerah pedesaan pada sebagian besar negara berkembang umumnya mempunyai luas lahan yang sempit, modal relatif kecil, sedangkan jumlah tenaga kerja yang ada melimpah. Dalam kondisi demikian yang merupakan masalah mengapa pembangunan di pedesaan tidak sesuai dengan harapan, dimana tujuan utama pembangunan pertanian dan daerah pedesaan di negara berkembang adalah untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di pedesaan melalui peningkatan pendapatan, total produksi atau output dan produktivitas petani kecil sehingga diperlukan syarat – syarat bagi terlaksananya pembangunan daerah pedesaan. Ada pokok yang merupakan syarat terpenting yang harus segera di penuhi dalam rangka merealisasikan setiap strategi pengembangan sektor – sektor pertanian dan pembangunan pedesaan yang berorientasi pada kepentingaan masyarakat umum.

1. Land Reform

(20)

membagikannya kepada para petani kecil yang lahannya terlalu sempit. Pelaksanaannya melalui beberapa cara yaitu:

1. Mengalihkan kepemilikan lahan kepada para penyewa

2. Penggarap / petani bagi hasil yang secara langsung mengerjakan lahan yang dimaksud

3. Mengalihkan lahan perkebunan besar pada petani kecil 4. Pembentukan koperasi pedesaan

5. Dekrit pemerintah yang menyatakan bahwa semua lahan pertanian adalah milik pemerintah dan bagi para petani yang ingin memberdayakan lahan tersebut sebaiknya diberikan berbagai akses dan kemudahan untuk menggarap lahan tersebut.

Semua manfaat dari pembangunan pertanian berskala kecil tidak akan dapat direalisir secara nyata tanpa didukung oleh serangkaian kebijakan pemerintah yang secara sengaja diciptakan untuk memberikan rangsangan atau insentif, kesempatan atau peluang ekonomi, dan berbagai kemudahan yang diperlukan untuk mendapatkan segenap input utama guna memungkinkan para petani kecil meningkatkan tingkat output dan produktifitas mereka.

2.7 Berbagai kebijakan yang sebaiknya diberikan pemerintah demi terlaksananya proses pembangunan daerah pedesaan

a. Adanya anggaran dari pemerintah pusat bagi pembangunan infrastruktur daerah pedesaan sehingga arus transportasi dan pengangkutan dari desa ke kota atau sebaliknya akan lancar. Diharapkan dengan infrastruktur yang memadai maka masyarakat akan semakin lancar untuk melakukan proses perdagangan sehingga hal ini juga akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. b. Pendirian Koperasi Unit Desa (KUD).

(21)

c. Pendirian Koperasi Simpan Pinjam.

Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) dipandang sebagai salah satu hal yang perlu ada di dalam daerah pedesaan, sehingga apabila masyarakat pedesaan membutuhkan dana atau biaya baik untuk menambah modal lahan pertanian mereka ataupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat pedesaan tidak perlu meminjam uang melalui lintah darat atau usaha perkreditan swasta lainnya yang nantinya akan bisa menjadi boomerang bagi masyarakat pedesaan itu sendiri karena jumlah bunga yang diberikan sangat tinggi. Maka dengan adanya koperasi simpan pinjam ini masyarakat dapat merasa terbantu dalam memperoleh pinjaman dana baik untuk menambah modal ataupun untuk memenuhi biaya kebutuhan yang sifatnya mendesak. Tentunya koperasi simpan pinjam yang didirikan di pedesaan sebaiknya tidak bersifat profit motif melainkan lebih bersifat persaudaraan dan kekeluargaan dengan menerapkan pemberian pinjaman dengan bunga yang lunak, dan akan lebih baik lagi apabila koperasi simpan pinjam ini dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri sehingga rasa persaudaraan dan kekeluargaan di dalamnya akan lebih terasa.

d. Pemberian Pelatihan Bagi Masyarakat Pedesaan Secara Konsisten

(22)

distribusi pendapatan di daerah pedesaan serta ketidakseimbangan pendapatan dan kesempatan ekonomi antara daerah pedesaan dengan perkotaan. Pengembangan kapasitas sektor daerah pedesaan itu sendiri dalam rangka menopang dan memperlancar langkah-langkah perbaikan tersebut dari waktu ke waktu.

2.8 Peran Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi

Peran sektor pertanian dalam pembanguan ekonomi sangat penting karena sebagian besar masyarakat di NSB menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, maka satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakat yang hidup di sektor pertanian.

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian

meningkat

b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier

c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melaui ekspor hasil pertanian terus menerus

d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah, dan e. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.

f. Memberikan sumbangan yang yang bermanfaat kepada neraca pembayaran dengan meningkatkan penerimaan suatu negara dari ekspor atau dengan menghasilkan hasil-hasil pertanian pengganti impor.

(23)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah proses transformasi pertanian. Transformasi pertanian yaitu sutu proses perubahan pada berbagai aspek di bidang pertanian. Perubahan yang dimaksud bukan hanya pada teknologi namun lebih jauh lagi pada kelembagaan ekonomi dan sosial pertanian. Ada beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi agar transformasi pertanian tercapai diantaranya pendidikan pembangunan, kredit produksi, kegiatan gotong royong petani, perbaikan dan perluasan tanah pertanian, dan perencanaan nasional pembangunan pertanian.

Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi terutama pembangunan pedesaan sangatlah penting. Karena umumnya disebagian besar negara sedang berkembang mayoritas masyarakatnya adalah petani. Sumbangan sektor pertanian pada sektor ekonomi terletak pada penyediaan surplus pangan yang semakin besar, meningkatkan permintaan produk industri ysng mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier, menyediakan tambahan devisa untuk impor – impor barang modal serta meningkatkan pendapatan daerah pedesaan.

B. Saran

(24)

maupun untuk keluarganya, maka pada akhirnya perekonomian di pedesaan tersebut akan tumbuh denagan sendirinya. Hal ini juga harus didukung dengan berbagi kebijakan – kebijakan pemerintah seperti kebijakan land reform dan kebijakan harga terhadap hasil produksi pertanian. Dalam penerapan transformasi pertanian ini juga bisa dicontoh dari negara – negara maju seperti penggunaan teknologi – teknologi pertanian serta berinovasi dalam memproduksi hasil pertanian.

Daftar Pustaka

 Michael P.Todaro,. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga; alih bahasa, Haris

Munandar; Jakarta; Erlangga

 Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan. Edisi pertama; salemba empat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membahas tentang apa yang melatarbelakangi kebijakan Mangkunegara VII dalam pembangunan pertanian dan dampaknya bagi pedesaan Mangkunegaran, khususnya di

Satu hal yang selalu muncul ketika kita membahas pembangunan pertanian adalah: “Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam skenario

Salah satu faktor utama dalam pembangunan pertanian adalah ketersediaan sumberdaya lahan. Di lain pihak pembangunan yang terus berjalan telah membawa dampak terhadap perubahan fungsi

Instrumen utama yang digunakan pemerintah untuk menggerakkan pembangunan pertanian adalah melalui serangkaian kebijakan publik bidang pertanian dengan sasaran utama

Topik-topik yang dipelajari termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan transformasi pembangunan ekonomi di pedesaan, peranan pertanian dalam pembangunan

Sub sektor tanaman pangan merupakan sub sektor pertanian unggulan yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Parigi Moutong

Pengelolaan lahan dalam Revitalisasi Pertanian harus pula dapat menciptakan kondisi pertanian yang mampu mewujudkan tiga indikator pembangunan berkelanjutan secara simultan yaitu:

Indonesia adalah negara yang berbasiskan pertanian. Hal ini didukung oleh letak negara yang berada di jalur khatulistiwa, dimana curahan sinar matahari diperoleh sepanjang