• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerak Harmonik Pada Benda Elastis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gerak Harmonik Pada Benda Elastis"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

FISIKA

OLEH :

RAJU PRATAMA XII – IA 2

GURU BIDANG STUDI : ELIYA DEVI, S.Pd

(2)

GERAK HARMONIK

PADA BENDA

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

 PENADULUAN 4

 DEFORMASI ZAT 5

 ELASTISITAS ZAT PADAT 6

 TEGANGAN DAN REGANGAN 8

 HUKUM HOOKE 16

 PEGAS 20

 ANALISIS GERAK HARMONIK 27

 BANDUL SEDERHANA 34

(4)

PENDAHULUAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada penilis sehingga tugas dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada guru pembimbing yang telah memberikan arahan sehingga tugas dapat diselesaikan dengan maksimal.

Tugas ini berisikan materi tentang Gerak Harmonikn pada Benda Elastis. Mudah mudahan materi ini dapat menambah pengetahuan kita tentang fisika dan bermanfaat dalam kehidupan.

(5)

1. DEFORMASI ZAT

Ketika diberi gaya, suatu benda akan

mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi, oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar

dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk

(6)

2. ELASTISITAS ZAT

PADAT

 Elastisitas adalah kemampuan zat padat untuk

berubah (deformasi) ke bentuk semula setelah dikenai gaya. Contoh : karet, pegas (per), pelat logam, triplek, polimer plastik, rotan, dll.

 Plastisitas adalah kemampuan zat padat untuk

tidak dapat kembali kebentuk semula setelah dikenai gaya. Contoh : tanah liat, adonan kue, nasi, tepung, semen, platisin, dll.

(7)

Benda Plastis

(8)

3. TEGANGAN DAN

REGANGAN

a. Tegangan (Stress)

(9)

Maka rumusan untuk tegangan adalah :

Atau disimbolkan dengan :

= Tegangan (N/m2)

F = Gaya yang bekerja (N)

(10)

b. Regangan (Strain)

adalah kecenderungan suatu benda untuk kembali ke posisi semula setelah mengalami tegangan. Regangan dinyatakan sebagai

(11)

Maka rumusan untuk regangan adalah :

Atau disimbolkan dengan :

δ = Regangan

(12)

c. Modulus Elastisitas (Modulus Young)

adalah sebuah konstanta bahan yang memiliki nilai tertentu untuk bahan tertentu pula.

Setiap bahan mempunyai modulus elastisitas (E) tersendiri yang memberi gambaran

mengenai perilaku bahan itu bila mengalami

gaya tekan atau gaya tarik. Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk mengalami perpanjangan atau

(13)

Modulus elastisitas (Modulus Young) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan.

Sehingga rumusan untuk Mudulus Elastisitas adalah :

(14)

Lalu kita substitusikan nilai tegangan dan regangan sehingga menjadi :

(15)

Saat diberi gaya, setiap benda elastis memiliki tingkat elastisitas masing masing, tingkat

elastisitas tersebut tergantung pada susunan atom atom benda tersebut.

(16)

4. HUKUM HOOKE

Hukum Hooke menyelidiki hubungan antara gaya (F) yang merenggangkan sebuah pegas dengan pertambahan panjang pegas (Δx) pada daerah batas elastisitas pegas. Pada daerah elastisitasnya, besar gaya

luar yang diberikan (F) sebanding dengan

(17)

Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan

ditarik, maka pegas akan mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi arahnya berlawanan (aksi = reaksi).

Sehingga hukum Hooke dapat dirumuskan menjadi :

F = - k . Δx

Dimana:

F : gaya luar yang diberikan (N) k : konstante pegas (N/m)

(18)

Grafik Hubungan Gaya Dengan Pertambahan Panjang Benda

OA menunjukkan besarnya gaya F yang

sebanding dengan pertambahan panjang x. Pada

bagian ini benda dikatakan meregang secara

linier. Jika F diperbesar lagi sehingga melampaui titik A, garis

(19)

Jika gaya F diperbesar terus sampai melewati

titik B, benda bertambah panjang dan tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya

dihilangkan. Ini disebut batas elastisitas.

Jika gaya terus diperbesar lagi hingga di titik

C,

maka pegas akan putusatau patah. Jadi, benda elastis mempunyai batas

(20)

5. PEGAS

a. Susunan Seri Pegas

Ketika dua buah (atau beberapa) pegas disusun secara seri, maka akan berlaku beberapa sifat sebagai berikut :

 Gaya yang bekerja pada pegas-pegas tersebut

adalah sama yaitu sebesar gaya berat beban.

F1 = F2 = W = m.g

 Pertambahan panjang total adalah jumlah

(21)

Dari kedua sifat di tadi, maka konstanta pegas pengganti susunan seri adalah sebagai berikut :

Dari F = k ΔL → ΔL = F/k

⇒ ΔL = ΔL1 + ΔL2

⇒ F/kp = F1/ k1 + F2/k2

Karena F = F1 = F2 = W, maka persamaan di atas menjadi :

⇒ W/kp = W/k1 + W/k2

⇒ W/kp = (1/ k1 + 1/k2) W

(22)

b. Susunan Paralel Pegas

Ketika dua buah pegas disusun secara paralel, maka akan berlaku beberapa sifat sebagai

berikut :

 Gaya yang bekerja pada pegas-pegas

tersebut adalah jumlah gaya yang berkerja pada masing-masing pegas.

F = W = F1 + F2

 Pertambahan panjang total pada susunan

paralel adalah sama dengan pertambahan

(23)

Dari kedua sifat di atas, maka konstanta pegas pengganti pada susunan paralel adalah

(24)
(25)

c. Energi Potensial Pegas (EPP)

Menurut hukum Hooke, untuk meregangkan

pegas sepanjang (L) diperlukan gaya sebesar . Ketika teregang, pegas memiliki energi

potensial, jika gaya tarik (F) dilepas, pegas akan melakukan usaha sebesar :

W = F . ΔL

(26)

Maka kita dapatkan : Ep = ½ F ΔL

(27)

6. ANALISA PADA GERAK

HARMONIK SEDERHANA

Salah satu dari penerapan konsep tegangan dan regangan adalah pada gerak harmonik sederhana atau GHS.

Secara umum, gerak harmonik adalah gerak suatu benda melewati titik setimbang yang

(28)

Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier,

misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.

 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular,

(29)
(30)

Persamaan Gerak Harmonik

Sederhana

Persamaan Gerak Harmonik Sederhana adalah :

Keterangan :

Y = simpangan (m) A = amplitudo (m) F = frekuensi (Hz) t = waktu (sekon)

Jika posisi sudut awal adalah θ0, maka persamaan gerak

(31)

Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana

Dari persamaan gerak harmonik sederhana Kecepatan gerak harmonik sederhana :

Kecepatan maksimum diperoleh jika nilai

(32)

Kecepatan untuk Berbagai Simpangan Persamaan dikuadratkan

maka :

Dari persamaan :

(33)

Percepatan Gerak Harmonik Sederhana

Dari persamaan kecepatan : maka:

(34)

7. APLIKASI GHS PADA

BANDUL SEDERHANA

Sebuah bandul adalah massa (m) yang

digantungkan pada salah satu ujung tali dengan panjang (L) dan membuat simpangan dengan sudut kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya pemulih yaitu dan panjang busur adalah Kesetimbangan gayanya. Bila amplitudo getaran tidak kecil namun tidak harmonik sederhana sehingga periode

(35)
(36)
(37)

F = -mg sin θ (f = m.a)m.a = -mg sin θ

a = – g sin θ

Karena θ relatif kecil maka nilai sin θ mendekati s/L (simpangan dibagi panjang tali)

a = percepatan badul (ms-2)

s = simpangan (m) L = panjang tali (m)

(38)

Rumus Periode dan Frekuensi Getaran pada Ayunan

Besarnya frekuensi (banyaknya getaran dalam satu satuan waktu) dan periode (waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran) pada ayunan sederhana dirumuskan :

a = percepatan badul (ms-2)

L = panjang tali (m)

g = percepatan gravitasi (ms-2)

(39)

8. KESIMPULAN

Elastisitas adalah kemampuan zat padat untuk berubah (deformasi) ke bentuk

semula setelah dikenai gaya.

Tegangan (Stress) adalah perbandingan antara gaya tarik atau tekan yang bekerja terhadap luas penampang benda.

Regangan dinyatakan sebagai

perbandingan perubahan panjang dan

(40)

 Modulus elastisitas (Modulus Young)

dapat didefinisikan sebagai

perbandingan antara tegangan dan regangan.

 Hukum Hooke menyatakan besar gaya

luar yang diberikan (F) sebanding

(41)
(42)
(43)

9.DAFTAR PUSTAKA

 http//:fisika-itu-asyik.blogspot.com  http//:fisika-SMA/ghs.blogspot.com

(44)

“Jika kita tidak merasa

pening/pusing tentang

suatu hal, bearti kita

belum dapatkan sesuatu

yang penting tentang hal

Gambar

Grafik Hubungan Gaya Dengan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan konflik dapat terjadi karena adanya perselisihan antar masyarakat, seperti halnya masyarakat yang tinggal di Kampung Osing konflik yang terjadi sebatas

Hukum Tua sering mengadakan rapat umum setiap 3 (tiga) bulan dan disitulah masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, kritik, saran dan masukan

menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent yang meliputi motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru pada penelitian ini sebesar 74,6% dan

(1) Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana mempunyai Tugas Pokok Melaksanakan penyusunan bahan dan kebijakan teknis, koordinasi dan fasilitasi rehabilitasi kebencanaan.. (2)

Gatot berbahan dasar gaplek ketela diiris-iris lalu dimasak dikukus ditambahkan gula kelapa hingga berasa manis saat penyajian ditambahkan parutan kelapa plus garam sedikit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) secara umum karakter-karakter tanaman kemiri Sunan di tingkat pembibitan memiliki variabilitas genetik yang sempit, kecuali

Jika Bank dan Entitas Anak menetapkan bahwa nilai wajar pada pengakuan awal berbeda dengan harga transaksi dan nilai wajar tidak dapat dibuktikan dengan harga kuotasian di pasar

Penambahan EDC ini sangat diperhatikan, sebab bila terlalu banyak menggunakan EDC konversi dari proses pembentukan etilen oksida akan berkurang, sedangkan bila